56
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktikum kerja bangku merupakan pekerjaan dasar yang harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja secara manual bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang teknik mesin. Pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja. Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktik kerja bangku. Kunci kesuksesan dari kerja bangku ini adalah kesabaran dan ketelitian dalam bekerja, karena setiap pekerjaan yang dilakukan pasti akan menyita waktu yang lama bila dibandingkan dengan alat yang menggunakan mesin pada waktu sekarang. Untuk itu pada laporan praktikum ini akan dibahas mengenai alat dan perkakas serta cara pengerjaan benda kerja pada jobsheet matakuliah praktikum kerja bangku. 1.2 Rumusan Masalah A. Apa saja alat pengukur dan alat penanda yang digunakan dalam pengerjaan plat yang meliputi 1

Laporan Praktikum Kerja Bangku

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Kerja Bangku

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktikum kerja bangku merupakan pekerjaan dasar yang

harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja secara manual

bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang teknik mesin.

Pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan pada pembuatan

benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja.

Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu

menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu

menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai

dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika

mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan

peraturan dan tata cara pengerjaan praktik kerja bangku. Kunci

kesuksesan dari kerja bangku ini adalah kesabaran dan ketelitian

dalam bekerja, karena setiap pekerjaan yang dilakukan pasti

akan menyita waktu yang lama bila dibandingkan dengan alat

yang menggunakan mesin pada waktu sekarang.

Untuk itu pada laporan praktikum ini akan dibahas

mengenai alat dan perkakas serta cara pengerjaan benda kerja

pada jobsheet matakuliah praktikum kerja bangku.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa saja alat pengukur dan alat penanda yang digunakan dalam

pengerjaan plat yang meliputi mengikir, mengebor, mengetap,

menyetempel, menyenei, dan menggergaji pada praktikum kerja

bangku?

B. Apa saja perkakas tangan yang digunakan dalam pengerjaan plat yang

meliputi mengikir, mengebor, mengetap, menyetempel, menyenei, dan

menggergaji pada praktikum kerja bangku?

1

Page 2: Laporan Praktikum Kerja Bangku

C. Apa saja mesin yang digunakan dalam pengerjaan plat yang meliputi

mengikir, mengebor, mengetap, menyetempel, menyenei, dan

menggergaji pada praktikum kerja bangku?

D. Apa saja peralatan yang digunakan dalam pengerjaan plat yang meliputi

mengikir, mengebor, mengetap, menyetempel, menyenei, dan

menggergaji pada praktikum kerja bangku?

E. Apa saja alat pelindung diri yang digunakan dalam pengerjaan plat yang

meliputi mengikir, mengebor, mengetap, menyetempel, menyenei, dan

menggergaji pada praktikum kerja bangku?

F. Bagaimana proses pengerjaan plat yang meliputi mengikir, mengebor,

mengetap, menyetempel, menyenei, dan menggergaji pada praktikum

kerja bangku?

1.3 Tujuan

A. Untuk memahami alat pengukur dan alat penanda yang digunakan dalam

pengerjaan plat yang meliputi mengikir, mengebor, mengetap,

menyetempel, menyenei, dan menggergaji pada praktikum kerja bangku.

B. Untuk memahami perkakas tangan yang digunakan dalam pengerjaan

plat yang meliputi mengikir, mengebor, mengetap, menyetempel,

menyenei, dan menggergaji pada praktikum kerja bangku.

C. Untuk memahami mesin yang digunakan dalam pengerjaan plat yang

meliputi mengikir, mengebor, mengetap, menyetempel, menyenei, dan

menggergaji pada praktikum kerja bangku.

D. Untuk memahami peralatan yang digunakan dalam pengerjaan plat yang

meliputi mengikir, mengebor, mengetap, menyetempel, menyenei, dan

menggergaji pada praktikum kerja bangku.

E. Untuk memahami alat pelindung diri yang digunakan dalam pengerjaan

plat yang meliputi mengikir, mengebor, mengetap, menyetempel,

menyenei, dan menggergaji pada praktikum kerja bangku.

F. Untuk mengetahui proses pengerjaan plat yang meliputi mengikir,

mengebor, mengetap, menyetempel, menyenei, dan menggergaji pada

praktikum kerja bangku.

2

Page 3: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Teknis penulisan makalah ini berpedoman pada Buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM,

2010).

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Alat Ukur dan Alat Penanda

Pada bengkel kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar-

benar presisi, maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan

pengukuran, dan kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran harus

benar-benar diketahui secara baik.

A. Mistar baja

Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja bangku. Alat ukur ini

dapat dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan

pengukuran paling kecil sebesar 0,5 mm. Jenis mistar baja yang dipakai pada

bengkel kerja bangku mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada

umumnya panjang mistar baja adalah 150 mm sampai 300 mm, dengan skala ukur

terdiri dari satuan setengah milimeter dan satuan satu milimeter.

Dalam bengkel kerja bangku mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem metrik

dan sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dengan

inchi, sedangkan pada sistem metrik satuan dinyatakan dengan millimeter

(Ambiyar, dkk, 2008 : 240).

Gambar 2.1 : Mistar Baja

B. Jangka sorong

3

Page 4: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai

sepersepuluh, seperdua puluh, seperlima puluh, dan seperseratus milimeter.

Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja,

kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah dan

panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari jangka sorong tersebut

mencukupi.

Gambar 2.2 : Mengukur Menggunakan Jangka Sorong

Ukuran jangka sorong ada beberapa macam, seperti jangka sorong dengan

panjang 150 mm, 175 mm, 250 mm, 300 mm (sistem metrik). Sedangkan untuk

mengukur ukuran benda kerja yang besar juga digunakan jangka dengan ukuran

panjang lebih dari 1 meter.

Gambar 2.3 : Bagian – Bagian Jangka Sorong

4

Page 5: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Keterangan gambar

a. Rahang tetap

b. Rahang yang dapat digerakkan

c. Sensor untuk pengukuran bagian luar benda kerja

d. Sensor untuk pengukuran bagian dalam benda kerja

e. Skala utama

f. Skala vernier

g. Baut pengunci, digunakan apabila jangka sorong akan digunakan untuk

melakukan pengukuran benda kerja dengan ukuran sama dan dalam

jumlah yang banyak.

h. Batang pengukur kedalaman benda kerja

i. Penyetel, digunakan untuk menggeserkan bagian rahang vernier, sehingga

mencapai posisi tertentu sesuai dengan benda kerja yang akan diukur.

