13

Click here to load reader

laporan praktikum mikroteknik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metode apus darah

Citation preview

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PREPARAT APUS DARAH KELINCIOrytolagus cuniculus

Disusun oleh:Nama: Mukhamad Fadrul MunasirNim: 201210070311041Kelas: Biologi 6A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2015

I. JUDULMetode Apus Darah Kelinci (Orytolagus cuniculus)II. TUJUANUntuk mengetahui dan mempelajari bentuk serta struktur komponen seluler suatu jaringan organ yang komponen non sesluler berupa cairan atau dapat dibuat menjadi cairan.III. METODE3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Pisau, Bak, Penyangga kaca benda, Pipet, Kaca benda, Kaca penutup, Mikroskop.3.1.2 Bahan Alcohol 100%, Larutan pewarana giemza, Darah, Xylol, Entellen.3.2 Prosedur Kerja Menyembelih kelinci menggunakan pisau, Menteskan darah yang keluar pada kaca benda agak ke tepi, kemudian meletakkan kaca benda yang satu dengan posisi miring, setelah itu digeser kearah berlawanan setipis mungkin, Mengeringkan (agar darah menempel pada kaca benda) Menetesi dengan alcohol 100% selama 10 menit, Mewarnai dengan giemza selama 30 menit, Mengeringkan zat warna yang tersisa menggunakan tissue, Meneteskan xylol I selama 10 sampai kering, Meneteskan xylol II langsung diberi entellen dan langsung ditutup.

3.3 Skema Prosedur Kerja2. Meneteskan darah yang keluar di atas kaca benda 2 cm dengan posisi miring, kemudian menggeser kea rah berlawanan.setipis mungkin.

1. Menyembelih Kelinci

4. Menetesi dengan alkohol 100% selama 10 menit.3. Membiarkan darah menempel dan menyebar rata pada kaca benda, kemudian dikeringkan.

5. Pewaranaan menggunakan giemza selama 30 menit.

6. Mengeringkan zat warna yang tersisa menggunakan tissue.

Menetesi dengan xylol II langsung diberi entellen dan langsung ditutup.7. Menetesi dengan xylol I selama 10 menit hingga kering.

IV. DATA PENGAMATAN4.1 Foto Preparat Bahan PraktikumFoto Preparat Apus Darah Kelinci (Orytolagus cuniculus) 54321

Keterangan: 1. Sel darah putih2. Krenasi3. Stack of coin4. Sel darah merah5. Ghost selGambar 4.1.1 Preparat Apus Darah Kelinci (Orytolagus cuniculus)Topik: Preparat Apus Darah Kelinci (Orytolagus cuniculus)Sub-topik: Motede Apus Darah Kelinci (Orytolagus cuniculus)Potret: Samsung SM-G530HPerbesaran: 400 kaliTanggal Pengambilan gambar: 11 April 2015

4.2 Gambar Literatur Preparat apus darah kelinci

(Setiyono, dkk. 2013)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN5.1 Klasifikasi IlmiahKingdom: AnimaliaPhylum: ChordataSub Phylum: VertebrataKelas: MamaliaOrdo: LagomorphaFamily: LeporidaeGenus: Orytolagus(Anonymous, 2010).Spesies: Orytolagus cuniculus (Anonymous, 2011).

5.2 Preparat Apus DarahMetode apus merupakan salah satu cara pembuatan sediaan awetan dengan cara memoleskan jaringan di atas kaca benda sehingga dapat diamati dibawah mikroskop disebut juga media poles. Jaringan yang bisa dioleskan adalah jaringan yang bersifat cair, contohnya: darah. Metode ini sering disebut juga metode apus.Metode ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari bentuk dan struktur komponen seluler suatu jaringan organ yang komponen non selulernya berupa cairan atau dapat dibuat menjadi cairan (Wahyuni, 2015).Manfaat dari pembuatan preparat apus darah yaitu memudahakan untuk mempelajari sel darah. Tidak hanya itu, tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah (Hidayah, 2012).

