21
“Sistem Koloid” Disusun Oleh : Rininta Triaswinanti (Trias) XI IPA 1 SMA NEGERI 91 JAKARTA

Laporan Praktikum Sistem Koloid

Embed Size (px)

Citation preview

Sistem Koloid

Disusun Oleh :Rininta Triaswinanti(Trias)XI IPA 1

SMA NEGERI 91 JAKARTABAB I

1. Judul Percobaan

Pengamatan Jenis-Jenis Campuran 1. Tujuan Percobaan

Untuk membedakan serta membandingkan koloid, suspensi dan larutan pada suatu campuran.

1. Alat dan Bahan

Dalam percobaan kali ini, kami menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang telah disediakan oleh guru pembimbing kami di laboratorium Kimia. Percobaan ini kami lakukan berdasarkan petunjuk kerja yang telah diberitahukan oleh guru pembimbing sebelum praktikum dimulai. Alat dan bahan yang kami gunakan selama praktikum ini berlangsung adalah:

Alat : 1. Gelas ukur 100 ml sebanyak 3 buah 2. Tabung reaksi 10 ml sebanyak 1 buah3. Kertas saring4. Corong5. Spatula kecil

Bahan : 1. Air2 Gula pasir3. Tepung terigu4. Susu bubukD. Cara KerjaPada praktikum kali ini, kami tentu melakukan beberapa tahap/langkah-langkah untuk proses percobaan tersebut. Langkah-langkah percobaan ini juga terdapat di buku cetak kami, namun cara kerja praktikum kali ini diterangkan terlebih dahulu oleh guru pembimbing sebelum kami melakukan praktikum. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:1. Persiapkan semua alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru pembimbing.1. Buat campuran air susu, air gula dan air tepung. Masukkan masing-masing bahan seperti susu bubuk, gula dan tepung terigu sebanyak 1 sendok ke dalam tiga gelas ukur yang berbeda-beda.1. Isi ketiga gelas ukur yang telah berisi bahan-bahan yang sudah ditentukan dengan air sebanyak 40 ml.1. Aduklah campuran susu, gula dan tepung terigu tersebut dengan mengunakan spatula kecil, hingga campuran benar-benar tercampur dan merata dengan air di dalam gelas ukur tersebut.1. Kemudian diamkanlah beberapa saat setelah pengadukan masing-masing campuran telah selesai.1. Lalu amati perubahan yang terjadi pada masing-masing campuran. Catat hasil pengamatan tersebut ke dalam laporan kerja kelompok masing-masing.1. Setelah diamati hasil percobaan ini, campuran susu dan campuran tepung terigu disaring dengan menggunakan corong dan kertas saring.1. Penyaringan ini dilakukan dengan menuang campuran susu dan tepung ke dalam gelas ukur kosong lainnya. Penuangan ini pun dilakukan dengan corong, yang di atas gelas ukur kosong telah diletakkan kertas saring.1. Amati kembali mengenai hasil percobaan yang baru saja dilakukan setelah penyaringan ini.1. Bandingkan hasil percobaan antara campuran yang satu dengan campuran yang lain.1. Setelah selesai melakukan semua praktikum, cuci dan kembalikan alat alat pada tempatnya.

BAB II

1. Teori Percobaan

Koloid adalah suatu sistem campuran yang berada di antara larutan dan campuran kasar (suspensi). Koloid mempunyai sifat yang khas. Semua zat, baik cair, padat dan gas dapat membentuk koloid. Ada koloid yang terbentuk secara alami, ada pula koloid yang sengaja dibuat secara industri melalaui proses kimia. Koloid ini berkaitan erat dengan hidup dan sistem kehidupan sehari-hari.

Sebagai teori awal, saya akan menjelaskan mengenai suatu percobaan ynag dilakukan oleh seorang ilmuwan kimia, yang sangat berkaitan erat dengan praktikum kali ini. Pada tahun 1861, Thomas Graham, seorang ahli kimia bangsa Inggris melakukan percobaan untuk menguji perbedaan kemampuan aliran zat terlarut dengan menggunakan kantong perkamen, air, kristal gula, lem perekat dan tepung kanji. Mula-mula gula, lem perekat dan kanji masing-masing dilarutkan ke dalam air. Kemudian larutannya dimasukkan ke dalam kantong perkamen, ditutup rapat dan direndam dalam air.

