111
LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA ASPEK UJARAN KEBENCIAN PADA MASYARAKAT DALAM MEDIA PERCAKAPAN WHATSAPP TIM PENELITI Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum. 0007086601 Dr. Nini Ibrahim, M.Pd. 0313016301 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2019

LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

i

LAPORAN PENELITIAN

SOSIAL DAN HUMANIORA

ASPEK UJARAN KEBENCIAN PADA MASYARAKAT DALAM MEDIA

PERCAKAPAN WHATSAPP

TIM PENELITI

Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum. 0007086601

Dr. Nini Ibrahim, M.Pd. 0313016301

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2019

Page 2: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

Judul Penelitian Aspek Ujaran Kebencian pada Masyarakat

dalam Media Percakapan Whatsapp

Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap

b. NIDN

c. Jabatan Fungsional

d. Fakultas/ Program Studi

e. HP

f. Email

Dr. Hj. Prima Gusti Yanti, M.Hum.

0007086601

Lektor Kepala

FKIP/ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

081286864667

[email protected]

Anggota Peneliti 1

a. Nama Lengkap

b. NIDN

Dr. Hj. Nini Ibrahim, M.Pd.

0313016301

Lama Penelitian 6 Bulan

Luaran Penelitian

1. Laporan Penelitian;

2. Proceeding atau, Artikel Jurnal

Internasional

Dana yang Disetujui Rp 9.000.000,- (Sembilan Juta Rupiah)

Jakarta, 10 Agustus 2019

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ketua Tim Pengusul,

Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum. Dr. Hj. Prima Gusti Yanti, M.Hum.

NIDN 0007086601 NIDN 0007086601

Menyetujui:

Dekan, Ka. Lemlitbang UHAMKA

Dr. Desvian Bandarsyah, M.Pd. Prof. Dr. Hj, Suswandari, M.Pd.

NIDN 0317126903 NIDN 0020116601

Page 3: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

iii

Page 4: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

iv

Page 5: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

v

IDENTITAS PENELITIAN

1. Judul Penelitian:

Aspek Ujaran Kebencian pada Masyarakat dalam Media Percakapan Whatsapp.

2. Tim Penelitian:

No Nama Peneliti Fakultasi/Prodi Alokasi

waktu/Minggu

1 Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum. FKIP/PBSI 8 jam

2 Dr. Nini Ibrahim, M.Pd. FKIP/PBSI 8 jam

3. Tempat dan Subjek Penelitian:

Penelitian dilaksanakan di Jakarta dan bersifat desk study. Subjek penelitian berupa teks

percakapan dalam media whatsapp, terutama pada layanan chat grup yang dianggap

memiliki unsur-unsur ujaran kebencian.

4. Masa Pelaksanaan

Mulai : Bulan Februari 2019

Selesai : Bulan Juli 2019

5. Masalah Penelitian:

Ujaran kebencian dapat menimbulkan perpecahan dan disintegrasi masyarakat sehingga

akan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa yang berasas Bhineka Tunggal Ika.

Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana aspek ujaran kebencian

pada masyarakat dalam media percakapan whatsapp?”.

Solusi Penyelesaian: Oleh karena itu, dilakukan analisis percakapan dalam grup-grup whatsapp berdasarkan

teori-teori yang sudah ditentukan baik dari sisi 1) Konteks; 2) Niat; 3) Konten atau isi;

dan 4) Tatacara atau bentuk penyampaian pesan. Guna memberikan referensi kepada

pembaca tentang motif ujaran-ujaran kebencian yang perlu dihindari. 6. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif yang

menghasilkan data-data deskripsi berupa kata-kata, kalimat-kalimat, dan gagasan-

gagasan tentang sifat, keadaan, gejala, dan motivasi yang muncul dari objek tertentu.

7. Luaran Penelitian

8. Luaran penelitian ini akan dibuat dalam bentuk artikel ilmiah yang diterbitkan pada

jurnal internasional terindeks atau jurnal nasional terindeks. Adapun target jurnal yang

menjadi sasaran luaran adalah internasional.

Page 6: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

vi

RINGKASAN

Tahun 2019 di Indonesia merupakan tahun politik karena pada tahun ini

diselenggarakan pemilu presiden periode 2019-2024. Munculnya dua pasangan capres

dan cawapres yang akan bertarung kontestasi pilpres, pada akhirnya memunculkan

dua kubu yang berseberangan dan mendukung pasangannya masing-masing. Pada

bagian ini, tidak sedikit terjadi pergesekan baik bersifat verbal maupun nonverbal.

Dalam konteks pembahasan di media sosial misalnya, gesekan antarmasyarakat sering

terjadi secara nonverbal/tulis. Bahkan, tidak jarang pergesekan maupun perdebatan-

perdebatan masyarakat yang mendukung masing-masing calon pasangan pilihannya

pada akhirnya menimbulkan ujaran-ujaran kebencian. Oleh karena itu, Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan aspek-aspek ujaran kebencian berdasarkan konteks,

niat, konten/teks, dan cara penyampaian pesan yang muncul dalam media percakapan

whatsapp. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

kualitatif/konten analisis yang menghasilkan data-data deskripsi berupa kata-kata,

kalimat-kalimat, dan gagasan-gagasan tentang sifat, keadaan, gejala, dan motivasi

yang muncul dari objek tertentu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pesan-pesan yang mengandung

kebencian melalui ujaran-ujaran tertulis sebanyak 93 buah. Bentuk ujaran kebencian

berdasarkan konteks terdapat 26 buah, bentuk ujaran kebencian berdasarkan niat

terdapat 16 buah, bentuk ujaran kebencian berdasarkan kontens terdapat 26 buah, dan

bentuk ujaran kebencian berdasarkan bentuk penyampaian terdapat 25 buah. Bentuk

ujaran kebencian berdasarkan konteks ini muncul melalui sebab dan alasan terjadinya

suatu pembicaraan. Bentuk ujaran kebencian berdasarkan niat muncul melalui

keinginan yang terdapat dalam hati seseorang untuk melakukan suatu tindakan.

Bentuk ujaran kebencian berdasarkan kontens yang sering muncul dalam teks

percakapan tersebut melalui beberapa hal, yaitu flaming, harassmen, denigration,

outing and trickery, exclusion/ostracism, dan cyberstalkin. Bentuk ujaran kebencian

berdasarkan bentuk penyampaianyang sering muncul dalam teks percakapan tersebut

melalui beberapa hal, yaitu penghinaan, provokasi, hasutan, dan sindiran.

Kata kunci: Ujaran kebencian, politik, pemilihan Presiden RI, Whatsapp

Page 7: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

IDENTITAS PENELITIAN.................................................................................. iii

RINGKASAN ....................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3

D. Urgensi Penelitian ..................................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI

A. State of the Art ........................................................................................... 5

B. Roadmap Penelitian .................................................................................. 7

C. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 10

B. Metode Penelitian...................................................................................... 10

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 10

D. Teknik Analisis Data ................................................................................. 10

E. Bagan Alir Penelitian ................................................................................ 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitan dan Pembahasan ............................................................... 13

B. Interpretasi Hasil Penelitian ...................................................................... 92

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................................... 95

B. Saran .......................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun 2019 merupakan tahun politik, dimana tepat pada 17 April

2019 akan diselenggarakann pemilihan umum untuk menentukan Presiden

dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Menjelang perhelatan akbar

tersebut, pembahasan-pembahasan dan perbincangan-perbincangan kerap

terjadi di segala lapisan masyarakat.

Pada kontes pemilu nanti, dihadapkan dua pasangan presiden dan

wakil presidan yang akan maju “bertarung” untuk menduduki jabatan RI 1

dan RI 2. Kedua pasangan tersebut adalah dari pasangan petahana, yaitu Ir.

Joko Widodo dan K.H. Maruf Amin, dengan penantangnya yaitu pasangan

Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno. Kedua pasangan ini

memiliki pendukung yang sama-sama besar, banyak, dan tidak sedikit

yang militan.

Munculnya dua pasangan capres dan cawapres tersebut, pada

akhirnya memunculkan dua kubu yang berseberangan dan mendukung

pasangannya masing-masing. Pada bagian ini, tidak sedikit terjadi

pergesekan baik bersifat verbal maupun nonverbal. Dalam konteks

pembahasan di media sosial misalnya, gesekan antarmasyarakat sering

terjadi secara nonverbal/tulis. Bahkan, tidak jarang pergesekan maupun

perdebatan-perdebatan masyarakat yang mendukung masing-masing calon

pasangan pilihannya pada akhirnya menimbulkan ujaran-ujaran kebencian.

Pada kasus-kasus ujaran kebencian yang muncul akibat dari

perdebatan tentang siapa pasangan calon presiden yang terbaik, tidak

pernah menemukan titik temu ataupun jalan tengah. Sebagai contoh,

pascapemilu 2014 saat kemenangan Presiden Jokowi, masyarakat

Indonesia masih terasa terbagi dua. Ujaran-ujaran kebencian tetap saja

terjadi hingga kini, baik yang muncul dari kubu pendukung pemerintahan

Presiden Jokowi, maupun kubu yang mendukung oposisi.

Page 9: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

2

Sebenarnya, titik singgung ujaran kebencian dalam kerangka Hak

Asasi Manusia berada pada beberapa diskursus yaitu (1) kebebasan

beragama atau berkeyakinan, (2) kebebasan berekspresi dan berpendapat,

dan (3) perlindungan ras dan etnik. Denga kata lain, sebenarnya komunitas

global telah menyepakati batas-batas hak-hak asasi tersebut, sehingga

pembatasan terhadap suatu hak untuk melindungi hak tertentu tidak dilihat

dalam sifat yang dikotomis (Durham & Scharffs, 2010).

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) memiliki beberapa

pasal yang dikenal sebagai pasal-pasal penyebaran kebencian, yaitu Pasal

154 tentang barangsiapa di muka umum menyatakan perasaan

permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap Pemerintah Indonesia,

Pasal 155 tentang penyiaran dari tindak pidana Pasal 154, dan Pasal 156

tentang barangsiapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan,

kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat

Indonesia. Pasal-pasal tersebut dengan tegas melarang pernyataan yang

antara lain berupa pernyataan perasaan kebencian terhadap Pemerintah

Indonesia (Pasal 154 dan Pasal 155) atau suatu/beberapa golongan rakyat

Indonesia (Pasal 156).

Akan tetapi, pada konteks pergesekan antarmasyarakat yang

membahas tentang masing-masing pihak dukungan mereka, perlu dikaji

apakah suatu ujaran dapat dilihat sebagai ujaran kebencian atau hanya

ungkapan ekspresi yang masih berada di batas kewajaran. Oleh karena itu,

menyikapi kasus seperti ini memerlukan suatu kajian/analisis tentang teks

dan konteks dengan menerapkan teori-teori yang ada di dalam linguistik

sehingga penilaian tentang suatu ujaran dapat disikapi secara objektif.

Menyikapi perdebatan-perdebatan yang terjadi, para pakar HAM

telah menyediakan sejumlah instrumen untuk menilai apakah suatu ucapan

atau tindakan tersebut berkategori ujaran kebencian atau tidak. Dalam

kajian linguistik, teks selalu terkait dengan konteks sehingga keberadaan

teks itu tidak bisa diartikan secara mandiri, bahkan pemahaman penuh atas

teks itu tak akan bisa dipahami tanpa memahami lebih lanjut konteks

Page 10: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

3

kemunculannya. Merujuk pada keniscayaannya konteks, penilaian

terhadap tindakan yang termasuk sebagai hate speech juga tidak berdiri

sendiri. Ucapan atau tindakan harus dilihat secara menyeluruh dengan

komponen yang mengitarinya, seperti intonasi, konteks, niat, pembicara

atau pelaku, dan sebagainya. Indikator-indikator ini menjadi komponen

penting untuk menilai apakah seseorang telah melakukan hate speech atau

tidak (Anam & Hafiz, 2015).

Pada penelitian ini, analisis hate speech perlu menguji beberapa

aspek penting, yaitu: 1) Konteks; 2) Niat; 3) Konten atau isi; dan 4)

Tatacara atau bentuk penyampaian pesan. Indikator-indikator ini perlu

diuji satu per satu terhadap suatu tindakan, sehingga bila kelima hal

tersebut terpenuhi, barulah suatu ujaran dapat dikatakan sebagai hate

speech. Sebaliknya, bila ternyata ada salah satu atau lebih komponen

ujicoba ini tidak terpenuhi, maka tindakan itu tak dapat dikategorikan

sebagai ujaran kebencian. (Anam & Hafiz, 2015).

Adapun objek yang menjadi sasaran penelitian dalam riset ini

berupa pesan-pesan yang disampaikan oleh masyarakat dalam aplikasi

percakapan yang tersedia dalam gawai (gadget). Aplikasi percakapan yang

digunakan sebagai media analisis adalah aplikasi Whatsapp. Dipilihnya

aplikasi tersebut adalah karena pembahasan-pembahasan yang muncul

dalam aplikasi whatsapp, terutama dalam fitur percakapan grup, sering

memunculkan perbincangan tentang situasi politik di Indonesia. Tidak

jarang, perbincangan mengenai politik Indonesia pada akhirnya

memunculkan perdebatan dan saling ingin menang dan memenangkan

pilihan-pilihannya sendiri.

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana aspek ujaran kebencian

pada masyarakat dalam media percakapan whatsapp?”

Page 11: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

4

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek-aspek ujaran

kebencian berdasarkan konteks, niat, konten/teks, dan cara penyampaian

pesan yang muncul dalam media percakapan whatsapp.

D. Urgensi Penelitian

Urgensi penelitian tentang hate speech ini terkait dengan konsep mendasar

dalam kebebasan berbicara, bahwa tidak semua ujaran-ujaran yang

dianggap mengandung ujaran-ujaran yang tidak disukai oleh sebagian

orang atau pihak melalui kegiatan menyampaikan pendapat, termasuk

dalam kategori hate speech. Guna memberikan justifikasi tentang suatu

pesan yang dianggap melakukan ujaran kebencian, tentu diperlukan

analisis yang mendalam agar suatu dugaan atau tuduhan tidak

sembarangan ditujukan kepada salah satu pihak. Hal ini dilakukan agar

konsep toleransi dan kebhinekaan tetap terjaga, dan Indonesia selalu

menjadi negara yang “Toto tentrem karto raharjo”.

Page 12: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

5

BAB II

KAJIAN TEORI

A. State of The Art

Penelitian yang relevan/serupa dengan topik penelitian ini pernah

dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian relevan pertama

adalah dari Veisy Mangantibe dengan judul “Ujaran Kebencian dalam

Surat Edaran Kapolri Nomor: SE/6/X/2015 TENTANG PENANGANAN

UCAPAN KEBENCIAN (HATE SPEECH). Penelitian ini menunjukkan

hasil bahwa (1) Lingkup ujaran kebencian (hate speech) dalam Surat

Edaran Kapolri Nomor: SE/6/X/2015 adalah keseluruhan perbuatan yang

bersifat menghina, mencemarkan nama baik, menista, perbuatan tidak

menyenangkan, memprovokasi, menghasut atau menyebarkan berita

bohong, baik dalam KUHPidana maupun luar KUHPidana, yang: 1)

bertujuan atau berdampak pada tindak diskriminasi, kekerasan,

penghilangan nyawa dan/atau konflik sosial; serta 2) bertujuan menghasut

dan menyulut kebencian terhadap individu dan/atau kelompok masyarakat

dalam berbagai komunitas yang dibedakan dari aspek: suku, agama, aliran

keagamaan, keyakinan/kepercayaan, ras, antargolongan, warna kulit, etnis,

gender, kaum difabel (cacat), orientasi seksual. (2) Kedudukan Surat

Kapolri Nomor: SE/6/X/2015 adalah suatu surat edaran sebagai suatu

instruksi internal dalam lingkungan kepolisian yang berada pada tingkat

operasional kepolisian untuk penanganan praktis perbuatanperbuatan yang

dipandang sebagai ujaran kebencian, sepanjang perbuatan itu memiliki

tujuan atau bisa berdampak pada tindak diskriminasi, kekerasan,

penghilangan nyawa, dan/atau konflik sosial; sehingga surat edaran ini

tidak membuat kaidah (norma) baru dalam hukum pidana melainkan

hanya menunjuk tindak pidana yang sudah ada sebelumnya.