(Ambiyar, dkk, 2008 : 246)

Ketelitian dari jangka sorong bermacam-macam, yaitu ketelitian 0,1 mm

yang berarti pada skala noniusnya dibagi menjadi 10 bagian, di mana setiap

bagian berarti 0,1 mm, sedangkan pada skala utama setiap bagian berarti besarnya

1 mm. Untuk jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm, maka pada skala

noniusnya satu bagian pada skala utama dibagi menjadi 20 bagian, artinya setiap

bagian berharga 0,05 mm, serta jangka sorong dengan ketelitian 0,001 mm.

Mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara memasukkan rahang bagian

atas ke dalam benda yang akan diukur. Untuk mengukur panjang suatu benda

dengan cara membuka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh

dasar benda. Untuk mengukur kedalaman suatu benda dengan cara menempatkan

benda yang akan diukur kedalamannya pada tangkai ukur.

Cara membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong :

Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik

nol skala nonius.

Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.

Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil

jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

5

Page 6: Laporan Praktikum Kerja Bangku

(Anggriawan, dkk, 2012 : 9).

C. Siku-siku

Siku-siku merupakan peralatan yang dapat berfungsi untuk mengukur

kesikuan benda kerja, memeriksa kesejajaran garis, serta merupakan peralatan

bantu dalam membuat garis pada benda kerja. Siku-siku terdiri dari satu blok baja

dan satu bilah baja, di mana keduanya digabungkan sehingga membentuk sudut

90 derajat antara satu dengan lainnya. Bahan pembuat siku-suku adalah baja

perkakas, sehingga ia cukup kuat dan tahan terhadap keausan dan karat (Ambiyar,

dkk, 2008 : 303).

Gambar 2.4 : Mengukur Kesikuan Benda Kerja

D. Penggores

Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga

dihasilkan goresan atau garis gambar pada benda kerja. Bahan untuk membuat

penggores ini ialah baja perkakas, sehingga ia cukup keras dan sanggup

menggores benda kerja. Dua jenis penggores kita kenal, yaitu penggores dengan

kedua ujungnya tajam, tetapi ujung yang satunya lurus sedangkan ujung yang

lainnya bengkok, kedua penggores dengan hanya satu ujungnya yang tajam,

sedangkan ujung yang lainnya tidak tajam (Ambiyar, dkk, 2008 : 308).

6

Page 7: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Gambar 2.5 : Penggores

E. Penitik.

Ditinjau dari segi fungsinya hanya ada dua jenis, yaitu penitik garis dan

penitik pusat/senter. Kedua jenis penitik tersebut sangat penting untuk melukis

dan menandai, sebab masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri (Ambiyar,

dkk, 2008 : 311).

Gambar 2.6 : Cara Menitik

F. Stempel Huruf dan Angka

Stempel huruf adalah alat yang digunakan untuk memberi

tanda huruf pada besi dengan cara memukulnya dengan keras,

sedangkan stempel angka adalah alat yang digunakan untuk

memberi tanda angka pada besi dengan cara memukulnya

dengan keras, dan usahakan sekali pukul (Zarkasi, 2013 : 6).

Gambar 2.7 : Stempel Huruf dan Angka

7

Page 8: Laporan Praktikum Kerja Bangku

2.2. Perkakas Tangan

A. Ragum

Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya

penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja (Ambiyar, dkk, 2008 :

331). Dengan demikian ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya.

Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum/rahangnya

dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-

rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir.

Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum

akan menutup, tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang

ragum akan membuka.

Gambar 2.8 : Ragum

Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja

yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja

kerja, maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri

sempurna.

8

Page 9: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Ketinggian pemasangan ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam

pelaksanaan pekerjaan. Sebagai pedoman pengaturan tinggi rendahnya penjepitan

benda kerja pada ragum adalah untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya

yang besar seperti pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di jepit lebih tinggi,

artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum lebih tinggi Untuk

pekerjaan yang memerlukan gaya yang besar seperi memahat, menggergaji,

mengikir, mengetap dan menyenai maka kedudukan benda kerja harus serendah

mungkin berada di atas rahang ragum.

Untuk penjepitan pipa-pipa sebaiknya digunakan pelapis rahang, di mana

bentuk pelapis rahang tersebut hendaknya masing-masing berbentuk setengah

lingkaran. Bahan pelapis biasanya bisa dari kayu atau dari bahan yang lunak

sehingga tidak akan merusak penampang pipa.

Gambar 2.9 : Pemasangan Benda Kerja pada Ragum

B. Palu (Hammer)

Palu merupakan alat tangan yang sudah yang lama ditemukan orang dan

sudah sejak lama dipergunakan dalam bengkel dalam seluruh kegiatan pekerjaan

umat manusia. Ukuran palu ditentukan oleh berat dari kepala palu, seperti palu

250 gr, 500 gr, 1000 gr dan bahkan palu dengan berat 10 kg.

Jenis palu dapat dibagi dua yaitu palu keras dan palu lunak. Palu keras

adalah palu yang kepalanya terbuat dari baja dengan kadar karbon sekitar 0,6%.

Proses pembuatannya adalah dengan jalan ditempa, kemudian dikeraskan pada

bagian permukaannya agar menjadi keras. Pemakaian palu keras pada bengkel

9

Page 10: Laporan Praktikum Kerja Bangku

kerja bangku adalah sebagai pemukul pada kerja memotong dengan pahat,

menempa dingin, pada pekerjaan assembling/perakitan, membengkokkan benda

kerja, membuat tanda dan pekerjaan pemukulan lainnya. Jenis palu keras yang

umum dipakai pada bengkel kerja bangku adalah jenis palu keras yaitu palu konde

(ball pein hammer), palu pen searah (straight peen hammer), dan palu pen

melintang (cross peen hammer). (Ambiyar, dkk, 2008 : 336).

