Upload
asmawati-machmoed
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
Kunjungan studi di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014, dilakukan dalam rangka pembelajaran mengenai K3 Terapan untuk lebih memahami penerapan K3 di tempat kerja.
Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo dipilih menjadi tempat kunjungan studi karaena kami menganggap bahwa RSWS telah berpengalaman dalam menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS). Selain itu, karena visi dari RSWS adalah “menjadi rumah sakit internasional 2015” jadi, sudah pasti bahwa aspek K3 menjadi salah satu yang harus terus dikembangkan oleh rumah sakit.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada seluruh pihak Rumah Sakit Wahidin Sudiruhusodo terutama kepada Bapak Ilham A.Rifai, SKM selaku Kepala Sub Komite K3 dan Fasilitas dan Bapak Ikhsan, SKM yang telah memberikan arahan kepada kami selama kami kunjungan dan telah besedia membagi pengalamannya dalam melaksanakan program K3 di rumah sakit.
Olehnya itu sebagai ucapan terima kasih, kami memberikan laporan ini dengan harapan laporan ini dapat mebantu dalam mengembangkan K3 di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Laporan ini berisikan tentang tabel-tabel yang berisikan tentang temuan-temuan yang didapatkan pada saat kunjungan studi di SRWS di beberapa instalasi yang disertai dengan potensi bahayanya serta dengan saran-saran yang diberikan unntuk mengurangi potensi bahaya dari temuan tersebut.
Laporan ini tentu saja masih sangat jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh penulis baik dari segi pengetahuan maupun dari segi pengalaman yang dimiliki di bidang K3. Olehnya itu kritik memmbangu sangat kami harapkan dari berbagai pihak.
Samata-Gowa, Mei 2014
Tim Penyusun,
Page | 1
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN............................................................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................................................2
LAPORAN UNIT CSSD..................................................................................................................................................................3
LAPORAN UNIT LAUNDRY........................................................................................................................................................8
LAPORAN INSTALASI GAWAT DARURAT & RUANG PERAWATAN “LONTARA 2”................................................14
LAPORAN UNIT INSTALASI PERAWATAN SARANA RUMAH SAKIT (IPSRS)............................................................20
LAPORAN INSTALASI GIZI.......................................................................................................................................................24
Page | 2
POTENSI BAHAYA DAN REKOMENDASI
UNIT CSSD RSWS MAKASSAR
Oleh:
Andi Amran Amrullah
Asmawati
Muh. Arif Setiawan
Nurhidayah Alfiah
Page | 3
TABEL 1
POTENSI BAHAYA DAN REKOMENDASI
UNIT CSSD RSWS MAKASSAR
HASIL TEMUAN POTENSI BAHAYA SARANRuangan kotor dan tidak tertata rapi 1. Mengganggu proses kerja
2. Dapat menimbulkan kecelakaan kerja3. Dapat mengakibatkan kurangnya
semangat dalam bekerja karena tidak nilai estetika dalam ruangan (stres kerja)
Dibuatkan denah tentang letak alat yang sering dipindahkan, sehingga setelah selesai digunakan pekerja mengembalikan alat tersebut ke tempat yang telah ditentukan
PlafHon bocor dan berjamur 1. Plafon bocor dapat menimbulkan genangan air di lantai yang dapat membuat lantai licin dan berpotensi menimbulkan kecelakaan pada pekerja
2. Biological hazard
1. Mengganti atau memperbaiki plafon yang bocor dan yang berjamur
2. Agar kerusakan cepat ditangani maka perlu ada sikap tanggap dan partisipasi aktif oleh pimpinan unit untuk melakukan pelaporan terhadap unit terkait.
3. Jika belum ada alur pelaporan maka perlu dibuatkan alur pelaporan. Tetapi jika sudah ada alur pelaporan, maka alur yang ada perlu dievaluasi secara berkala agar sistem berjalan dengan efektif dan efisien.