Lebih jauh lagi, penelitian yang relevan dengan ujaran-ujaran

kebencian dan kesantunan di dalam bersosial media telah dilakukan oleh

Dr. Nini Ibrahim, M.Pd. dan Dede Hasanudin, M.Pd. pada tahun 2014-

Page 13: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

6

2015 dengan topik, “Berkomunikasi dalam dunia maya (Kajian budaya

dan karakter bangsa)”. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa kesantunan

berbahasa yang ditunjukkan di dalam dunia maya (facebook), faktor

budaya memengaruhi proses komunikasi yang terjalin dalam dunia maya,

cara berkomunikasi dalam dunia maya yang mempengaruhi karakter suatu

bangsa, dan cara berkomunikasi dalam dunia maya yang dipengaruhi oleh

karakter dan budaya suatu bangsa. Selanjutnya, dapat diketahui bahwa

pada permasalahan budaya yang terdiri dari masalah hakikat hidup

manusia, karya manusia, kedudukan manusia dalam ruang waktu, manusia

dengan alam, dan manusia dengan sesamanya. Dalam penelitian ini,

komentar para pengguna facebook tidak ditemukan yang menunjukkan

hakikat dari karya manusia (hasil cipta manusia).

Dari hasil analisis penelitian Nini Ibrahim ditemukan

bahwa.komentar-komentar para pengguna facebook yang telah dianalisis

merupakan sebuah tanggapan tentang suatu peristiwa yang diinformasikan.

Penelitian ini dirumuskan pada permasalahan karakter yang terdiri dari

pengetahuan tentang moral dan perasaan tentang moral. Dalam komentar-

komentar di atas, dapat dilihat bahwa dalam berkomunikasi di dunia maya

khususnya facebook, hanya segelintir saja para pengguna yang

memperhatikan tentang moral yang jika diidentifikasikan terdiri dari

kesadaran moral, pengetahuan tentang nilai moral, berpikir perspektif,

pertumbuhan moral, membuat keputusan, dan pengetahuan diri. Para

pengguna sebagian besar mengungkapkan keinginannya untuk

berkomentar dengan bahasa dan cara yang kurang baik diutarakan. Para

pengguna kurang menyadari tentang bagaimana moral seorang pengguna

di hadapan publik luas. Selain itu, sedikit pula pengguna yang

memperhatikan tentang perasaan moral. Perasaan moral ini terdiri dari

hati nurani (pengguna kurang memperhatikan perasaan pembaca

komentarnya), harga diri, empati, mencintai kebajikn, kontrol diri, dan

kerendahan hati. Dalam empati, ada beberapa yang menunjukkan sikap

empati dan kepedulian. Hanya saja, sebagian besar pengguna kurang bisa

Page 14: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

7

mengontrol diri untuk tidak memicu konflik melalui komentarnya. Cara

berkomentar para pengguna facebook menunjukkan bahwa saling

berkomunikasi dan konflik yang ada di dunia maya akan mempengaruhi

karakter suatu masyarakat pengguna. Begitupun sebaliknya, karakter

seseorang akan sangat berpengaruh pada komentar yang akan

dilontarkannya

B. Road Map Penelitian

C. Tinjauan Pustaka

1. Ujaran Kebencian

Arti dari pada Ujaran Kebencian (Hate Speech) sendiri adalah

Tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau

kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada

individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti

ras, warna kulit, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan,

agama dan lain-lain (Komnas Ham RI, 2016).

Dalam arti hukum Ujaran Kebencian (Hate Speech) adalah

perkataan, perilaku, tulisan, ataupun pertunjukan yang dilarang karena

dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap prasangka

entah dari pihak pelaku pernyataan tersebut ataupun korban dari

tindakan tersebut. Website yang menggunakan atau menerapkan

Ujaran Kebencian (Hate Speech)ini disebut (Hate Site). Kebanyakan

dari situs ini menggunakan Forum Internet dan Berita untuk

mempertegas suatu sudut pandang tertentu

2019

Penelitian tentang

Ujaran Kebencian di

Media Whatsapp

2020

Penelitian tentang ujaran

kebencian di media lain (yang

bersinggungan dengan

komunitas masyarakat seperti

grup FB, Fanpage, dll).

Menghasilkan Luaran Artikel

Jurnal Internasional Menghasilkan Luaran Artikel

Jurnal Internasional dan HKI

Page 15: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

8

Ruang lingkup kejahatan Ujaran Kebencian (Hate Speech)

tergolong ke dalam tindak pidana terhadap kehormatan, istilah lain

yang juga umum dipergunakan untuk tindak pidana terhadap

kehormatan adalah tindak pidana penghinaan. Dipandang dari sisi

sasaran atau objek delicti, yang merupakan maksud atau tujuan dari

Pasal tersebut yakni melindungi kehormatan, maka tindak pidana

terhadap kehormatan lebih tepat.Pembuat undang-undang,sejak

semula bermaksud melindungi kehormatan dan nama baik.

titik singgung ujaran kebencian dalam kerangka Hak Asasi

Manusia berada pada beberapa diskursus yaitu (1) kebebasan

beragama atau berkeyakinan, (2) kebebasan berekspresi dan

berpendapat, dan (3) perlindungan ras dan etnik. Denga kata lain,

sebenarnya komunitas global telah menyepakati batas-batas hak-hak

asasi tersebut, sehingga pembatasan terhadap suatu hak untuk

melindungi hak tertentu tidak dilihat dalam sifat yang dikotomis

(Durham & Scharffs, 2010).

Selama ini, Ujaran Kebencian (Hate Speech) berdampak pada

pelanggaran HAM ringan hingga berat. Selalu awalnya hanya kata-

kata, baik di media sosial, maupun lewat selebaran, tapi efeknya

mampu menggerakan massa hingga memicu konflik dan pertumpahan

darah. Oleh sebab itu maka di perlukan adanya suatu tindakan dari

para aparat dan penegak hukum khususnya Kepolisian untuk

mencegah dan melakukan tindakan preventif maupun represif dalam

menangani kasus Ujaran Kebencian (Hate Speech) ini. Apabila tidak

ditangani dengan efektif efisien dan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan akan berpotensi memunculkan konflik sosial

yang meluas, dan berpotensi menimbulkan tindak diskriminasi,

kekerasan dan atau penghilangan nyawa.

2. Whatsapp

WhatsApp merupakan aplikasi pesan cepat dengan layanan

berlangganan untuk gadget/ponsel android/Ios dengan akses internet.

Page 16: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

9

Selain pesan teks, pengguna dapat saling mengirim gambar lain, video,

dan pesan media audio.

Yang menjadi kelebihan dari aplikasi Whatsapp adalah

diperbolehkannya komunikasi/interaksi dengan lebih dari 50 orang

yang di daftarkan dalam grup tertentu. Kemudahan dalam membuat

grup dalam aplikasi ini tentu memudahkan proses komunikasi dan

interaksi secara massal. Bahkan, media ini mampu menjadi

perantara/media penghubung orang-orang yang telah lama tidak

bertemu. Aplikasi ini telah menjadi fenomena dalam berkomunikasi

dan merupakan salah satu alternatif alat atau media komunikasi yang

banyak digunakan oleh khalayak. Aplikasi ini pertama-tama digunakan

di seluruh dunia pada Januari 2009. Penciptanya adalah seorang

mantan pekerja di perusahaan Yahoo yang bernama Jan Koum dan

Brian Acton. Whatsapp adalah aplikasi yang dimuat dalam ponsel

pintar dan dapat digunakan sebagai pengiri pesan, gambar, musik,

suara, bahkan video. Kini, whatsapp juga dapat digunakan sebagai

media komunikasi video langsung (Yusof, 2018).

Page 17: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Prof.

Dr. HAMKA secara khusus, dan secara umum dilaksanakan di Jakarta.

Selanjutnya, waktu yang digunakan untuk penelitian ini diperkirakan sejak

Februari hingga Juli 2019.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

kualitatif yang menghasilkan data-data deskripsi berupa kata-kata, kalimat-

kalimat, dan gagasan-gagasan tentang sifat, keadaan, gejala, dan motivasi

yang muncul dari objek tertentu. Sebagaimana pendapat Moleong (2013:6)

menyatakan penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan tentang

sifat individu, keadaan, gejala dari kelompok tertentu yang dapat diamati. .

C. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data penelitian ini diperoleh dari aplikasi percakapan berbasis

android/IOS, yaitu aplikasi Whatsapp. Dalam aplikasi tersebut disediakan

fitur percakapan grup yang artinya dalam satu percakapan dapat

melibatkan banyak peserta. Adapun konten yang menjadi sasaran analisis

adalah percakapan-percakapan dalam grup whatsapp yang membahas

tentang politik, khususnya tentang pemilihan presiden 2019. Percakapan-

percakapan tersebut diperoleh dengan teknik tangkap layar (screen

capture).

D. Teknik Analisis Data

Sumber data yang telah diperoleh melalui penelusuran di percakapan

grup whatsapp yang berbentuk teks. Secara umum, proses analisis

Page 18: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

11

menggunakan studi pustaka. Peneliti menguraikan percakapan yang telah

diperoleh, kemudian menganalisis percakapan tersebut berdasarkan teori-

teori yang sudah ditentukan baik dari sisi 1) Konteks; 2) Niat; 3) Konten

atau isi; dan 4) Tatacara atau bentuk penyampaian pesan. Ada pun

instrumen yang digunakan sebagai media analisis dapat dilihat sebagai

berikut.

No Teks

Percakapan

Dasar Ujaran Kebencian

Konteks Niat Konten/Isi Bentuk

penyampaian

Page 19: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

12

SUMBER DATA

PERCAKAPAN GRUP WHATSAPP

E. Bagan Alir Penelitian

Gambar 3.1

Bagan Alir Penelitian

PENGUMPULAN DATA

- TANGKAP LAYAR

PERCAKAPAN

- TRANSKRIPSI PERCAKAPAN

PENYAJIAN DATA

1. Analisis Konteks

2. Analisis Niat

3. Konten atau isi

4. Bentuk Penyampaian Pesan

PENAFSIRAN MAKNA

PENYIMPULAN MAKNA DAN VERIFIKASI DATA

PENYAJIAN DATA/HASIL ANALISIS BENTUK UJARAN KEBENCIAN

BERDASARKAN KONTEKS, NIAT, KONTEN, DAN PENTUK PESAN

Page 20: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan

TEKS PERCAKAPAN 1

[15/5 22.08] *****: Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di

jejelin.. Brita brita.. Yg penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg

buta mata, hatinya... Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu

menang.. Mudah... Amin..... Amin... Amin

[15/5 22.08] *****: Assalamualaikum pak hj hbb memilih pilpres adalah hak

masing masing dan bebas sesuai dengan hati nuraninya..

[15/5 22.08] *****: sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan

mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim

sejati... Gitu bu may.... Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi...

Lagi naek roman nya tekanan nya.... Maklum kan penganten baru���

[15/5 22.08] *****: Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi

ttp no dua

[15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah kpleset

[15/5 22.08] *****: Klu pak hj hbb sama pak kiyai hj mujib pilih no satu silahkan

aja ko kita ga maksain.

1. Konteks

[15/5 22.08] *****:

Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg

penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya...

Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang..

Mudah... Amin..... Amin... Amin

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “insa, allah, capres no satu menang” kata pada akhir

percakapan memiliki arti seolah-olah hanya capres nomor satu menang dan

yang paling kuat tanpa melihat kekuatan capres lainnya. Dalam pernyataan

kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung

Page 21: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

14

asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan

tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.

[15/5 22.08] *****:

sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma.

Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may....

Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya

tekanan nya.... Maklum kan penganten baru���

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj....

Bukan... Yg munkar....” kata pada awal percakapan memiliki arti seolah-olah

sesama muslim mengajak kepada hal-hal atau kegiatan yang bersifat makruf,

padahal dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut terdapat konteks

simbolisasi padanan kata makruf ini merujuk pada calon wakil presiden nomor

satu yaitu K.H Mahruf.

[15/5 22.08] *****:

sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma.

Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may....

……………………………..

…………………………….

[15/5 22.08] *****:

Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi ttp no dua

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi

ttp no dua” kata pada akhir percakapan memiliki arti seolah-olah semua

masyarakat di kloter 36 jakarta selatan sudah pasti memilih capres nomor dua.

Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan

yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang

terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri.

[15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah

kpleset

Page 22: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

15

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “pak hj hbb jgn mula mulain ya” kata pada akhir percakapan

memiliki arti seolah-olah adanya sindiran kepada seseorang yang mulai

mencari kerusuhan atau memanasi satu sama lain. Dalam pernyataan kalimat

percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling

master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap

tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut

yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.

2. Niat

[15/5 22.08] *****:

Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg

penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya...

Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang..

Mudah... Amin..... Amin... Amin

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat ijma. Dalam

hal ini, ada niatan seseorang untuk menyampaikan sesuatu yang ada dalam

pikirannya mengenai penolakan terhadap berita-berita negatif tentang capres

nomor satu dengan menambahkan pernyataan keyakinan diri secara sengaja

bahwa capres nomor satu akan menang.

[15/5 22.08] *****:

sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma.

Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may....

Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya

tekanan nya.... Maklum kan penganten baru���

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.

Ada niatan seseorang secara sengaja mengajak kepada komunikan lainnya

untuk menyetujui dan mengikuti akan pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini,

Page 23: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

16

adanya ajakan melalui simbolisasi untuk menyakini bahwa pilihan terbaik

dalam memilih calon wakil presiden ialah K.H. Mahruf.

3. Kontens (Isi)

[15/5 22.08] *****:

Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg

penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya...

Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang..

Mudah... Amin..... Amin... Amin

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Denigration yaitu informasi mengenai seseorang

yang bersifat menghina dan tidak benar atau tidak sesuai dengan keadaan

nyatanya. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya bujukan seseorang

yang memulainya dengan memberikan klarifikasi terhadap suatu hal atau berita

negatif terhadap capres nomor satu, kemudian diakhir kalimat percakapan

memberikan pernyataan penegasan bahwa capres nomor satu akan menang. Hal

ini bisa dilihat bahwa adanya penekanan bujukan secara tidak langsung kepada

komunikan lainnya untuk menyakini bahwa capres nomor satu itu tidak seperti

yang diberitakan secara negatif.

[15/5 22.08] *****:

Assalamualaikum pak hj hbb memilih pilpres adalah hak masing masing dan

bebas sesuai dengan hati nuraninya..

