32
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUTORIAL SGD 3 LBM 1 ADULT LEARNING Telah Disetujui oleh : Tutor Tanggal Drg. Muhammad Dian Firdausy Semarang, 23 September 2013 [Type text] Page 1

Laporan Tutorial LBM 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bdf

Citation preview

Page 1: Laporan Tutorial LBM 1

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIALSGD 3 LBM 1

ADULT LEARNING

Telah Disetujui oleh :

Tutor Tanggal

Drg. Muhammad Dian Firdausy Semarang, 23 September 2013

[Type text] Page 1

Page 2: Laporan Tutorial LBM 1

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan.........................................................................................................1

Daftar isi

BAB I Pendahuluan.

A. Latar belakang.......................................................................................................4

B. Skenario.................................................................................................................4

C. Identifikasi masalah ...............................................................................................5

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Landasan teori........................................................................................................6

1. Problem Based Learning

a. Definisi PBL...................................................................................................6

b. Kelebihan dan kekurangan PBL ...................................................................6

c. Kiat-kiat khusus agar mahasiswa sukses belajar dengan metode PBL........7

d. karakteristik dalam PBL..................................................................................7

2. Student Centered Learning

a. Definisi SCL....................................................................................................8

b. Latar belakang SCL........................................................................................8

c. Kelemahan dan kelebihan SCL......................................................................9

d. Langkah-langkah dalam SCL........................................................................10

e. Karakteristik tutor dalam metode SCL...........................................................11

f. Manfaat dari SCL...........................................................................................11

g. Perbedaan student centered dengan teached centered...............................12

3. Self Direct Learning

a. Definisi SDL..................................................................................................13

b. Kelemahan dan kelebihan dari SDL.............................................................14

c. Ciri- ciri SDL..................................................................................................14

d. Manfaat dan tujuan dari SDL........................................................................15

4. Adult Learning

a. Definisi ADL..................................................................................................15

b. Kelebihan dan kekurangan adult learning....................................................15

c. Konsep pembelajaran secara adult learning................................................16

d. Langkah-langkah pelaksanaan adult learning..............................................16

[Type text] Page 2

Page 3: Laporan Tutorial LBM 1

B. Kerangka Konsep.................................................................................................17

BAB III Kesimpulan

Daftar Pustaka.................................................................................................................21

[Type text] Page 3

Page 4: Laporan Tutorial LBM 1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak

seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran

yang monoton dari waktu ke waktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat

dengan siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kurang minat belajar. Untuk

mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu

meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan

belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif dalam proses

pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi, sangat

bergantung pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan

situasi yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya

pembelajaran (Semiawan, 1985). Banyaknya teori dan hasil penelitian para ahli

pendidikan yang menunjukkan bahwa pembelajaran akan berhasil bila siswa

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Atas dasar ini munculah istilah Cara

Belajar Siswa Aktif ( CBSA ). Salah satu pendekatan pembelajaran yang

mengakomodasi CBSA adalah Pembelajaran Berbasis Masalah(PBL) dikembangkan

dari pemikiran nilai–nilai demokrasi, belajar efektif perilaku kerja sama, belajar secara

dewasa (adult learning) dan menghargai keanekaragaman dimasyarakat.

B. Skenario

Bagaimana belajar di FKG

Saat ini paradigma pendidikan kesehatan menekankan agar mahasiswa mampu

bertanggung jawab terhadap belajarnya (self direct learning), termasuk di Fakultas

Kedokteran Gigi. Hal ini didukung pula dengan metode pembelajaran yang digunakan

yaitu Student Centered learning. Kedua metode ini merupakan bagian dari Adult

Learning. Adult Learning ini merupakan salah satu komponen keberhasilan dalam

pelaksanaan kurikulum pembelajaran dengan metode PBL. Mahasiswa seyogyangya

memiliki sikap-sikap yang mendukung terjadinya proses pembelajaran orang dewasa.

[Type text] Page 4

Page 5: Laporan Tutorial LBM 1

C. Identifikasi Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan metode PBL ?

2. Apa kelebihan dan kekurangan dari PBL?

3. Apa ketrampilan yang harus mahasiswa miliki jika menggunakan metode PBL?

4. Efesiensikah mahasiswa menggunakan metode PBL?

5. Mahasiswa seperti apakah yang dimaksud mampu bertanggung jawab terhadap

proses belajarnya?

