Upload
firmanabilamumpuni
View
300
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bdf
Citation preview
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIALSGD 3 LBM 1
ADULT LEARNING
Telah Disetujui oleh :
Tutor Tanggal
Drg. Muhammad Dian Firdausy Semarang, 23 September 2013
[Type text] Page 1
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan.........................................................................................................1
Daftar isi
BAB I Pendahuluan.
A. Latar belakang.......................................................................................................4
B. Skenario.................................................................................................................4
C. Identifikasi masalah ...............................................................................................5
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Landasan teori........................................................................................................6
1. Problem Based Learning
a. Definisi PBL...................................................................................................6
b. Kelebihan dan kekurangan PBL ...................................................................6
c. Kiat-kiat khusus agar mahasiswa sukses belajar dengan metode PBL........7
d. karakteristik dalam PBL..................................................................................7
2. Student Centered Learning
a. Definisi SCL....................................................................................................8
b. Latar belakang SCL........................................................................................8
c. Kelemahan dan kelebihan SCL......................................................................9
d. Langkah-langkah dalam SCL........................................................................10
e. Karakteristik tutor dalam metode SCL...........................................................11
f. Manfaat dari SCL...........................................................................................11
g. Perbedaan student centered dengan teached centered...............................12
3. Self Direct Learning
a. Definisi SDL..................................................................................................13
b. Kelemahan dan kelebihan dari SDL.............................................................14
c. Ciri- ciri SDL..................................................................................................14
d. Manfaat dan tujuan dari SDL........................................................................15
4. Adult Learning
a. Definisi ADL..................................................................................................15
b. Kelebihan dan kekurangan adult learning....................................................15
c. Konsep pembelajaran secara adult learning................................................16
d. Langkah-langkah pelaksanaan adult learning..............................................16
[Type text] Page 2
B. Kerangka Konsep.................................................................................................17
BAB III Kesimpulan
Daftar Pustaka.................................................................................................................21
[Type text] Page 3
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak
seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran
yang monoton dari waktu ke waktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat
dengan siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kurang minat belajar. Untuk
mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu
meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan
belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif dalam proses
pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi, sangat
bergantung pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan
situasi yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya
pembelajaran (Semiawan, 1985). Banyaknya teori dan hasil penelitian para ahli
pendidikan yang menunjukkan bahwa pembelajaran akan berhasil bila siswa
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Atas dasar ini munculah istilah Cara
Belajar Siswa Aktif ( CBSA ). Salah satu pendekatan pembelajaran yang
mengakomodasi CBSA adalah Pembelajaran Berbasis Masalah(PBL) dikembangkan
dari pemikiran nilai–nilai demokrasi, belajar efektif perilaku kerja sama, belajar secara
dewasa (adult learning) dan menghargai keanekaragaman dimasyarakat.
B. Skenario
Bagaimana belajar di FKG
Saat ini paradigma pendidikan kesehatan menekankan agar mahasiswa mampu
bertanggung jawab terhadap belajarnya (self direct learning), termasuk di Fakultas
Kedokteran Gigi. Hal ini didukung pula dengan metode pembelajaran yang digunakan
yaitu Student Centered learning. Kedua metode ini merupakan bagian dari Adult
Learning. Adult Learning ini merupakan salah satu komponen keberhasilan dalam
pelaksanaan kurikulum pembelajaran dengan metode PBL. Mahasiswa seyogyangya
memiliki sikap-sikap yang mendukung terjadinya proses pembelajaran orang dewasa.
[Type text] Page 4
C. Identifikasi Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode PBL ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari PBL?
3. Apa ketrampilan yang harus mahasiswa miliki jika menggunakan metode PBL?
4. Efesiensikah mahasiswa menggunakan metode PBL?
5. Mahasiswa seperti apakah yang dimaksud mampu bertanggung jawab terhadap
proses belajarnya?
