18
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH DERAJAT KERUH TANAH Oleh: Nikmatul Qoriah NIM A1L014032 Asisten: Arigi Desinta N. KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan praktikum dasar ilmu tanah acara 3, penetapan derajat kerut tanah

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH

DERAJAT KERUH TANAH

Oleh:

Nikmatul Qoriah

NIM A1L014032

Asisten:

Arigi Desinta N.

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2015

Page 2: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah secara umum terdiri atas bahan organik, bahan anorganik,

udara, dan air. Bahan organik diantaranya adalah fraksi tanah yang terdiri

dari, pasir, debu, dan liat. Masing-masing fraksi tersebut memiliki sifat yang

berbeda.

Fraksi tanah pasir memiliki doameter 0,05-2,00m dan bersifat tidak

liat atau tidak plastis.Karena diameter yang cukup besr, pasir tidak mampu

menahan air dengan baik karena ruang pori yang lebih banyak. Kemudian

fraksi debu memiliki ukuran 0,002 – 0,05 mm dan memiliki sifat yang

sedikit plastis dan kohesi yang cukup baik. Liat berukuran < 0,002 mm dan

berbentuk lempeng. Liat bersifat sangat plastis dan akanmengembang saat

dibasahi da mengkerut saat kering.

Kandungan fraksi tanah juga akan menentukan tekstur tanah.

Tanah yang banyak mengandung pasir akan memiliki tekstur yang kasar dan

mudah merembeskan air dan disbu tanah ringa. Tanah yang mengandung

banyak liat akan memiiki tekstur yang halus dan sulit meloloskan air, serta

lengket sehingga disebut tanah berat.

Berat ringannya tanah dan kandungan bahan organik akan

mempengaruhi derajat kerut tanah.

Page 3: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui derajat kerut berbaga jenis tanah.

2. Membandingkan derajat kerut tanah antar jenis tanah yang diamati.

Page 4: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori tanah kasar dan halus.

Pori tanah kasar berisi air gravitasi sedangkan pori halus memiliki

kandungan air kapiler. Karena mengandung air gravitasi, tanah dengan pori

kasar sulit menahan air sehingga mudah kering. Tanah dengan pori kasar

adalah tanah yang mengandung banyak frakdi pasir. Hardjowigeno (2010).

Karna itu setiap tanah memiliki sifat mengembang dan mengerut yang

berbeda akibat kandungan mineral dan bahan organik di dalamnya.

Menurut Hakim (1986), tanah dengan kandungan fraksi pasir yang

tinggi memiliki ruang pori-pori di antara partikel-pertikel tanah yang banyak

sehingga dapat memperlancar gerakan air dan udara.

Hal ini juga dikemukakan Rajiman dkk (2008), bahwa tanah pasir

menganung fraksi pasir hingga 91 % yang menyebabkan luasnya

permukaaan jenis kecil dan didominasi pori makro sehingga kemampuan

dalam mengikar air dan hara rendah.

Jika tanah pasir memiliki kemampuan menahan air yang rendah dan

kemampuan mengembang danmengkerut yang rendah pula, maka tanah liat

bersifat sebaliknya. Seperti apa yang dinyatakan Prasetyo (2007), bahwa

tanah kendala tanaman terhadp tanah yang bersifat liat seperti vertisol

Page 5: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

adalah sifat mengembang dan mengerut, drainase ang kurang baik, serat

kecepatan infiltrasi air yang rendah.

Menurut Nursyamsi (2011), kadar air tanah yang tinggi pada tanah

akan menyebabkan tanah mengembang, begitu pula apabila kadar air tanah

menurun. Saat kadar ait tanah menurun maka air yang terdapat di antara

ruang lapisan akan keluar sehinga ruangan yang semula berisi air akan

ditempati udara. Karena itu, tanah akan mengering dan retak-retak.

Page 6: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

III. METODE PENEITIAN

A. Alat dan Bahan

Dalam praktikum penetapan derajat kerut tanah diperluakn beberpaa

alat dan bahan yaitu; contoh tanah halus berukuran < 0,5 mm, botol seprot

air, air, cawan poselin, colet, cawan dakhil, vaselin, jangka sorong, dan

serbet / lap.