Kurangnya rambu-rambu keselamatan 1. Dapat menimbulkan kecelakaan kerja 1. Meninjau kembali tempat-tempat
Page | 4
yang disebabkan oleh ketidaktahuan pekerja tentang area-area berbahaya
2. Dapat mengakibatkan kecelakaan kerja karena pekerja lalai atau lupa
yang membutuhkan rambu-rambu keselamatan
2. Rambu-rambu keselamatn yang telah dipasang dievaluasi keefektifannya dengan melakukan survey minimal 3 bulan sekali
3. Selain memasang rambu-rambu, sosialisasi juga perlu terus digalakkan terkait mengapa rambu tersebut perlu dipasang dan bahaya apa yang akan terjadi jika rambu tersebut tidaka ada atau dilanggar. Dengan demikian kesadaran pekerja akan K3, secara perlahan dapat dibangun.
Tidak ada rambu tegangan listrik dalam panel
Dapat menyebabkan adanya pekerja yang kesetrum oleh panel
Tidak ada rambu larangan merokok 1. Kelalaian pekerja merokok di area kerja
2. Dapat menyebabkan kebakaran
Kotak P3K tidak terisi lengkap Dapat mengakibatkan keterlambatan dalam melakukan pertolongan pada kecelakaan
1. P3K diisi dengan lengkap2. Perlu dilakukan pemeriksaan kotak
P3K secara berkala
Page | 5
3. Seluruh pekerja terutama pimpinan unit hendaknya berperan aktif dalam melakukan pelaporan sesuai prosedur yang telah ditetapkan (jika ada), jika belum ada prosedur pelaporan maka sebaiknya dibuatkan prosedur tersebut.
Petugas tidak patuh menggunakan APD Pekerja dapat memperoleh bahaya terhapap keselamatan dan kesehatannya
1. Dilakukan pelatihan awareness kepada pekerja minimal setiap bulan agar pekerja menyadari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan mereka
2. Dibuatkan SOP penggunaan APD kemudian disosialisasikan mengapa APD perlu dan apa akibat jangka panjangnya jika tidak digunakan sesuai prosedur
3. Setiap kegiatan yang dilakukan harus selalu dievaluasi agar diketahui tingkat keberhasilan program dan terus dilakukan inovasi.
Tidak ada SOP penggunaan APD 1. Kesalahan dalam penggunaan APD yang megakibatkan perlindungan terhadap bahaya kurang maksimal
2. Pengguanaan APD yang tidak sesuai dengan potensi bahaya pekerjaan yang dilakukan
APAR tidak terkontrol setiap bulan 1. Kerusakan atau expire pada APAR tidak terdeteksi/diketahui
2. Ketika bencana kebakaran terjadi, APAR tidak dapat berfungsi
Tangung jawab mengenai pemeliharaan APAR dibereikan kepada 1 orang petugas di ruangan tersebut untuk mengontrol APAR setiap bulan dan melakukan pelaporan kepada pihak terkait jika ada masalah terkait APAR
Page | 6
Colokan listrik dipasang di dekat kran air
Dapat menyebabkan kesetrum Colokan listrik tersebut dipindahkan ke tempat yang lebih aman
Wastafel kotor dan berantakan Dapat menjadi tempat perkembang biakan bakteri, jamur dan lain-lain.
1. Alat-alat pembersih seperti sikat, disiapkan wadah penyimpanan dekat wastafel serta pekerja diberitahu untuk selalu membersihkan wastafel setelah bekerja dan diberitahu dampaknya jika idak dibersihkan.
2. Pada saat perekrutan tenaga kerja baru, hendaknya karyawan baru telah dilatih untuk bekerja secara aman dan sesuai SOP kemudian dievaluasi setiap 1 bulan selama 1 tahun.
3. Memasang peringatan untuk merapikan dan membersihkan wastafel setelah bekerja
Page | 7
POTENSI BAHAYA DAN REKOMENDASI
UNIT LAUNDRY RSWS MAKASSAR
Oleh:
Andi Amran Amrullah
Asmawati
Muh. Arif Setiawan
Nurhidayah Alfiah
Page | 8
TABEL 2
POTENSI BAHAYA DAN REKOMENDASI
UNIT LAUNDRY RSWS MAKASSAR
HASIL TEMUAN POTENSI BAHAYA SARANRuangan tak berplafon
Tidak ada peredam panas dalam ruangan
Dilakukan perbaikan pada area gedung yang rusakLantai banyak yang berlubang
Dapat menyebabkan kecelakaan kerja berupa tersandung dsb.
