17
KERJA BANGKU & LAS LAPORAN PRAKTIKUM TKI 339 - Praktikum Proses Produksi Nama : Regina Andriani NIM : 2013-043-087 Kelompok : C2 Tgl Praktikum : 8 April 2015 Tgl. Penyerahan Laporan : 15 April 2015 Asisten : Claudia Silvester

Laporan Praktikum Kerja Bangku Dan Las

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Kerja Bangku dan Las, Praktikum Proses Produksi, Laboratorium Proses Manufaktur, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

Citation preview

KERJA BANGKU & LAS

LAPORAN PRAKTIKUMTKI 339 - Praktikum Proses Produksi

Nama: Regina AndrianiNIM: 2013-043-087Kelompok: C2Tgl Praktikum: 8 April 2015Tgl. Penyerahan Laporan: 15 April 2015Asisten: Claudia Silvester

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTURPRODI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYAJAKARTA2015KERJA BANGKU DAN LAS

I. TUJUAN Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis alat perkakas tangan dan cara penggunaannya. Mampu menentukan bagian yang harus dikikir sehngga ditemukan permukaan yang presisi. Praktikan dapat mengetahui cara penyambungan logam dengan mesin las listrik. Praktikan dapat mengetahui fungsi dan prinsip kerja dari mesin las listrik Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis mesin las dan fungsinya. Praktikan dapat melakukan las dengan baik dan benar.

II. TEORI DASARTeknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai olehseseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukandi bangku kerja. Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampumenggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yangditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaandengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.Pekerjaan kerja bangku meliputi menggambar, mengikir,mengebor,mengetap. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mahasiswa dituntutselalu mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya guna membentuk keterampilan yang berkualitas, professional, dan berwawasan luas.Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai olehseseorang dalam mengerjakan kerja bangku didalam dunia teknik permesinan sebagai dasar untuk materi teknik pemesinan pada tingkatselanjutnya. Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksigeometris yang sesuai dengan perintah kerja.Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi :tingkat ketrampilan dasar penguasaaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku tidak hanyamenitik beratkan pada pencaapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya.Dimana pada proses tersebut lebih menitikberatkan pada etos kerja yangmeliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin mesin produksi. 1. KIKIRKegunaan kikir pada pekerjaan penyayatan untuk meratakan dan menghaluskan suatu bidang,membuat rata dan menyiku antara bidang satu dengan bidang lainnya. membuat rata dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk dan sebagainya.2. RAGUMRagum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir, dipahat, digergaji, ditap, disney, dan lain lain. Dengan memutar tangkai (handle) ragum. Maka mulut ragum akan menjepit atau membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga jangan sampai rusak akibat terpahat,terkikir dan lain sebagainya.Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut. Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 C.Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.

III. GAMBAR PROSESGambar proses terdapat pada halaman berikut.

Gambar Proses 1

Kondisi PemotonganTeoritisAlat yang diperlukan

Sebelum memulai, benda kerja harus dijepit terlebih dahulku menggunakan ragum. Mulut ragum dibuka dengan cara memutar tangkai ragum. Kemudian benda kerja diposisikan 450 dengan mengikuti garis-garis yang terdapat dalam mulut ragum sehingga posisinya tepat 450. Setelah itu mulut ragum ditutup kembali dengan memutar tangkai ke arah berlawanan. Setelah benda kerja terjepit, praktikan mulai mengikir benda kerja tersebut hingga terkikir 450.Proses pengikiran ini membutuhkan waktu proses 40 menit per plat yang dikikir. Ragum Kikir kasar Kikir halus Penyiku Penggores Mistar baja Sikat kawat Sarung tangan

Gambar Proses 2

Kondisi PemotonganTeoritisAlat yang diperlukan

Setelah sisi pertama plat telah dikikir, selanjutnya plat dilepaskan dari ragum dengan memutar tungkai ragum hingga mulut ragum terbuka kembali. Kemudian posisi plat dibalik dan dijempitkan kembali pada ragum dengan kembali memutar tungkai ke arah berlawanan. Praktikan lalu mengikir sisi kedua plat dengan kemiringan yang sama, yaitu 450.Proses pengikiran ini membutuhkan waktu proses 40 menit per plat yang dikikir. Ragum Kikir kasar Kikir halus Penyiku Penggores Mistar baja Sikat kawat Sarung tangan

Gambar Proses 3

Kondisi PemotonganTeoritisAlat yang diperlukan

Setelah kedua sisi plat pertama terkikir dengan kemiringan yang diinginkan, plat kedua selanjutnya juga dilakukan proses pengikiran. Cara mengikir plat kedua sama persis dengan cara mengikir plat pertama. Pengikiran dimulai dengan membuka mulut ragum melalui pemutaran tungkai hingga mulut ragum terbuka, kemudian plat dijepit dengan menutup kembali mulut ragum tersebut. Pengikiran dilakukan hingga plat terkikir dengan kemiringan 450.Proses pengikiran ini membutuhkan waktu proses 40 menit per plat yang dikikir. Ragum Kikir kasar Kikir halus Penyiku Penggores Mistar baja Sikat kawat Sarung tangan