B. Prosedur Kerja

1. Tanah halus diambil secukupnya dan dimasukkan ke dalam cawan

porselin.

2. Ditambahkan air menggunaan botol semprot dan diaduk menggnakan

colet hingga pasta tanah menjadi homogen.

3. Diameter dalam cawan dakhil diukur menggunakan jangka sorong untuk

memperoleh nilai diameter awal.

4. Pasta tanah yang sudah homogen dimasukkan ke dala cawan dakhil yang

sudah diolesi vaselin terlebih dahulu.

5. Cawan dakhil yang telah berisi tanah kemudian dijemur di bawah sinar

matahari dan diukur diameternya setiap 2 jam sekali hingga diperoleh

dameter kontan untuk memperoleh nilai diameter akhir.

Page 7: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

6. Dihitung derajat kerut tanahnya dengan perhitungan :

Page 8: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Jenis tanah

Ø Pengamatan ke1 2 3 4 5 6 7

1. EntisolØ1 3,51 3,43 3,31 3,31 3,31Ø2 3,56 3,43 3,35 3,35 3,35X 3,535 3,43 3,33 33,3 3,33

2. Andisol

Ø1 3,54 3,53 3,49 3,44 3,41 3,38 3,38Ø2 3,67 3,62 3,48 3,42 3,42 3,33 3,33X 3,605 3,575 3,485 3,43 3,41

53,35

53,355

3. VertisolØ1 3,23 3,12 2,8 2,8 2,8Ø2 3,22 3,13 2,7 2,6 2,6X 3,225 3,125 2,75 2,7 2,7

4.Inseptiso

l

Ø1 3,41 3,31 3,12 3,12Ø2 3,39 3,21 3,01 3,01X 3,40 3,26 3,065 3,06

5. UltisolØ1 3,25 3,17 3,14 3,04 3,04Ø2 3,3 3,21 2,98 2,92 2,92X 3,275 3,19 3,06 2,98 2,98

Page 9: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

B. Pembahasan

Komponen anorganik pada tanah di antaranya adalah fraksi tanah

yaitu pasir, debu, dan liat. Pasir merupakan fraksi tanah yang memilki

ukuran yang relatif cukup besar yaitu antara 0,05-2 mm dan bersifat kasar.

Kemudian debu merupakan fraksi tanah yang memiliki ukuran 0,02-005 mm

dan lebih halus dibandingkan pasir. Sedangkan liat adalah fraksi pembentuk

tanah yang memiliki ukuran <0,05 mm. Karena perbedaan ukura partikel

itulah ketiga fraksi tanah tersebut memiliki beberapa perbedaan. Karena

pasir memiliki ukuran partikel yang cukup besar maka air dapat dengan

mudah lolos atau memiliki drainase yang baik. Hal ini terjadi karena ukuran

pasir menyebabkan semakin banyaknya pori tanah untuk dilewati air dan

udara. Karena tidak mengikat air dengan kuat, pasir bersifat tidak plastis,

kasar, dan mudah diolah. Kemudian fraksi debu yang memiliki ukuran lebih

kecil dibandingkan pasir yaitu antara 0,02-0,05 mm memiliki pori tanah

yang lebih sedikit sehingga lebih mengikat air dibandingkan dengan pasir.

Karena itu, debu memiliki sifat yang agak plastis, sedikit lekat, dan licin

tetepi tidak lengket. Sementara itu, fraksi tanah liat memiliki ukuran yang

sangat kecil yaitu <0,05 mm sehingga tanah yang banyak mengandung liat

memiliki pori yang kecil dan dapat mengikat air dengan baik atau drainase

yang kurang baik. Karena itu, tanah yang banyak mengandung liat bersifat

halus, lekat, lengket dan licin serta susah untuk diolah.

Page 10: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

Fraksi tanah adalah komponen anorganik pembentuk tanah yang

keberadannya menentukam berbagai sifat fisik tanah seperti tekstur, warna,

keliatan, dan derajat kerut tanah.

Besarnya derajat kerut tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

berat ringannya tanah dan kandungan bahan organik tanah. Semakin berat

tanah maka semakin tinggi pula derajat kerut tanahnya. Sementara itu berat

ringannya tanah dipenrgaruhi oleh kandungan fraksi tanah di dalamnya.