6. Apakah kiat-kiat khusus agar mahasiswa sukses belajar dengan metode PBL?
7. Apa karakteristik dalam PBL?
8. Apa kelebihan dari student centered learning?
9. Apa yang menjadi latar belakang SCL?
10. Apa kelemahan dan kelebihan dari SCL?
11. Langkah-langkah dalam metode SCL ?
12. Bagaimana karakteristik seorang dosen atau tutor dalam proses SCL?
13. Apa manfaat dari adanya SCL?
14. Perbedaan student centered dengan teached centered?
15. Kelemahan dan kelebihan SDL?
16. Apa ciri-ciri dari SDL?
17. Apa manfaat dan tujuandari SDL?
18. Kelebihan darn kekurangan adult learning?
19. Bagaimana konsep pembelajaran secara dewasa atau adult learnig ?
20. Apa saja langkah-langkah pelaksanaan adult learning?
[Type text] Page 5
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori1. PBL
a. Definisi PBL
PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
(Suradijono, 2004)
Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu metoda pembelajaran di mana
peserta didik sejak awal dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh
proses pencarian informasi yang bersifat student-centered. Baik content maupun
proses pembelajaran sangat ditekankan dalam PBL.
b. Kelebihan dan kekurangan PBL
Kelebihan problem based learning dalam pemanfaatannya adalah sebagai
berikut:
1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif dan mandiri
2. Meningkatkan motivasi dan kemampuan memecahkan masalah
3. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru
4. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna.
5. Dalam situasi PBL, siswa/mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan.
6. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Kekurangan problem based learning dalam pemanfaatannya adalah sebagai
berikut.
1. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini.
[Type text] Page 6
2. Kurangnya waktu pembelajaran.
3. Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka
untuk belajar.
4. Seorang guru sulit menjadi fasilitator yang baik. (Moust, 2001)
c. Kiat-kiat khusus agar mahasiswa sukses belajar dengan metode PBL
Dalam mengatur waktu seseorang pasti memiliki kiat-kiatnya masing-masing.
Dari banyak kiat itu, intinya kita harus:
1. Memproduktifkan waktu yang kita miliki. Baik untuk belajar, ke kampus, tidur
atau refreshing.
2. Mengetahui apa yang membuat kita membuang waktu. Bukan hanya
sekedar mencari tahu sebabnya, tapi juga menghilangkan itu agar waktu kita
tidak sia-sia.
3. Menyeimbangkan waktu sesuai dengan porsinya masing-masing. (Moust,
2001)
d. karakteristik dalam PBL
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) menjelaskan
karakteristik PBL yaitu:
1. Learning is student centered
proses pembelajaran yang menitikberatkan kepada siswa sebagai orang
belajar
2. Authentic problem from the organizing focus of learning
masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga
siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat
menetapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
3. New information is aquired through self-directed learning
Siswa berusaha mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau
informasi lainnya
4. Learning occurs in small groups
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun
pengetahuan secara kolaborativ, maka PBL dilaksanakan dalam kelompok
kecil.
5. Teachers act as facilition
[Type text] Page 7
Guru hanya berperan sebagai fasilitator namun walaupun begitu guru harus
selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong siswa agar
mencapai target yang hendak dicapai
2. SCLa. Definisi SCL
(Gibbs, 1995) menjelaskan bahwa SCL merupakan sejumlah karakteristik
antara lain 1) keaktifan pembelajar, 2) pengalaman pembelajar, 3) proses dan
kompetensi, 4) negosisasi antara pembelajar dan pengajar
(Rogers, 1983) menjelaskan bahwa SCL merupakan hasil dari transisi
perpindahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan guru sebagai
pakar menjadi kekuatan siswa sebagai pembelajaran
b. Latar belakang SCL
Sistem pendidikan kita saat ini dibangun dengan mengacu pada tujuan dari
para pendidik bukan peserta didik. Tujuan, materi serta metode pendidikan
ditetapkan berdasarkan pada apa yang diinginkan dan dianggap perlu diketahui
dan dipelajari oleh peserta didik secara seragam, tanpa memperdulikan
keaneka-ragaman kebutuhan, minat, kemampuan serta gaya belajar tiap peserta
didik. Tiap anak berbeda dan karena apa yang dipelajari oleh peserta didik tidak
semuanya merupakan kebutuhan yang ingin dipelajari
oleh peserta didik, materi menjadi sulit dicerna oleh sebagian besar peserta
didik. Sebagian peserta didik memang belajar ataupun mengerti materi yang
diajarkan, tetapi sering sifatnya hanya jangka pendek, untuk keperluan
menjawab ulangan atau memperoleh nilai bagus untuk naik kelas. Ilmu
pengetahuan yang dipelajari sering tak dapat diingat ketika
harus memecahkan persoalan nyata. Motivasi untuk belajar hanya bersifat
terpaksa, karena datangnya dari luar dirinya, bukan dari dalam dirinya sendiri.