Gambar Proses 4

Kondisi PemotonganTeoritisAlat yang diperlukan

Setelah sisi pertama dari plat kedua telah dikikir dengan kemiringan 450, selanjutnya dilakukan pengikiran untuk sisi kedua dari plat kedua tersebut. Pengikiran dimulai dengan memutar tungkai ragum untuk membuka mulutnya, dan memposisikan plat membentuk sudut 450 untuk kemudian dijepit dengan cara memutar tungkai ragum ke arah berlawanan. Sama seperti sebelumnya, pengikiran dilakukan dengan kikir kasar hingga membentuk sudut 450 pada busur.Proses pengikiran ini membutuhkan waktu proses 40 menit per plat yang dikikir. Ragum Kikir kasar Kikir halus Penyiku Penggores Mistar baja Sikat kawat Sarung tangan

Gambar Proses 5

LAS 1

Kondisi PemotonganTeoritisAlat yang diperlukan

Proses pengelasan bertujuan untuk menyambungkan dua plat yang telah dikikir tadi. Pengelasan dimulai dengan menyalakan mesin las listrik dengan cara menarik tuas ke posisi ON. Sebelum mulai mengelas, elektroda dipanaskan dengan cara menggesek-gesekkan elektroda tersebut ke meja las sampai percikan elektroda stabil. Setelah stabil, elektroda didekatkan ke tengah-tengah kedua plat yang telah terkikir dan menggerakkan elektroda tersebut dari sisi atas ke sisi bawah dengan membentuk spiral. Setelah kedua plat tersambung, sisa elektroda yang berlebih dibersihkan dengan mengetuk elektroda pada plat.Proses pengelasan membutuhkan waktu 2 menit untuk menyambungkan sisi atas plat tersebut. Mesin las listrik Kabel las Pemegang elektroda Tang massa Elektroda Helm las Palu terak Tang panas Kikir halus Sarung tangan las

Gambar Proses 6

LAS 2

Kondisi PemotonganTeoritisAlat yang diperlukan

Setelah sisi atas plat tersambung, proses pengelasan dilanjutkan dengan mengelas sisi bawah plat tersebut. Proses pengerjaannya sama persis seperti mengelas sisi atas plat. Pengelasan dilakukan dengan mendekatkan elektroda ke tengah-tengah antara kedua plat dengan membentuk spiral dari arah atas ke arah bawah. Setelah selesai, plat dicelupkan ke air untuk proses pendinginan.Proses pengelasan membutuhkan waktu 2 menit untuk menyambungkan sisi bawah plat tersebut. Mesin las listrik Kabel las Pemegang elektroda Tang massa Elektroda Helm las Palu terak Tang panas Kikir halusSarung tangan las

IV. ANALISISPraktikum kerja bangku dilakukan dengan mengikir dua buah plat untuk kemudian disambungkan dengan proses pengelasan. Proses kikir dilakukan dengan tujuan untuk membentuk kampu las yang berfungsi sebagai tempat sambungan pada bagian benda kerja yang akan di las. Kampu las ini dibuat berbentuk segitiga dengan sudut 45 pada kedua salah satu ujung sisi benda kerja dan pada kedua logam yang ingin disambungkan. Hasil kikir harus membentuk kemiringan yang sama agar elektroda dapat mengalir secara merata nantinya. Proses pengikiran juga sebaiknya dilakukan searah agar tidak merusak alat kikir.Setelah proses pengikiran selesai dilakukan, selanjutnya kedua benda kerja di bawa ke meja las untuk dilakukan proses pengelasan. Proses pengelasan dimulai dengan menyalakan mesin las listrik dengan cara menarik tuas mesin tersebut ke posisi ON. Selanjutnya praktikan harus menunggu beberapa saat sampai elektroda siap digunakan. Setelah beberapa saat tersebut dilakukan testing terhadap elektroda tersebut dengan cara menggesek-gesekkan elektroda pada meja las sampai elektroda stabil. Pengelasan dilakukan dari ujung atas kampu las hingga ujung bawah pada kedua sisi logam. Proses pengelasan dilakukan secara perlahan agar cairan elektroda dapat terisi memenuhi seluruh permukaan bagian yang akan di las, sehingga hasil las yang diperoleh pun menjadi lebih rapi dan hasil sambungan logam menjadi lebih kuat. Hal ini dilakukan untuk kedua sisi logam yang ingin disambungkan.

V. SIMPULAN Proses kikir dilakukan untuk pembuatan kampu las sebagai tempat sambungan logam. Kampu las dibuat dengan kemiringan 45 pada kedua sisinya sehingga membentuk segitiga, agar elektroda dapat mengalir pada celah yang terbentuk saat pengelasan dilakukan. Kampu las yang terbentuk membuat sambungan logam menjadi lebih kuat. Sebelum proses pengelasan dilakukan, perlu dilakukan testing pada elektroda sampai elektroda tersebut stabil. Pengelasan dilakukan secara perlahan agar cairan elektroda memenuhi seluruh permukaan bagian sambungan.

VII. DAFTAR PUSTAKA[1] Daryanto., (1987): Alat Perkakas Bengkel, PT. Bina Aksara, Jakarta.[2] Schonmetz, Alois, dkk., (1985): Pengerjaan Logam dengan Mesin, Angkasa, Bandung.[3] Wiryosumarto, Harsono, dan Okumura, Toshie, (1994): Teknologi Pengelasan Logam, Cetakan Keenam, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

VIII. LAMPIRAN

Gambar 1. Helm dan Kacamata

Gambar 2. Mesin Las Listrik

Gambar 3. Ragum