Penataan peralatan yang tidak baik 1. Mengganggu proses kerja2. Dapat menimbulkan
kecelakaan kerja3. Dapat mengakibatkan
Dibuatkan denah tentang letak alat yang sering dipindahkan, sehingga setelah selesai digunakan pekerja mengembalikan alat tersebut ke
Page | 9
kurangnya semangat dalam bekerja karena tidak nilai estetika dalam ruangan (stres kerja)
tempat yang telah ditentukan
Petugas tidak patuh menggunakan APDPekerja dapat memperoleh bahaya terhapap keselamatan dan kesehatannya
1. Dilakukan pelatihan awareness kepada pekerja minimal setiap bulan agar pekerja menyadari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan mereka
2. Dibuatkan SOP penggunaan APD kemudian disosialisasikan mengapa APD perlu dan apa akibat jangka panjangnya jika tidak digunakan sesuai prosedur
3. Setiap kegiatan yang dilakukan harus selalu dievaluasi agar diketahui tingkat keberhasilan program dan terus dilakukan inovasi.
4. Pada saat perekrutan tenaga kerja baru, hendaknya karyawan baru telah dilatih untuk bekerja secara aman dan sesuai SOP kemudian dievaluasi
Tidak ada SOP penggunaan APD 1. Kesalahan dalam penggunaan APD yang megakibatkan perlindungan terhadap bahaya kurang maksimal
2. Pengguanaan APD yang tidak sesuai dengan potensi bahaya pekerjaan yang dilakukan
Page | 10
setiap bulan selama 1 tahunExhauster tidak berfungsi
Sirkulasi udara yang buruk dalam ruangan sehingga dapat membahyakan kesehatan pekerja.
Memperbaiki Exhausteryang tidak berfungsi
Tidak ada rambu larangan merokok1. Kelalaian pekerja merokok di
area kerja2. Dapat menyebabkan kebakaran
1. Meninjau kembali tempat-tempat yang membutuhkan rambu-rambu keselamatan
2. Rambu-rambu keselamatn yang telah dipasang dievaluasi keefektifannya dengan melakukan survey minimal 3 bulan sekali
3. Selain memasang rambu-rambu, sosialisasi juga perlu terus digalakkan terkait mengapa rambu tersebut perlu dipasang dan bahaya apa yang akan terjadi jika rambu tersebut tidaka ada atau dilanggar. Dengan demikian kesadaran pekerja akan K3, secara perlahan dapat dibangun.
Tidak ada kode mergency yang terpasang
Ketidaktahuan pekerja tentang kode-kode emergency jika ada bahaya sehingga pekerja tidak berusaha menyelamatkan diri
APAR tidak dikontrol setiap bulan 1. Kerusakan atau masa expire pada APAR tidak terdeteksi/diketahui
Tangung jawab mengenai pemeliharaan APAR dibereikan kepada 1 orang petugas di ruangan
Page | 11
2. Ketika bencana kebakaran terjadi, APAR tidak dapat berfungsi
tersebut untuk mengontrol APAR setiap bulan dan melakukan pelaporan kepada pihak terkait jika ada masalah terkait APAR
Wastafel dalam kondisi yang kotor dan berantakan
Dapat menjadi tempat perkembang biakan bakteri, jamur dan lain-lain.
1. Alat-alat pembersih seperti sikat, disiapkan wadah penyimpanan dekat wastafel serta pekerja diberitahu untuk selalu membersihkan wastafel setelah bekerja dan diberitahu dampaknya jika idak dibersihkan.
2. Pada saat perekrutan tenaga kerja baru, hendaknya karyawan baru telah dilatih untuk bekerja secara aman dan sesuai SOP kemudian dievaluasi setiap 1 bulan selama 1 tahun.
3. Memasang peringatan untuk merapikan dan membersihkan wastafel setelah bekerja
Sampah medik dan non medik tidak dibuang terpisah
Potensi bahaya tehadap petugas yang mengolah sampah. Pekerja tersebut dapat terkena infeksi.