6. Apakah kiat-kiat khusus agar mahasiswa sukses belajar dengan metode PBL?

7. Apa karakteristik dalam PBL?

8. Apa kelebihan dari student centered learning?

9. Apa yang menjadi latar belakang SCL?

10. Apa kelemahan dan kelebihan dari SCL?

11. Langkah-langkah dalam metode SCL ?

12. Bagaimana karakteristik seorang dosen atau tutor dalam proses SCL?

13. Apa manfaat dari adanya SCL?

14. Perbedaan student centered dengan teached centered?

15. Kelemahan dan kelebihan SDL?

16. Apa ciri-ciri dari SDL?

17. Apa manfaat dan tujuandari SDL?

18. Kelebihan darn kekurangan adult learning?

19. Bagaimana konsep pembelajaran secara dewasa atau adult learnig ?

20. Apa saja langkah-langkah pelaksanaan adult learning?

[Type text] Page 5

Page 6: Laporan Tutorial LBM 1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori1. PBL

a. Definisi PBL

PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah

awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru

(Suradijono, 2004)

Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu metoda pembelajaran di mana

peserta didik sejak awal dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh

proses pencarian informasi yang bersifat student-centered. Baik content maupun

proses pembelajaran sangat ditekankan dalam PBL.

b. Kelebihan dan kekurangan PBL

Kelebihan problem based learning dalam pemanfaatannya adalah sebagai

berikut:

1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif dan mandiri

2. Meningkatkan motivasi dan kemampuan memecahkan masalah

3. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru

4. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna.

5. Dalam situasi PBL, siswa/mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan

ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang

relevan.

6. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif

siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat

mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Kekurangan problem based learning dalam pemanfaatannya adalah sebagai

berikut.

1. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini.

[Type text] Page 6

Page 7: Laporan Tutorial LBM 1

2. Kurangnya waktu pembelajaran.

3. Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka

untuk belajar.

4. Seorang guru sulit menjadi fasilitator yang baik. (Moust, 2001)

c. Kiat-kiat khusus agar mahasiswa sukses belajar dengan metode PBL

Dalam mengatur waktu seseorang pasti memiliki kiat-kiatnya masing-masing.

Dari banyak kiat itu, intinya kita harus:

1. Memproduktifkan waktu yang kita miliki. Baik untuk belajar, ke kampus, tidur

atau refreshing.

2. Mengetahui apa yang membuat kita membuang waktu. Bukan hanya

sekedar mencari tahu sebabnya, tapi juga menghilangkan itu agar waktu kita

tidak sia-sia.

3. Menyeimbangkan waktu sesuai dengan porsinya masing-masing. (Moust,

2001)

d. karakteristik dalam PBL

Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) menjelaskan

karakteristik PBL yaitu:

1. Learning is student centered

proses pembelajaran yang menitikberatkan kepada siswa sebagai orang

belajar

2. Authentic problem from the organizing focus of learning

masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga

siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat

menetapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.

3. New information is aquired through self-directed learning

Siswa berusaha mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau

informasi lainnya

4. Learning occurs in small groups

Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun

pengetahuan secara kolaborativ, maka PBL dilaksanakan dalam kelompok

kecil.

5. Teachers act as facilition

[Type text] Page 7

Page 8: Laporan Tutorial LBM 1

Guru hanya berperan sebagai fasilitator namun walaupun begitu guru harus

selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong siswa agar

mencapai target yang hendak dicapai

2. SCLa. Definisi SCL

(Gibbs, 1995) menjelaskan bahwa SCL merupakan sejumlah karakteristik

antara lain 1) keaktifan pembelajar, 2) pengalaman pembelajar, 3) proses dan

kompetensi, 4) negosisasi antara pembelajar dan pengajar

(Rogers, 1983) menjelaskan bahwa SCL merupakan hasil dari transisi

perpindahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan guru sebagai

pakar menjadi kekuatan siswa sebagai pembelajaran

b. Latar belakang SCL

Sistem pendidikan kita saat ini dibangun dengan mengacu pada tujuan dari

para pendidik bukan peserta didik. Tujuan, materi serta metode pendidikan

ditetapkan berdasarkan pada apa yang diinginkan dan dianggap perlu diketahui

dan dipelajari oleh peserta didik secara seragam, tanpa memperdulikan

keaneka-ragaman kebutuhan, minat, kemampuan serta gaya belajar tiap peserta

didik. Tiap anak berbeda dan karena apa yang dipelajari oleh peserta didik tidak

semuanya merupakan kebutuhan yang ingin dipelajari

oleh peserta didik, materi menjadi sulit dicerna oleh sebagian besar peserta

didik. Sebagian peserta didik memang belajar ataupun mengerti materi yang

diajarkan, tetapi sering sifatnya hanya jangka pendek, untuk keperluan

menjawab ulangan atau memperoleh nilai bagus untuk naik kelas. Ilmu

pengetahuan yang dipelajari sering tak dapat diingat ketika

harus memecahkan persoalan nyata. Motivasi untuk belajar hanya bersifat

terpaksa, karena datangnya dari luar dirinya, bukan dari dalam dirinya sendiri.

