Laporan Praktikum Acara 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kreatifvitas mahasiwa

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI BENIHEKSTRAKSI BENIH SAYURAN SECARA KIMIA

NAMA:Hendra pangaribuanNPM:E1J012075Co-Ass: Riduan Hutabarat

Pogram Studi AgroekoteknologiJurusan Budidaya pertanianFakultas PertanianUniversitas Bengkulu2014

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKuswanto (2003) menyebutkan bahwa proses ekstraksi benih merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan benih dari buah.Penyertaan ini diperjelas oleh Ekawati (2004) bahwa ekstraksi benih merupakan pemisahan biji dari daging buah,kulit benih,polong,kulit buah,malai,tongkol,dan sebagainya dengan tujuan agar benih tersebut dapat digunakan untuk bahan tanam yang memenuhi persyaratan.Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secara langsung,biasanya pengundulan dilakukan terhadap buahnya.Kuswanto (2003) menyatakan bahwa berdasarkan proses ekstraksi buah ini buah dan polong dapat digolongkan menurut cara mengaekstraksinya,antara lain:Cone dan polongSesudah tindakan pra-perawatan, buah polong dikeringkan sampai pada tingkat kadar air tertentu dimana buah polong tersebut mulai terbuka. Setelah terbuka bijinya diambil dengan menggunakan tangan atau mesin khusus. Kerusakan mesin dapat dengan mudah menimbulkan kerusakan pada benih apabila terjadi terlalu banyak benturan dan getaran. Setiap famili pohon (families) dapat berbeda dalam hal kadar air cone dan ketebalan dan struktur lapisan benih, dan ekstraksi standar dapat juga mempengaruhi famili pohon (families) tersebut secara berbeda. (Kuswanto, 2003).Buah keringIni merupakan kelompok yang bermacam-macam. Kantung (follicles) yang terbelah sebelah kebawah, polong dari tumbuhan polong yang terbelah dua belah kebawah, dan kapsul dari tanaman eucalyptus yang terbelah kedalam (split in) menjadi tiga atau beberapa belah. Beberapa jenis buah akan terbuka dengan sendirinya apabila dikeringkan khususnya apabila buah tersebut dipetik pada saat yang tepat, bukan sebelum waktunya dan apalagi dengan pengeringan terlalu cepat. Beberapa benih dapat diperoleh melalui gosokan ringan atau rontok, sedangkan lainnya memerlukan bantuan mesin. Proses seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan pada benih apabila tidak dilakukan dengan teliti (Kuswanto, 2003).Buah BerdagingPada buah berdaging sebelum benih dipisahkan atau diekstraksi, buahnya dapat dikeringkan terlebih dahulu setelah buah masak. Tanaman yang termasuk dalam tipe ini adalah tanaman cabai, oyong, okra dan paria (Kuswanto, 2003).Buah Berdaging dan Berair (Wet Fleshly Fruit)Buah tipe ini, disamping berdaging juga berair misalnya ketimun, sehingga pada saat benih masak fisiologis maupun masak morfologis kandungan air benih masih sangat tinggi dan benih diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada runag-ruang tempat biji tersususn yang mengandung bahan yang bersifat inhibitor. Dengan demikian, sebelum benih dikeringkan lendir yang ada harus dihilangkan terlebih dahulu menggunakan zat kimia yaitu dengan difermentasikan terlebih dahulu, kemudian benih dicuci dengan air hingga bersih dan bebas dari lendir (Kuswanto, 2003).Metode ekstraksiEkawati (2004) menyebutkan bahwa dari beberapa jenis tanaman yang berasal buah berdaging dan berarir (Wet Fleshly Fruit) memerlukan metode ekstraksi dan perawatan khusus sebelum benih siap dikeringkan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan benih yang berasal dari buah batu tetapi dimodifikasi dengan ekstraksi secara kering yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin antara lain:Benih dari beberapa jenis tanaman yang berasal buah berdaging dan berair memerlukan metode ekstraksi dan perawatan khusus sebelum benih siap dikeringkan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan benih yang berasal dari buah batu tetapi dimodifikasi dengan ekstraksi basah (wet ekstraction) yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin. Zat penghambat perkecambahan (inhibitor) yang menyelimuti permukaan benih harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum dikeringkan (Kuswanto, 2005) pernyataan ini juga disampaikan oleh Sutopo (2002) dalam bukunya Teknologi Benih menyebutkan bahwa banyak zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan salah satunya adalah bahan-bahan yang terkandung dalam cairan buah yang melapisi biji tomat dan ketimun. (Ekawati, 2004) menjelaskan ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam ekstrakksi basah, antara lain:

FermentasiBenih yang telah dipisahkan dari daging buahnya, dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Adapun wadah yang digunakan untuk fermentasi benih dipilih wadah yang tidak korosif terhadap asam, misalnya terbuat dari logam stainless steel, kayu ataupun plastic. Lama fermentasi tergantung pada tinggi rendahnya suhu selama fermentasi. Apabila fermentasi dilakukan pada temperature 240 C-270 C maka diperlukan waktu 1-2 hari., sedangkan apabila digunakan temperature 150 C-220C, dbutuhkan waktu 3-6 hari., tergantung pada jenis benih yang difermentasikan. Selama fermentasi bubur (pulp) perlu diaduk guna memisahkan benih dari massa pulp dan mencegah timbulnya cendawan. Setelah fermentasi selesai, bisanya benih akan tenggelam ke dasar wadah untuk memudahkan pemisahan benih dari massa pulp perlu ditambahkan air agar pulp menjadi encer. Setelah benih difermentasi benih dicuci dengan air bersih hingga semua zat penghambat hilang, yang ditandai dengan permukaan benih yang sudah tidak licin. Selanjutnya benih tersebut dikering anginkan pada suhu 310 C hingga diperoeh kadar air tertentu sesuai dengan peraturan yang aman bagi penyimpanan (Pitojo, 2005).Metode Mekanis (Mechanical Method)Pada usaha skala besar, pemisahan benih dari daging buahnya akan kurang efisien jika menggunakan tenaga manual. Proses pembijian dilakukan dengan menggunakan mesin (seed extraction) yang dirancang untuk memisahkan dan membersihkan benih dari pulp yang mengandung inhibitor (Ekawati, 2004)Metode Kimiawi (Chemical Method)Metode fermentasi memerlukan waktu relative lama terutama bila dilakukan di Negara yang berklim dingin/sedang, sehingga akan berdampak pada kualitas benih. Untuk mempersingkat waktu fermentasi, dapat digunakan zat kimia misalnya HCL 35%, dengan dosis 5 liter HCL 35% dicampur dengan 100 liter air. Kemudian larutan HCL digunakan untuk merendam pulp. Setelah direndam dan diaduk selama 30 menit, massa pulp akan mengambang dipermukaan sehingga mudah dipisahkan dari benih yang tenggelam didasar wadah. Setelah dipisahkan benih dicuci dengan air hingga bekas pencuciannya bersifat netral (dapat dicek dengan menggunakan kertas lakmus). Pitoyo (2005) juga menjelaskan bahwa bahwa pemisahan biji setelah fermentasi dapat dilaukan dengan menggunakan sodium karbonat 10% selama dua hari, namun cara tesebut jarang digunakan oleh perusahaan benih, pemisahan biji dalam jumlah banyak dapat dilakukan secara cepat degan menggunakan HCL 1 N sebanyak 7-8 ml/l larutan, dibiarkan selama 1-2 jam. Namun jika tidak dilakukan secara tepat perlakuan dengan bahan kimia tersebut dapat menurunkan daya kecambah . Kuswanto (2003) menyatakan bahwa untuk mempersingkat waktu fermentasi dapat digunakan zat kimia HCL 35% dengan doasis 5 liter HCL 35 % icampur dengan 100 liter air, kemudian larutan tersebut digunakan untuk merendam pulp selama 30 menit. Murniati (1999) dalam penelitiannya memanfaatkan kapur tohor sebagai bahan untuk ekstraksi basah menunjukkan bahwa pada konsentrasi kapur tohor 20 g/l dengan lama perendaman 30 menit memberikan potensi tumbuh terbaik (96%) untuk benih manggis. Manggis dan ketimun termasuk kedalam tipe buah berdagung dan berair sehingga diharapkan kapur tohor juga dapat dipalikasikan dalam ekstraksi benih ketimun. Adapun keuntungan dari penggunaan kapur tohor adalah prosesnya berjalan cepat, harganya murah 2000/kg dapat mencegah terjadinya pembusukan yang dapat mempengaruhi kualitas benih terutama viabilitasnya dan tidak menyebabkan perubahan warna.1.2 Tujuan1. Mahasiswa mengetahui cara mengekstraksi benih sayuran.2. Mahasiswa dapat mengekstraksi benih sayuran.