1. Dilakukan pelatihan awareness kepada pekerja minimal setiap bulan agar pekerja menyadari potensi bahaya sampah medik yang tidak terpisah.
Page | 12
Tidak tersedia tissu dalam tissue box
Jika pekerja tidak melap tangannya dengan tissue maka pekerja akan mengibaskan tangannya setelah cuci tangan yang akan membuat lantai licin.
Diberikan tugas kepada satu orang (mis. Cleaning service) untuk mengisi tissue box yang kosong
Page | 13
POTENSI BAHAYA DAN REKOMENDASI
INSTALASI GAWAT DARURAT DAN RUANG PERAWATAN “LONTARA 2”
RSWS MAKASSAR
Oleh:
Andi Agus Wahyudi
Andi Muliadi
Nurul Fadillah
Syamsul Anwar
Page | 14
TABEL 3
POTENSI BAHAYA DAN REKOMENDASI
INSTALASI GAWAT DARURAT DAN RUANG PERAWATAN “LONTARA 2”
RSWS MAKASSAR
NO GAMBAR MASALAH POTENSI BAHAYA SARAN1 Kabel tidak tertata rapi
dan tidak adanya penghalang antara alat dengan pekerja. Dimana alat menghasilkan panas
Unsafe condition (listrik tegangan tinggi dan paparan panas
1) Sosialisasi terkait pentingnya keselamatan area, gedung dan peralatan medic dan non medic di masing-masing unit sehingga menumbuhkan kesadaran tentang seberapa pentingnya K3.
2) Pelaksanaan pemantauan safety bangunan dan peralatan medic dan penunjang(pentatalaksanaan dengan rapi, aman, dan bersih) yang dilakukan oleh kepala perawat (ruang perawatan) dan security (ruang IGD) dilakukan setiap 1 bulan sekali. Masing-masing unit membentuk organisasi/tim yang kemudian dilakukan shift setiap 1 bulan. Sift ini dilakukan agar orang-orang yang ditugaskan tidak merasa tugas tersebut sebagai beban tambahan dalam pekerjaannya.
3) Setiap tim dari masing-masing unit berkewajiban untuk melaporkan hasil pemantuan mereka kepada masing-masing ketua di unit kerja
2. Lampu penanda adanya radiasi pada ruangan ST SCAN tidak berfungsi
Seseorang yg tidak tahu bahwa telah ada proses kerja di ruangan maka orang tersebut dapat mengalami paparan radiasi
3. Tidak terpasangnya karet pada bidang miring yang ada pada lantai (dari IGD menuju ruang perawatan)
Tergelincir akibat lantai yang licin ketika ada genangan air di lantai
Page | 15
mereka masing-masing. Dan kemudian ketua ini yang kemudian membuat laporan dan melaporkannya kepada pihak instalasi K3 di rumah sakit tersebut setiap 2 kali setahun. Dan apabila terjadi masalah di unit mereka pihak instalasi K3 dapat melakukan penanganan yang tepat sesuai masalah yang ada. Dan format pengisian laporan disediakan oleh pihak instalasi K3.
4) Jika diperlukan masing-masing unit dapat mengikut sertakan rekomendasi mereka terkait risk assessment yang dihasilkan dari rapat koordinasi di setiap unit.
4. Plafon pada ruangan IGD berlumut
Kejatuhan materil akibat plafon yang berlumut sehingga lambatlaun akan rapuh
-kesehatanBakteri ( biologi )
5. Masih adanya tempat tidur pasien yang tidak memiliki pengaman pada sisi kanan dan kiri
Terjatuh
6. Pintu keluar darurat yang tergembok dan tidak anti api (ruang perawatan)
Potensial Hazard: dapat menimbulkan korban atau cedera apabila evakuasi yang sedang berlangsung terhambat (apabila terjadi kebakaran)
7 Brankar yang diletakkan sekitar tangga menutupi sebagian jalan sehingga dapat mengganggu apabila
1) Paparan biological karena brankar tidak memiliki penanda bahwa brankar tersebut bersih
1)Sosialisasi kepada para perawat dan kepala ruangan perawatan tentang setiap barang/sarana di ruang perawatan memiliki potensi
Page | 16
dilakukan proses evakuasi atau kotor2) Terjatuh akibat brankar
menghalangi sebagian ruas jalan
3) Memperlambat pelaksannaan evakuasi apabila terjadi kebakaran
bahaya baik bahaya biological maupun bahaya lingkungan kerja.