Sementara itu, era globalisasi serta perkembangan teknologi informasi telah
menimbulkan perubahan-perubahan yang sangat cepat di segala bidang.
Batasan wilayah, bahasa dan budaya yang semakin tipis, serta akses informasi
yang semakin mudah menyebabkan ilmu pengetahuan dan keahlian yang
diperoleh seseorang menjadi cepat usang. Persaingan yang semakin tajam
akibat globalisasi serta kondisi perekonomian yang mengalami banyak kesulitan,
terutama di Indonesia, membutuhkan sumber daya manusia yang kreatif,
memiliki jiwa enterpreneur serta kepemimpinan. Pendidikan yang menekankan
hanya pada proses transfer ilmu pengetahuan tidak lagi relevan, karena hanya
[Type text] Page 8
akan menghasilkan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan
masa lampau, tanpa dapat mengadaptasinya dengan kebutuhan masa kini dan
masa depan.
Student-Centered Learning, yang menekankan pada minat, kebutuhan dan
kemampuan individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik
untuk membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar. Model belajar ini
sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang
dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri,
kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi
dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan global untuk dapat selalu
beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan.
Demikian pula halnya dengan sistem politik yang mengharuskan adanya
kepatuhan pada pemerintah secara sentral dalam banyak bidang termasuk
pendidikan serta budaya paternalistik yang mengharuskan anak menurut pada
orang tua, atasan atau guru yang dibangun dalam jangka waktu berabad-abad
lamanya, telah ikut ambil bagian dalam menghilangkan proses demokrasi di
negara kita. Hal ini pula mengakibatkan terbentuknya masyarakat “yes man”,
yang sering secara tak sadar menjadi tidak kreatif, tidak mandiri, tidak berani
menyatakan pendapat, mudah dikendalikan orang lain serta tidak mampu
bersaing.
Melalui sistem Student-Centered Learning yang menghargai keunikan tiap
individu dari tiap peserta didik, baik dalam minat, bakat, pendapat serta cara
dalam gaya belajarnya, tiap peserta didik disiapkan untuk dapat menghargai diri
sendiri, orang lain serta perbedaan, menjadi bagian dari masyarakat yang
demokratis dan berwawasan global. (Rahardjo.dkk, 1998)
c. Kelemahan dan kelebihan SCL
Menurut (Santrock, 2007) ada beberapa kelebihan student centered learning.
Kelebihan itu antara lain:
1. Mengefektifkan proses pembelajaran
Dengan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, mereka akan
bertanggungjawab pada dirinya sendiri dalam mencapai tujuan
pembelajarannya. Sehingga mereka akan lebih cepat dalam menerima dan
memahami sesuatu dengan proaktif dalam belajar.
2. Memperkuat daya ingatan siswa
Ketika siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajarnya, dalam artian tidak
lagi hanya terpusat pada guru, mereka akan lebih kuat daya ingatannya.
[Type text] Page 9
Karena mereka mendapatkan ilmu secara langsung untuk dipraktekkan,
dalam arti tidak hanya sekedar mendengarkan dari satu sumber.
3. Mengikis rasa bosan siswa
Rasa bosan akan timbul ketika mahasiswa tidak dianggap ada di dalam
kelas. Mereka hanya dijadikan objek pendengar yang setia dari ceramah
guru. Akibatnya siswa akan merasa bosan dan akan juga mempengaruhi
keinginannya untuk terus giat dalam menggali ilmu.
4. Memberikan rasa percaya diri bagi mereka yang mempunyai kekurangan
dalam akademis
SCL memberikan kesempatan pada siapapun untuk proaktif dalam proses
belajar mengajar. Tidak ada tekanan yang dapat memutuskan bahwa
pendapat ini benar dan pendapat itu salah. Karena yang terlibat dalam
diskusi tersebut mereka sendiri yaitu semua siswa. Jadi bagi mereka yang
selama ini jarang berpartisipasi dalam kegiatan KBM akan merasa lebih
percaya diri dalam mengikutinya.