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM3.1 Tempat dan WaktuPraktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Maret 2014 pukul 14.00 WIB selesai. Bertempak di laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.3.2 Alat dan Bahan

Buah sayuran seperti tomat, cabai, dan mentimun.AirLarutan HCL 35%Botol beserta tutupnyaBak airPisau atau carterPenumbukPengadukKertas lakmusSaringan

3.3 Cara Kerjaa. Ekstraksi Metode KimiawiAmbilah buah cabai (20 butir), tomat (5 butir), dan mentimun (5 butir).Belahlah buah tomat dan mentimun.Ambilah pulp dan bijinya.Rendamlah pulp dan bijinya ke dalam larutan HCL 35% selama 30 menit hingga masa pulp mengambang.Pisahkan pulp dari bijinya.Cucilah biji tomat dan mentimun dengan air mengalir hingga netral pHnya.Tumbuklah buah cabai dengan lembut agar buahnya pecah dan bijinya tidak rusak.Ambilah buah dan biji cabe yang telah ditumbuk dengan sendok.Rendamlah buah cabai yang sudah di tumbuk ke dalam larutan HCL 30% selama 30 menit dan aduklah hingga rata.Pisahkan biji dan pulpnya.Cucilah biji cabai dengan air mengalir hingga pHnya netral.Bersihkan hasil rendaman dengan air yang mengalir secara perlahan, jangan sampai biji ikut terbuang.b. Ekstraksi Metode FermentasiAmbilah buah cabai (20 butir), tomat (5 butir), dan mentimun (5 butir).Belahlah buah tomat dan mentimun.Ambilah pulp dan bijinya.Rendamlah pulp dan bijinya di dalam botol yang telah berisi air 2-4 hari hingga masa pulp mengambang dan terpisah dengan bijinya.Pisahkan pulp dari bijinya dengan cara disaring.Cucilah biji tomat dan mentimun dengan air mengalir hingga bersih (biji tidak licin).Tumbuklah buah cabai dengan lembut agar buahnya pecah dan bijinya tidak rusak.Ambilah buah dan biji cabe yang telah ditumbuk dengan sendok.Rendamlah buah cabai yang sudah di tumbuk ke dalam botol yang telah berisi air 2-4 hari hingga masa pulp mengambang dan terpisah dengan bijinya.Pisahkan biji dan pulpnya dengan cara disaring.Cucilah biji cabai dengan air mengalir hingga bersih.Bandingkanlah keuntungan dan kerugian kedua metode ekstraksi.