Dari percobaan tersebut ternyata molekul gula memiliki kemampuan untuk merembes keluar menembus pori-pori perkamen sehingga keluar dari kantong.Akan tetapi, partikel kanji tidak dapat keluar dari kantong. Zat lain yang dicobakan oleh T. Graham adalah zat perekat dengan percobaan yang sama, ternyata zat perekat tersebut sifatnya sama dengan sifat kanji, yaitu tidak mampu menembus membrane perkamen. Berdasarkan hasil percobaan itu, Graham memberikan gagasan sebagai berikut.

1. Molekul gula dapat lolos dari membran perkamen, sedangkan kanji dan perekat tidak dapat lolos dari membrane perkamen. Hal ini dimungkinkan karena ada perbedaan diameter molekul antra molekul kanji dengan molekul gula. Molekul kanji mempunyai diameter lebih besar dari diameter molekul gula.2. Larutan gula yang berasal dari kristal gula dan semacamnya disebutr larutan yang berdifusi cepat atau kristaloid, sedangkan zat perekat, kanji dan susu ata semacamnya yang bersifat lekat dan kental disebut koloid.Pada perkembangan selanjutnya, penggolongan zat menjadi koloid dan kristaloid tidak dapat dipertahankan karena banyak koloid dapat dikristalkan dan kristaloid dapat dibuat menjadi koloid.Pada umumnya, di dalam ilmu kimia, campuran dapat terbagi menjadi tiga, yaitu larutan sejati atau larutan, suspensi dan koloid. Ketiganya akan dibahas dalm teori sebagai berikut.a. LarutanLarutan merupakan campuran yang bersifat homogen. Ukuran partikel zat terlarut di dalam suatu larutan lebih kecil dari 10-7 cm (< 1 nm), sehingga sangat sulit untuk diamati, walaupun dengan menggunakan mikroskop. Jadi, campuran antara gula dan air termasuk larutan karena pencampuran kedua zat tersebut menghasilkan dua fase yang homogen. Beberapa contoh larutan lainnya, adalah garam dapur, larutan urea dan larutan cuka. Jika larutan ini disaring dengan menggunakan kertas saring, tidak ada yang tersaring.

b. SuspensiSuspensi adalah dispresi zat padat di dalam air. Zat terdispersi pada suspensi merupakan zat padat yang berukuran cukup besar. Padatan ini merupakan gabungan dari molekul-molekul zat terdispersi. Oleh karena zat terdispersi memiliki ukuran yang cukup besar, medium pendispersi (air) tidak mampu menahannya sehingga padatan tersebut dapat mengendap. Ukuran partikel zat terdispersi di dalam suspensi lebih besar dari 10-5 cm (> 100 nm) sehingga masih dapat diamati dengan mudah. Suspensi dapat disaring dengan menggunakan kertas saring biasa. Bedasarkan penjelasan ini, berarti campuran antara pasir dan air dituangkan ke dalam gelas menggunakan penyaring, pasir dan air pasti akan terpisah.

c. KoloidKoloid terdiri atas fase terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi memiliki ukuran tertentu. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Suatu koloid dapat terdiri atas atom-atom, ion-ion atau molekul. Koloid juga dapat tediri atas satu molekul besar. Contohnya hemoglobin. Ukuran partikel zat terdispersi di dalam koloid lebih besar daripada ukuran partikel dalam larutan, tetapi lebih kecil daripada ukuran partikel zat terdispersi di dalm suspense. Partikel zat terdispersi berukuran antara 10-7 cm sampai dengan 10-5 cm (1 nm 100 nm). Sistem koloid tampak homogern jika dilihat tanpa mikroskop, tetapi dengan menggunakan mikroskop tampak adanya partikel-partikel fase terdispersi. Partikel koloid dapat disaring dengan menggunakan suatu kertas saring yang berpori-pori sangat halus (penyaring ultra). Berdasarkan sistem dispersinya, suatu koloid hampir tampak seperti suspensi.