Sementara itu, era globalisasi serta perkembangan teknologi informasi telah

menimbulkan perubahan-perubahan yang sangat cepat di segala bidang.

Batasan wilayah, bahasa dan budaya yang semakin tipis, serta akses informasi

yang semakin mudah menyebabkan ilmu pengetahuan dan keahlian yang

diperoleh seseorang menjadi cepat usang. Persaingan yang semakin tajam

akibat globalisasi serta kondisi perekonomian yang mengalami banyak kesulitan,

terutama di Indonesia, membutuhkan sumber daya manusia yang kreatif,

memiliki jiwa enterpreneur serta kepemimpinan. Pendidikan yang menekankan

hanya pada proses transfer ilmu pengetahuan tidak lagi relevan, karena hanya

[Type text] Page 8

Page 9: Laporan Tutorial LBM 1

akan menghasilkan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan

masa lampau, tanpa dapat mengadaptasinya dengan kebutuhan masa kini dan

masa depan.

Student-Centered Learning, yang menekankan pada minat, kebutuhan dan

kemampuan individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik

untuk membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar. Model belajar ini

sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang

dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri,

kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi

dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan global untuk dapat selalu

beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan.

Demikian pula halnya dengan sistem politik yang mengharuskan adanya

kepatuhan pada pemerintah secara sentral dalam banyak bidang termasuk

pendidikan serta budaya paternalistik yang mengharuskan anak menurut pada

orang tua, atasan atau guru yang dibangun dalam jangka waktu berabad-abad

lamanya, telah ikut ambil bagian dalam menghilangkan proses demokrasi di

negara kita. Hal ini pula mengakibatkan terbentuknya masyarakat “yes man”,

yang sering secara tak sadar menjadi tidak kreatif, tidak mandiri, tidak berani

menyatakan pendapat, mudah dikendalikan orang lain serta tidak mampu

bersaing.

Melalui sistem Student-Centered Learning yang menghargai keunikan tiap

individu dari tiap peserta didik, baik dalam minat, bakat, pendapat serta cara

dalam gaya belajarnya, tiap peserta didik disiapkan untuk dapat menghargai diri

sendiri, orang lain serta perbedaan, menjadi bagian dari masyarakat yang

demokratis dan berwawasan global. (Rahardjo.dkk, 1998)

c. Kelemahan dan kelebihan SCL

Menurut (Santrock, 2007) ada beberapa kelebihan student centered learning.

Kelebihan itu antara lain:

1. Mengefektifkan proses pembelajaran

Dengan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, mereka akan

bertanggungjawab pada dirinya sendiri dalam mencapai tujuan

pembelajarannya. Sehingga mereka akan lebih cepat dalam menerima dan

memahami sesuatu dengan proaktif dalam belajar.

2. Memperkuat daya ingatan siswa

Ketika siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajarnya, dalam artian tidak

lagi hanya terpusat pada guru, mereka akan lebih kuat daya ingatannya.

[Type text] Page 9

Page 10: Laporan Tutorial LBM 1

Karena mereka mendapatkan ilmu secara langsung untuk dipraktekkan,

dalam arti tidak hanya sekedar mendengarkan dari satu sumber.

3. Mengikis rasa bosan siswa

Rasa bosan akan timbul ketika mahasiswa tidak dianggap ada di dalam

kelas. Mereka hanya dijadikan objek pendengar yang setia dari ceramah

guru. Akibatnya siswa akan merasa bosan dan akan juga mempengaruhi

keinginannya untuk terus giat dalam menggali ilmu.

4. Memberikan rasa percaya diri bagi mereka yang mempunyai kekurangan

dalam akademis

SCL memberikan kesempatan pada siapapun untuk proaktif dalam proses

belajar mengajar. Tidak ada tekanan yang dapat memutuskan bahwa

pendapat ini benar dan pendapat itu salah. Karena yang terlibat dalam

diskusi tersebut mereka sendiri yaitu semua siswa. Jadi bagi mereka yang

selama ini jarang berpartisipasi dalam kegiatan KBM akan merasa lebih

percaya diri dalam mengikutinya.