Tanah yang banyak mengandung fraksi pasir akan bersifat ringan sedangkan

semakin banyak kadungan liatnya maka tanah semakin berat. Jadi

kandungan liat tanah mempengaruhi derajat kerut tanah. Sementara itu,

bahanorganik yang semakin bayak di dalam tanah justru akan menurunkan

derajat kerut tanah.

Dari hasil pengamatan derajat kerut tanah diperoleh perhitungan:

Hasil tersebut menunjukkan bahwa tanah entisol memiliki derajat

kerut yang tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan tekstur tanah entisol

yang liat berpasir sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang rendah.

Sementara itu, dari hasil pengamatan menunjukkan ahwa tanah jenis

vertisol memiliki derajat kerut yang tinggi yaitu 16,27 %. Seperti menurut

Prasetya (2007), menyatakan bahwa tanah vertisol bersifat liat, mempunyai

slickenside dan mampu mengembang dan mngerut serta mempunya drainase

Page 11: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

yang lambat. Karena bersifat liat, maka tanah vertisol memiliki drajat kerut

yang tinggi pula.

Kemudian pada ultisol hasil pengamatan menunjukkan derajat kerut

sebesar 9,0 % yang menunjukkan bahwa tingkat keliatan ultisol cukup tinggi

dibandingkan tanah entisol. Seperti menurut Prasetya dan Suriadikarta

(2007), menyatakan bahwa ciri dari tanah ultisol adalah adanya akumulasi

liat pada lapisan horizon bawah serta fraksi liat yang semakin meningkat

sesuai kedalaman tanah. Hal itu menunjukkan bahwa tanah ultisol memiliki

fraksi liat yang besar dan bahan organik yang tidak terlalu melimpah.

Kemudian pada tanah andisol diperoleh derajat kerut tanah sebesar

13,3 %. Hasil tersebut menunjukkan kandungan liat tanah andisol yang

cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan tekstur tanah andisol yang

Sementara itu, pada tanah inseptisol hasil derajat kerut tanah yaitu

sebesat 9,8 %. Angka ini menunjukkan bahwa tanah inseptisol

mengandungg lebih banyak liat dibandingkan dengan tanah entisol dan

ultisol.

Page 12: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

V. KESIMPULAN

A. Simpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari percobaaan diketahui bahwa derajat kerut tanah entiso yaitu 5,79%,

andisol 13,3 %, vertisol 16,27 %, inseptisol 9,8 %, dan ultisol sebesar

9,0 %

2. Masing-masing tanah memiliki derajat kerut yang berbeda karena

perbedaan berat ringannya tanah dan kandungan bahan organik. Seperti

dalam percobaan tanah etisol memiliki derajat kerut terkecil karena

mengandung liat yang lebih sedikit dibandingkan tanah lain dan bahan

organik yang tinggi. Sementara tanah vertisol memiliki derajat kerut

tertinggi karena kandungan liatnya yang paling tinggi.

B. Saran

1. Dalam percobaan harus memperhatikan keadaan alat-dan bahan

sehingga tidak terjadi kesalahan hasil dan lebih akurat.

2. Diperlukan peningkatan ketelitian dalam setiap langkah percobaan.

Page 13: Laporan Praktikum Acara 3 Derajat Kerut Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Nurhadjati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas

Lampung. Lampung.

Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akamedia Pressindo. Jakarta

Nursyamsi, D. 2011. Mekanisme pelepasan k terfikasi menjadi tersedia bagi

pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah yang disominasi smakstit. Jurnal

Sumber Daya Lahan Vol. 5 No. 2 Hlm. 61-74.

Prasetya, B.H. 2007. Perbedaan sifat-sifat tanah vertisol dari berbagai lahan

induk. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol.9 No.1 Hlm 20-31.

Prasetya, B.H dan Suriadikarta D.A. .2006. Karakteristik, potensi, dan teknologi

Pengololaan tanah ultisol untuk pengembangan pertenian lahan kering di

Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(2), 2006 Hlm 39-47.

Rajiman, dkk. 2008. Pengaruh pembenah tanah terhadap sifat fisika tanah dan

hasil bawang merah pada lahan pasir pantai bugel Kabupaten Kulon

Progo. Agrin Vol. 12 No. 1 Hlm. 67-77.