Gambar 2.10 : Palu Keras

Palu lunak adalah palu yang permukaan kepalanya terbuat dari bahan lunak

seperti plastik, karet, kayu, tembaga, timah hitam, dan kulit. Palu lunak biasanya

digunakan sebagai alat bantu pada pekerjaan pemasangan benda kerja pada mesin

frais, skrap dan merakit benda kerja pada bengkel perakitan. Di samping itu juga

banyak digunakan pada bengkel kerja pelat, bengkel listrik dan bengkel pipa.

10

Page 11: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Gambar 2.11 : Palu Lunak

C. Tang (Plier)

Hampir semua bengkel menggunakan tang, karena alat ini di samping

harganya murah juga mempunyai kegunaan yang sangat besar. Tang dibuat

beberapa jenis dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.

No. Nama Gambar Fungsi

1. Tang

Kombinas

i

Untuk memotong,

membengkokkan

dan menarik atau

memegang benda

kerja.

2. Tang

Potong

Untuk memotong

bahan-bahan kawat

baja dan kabel-

kabel tembaga

ukuran diameter

yang kecil.

3. Tang

Pembulat

Untuk membuat

lingkaran atau

radius pada benda

kerja yang tipis atau

kawat dengan

diameter yang kecil.

4. Tang Pipa Untuk pemegang

benda kerja yang

berpenampang

bulat.

(Ambiyar, dkk, 2008 : 338-340).

Tabel 2.1 : Macam-Macam Tang

D. Kikir

Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah untuk menyayat

permukaan bahan benda kerja sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan

11

Page 12: Laporan Praktikum Kerja Bangku

permukaan benda kerja yang halus. Bahan untuk membuat kikir adalah baja

karbon tinggi, di mana kandungan karbon pada baja jenis ini adalah kurang 0,7

sampai 0,8%. Untuk mendapatkan pisau potongnya maka permukaan kikir

dicacah dengan pisau yang keras dan tajam.

Gambar 2.12 : Bagian-Bagian Kikir

Berdasarkan gigi pemotongnya kikir dapat diklasifikasikan menjadi dua

jenis, yaitu kikir bergigi tunggal dan kikir bergigi kembar/dua. Kikir dengan gigi

potong tunggal digunakan untuk pemotongan benda kerja secara halus. Artinya

pemotongan tidak dapat dilaksanakan secara tepat, tetapi hasil pengikiran pada

permukaan benda kerja menjadi lebih halus. Kikir bergigi tunggal arah gigi

pemotongnya diagonal terhadap permukaan kikir. Kikir dengan dua gigi

pemotong yang saling bersilangan dapat melakukan pemotongan secara cepat,

tetapi hasil pengikirannya kasar. Jadi kikir ini sangat cocok untuk pekerjaan

pendahuluan atau pekerjaan kasar, sedangkan kikir dengan gigi pemotong tunggal

digunakan untuk pekerjaan akhir atau finishing. (Ambiyar, dkk, 2008 : 341).

Ditinjau dari sifat kekasaran gigi pemotongnya maka kedua jenis kikir ini

juga mempunyai lima sifat kekasaran yaitu sangat kasar, kasar, sedang, halus dan

sangat halus. Kikir sangat kasar digunakan untuk pemotongan secara cepat

sehingga ia digunakan untuk pemotongan pendahuluan. Kikir kasar digunakan

untuk pemotongan awal, tanpa memperhitungkan kehalusan permukaan benda

kerja. Kikir sedang digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah dikikir

dengan menggunakan kikir kasar atau kikir sangat kasar sebelum dikerjakan

dengan menggunakan kikir halus. Kikir halus digunakan untuk pengikiran pada

pekerjaan akhir/finishing di mana kehalusan permukaan benda kerja sangat

diperlukan. Kikir sangat halus digunakan untuk pekerjaan finishing terutama

untuk benda kerja dengan ketelitian yang tinggi.

12

Page 13: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Gambar 2.13 : Jenis Gigi Pemotong Kikir

Berdasarkan bentuk fisiknya, kikir dibedakan menjadi dua macam, yaitu

kikir rata dan kikir instrumen. Kikir rata digunakan untuk mengikir benda yang

permukaannya rata, sedangkan kikir instrumen untuk pengikiran benda-benda

kerja yang kecil atau instrumen dari suatu peralatan.

Gambar 2.14 : Kikir Rata dan Kikir Instrumen

Pada saat melakukan pengikiran banyak beram hasil pengikiran akan

tertinggal pada mata potong kikir atau pada gigi pemotong kikir yang

13

Page 14: Laporan Praktikum Kerja Bangku

menyebabkan gigi pemotong kikir tidak dapat melakukan pemotongan bahan juga

dapat merusak gigi pemotong karena penumpukan beram sehingga proses

pengikiran menjadi tidak efektif. Maka setiap saat hendaknya beram-beram yang

tertahan pada gigi-gigi pemotong kikir selalu dibuang dengan menggunakan sikat

kikir atau peralatan khusus lainnya. Cara melakukan pembersihan tersebut dengan

jalan menyikat gigi-gigi kikir searah dengan alurnya dan pembersihan satu arah,

agar beram bisa terbuang dengan baik. Untuk kikir dengan mata ganda maka

kedua gigi pemotongnya harus dibersihkan secara bersama-sama. Apabila

digunakan sikat kikir maka pilihlah sikat kikir dengan bahan kuningan sehingga

tidak akan merusak gigi-gigi pemotong kikir.

Gambar 2.15 : Cara Membersihkan Kikir

Kikir hendaknya disimpan pada tempat yang kering atau tidak lembab dan

jauh dari tempat yang berminyak. Penempatan kikir tidak boleh ditumpuk artinya

mata-mata potong kikir tidak boleh bersinggungan satu dengan yang lainnya. Cara

penyimpanan kikir yang baik adalah dengan menyimpan secara sejajar dan

memberikan jarak antara kikir yang satu dengan yang lainnya. Cara lain dengan

menggantungkan kikir di dalam lemari alat.

Gambar 2.16 : Cara Menyimpan Kikir

14

Page 15: Laporan Praktikum Kerja Bangku

E. Gergaji Tangan

Gergaji tangan berfungsi untuk mempersiapkan bahan bakal yang akan

dikerjakan atau dibuat benda kerja. Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah

langkah pemotongan ke arah depan, sedang langkah mundur mata gergaji tidak

melakukan pemotongan (Ambiyar, dkk, 2008 : 353).

