15
PENGAMATAN MIKROSKOPIS PADA PERTUMBUHAN JAMUR (Laporan Praktikum Penyakit Penting Tanaman) Oleh Tiya Oviana 1014121185 Kelompok 6

LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

PENGAMATAN MIKROSKOPIS PADA PERTUMBUHAN JAMUR (Laporan Praktikum Penyakit Penting Tanaman)

Oleh

Tiya Oviana 1014121185Kelompok 6

LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

2013

Page 2: LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jamur merupakan kelompok fungi yang biasanya hidup di permukaan tanah

atau substrat tempat tumbuhnya. Jamur pada umumnya tumbuh di tempat-

tempat yang lembab serta banyak mengandung bahan organik dan ada juga

yang hidup di lingkungan yang asam. Umumnya jamur memiliki bentuk dan

jenis yang berbeda seperti bentuk payung dan piringan. Terdapat berbagai jenis

jamur di alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, sumber obat-

obatan, dan dapat menjadi penyakit bagi tanaman budidaya. Jamur termasuk

dalam Thalophita. Makhluk hidup ini tidak memiliki pigmen klorofil untuk

melakukan fotosintesis sehingga jamur menjadi saprofit atau parasit bagi

organisme lainnnya.

Jamur terdiri dari satu sel dan banyak sel yang bentuknya seperti benang halus

yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium. Jika miselium dalam

bentuk parasit atau saprofit mulai berkembang dari satu titik, perkembangan

selanjutnya terjadi secara radial menuju ke segala arah, kecuali untuk beberapa

substrat. Kumpulan hifa yang padat dan berisi bahan makanan yang berbentuk

minyak atau senyawa lain membentuk suatu organ yang disebut sclerotia.

Bentuk sclerotia bermacam-macam, ada yang berbentuk memanjang, silindris,

bulat, datar dan adapula yang bentuknya tidak peraturan. Umumnya sclerotia

berwarna cokelat tua atau hitam. Sclerotia bisa tahan dalam keadaan kondisi

lingkungan yang tidak mendukung, seperti udara kering, suhu yang tinggi atau

suhu yang sangat rendah. Sclerotia bisa melekat pada biji, stek, dan tanah

sehingga sangat efektif menyebarkan jamur parasit (Pracaya, 2011).

Karakteristik cendawan dapat dipelajari dengan baik jika kita melakukan

pengamatan mikroskopis terhadap pertumbuhan jamur.

Page 3: LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mengetahui pertumbuhan jamur secara mikroskopis

2. Mengamati hifa dan sclerotia jamur menggunakan mikroskop majemuk.

Page 4: LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

II. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain :

Alat :

1. Kaca preparat

2. Gelas objek

3. Mikroskop majemuk

Bahan :

1. Jamur Sclerotium rolfsii

2. Daun jambu dan alpukat

3. Akuades

4. Tisu

B. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum ini sebagai berikut:

1. Diletakkan satu sclerotia pada kaca preparat

2. Diberi satu tetes aquades

3. Ditutup dengan kaca objek kemudian ditekan sampai sclerotia pecah

4. Diamati struktur sclerotia dengan mikroskop majemuk

Page 5: LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Berdasarkan praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh

hasil pengamatan sebagai berikut:

No. Gambar Keterangan

1 Hifa jamur

Sclerotium rolfsii.

Dengan ciri-ciri hifa

bersekat dan bentuk

perkecambahan

sklerotia dispersif

seperti kapas

berwarna putih.

2 Hifa patogen

penyebab penyakit

karat daun pada

jambu biji.

Page 6: LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

Patogen penyebab

penyakit karat daun

kopi

Sclerotia jamur yang

sudah pecah

B. Pembahasan

Pengamatan yang dilakukan dari serangkaian praktikum seperti uji

patogenitas sampai pengamatan secara mikroskopis menunjukkan bahwa

jamur yang dibiakkan di media PDA maupun media tanah merupakan jamur

Sclerotium rolfsii, hal ini didukung dengan adanya data hasil pengamatan

berupa miselium jamur yang berwarna putih seperti kipas/bulu serta terdapat

kumpulan hifa jamur berwarna coklat berbentuk bulat yang disebut sclerotia.

Masa inkubasi jamur dari setiap uji berbeda-beda sesuai dengan media yang

digunakan dan perlakuan yang diterapkan. Jamur yang ditumbuhkan pada

media PDA masa inkubasinya berkisar antara 1-2 hari. Sedangkan pada uji

Page 7: LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

patogenitas menggunakan media tanah masa inkubasi jamur adalah 1-2

minggu.

Upaya pengembangan tanaman perlu didukung dengan perbaikan teknik budi

daya, termasuk pengelolaan hama dan penyakit. Tanaman kacang-kacangan

sering diserang oleh cendawan yang dapat bertahan di dalam tanah, yang

dikenal dengan sebutan cendawan tular tanah, antara lain dari genus

Rhizoctonia dan Sclerotium (Semangun 1993)

Klasifikasi Jamur

Kingdom : Fungi

Divisi : Basiodiomycota

Kelas : Basiomycetes

Ordo : Agaracales

Famili : Typhulaceae

GenuS : Sclerotium

Species : Sclerotium rolfsii

Semangun (2004) mengatakan bahwa sclerotia dapat bertahan di dalam tanah

sampai 7 tahun. Biasanya patogen S. rolfsii baik tumbuh pada sisa-sisa

tanaman, jamur ini lebih menyukai inang atau makanan yang telah mati,

jamur ini termasuk jamur yang polifag diantaranya adalah tanaman kedelai.