5. Siswa menjadi lebih mandiri, kreatif dan aktif
Kekurangan Student-Centered Learning
1. Siswa yang kurang aktif mengalami stressful
2. Murid yang malas “numpang” karena mengetahui teman-temannya lain
pintar dan rajin. Hal tersebut dapat merugikan satu pihak, yaitu pihak yang
rajin atau pintar. Akan tetapi hal ini dapat menguntungkan bagi pihak yang
malas.
d. Langkah-langkah dalam SCL
Pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning)
memiliki langkah-langkah yang yang menuntut partisipasi aktif dari siswa,
sebagai berikut (Afiatin, Tina, 2009):
1. berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara curah gagasan
(Brainstorming), kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (Gruop
Discussion), diskusi panel (Panel Discussion), simposium, dan seminar;
2. belajar dari pengalaman (Experience Based) dengan cara simulasi,
bermain peran (Roleplay), permainan (Game), dan kelompok temu;
3. pembelajaran melalui pemecahan masalah (Problem Solving Based)
dengan cara studi kasus, tutorial, lokakarya
[Type text] Page 10
e. Karakteristik tutor dalam metode SCL
Karakteristik pengajar / Fasilitator orang dewasa.Fasilitator pemelajaran orang
dewasa harus memenuhi persyaratan berikut:
1. Menjadi anggota dari kelompok yang diajar
2. Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar
3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi , rasa pengabdian dan
dealism untuk kerjanya.
4. Menirukan / mempelajari kemampuan orang lain
5. Menyadari kelemahannya tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan
tahu bahwa diantara kekuatan dan tahu bahwa diantara kekuatan yang dimiliki
dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu,
6. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya.
7. Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan
8. Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang
9. Selalau optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang
10. Menyadari bahwa Pearannya bukan mengajar tetapi menciptakan
iklim untuk belajar
11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negative dan positif
(Yuki, G. 1998)
f. Manfaat dari SCL
Manfaat pembelajaran Student-centered adalah meningkatkan rasa percaya
diri, penerimaan diri, penghargaan diri, sehingga menghasilkan situasi belajar
yang positif. Meningkatkan perspektif dan berpikir reflektif sehingga bisa
memperkuat rasa percaya diri dan perkembangan mur
[Type text] Page 11
g. Perbedaan student centered dengan teached centered
Teacher center learning
a. Pengetahuan ditransfer dari dosen ke mahasiswa
b. Mahasiswa menerima pengetahuan secara pasif
c. Lebih menekankan pada penguasaan materi
d. Biasanya memanfaatkan media tunggal
e. Fungsi dosen atau pengajar sebagai pemberi informasi utama atau evaluator
f. Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan secara terpisah
g. Menekankan pada jawaban yang benar saja
h. Sesuai untuk mengembangkan ilmu dalam satu disiplin saja
i. Iklim belajar lebih individualis dan kompetitif
j. Hanya mahasiswa yang dianggap melakukan proses pembelajaran
k. Perkuliahan merupakan bagian terbesar dalam proses pembelajaran
l. Penekanan pada tuntasnya materi pembelajaran
m. Penekanan pada bagaimana cara dosen melakukan pembelajaran
Student Centered Learning
a. Mahasiswa secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang
dipelajarinya
b. Mahaasiswa secara aktif terlibat di dalam mengelola pengetahuan
c. Tidak hanya menekankan pada penguasaan materi tetapi juga dalam
mengembangkan karakter mahasiswa ( long life learning)
d. Memanfaatkan banyak media
e. Fungsi dosen sebagai fasilitator danevaluasi dilakukan bersama dengan
mahasiswa
f. Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan saling bersinambungan dan
terintegrasi
g. Penekanan pada proses pengembangan pengetahuan. Kesalahan dinilai
dapat menjadi salah satu sumber belajar
h. Sesuai untuk pengembangan ilmu dengan cara pendekatan interdisipliner
i. Iklim yang ikembangkan lebih bersifat kolaboratif, suportif dan kooperatif
j. Mahasiswa dan dosen belajar bersama di dalap dan kerm mengembangkan
pengetahuan, konsep dan keterampilan
[Type text] Page 12
k. Mahasiswa dapat belajar tidak hanya dari perkuliahan saja tetapi dapat
menggunakan berbagai cara dan kegiatan
l. Penekanan pada pencapaian kompetensi peserta didik dan bukan tuntasnya
materi
m. Penekanan pada bagaimana cara mahasiswa dapat belajar dengan
menggunakan berbagai bahan pelajaran, metode interdisipliner, penekanan
pada problem based learning dan skill competency. (Ditjen Dikti)
3. SDLa. Definisi SDL
(Wongsri, Cantwell, Archer, 2002) mengemukakan bahwa kemampuan SDL
harus dimiliki setiap individu terutama yang mengikuti pendidikan tersier
(pendidikan tinggi). Pengertian SDL di mana individu mengatur secara aktif
proses belajarnya, merupakan proses internal yang dimiliki dan dilaksanakan
oleh individu yang sedang belajar. Kemampuan individu dalam memaksimumkan
SDL bukan merupakan bakat, namun dapat ditingkatkan melalui program
belajar yang relevan.