1. Hasil Pengamatan

Dari praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat memperoleh data hasil pengamatan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Perbandingan yang Terjadi Pada Masing-Masing Campuran

No.Jenis Campuran dengan Air

Air SusuAir Tepung TeriguAir Gula

1.Campuran berwarna putih keruhCampuran berwarna keruhCampuran tidak berwarna dan jernih

2.Tidak terjadi pengendapanTerjadi pengendapanTidak terjadi pengendapan

3.Partikel tidak memisah setelah didiamkanPartikel memisah setelah didiamkanPartikel tidak memisah setelah didiamkan

4.Molekul besarPartikel besarMolekul kecil

5.Dapat disaring dengan membran perkamenDapat disaring dengan membran perkamenTidak dapat disaring dengan membran perkamen

Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, maka kami dapat mengetahui perbandingan antara campuran larutan, suspensi dan koloid. Oleh karena itu, saya dapat membuat tabel mengenai perbedaan-perbedaan dari percobaan yang telah kami lakukan. Adapun perbedaan-perbedaan tersebut meliputi:

Aspek yang MembedakanLarutanKoloidSuspensi

Bentuk CampuranHomogenTampak homogenHeterogen

KestabilanStabilStabilTidak stabil

Pengamatan MikroskopHomogenHomogenHeterogen

Jumlah FaseSatuDuaDua

Sistem DispersiMolekulerPadatan halusPadatan kasar

Pemisahan dengan cara PenyaringanTidak dapat disaringTidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, kecuali dengan kertas saring ultraDapat disaring

Ukuran Partikel< 10-7 cm, atau < 1 nm10-7 sampai 10-5 cm, atau 1 nm 100 nm> 10-5 cm, atau > 100 nm

Warna CampuranJernihKeruhKeruh

Bentuk PartikelBerbentuk ionMolekul besarPartikel besar

BAB III

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi. Beberapa kesimpulan yang dapat kami ambil dari percobaan ini antara lain:

10. Campuran gula dengan air merupakan suatu larutan.Hal ini dapat disimpulkan karena terlihat bahwa campuran gula dengan air ini larutannya tampak jernih, tidak berwarna dan partikel-partikel gula tidak tampak lagi pada pencampurannya dengan air pada gelas ukur. Terjadinya hal ini dikarenakan seluruh molekul gula mempunyai daya kelarutan terhadap air ketika diaduk dengan spatula kecil. Akhirnya kristal gula dapat larut seluruhnya di dalam air. Berarti molekul ini terdiri atas molekul yang homogen dan terdiri dari molekul yang sangat kecil.

10. Campuran susu bubuk dengan air merupakan suatu koloid.Hal ini dapat disimpulkan karena terlihat bahwa campuran susu bubuk dengan air ini larutannya tampak putih keruh dan tidak terjadi endapan terpisah setelah beberapa saat didiamkan pada pencampurannya dengan air pada gelas ukur. Terjadinya hal ini dikarenakan seluruh molekul susu bubuk mempunyai daya kelarutan terhadap air ketika diaduk dengan spatula kecil. Akhirnya susu bubuk dapat larut seluruhnya di dalam air. Namun campuran ini terletak di antara campuran homogen dengan heterogen, karena ketika disaring dengan membran perkamen terdapat endapan yang terpisah. Jadi molekulnya lebih besar dari larutan.

10. Campuran tepung terigu dengan air merupakan suatu suspensi.Hal ini dapat disimpulkan karena terlihat bahwa campuran tepung terigu dengan air ini larutannya tampak keruh dan terjadi endapan terpisah setelah beberapa saat didiamkan pada pencampurannya dengan air pada gelas ukur. Terjadinya hal ini dikarenakan seluruh molekul tepung terigu tidak mempunyai daya kelarutan terhadap air ketika diaduk dengan spatula kecil. Akhirnya susu bubuk dapat larut seluruhnya di dalam air, namun terdapat endapan di dasar gelas ukur. Campuran ini merupakan campuran dengan partikel yang heterogen, karena ketika disaring dengan membran perkamen atau kertas saring biasa terdapat endapan yang terpisah. Jadi partikelnya lebih besar dari larutan dan koloid.