5. Siswa menjadi lebih mandiri, kreatif dan aktif

Kekurangan Student-Centered Learning

1. Siswa yang kurang aktif mengalami stressful

2. Murid yang malas “numpang” karena mengetahui teman-temannya lain

pintar dan rajin. Hal tersebut dapat merugikan satu pihak, yaitu pihak yang

rajin atau pintar. Akan tetapi hal ini dapat menguntungkan bagi pihak yang

malas.

d. Langkah-langkah dalam SCL

Pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning)

memiliki langkah-langkah yang yang menuntut partisipasi aktif dari siswa,

sebagai berikut (Afiatin, Tina, 2009):

1. berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara curah gagasan

(Brainstorming), kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (Gruop

Discussion), diskusi panel (Panel Discussion), simposium, dan seminar;

2.  belajar dari pengalaman (Experience Based) dengan cara simulasi,

bermain peran (Roleplay), permainan (Game), dan kelompok temu;

3.   pembelajaran melalui pemecahan masalah (Problem Solving Based)

dengan cara studi kasus, tutorial, lokakarya

[Type text] Page 10

Page 11: Laporan Tutorial LBM 1

e. Karakteristik tutor dalam metode SCL

Karakteristik pengajar / Fasilitator orang dewasa.Fasilitator pemelajaran orang

dewasa harus memenuhi persyaratan berikut:

1. Menjadi anggota dari kelompok yang diajar

2. Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar

3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi , rasa pengabdian dan

dealism untuk kerjanya.

4. Menirukan / mempelajari kemampuan orang lain

5. Menyadari kelemahannya tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan

tahu bahwa diantara kekuatan dan tahu bahwa diantara kekuatan yang dimiliki

dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu,

6. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya.

7. Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan

8. Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang

9. Selalau optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang

10. Menyadari bahwa Pearannya bukan mengajar tetapi menciptakan

iklim untuk belajar

11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negative dan positif

(Yuki, G. 1998)

f. Manfaat dari SCL

Manfaat pembelajaran Student-centered adalah meningkatkan rasa percaya

diri, penerimaan diri, penghargaan diri, sehingga menghasilkan situasi belajar

yang positif. Meningkatkan perspektif dan berpikir reflektif sehingga bisa

memperkuat rasa percaya diri dan perkembangan mur

[Type text] Page 11

Page 12: Laporan Tutorial LBM 1

g. Perbedaan student centered dengan teached centered

Teacher center learning

a. Pengetahuan ditransfer dari dosen ke mahasiswa

b. Mahasiswa menerima pengetahuan secara pasif

c. Lebih menekankan pada penguasaan materi

d. Biasanya memanfaatkan media tunggal

e. Fungsi dosen atau pengajar sebagai pemberi informasi utama atau evaluator

f. Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan secara terpisah

g. Menekankan pada jawaban yang benar saja

h. Sesuai untuk mengembangkan ilmu dalam satu disiplin saja

i. Iklim belajar lebih individualis dan kompetitif

j. Hanya mahasiswa yang dianggap melakukan proses pembelajaran

k. Perkuliahan merupakan bagian terbesar dalam proses pembelajaran

l. Penekanan pada tuntasnya materi pembelajaran

m. Penekanan pada bagaimana cara dosen melakukan pembelajaran

Student Centered Learning

a. Mahasiswa secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang

dipelajarinya

b. Mahaasiswa secara aktif terlibat di dalam mengelola pengetahuan

c. Tidak hanya menekankan pada penguasaan materi tetapi juga dalam

mengembangkan karakter mahasiswa ( long life learning)

d. Memanfaatkan banyak media

e. Fungsi dosen sebagai fasilitator danevaluasi dilakukan bersama dengan

mahasiswa

f. Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan saling bersinambungan dan

terintegrasi

g. Penekanan pada proses pengembangan pengetahuan. Kesalahan dinilai

dapat menjadi salah satu sumber belajar

h. Sesuai untuk pengembangan ilmu dengan cara pendekatan interdisipliner

i. Iklim yang ikembangkan lebih bersifat kolaboratif, suportif dan kooperatif

j. Mahasiswa dan dosen belajar bersama di dalap dan kerm mengembangkan

pengetahuan, konsep dan keterampilan

[Type text] Page 12

Page 13: Laporan Tutorial LBM 1

k. Mahasiswa dapat belajar tidak hanya dari perkuliahan saja tetapi dapat

menggunakan berbagai cara dan kegiatan

l. Penekanan pada pencapaian kompetensi peserta didik dan bukan tuntasnya

materi

m. Penekanan pada bagaimana cara mahasiswa dapat belajar dengan

menggunakan berbagai bahan pelajaran, metode interdisipliner, penekanan

pada problem based learning dan skill competency. (Ditjen Dikti)

3. SDLa. Definisi SDL

(Wongsri, Cantwell, Archer, 2002) mengemukakan bahwa kemampuan SDL

harus dimiliki setiap individu terutama yang mengikuti pendidikan tersier

(pendidikan tinggi). Pengertian SDL di mana individu mengatur secara aktif

proses belajarnya, merupakan proses internal yang dimiliki dan dilaksanakan

oleh individu yang sedang belajar. Kemampuan individu dalam memaksimumkan

SDL  bukan merupakan bakat, namun dapat ditingkatkan melalui program

belajar yang relevan.