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang

untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,

kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas. Dalam

percakapan di atas, terlihat bahwa adanya informasi atau penjelasan suatu hal

(dalam hal ini tentang hak memilih pilpres) yang bertujuan untuk

menyebarluaskan kepada komunikan lainnya untuk menyakini hal tersebut. Hal

Page 24: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

17

ini bisa dilihat bahwa adanya penekanan informasi secara langsung terhadap

suatu hal yang diperuntukan khalayak banyak.

[15/5 22.08] *****:

sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma.

Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may....

Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya

tekanan nya.... Maklum kan penganten baru���

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang

untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,

kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas. Dalam

percakapan di atas, terlihat bahwa adanya bujukan seseorang secara simbolis

mengajak kepada komunikan lainnya untuk menyetujui dan mengikuti akan

pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini, adanya ajakan melalui simbolisasi

untuk menyakini bahwa pilihan terbaik dalam memilih calon wakil presiden

ialah K.H. Mahruf, kemudian diakhir kalimat percakapan memberikan

pernyataan penegasan bahwa jika memilih K.H Mahruf maka sudah menjadi

muslim sejati. Hal ini bisa dilihat bahwa adanya penekanan bujukan secara

tidak langsung kepada komunikan lainnya untuk menyakini bahwa jika muslim

sejati maka memilih K.H Mahruf.

[15/5 22.08] *****:

Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi ttp no dua

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Exclusion/Ostracism yakni tindakan meng-

unfriend, unshared, atau memutuskan hubungan secara tegas di mana awalnya

kedua pihak ini saling berhubungan/berteman. Dalam percakapan di atas,

terlihat bahwa adanya penegasan yang lugas tentang penegasan dan

pemantapan akan pilihan masyarakat yang berada di kloter 36 Jakarta Selatan

Page 25: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

18

yang mantap memilih capres nomor dua. Dengan kata lain, pernyataan ini

menutup hasutan yang lain agar bisa memengaruhi akan pilihan mereka

terhadap pilihannya memilih capres.

[15/5 22.08] *****:

Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah kpleset

[15/5 22.08] *****:

Klu pak hj hbb sama pak kiyai hj mujib pilih no satu silahkan aja ko kita ga

maksain.

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang

bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal

ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun

sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan sindiran

yang begitu memalukan yang ditujukan untuk seseorang. Hal ini bisa dilihat

bahwa adanya penekanan sindiran secara tidak langsung dengan kalimat-

kalimat atau ilustrasi yang menghina.

4. Bentuk Penyampaian

[15/5 22.08] *****:

Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg

penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya...

Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang..

Mudah... Amin..... Amin... Amin

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal

ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau

menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan

agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam

hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung

yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang

Page 26: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

19

bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan

serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi

provokasi tersebut.

[15/5 22.08] *****:

sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma.

Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may....

Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya

tekanan nya.... Maklum kan penganten baru���

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam

membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan

sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang

dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.

[15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah

kpleset

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir. Suatu tindakan

seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang

secara tidak langsung atau tidak terus terang. Penyampaian sindiran pada

percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat pujian yang baik dan halus

namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat berlawanan dengan

kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi.

TEKS PERCAKAPAN 2

[15/5 22.08] *****: Copas dari WAG sebelah.

Bum! Meledak berita Andi Arief tertangkap narkoba bersama wanita dan kotak

kondom yang belum dibuka..

Andi adalah satu dari sekian orang di sekeliling Prabowo yang masuk penjara.

Kenapa banyak orang di sekitar Prabowo yang rusak??

*ANDI ARIEF dan ORANG-ORANG RUSAK di SEKELILING PRABOWO*

Oleh: Denny Siregar

*Andi Arief, Wasekjen Demokrat*, tertangkap mengkonsumsi *narkoba* di Hotel

Peninsula, Slipi.

Page 27: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

20

Penangkapan ini jelas membuat heboh jagat politik, karena Andi Arief dikenal

dengan pernyataannya melalui tweet yang kontroversial. Mulai dari *Jenderal

kardus sampai isu hoaks 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos.*

Andi Arief menambah daftar panjang *orang-orang dengan perilaku buruk di

sekeliling Capres Prabowo Subianto.*

Sebelumnya kita mengenal bagaimana *Ratna Sarumpaet* yang awalnya sempat

dijuluki Cut Nyak Dhien oleh Hanum Rais, *tertangkap karena berbohong*.

Kebohongan Ratna yang akhirnya terkuak ketika ternyata wajah rusaknya yang

viral itu bukan hasil digebuk, tetapi operasi plastik.

Kita juga mengenal *Bahar bin Smith*, yang sangat mendukung Prabowo

menjadi Presiden, ditangkap karena *menyiksa dua remaja dengan dengkulnya*.

Selain itu *Ahmad Dhani* juga masuk penjara karena twitnya yang *melanggar

UU ITE.*

Belum lagi *Rizieq Shihab* yang kabur ke Saudi, *Sugik Nur* si ustaz matamu

picek yang dalam proses menjadi *tersangka*, *Abu Tour* yang menipu *86 ribu

jamaah*, *HTI dan para pecinta khilafah* dan banyak lagi.

*Sulit membayangkan* orang-orang seperti ini kelak akan berada pada *puncak

kekuasaan saat Prabowo menang*. Jelas mereka berpesta-pora dan semakin

*semena-mena karena menguasai negara*.

*Tekad saya semakin kuat untuk memenangkan Jokowi satu periode lagi.* Bukan

hanya karena ia harus menuntaskan kerjanya, tetapi juga *takut melihat orang-

orang rusak di sekitar Prabowo yang siap memangsa jika mereka berkuasa.*

Pertanyaannya, *kenapa Prabowo memelihara banyak orang-orang yang "rusak"

di sekelilingnya?*

Sebenarnya Prabowo *tidak memelihara*, karena *mereka sendirilah yang datang

mengelilingi Prabowo,* sebab mereka berpikir mempunyai kesamaan cita-cita

yaitu bagaimana *berkuasa dengan menghalalkan segala cara.*

Ada pepatah tua yang mengatakan, "Birds of same feather flock together" atau

terjemahannya burung yang berbulu sama terbang bersama. Pepatah itu

menggambarkan bagaimana manusia berkelompok sesuai habitatnya. Yang

*serigala kumpul dengan serigala*, yang *singa kumpul dengan sesama singa.*

Tekad saya semakin kuat untuk memenangkan Jokowi satu periode lagi. Bukan

hanya karena ia harus menuntaskan kerjanya, tetapi juga takut melihat orang-

orang rusak di sekitar Prabowo yang siap memangsa jika mereka berkuasa.

Sambil seruput kopi, saya sempat melihat ada kotak kondom di meja waktu Andi

Arief tertangkap basah.

Pertanyaan saya cuman satu, bagaimana caranya Andi Arief tiup-tiup kondom

sambil nyabu ? Wah ini pasti gaya baru sesudah model bong ditinggalkan....

Seruput....

[15/5 22.10] *****: Manttaaab ,,

*SURAT TERBUKA UNTUK SANDIAGA UNO*

Dari : ISI (Ikatan Suami Indonesia)

Page 28: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

21

Dengan ini kami menyatakan bahwa kami ikatan suami indonesia merasa

*KEBERATAN* kepada Sandiaga Uno, Karena istri-istri kami selalu

mengidolakan anda di setiap daerah.

Oleh karena itu kami ikatan suami indonesia akan mengadakan balas dendam

serempak di seluruh indonesia pada tanggal 17 april bahwa kami akan

*MENUSUK FOTO BAPAK di TPS.!*

Dan sebagai penghormatan kami ikatan suami indonesia justru akan memuliakan

potho Jokowi- Ma'ruf Amin yaitu dengan menjaganya tetap utuh. *CAMKAN !!*

.

Terima kasih,

Mohon di bantu viralkan seviral-viralnya.

[15/5 22.10] *****: Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya

[15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi

[15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah

[15/5 22.10] *****: Preeet

[15/5 22.10] *****: Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a

.dua tambah dua jdi opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat

bisa makan dlapan tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas

tambah enam blas tiga dua jgn lupa pilih no dua ya.

[15/5 22.10] *****: Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru

[15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah

[15/5 22.10] *****: Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha

1. Konteks

[15/5 22.10] *****:

Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya

[15/5 22.10] *****:

Tapi menang ji matridi

[15/5 22.10] *****:

Ga boleh mendahului kehendak Allah

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Tapi menang ji matridi” kata pada tengah percakapan memiliki

arti seolah-olah capres nomor satu sudah pasti menang dan di sisi lain muncul

Page 29: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

22

tuturan sambutan “Ga boleh mendahului kehendak Allah” kalimat pada akhir

percakapan memiliki arti seolah-olah ada tanggapan bahwa pernyataan “Tapi

menang ji matridi” ini sudah menyalahi kodrat atau kehendak Allah swt.

Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan

yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang

terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada

yang sebenarnya.

[15/5 22.10] *****:

Tapi menang ji matridi

[15/5 22.10] *****:

Ga boleh mendahului kehendak Allah

[15/5 22.10] *****:

Preeet

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Ga boleh mendahului kehendak Allah” kata pada tengah

percakapan memiliki arti seolah-olah adanya penolakan dari pernyataan

komunikan lainnya terkait keyakinan mereka bahwa Jokowi atau capres nomor

satu menang. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks

percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya

penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan

atas pilihan sendiri.

[15/5 22.10] *****:

Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi

opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan

tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga

dua jgn lupa pilih no dua ya.

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “jgn lupa pilih no dua ya” kata pada akhir percakapan memiliki

arti seolah-olah adanya upaya seseorang dalam memengaruhi suatu kubu untuk

memilih capres nomor dua. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut,

terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini

Page 30: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

23

terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan

seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan

kepada pandangan pribadi. Dalam hal ini, adanya proses pesan untuk memilih

capres nomor dua.

[15/5 22.10] *****:

Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru

[15/5 22.10] *****:

Ga ngaruh saya mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru” kata pada akhir

percakapan memiliki arti seolah-olah adanya penolakan dan bantahan

pernyataan dari pesan komunikan lainnya terkait arahan untuk memilih capres

nomor dua. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks

percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya

penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan

atas pilihan sendiri.

[15/5 22.10] *****:

Ga ngaruh saya mah

[15/5 22.10] *****:

Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha” kata pada akhir

percakapan memiliki arti seolah-olah adanya sindiran kepada seseorang (pihak

capres nomor satu) yang mulai menampilkan respon sensitifnya terhadap

ulasan atau arahan dalam memilih capres nonor dua. Dalam pernyataan kalimat

percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling

master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap

tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut

yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.

Page 31: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

24

2. Niat

[15/5 22.10] *****:

Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi

opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan

tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga

dua jgn lupa pilih no dua ya.

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.

Ada niatan seseorang secara sengaja mengajak kepada komunikan lainnya

untuk menyetujui dan mengikuti akan pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini,

adanya ajakan melalui simbolisasi untuk menyakini bahwa pilihan terbaik

dalam memilih calon wakil nomor dua.

[15/5 22.10] *****:

Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru

[15/5 22.10] *****:

Ga ngaruh saya mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.

Dalam hal ini, ada niatan seseorang untuk menyampaikan sesuatu yang ada

dalam pikirannya mengenai penolakan terhadap kemungkinan kemenangan

lawan capres.

[15/5 22.10] *****:

Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada

komunikan atas kritikan pesan-pesan yang disampaikannya. Hal ini

Page 32: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

25

menitikberatkan adanya niatan yang tersembunyi untuk memancing reaksi atau

respon komunikan agar lebih memanas.

3. Kontens (Isi)

[15/5 22.10] *****:

Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya

[15/5 22.10] *****:

Tapi menang ji matridi

[15/5 22.10] *****:

Ga boleh mendahului kehendak Allah

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau

hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,

bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa

adanya penekanan sindiran secara tidak langsung dengan kalimat-kalimat atau

ilustrasi yang menghina.

[15/5 22.10] *****:

Tapi menang ji matridi

[15/5 22.10] *****:

Ga boleh mendahului kehendak Allah

[15/5 22.10] *****:

Preeet

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau

hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,

bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa

adanya reaksi celaan yang tidak pantas yang dapat menimbulkan salah paham

atau sakit hati.

[15/5 22.10] *****:

Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi

opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan

Page 33: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

26

tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga

dua jgn lupa pilih no dua ya.

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang

untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,

kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas. Dalam

percakapan di atas, terlihat bahwa adanya bujukan seseorang secara simbolis

mengajak kepada komunikan lainnya untuk menyetujui dan mengikuti akan

pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini, adanya proses pesan untuk memilih

capres nomor dua

[15/5 22.10] *****:

Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru

[15/5 22.10] *****:

Ga ngaruh saya mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang

bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal

ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun

sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan yang

membahayakan yang dapat menyebabkan konflik sosial atau memancing emosi

seseorang. Kata “Ga ngaruh saya mah” kata tersebut merupakan bentuk

penolakan keras yang mengandung kebencian dan keegoisan, sehingga

komunikan yang mendengar bisa saja menimbulkan reaksi yang negatif.

[15/5 22.10] *****:

Ga ngaruh saya mah

[15/5 22.10] *****:

Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

Page 34: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

27

kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang

bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal

ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun

sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan yang

membahayakan yang dapat menyebabkan konflik sosial atau memancing emosi

seseorang. Kata “Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha” kata tersebut

merupakan bentuk penolakan keras yang mengandung kebencian dan

keegoisan, sehingga komunikan yang mendengar bisa saja menimbulkan reaksi

yang negatif.

4. Bentuk Penyampaian

[15/5 22.10] *****:

Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya

[15/5 22.10] *****:

Tapi menang ji matridi

[15/5 22.10] *****:

Ga boleh mendahului kehendak Allah

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir. Suatu tindakan

seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang

secara tidak langsung atau tidak terus terang. Penyampaian sindiran pada

percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat pujian yang baik dan halus

namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat berlawanan dengan

kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi.

[15/5 22.10] *****:

Tapi menang ji matridi

[15/5 22.10] *****:

Ga boleh mendahului kehendak Allah

[15/5 22.10] *****:

Preeet

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

Page 35: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

28

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan. Dalam hal ini,

adanya tindakan atau pernyataan yang mengakibatkan kerugian orang lain yang

dilakukan secara sengaja untuk menyerang kehormatan atau nama baik

seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal dan unsur maksud untuk diketahui

umum. Kata “Preet” sudah jelas menunjukan adanya sasaran hinaan yang dapat

merugikan kehormatan atau martabat seseorang.

[15/5 22.10] *****:

Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi

opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan

tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga

dua jgn lupa pilih no dua ya.

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam

membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan

sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang

dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.

[15/5 22.10] *****:

Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru

[15/5 22.10] *****:

Ga ngaruh saya mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal

ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau

menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan

agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam

hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung

yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang

bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan

Page 36: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

29

serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi

provokasi tersebut.

[15/5 22.10] *****:

Ga ngaruh saya mah

[15/5 22.10] *****:

Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam

membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan

sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang

dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.

TEKS PERCAKAPAN 3

[15/5 22.10] *****: Group Kompas Memang Keterlaluan

By : Djadjang Nurjaman.

(Pengamat Media dan Kebijakan Publik)

Sekarang kita bisa paham mengapa pendukung Jokowi sampai uring-uringan.