BAB I

A. Judul Percobaan

Proses Pembuatan Koloid B. Tujuan Percobaan

Untuk membedakan macam-macam pembuatan koloid.

C. Alat dan Bahan

Dalam percobaan kali ini, kami menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang telah disediakan oleh guru pembimbing kami di laboratorium Kimia. Percobaan ini kami lakukan berdasarkan petunjuk kerja yang telah diberitahukan oleh guru pembimbing sebelum praktikum dimulai. Alat dan bahan yang kami gunakan selama praktikum ini berlangsung adalah:

Alat : 1. Gelas ukur 100 ml sebanyak 3 buah 2. Tabung reaksi 10 ml sebanyak 1 buah3. Kertas saring4. Corong5. Spatula kecil6. Penggerus obat atau lumpang7. Spiritus8. Kasa kaki tiga9. Penjepit tabung reaksi10. Korek api

Bahan : 1. Air2 Gula pasir3. Bubuk agar-agar4. Belerang5. Minyak6. Air sabun

D. Cara KerjaPada praktikum kali ini, kami tentu melakukan beberapa tahap/langkah-langkah untuk proses percobaan tersebut. Langkah-langkah percobaan ini juga terdapat di buku cetak kami, namun cara kerja praktikum kali ini diterangkan terlebih dahulu oleh guru pembimbing sebelum kami melakukan praktikum. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: Pembuatan emulsi minyak + air ditambahkan air sabun1. Persiapkan semua alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru pembimbing.2. Masukkan minyak sebanyak 1/3 dari tabung reaksi. Kemudian masukkan juga air sebanyak 1/3 dari tabung reaksi ke dalam tabung reaksi yang telah berisi minyak.3. Setelah itu, kocok campuran minyak dengan air tersebut selama beberapa saat.4. Amati hasil dari percobaan campuran tersebut. Catat hasil yang diamati itu ke dalam laporan kerja kelompok masing-masing.5. Kemudian minyak dan air yang telah bercampur ini ditambahkan 1/3 air sabun.6. Lalu kocok kembali campuran yang telah berada di dalam tabung reaksi. Diamkan beberapa saat setelah dikocok.7. Lihat apa yang terjadi pada campuran tersebut. Tulis pengmatan dan kesimpulan ynag dapat diambil ke dalam laporan tertulis.8. Setelah selesai melakukan semua praktikum, cuci dan kembalikan alat alat pada tempatnya.

Pembuatan sol belerang1. Persiapkan semua alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru pembimbing.2. Ambil 1 sendok belerang dan masukkan ke dalam lumpang. Kemudian masukkan juga gula pasir sebanyak 1 sendok ke dalam lumpang, sehingga terjadi pencampuran belerang dengan gula pasir.3. Gerus hingga halus campuran keduanya tersebut.4. Letakkan gerusan tersebut pada suatu wadah kertas.5. Ambil 1 sendok lagi dari campuran yang dihasilkan oleh pekerjaan 1. Masukkan ke dalam lumpang bersama 1 sendok gula pasir lagi.6. Gerus kembali hingga halus campuran tersebut di dalam lumpang tersebut.7. Ulangi langkah kerja ini hingga 4 kali pengulangan kegiatan.8. Setelah itu, ambil hasil terakhir dari campuran gula dan belerang ke dalam gelas ukur. Isilah air ke dalam gelas ukur yang telah berisi belerang.9. Aduk rata campuran tersebut dengan spatula kecil hingga terbentuk campuran homogen.10. Setelah rata, saring campuran tersebut dengan menggunakan corong dan kertas saring.11. Amati hasil percobaan yang telah dilakukan ini. Lihat apa yang terjadi dan catat dalam laporan tertulis.12. Setelah selesai melakukan semua praktikum, cuci dan kembalikan alat alat pada tempatnya.