2)Penyediaan ruangan khusus tempat penyimpanan brankar.
3)Pemberian label “bersih” atau “kotor” pada brankar tersebut agar setiap pekerja mengetahui yang mana brankar bersih atau kotor
4)Peninjauan terhadap pelaksanaan program oleh pihak instalasi K3/IPSRS sertiap 1 atau 2 bulan sekali.
8 Limbah padat (botol cairan suntik) yang tergeletak di tanah
Tertusuk pecahan botol apabila terinjak
Monitoring pelaksanaan penyediaan tempat sampah yang standar (KEMENKES) di rumah sakit terhadap pihak yang terkait dalam kurung waktu 1 bulan sekali oleh pihak Instalasi K3. Dimana tempat sampah yang harus ada yaitu tempat sampah medic dan non medic.
9 Tempat sampah yang tidak memiliki label tentang jenis sampah yang seharusnya dibuang ke tempat sampah tersebut
1) Terjadi mixbacterical akibat campuran berbagai jenis sampah
2) Infeksi akibat jarum suntik bekas pakai
10 Masih adanya Security yang tidak tahu tentang APAR dan pengoperasiannya (ruangan IGD)
Dapat memperbesar kerusakan atau kebakaran
1) Pelaksanaan sosialisasi secara terintegrasi di setiap unit dan setiap unit termasuk dalam tim tanggap darurat berdasarkan kebijakan. Dan pelaksanaannya berdasarkan rotasi kerja (sift kerja).
Page | 17
2) Melakukan coaching dan simulasi terkait pengoperasian alat bantu pemadam kebakaran dan tanggap darurat.
3) Pada saat perekrutan pekerja/security sebaiknya terlebih dahulu pelatihan terkait K3.
4) Evaluasi simulasi setiap 2 bulan sekali.
11
Adanya poster yang menutupi tanda jalur evakuasi (tidak terlihat dari lantai 2 menuju lantai dasar)
Pelaksanaan walk through survey oleh pihak Instalasi K3 setiap bulannya disesuaikan dengan pemantauan APAR. Agar peninjauan bahwa jalur evakuasi tidak terhalangi oleh benda atau tidak terlihat.
Page | 18
12 Dalam dunia K3 skapulling yang digunakan sesuai dengan standar adalah berbahan besi/baja. Jika menggunakan bambu Skapulling tidak dibongkar/dibuka setelah selesai digunakan.
maka risiko untuk terjadi kecelakaan lebih besar karena bambu bias saja patah dan dapat menimpa pengunjung maupun pekerja
Pembuatan kebijakan terkait proses pembangunan yang harus berjalan dengan memperhatikan keselamatan pengunjung Rumah sakit maupun pekerja. Dan setelah proses pembangunan tersebut selesai setiap barang atau alat yang berkaitan dengan pembangunan harus di bereskan.
Page | 19
POTENSI BAHAYA DAN REKOMENDASI
INSTALASI PERAWATAN SARANA RUMAH SAKIT (IPSRS)
RSWS MAKASSAR
Oleh:
Fauziyah Sarini Lagata
Siti Khaerani Irwan
Sultan Yahya
Sunandar
Page | 20
TABEL 4
POTENSI BAHAYA DAN REKOMENDASI
INSTALASI PERAWATAN SARANA RUMAH SAKIT (IPSRS)
RSWS MAKASSAR
GAMBAR MASALAH POTENSI BAHAYA SARAN
Penataan alat yang tidak rapi/House Keeping
Dapat mengakibatkan stres kerja dan potensi terjadinya kecelakaan kerja semakin besar karena tata letak barang yang tidak teratur
melakukan perbaikan sesegera mungkin dan melakukan pemeriksaan berkala secara teratur minimal 1 kali satu bulan.