Mengancam berhenti langganan Harian Kompas. Mengancam

#UnsinstallKompas.com.

Group Kompas memang keterlaluan. Kelihatan banget kalau sirik. Gak bisa lihat

Pak Jokowi dan para pendukungnya senang. Mereka senang buka aib dan rahasia.

Baru saja Presiden Jokowi membangga-banggakan beroperasinya MRT. Baru saja

dia mengklaim proyek MRT adalah hasil keputusan politiknya bersama Ahok saat

masih jadi Gubernur DKI Jakarta.

Eehhh kompas.com langsung menurunkan artikel bantahannya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/22/17565651/cek-fakta-jokowi-

klaim-mrt-putusan-politiknya-bersama-ahok

Sebelumnya di depan pengusaha yang mengerahkan para pekerjanya untuk

deklarasi mendukung paslon 01, Jokowi membanggakan MRT. Menurutnya

gagasan MRT itu sudah berumur 30 tahun tapi tak kunjung dilaksanakan.

Para gubernur pendahulunya —berarti termasuk Sutiyoso dan Fauzi Bowo—

selalu menolak dengan alasan tidak menguntungkan.

Page 37: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

30

"Yang namanya transportasi massal itu ya rugi. Saat itu saya dipaparkan rugi.

Kalau untung rugi, itu untuk para pengusaha. Kalau untuk negara, hitungannya

bukan untung dan rugi," kata Jokowi dengan gagahnya.

Dengan kata lain Jokowi ingin mengatakan “Gubernur sebelumnya, ngapain aja?”

Jokowi menyarankan agar pengusaha segera mencoba MRT . Dia mengaku sudah

dua kali mencobanya. Ketika datang ke lokasi deklarasi di Istora Senayan, dia

juga naik MRT.

Hanya selang sehari setelah berita itu tayang, kompas.com menurunkan berita

bantahannya.

Setelah menelusuri sejumlah data dan fakta, Kompas.com menyimpulkan

terwujudnya MRT merupakan proses panjang. Nah lho… Tidak sesederhana yang

digambarkan Jokowi.

Ide pembangunan MRT digagas oleh Menristek/Kepala BPPT BJ Habibie pada

tahun 1980an (Jokowi dimana ya waktu itu?) Pada tahun 1996 ketika menjabat

Menristek BJ Habibie mencoba mewujudkannya, namun terhambat krisis

ekonomi dan pergantian kepemimpinan nasional.

Pada masa Sutiyoso menjadi Gubernur DKI, ide pembangunan MRT dimunculkan

kembali. Namun terhambat pendanaan. Ide berlanjut ketika Fauzi Bowo menjadi

Gubernur DKI.

Setelah berkonsultasi dengan BJ Habibie, Fauzi Bowo memutuskan melanjutkan

pembangunan MRT.

Pada 26 April 2012, Foke meresmikan pencanangan persiapan pembangunan

MRT Tahap I koridor Selatan-Utara sepanjang 15,7 kilometer dari Lebak Bulus-

Bundaran HI. Tapi waktu itu Fauzi Bowo tidak ngomong soal keputusan politik

segala.

Pekerjaan dimulai seperti melakukan pemindahan Terminal Angkutan Umum

Lebak Bulus, pemindahan Stadion Olahraga Lebak Bulus, pelebaran Jalan

Fatmawati, dan pembangunan kantor proyek.

Dari data yang dipaparkan kompas.com duduk persoalannya menjadi jelas. Sekali

lagi klaim Jokowi tidak terbukti. Kalau kita kumpul-kumpulkan, jumlahnya jadi

banyak sekali.

Gara-gara berita ini bisa-bisa publik menilai Jokowi tukang ngibul, atau

setidaknya omong besar. Mengklaim hasil kerja orang lain, sekaligus

meremehkan para gubernur pendahulunya.

Dalam sepekan terakhir setidaknya sudah dua kali Group Kompas membuat

Jokowi dan pendukungnya marah besar. Rabu (20/3) Litbang Harian Kompas

mempublikasikan survei yang sangat mengejutkan. Ternyata elektabilitas Jokowi

masih di bawah 50 persen. Tidak setinggi yang digembar-gemborkan oleh

lembaga survei yang dikontrak istana.

SMRC dan LSI Denny JA mengklaim elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sudah

mendekati 60 persen. Jaraknya dengan Prabowo-Sandi sudah lebih dari 25 persen.

Tak mungkin terkejar. Jokowi pasti menjadi presiden kembali.

Survei Kompas menyebutkan selisih Jokowi-Prabowo hanya 11 persen, masih

sangat mungkin terkejar karena pemilih yang belum memutuskan masih cukup

besar, 13 persen. Apalagi trendnya Jokowi turun dan Prabowo naik. Angka Golput

seperti diakui LSI Denny JA juga sangat tinggi.

Page 38: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

31

Publikasi survei Harian Kompas membongkar kebohongan lembaga survei yang

mencoba memanipulasi dan mengarahkan opini publik. Survei Kompas juga

dijamin membuat tidur Jokowi tidak nyenyak.

Pengusaha Sofyan Wanandi ( Lim Bian Khoen) mengaku survei itu membuat

Jokowi takut. Ada kabar bahwa angka riilnya lebih rendah dari angka yang

dipublikasi. Istana berusaha, agar tidak diumumkan ke publik.

Lembaga survei lain jadi tidak berani mengumumkan data bahwa elektabilitas

Jokowi sangat tinggi seperti SMRC dan LSI Denny JA. Indo Barometer misalnya

memilih jalan aman.

Mengumumkan hasilnya sehari setelah Litbang Kompas, Indobarometer

menyebut elektabilitas Jokowi-Ma’ruf hanya 50,2 persen dan Prabowo-Sandi 28,9

persen. Ada selisih 21,3 persen. Margin errornya 2.83 persen.

Kelihatannya Indobarometer bermain-main di angka margin error dan jarak

elektabilitas. Kalau menggunakan margin error batas bawah, maka elektabilitas

Jokowi-Ma’ruf hanya sekitar 45-46 persen. Masih di bawah 50 persen.

Wajar kalau Denny JA mencurigai Kompas sedang melakukan reposisi. Dari

semula pendukung utama paslon 01 menjadi lebih ke tengah. Untuk menjadi

pendukung paslon 02, bagi Group Kompas tinggal masalah waktu saja.

Apalagi seperti ditulis Denny, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk

Pambudy merupakan istri DR Rachmat Pambudy salah seorang tokoh senior

Gerindra. Rachmat juga diketahui merupakan orang dekat Prabowo. Dia pernah

menjabat sebagai Sekjen HKTI saat dipimpin Prabowo.

Kalau benar dugaan Denny dan kemarahan para pendukung Jokowi, angin

perubahan tampaknya sedang berhembus kencang. Dari hasil survei, Kompas

menyadari Jokowi diambang kekalahan.

Sebagai media dan kelompok bisnis, perjalanan sejarah Kompas menunjukkan

mereka selalu berada dalam posisi mendukung penguasa.

Jokowi dan para pendukungnya layak kesal kepada Group Kompas. Tapi itu tak

bisa mengubah data bahwa posisinya sedang dalam bahaya dan publik makin

melek matanya, bahwa Jokowi sangat sering menyajikan data yang tidak benar

dan over claimed.

The End

[15/5 22.10] *****: Bodo amat bukan urusan kita itu mah

[15/5 22.10] *****: Kasihan media kompas..mendadak...menjadi kaya gol

minhum��

[15/5 22.10] *****: Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di

mudahkan hajat nya 2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya

sama BPK ibu pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media

.serta berita....hemhhh��������

[15/5 22.10] *****: Saya doa kan buat pndukung no dua smg di lancarkan urusan

dunia dan ahirat nya kluarga nya slalu di bri kshatan.

Page 39: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

32

[15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha

[15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he

sombong nya...hemhhhh

[15/5 22.10] *****: Jgn tgang pak h.hbb banyak bdo a aja smg pak prabowo jdi

prsiden thn 2019

[15/5 22.10] *****: Kita mah santai santai aja tuh

[15/5 22.10] *****: Klu pak prabowo jdi prsiden kan gaji yg suka nikahin di

taikin ha ha ha

[15/5 22.10] *****: Mau ke jawa bagi2 sembako

[15/5 22.11] *****: H.muh gmn sih maksudnya ini we a

[15/5 22.11] *****: Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa

jgn lmbek ya

[15/5 22.11] *****: Klu kiyai yg bisa ngaji kita hormati ya jgn kita tusuk dosa tau

[15/5 22.11] *****: Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg

baru ga loyo gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan

1. Konteks

[15/5 22.10] *****:

Bodo amat bukan urusan kita itu mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Bodo amat bukan urusan kita itu mah” kata pada akhir

percakapan memiliki arti seolah-olah adanya penolakan dari pernyataan

komunikan lainnya terkait berita tentang kehebatan atau suatu hal yang sudah

dilakukan oleh Jokowi yang berdampak baik untuk perkembangan negara.

Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan

yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang

terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri.

Dalam hal ini, sang komunikan tidak mau menanggapi atau menyetujui atas

sesuatu yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama menjadi presiden.

Page 40: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

33

[15/5 22.10] *****:

Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya

2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu

pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta

berita....hemhhh��������

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “yg sehat pendukung no satu” kata pada awal percakapan

memiliki arti seolah-olah adanya pernyataan tersirat melalui sindiran atau

simbolisasi yaitu penekanan seseorang atau kubu yang sehat ialah yang

memilih atau mendukung capres nomor satu. Jika ada seseorang atau kelompok

yang tidak mendukung, maka bisa dikatan tidak sehat. Dalam pernyataan

kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung

labeling deviant career. Hal ini terjadi sebab adanya perbedaan penilaian antar

kelompok terletak pada benar atau tidak benar. Hal ini selaras dengan penilaian

orang lain terhadap benar atau tidak benarnya tingkah laku seseorang di dalam

masyarakat. Penilaian ini muncul karena adanya proses interaksi diantara

masing-masing individu. Dalam hal ini, adanya proses pandangan antar

kelompok yang sehat dengan kelompok yang tidak sehat.

[15/5 22.10] *****:

Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha

[15/5 22.10] *****:

Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Mau kerja sendiri, emang bisaaa” kata pada akhir percakapan

memiliki arti seolah-olah hanya pendukung capres nomor satu kuat dan bisa

bekerja sendiri tanpa mempedulikan kelompok lain. Dalam pernyataan kalimat

percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling

deviant career. Hal ini terjadi sebab adanya perbedaan penilaian antar

kelompok terletak pada benar atau tidak benar. Hal ini selaras dengan penilaian

orang lain terhadap benar atau tidak benarnya tingkah laku seseorang di dalam

Page 41: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

34

masyarakat. Penilaian ini muncul karena adanya proses interaksi diantara

masing-masing individu. Dalam hal ini, adanya proses pandangan kelompok

pendukung capres nomor satu lebih hebat dan kuat dalam bekerja dibandingkan

kelompok atau pendukung capres momor dua.

[15/5 22.10] *****:

Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha

[15/5 22.10] *****:

Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh

[15/5 22.10] *****:

Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi

prsiden thn 2019” kalimat percakapan ini memiliki arti seolah-olah adanya

pernyataan tersirat melalui sindiran atau simbolisasi yaitu sindiran atau

penekanan seseorang bahwa jika ingin capres nomor dua menang maka harus

banyak-banyak berdoa. Hal ini terlihat jelas sindiran dari pihak capres nomor

satu seakan-akan tidak mungkin kalau capres nomor dua akan menang. Dalam

pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang

mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang

terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada

yang sebenarnya.

[15/5 22.11] *****:

Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “jgn lmbek ya” kata pada akhir percakapan memiliki arti seolah-

olah presiden yang menjabat sebelumnya itu terlihat lembek dan tidak tegas.

Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan

yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang

terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada

yang sebenarnya.

Page 42: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

35

[15/5 22.11] *****:

Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah

brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan” kata

pada akhir percakapan memiliki arti seolah-olah adanya arahan bahwa presiden

di tahun 2019 ini harus gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan

yang diumpamakan atau ditujukan kepada capres dan wacapres nomor dua.

Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan

yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang

terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada

yang sebenarnya.

2. Niat

[15/5 22.10] *****:

Bodo amat bukan urusan kita itu mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.

Dalam hal ini, ada niatan seseorang untuk menyampaikan sesuatu yang ada

dalam pikirannya mengenai penolakan terhadap penyebaran berita terkait

kelemahan-kelemahan Jokowi.

[15/5 22.10] *****:

Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya

2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu

pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta

berita....hemhhh��������

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada

komunikan pendukung capres nomor satu kepada pendukung capres nomor dua

Page 43: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

36

atas membagus-baguskan kubu capres nomor satu dengan kata “yang sehat”.

Hal ini menunjukan adanya niatan sengaja untuk menyindir dan memancing

reaksi konflik sosial terhadap lawannya capres nomor dua.

[15/5 22.10] *****:

Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh

[15/5 22.10] *****:

Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada

komunikan pendukung capres nomor dua yang seakan-akan sangat sulit

kenyataannya kalau capres nomor dua tersebut sulit untuk menang dan jadi

presiden. Hal ini menitikberatkan adanya niatan yang tersembunyi untuk

memancing reaksi atau respon komunikan agar lebih memanas.

[15/5 22.11] *****:

Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.

Ada niatan seseorang secara sengaja mengajak kepada komunikan lainnya

untuk menyetujui dan mengikuti akan pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini,

adanya ajakan melalui simbolisasi untuk menyakini bahwa pilihan terbaik

dalam memilih calon wakil nomor dua yang kuat dan berwibawah, tidak

lembek.

[15/5 22.11] *****:

Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah

brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

Page 44: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

37

percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada

komunikan pendukung capres nomor satu atau keseluruhan komunikan group

atas arahan memilih presiden berikutnya berdasarkan kualifikasi atau kriteria

presiden dan wakil presiden yang baik, gagah, mudah dan tampan, bukan

presiden yang loyo. Kata “gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan

tampan “merujuk pada capres dan cawapres nomor dua. Hal ini

menitikberatkan adanya niatan yang tersembunyi untuk memancing reaksi atau

respon komunikan agar lebih memanas.

3. Kontens (Isi)

15/5 22.10] *****:

Bodo amat bukan urusan kita itu mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang

bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal

ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun

sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan yang

membahayakan yang dapat menyebabkan konflik sosial atau memancing emosi

seseorang. Kata “Bodo amat” kata tersebut merupakan bentuk penolakan keras

yang mengandung kebencian dan keegoisan, sehingga komunikan yang

mendengar bisa saja menimbulkan reaksi yang negatif.

[15/5 22.10] *****:

Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya

2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu

pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta

berita....hemhhh�������� Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Denigration yaitu informasi mengenai seseorang

yang bersifat menghina dan tidak benar atau tidak sesuai dengan keadaan

nyatanya. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya informasi yang

Page 45: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

38

menjelaskan bahwa semua pendukung capres atau masyarakat Indonesia

kebanyakan termakan propaganda. Hal ini menunjukkan bahwa dirinya

berupaya tidak membenarkan semua berita tersebut dan menyakini bahwa

pendapat dirinya yang benar.

[15/5 22.10] *****:

Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha

[15/5 22.10] *****:

Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau

hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,

bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa

adanya pernyataan sindiran dan pernyataan hujatan yang tidak pantas yang

dapat menimbulkan salah paham atau sakit hati.