Pembuatan sol agar-agar1. Persiapkan semua alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru pembimbing.2. Masukkan 1 sendok serbuk agar-agar ke dalam tabung reaksi.3. Campurkan air ke dalam tabung reaksi tersebut hingga mencapai batas 1/3 tabung.4. Kocok campuran tersebut hingga antara air dan agar-agar tercampur sepenuhnya.5. Siapkan kasa kaki tiga, spiritus dan gelas ukur 100 ml.6. Isi gelas ukur tersebut dengan air hingga mencapai 1/2 gelas ukur.7. Nyalakan spiritus dengan menggunakan korek api. Letakkan gelas ukur yang telah berisi air ke atas spiritus yang telah menyala.8. Masukkan tabung reaksi yang telah berisi campuran agar-agar dan air ke dalam gelas ukur. Agar tidak panas, ketika tabung reaksi dimasukkan ke dalam gelas ukur harus dijepit terlebih dahulu menggunakan penjepit tabung.9. Panaskan campuran agar-agar dan air tersebut hingga mendidih. Usahakan jangan sampai terjadi penggumpalan. Oleh karena itu, untuk menghindari pengumpalan, maka campuran tersebut harus diaduk terus secara perlahan menggunakan spatula kecil.10. Lakukan hal ini hingga air di dalam gelas ukur mendidih, dengan ditandainya muncul gelembung-gelembung di permukaan air.11. Angkat tabung reaksi yang berisi campuran agar-agar dan air dari dalam gelas ukur.12. Diamkan beberapa saat hingga agar-agar tersebut dingin da terbentuk padatan agar-agar terbentuk.13. Amati hasil pengamatan yang terjadi dan catat dalam laporan kerja.14. Setelah selesai melakukan semua praktikum, cuci dan kembalikan alat alat pada tempatnya.

BAB II

A. Teori Percobaan

Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dengan partikel-partikel suspensi. Oleh karena itu, pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua car. Pertama, menggabungkan molekul atau ion dari larutan (cara kondensasi). Kedua, menghaluskan partikel suspensi, kemudian didispersikan ke dalam suatu medium pendispersi (cara dispersi).

1. Cara KondensasiCara kondensasi adalah pembuatan sistem koloid dengan menggabungkan ion-ion, atom-atom, molekul-molekul atau partikel yang lebih halus membentuk partikel yang lebih besar dan sesuai denagn ukuran partikel koloid. Cara kondensasi dilakukan malalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, reaksi hidrolisis, reaksi penggaraman dan reaksi penjenuhan. Melalui cara ini, partikel larutan sejati bergabung menjadi partkel koloid.

a. Reaksi RedoksReaksi redoks merupakan reaksi pembentukan partikel koloid melalui mekanisme perubahan bilangan oksidasi. Contoh dari reaksi ini adalah. Pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas hidrogen sulfida (H2S) ke dalam larutan belerang dioksida (SO2).2 H2S (g) + SO2 (aq) 3S (s) + 2H2O (l) Pembuatan sol emas dengan cara mereaksikan larutan AuCl3 dan zat pereduksi formaldehid atau besi (II) sulfat.2AuCl3 (aq) + 3HCOH + 3H2O (l) 2Au (s) + 6HCl (aq) + 3HCOOH (aq)atauAuCl3 (aq) + 3FeSO4 (aq) Au (s) + Fe2(SO4)3 (aq) + FeCl3 (aq)

b. Reaksi HidrolisisReaksi hidrolisis merupakan reaksi pembentukan koloid dengan menggunakan pereaksi air. Misalnya, pembuatan sol Al(OH)3 dan sol Fe(OH)3. Pembuatan sol Al(OH)3 dari larutan AlCl3, Al2(SO4)3, PAC atau tawas.AlCl3 (aq) + 3H2O (l) Al(OH)3 (s) + 3HCl (aq) Pembuatan sol Fe(OH)3 larutan FeCl3 dengan air panas.FeCl3 (aq) + 3H2O (l) Fe(OH)3 (s) + 3HCl (aq)