BAB VIHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasila. Ekstraksi Metode Kimiawi1. Untuk cabaiSetelah biji cabai di rendam pada larutan HCL 35% maka hasilnya :Pulp terpisah dari bijinya.Biji lebih kesat setelah di cuci pada air2. Untuk tomatSetelah biji cabai di rendam pada larutan HCL 35% maka hasilnya :Pulp terpisah dari bijinya.Biji lebih kesat setelah di cuci pada air3. Untuk mentimunSetelah biji cabai di rendam pada larutan HCL 35% maka hasilnya :Pulp terpisah dari bijinya.Biji lebih kesat setelah di cuci pada airb. Ekstraksi Metode Fermentasi1. Untuk cabaiSetelah di rendam dalam air selama 2-4 hari maka hasilnya :Pulp mengambang di atas permukaan air.Biji tenggelam dalam airBiji kesat setelah di keringkan.2. Untuk tomatSetelah di rendam dalam air selama 2-4 hari maka hasilnya :Pulp mengambang di atas permukaan air.Biji tenggelam dalam airBiji kesat setelah di keringkan.3. Untuk mentimunSetelah di rendam dalam air selama 2-4 hari maka hasilnya :Pulp mengambang di atas permukaan air.Biji tenggelam dalam airBiji kesat setelah di keringkan.4.2 Pembahasana. Ekstraksi Metode KimiawiSecara umum biji yang di hasilkan baik biji cabe, tomat ataupun mentimun dengan ekstraksi yang menggunakan larutan HCL 35 % sama seperti berikut :Pulp terpisah dari bijinya.Biji lebih kesat setelah di cuci pada airKadar air dalam biji akan berkurang setelah di keringkanb. Ekstraksi Metode FermentasiSecara keseluruhan baik untuk biji cabe, tomat dan mentimun setelah di rendam dalam air selama 2-4 hari maka hasilnya :Pulp mengambang di atas permukaan air.Biji tenggelam dalam airBiji kesat setelah di keringkan.Jadi dalam melakukan ekstraksi pada buah terutama cabe, tomat, dan mentimun bisa di lakukan dengan larutan HCL 35% atau fermentasi menggunakan air. Tapi akan lebih efektif dan efisien terutama waktu yang di perlukan lebih baik menggunakan larutan HCL 35% karena hanya menunggu beberapa jam saja dibandingkan menggunakan air dapat memakan waktu berhari-hari.

BAB VKESIMPULAN5.1 KesimpulanDalam praktikum yang kami lakukan baik Ekstraksi yang menggunakan metode kimiawi maupun yang menggunakan metode Ekstraksi fermentasi tidak jauh berbeda. Karena biji yang di ekstraksi menggunakan larutan HCL 35% akan sama hasilnya dengan biji yang di ekstraksi menggunakan air. Namun jika kita akan mengekstraksi dalam skala yang besar lebih efektif dan efisien jika kita menggunakan larutan kimia, karena secara kimia yang menggunakan larutan HCL 35% lebih cepat dan tidak banyak memerlukan waktu dalam penangananya.5.2 SaranSebaiknya buah yang akan kita ekstrasikan hendaknya kita perhatikan kemurnian buah tersebut. Karena tujuan ekstraksi adalah untuk menciptakan benih yang akan di persiapkan untuk proses penananman selanjutnya, jadi kita harus memperhatikan kualitas buah tersebut agar biji yang dihasilkan benar-benar berkualitas.DAFTAR PUSTAKA

Murniati,E.1996. Informasi Hasil Penelitian Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap viabilitas benih kemiri (Aleurites moluccana Willd.). Keluarga Benih 7(1):59-65Kamil, J, 1982, Teknologi Benih I, Padang: Universitas AndalasKuswanto, Hendarto. 1997. Analisis Benih. Yogyakart:AndiKuswanto,Hendarto. 2003, Teknologi Pemprosesan, Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Yogyakarta: KanisiusNurhayati, K. 1997. Pengaruh Ukuran dan Saat perkahan Buah Pada Proses Ekstraksi terhadap Perkecambahan dan Pertumbuahan Semai Khaya anthoteca C.DC. Skrpisi. Bogor. Jurusan Manajeman Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.