Gambar 2.17 : Bagian-Bagian Gergaji Tangan

F. Tap

Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu

benda kerja. Sebelum benda tersebut diulir, terlebih dahulu benda tersebut

dilubangi dengan menggunakan mesin bor. Ukuran diameter lubang tergantung

pada besar diameter ulir yang akan dibuat. Bahan untuk pembuatan tap adalah

baja perkakas baja potong cepat. Setelah tap dibentuk kemudian dikeraskan dan

ditempering.

Tap terdiri dari 3 jenis, yaitu tap konis digunakan untuk melakukan

penguliran pendahuluan/pemotongan awal karena bagian ujung mata potongnya

berbentuk tirus dan tidak mempunyai gigi pemotong sehingga ia akan dengan

mudah masuk ke dalam lubang yang telah dibuat, tap antara berfungsi untuk

pengulir antara tap konis dan tap rata atau dapat dikatakan ia sebagai pemotong

kedua. Tap ini pada bagian 3 sampai 4 mata potongnya tidak ada, ini

dimaksudkan agar tap dapat masuk ke dalam lubang dengan mudah. Jadi setelah

benda kerja diulir dengan menggunakan tap konis kemudian diulir dengan

menggunakan tap antara. Yang ketiga adalah tap rata yang berfungsi untuk

melakukan pekerjaan akhir dalam pembuatan ulir dengan menggunakan tap. Pada

tap ini seluruh mata potongnya dapat melakukan pemotongan. Bentuk tap ini

adalah bagian pemotongannya mempunyai mata potong dan diameternya adalah

sama (Ambiyar, dkk, 2008 : 367-369).

15

Page 16: Laporan Praktikum Kerja Bangku

2.18 : Tap Konis, Tap Antara, dan Tap Rata

Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat

bantu yaitu tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap sangat tergantung

pada besar diameter tap yang akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi dari

ukuran kecil sampai besar.

Gambar 2.19 : Tangkai Tap

Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :

1. Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat.

2. Pasang tap konis pada tangkai tap.

3. Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan

menggunakan siku-siku).

4. Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke kanan

(searah dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak lurus.

Pemutaran kira-kira sebesar 900, kemudian putar kembali ke arah kiri.

16

Page 17: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Maksud pemutaran kembali adalah untuk memotong beram yang belum

terpotong dan memberikan kesempatan beram-beram hasil pemotongan

keluar dari lubang.

5. Berikan pelumasan selama prose pengetapan, kecuali untuk pengetapan

bahan dari besi.

6. Lakukan pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah

pengetapan dengan menggunakan tap antara.

7. Setelah selesai ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tap rata/

finishing.

Gambar 2.20 : Pengetapan

G. Snei

Snei adalah alat untuk membuat ulir dalam. Bentuk snei menyerupai mur

tetapi ulirnya merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian

dikeraskan dan temper agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda

kerja. Snei yang biasanya digunakan untuk pembuatan ulir adalah snei pejal dan

snei bercelah.

Snei pejal berbentuk segi enam atau bulat berfungsi untuk memudahkan

dalam penguliran awal. Maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya

sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan

demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit mudah.

Snei Bercelah (split die) digunakan untuk pembuatan ulir luar. Snei ini

memiliki baut penyetel untuk mengatur ukuran diameter. Dengan demikian pada

waktu penguliran pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing

diameternya dikembalikan pada ukuran standarnya (Ambiyar, dkk, 2008 : 372).

17

Page 18: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Gambar 2.21 : Snei Pejal dan Snei Bercelah

Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu

pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat,

agar snei tidak ikut berputar saat melakukan pemotongan/penguliran.

Gambar 2.22 : Pemegang Snei

Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut:

1. Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus.

2. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.

3. Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian

tekankan snei hingga benda kerja masuk pada snei.

4. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah jarum

jam. Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan

pada posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong

beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan

kesempatan beram keluar dari snei.

5. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan

minyak pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk membantu

mengeluarkan beram.

6. Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali

penguliran dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan

snei.

18

Page 19: Laporan Praktikum Kerja Bangku

7. Demikian seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran

standarnya.

8. Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan

ulir dan snei.

Gambar 2.23 : Cara Membuat Ulir Luar

2.3. Mesin

A. Mesin Bor (Drilling)

Pengeboran adalah proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan

mata bor (twist drill). Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis

yaitu mesin bor bangku untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan

mesin bor tiang untuk pekerjaan yang lebih besar. (Sumbodo, dkk, 2008 : 207).

Gambar 2.24 : Mesin Bor Bangku dan Mesin Bor Tiang

19

Page 20: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Keterangan :

Mesin Bor Bangku

1. Tombol

2. Tuas penekan

3. Tuas pengikat

4. Alas mesin bor

5. Meja mesin bor

6. Penjepit bor

7. Pengaman

8. Mur penyetel

9. Rumah sabuk

kecepatan

Mesin Bor Tiang

1. Tuas pengatur kecepatan

2. Tuas penekan

3. Sumbu bor

4. Meja mesin bor

5. Tiang

6. Landasan/bantalan

Perkakas sebagai kelengkapan mesin bor di antaranya ragum untuk

mencekam benda kerja pada saat akan di bor, klem set untuk mencekam benda

kerja yang tidak mungkin dicekam, landasan (blok paralel) sebagai landasan pada

pengeboran lubang tembus untuk mencegah ragum atau meja mesin turut terbor,

pencekam mata bor untuk mencekam mata bor yang berbentuk silindris, sarung

pengurang untuk mencekam mata bor yang bertangkai konis, pasak pembuka

untuk melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas mata bor dari

sarung pengurang, boring head untuk memperbesar lubang baik yang tembus

maupun yang tidak tembus, dan mata bor yang berfungsi sebagai pemotong

(Widarto, dkk, 2008 : 249).