c. Reaksi PenggaramanGaram-garam yang sukar larut dapat dibuat menjadi koloid melalui reaksi pembentukan garam. Untuk menghindari pengendapan biasanya digunakan suatu zat pemecah.AgNO3 (aq) + Na Cl (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)Na2SO4 (aq) + Ba(NO3)2 (aq) BaSO4 (s) + 2NaNO3 (aq)

d. Penjenuhan LarutanPembuatan kalsium asetat merupakan contoh pembuatan koloid dengan cara penjenuhan larutan ke dalam larutan jenuh kalsium asetat dalam air. Penjenuhan dilkakukan dengan cara menambahkan pelarut alcohol sehingga akan menghasilkan koloid yang berupa gel. Kalsium asetat bersifat mudah larut dalam air, namun sukar larut dalam alkohol.

2. Cara DispersiPembuatan koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan cara mengubah partikel kasar (besar) menjadi partikel koloid. Cara disperse dapat dilakukan melalui cara mekanik (pengerusan), cara busur Bredig dan cara peptisasi (pemecahan).

a. Cara MekanikCara mekanik merupakan cara fisik mengubah partikel kasdar menjadi partikel halus. Partikel kasar diguling dengan alat colloid mill sehingga diperoleh ukuran partikel yang diinginkan. Selanjutnya partikel halus ini didispersikan ke dalam suatu medium pendispersi. Proses penggilingan dapat juga dilkakukan di dalam medium pendispersi.

b. Cara Busur BredigProses pembuatan koloid dengan cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol logam. Pada proses ini, logam yang akan dibuat sol digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam medium pendispersi. Kemudian kedua ujung elektrode dihubungkan dengan arus listrik. Uap logam yang terjadi akan terdispresi ke dalam medium pendispersi sehingga membentuk koloid.

c. Cara PepsitasiPada cara pepsitasi, partikel kasar berupa endapan diubha menjadi partikel koloid dengan mengggunakan elektrolit yang mengandung ion sejenis zat pemecah. Berikut ini contoh-contoh peptisasi. Endapan Al(OH)3 dipeptisasi dengan AlCl3. Endapan NiS dipeptisasi dengan H2S. Agar-agar dipeptisasi dengan air.

d. Cara HomogenisasiCara ini mirip dengan cara mekanik dan biasanya digunkan untuk membuat emulsi. Dengan cara ini, partikel lemak dihaluskan, kemudian didispersikan ke dalam medium air dengan penambahan emulgator.

B. Hasil PengamatanDari praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat memperoleh data hasil pengamatan dalam penjelasan sebagai berikut.

1. Pembuatan emulsi minyak + air ditambahkan air sabunKetika minyak hanya di campurkan dengan air, maka kedua campuran ini tidak dapat saling menyatu sama lain. Campuran ini terbentuk bukan berupa larutan , melainkan bersifat heterogen. Sehingga pada percobaan yang telah kami lakukan, pada campuran tersebut terdapat gelembung-gelembung di antara minyak dan air. Gelembung-gelembung inilah yang memisahkan batas antara minyak dengan air. Pada campuran ini, air yang bersifat polar tidak dapat bercampur dengan minyak yang bersifat nonpolar. Jadi pada campuran minyak dan air bukan bersifat koloid.Namun setelah ditambahkan dengan air sabun, campuran ini berubah menjadi koloid. Campuran ini akhirnya menyatu ketika dikocok beberapa saat. Hasil dari pencampuran ini, campuran menjadi berbusa dan memiliki warna ynag keruh dan agak berwarna semi kuning. Hal ini menandakan campuran telah berubah menjadi koloid.Koloid ini terbentuk melalui cara kondensasi, karena terjadi penggabungan molekul atau partikel-partikel yang lebih halus yang kemudian membentuk suatu koloid yang sesuai ukurannya. Cara pembuatan koloid: Kondensasi Jenis dari koloid ini : Emulsi Fase terdispersi: Campuran minyak dan air (cair) Medium pendispersi: Air sabun (cair) Fase koloid: Cair