Lowry  (ERIC Digest No 93, 1989) mengemukakan bahwa self directed

learning (SDL) yaitu yang didefinisikan sebagai suatu proses di mana individu:

berinisiatif belajar dengan atau tanpa bantuan orang lain; mendiagnosa

kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajar; mengidentifikasi

sumber belajar yang dapat digunakannya;  memilih dan menerapkan strategi

belajar, dan  mengevaluasi hasil belajarnya.

Knowles (1975, disitasi oleh O’Shea, 2003) mendefinisikan SDL adalah

sesuatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan

orang lain, untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan

tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber–sumber belajar, memilih dan

melaksanakan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajarnya

sendiri.

Brockett dan Hiemstra (1991) mengemukakan beberapa pernyataan untuk

meluruskan pandangan mengenai SDL yaitu, SDL bersifat kontinuitas, tidak

benar SDL mengambarkan suatu proses belajar dalam isolasi, tidak benar SDL

menghabiskan lebih banyak waktu daripada kegunaannya, dan tidak benar

aktivitas SDL hanya terbatas pada membaca dan menulis.

[Type text] Page 13

Page 14: Laporan Tutorial LBM 1

b. Kelemahan dan kelebihan dari SDL

Keunggulan Sistem Self Directed Learning ialah :

1. Siswa bebas untuk belajar sesuai dengna gaya belajar mereka sendiri, sesuai

dengan kecepatan belajar mereka dan sesuai dengan arah minat dan bakat

mereka dalam menggunakan kecerdasan majemuk yang mereka miliki.

2. Menekankan sumber belajar secara lebih luas baik dari guru maupun sumber

belajar lain yang memenuhi unsur edukasi.

3. Mengembangkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan seseorang secara

menyeluruh.

4. Pembelajaran mandiri memberikan siswa kesempatan yang luar biasa untuk

mempertajam kesadaran mereka akan lingkungan mereka dan

memungkinkan siswa untuk membuat pilihan-pilihan positif tentang

bagaimana mereka akan memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.

5. Pembelajaran mandiri memiliki kelebihan berupa kebebasan bagi siswa untuk

memilih materi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan.Di samping itu,cara

belajar yang dilakukan sendiri juga lebih menyenangkan.

Kelemahan Sistem Belajar Mandiri ialah :

1. Siswa bodoh akan semakin bodoh dan siswa yang pintar akan semakin pintar

karena jarang terjadi interaksi satu sama lainnya.

2. Bagi siswa yang malas, maka siswa tersebut untuk mengembangkan

kemampuannya atau pengetahuannya.Ada beberapa siswa yang

membutuhkan saran dari seseorang untuk memilih materi yang cocok

untuknya atau ada beberapa siswa materi apakah yang cocok untuk dia

karena siswa yang bersangkutan tidak mengetahui sampai seberapa

kemampuannya. (Brockett dan Hiemstra, 1991)

c. Ciri - ciri SDL

1.  Tanggung jawab, dalam mengendalikan dan mengarahkan belajarnya sendiri

berada ditangan pebelajar.

2. Membebaskan pebelajar untuk tidak harus berada pada satu tempat dalam

satu waktu tertentu.

3.  Disediakannya berbagai bahan termasuk panduan belajar dan silabus yang

rinci serta akses ke semua anggota fakultas (penyelenggara pendidikan) yang

memberikan layanan bimbingan.

[Type text] Page 14

Page 15: Laporan Tutorial LBM 1

4. Komunikasi antara pebelajar dengan instruktur atau tutor dicapai melalui satu

atau kombinasi dari beberapa teknologi komunikasi. (Institut for Distance

Education of Maryland University)

5.  Ada niat, motif, atau kemauan untuk melakukan usaha mencapai

kompetensi.

6. Berlangsung dengan atau tanpa bantuan orang lain. (Mudjiman, 2008)

d. Manfaat dan tujuan dari SDL

Manfaat SDL

1. Dapat melatih pengembangan self learning skills yang diperlukan untuk

melaksanakanlifelong learning selepas masa pendidikan formal.