2.25 : Perkakas Mesin Bor

20

Page 21: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Mata bor terdiri dari bor spiral untuk pembuatan lubang yang diameternya

sama dengan diameter mata bor, mata bor pemotong lurus untuk material yang

lunak seperti kuningan, tembaga, perunggu, dan plastik, mata bor untuk lubang

yang dalam (deep hole drill) untuk membuat lubang yang relatif dalam, mata bor

skop (spade drill) untuk material yang keras tetapi rapuh, dan mata bor stelite

untuk membuat lubang pada material yang telah dikeraskan. Mata bor stelite ini

mempunyai bentuk segitiga dan terbuat dari baja campuran yang tahan panas

(Widarto, dkk, 2008 : 250).

Gambar 2.26 : Mata Bor

Cara mengebor :

1. Cekam mata bor, apabila mata bor terlalu kecil untuk dimasukkan pada

tempat pahat gurdi maka perlu disambung dengan sarung tirus (drill

sleeve), apabila masih kurang besar sarung tirus tersebut disambung lagi

dengan sambungan sarung tirus (drill socket).

2. Cekam benda kerja bisa menggunakan ragum. Benda kerja yang tidak

terlalu besar ukurannya biasanya dicekam dengan ragum meja (table

vise) atau ragum putar (swivel vise). Apabila diinginkan membuat

lubang pada posisi menyudut pencekaman bisa menggunakan ragum

sudut (angle vise).

3. Agar ragum tidak bergetar atau bergerak ketika proses pembuatan

lubang, sebaiknya ragum diikat dengan klem C. Beberapa alat bantu

pencekaman yang lain bisa juga digunakan untuk mengikat benda kerja

pada meja mesin bor. Benda kerja dengan bentuk tidak teratur, terlalu

tebal atau terlalu tipis tidak mungkin bisa dipegang oleh ragum, maka

pengikatan pada meja mesin bor dilakukan dengan alat bantu

pencekaman dengan bantuan beberapa buah baut T.

4. Kencangkan bor.

21

Page 22: Laporan Praktikum Kerja Bangku

5. Kencangkan benda kerja dengan kuat secara meyakinkan.

6. Ukur panjang sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan

kedalaman ulir yang akan dibor.

7. Tekan tombol “ON”.

8. Gerakkan tuas penekan perlahan – lahan searah dengan jarum jam.

Pemutaran tuas penekan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada

posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong

beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan

kesempatan beram keluar dari lubang pengeboran.

9. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus sampai sumbu

bor kembali ke panjang semula dan berikan minyak pelumas untuk

mendingingkan mata bor dan untuk membantu mengeluarkan beram.

10. Tekan tombol “OFF” jika sumbu bor telah kembali ke panjang semula.

2.4. Perabot Kerja Bangku

A. Sikat Kikir

Sikat kikir digunakan untuk membersihkan kikir karena

terdapan serpihan bram yang menyangkut pada sela-sela kikir.

B. Sapu Meja

Sapu meja digunakan untuk alat kebersihan perkakas. Sapu

meja ini adalah jenis sapu yang berbentuk kecil.

C. Oli dan Air

Dalam praktikum kerja bangku, oli dan air ini memiliki fungsi yang sama,

yaitu sebagai pendingin (coolant) saat pengerjaan benda kerja yang melibatkan

kontak langsung yang menimbulkan gesekan antar logam agar tidak menimbulkan

kerusakan pada alat dan benda kerja, misalnya kepatahan.

D. Anvil

Merupakan landasan yang digunakan untuk melakukan

stamping, pinitikan, atau pekerjaan lainnya yang menggunakan

tenaga pukulan. Alat ini juga bisa digunakan untuk membuat

tatakan benda menjadi silindris yang terdapat pada ujungnya.

22

Page 23: Laporan Praktikum Kerja Bangku

2.5. Alat Pelindung Diri

A. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja, misalnya saat mengikir.

B. Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat

dengan kualitas udara buruk, misalnya misal berdebu dan beracun.

C. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau

situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan, misalnya saat mengikir dan

menggergaji. Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi masing-

masing pekerjaan.

D. Baju dan Celana Kerja

Baju kerja berfungsi melindungi badan dari benda tumpul, benturan,

goresan saat praktik kerja bangku, sedangkan celana kerja berfungsi melindungi

bagian bawah tubuh dari benda tumpul, benturan, goresan saat praktik kerja

bangku.

E. Sepatu

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari

karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa

kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

23

Page 24: Laporan Praktikum Kerja Bangku

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Bengkel Kerja Bangku Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang nomor 5 Malang

pada tanggal 28 Oktober 2013 sampai 8 November 2013 pukul 07.00 – 12.15

WIB.

3.2. Alat dan Bahan

A. Mengikir, Mengebor, Mengetap Balok

1. Alat

a. Jangka sorong.

b. Siku.

c. Penitik.

d. Ragum.

e. Kikir.

f. Palu.

g. Anvil.

h. Mesin bor.

i. Tap (tap konis, tap antara, dan

tap rata) dan tangkai tap.

j. Oli.

k. Air.

l. Alat tulis.

2. Bahan

a. Balok besi dengan ukuran :

panjang 131 mm, lebar 40 mm, dan tinggi 21,3 mm.

B. Menyetempel Huruf dan Angka

1. Alat

a. Mistar baja.

b. Penggores.

c. Stempel huruf.

d. Stempel angka.

e. Palu (hammer)

f. Anvil.

2. Bahan

a. Balok besi dengan ukuran :

panjang 131 mm, lebar 40 mm, dan tinggi 21,3 mm.

C. Menyenei

1. Alat

a. Jangka sorong. b. Penggores.

24

Page 25: Laporan Praktikum Kerja Bangku

131

43

M1

0

21,310

10

c. Gergaji tangan.

d. Ragum.

e. Kikir.

f. Snei dan tangkai snei.

g. Oli.

h. Air.

i. Alat tulis

2. Bahan

a. Besi silinder dengan ukuran :

Panjang 80 mm dan diameter 12 mm.

D. Menggergaji Plat

1. Alat

a. Mistar baja.

b. Jangka sorong.

c. Penggores.

d. Ragum.

e. Kikir.

f. Gergaji tangan.

2. Bahan

a. Plat dengan ukuran :

Panjang 60 mm, lebar 6 mm, dan tinggi 45 mm.