Tanaman yang sakit layu dan menguning perlahan-lahan pada pangkal batang

dan permukaan tanah didekatnya terdapat miselium yang terdiri dari benang-

benang, berwarnah putih tersusun seperti bulu atau kipas. Benang-benang ini

kemudian membentuk Sclerotium, atau gumpalan benang, yang mula-mula

bewarna putih, akhirnya menjadi coklat seperti biji sawit, dengan garis

tengah 1-1,5 mm. Karena mempunyai lapisan dinding yang keras, sclerotium

dapat dipakai untuk mempertahankan diri terhadap kekeringan, suhu tinggi,

dan keadaan yang merugikan. Jamur ini tidak membentuk spora. Untuk

pemencaran dan mempertahankan diri jamur membentuk sclerotium yang

semula berwarna putih, kelak menjadi coklat, dengan garis tengah ± 1 mm.

butiran ini mudah sekali lepas dan terangkut oleh air (Semangun 1993).

Sclerotium rolfsii pada umumnya berada pada daerah tropik beriklim panas

namun lembab dengan suhu sekitar 20-30 ⁰C. Pada daerah subtropik

Page 8: LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

cendawan ini dapat membentuk spora seksual berupa basidiospora yakni

Corticium rolfsii dan Pellicularia rolfsii. Tipe perkecambahan sklerotia

berbentuk dispersif (hifa keluar dari semua sudut sklerotia) dengan benang-

benang halus bercabang berbentuk seperti kapas dan berwarna putih.

Menurut Malinda et al (2012) Hasil isolasi S. rolfsii dari tanaman kedelai

dibiakkan pada media PDA. Ciri-ciri koloni S. rolfsii pada media PDA

secara makroskopik ialah hifa berwarna putih, tidak membentuk spora,

terbentuknya miselia steril dan sklerotia pada hari kelima. Sklerotia muda

berwarna putih kemudian berubah warna menjadi coklat muda hingga coklat

kehitaman. Sklerotia tersebut dapat berkecambah kembali. Ciri-ciri secara

mikroskopik ialah hifa bersekat dan tidak ditemukannya konidia.

Sclerotium rolfsii merupakan salah satu jamur patogen yang menyebabkan

beberapa penyakit pada tanaman, seperti busuk batang, layu serta rebah

kecambah. Jamur Sclerotium rolfsii menyerang tanaman kacang tanah serta

tanaman lain seperti kentang, tomat, kedelai, kubis-kubisan, bawang, seledri,

jagung, selada, kapas, tembakau dan tanaman dari famili Cucurbitaceae.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan didapatkan ukuran diameter

sklerotia 0,05-2 mm dan bentuk perkecambahan sklerotia dispersif seperti

kapas berwarna putih. Ukuran terkecil dari diameter koloni Sclerotium adalah

0,61 cm dan ukuran terbesarnya 1,71 cm sedangkan untuk pengukuran

kecepatan pertumbuhan miselium yang terlambat adalah 3,1 mm/hari dan

yang tercepat adalah 8,54 mm/hari yang dapat dilihat pada hari kedua dan

hari ketujuh penelitian (Magenda dkk, 2011).

Sedangkan jamur Rhizoctonia solani memiliki ciri-ciri hifanya mempunyai

percabangan yang hampir siku, pada titik percabangannya terdapat lekukan,

lebar hifa 6–10 μm, berwarna hialin, bersekat (Semangun 1993), dan

mempunyai pori yang disebut dolipori. Sklerotia Rhizoctonia berbeda dari

Sclerotium karena sel-selnya tidak berlapis, sehingga bentuk sklerotianya

tidak bulat, tetapi pipih dan tidak beraturan.

Page 9: LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

IV. KESIMPULAN

Dari praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Jamur yang dibiakkan pada uji patogenitas sampai pengamatan mikroskopis

pada pertumbuhan jamur merupakan jamur Sclerotium rolfsii.

2. Miselium jamur terdiri dari benang-benang, berwarna putih tersusun seperti

bulu atau kipas. Benang-benang ini kemudian membentuk Sclerotia berwarna

putih dan akhirnya menjadi coklat seperti biji sawit, dengan garis tengah 1-1,5

mm.

3. Tipe perkecambahan sklerotia berbentuk dispersif (hifa keluar dari semua

sudut sklerotia).

4. Ciri-ciri secara mikroskopik sclerotia dari jamur Sclerotium rolfsii ialah hifa

bersekat dan tidak ditemukannya konidia.

5. Sklerotia Rhizoctonia berbeda dari Sclerotium karena sel-selnya tidak berlapis,

sehingga bentuk sklerotianya tidak bulat, tetapi pipih dan tidak beraturan.

Page 10: LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

DAFTAR PUSTAKA

Malinda, Novi. dkk. 2012. Penghambatan serangan Sclerotium rolfsii penyebab rebah kecambah pada kedelai dengan bakteri kitinolitik. Universitas Sumatera Utara. Journal Saintia Biologi 1 (1).

Magenda, Seny. dkk. 2011. Karakteristik isolat jamur Sclerotium rolfsii dari tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea Linn). Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal Bioslogos 1(1).

Pracaya. 2011. Hama dan Penyakit Tanaman Edisi Revisi. Penebar Swadaya: Depok.

Semangun, H. 1993. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. hlm. 128-129, 182,183.

Semangun, H. 2004. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Page 11: LAPORAN PPT Pengamatan Mikroskopis

LAMPIRAN