2. Dapat menggugah motivasi belajar.

3. Menghilangkan strees dalam belajar. (Mudjiman, 2008)

Tujuan SDL

untuk membekali pebelajar dengan ketrampilan yang dibutuhkan agar termotivasi

untuk belajar hari ini dan seterusnya disepanjang hidupnya (life long learners).

(Bernadette, 2005)

4. ADLa. Definisi ADL

UNESCO mendefiniskan Pendidikan orang dewasa sebagai suatu proses

pendidikan yang terorganisir baik isi, metode, dan tingkatannya, baik formal atau

nonformal, yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan di sekolah,

akademi, universitas, dan pelatihan kerja yang membuat orang yang dianggap

dewasa oleh masyarakat dapat mengembangkan kemampuannya, memperkaya

pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis maupun profesionalnya, dan

mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam persfektif rangkap

perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial,

ekonomi, dan budaya yang seimbang ( Townsend Coles, 1997, Sudjana, 2004:

50)

b. Kelebihan dan kekurangan adult learning

(Knowles, 1970) Kegiatan pendidikan baik melalui jalur sekolah ataupun luar

sekolah memiliki daerah dan kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan orang

dewasa terutama pendidikan masyarakat bersifat non formal sebagian besar dari

siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau paling tidak pemuda atau

[Type text] Page 15

Page 16: Laporan Tutorial LBM 1

remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan tersendiri.

Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang

dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita

pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau

penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan.

Andragogy memiliki kelemahan, salah satunya adalah bahwa bagaimana

mungkin seorang siswa yang tidak terlalu memahami tentang luasnya ilmu

kemudian dibebaskan memilih apa yang mereka sukai? Seolah sistem

Andragogy hanya sebagai suatu sistem yang mengembirakan siswanya saja dan

melupakan untuk tujuan apa sebenarnya sebuah pendidikan itu dilakukan? Dan

bagaimana pula bisa dilakukan -penjagaan terhadap ilmu-ilmu yang sudah ada?

jika sebuah ilmu tersebut tidak diminati oleh siswa, tentu saja satu waktu ilmu

tersebut akan hilang. Dan bagaimana siswa dibiarkan memilih jika ada

persyaratan kemampuan yang memang mesti dimiliki seandainya siswa mau

belajar ilmu tertentu. Tak mungkinlah siswa SD dibiarkan memilih mata

pelaharan Integral Diferensial sebelum mereka menguasai dulu perkalian,

jumlah, kurang bagi, dll.

c. Konsep pembelajaran secara adult learning

Empat konsep adult learning, menurut Malcolm Knowles :

1. pelajar bukan pribadi yang tergantung, tetapi pribadi yang telah masak

secara

psikologis. Hubungan pelajar dengan pengajar merupakan hubungan saling

membantu yang timbal balik (a helping relationship)

2. Pengalaman

Pengalaman pelajar orang dewasa dinilai sebagai sumber belajar yang kaya.

Multi komunikasi oleh semua peserta, pengajar maupun pelajar

3. Kesiapan belajar Pendidik

menentukan apa yang akan dipelajari, bagaimana dan kapan belajar.

4. Perspektif waktu dan orientasi terhadap belajar. Belajar merupakan proses

untuk penemuan masalah dan pemecahan masalah pada saat itu juga.

Pendekatanya “problem centered”. (Knowles. 1977)

d. Langkah-langkah pelaksanaan adult learning

[Type text] Page 16

Page 17: Laporan Tutorial LBM 1

Langkah-langkah kegiatan dan pengorganisasian program pelatihan yang

menggunakan asas-asas pendekatan adult learning, selalu melibatkan tujuh

proses sebagai berikut :

1. Menciptakan iklim untuk belajar/pelatihan.

2. Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling

membantu.

3. Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai.

4. Merumuskan tujuan belajar/pelatihan.

5. Merancang kegiatan belajar/pelatihan.

6. Melaksanakan kegiatan belajar/pelatihan.

7. Mengevaluasi hasil belajar/pelatihan. (Knowles. 1977)

B. Kerangka Konsep

[Type text] Page 17

PBL

Definisi Kelebihan dan kekurangan

karakteristik Kiat-kiat dalam belajar

Komponen

Adult learningSelf directed learningStudent

centered

definisi

Kelebihan dan kekurangan Konsep

pembelajaran

Langkah-langkah

definisi

Latar belakang Kelemahan

dan kelebihan

Manfaat dan tujuan

Kelemahan dan kelebihan

Ciri-ciridefinisi

Perbedaan SCL dan TCL

Manfaat

Karakteristik tutor

Langkah-langkah

Page 18: Laporan Tutorial LBM 1

BAB IIIKESIMPULAN

1. Problem based learning adalah Metode belajar tutorial dalam small group

disscussion dengan problem atau kasus dari problem tersebut mahasiswa dituntut

untuk bekerja sama dalam kelompok SGD utuk menyelesaikan suatu permasalahan

sehingga masing-masing mahasiswa memperoleh suatu pengetahuan.