3.3. Jobsheet Praktikum Kerja Bangku

A. Mengikir, Mengebor, dan Mengetap Balok

Gambar 3.1 : Jobsheet 2 Praktikum Kerja Bangku

25

Page 26: Laporan Praktikum Kerja Bangku

B. Menyetempel Huruf dan Angka

Gambar 3.2 : Jobsheet 3 Praktikum Kerja Bangku

C. Menyenei

Gambar 3.3 : Jobsheet 4 Praktikum Kerja Bangku

D. Menggergaji Plat

Gambar 3.4 : Jobsheet 1 Praktikum Kerja Bangku

26

N MI

130

N

B

A

A

A

1C M

2

A

3

B

C

C X ZX

X Y

39

Z

8

60

45

7,5

105

45

6

Job sheet membuat baut MetriksSatuan dalam “mm”

5 7,57,5

2050 10

Page 27: Laporan Praktikum Kerja Bangku

3.4. Cara Kerja

A. Mengikir, Mengebor, dan Mengetap Balok

1. Gunakan alat pelindung diri.

2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

3. Letakkan permukaan balok serendah mungkin berada di atas

rahang ragum. Permukaan balok yang keluar dari rahang ragum

harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.

4. Cekam balok dengan kuat pada ragum dengan cara menggerakkan

tuas ragum searah dengan jarum jam.

5. Pegang tangkai kikir dengan tangan kanan dengan ibu jari berada di

atas tangkai kikir, sedangkan jari telunjuk mengikuti panjang

tangkai kikir. Sedangkan tangan kiri (telapak tangan) diletakkan

pada ujung kikir dengan jari-jari tangan menjepit ujung kikir agar

pemakanan/pemotogan balok oleh kikir bisa lebih besar dan

kelurusan permukaan bisa terjaga.

6. Pada pelaksanaan pengikiran, posisikan badan agak condong ke

depan dan posisi kaki kiri berada di depan kaki kanan kira-kira

membentuk sudut 600.

7. Kikir balok dengan gerakan satu arah (ke depan) saat pemakanan

mata kikir dengan posisi permukaan kikir/gigi pemotong rata

dengan permukaan benda kerja.

8. Lakukan terus-menerus sampai ukuran seluruh permukaan balok

berkurang 0,5 mm.

9. Lepaskan balok dari ragum lalu letakkan di atas anvil.

10. Tandai sisi balok sebelah kanan menggunakan penitik untuk

meletakkan ujung mata bor dengan jarak 1 mm dari atas dan 1 mm

dari samping kiri dan kanan.

11. Cekam mata bor spiral M10 menggunakan pencekam bor

universal.

12. Cekam balok menggunakan ragum pada mesin bor.

13. Kencangkan bor.

14. Kencangkan benda kerja dengan kuat secara meyakinkan.

27

Page 28: Laporan Praktikum Kerja Bangku

15. Ukur sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan kedalaman

ulir yang akan dibor yaitu 43 mm.

16. Tekan tombol “ON”.

17. Gerakkan tuas penekan perlahan – lahan searah dengan jarum jam.

Pemutaran tuas penekan kira-kira 600, kemudian dikembalikan

pada posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk

memotong beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta

memberikan kesempatan beram keluar dari lubang pengeboran.

18. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus sampai

sumbu bor kembali ke panjang semula dan berikan air untuk

mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.

19. Tekan tombol “OFF” jika sumbu bor telah kembali ke panjang

semula.

20. Lepaskan balok dari ragum lalu bersihkan lubang pengeboran dari

beram – beram.

21. Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat.

22. Pasang tap konis pada tangkai tap.

23. Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan

menggunakan siku-siku).

24. Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke

kanan (searah dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak

lurus. Pemutaran kira-kira sebesar 900, kemudian putar kembali ke

arah kiri. Maksud pemutaran kembali adalah untuk memotong

beram yang belum terpotong dan memberikan kesempatan beram-

beram hasil pemotongan keluar dari lubang.

25. Berikan oli selama proses pengetapan.

26. Lakukan pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah

pengetapan dengan menggunakan tap antara.

27. Setelah selesai ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan

tap rata/ finishing.

28. Bersihkan balok dan lubang balok dari oli dan beram.

29. Kembalikan dan posisikan alat pada toolbox dengan benar dan rapi.

28

Page 29: Laporan Praktikum Kerja Bangku

30. Bersihkan ragum pada meja kerja menggunakan sapu meja.

B. Menyetempel Huruf dan Angka

1. Gunakan alat pelindung diri.

2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

3. Bagilah permukaan balok menjadi 26 X 5 = 130 kotak – kotak

kecil dengan ukuran 5 mm X 7,8 mm menggunakan mistar baja dan

penggores.

4. Letakkan balok di atas anvil.

5. Ambil stempel yang diperlukan, tempelkan permukaan sisi stempel

yang memiliki huruf atau angka pada setiap kotak di permukaan

balok.

6. Pukul ujung stempel yang lain menggunakan palu.

7. Stempel permukaan balok dengan huruf A-Z, angka 1-0, nama, dan

NIM.

8. Ulangi jika hasil stempel dirasa kurang dalam/kurang jelas.

9. Kembalikan dan posisikan alat pada toolbox dengan benar dan rapi.

C. Menyenei

1. Gunakan alat pelindung diri.

2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

3. Ambil batang besi silinder dengan diameter 12,5 mm.

4. Letakkan permukaan besi secara horizontal berada di rahang ragum

sebelah kiri sejajar dengan rahang ragum.

5. Cekam batang besi silinder dengan kuat pada ragum dengan cara

menggerakkan tuas ragum searah dengan jarum jam.

6. Ukur panjang batang besi silinder sesuai ukuran yang ditentukan

yaitu 82 mm, tandai dengan penggores. Penambahan ukuran

2 mm ini bertujuan agar pada saat pengikiran masih

ada sisa ukuran benda kerja untuk dikikir dan

menjadi ukuran panjang 80 mm.

7. Potong batang besi silinder yang telah ditandai dengan penggores

tersebut menggunakan gergaji tangan.

29

Page 30: Laporan Praktikum Kerja Bangku

8. Letakkan permukaan batang besi silinder yang telah dipotong

secara horizontal berada di rahang ragum sebelah kiri sejajar

dengan rahang ragum.

9. Cekam batang besi silinder dengan kuat pada ragum dengan cara

menggerakkan tuas ragum searah dengan jarum jam.