2. Pembuatan sol belerangPada saat campuran belerang dengan gula pasir ditambahkan dengan air, maka campuran ini telah berubah menjadi koloid. Hal ini dapat ditandai ketika belerang dan gula yang disaring menggunakan membran perkamen, tidak terjadi endapan sama sekali. Hal ini merupakan salah satu ciri dari koloid. Campuran belerang, gula dan air ini dapat melewati membran perkamen tanpa meninggalkan endapan dan campuran ini menjadi warna keruh. Berarti campuran ini telah berubah menjadi koloid yang memiliki jenis koloid, yaitu sol.Sol belerang ini terbentuk melalui cara dispersi. Pembuatan cara dispersi ini berlangsung melalui cara mekanik. Peristiwa ini dapat diketahui karena pada cara mekanik, butir-butir kasar pada belerang dan gula pasir digerus halus terlebih dahulu dengan menggunakan lumpang sampai terbentuk partikel yang cukup halus. Setelah itu, partikel-partikel itu diaduk dalam medium pendispersi. Kemudian barulah campuran ini dapat berubah menjadi koloid berupa sol. Cara pembuatan koloid: Dispersi mekanik Jenis dari koloid ini : Sol (Koloid Liofob) Fase terdispersi: Campuran belerang dan gula pasir (padat) Medium pendispersi: Air (cair) Fase koloid: Cair

3. Pembuatan sol agar-agarPada saat campuran serbuk agar-agar dengan air yang kemudian didiamkan, maka campuran ini telah berubah menjadi koloid. Padatan agar-agar ynag terdispersi di dalam air panas akan menghasilkan sistem koloid yang disebut sol. Jika konsentrasi agar-agar ini rendah, pada keadaan dingin sol ini akan tetap berwujud cair. Sebaliknya jika konsentrasi agar-agar tingi pada keadaan dingin sol menjadi padat dan kaku. Hal ini terjadi pda percobaan yang telah kami lakukan, di man agar-agar mejadi padat karena mengikat air. Keadaan ini disebut gel. Berarti campuran ini telah berubah menjadi koloid yang memiliki jenis koloid, yaitu sol.Sol belerang ini terbentuk melalui cara dispersi. Pembuatan cara dispersi ini berlangsung melalui cara peptisasi. Peristiwa ini dapat diketahui karena pada cara peptisasi, terdapat zat pemecah atau zat pemeptisasi. Zat ini berfungsi memecahakn butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid. Dalam hal ini agar-agar dipeptisasi oleh air. Kemudian barulah campuran ini dapat berubah menjadi koloid berupa sol. Cara pembuatan koloid: Dispersi peptisasi Jenis dari koloid ini : Sol (Koloid Liofil) Fase terdispersi: Serbuk agar-agar (padat) Medium pendispersi: Air (cair) Fase koloid: Padat

C. Pertanyaan1. Mengapa belerang didiamkan tidak padat, sedangkan agar-agar menjadi padat?Jawab:Karena sol belerang dan sol agar-agar memiliki tahap-tahap pembuatan koloid dengan cara yang berbeda. Selain itu terdapat perbedaan medium pendispersi dan fase terdispersinya, meskipun jenis koloidnya sejenis.BAB III

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa proses pembuatan koloid bermacam-macam. Beberapa kesimpulan yang dapat kami ambil dari percobaan ini antara lain:

a. Terdapat dua cara dalam pembutan koloid yaitu dispersi dan kondensasi.Cara ini dilihat dari langkah-langkah yang dialami oleh suatu campuran ketika akan berubah menjadi koloid.

b. Jenis koloid yang dimiliki oleh suatu campuran beraneka ragam.Hal ini dapat dilihat berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya yang terdapat pada campurean tersebut.

c. Untuk dapat mengetahui suatu campuran bersifat koloid, dapat dilihat dari cirri-ciri fisik koloid.Ciri-ciri itu dapat meliputi ukuran molekul, wrana campuran, fase yang terjadi dan lain sebagainya.

d. Tahap pembuatan koloid bermacam-macam