[15/5 22.10] *****:

Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha

[15/5 22.10] *****:

Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh

[15/5 22.10] *****:

Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau

hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,

bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa

adanya pernyataan sindiran dan pernyataan hujatan yang tidak pantas yang

dapat menimbulkan salah paham atau sakit hati.

[15/5 22.11] *****:

Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya

Page 46: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

39

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Cyberstalking yakni tindakan menguntit seseorang

secara berulang dan melakukan komunikasi yang bersifat mengganggu dan

mengancam, khususnya jika disertai dengan niatan untuk menakuti bahwa akan

terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang-orang lain di

sekelilingnya. Dalam hal ini, adanya tindakan seseorang dalam menguntit atau

menganggu komunikan atau pendukung capres nomor satu yang seakan-akan

pilihan mereka itu orang yang lembek, tidak gagah dan tidak berwibawah.

[15/5 22.11] *****:

Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah

brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Cyberstalking yakni tindakan menguntit seseorang

secara berulang dan melakukan komunikasi yang bersifat mengganggu dan

mengancam, khususnya jika disertai dengan niatan untuk menakuti bahwa akan

terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang-orang lain di

sekelilingnya. Dalam hal ini, adanya tindakan seseorang dalam menguntit atau

menganggu dengan mengarahkan bahwa presiden 2019 berikutnya ialah

presiden yang gak loyoh, melainkan gagh dan tampan. Hal ini sudah

menjunjukan bahwa presiden saat ini yang masih berlaku sangat loyoh, tidak

gagah, dan tidak tampan.

4. Bentuk Penyampaian

[15/5 22.10] *****:

Bodo amat bukan urusan kita itu mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal

Page 47: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

40

ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau

menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan

agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam

hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung

yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang

bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan

serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi

provokasi tersebut.

[15/5 22.10] *****:

Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya

2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu

pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta

berita....hemhhh��������

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir. Suatu tindakan

seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang

secara tidak langsung atau tidak terus terang. Penyampaian sindiran pada

percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat pujian yang baik dan halus

namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat berlawanan dengan

kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi

[15/5 22.10] *****:

Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha

[15/5 22.10] *****:

Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan. Dalam hal ini,

adanya tindakan atau pernyataan yang mengakibatkan kerugian orang lain yang

dilakukan secara sengaja untuk menyerang kehormatan atau nama baik

seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal dan unsur maksud untuk diketahui

Page 48: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

41

umum. Kata “sombong” sudah jelas menunjukan adanya sasaran hinaan yang

dapat merugikan kehormatan atau martabat seseorang.

[15/5 22.10] *****:

Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha

[15/5 22.10] *****:

Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh

[15/5 22.10] *****:

Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir. Suatu tindakan

seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang

secara tidak langsung atau tidak terus terang. Penyampaian sindiran pada

percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat pujian yang baik dan halus

namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat berlawanan dengan

kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi.

[15/5 22.11] *****:

Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal

ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau

menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan

agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam

hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung

yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang

bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan

serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi

provokasi tersebut.

Page 49: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

42

[15/5 22.11] *****:

Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah

brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal

ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau

menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan

agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam

hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung

yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang

bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan

serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi

provokasi tersebut.

TEKS PERCAKAPAN 4

[15/5 22.11] *****: *BREAKING NEW*

*Mohon di sebar di fb, twiter, 01 sedang di serang hoax surat suara tercoblos di

Malaysia.*

Video yg beredar tdk di zoom sepintas kertas suara tidak ada tandatangannya

KPPS / PANITIA LUAR NEGRI ini akal akalan pihak 02 Delegitimasi KPU

*Ini kesaksian. TKI di Malyasia: "Ada tanda tangan ngak disurat suara..hari slasa

ak nyoblos surat suara ditanda tangani kok ma petugasnya...trus paspor jg

difoto...ini yakin brita dibuat biat jatuhin jokowi..."*

*Serangan Hoax ke 01 kian Beringas*

Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Malaysia

angkat suara terkait temuan

*surat suara tercoblos di Selangor. Mereka mencurigai surat suara tersebut

sengaja dibuat oleh oknum untuk upaya penyudutan.*

"Kami TKN Malaysia terkejut mendengar berita yang tersebar bahwa ada oknum

yang melakukan tindakan kriminal terkait pencoblosan kertas suara secara sengaja

Page 50: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

43

di wilayah Bangi, Selangor, Malaysia," ujar Sekretaris TKN Malaysia Dato M

Zainul Arifin dalam keterangannya, Kamis (11/4/2019).

*Kesaksian TKI "Ada tanda tangan ngak disurat suara..hari slasa ak nyoblos surat

suara ditanda tangani kok ma petugasnya...trus paspor jg difoto...ini yakin brita

dibuat biat jatuhin jokowi...*

https://news.detik.com/berita/d-4506293/tkn-malaysia-curigai-temuan-surat-

suara-tercoblos-ini-analisisnya

[15/5 22.11] *****: Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah

[15/5 22.11] *****: Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa

lagi mnusuk gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa

lagi mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk

gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai

1. Konteks

[15/5 22.11] *****:

Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah” kata pada akhir

percakapan memiliki arti seolah-olah adanya penolakan dari pernyataan

komunikan lainnya terkait berita tentang kehebatan atau suatu hal yang sudah

dilakukan oleh Jokowi-Amin terkait temuan surat suara tercoblos di Selangor.

Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan

yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan

seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan

sendiri. Dalam hal ini, sang komunikan tidak mau menanggapi atau

menyetujui atas sesuatu yang sudah dilakukan oleh Jokowi terkait temuan

surat suara tercoblos di Selangor.

[15/5 22.11] *****:

Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk

gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi

mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk

gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai

Page 51: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

44

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk gambarnya

karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai” kata pada akhir

percakapan memiliki arti seolah-olah adanya arahan yang bersifat simbolisasi

redaksi yang seakan-akan harus mengahargai Jokowi-Amin tidak boleh

mencoblos atau semacam mencoreng mukanya, lain halnya Prabowo-Sandi

yang boleh dan bebas mencoblos mukanya. Muka disini diarahkan dukungan

pemilihan capres. Hal ini yang menimbulkan konteks percakapan. Dalam

pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang

mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang

terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada

yang sebenarnya.

2. Niat

[15/5 22.11] *****:

Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan

tujuan tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.

Dalam hal ini, ada niatan seseorang untuk menyampaikan sesuatu yang ada

dalam pikirannya mengenai penolakan terhadap penyebaran berita terkait

kelemahan-kelemahan Jokowi.

[15/5 22.11] *****:

Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk

gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi

mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk

gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan

tujuan tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan

Page 52: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

45

persuasif. Ada niatan seseorang secara sengaja mengajak kepada komunikan

lainnya untuk menyetujui dan mengikuti akan pendapat atas pilihannya.

Dalam hal ini, adanya ajakan dan saran untuk memilin capres nomor dua.

3. Konten (Isi)

[15/5 22.11] *****:

Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang

bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal

ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung

maupun sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan

yang membahayakan yang dapat menyebabkan konflik sosial atau memancing

emosi seseorang. Kata “ga pnting” kata tersebut merupakan bentuk penolakan

keras yang mengandung kebencian dan keegoisan, sehingga komunikan yang

mendengar bisa saja menimbulkan reaksi yang negatif.

[15/5 22.11] *****:

Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk

gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi

mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk

gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang

untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,

kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas.

Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya bujukan seseorang secara

simbolis mengajak kepada komunikan lainnya untuk menyetujui dan

mengikuti akan pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini, adanya ajakan atau

bujukan melalui simbolisasi untuk memilih capres nomor dua.

Page 53: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

46

4. Bentuk Penyampaian

[15/5 22.11] *****:

Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan

tentang suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di

atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam

hal ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau

menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif

dilakukan agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan

negatif. Dalam hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun

tidak langsung yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan

pembicara, yang bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya,

menjatuhkan citra lawan serta untuk meningkatkan dukungan dan citra

kandidat yang melancarkan aksi provokasi tersebut.

[15/5 22.11] *****:

Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk

gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi

mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk

gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan

tentang suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di

atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan

dalam membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan

sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang

dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.

Page 54: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

47

TEKS PERCAKAPAN 5

[15/5 22.11] *****: *Kenapa saya di kubu 02 ???*

Zainal Arifin (Independen)

ig: @zainal.purwakarta

Bismillah..

Banyak yg menanyakan kepada saya, kenapa sih bapak mendukung calon no 02.

Padahal kalau bapak perpegangan pada agama, justru paslon no 01 mestinya lebih

Islami dibanding paslon 02. Lihat saja, kan pak Jokowi lebih baik ibadahnya

dibanding pak Prabowo. Dia melaksanakan shalat, puasa, bisa mengaji bahkan

bisa menjadi imam shalat, kalau pak Prabowo kan ngga bisa. Apalagi kalau

melihat calon wakil presidennya, tentu pak KH Makruf Amin jauh mumpuni

dalam hal agama, siapa yg masih meragukan ke Islaman beliau?

Kenapa kok bapak seorang ustadz malah memilih pasangan 02 ? �

Begini ya saudaraku..

Berat memang utk bisa menjelaskan hal ini. Semula saya tidak akan

menyampaikan alasan keputusan politik saya ini, karena dikhawatirkan salah

memahamkannya. Jujur, sampai detik ini (H-8) saya belum berani menyampaikan

alasan politik saya, baik melalui medsos maupun langsung bahkan ke saudara

kandung sekalipun. Namun saat ini saya anggap perlu, setidaknya sahabat dan

saudara mengetahui bahwa keputusan politik saya ini bukan ikut2an semata

apalagi taklid buta, melainkan berdasarkan tabayun dg orang2 soleh dan literasi2

terpercaya serta pengalaman nyata yang dianalisis dengan kenyataan selama 4,5

tahun kepemimpinan pak Jokowi.

Saya mohon siapapun yg membaca tulisan saya ini memberikan hati yg ikhlas dan

menganggap ini adalah hasanah keilmuan dan niatan baik dari seorang anak

bangsa untuk agama bangsa dan negaranya. Jauhkan dari pemahaman ujaran

kebencian apalagi memecah belah anak bangsa.

Politik ini sesuatu yg sangat dinamis, berubah begitu cepat dan banyak

penyesuaian2 sesuai kepentingan, disajikan begitu rapi dan menarik dg sentuhan

"kosmetik politik", bahkan tampil bermuka banyak dengan tujuan utama

"memenangkan kekuasaan", apapun harus dilaksanakan, bahkan pembohongan,

kekerasan, kecurangan dg menebar fitnah adu domba bahkan mengorbankan

agamapun tetap dilaksanakan, yang terpenting adalah kemenangan.

Sehingga bagi saya dalam menentukan keputusan politik harus dilandasi dg

refrensi yg kuat dan nalar, jangan sampai terbius dan terperdaya oleh kosmetik

politik belaka.

Izinkan saya menyampaikan pengalaman pribadi tentang perjalanan saya dan

isteri saat berlibur ke cina, yg terus terang hal inilah yg sangat mendasar dan

menjadikan salah satu pegangan kuat tentang pilihan politik saya.

Semoga menjadi bahan renungan dan muhasabah bagi kita. Jangan khawatir, bagi

sahabat dan saudaraku yg masih memegang pilhan 01 ngga masalah, tetaplah

Page 55: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

48

istiqomah dg pilihannya. Hanya sisipkan sedikit waktu untuk membaca tulisan ini

sampai dengan selesai, agar tidak salah faham.

Oya, mohon dibedakan kalau saya menyebut "orang cina", maksunya orang2 cina-

tiongkok, bukan orang cina keturunan yg sudah menjadi warga negara Indonesia.

Begini sahabat, sebelumnya saya adalah orang yg sangat memuji tentang cina

seperti kebanyakan orang-orang Indonesia pada umumnya terutama pendukung no

01. Orang2 terampil cina sangat luarbiasa didukung etos kerja dan upah yg sangat

rendah dibanding tenaga kerja dunia. Sehingga saya sangat apresiate jika

Indonesia melakukan kerjasama yg setara dan saling memuliakan dg cina.

Tapi pandangan positif terhadap cina tsb semua hilang seketika bahkan terbalik

menjadi kehati2an thdp cina saat saya dan isteri jalan2 ke cina selama 2minggu

sekitar tahun 2014 disaat pak Jokowi terpilih jadi presiden RI.

Oya ternyata kita berangkat ke cina dlm waktu yg hampir bersamaan dg pak

Jokowi, hanya beda klas saja, beliau kunjungan sebagai Presiden dan saya sebagai

pasangan yg sedang berhoneymoonan..��.

Seingat saya kunjungan beliau adalah kunjungan kenegaraan pertama setelah

dilantik presiden, pada acara APEC yg ke 24, tahun 2014 di Beijjng.

Pengalaman yg saya dapatkan saat itu:

1. Ternyata kedatangan pak Jokowi ke cina saat itu disambut besar2an oleh

pemerintah dan rakyat cina, jauh lebih istimewa dibanding kepala negara lainnya.

Saya sangat bangga atas penyambutan terhadap presiden Jokowi tsb, tetapi ada

rasa penasaranan yg sangat lebih, ada apa dan kenapa? Maka saya tanyakan hal

tsb ke tour-guide yg kebetulan orang cina asli (beijing) tapi bisa bahasa indonesia.

"Kenapa sebegitu meriahnya pemerintah dan rakyat cina menyambut kedatangan

pak

Jokowi?"

Jawab tour-guide dapat saya ringkas di bawah ini:

a. Pemerintah dan masyarakat cina bersukacita atas kemenangan pak Jokowi

dalam Pilpres 2014 terhadap pak Prabowo

Jokowi dan timnya dianggap oleh cina (maksudnya pemerintah dan rakyat cina),

pemimpin yg bisa membawa hubungan Indonesia-cina jauh lebih baik, dan

mereka menganggap dengan kemenangan ini akan banyak proyek2 insfrastruktur

cina yg bisa diimplementasikan di Indonesia, sehingga menjadi lapangan baru dan

besar bagi rakyat cina. (jalan tol, tol laut, kereta cepat, bendungan, dll).

b. Cina menganggap Indonesia dibawah rezim Jokowi akan bergeser totalitas dari

negara religi menjadi negara sekuler. Mereka menganggap Jokowi seperti

pahlawan Kamal Attarturk yg telah menyelamatkan peradaban Turki, dari negara

religi menjadi negara sekuler. Innalilllahi..ternyata mereka menyamakan Jokowi

seperti Kamal Attarturk.

Page 56: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

49

Narasi pemikiran kita, khususnya umat Islam, bahwa peradaban Islam di Turki

digerus dan dihabisi oleh sekulerisme rezim Kamal Attarturk. Dan ternyata cina

berpandangan sebaliknya..Kamal Attarturk dianggap sebagai pahlawan peradaban

Turki dan Jokowi dianggap sama bisa membawa Indonesia menjadi negara maju

dg harus merubah religi menjadi sekuler. Astaghfirulloh..