Lakukan tindakan korektif dengan melihat tingkat resiko yang tinggi yang kemudian di sampaikan kepada kepala direktur dan kepala sub komite.
advokasi kepada pimpinan dan pekerja yang terkait dalam IPSRS dalam mengatasi /perbaikan tersebut.
melakukan pemeliharaan secara berkala supaya lingkumhan kerja tetap rapi dan nyaman.
Lampu exit tidak ada Lambat dalam melakukan evakuasi apabila terjadi kebakaran.
Pengadaan dengan pengintegrasian melalui sosialisasi terkait fungsi dan kegunaannya.Pengadaan paling lambat 1 bulan setelah teridentifikasi.Sosialisasinya minimal 1x sebulan.
Kotak P3K tidak ada Dapat memperparah dampak kecelakaan karena lambatnya pertolongan pertama yang dilakukan terhadap pekerja yang kecelakaan.
Pengadaan dengan pengintegrasian melalui sosialisasi terkait fungsi dan kegunaannya serta lakukan pelatihan dan pengecekan dalam isi kotak P3K
Page | 21
terhadap pekerja di bidang masing-masing.Pengadaan paling lambat 1 bulan setelah teridentifikasi.Sosialisasinya minimal 1x sebulan.Pengecekan 1x seminggu.
Fire alarm tidak ada Dapat memperparah dampak kebekaran karena tidak ada penenda apabila terjadi kebakaran
Pengadaan dengan pengintegrasian melalui sosialisasi terkait fungsi dan kegunaannya.Pengadaan paling lambat 1 bulan setelah teridentifikasi.Sosialisasinya minimal 1x sebulan.
Ketidaklengkapan APD
Dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja seperti gangguan pendengaran pada pekerja saat melakukan pekerjaan
Pengadaan dengan pengintegrasian melalui sosialisasi terkait fungsi dan kegunaannya.Pengadaan paling lambat 1 bulan setelah teridentifikasi.Sosialisasinya minimal 1x sebulan.
Jalur evakuasi belum ada penanda
Lambat dalam melakukan evakuasi apabila terjadi kebakaran.
Harus dibuatkan sesuai standar PERMENKES agar lingkungan kerja tetap bisa nyaman dan aman apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan ( kebakaran dll) serta melakukan pelatihan tanggap darurat 4x dalam setahun.
Letak camera CCTV yang kurang tepat
Ketika terjadi suatu kejadian berbahaya khusus di sekitar tempat produksi sulit untuk di identifikasi karena tidak ada kamera CCTV yang aktif
Pengadaan kamera cctv di tempat pengoperasian mesin atau pemindahan kamera cctv dari ruang administrasi ke ruang pengoperasian mesin.
Seharusnya kamera CCTV bukan hanya di ruang pengurusan administrasi tapi di tempat pengoperasian mesin juga harus
Page | 22
ada.
Tidak adanya MSDS B3 yang digunakan
Dapat mengakibatkan,pencemaran lingkungan dan ledakan atau bahaya lain akibat B3 tersebut.
Lakukan advokasi dengan pihak yang terkait agar mengadakan MSDS B3 agar lebih mudah dalam mengidentifikasi bahan berbahaya.
Tumpahan solar (B3) di dalam pengoperasian mesin
Dapat mengakibatkan pekerja terkontaminasi atau terkena bahan B3.
Terpeleset karena bahan B3 (SOLAR) yang tumpah dapat mengakibatkan lantai licin.
Isolir dan lakukan pengendalian secepatnya seperti pengecekan, pemeliharaan alat. Minimal 1x seminggu.
Toilet tidak berfungsi Higiene personal dan tempat kerja menjadi kurang bagus
Semangat kerja menurun karena tempat kerja yang jorok
Lakukan perbaikan sesegera mungkin Lakukan perawatan secara kontinue Peningkatan kesadaran pegawai untuk
menjaga kebersihan tempat kerja.