2. Metode PBL mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya : Memperkuat daya

ingatan mengikis rasa bosan, memberikan rasa percaya diri, bagi mereka yang

mempunyai kekurangan dalam bidang akademis, Mahasiswa juga menjadi lebih

kreatif, mandiri, aktif, dan berpikir secara kritis untuk menyelesaikan suatu

permasalahan sedangkan kekurangannya mahsiswa yang kurang aktif dapat

tertinggal materi.

3. Keterampilan yang harus dimiliki mahasiswa dalam PBL diantaranya : : Ketrampilan

membaca secara efektif, ketrampilan mencatat (taking notes), ketrampilan

menggunakan media komputer dan keterampilan mencari sumber belajar dengan

memanfaatkan teknologi internet

4. Metode PBL sangat efisien karena dengan metode PBLl mahsiswa lebih mampu

mengingat materi pelajaran dan dapat menjelaskannya dengan bahsanya sendiri

sehingga lebih mengefesienkan waktu belajar

5. Mahasiswa dikatakan bertanggung jawab terhadap proses belajarnya yaitu

Mahasiswa yang mandiri mencari materi tanpa tergantung oleh dosen atau tutor

serta dalam proses belajarnya dikatakan berhasil dan mahasiswa tersebut mampu

memanfaatkan hasil dari proses belajarnya dengan baik

6. Kiat-kiat khusus mahasiswa sukses PBL antara lain : mahasiswa harus lebih aktif

berkomunikasi dalam menyampaikan pendapat dalam pemecahan masalah dengan

[Type text] Page 18

Page 19: Laporan Tutorial LBM 1

cara mencari informasi baik dari media cetak maupuun dari media komunikasi yang

lain

7. Student Centered Learning merupakan hasil dari transisi perpindahan kekuatan

dalam proses pembelajaran, dari kekuatan guru sebagai pakar menjadi kekuatan

siswa sebagai pembelajaran.

8. Latar belakang student centered learning adalah Belajar itu bukan hanya dengan

mendengar, mencatat, tetapi adalah proses beraktivitas (learning by doing) , Scl

menekankan padad minat, kebutuhan, dan kemampuan individu sehingga dapat

menggali dan meningkatkan motivasi pembelajaran, Sistem pembelajaran

konvensional kurang flexibel dalam mengakomodasikan perkembangan materi

perkuliahan karena dosen harus intensif menyesuaikan materi dengan

perkembangan tekhnologi terbaru kurang bijaksana jika perkembangan tekhnologi

jauh lebih cepat dibanding dengan kemampuan dosen dalam menyesuaikan materi

perkuliahan

9. Karakteristik tutor yang baik dalam student centered learning diantaranya Sebagai

fasilitator : yang memfasilitasi diskusi agar tidak keluar dari topik atau masalah yang

sedag dibahas yang akan menghasilkanjalan keluar dalam skenario, peka dan

mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan, Menyadari bahwa Pearannya

bukan mengajar tetapi menciptakan iklim untuk belajar

10. Manfaat dari student centered learning adalah mendorong aktifitas siswa dalam

belajar dari keaktifan tersebut mahasiswa akan dapat membangun sendiri

pengetahuan sehingga merekaakan memperoleh pemahaman yang mendalam dan

akhirnya meningkatkan kualitas mahasiswa tersebut

11. Perbedaan SCL dan TCL antara lain Student centered learning lebih menekankan

pada soft skill sedangkan teached centered learning lebih menekankan pada hard

skill

12. Self Direct Learning harus dimiliki setiap individu terutama yang mengikuti

pendidikan tersier (pendidikan tinggi). Pengertian SDL di mana individu mengatur

secara aktif proses belajarnya, merupakan proses internal yang dimiliki dan

dilaksanakan oleh individu yang sedang belajar. Kemampuan individu dalam

memaksimumkan SDL  bukan merupakan bakat, namun dapat ditingkatkan melalui

program belajar yang relevan.

13. Ciri-ciri SDL adalah Tanggung jawab, dalam mengendalikan dan mengarahkan

belajarnya sendiri berada ditangan pebelajar.Membebaskan pebelajar untuk tidak

[Type text] Page 19

Page 20: Laporan Tutorial LBM 1

harus berada pada satu tempat dalam satu waktu tertentu. Disediakannya berbagai

bahan termasuk panduan belajar dan silabus yang rinci serta akses ke semua

anggota fakultas (penyelenggara pendidikan) yang memberikan layanan bimbingan.