5.3 Analisis Hasil PengamatanPada praktikum mikroteknik pembuatan sediaan darah mamalia dengan metode apus yang menggunakan darah hewan kelinci sebagai bahan dapat diperoleh sebagai berikut:Hasil pembuatan preparat apus darah kelinci pada perbesaran 40 kali, bagian-bagian darahnya tidak terlihat secara jelas. Namun ketika diperbesar menjadi 400 kali, bagian-bagian darahnya cukup jelas yang terdiri dari sel darah putih, sel darah merah, krenasi, stack of coin, dan ghost sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Soewolo (2005), namun beliau lebih menekankan pada leukosit, eritrosit dan trombosit. Pengamatan preparat apus darah kelinci pada perbesaran 40 kali hanya tampak berupa titik-titikdan tidak ada perbedaan yang jelas antara tiap komponen. Sedangkan pada pengamatan 400 kali dapat terlihat jelas bentuk antara tiap komponen. Hal tersebut sependapat dengan Dellman dan Esther (1989) bahwa sel darah hanya dapat diamati dengan mikroskop, semakin besar perbesaran objek semakin jelas yang diamati.Cara kerja pada praktikum mikroteknik pembuatan sediaan apus darah melalui langkah sebagai berikut: Menyembelih kelinci menggunakan pisau, kemudian menteskan darah yang keluar pada kaca benda agak ke tepi, kemudian meletakkan kaca benda yang satu dengan posisi miring, setelah itu digeser kearah berlawanan setipis mungkin, setelah itu darah dikeringkan (agar darah menepel pada kaca benda), kemudian menetesi dengan alcohol 100% selama 10 menit, setelah itu mewarnai dengan giemza selama 30 menit, kemudian mengeringkan zat warna yang tersisa menggunakan tissue, setelah kering segere meneteskan xylol I selama 10 hingga kering, dan yang terkahir meneteskan xylol II langsung diberi entellen dan langsung ditutup.Secara garis besar langkah yang telah dilakukan sesuai dengan metode yang dilakukan oleh Endrawati (2012) yang membuat sediaan apus darah menggunakan hewan mencit. Namun terdapat sedikit perbedaan pada tahap penyediaan obyek glass, pada langkah tersebut objek glass harus dibersihkan terlebih dahulu dengan alcohol 70-90%. Kemudian perbedaan lain yaitu ketika darah sudah kering, apusan darah difikasasi terlebih dahulu menggunakan methanol.Pada pembuatan sediaan apusan darah ini terbilang cukup mudah, namun jika tidak dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada akan mengakibatkan kegagalan dari segi teknis maupun non teknis. Kesulitan yang paling umum ditemukan ialah ketika meneteskan darah diatas kaca preparat, karena pada waktu itu juga darah harus digeser dengan arah yang berlawanan dengan cara ditekan dengan kemiringan 25-30o. Apabila tekanan tidak stabil, maka apusan darah kemungkinan terlalu tebal yang akan mengakibatkan kesulitan dalam pengamatan.

VI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, pada pembuatan preparat apus darah setelah diamati dapat ditemukan antara lain; sel darah putih, sel darah normal, krenasi, stack of coin dan ghost sel. Dari pembuatan preparat tersebut bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari bentuk dan struktur komponen seluler suatu jaringan organ yang komponen non selulernya berupa cairan atau dapat dibuat menjadi cairan.

VII. DAFTAR PUSTAKADellmann,H. D., Esther, M. B., 1989. Buku Teks Histologi Veteriner. Penerbit Universitas Indonesia Press; Jakarta.Endrawati, H. 2012. Metode Pembuatan Hapusan dan Pengecatan Preparat Malaria (Blood Smear). (Online), habibi.staff.ub.ac.id/files/2012/11/blood-smear.pdf (diakses 19 Mei 2015).Hidayah, W. 2012. Pembuatan Preparat Apus Darah Manusia. Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang; Semarang.Setiono, M. R.dkk. 2013. Anatomi Pencernaan dan Status Hematologi. Peternakan FPP UNDIP; Diponegoro.Soewolo, M. Pd. 1999. Fisiologi Manusia. FMIPA UNM; Malang.Wahyuni, S. 2015. Buku Petunjuk Praktikum Mikroteknik. Laboratorium Biologi UMM; Malang.Anonymous, 2011. Kelinci Hewan Mamalia. (Online), http://ipankcastle.blogspot.com/2011/05/kelinci-hewan-mamalia.html (diakses 19 Mei 2015).Anonymous, 2010. Beternak Kelinci. (Online), https://tumbuh.wordpress.com/2010/09/06/beternak-kelinci/ (Diakses 19 Mei 2015).

VIII. LAMPIRAN8.1 Foto Prosedur Kerja8.1.2 Meneteskan darah pada kaca benda8.1.1 Menyembeli Kelinci

8.1.4 Menetesi dengan alkohol 100% selama 10 menit8.1.3 Mengeringkan darah agar menempel pada kaca benda

8.1.6 Mengeringkan warna8.1.5 Mewarnai menggunakan giemza selama 30 menit

8.1.8 Menetesi dengan xylol II langsung diberi entellen dan langsung ditutup8.1.7 Menetesi dengan xylol I selama 10 hingga kering

8.2 Teknik Preparat Apus Darah Sebagai Media Pembelajaran Sistem Peredaran DarahTingkatan/ kelas / semesterKIKD

SMA / XI / 14. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan4.6 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia melalui berbagai bentuk media presentasi.