2. Di kawasan wisata pengobatan, saya kaget melihat disalah satu gedung di

depannya dipampang photo presiden2 RI, dan yg membuat pertanyaan besar

dalam benak saya adalah tidak semua photo presiden RI dipampang disana,

hanya Soekarno, Gusdur (tapi potonya agak di byurkan, sengaja tidak dibuat

jelas), Megawati dan yg terakhir Jokowi. Aneh sekali pak Soeharto, Habbibi dan

SBY tidak ada potonya. Saya tanya ke tour guide, ternyata nama2 presiden RI yg

di besar2kan di cina hanya Soekarno, Megawati dan Jokowi, yang lainnya tidak,

apalagi dg pak Soeharto mereka sangat alergi sekali..LUARBIASA!

3. Ternyata cina adalah satu2nya negara komunis masif (beda dg komunis uni

soviet, masih memberi kebebasan Islam berkembang). Jangan harap Islam bisa

berkembang di cina, karena kehidupan beragama betul2 dikekang, terutama Islam.

Saya sangat kaget tatkala menanyakan ke tour-guide, ternyata memang aturan

pemerintah demikian, agama tidak boleh berkembang, bahkan adzan saja dilarang

utk dikumandangkan. Astaghfirulloh..

4. Akhlak mereka banyak yg rusak, tidak ada lagi diantara mereka yg percaya

dengan hukum karma (hukum setelah kematian). Makanya pembohongan di cina

terhadap turis2 yg datang ke cina banyak terjadi (silahkan cek di google) dan

anehnya oknum yg melakukan pembohongan dibiarkan saja oleh pemerintahan

cina. Untuk hal ini saya dan isteripun menjadi korban kebohongan yg

menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah. Prinsip mereka yg penting untung,

dosa itu nomer berapa, bahkan tidak ada dalam kamus hidup dan bisnis mereka.

Dari pengalaman saya diatas, dengan membandingkan pemerintahan Jokowi

selama ini, ternyata pengalaman di atas banyak terjadi di 4,5 tahun kemarin.

Kerjasama Indonesia dengan cina begitu besar dan masifnya, semua proyek2

infrastruktur yg besar dan vital semua dikerjakan cina. Bahkan dalam perkereta

apian kita melihat ada nama KAIC_Kereta Api Indonesia-Cina. Yang sangat

menjadi pertanyaan dan kekhawatiran saya terhadap kerjasama dg cina yg

kebablasan ini, sedikit banyak, lambat laun, kebudayaan dan kebiasaan para

tenaga kerja cina akan mambaur masuk kedalam pola hidup masyarakat setempat,

bahkan mau tidak mau akan merusak dan menggesernya. Kebijakan Tenaga Kerja

Asing (TKA) pada pemerintahan sebelumnya dibatasi dg peraturan yg smart,

dimana TKA yg boleh masuk ke Indonesia adalah hanya yg memiliki skill dan

keahlian khusus, tidak boleh tenaga kasar, selain itu 1 orang TKA harus

didampingi tenaga Indonesia sebanyak 10-20orang. Peraturan yg bagus ini hilang

di rezim pak Jokowi, sehingga tenaga2 kasar dari cina dengan mudahnya masuk

ke Indonesia mengerjakan pekerjaan yg semestinya bisa dikerjakan oleh pekerja

bangsa sendiri. Ohya, saat ini bank-bank cina sudah banyak yg beroperasi di

Page 57: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

50

Indonesia untuk memberikan pembiayaan proyek2nya, termasuk di Yogyakarta,

berlokasi di jln Sudirman sudah ada 2 bank dari cina dengan tulisanyapun

menggunakan tulisan cina.

Dalam hal keberpihakan terhadap umat Islam. Pemerintahan Jokowi bisa

dikatakan tidak pro umat Islam. Hal ini sangat nampak dengan sikap dan

kebijakan rezim saat umat Islam melaksanakan gerakan moral 212. Bahkan

gerakan moral ini diputarbalikan oleh kekuasaan sebagai tindakan yang kurang

baik. Diboncengi politiklah, disetir oleh orang2 yg ingin menggulingkan

pemerintahanlah, segudang perlemahan2 dilakukan oleh rezim pada kekuatan

umat Islam melalui gerakan moral 212.

Semestinya pak Jokowi dapat merangkul dengan kebapaannya sbg Presiden,

mendengar, mendiskusikan serta merumuskan bersama jajaran kabinetnya dalam

merealisasikan keinginan serta masukan umat Islam melalui para ulama. Jangan

malah melakukan penetrasi bahkan pengkriminalisasian para ulama. InsyaAllah

masukan umat Islam tidak ada yg jelek dan bertentangan dangan bangsa dan

negara kita, semua adalah dalam rangka menjaga NKRI, memperkuat Pancasila,

mewujudkan negara yg berkeadilan, menjaga persatuan dan kesatuan.

Semestinya saat itu pak Jokowi bersikap seperti saat ini. Umat Islam menjadi

target utama dalam pencapaian suara, bahkan utk mendapatkan itu 'citra Islam"

begitu melekat dalam tindak tanduknya, bahkan penentuan seorang wakil presiden

yg akan mendampinginya dipilih (walau tanpa rencana, dadakan karena kepanikan

melihat politik umat Islam yg mulai bangun) seorang ketua MUI yang dianggap

bisa mewakili magnet kuat utk meraih suara umat Islam dalam memepertahankan

kekuasaanya.

Fakta-fakta yg nampak saat ini, ternyata sangat kuat korelasinya dengan

pengalaman yg saya sampaikan di atas, maka rasanya sangat berat bagi saya dan

isteri untuk memilih pak Jokowi dalam pilpres saat ini. Bahkan saat ini bisa

menjadi wajib hukumnya bagi saya untuk ada di kubu 02, walau secara

kepribadian calon presidennya (baik pak Jokowi maupun pak Prabowo) ya

hampir sama, keduanya orang baik dan memiliki ilmu keagamaan standar/rata-

rata. Hanya saja saya melihat kekuatan yang mensupport dibelakang capres 01

adalah kekuatan yang banyak berafiliasi dengan kekuatan cina.

Sepintas tidak berlebihan, jika ada yg mengatakan apabila rezim saat ini lanjut,

siap2lah budaya yg berbasis religi smakin terkikis di nusantara ini, siap2lah

sekularisme dan liberalisme akan tumbuh seperti di Turki saat kepemimpinan

Kamal Attarturk.

Mohon maaf saudaraku, demikian pemahaman politik yang saya pegang yg

didasari pengalaman dan literasi2 yg dapat dipertanggungjawabkan.

Semoga tatanan kehidupan beragama terutama agama Islam dapat terpelihara di

nusantara ini dan terus berkembang menjadi benteng penjaga NKRI dan martabat

bangsa dan negara..Aamiin yra.

Radikalisme, intoleransi, penghujat kebencian, tidak pancasilais, istilah kafir,

semua itu jelas sebagai usaha terstruktur untuk mem-FRAMING rakyat Indonesia

agar tidak lagi membawa agama dalam politik, yg sangat nyata di buat oleh

orang2 yg tidak mau menerima keberkahan agama dalam pemerintahan berbangsa

dan bernegara.

Page 58: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

51

Wallahu'alam bisshowab..

Salam Penuh Berkah.

#muhasabah

#kehati2an

#Indonesiaberkah

#Indonesiamenang

#wajibberpihak

[15/5 22.11] *****: Udah jgn ngomongin pilpres boseennnnnnn

[15/5 22.11] *****: Dah ga harum pak h.hbb basi itu aja pilpres di omongin

[15/5 22.11] *****: Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha

aneh...ywrbuka aja lebar lwbar silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya

komitmen...nanti juga pada kualat...tuh...

[15/5 22.11] *****: Udah jgn ngomongin jokowi prabowo .sandi atau ma rup lqi

hari tnang ini ya

[15/5 22.11] *****: Lama amat tu ngtik

[15/5 22.11] *****: Di cari no satu satu ya he he he

[15/5 22.11] *****: Baru blajar x ya ha ha ha

[15/5 22.11] *****: Di kira brita apa

[15/5 22.11] *****: Arab Saudi belakangan mudah benar tambah kuota, semoga

haji 2019 tetap nyaman.

[15/5 22.12] *****: Arab Saudi belakangan mudah benar tambah kuota, semoga

haji 2019 tetap nyaman.

[15/5 22.12] *****: Di kira brita apa

[15/5 22.12] *****: Ga sru baca we a nya

[15/5 22.12] *****: Alhamdulillah akhir nya ji matridi dah sadar ..�

[15/5 22.12] *****: Tidur lagi ah mndingan

[15/5 22.12] *****: Mohon maaf saudaraku semua di group ini berhubung pesta

pilpres sudah selesai dan hasil nya sudah bisa dimenangkan oleh BPK h

Page 59: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

52

jokowidodo dan KH Maruf amin saya mhon ijin pamit keluar..........mohon maaf

jika selama lima bulan terakhir banyak perdebatan dan sbb..bilkuhusus untuk

h.matridi.maafin ana yaa..��...semoga Indonesia lebih maju..ke

depan..nya..aman damai tentram..dan masarakat nya pada berkah ...dan yg utama

..akidah ahlusunah waljamaah anahdiyah tetap terjaga.....di bumi

NKRI...amin���

[15/5 22.12] *****: Emang di group ini..bener bener dah....orang nya

padahal..masa Allah....kaga mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no

satu...yg di beri amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU

curang lah inilah itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih

banyak diem dan sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin

nya ..sehingga Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita

gulung abis ....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....

[15/5 22.12] *****: Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di

jejelin dari dulu fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat

[15/5 22.12] *****: Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener

maka nya ada yg left dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang

menyampaikan info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut

kopiii hitem nyos�

[15/5 22.12] *****: Kan di buka lebar lebar oleh pihak KPU silahkan

cek ke ppk kab kota masing masing..sama pas peng infutan nya....saling

mengkoreksi jika ada kesalahan .....semalam saya denger dan saksikan pengakuan.

Pa ketua KPU pusat pa Arif Budiman....di mata Najwa...kemaren sore sudah jelas

bangat........mau kaga..percaya mana lagi.....dia bilang .dari tiga ratus juta warga

Indonesia yg kaga percaya hanya.15 SD 20 persen ......sisa nya alhamdulilah

masih taat hukum .dan menjadi warga negara yg baik dan bukti nya di lingkungan

di mana aja aman damai biasa biasa aja tuh kaga ada gejolak begini begini. Hanys

di medsos ah yg di buat oleh orang orang yg kaga bertanggung jawab....jika ada

provokator tinggal laporin ke pihak keamanan posisi dan TNI... gitu aj

....

[15/5 22.12] *****: Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad

.mah...banyak ....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf

ma pa Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di

kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya

sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah perang

saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg ingin

NKRI ini hancur....paham kan ....

[15/5 22.12] *****: Silahkan anda juga introspeksi diri Ji.

Jangan merasa paling benar.

Page 60: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

53

[15/5 22.12] *****: Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima

berita jangan sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti

bener dan semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan

opini...yg sesat dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa

sekelas kita jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan

juga seh...miris....miris miris....

1. Konteks

[15/5 22.11] *****:

Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar

silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga

pada kualat...tuh...

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “kaga punya komitmen...nanti juga pada kualat...tuh...” kata

pada akhir percakapan memiliki arti seolah-olah hanya pendukung yang

memiliki komitmen yang tidak akan terkena kualat, namun senaliknya

pendukung yang tidak memiliki komitmen maka akan kualat. Dalam

pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang

mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang

terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada

yang sebenarnya.

[15/5 22.11] *****:

Udah jgn ngomongin jokowi prabowo .sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Udah jgn ngomongin jokowi prabowo .sandi atau ma rup lqi

hari tnang ini ya” kata pada akhir percakapan memiliki arti seolah-olah adanya

penolakan dari pernyataan komunikan lainnya terkait pembahasan atau obrolan

Jokowi-Prabowo sebab sudah memasuki hari tenang yang tidak lagi

memperboleh membicarakan politik. Dalam pernyataan kalimat percakapan

tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal

ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan

menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri. Dalam hal ini, sang komunikan

Page 61: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

54

tidak mau menanggapi atau membicarakan Jokowi-Prabowo lagi sebab sudah

memasuki hari tenang kampanye.

[15/5 22.11] *****:

Lama amat tu ngtik

[15/5 22.11] *****:

Di cari no satu satu ya he he he

[15/5 22.11] *****:

Baru blajar x ya ha ha ha

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Baru blajar x ya ha ha ha” kata pada akhir percakapan

memiliki arti seolah-olah adanya sindiran kepada seseorang yang lama dalam

mengetik memberikan komentar atau tanggapan. Dalam pernyataan kalimat

percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling

master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap

tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut

yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.

[15/5 22.12] *****:

Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga

mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri

amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah

itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan

sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga

Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis

....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis

....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....” kalimat

percakapan tersebut memiliki arti seolah-olah adanya kekesalan seseorang

kepada group komunikan atas tanggapan suatu hal atas ketidakterimaannya

hasil keputusan kemenangan capres nomor satu. Dalam pernyataan kalimat

percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling

master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap

Page 62: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

55

tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut

yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.

[15/5 22.12] *****:

Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu

fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di

jejelin dari dulu fitnah hoak dsb....” kalimat percakapan tersebut memiliki arti

seolah-olah adanya kekesalan dan sindiran seseorang kepada group komunikan

atas mudah menerima dan terpancing akan isu-isu yang bersifat hoaks terkait

pemberitaan capres nomor satu yang bersifat negatif. Dalam pernyataan

kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung

labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang

terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan

tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.

[15/5 22.12] *****:

Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left

dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan

info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut kopiii hitem

nyos�

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang” kata pada

akhir percakapan memiliki arti seolah-olah adanya klarifikasi yang sengaja

dilakukan yang seakan-akan salah tafsir, salah pandang, dan salah sangka

semuanya, padahal ada sebagiab komunikan dalam group tersebut yang tidak

ikut-ikutan atau low respons. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut,

terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab

adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut

pandang mereka daripada yang sebenarnya

Page 63: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

56

[15/5 22.12] *****:

Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad .mah...banyak

....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa

Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di

kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya

sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah

perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg

ingin NKRI ini hancur....paham kan ....

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “kalo mau jihad .mah...banyak ....emang bib Rizki doang yg

punya peopel power” kata pada awal percakapan memiliki arti seolah-olah

semua penduduk Indonesia tunduk dengan capres nomor dua dan melakukan

people powers secara keseluruhan, padahal ada beberapa bagian penduudk

Indonesia yang mendukung capres nomor satu. Dalam pernyataan kalimat

percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi.

Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih

dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya

[15/5 22.12] *****:

Silahkan anda juga introspeksi diri Ji.

Jangan merasa paling benar.

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “Jangan merasa paling benar” kata pada akhir percakapan

memiliki arti seolah-olah komunikan tersebut salah terus dan selalu salah

sehingga diminta untuk instrospeksi diri. Dalam pernyataan kalimat percakapan

tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini

terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat

dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.

[15/5 22.12] *****:

Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan

sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan

semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg sesat

dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita

jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga

seh...miris....miris miris....

Page 64: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

57

Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul

tuturan berikut “masa sekelas kita jemaah kloter yg SDM nya di atas atas

orang awam...maka kemakan juga seh...miris....miris miris....” kata pada akhir

percakapan memiliki arti seolah-olah adanya sindiran kepada komunikan ke

dalam group yang seakan-akan mudah terken isu dan salah akan pandangannya

atau salah opini terhadap capres lawannya. Dalam pernyataan kalimat

percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling

master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap

tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut

yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.