Komunikasi antara pebelajar dengan instruktur atau tutor dicapai melalui satu atau

kombinasi dari beberapa teknologi komunikasi.(Institut for Distance Education of

Maryland University) Ada niat, motif, atau kemauan untuk melakukan usaha

mencapai kompetensi. Berlangsung dengan atau tanpa bantuan orang lain

14. Manfaat dari SDL yaitu Dapat melatih pengembangan self learning skills yang

diperlukan untuk melaksanakanlifelong learning selepas masa pendidikan formal,

dapat menggugah motivasi belajar, menghilangkan strees dalam belajar.

15. Tujuan dari SDL adalah untuk membekali pebelajar dengan ketrampilan yang

dibutuhkan agar termotivasi untuk belajar hari ini dan seterusnya disepanjang

hidupnya (life long learners).

16. UNESCO mendefiniskan Pendidikan orang dewasa sebagai suatu proses pendidikan

yang terorganisir baik isi, metode, dan tingkatannya, baik formal atau nonformal,

yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan di sekolah, akademi,

universitas, dan pelatihan kerja yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh

masyarakat dapat mengembangkan kemampuannya, memperkaya

pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis maupun profesionalnya, dan

mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam persfektif rangkap

perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial,

ekonomi, dan budaya yang seimbang

17. Langkah-langkah pelaksanaan adult learning

Menciptakan iklim untuk belajar/pelatihan.

Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling

membantu.

Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai.

Merumuskan tujuan belajar/pelatihan.

Merancang kegiatan belajar/pelatihan.

Melaksanakan kegiatan belajar/pelatihan.

Mengevaluasi hasil belajar/pelatihan

[Type text] Page 20

Page 21: Laporan Tutorial LBM 1

DAFTAR PUSTAKA

Bernadette M. Black. 2005. Integrate Self-Directed Learning Into Course Design

Brockett, RG. & Hiemstra, R. (1991) Self Direction in Adult Learning: Perspectives onTheory, Research, and Practice. London and New York: Routledge

Buku Panduan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi, SubDirektorat Kps, Direktorat Akademik, Ditjen Dikti

Gibbs, G. (1995). Assessing Student Centred Courses. Oxford: Oxford Centre for StaffLearning and Development

Knowles, Malcolm S. (1970). "The modern practicsof adult education, andragogy versus ".New York : Association Press

Knowles. 1977. The modern practice of Adult Education

Liu, Min (2005). Motivating Student Through Problem Basd Learning, University of Texas :Austin (online).Tersedia:http//[22-03-2007]

Lowry, C. M. (2000). Supporting and Facilitating Self-Directed Learning. ERIC Digest No93,1989-00-00

Mudjiman, H., 2008. Belajar Mandiri (Self Motivated Learning). Surakarta:LPP dan UNSPress

Moust, Jos H C., Peter A. J. Bouhuijs, Henk G. Schmidt, 2001.Problem Based Learning: AStudent Guide, Wolters-Noordhoff Groingen

O’Shea, E. (2003) Self-directed learning in nurse education: a review of literature. Journal ofAdvanced Nursing, 43 (1), pp. 62-70.

Rahardjo, Arlinah, Meilania and Aditya Nugraha. Internet as an Alternative Media ForCreating a Learning Society. Surabaya: UK Petra, 1998

Rogers, C. R. (1983). As a teacher, can I be myself? In Freedom to Learn for the 80’s.Ohio:Charles E. Merrill Publishing Company

Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

[Type text] Page 21

Page 22: Laporan Tutorial LBM 1

Sudjana, D. 2000. Pendidikan Luar Sekolah, Sejarah Azas, Bandung Falah Production

UNESCO, 1972. Learning To Be (prepared by Faure, E. Et al), Paris: UNESCO

UNESCO, 1993. Continuing education: New policies and Directions, UNESCO principalRegional Officer for Asia and the Pacific, Bangkok

Winardi, (2000), Kepemimpinan Dalam Manejemen, Jakarta: Rineka Cipta..

Wongsri,N., Cantwell, R.H., Archer, J. (2002). The Validation of Measures of Self-Efficacy,Motivation and self-Regulated Learning among Thai tertiary Students. Papepresented at the Annual Conference of the Australian Association for Research inEducation, Brisbane, December 2002

Yuki, G. (1998), Kepemimpinan Dalam Organisasi, Jakarta; Prenhallindo.

.

[Type text] Page 22