Upload
rullydr
View
219
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
1241
Citation preview
LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMUDA
Nama : Poppy Putri Kusumaning Ayu
No mahasiswa : 20120310084
Rumah Sakit : RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 2
1. Pengalaman
Seorang wanita usia 64 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk sudah 1 bulan
lebih, suara serak, demam - , tidak ada nyeri dada.Saat dilakukan pemeriksaan fisik
tekanan darah 140/90 dan berat badan 57 kg. Pasien dianjurkan untuk opname dengan
diagnosis efusi pleura dengan DD massa paru. Perkusi toraks dekstra posterior di
dapatkan bunyi redup. Gambaran radiologi didapatkan meningkatnya opasitas homogen
pada torak kanan, sudut kostofrenikus tak dapat dinilai untuk yang kanan dan yang kiri
tumpul. Dokter menganjurkan untuk melakukan aspirasi cairan pleura.
2. Problem Definition
Apakah indikasi dan kontraindikasi dari aspirasi cairan pleura? Pemeriksaan apa saja
yang dilakukan pada cairan pleura?
3. Pembahasan
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari
dalam kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralis dapat berupa cairan
transudat atau cairan eksudat. Pada keadaan normal rongga pleura hanya mengandung
cairan sebanyak 10-20 ml, cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma,
kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu < 1,5 gr/dl.
Salah satu terapi sekaligus tindakan pemeriksaan diagnostiknya adalah dengan
aspirasi cairan pleura atau torakosintesis. Pelaksanaannya sebaiknya dilakukan pada
pasien dengan posisi duduk. Aspirasi dilakukan pada bagian bawah paru sela iga garis
aksilaris posterior. Untuk diagnostic, cairan yang diambil 20-40 cc, sedangkan untuk
terapi cairan dapat dikeluarkan 1-1,5 liter. Jika pengeluaran cairan tersebut melebihi 1,5
liter pasien beresiko terjadi pleura syok (hipotensi) atau edema pulmo akut. Apabila
pasien terlihat sesak dan mulai batuk, aspirasi harus segera dihentikan. Kontraindikasi
dari aspirasi berupa gangguan koagulasi darah.
Indikasi aspirasi cairan pleura:
1. Adanya efusi pleura klinis yang signifikan (lebih dari 10 mm pada
ultrasonografi atau foto lateral decubitus). (Light, 2002).
2. Efusi parapneumonia (efusi pleura yang menyertai pneumonia bakteri, abses
paru dan bronkiektasis) yang mengalami komplikasi atau empiema.
3. Mengurangi rasa sesak nafas
4. Evaluasi dasar penyakit paru kronik
Aspirasi dapat dilakukan berulang jika ada indikasi, tetapi apabila selalu terbentuk
cairan kembali, perlu dipertimbangkan tindakan pleurodesis.
Secara fisik cairan tersebut dapat berupa serous, hemorhagik, purulent, chylous
dan serosanguinous. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan setelah aspirasi cairan pleura
didapat meliputi:
a. Pemeriksaan kimiawi, dengan memakai kriteria Light dkk (1972) untuk
membedakan karakteristik cairan berdasarkan: rasio protein cairan/serum >0,5 ;
rasio LDH cairan/serum >0,6 ; LDH cairan >0,6 nilai serum normal (biasanya
dipakai nilai batas 200 IU/ ml).
b. Sitologi. Pemeriksaan sitologi terhadap cairan pleura amat penting untuk
diagnosis penyakit pleura, terutama bila ditemukan sel-sel patologis atau sel-sel
tertentu, yaitu Sel neutrofil : menunjukan adanya infeksi akut.
Sel limfosit : menunjukan adanya infeksi kronis, seperti pleuritis tuberkulosa
atau limfoma malignum.
Sel-sel besar dengan banyak inti : pada arthritis rheumatoid.
c. Kultur Bakteriologi. Biasanya cairan pleura steril tapi kadang-kadang dapat
mengandung mikroorganisme seperti pneumococcus, klebsiella, pseudomonas,
enterobacter, dan tuberculosa.
4. Bukti Dokumentasi
- Batuk sejak 1 bulan disertai suara serak
- Tidak ada demam dan tidak ada nyeri
- Hipertensi dengan TD 140/90
- Perkusi paru dekstra posterior redup
- Gambaran radiologi opasitas homogen toraks dekstra dengan sudut kostofrenikus
kiri tumpul.
5. Referensi
https://medkiutnotes.wordpress.com/2013/12/29/osce-2-punksi-pleura/
http://www.academia.edu/6740675/PENDAHULUAN_FIX_1
http://www.academia.edu/6763163/54514386-Efusi-Pleura
http://dokterana.blogspot.com/2009/07/efusi-pleura.html
http://www.klikparu.com/2013/07/analisis-cairan-pleura.html
Dokter Pembimbing FKIK UMY
( dr. Maria Ulfa, MMR )