Page | 23
POTENSI BAHAYA DAN REKOMENDASI
INSTALASI GIZI RSWS MAKASSAR
Oleh:
Aditya Pratama Sofyan
Aswarin Prastiyani
Muh. Isra’ Suryadi Syam
Rukhayya Rizal NB. Lade
Resqi Awaliah
Page | 24
TABEL 4
POTENSI BAHAYA DAN REKOMENDASI
INSTALASI GIZI RSWS MAKASSAR
GAMBAR MASALAH POTENSI BAHAYA BAHAYA
SOP peralatan tidak dipasang
Pekerja bekerja dalam situasi yang tidak aman dikarenakan pekerja sembrono dalam bekerja.
Sosialisasi SOP secara rutin dilakukan oleh instalasi gizi min. sekali seminggu.(sesuai dengan kebutuhan penerapan SOP)
Tersedia kotak P3K, tetapi tidak lengkap dan kapas tidak steril
1. Pekerja bisa terkena infeksi dari kapas yang tidak steril
2. Memperlambat penanganan terhadap korban kecelakaan kerja
Pengecekan rutin kotak P3k oleh instalasi gizi,melakukan monitoring dan pemantauan oleh petugas K3 di setiap unit
Kepatuhan Petugas untuk menggunakan APD hanya 70%
Pekerja berada pada perilaku yang tidak aman (unsafe act) karena seketika bisa terkena kecelakaan kerja
Peningkatan kesadaran melalui studi kasus dan memantau ketersediaan APD.
APAR terkontrol hanya sampai bulan Februari,sementara saat ini sudah bulan April
APAR bisa saja sedang rusak ketika dipakai sehingga memperlambat penanganan terhadap kebakaran.
Pengawasan rutin APAR oleh instalasi gizi, pengecekan rutin oleh petugas K3.
Tidak tersedianya Fire Blangket
Apabila terjadi ledakan atau kebakaran, pekerja tidak
Sosialisasi mengenai fire safety terutama pada
Page | 25
(gizi,laundry,lab,farmasi)
dapat melindungi diri dari api karena tidak adanya fire blanket
instalasi yang menggunakan fire blangket secara rutin minimal sekali seminggu.
Menyediakan fire blanket pada setiap instalasi yang direkomendasikan.
Rambu tegangan listrik tidak terpasang di panel
Dapat terkena kecelakaan kerja seperti tersengat listrik.
Menimbulkan situasi yang tidak aman.
Pengecekan terhadap rambu-rambu listrik pada setiap instalasi oleh petugas K3 secara rutin 2 kali seminggu.
Sosialisasi mengenai rambu-rambu kelistrikan di rumah sakit di setiap instalasi.
Pemeliharaan setiap panel tegangan listrik di setiap instalasi.
Tidak ada tempat penyimpanan khusus untuk bahan pembersih di instalasi gizi.
Bahan tersebut bisa terkontaminasi dengan bahan makanan yang ada di instalasi GIzi.
Melakukan diskusi antara pihak K3 dan pihak instalasi gizi mengenai bahan-bahan kimia yang dipakai yang bisa terkontaminasi dengan bahan makanan di instalasi gizi.
Page | 26
Tidak ada karet pengaman pada lantai yang miring
Pekerja atau orang sekedar lewat bisa terpeleset
Advokasi pada pihak rumah sakit untuk pengadaan karet pada lantai yang landai di instalasi gizi.
Kajian risiko terhadap angka kejadian yang disebabkan oleh lantai atau bidang yang miring.
Tidak ada tanda yang memberitahukan lantai licin
Pekerja atau orang lain yang melintas bisa terpeleset dan terjatuh.
Dipersyaratkan pada Cleaning Service memperoleh sosialisasi mengenai kewaspadaan standar sebelum dipekerjakan
Penataan alat yang tidak sesuai.
Memperburuk risiko kebocoran gas terkait di tempat-tempat umum.
Advokasi pada pimpinan untuk isolasi terhadap tabung gas yang bisa setiap saat terjadi kebocoran.
Page | 27
Page | 28
Page | 29
TERIMA KASIH
TAKE: One minute to write a safety rule
One hour to hold a safety meeting
One week to plan a safety program
One month to put it on operating
One year to win safety award
One life time to make a safe worker
BUT IT TAKES ONLY one second to destroy it all with “an accident”
Page | 30