10. Pegang tangkai kikir dengan tangan kanan dengan ibu jari berada di

atas tangkai kikir, dan jari telunjuk mengikuti panjang tangkai

kikir. Sedangkan jari-jari tangan kiri dapat diletakkan pada ujung

kikir dan ia berfungsi sebagai penyeimbang.

11. Pada pelaksanaan pengikiran, posisikan badan agak condong ke

depan dan posisi kaki kiri berada di depan kaki kanan kira-kira

membentuk sudut 600.

12. Kikir batang besi silinder 60 mm dari ujung dengan gerakan satu

arah (ke depan). Sedangkan sisa panjang benda kerja yaitu 20 mm

dibiarkan saja tidak perlu dikikir.

13. Ayunkan kedua tangan dengan gerakan membentuk setengah

lingkaran.

14. Lepaskan batang besi silinder dari ragum, putar, lalu kikir sisi

batang besi silinder yang lain.

15. Lakukan terus-menerus sampai ukuran permukaan diameter batang

besi silinder menjadi 10 mm.

16. Jika ukuran batang besi silinder sudah sesuai dengan ukuran pada

jobsheet, lepaskan batang besi silinder dari ragum.

17. Persiapkan batang besi silinder dan jepit pada ragum secara tegak

lurus.

18. Pasang snei M 10 X 1,25 pada pemegangnya dan kuncikan baut

pengikatnya.

19. Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian

tekankan snei hingga ujung batang besi silinder masuk pada snei.

20. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah

jarum jam. Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600, kemudian

dikembalikan pada posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan

30

Page 31: Laporan Praktikum Kerja Bangku

untuk memotong beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat

serta memberikan kesempatan beram keluar dari snei.

21. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus-menerus dan

berikan oli untuk mendingingkan snei dan untuk membantu

mengeluarkan beram.

22. Demikian seterusnya sampai ukuran ulir mencapai 50 mm dari

ujung batang besi silinder.

23. Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya

bersihkan ulir dan snei dari oli dan beram.

24. Tandai ujung batang besi silinder yang tidak berulir menggunakan

penitik untuk meletakkan ujung mata bor dengan jarak 1 mm dari

atas.

25. Cekam mata bor spiral menggunakan pencekam bor universal.

26. Cekam benda kerja menggunakan ragum pada mesin bor.

27. Kencangkan bor.

28. Kencangkan benda kerja dengan kuat secara meyakinkan.

29. Ukur sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan kedalaman

lubang yang akan dibor yaitu 12 mm.

30. Tekan tombol “ON”.

31. Gerakkan tuas penekan perlahan – lahan searah dengan jarum jam.

Pemutaran tuas penekan kira-kira 600, kemudian dikembalikan

pada posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk

memotong beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta

memberikan kesempatan beram keluar dari lubang pengeboran.

32. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus sampai

sumbu bor kembali ke panjang semula dan berikan air untuk

mendingingkan mata bor dan untuk membantu mengeluarkan

beram.

33. Tekan tombol “OFF” jika sumbu bor telah kembali ke panjang

semula.

34. Lepaskan benda kerja dari ragum lalu bersihkan lubang pengeboran

dari beram – beram.

31

Page 32: Laporan Praktikum Kerja Bangku

35. Kembalikan dan posisikan alat pada toolbox dengan benar dan rapi.

36. Bersihkan ragum pada meja kerja dan pada meja bor dari beram.

D. Menggergaji Plat

1. Gunakan alat pelindung diri.

2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

3. Ambil plat besi dengan panjang 60 mm, lebar 6 mm, dan tinggi 45

mm.

4. Ukur dan tandai bagian yang akan digergaji menggunakan

penggores.

5. Letakkan plat besi pada rahang ragum dengan permukaan plat besi

yang keluar dari rahang ragum lebih tinggi. Permukaan plat besi

yang keluar dari rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan

rahang ragum.

6. Cekam plat besi dengan kuat pada ragum dengan cara

menggerakkan tuas ragum searah dengan jarum jam.

7. Gergaji plat besi tersebut mengikuti alur garis pada permukaan plat

besi yang telah ditandai menggunakan penggores.

8. Lepaskan plat besi dari ragum.

9. Ukur plat besi sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pada

Jobsheet 1 Praktikum Kerja Bangku.

10. Letakkan plat besi serendah-rendahnya dan cekam plat besi pada

mulut ragum sebelah kiri.

11. Gergaji kelebihan ukuran pada plat besi sehingga ukurannya sesuai

dengan ukuran pada Jobsheet 1 Praktikum Kerja Bangku.

12. Kembalikan dan posisikan alat pada toolbox dengan benar dan rapi.

13. Bersihkan ragum pada meja kerja menggunakan sapu meja.

32

Page 33: Laporan Praktikum Kerja Bangku

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Mengikir, Mengebor, dan Mengetap Balok

Gambar 4.1 : Balok setelah Dibor dan Ditap

Benda kerja berupa balok dengan ukuran awal 131 mm X 21,3 mm X 40

mm dikurangi 0,5 mm pada setiap sisinya sehingga ukurannya menjadi 130 mm X

20,3 mm X 39 mm. Balok kemudian dibor dan ditap M10 sehingga terbentuk ulir

dalam pada sisi kiri balok dengan diameter ulir 10 mm dan kedalaman ulir 43

mm.

5.2. Menyetempel Huruf dan Angka

Gambar 4.2 : Balok Setelah Distempel

Permukaan balok dibagi menjadi 130 kotak – kotak kecil dengan ukuran 5

mm X 7,8 mm menggunakan mistar baja dan penggores. Dengan ketentuan

panjang balok dibagi menjadi 26 kolom, dan lebar balok dibagi menjadi 5 baris.

33

Page 34: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Kotak paling atas distamping huruf A–Z. Kotak baris kedua

juga distamping huruf A-Z. Kotak baris ketiga distamping angka

1,2,3,……,0. Kotak baris keempat diberi nama masing-masing

mahasiswa yang mengerjakan benda kerja tersebut. Dan kotak

yang paling bawah atau baris kelima distamping NIM mahasiswa

yang mengerjakan benda kerja tersebut.