2. Niat

[15/5 22.11] *****:

Udah jgn ngomongin jokowi prabowo .sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.

Dalam hal ini, ada niatan seseorang untuk menyampaikan sesuatu yang ada

dalam pikirannya mengenai penolakan terhadap penyebaran berita atau

komentar atau tanggapan berita apa pun terkait Jokowi-Prabowo karena sudah

memasuki hari tenang kampanye.

[15/5 22.11] *****:

Lama amat tu ngtik

[15/5 22.11] *****:

Di cari no satu satu ya he he he

[15/5 22.11] *****:

Baru blajar x ya ha ha ha

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada

komunikan pendukung capres nomor dua mengetik komentar begitu lama

Page 65: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

58

seakan-akan baru memegang atau memainkan handphone. Hal ini

menitikberatkan adanya niatan yang tersembunyi untuk memancing reaksi atau

respon komunikan agar lebih memanas.

[15/5 22.12] *****:

Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga

mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri

amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah

itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan

sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga

Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis

....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat pernyataan

langsung. Hal ini jelas terbukti dengan menggunakan kalimat atau pernyataan

“...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis” menunjukan

perlawanan sikap secara langsung melalui pesan-pesan yang disampaikannya

dalam group komunikan.

[15/5 22.12] *****:

Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left

dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan

info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut kopiii hitem

nyos�

Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan

tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat

percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.

Ada niatan seseorang secara sengaja mengajak kepada komunikan lainnya

untuk menyetujui dan mengikuti akan pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini,

adanya klarfikasi yang bersifat meluruskan dari apa yang seharusnya. Di mana

sikap ini menunjukan silap persuasif agar dirinya dinilai dengan baik oleh

komunikan lainnya.

Page 66: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

59

3. Kontens (Isi)

[15/5 22.11] *****:

Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar

silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga

pada kualat...tuh...

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau

hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,

bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa

pernyataan tersebut bisa menimbulkan reaksi celaan panas dan tidak pantas

yang dapat menimbulkan salah paham atau sakit hati.

[15/5 22.11] *****:

Lama amat tu ngtik

[15/5 22.11] *****:

Di cari no satu satu ya he he he

[15/5 22.11] *****:

Baru blajar x ya ha ha ha

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau

hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,

bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa

pernyataan tersebut bisa menimbulkan reaksi celaan panas dan tidak pantas

yang dapat menimbulkan salah paham atau sakit hati.

[15/5 22.12] *****:

Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga

mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri

amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah

itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan

sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga

Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis

....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....

Page 67: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

60

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang

bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal

ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun

sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan sindiran

yang begitu membahayakan yang ditujukan untuk seseorang. Hal ini bisa

dilihat bahwa adanya penekanan yang keras secara tidak langsung dengan

kalimat-kalimat yang membahayakan.

[15/5 22.12] *****:

Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu

fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau

hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,

bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa

sindiran tersebut bisa menimbulkan reaksi celaan panas dan tidak pantas yang

dapat menimbulkan salah paham atau sakit hati.

[15/5 22.12] *****:

Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left

dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan

info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut kopiii hitem

nyos�

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau

hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,

bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa

pada dasarnya adanya nasehat hanya saja menganung celaan atau kata-kata

yang tidak pas yang dapat menimbulkan reaksi negatif.

Page 68: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

61

[15/5 22.12] *****:

Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad .mah...banyak

....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa

Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di

kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya

sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah

perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg

ingin NKRI ini hancur....paham kan ....

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang

bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal

ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun

sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan langsung

yang begitu membahayakan yang ditujukan untuk seseorang. Hal ini bisa

dilihat dari kata “siap siap perang saudara” bahwa adanya penekanan yang

keras secara tidak langsung dengan kalimat-kalimat yang membahayakan

[15/5 22.12] *****:

Silahkan anda juga introspeksi diri Ji.

Jangan merasa paling benar.

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau

hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,

bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa

pada dasarnya adanya nasehat hanya saja menganung celaan atau kata-kata

yang tidak pas yang dapat menimbulkan reaksi negatif.

[15/5 22.12] *****:

Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan

sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan

semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg sesat

dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita

Page 69: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

62

jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga

seh...miris....miris miris....

Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal

yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat

kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang

untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,

kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas. Dalam

percakapan di atas, terlihat bahwa adanya bujukan seseorang secara simbolis

mengajak kepada komunikan lainnya untuk menyetujui dan mengikuti akan

pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini, adanya nasehat atau arahan agar tidak

terlalu cepat terhasut atau percaya akan berita-berita yang belum tentu benar

faktanya.

4. Bentuk Penyampaian

[15/5 22.11] *****:

Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar

silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga

pada kualat...tuh...

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam

membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan

sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang

dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.

[15/5 22.11] *****:

Udah jgn ngomongin jokowi prabowo .sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal

ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau

menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan

Page 70: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

63

agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam

hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung

yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang

bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan

serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi

provokasi tersebut.

[15/5 22.11] *****:

Lama amat tu ngtik

[15/5 22.11] *****:

Di cari no satu satu ya he he he

[15/5 22.11] *****:

Baru blajar x ya ha ha ha

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan. Dalam hal ini,

adanya tindakan atau pernyataan yang mengakibatkan kerugian orang lain yang

dilakukan secara sengaja untuk menyerang kehormatan atau nama baik

seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal dan unsur maksud untuk diketahui

umum. Kata “Di cari no satu satu ya he he he” sudah jelas menunjukan adanya

sasaran hinaan yang dapat merugikan kehormatan atau martabat seseorang.

[15/5 22.12] *****:

Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga

mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri

amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah

itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan

sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga

Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis

....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam

membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan

Page 71: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

64

sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang

dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.

[15/5 22.12] *****:

Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu

fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir. Suatu tindakan

seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang

secara tidak langsung atau tidak terus terang. Penyampaian sindiran pada

percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat pujian yang baik dan halus

namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat berlawanan dengan

kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi.

[15/5 22.12] *****:

Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left

dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan

info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut kopiii hitem

nyos�

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal

ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau

menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan

agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam

hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung

yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang

bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan

serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi

provokasi tersebut.

Page 72: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

65

[15/5 22.12] *****:

Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad .mah...banyak

....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa

Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di

kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya

sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah

perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg

ingin NKRI ini hancur....paham kan ....

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal

ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau

menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan

agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam

hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung

yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang

bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan

serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi

provokasi tersebut.

[15/5 22.12] *****:

Silahkan anda juga introspeksi diri Ji.

Jangan merasa paling benar.

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal

ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau

menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan

agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam

hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung

yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang

bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan

Page 73: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

66

serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi

provokasi tersebut.

[15/5 22.12] *****:

Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan

sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan

semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg sesat

dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita

jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga

seh...miris....miris miris....

Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang

suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam

membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan

sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang

dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.

Berikut analisis ujaran kebencian secara keseluruhan yang terjadi pada group

watshap berdasarkan konteks, niat, kontens, dan Bentuk penyampaian.

Page 74: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

67

Tabel 1 Analisis Teks Percakapan Ujaran Kebencian

Teks No Dialog Konteks Niat Kontens Bentuk Keterangan

I 1. [15/5 22.08] *****: Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya... Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang.. Mudah... Amin..... Amin... Amin

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.

2. [15/5 22.08] *****: Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya... Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang.. Mudah... Amin..... Amin... Amin

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat ijma.

3. [15/5 22.08] *****: Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya... Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang.. Mudah... Amin..... Amin... Amin

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Denigration yaitu informasi mengenai seseorang yang bersifat menghina dan tidak benar atau tidak sesuai dengan keadaan nyatanya.

4. [15/5 22.08] *****: Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg penuh

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.

Page 75: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

68

pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya... Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang.. Mudah... Amin..... Amin... Amin

5. [15/5 22.08] *****: sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may.... Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya tekanan nya.... Maklum kan

penganten baru���

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut terdapat konteks simbolisasi padanan kata makruf ini merujuk pada calon wakil presiden nomor satu yaitu K.H Mahruf.

6. [15/5 22.08] *****: sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may.... Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya tekanan nya.... Maklum kan

penganten baru���

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.

7. [15/5 22.08] *****: sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may.... Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi, kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak

Page 76: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

69

roman nya tekanan nya.... Maklum kan

penganten baru���

lain secara luas.

8. [15/5 22.08] *****: sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may.... Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya tekanan nya.... Maklum kan

penganten baru���

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.

9. [15/5 22.08] *****: Assalamualaikum pak hj hbb memilih pilpres adalah hak masing masing dan bebas sesuai dengan hati nuraninya..

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi, kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas.

10 sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may.... …………………………….. ……………………………. [15/5 22.08] *****: Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi ttp no dua

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap.

11. [15/5 22.08] *****: Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi ttp no dua

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Exclusion/Ostracism yakni tindakan meng-

Page 77: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

70

unfriend, unshared, atau memutuskan hubungan secara tegas di mana awalnya kedua pihak ini saling berhubungan/berteman.

12. [15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah kpleset

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status.

13. [15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah kpleset

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan.

14. [15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah kpleset

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir.

II 15. [15/5 22.10] *****: Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya [15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.

16. [15/5 22.10] *****: Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya [15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.

17. [15/5 22.10] *****: Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan

Page 78: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

71

[15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah

bersifat menyindir. Suatu tindakan seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang secara tidak langsung atau tidak terus terang.

18. [15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah [15/5 22.10] *****: Preeet

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri.

19. [15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah [15/5 22.10] *****: Preeet

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.

20. [15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah [15/5 22.10] *****: Preeet

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan.

21. [15/5 22.10] *****: Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut

Page 79: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

72

blas tiga dua jgn lupa pilih no dua ya. yang lebih menekan kepada pandangan pribadi. Dalam hal ini, adanya proses pesan untuk memilih capres nomor dua.

22. [15/5 22.10] *****: Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga dua jgn lupa pilih no dua ya.

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,

23. [15/5 22.10] *****: Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga dua jgn lupa pilih no dua ya.

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.

24. [15/5 22.10] *****: Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga dua jgn lupa pilih no dua ya.

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.

25. [15/5 22.10] *****: Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan

Page 80: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

73

tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri.

26. [15/5 22.10] *****: Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.

27. [15/5 22.10] *****: Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran.

28. [15/5 22.10] *****: Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.

29. [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah [15/5 22.10] *****: Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.

Page 81: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

74

30. [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah [15/5 22.10] *****: Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran.

31. [15/5 22.10] *****: Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada komunikan atas kritikan pesan-pesan yang disampaikannya. Hal ini menitikberatkan adanya niatan yang tersembunyi untuk memancing reaksi atau respon komunikan agar lebih memanas.

32. [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah [15/5 22.10] *****: Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.

III 33. [15/5 22.10] *****: Bodo amat bukan urusan kita itu mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri. Dalam hal ini, sang komunikan tidak mau menanggapi atau menyetujui atas sesuatu yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama menjadi presiden.

Page 82: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

75

34. [15/5 22.10] *****: Bodo amat bukan urusan kita itu mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.

35. [15/5 22.10] *****: Bodo amat bukan urusan kita itu mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran

36. [15/5 22.10] *****: Bodo amat bukan urusan kita itu mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.

37. [15/5 22.10] *****: Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya 2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta

berita....hemhhh��������

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling deviant career. Hal ini terjadi sebab adanya perbedaan penilaian antar kelompok terletak pada benar atau tidak benar. Hal ini selaras dengan penilaian orang lain terhadap benar atau tidak benarnya tingkah laku seseorang di dalam masyarakat. Penilaian ini muncul karena adanya proses interaksi diantara masing-masing individu.

Page 83: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

76

Dalam hal ini, adanya proses pandangan antar kelompok yang sehat dengan kelompok yang tidak sehat.

38. [15/5 22.10] *****: Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya 2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta

berita....hemhhh��������

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada komunikan pendukung capres nomor satu kepada pendukung capres nomor dua atas membagus-baguskan kubu capres nomor satu dengan kata “yang sehat”.

39. [15/5 22.10] *****: Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya 2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta

berita....hemhhh��������

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Denigration yaitu informasi mengenai seseorang yang bersifat menghina dan tidak benar atau tidak sesuai dengan keadaan nyatanya.

40. [15/5 22.10] *****: Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya 2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta

berita....hemhhh��������

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir.

41. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****:

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling deviant career. Hal ini terjadi sebab adanya perbedaan penilaian

Page 84: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

77

Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh

antar kelompok terletak pada benar atau tidak benar. Hal ini selaras dengan penilaian orang lain terhadap benar atau tidak benarnya tingkah laku seseorang di dalam masyarakat. Penilaian ini muncul karena adanya proses interaksi diantara masing-masing individu. Dalam hal ini, adanya proses pandangan kelompok pendukung capres nomor satu lebih hebat dan kuat dalam bekerja dibandingkan kelompok atau pendukung capres momor dua.

42. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan.

43. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh [15/5 22.10] *****: Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.

Page 85: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

78

44. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.

45. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh [15/5 22.10] *****: Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada komunikan pendukung capres nomor dua yang seakan-akan sangat sulit kenyataannya kalau capres nomor dua tersebut sulit untuk menang dan jadi presiden.

46. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh [15/5 22.10] *****: Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.

47. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir.

Page 86: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

79

sombong nya...hemhhhh [15/5 22.10] *****: Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019

48. [15/5 22.11] *****: Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.

49. [15/5 22.11] *****: Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Cyberstalking yakni tindakan menguntit seseorang secara berulang dan melakukan komunikasi yang bersifat mengganggu dan mengancam, khususnya jika disertai dengan niatan untuk menakuti bahwa akan terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang-orang lain di sekelilingnya.

50. [15/5 22.11] *****: Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.

51. [15/5 22.11] *****: Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.

Page 87: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

80

52. [15/5 22.11] *****: Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.

53. [15/5 22.11] *****: Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada komunikan pendukung capres nomor satu atau keseluruhan komunikan group atas arahan memilih presiden berikutnya berdasarkan kualifikasi atau kriteria presiden dan wakil presiden yang baik, gagah, mudah dan tampan, bukan presiden yang loyo. Kata “gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan “merujuk pada capres dan cawapres nomor dua.

54. [15/5 22.11] *****: Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Cyberstalking yakni tindakan menguntit seseorang secara berulang dan melakukan komunikasi yang bersifat mengganggu dan mengancam, khususnya jika disertai dengan niatan untuk menakuti bahwa akan terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang-orang lain di sekelilingnya

Page 88: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

81

55. [15/5 22.11] *****: Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.

IV 56. [15/5 22.11] *****: Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri. Dalam hal ini, sang komunikan tidak mau menanggapi atau menyetujui atas sesuatu yang sudah dilakukan oleh Jokowi terkait temuan surat suara tercoblos di Selangor.

57. [15/5 22.11] *****: Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.

58. [15/5 22.11] *****: Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan.

59. [15/5 22.11] *****: Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi

Page 89: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

82

60. [15/5 22.11] *****: Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.

61. [15/5 22.11] *****: Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.

62. [15/5 22.11] *****: Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi, kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas.

63. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.

V 64. [15/5 22.11] *****: √ Dalam pernyataan kalimat percakapan

Page 90: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

83

Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga pada kualat...tuh...

tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.

65. [15/5 22.11] *****: Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga pada kualat...tuh...

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.