5.3. Menyenei

Gambar 4.3 : Batang Besi Silinder Setelah Disnei

Batang besi silinder dengan panjang 86 mm dan diameter 12,5 mm dipotong

sehingga ukuran panjangnya menjadi 82 mm. Batang besi silinder dikikir dengan

panjang 60 mm dan diameter 10 mm. kemudian disnei dengan kedalaman ulir 50

mm. Ujung yang lain dari batang besi silinder dibor dengan jarak 1 mm dari ujung

batang besi silinder.

5.4. Menggergaji Plat

34

Page 35: Laporan Praktikum Kerja Bangku

Gambar 4.4 : Plat setelah Digergaji

Plat dengan ukuran 70 mm X 45 mm X 6 mm diberi garis-garis

dengan panjang 35 mm dan jarak 10 mm dari sisi kiri dan kanan plat

menggunakan penggores dan mistar baja. Jarak antar garis adalah 2,5 mm.

plat digergaji sesuai alur garis yang telah dibuat. Plat lalu dipotong

sehingga ukuran panjangnya menjadi 60 mm.

35

Page 36: Laporan Praktikum Kerja Bangku

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Semua teknisi yang bekerja pada bengkel kerja mesin harus dapat

menggunakan semua peralatan tangan yang ada di bengkel baik berupa perkakas

mesin maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena masing-masing perkakas

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia dapat bekerja

dengan mudah, aman dan dapat menghasilkan benda kerja yang baik.

Selain ketrampilan dalam menggunakan peralatan tangan, orang-orang yang

bergerak pada bidang teknik akan selalu berhubungan dengan bidang pengukuran.

Pada praktik kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar-benar

presisi. Guna menghasilkan pengukuran yang presisi, maka peralatan ukur, cara

memegang alat ukur, dan cara melakukan pengukuran harus benar-benar

diketahui secara baik. Di samping itu para pekerja di dalam bengkel kerja bangku

harus mengetahui kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran.

Untuk itulah maka setiap pekerja dalam bengkel kerja bangku harus belajar cara

memilih alat ukur dan mempelajari cara pengukuran yang benar.

Penggunaan alat kerja bangku serta penggunaan alat ukur

inilah yang diaplikasikan dalam praktik kerja bangku untuk dapat

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jobsheet yang diberikan

oleh dosen pembimbing. Karena praktikum kerja bangku

merupakan pekerjaan dasar yang harus dikuasai dalam

mengerjakan benda kerja secara manual bagi seseorang yang

berkecimpung dalam bidang teknik mesin, maka praktik kerja

bangku ini sangat dibutuhkan untuk melatih mahasiswa agar

mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta

mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar

tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini

dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik

36

Page 37: Laporan Praktikum Kerja Bangku

sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktik kerja

bangku.

5.2. Saran

Saran yang ditujukan kepada pengelola sebagai berikut :

1. Perbaikan atau jika perlu diadakan penggantian alat dan perkakas kerja

bangku khususnya kikir yang sudah aus, ragum yang mulut ragumnya

tidak sejajar dan tidak rapat serta kerusakan pada tuas ragum, sikat kikir

yang bulu sikatnya habis karena kerusakan alat dan perkakas ini dapat

mengganggu proses praktik, menimbulkan ketidakefektifan dan tidak

efisiennya waktu, serta dapat menimbulkan kecelakaan kerja.

2. Penambahan alat kerja bangku seperti tap dan snei beserta tangkainya

yang jumlahnya masih kurang, stamp huruf dan angka yang masing-

masing hanya tersedia 1 set, serta mesin bor yang hanya berjumlah 1

buah. Kurangnya alat kerja bangku dapat menimbulkan tidak efisiennya

waktu yang digunakan untuk praktik karena harus bergantian dalam

menggunakan alat sehingga dosen pengampu menerapkan sistem

rolling dalam praktik kerja bangku.

3. Kurangnya sarana dalam bengkel kerja bangku, seperti kotak PPPK

yang berisi obat-obatan yang diperlukan mahasiswa jika terjadi

kecelakaan kerja, sabun untuk membersihkan badan setelah mahasiswa

selesai melakukan praktik kerja bangku yang sering kehabisan, tissue

atau pengering lainnya untuk mengeringkan setelah mencuci tangan,

serta penyediaan alat pelindung diri yang kurang.

4. Perbaikan penataan alat dan bahan masih kurang. Bahan – bahan

praktik tidak diletakkan di satu tempat, namun tersebar sehingga

mengurangi efisiensi waktu jika harus mencari bahan yang tempatnya

tidak diatur dengan baik. Penempatan alat praktik juga kurang praktis.

Beberapa alat seperti tap, snei, stamp angka dan huruf, serta jangka

37

Page 38: Laporan Praktikum Kerja Bangku

sorong tidak diletakkan di dalam toolbox tetapi diletakkan di ruang

instruktur, sehingga mengurangi keefektifan waktu praktik.

Selain saran yang ditujukan pada pengelola, saran yang ditujukan kepada

mahasiwa antara lain :

1. Dalam praktik kerja bangku para mahasiwa harus lebih bertanggung

jawab dalam penggunaan alat alat kerja.

2. Perlunya ketelitian dan kehati-hatian dalam melaksanakan praktik kerja

bangku, sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi diri sendiri, orang lain,

dan lingkungan.

3. Perlunya kedisiplinan dalam melaksanakan piket.

4. Mahasiswa harus menjaga kebersihan lingkungan kerja.

5. Demi keamanan praktik mahasiswa diharapkan menerapkan prinsip K3.

38

Page 39: Laporan Praktikum Kerja Bangku

DAFTAR PUSTAKA

Ambiyar, dkk. 2008. Teknik Pembentukan Plat Jilid 2 untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Anggriawan, A., dkk. 2012. Mikrometer Sekrup dan Jangka Sorong (Makalah). Malang : Universitas Negeri Malang.

Sumbodo, W., dkk. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri untuk SMK Jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang : Universitas Negeri Malang.

Widarto, dkk. 2008. Teknik Pemesinan Jilid 2 untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Zarkasi, Z. 2013. Praktikum Kerja Bangku (Laporan Hasil Praktikum). Malang : Universitas Negeri Malang.

39