66. [15/5 22.11] *****: Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga pada kualat...tuh...

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.

67. [15/5 22.11] *****: Udah jgn ngomongin jokowi prabowo. sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri. Dalam hal ini, sang komunikan tidak mau menanggapi atau membicarakan Jokowi-Prabowo lagi sebab sudah memasuki hari tenang kampanye.

68. [15/5 22.11] *****: Udah jgn ngomongin jokowi prabowo. sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.

69. [15/5 22.11] *****: √ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,

Page 91: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

84

Udah jgn ngomongin jokowi prabowo. sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya

terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.

70. [15/5 22.11] *****: Lama amat tu ngtik [15/5 22.11] *****: Di cari no satu satu ya he he he [15/5 22.11] *****: Baru blajar x ya ha ha ha

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.

71. [15/5 22.11] *****: Lama amat tu ngtik [15/5 22.11] *****: Di cari no satu satu ya he he he [15/5 22.11] *****: Baru blajar x ya ha ha ha

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada komunikan pendukung capres nomor dua mengetik komentar begitu lama seakan-akan baru memegang atau memainkan handphone.

72. [15/5 22.11] *****: Lama amat tu ngtik [15/5 22.11] *****: Di cari no satu satu ya he he he [15/5 22.11] *****: Baru blajar x ya ha ha ha

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.

73. [15/5 22.11] *****: Lama amat tu ngtik [15/5 22.11] *****: Di cari no satu satu ya he he he [15/5 22.11] *****: Baru blajar x ya ha ha ha

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan.

Page 92: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

85

74. [15/5 22.12] *****: Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis ....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.

75. [15/5 22.12] *****: Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis ....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat pernyataan langsung.

Page 93: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

86

76. [15/5 22.12] *****: Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis ....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan.

77. [15/5 22.12] *****: Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis ....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.

Page 94: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

87

78. [15/5 22.12] *****: Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.

79. [15/5 22.12] *****: Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.

80. [15/5 22.12] *****: Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir.

81. [15/5 22.12] *****: Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut

kopiii hitem nyos�

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.

82. [15/5 22.12] *****: Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.

Page 95: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

88

seimbang menyampaikan info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut

kopiii hitem nyos�

83. [15/5 22.12] *****: Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut

kopiii hitem nyos�

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.

84. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.

85. [15/5 22.12] *****: Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad .mah...banyak ....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg ingin NKRI ini hancur....paham kan ....

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya

86. [15/5 22.12] *****: Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat

Page 96: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

89

buka...kalo mau jihad .mah...banyak ....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg ingin NKRI ini hancur....paham kan ....

Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan.

87. [15/5 22.12] *****: Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad .mah...banyak ....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg ingin NKRI ini hancur....paham kan ....

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.

88. [15/5 22.12] *****: Silahkan anda juga introspeksi diri Ji. Jangan merasa paling benar.

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab

Page 97: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

90

adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.

89. [15/5 22.12] *****: Silahkan anda juga introspeksi diri Ji. Jangan merasa paling benar.

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.

90. [15/5 22.12] *****: Silahkan anda juga introspeksi diri Ji. Jangan merasa paling benar.

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.

91. [15/5 22.12] *****: Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg sesat dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga seh...miris....miris miris....

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.

92. [15/5 22.12] *****: Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi, kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak

Page 98: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

91

sesat dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga seh...miris....miris miris....

lain secara luas

93. [15/5 22.12] *****: Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg sesat dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga seh...miris....miris miris....

√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.

26 16 26 25

Page 99: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

92

B. Interprestasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh hasil

interpretasi data sebagai berikut

Tabel 2 Interpretasi Hasil Penelitian

No Bentuk Ujaran Kebencian Jumlah

1. Konteks 26

2. Niat 16

3. Kontens 26

4. Bentuk Penyampaian 25

Jumlah 93

Berdasarkan hasil penelitian di atas, terdapat pesan-pesan yang mengandung

kebencian melalui ujaran-ujaran tertulis sebanyak 93 buah. Bentuk ujaran

kebencian berdasarkan konteks terdapat 26 buah, bentuk ujaran kebencian

berdasarkan niat terdapat 16 buah, bentuk ujaran kebencian berdasarkan kontens

terdapat 26 buah, dan bentuk ujaran kebencian berdasarkan bentuk penyampaian

terdapat 25 buah.

Bentuk ujaran kebencian berdasarkan konteks ini muncul melalui sebab dan

alasan terjadinya suatu pembicaraan. Dalam konteks diperlukan pengetahuan yang

sama-sama memiliki pembicara dan pendengar sehingga pendengar paham apa

yang dimaksud pembicara. Bentuk ujaran kebencian berdasarkan konteks yang

sering muncul dalam teks percakapan tersebut melalui dua hal, yaitu penilaian

sosial dan labeling. Penilaian Sosial merupakan bagian dari teori komunikasi yang

menggambarkan dan menguraikan bagaimana individu menilai pesan-pesan yang

diawali ketika mendengar atau merespon suatu pesan.

Penilaian sosial ini muncul melalui asimilasi dan perubahan sikap. Asimilasi

terjadi apabila seseorang menilai pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang

mereka daripada yang sebenarnya. Sedangkan, perubahan sikap terjadi ketika

adanya penilaian dari pesan terletak dalam rentang penolakan, maka perubahan

sikap akan berkurang atau tidak ada.

Page 100: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

93

Labeling muncul melalui master status dan deviant career. Master status

disebut dengan konsep diri, mereka menerima dirinya sebagai penyimpang.

Bagaimnapun hal ini akan membuat keterbatasan bagi perilaku para penyimpang

selanjutnya di mana mereka akan bertindak. Sedangkan, deviant career memiliki

kesesuaian dengan Perspektif Pluralis (pandangan banyak orang). Dalam

perspektif ini dikatakan bahwa perbedaan antar kelompok terletak pada benar atau

tidak benar.

Bentuk ujaran kebencian berdasarkan niat muncul melalui keinginan yang

terdapat dalam hati seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Niat bisa

diimplementasikan dengan tiga hal, yaitu dalam hati, ujaran langsung, dan

tindakan. Bentuk ujaran kebencian berdasarkan niat yang sering muncul dalam

teks percakapan tersebut melalui dua hal, yaitu tersurat dan tersirat. Niat yang

tersurat muncul dalam percakapan apabila terdapat pernyataan-pernyataan yang

secara langsung tertulis maksud dan tujuan, artinya pembaca atau komunikan lain

langsung memahami maksud dan tujuan pernyataan tersebut. Sebaliknya, Niat

yang tersirat muncul dalam percakapan apabila terdapat pernyataan-pernyataan

yang tidak secara langsung atau implisit, artinya pembaca atau komunikan lain

tidak langsung memahami maksud dan tujuan pernyataan tersebut dan perlu

dengan pemikiran mendalam.

Bentuk ujaran kebencian berdasarkan kontens yang sering muncul dalam

teks percakapan tersebut melalui beberapa hal, yaitu flaming, harassmen,

denigration, outing and trickery, exclusion/ostracism, dan cyberstalkin. Flaming

yakni celaan, cercaan, atau hinaan kepada satu sama lain. Misalnya, twitwar di

Twitter. Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan,

melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Denigration yakni informasi

mengenai seseorang yang bersifat menghina dan tidak benar atau tidak sesuai

dengan keadaan nyatanya. Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk

membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi, kemudian

menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas.

Exclusion/Ostracism yakni tindakan meng-unfriend, unshared, atau memutuskan

hubungan dari media (sosial), di mana awalnya kedua pihak ini saling

Page 101: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

94

berhubungan/berteman. Yant terakhir, cyberstalking yakni tindakan menguntit

seseorang secara berulang dan melakukan komunikasi yang bersifat mengganggu

dan mengancam, khususnya jika disertai dengan niatan untuk menakuti bahwa

akan terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang-orang lain di

sekelilingnya.

Bentuk ujaran kebencian berdasarkan bentuk penyampaianyang sering

muncul dalam teks percakapan tersebut melalui beberapa hal, yaitu penghinaan,

provokasi, hasutan, dan sindiran. Penghinaan terjadi apabila adanya proses, cara,

atau tindakan yang mengakibatkan kerugian orang lain yang dilakukan secara

sengaja untuk menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan

menuduhkan sesuatu hal dan unsur maksud untuk diketahui umum. Provokasi

terjadi apabila adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau

menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Dalam hal ini,

provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung yang

merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang bertujuan

untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan serta untuk

meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi provokasi

tersebut. Hasutan terjadi apabila adanya tindakan dalam membangkitkan hati

orang supaya marah (melawan, memberontak, dan sebagainya). Yang terakhir,

sindiran terjadi apabila adanya tindakan seseorang dalam mengkritik (mencela,

mengejek, dan sebagainya) seseorang secara tidak langsung atau tidak terus

terang. Penyampaian sindiran pada percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat

pujian yang baik dan halus namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat

berlawanan dengan kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi.

Page 102: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

95

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, terdapat pesan-pesan yang

mengandung kebencian melalui ujaran-ujaran tertulis sebanyak 93 buah.

Bentuk ujaran kebencian berdasarkan konteks terdapat 26 buah, bentuk

ujaran kebencian berdasarkan niat terdapat 16 buah, bentuk ujaran

kebencian berdasarkan kontens terdapat 26 buah, dan bentuk ujaran

kebencian berdasarkan bentuk penyampaian terdapat 25 buah.

Bentuk ujaran kebencian berdasarkan konteks ini muncul melalui

sebab dan alasan terjadinya suatu pembicaraan. Bentuk ujaran kebencian

berdasarkan niat muncul melalui keinginan yang terdapat dalam hati

seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Bentuk ujaran kebencian

berdasarkan kontens yang sering muncul dalam teks percakapan tersebut

melalui beberapa hal, yaitu flaming, harassmen, denigration, outing and

trickery, exclusion/ostracism, dan cyberstalkin. Bentuk ujaran kebencian

berdasarkan bentuk penyampaianyang sering muncul dalam teks

percakapan tersebut melalui beberapa hal, yaitu penghinaan, provokasi,

hasutan, dan sindiran.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Segala macam bentuk ujaran kebencian dan provokasi di dalam media

sosial telah jelas diatur dalam undang-undang ITE dengan sanksi yang

nyata dan berlaku kepada siapa pun. Oleh karena itu, selanjutnya

masyarakat senantiasa lebih bijaksana menghadapi perbedaan

pendapat.

2. Peneliti berikutnya

Penelitian tentang kesantunan berbahasa akan terus mengalami

pembaruan karena kehidupan bermasyarakat terus bergerak secara

Page 103: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

96

dinamis. Saat ini, mungkin ujaran-ujaran yang mengandung kebencian

berlandasakan pada kontestasi pemilihan umum. Tidak menutup

kemungkinan, di kemudian hari akan muncul latar belakang-latar

belakang baru penyebab perbedaan pendapat di masyarakat sebagai

bahan kajian penelitian berikutnya.

Page 104: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

97

DAFTAR PUSTAKA

Anam, M. C., & Hafiz, M. (2015). Surat Edaran Kapolri Tentang Penanganan

Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Kerangka Hak Asasi

Manusia. Jurnal Keamanan Nasional, 1(3), 341-364.

Ibrahim, N. & Hasanudin, D. (2015). Berkomunikasi dalam Dunia Maya (Laporan

Penelitian Hibah Dikti). Jakarta: UHAMKA

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (2016) Buku Saku

Penanganan Ujaran Kebencian (Hate Speech).

Mangantibe, V. (2016). Ujaran Kebencian dalam Surat Edaran Kapolri Nomor:

Se/6/x/2015 Tentang Penanganan Ucapan Kebencian (Hate Speech). Lex

Crimen, 5(1).

Moleong, L.J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda.

W. Cole Durham and Brett G. Scharffs, Law and Religion: National,

International, and Comparative Perspective, (New York: Aspen Publisher,

2010), 202.

Yusof, M. (2018). Trend ganti nama diri bahasa Melayu dalam konteks media

sosial. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 34(2).

Page 105: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

98

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian

NO PENGELUARAN JML. SATUAN HARGA

SATUAN

TOTAL

HARGA

Belanja Bahan

1 Kertas A4 80 gram 5 rim Rp 55.000 Rp 225.000

2

Tinta Toner Laser Jet

Hitam 1 kali Rp 900.000 Rp 900.000

3

Tinta Toner Laser Jet

Warna Cyanogen 1 kali Rp 950.000 Rp 950.000

4

Tinta Toner Laser Jet

Warna Yellow 1 kali Rp 950.000 Rp 950.000

5

Tinta Toner Laser Jet

Warna Magenta 1 kali Rp 950.000 Rp 950.000

6 Isi Ulang Tinta Toner 4 Toner Rp 150.000 Rp 600.000

7 Buku Referensi 10 pcs Rp 60.000 Rp 600.000

8 Ballpoint 1 Pak Rp 30.000 Rp 30.000

9 Stabillo Warna 1 Pak Rp 50.000 Rp 50.000

10

Micro SD (Kartu Memory

Kamera) 1 pcs Rp 250.000 Rp 250.000

11 Flasdisk Gigabyte (32 gb) 2 pcs Rp 250.000 Rp 500.000

JUMLAH Rp 6.000.000

Biaya Transport dan Akomodasi

1 Rapat Persiapan Penelitian 2 orang Rp 100.000 Rp 200.000

2

Konsumsi Rapat Persiapan

Penelitian 2 orang Rp 50.000 Rp 100.000

3

Rapat Pengolahan Data

Penelitian 2 orang Rp 100.000 Rp 200.000

4

Konsumsi Rapat

Pengolahan Data 2 orang Rp 50.000 Rp 100.000

5

Rapat Penyusunan Laporan

dan Persiapan Monev 70% 2 orang Rp 100.000 Rp 200.000

6

Konsumsi Rapat

Penyusunan Laporan 70% 2 orang Rp 50.000 Rp 100.000

7 Transport Monev 1 orang Rp 200.000 Rp 200.000

8

Rapat Persiapan Laporan

Akhir 2 orang Rp 100.000 Rp 200.000

Page 106: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

99

NO PENGELUARAN JML. SATUAN HARGA

SATUAN

TOTAL

HARGA

9

Konsumsi Rapat Laporan

Akhir 2 orang Rp 50.000 Rp 100.000

10

Transport dan Akomodasi

Hotel kegiatan Seminar

Nasional/ Internasional (1

Kamar) 3 Hari Rp 650.000 Rp 2.000.000

11 Top Up E-Toll 2 Kartu Rp 300.000 Rp 500.000

12 Transliterasi Artikel 15 Halaman Rp 70.000 Rp 500.000

JUMLAH Rp 3.000.000

TOTAL RENCANA

ANGGARAN Rp 9.000.000

Page 107: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

100

Lampiran 2 Personalia Penelitian

Page 108: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

101

Page 109: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

102

Anggota Peneliti

Page 110: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

103

Page 111: LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA

104

SURAT PERNYATAAN KETUA PENGUSUL

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum.

NIDN : 0007086601

Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian saya dengan judul: Aspek Ujaran

Kebencian pada Masyarakat dalam Media Percakapan Whatsapp yang

diusulkan dalam skema Penelitian Internal Sosial dan Humaniora untuk tahun

anggaran 2019 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh

lembaga/sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,

maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-

benarnya.

Jakarta, 31-05-2019

Yang menyatakan,

Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum.

NIDN: 0007086601