Lowry (ERIC Digest No 93, 1989) mengemukakan bahwa self directed
learning (SDL) yaitu yang didefinisikan sebagai suatu proses di mana individu:
berinisiatif belajar dengan atau tanpa bantuan orang lain; mendiagnosa
kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajar; mengidentifikasi
sumber belajar yang dapat digunakannya; memilih dan menerapkan strategi
belajar, dan mengevaluasi hasil belajarnya.
Knowles (1975, disitasi oleh O’Shea, 2003) mendefinisikan SDL adalah
sesuatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan
orang lain, untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan
tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber–sumber belajar, memilih dan
melaksanakan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajarnya
sendiri.
Brockett dan Hiemstra (1991) mengemukakan beberapa pernyataan untuk
meluruskan pandangan mengenai SDL yaitu, SDL bersifat kontinuitas, tidak
benar SDL mengambarkan suatu proses belajar dalam isolasi, tidak benar SDL
menghabiskan lebih banyak waktu daripada kegunaannya, dan tidak benar
aktivitas SDL hanya terbatas pada membaca dan menulis.
[Type text] Page 13
b. Kelemahan dan kelebihan dari SDL
Keunggulan Sistem Self Directed Learning ialah :
1. Siswa bebas untuk belajar sesuai dengna gaya belajar mereka sendiri, sesuai
dengan kecepatan belajar mereka dan sesuai dengan arah minat dan bakat
mereka dalam menggunakan kecerdasan majemuk yang mereka miliki.
2. Menekankan sumber belajar secara lebih luas baik dari guru maupun sumber
belajar lain yang memenuhi unsur edukasi.
3. Mengembangkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan seseorang secara
menyeluruh.
4. Pembelajaran mandiri memberikan siswa kesempatan yang luar biasa untuk
mempertajam kesadaran mereka akan lingkungan mereka dan
memungkinkan siswa untuk membuat pilihan-pilihan positif tentang
bagaimana mereka akan memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
5. Pembelajaran mandiri memiliki kelebihan berupa kebebasan bagi siswa untuk
memilih materi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan.Di samping itu,cara
belajar yang dilakukan sendiri juga lebih menyenangkan.
Kelemahan Sistem Belajar Mandiri ialah :
1. Siswa bodoh akan semakin bodoh dan siswa yang pintar akan semakin pintar
karena jarang terjadi interaksi satu sama lainnya.
2. Bagi siswa yang malas, maka siswa tersebut untuk mengembangkan
kemampuannya atau pengetahuannya.Ada beberapa siswa yang
membutuhkan saran dari seseorang untuk memilih materi yang cocok
untuknya atau ada beberapa siswa materi apakah yang cocok untuk dia
karena siswa yang bersangkutan tidak mengetahui sampai seberapa
kemampuannya. (Brockett dan Hiemstra, 1991)
c. Ciri - ciri SDL
1. Tanggung jawab, dalam mengendalikan dan mengarahkan belajarnya sendiri
berada ditangan pebelajar.
2. Membebaskan pebelajar untuk tidak harus berada pada satu tempat dalam
satu waktu tertentu.
3. Disediakannya berbagai bahan termasuk panduan belajar dan silabus yang
rinci serta akses ke semua anggota fakultas (penyelenggara pendidikan) yang
memberikan layanan bimbingan.
[Type text] Page 14
4. Komunikasi antara pebelajar dengan instruktur atau tutor dicapai melalui satu
atau kombinasi dari beberapa teknologi komunikasi. (Institut for Distance
Education of Maryland University)
5. Ada niat, motif, atau kemauan untuk melakukan usaha mencapai
kompetensi.
6. Berlangsung dengan atau tanpa bantuan orang lain. (Mudjiman, 2008)
d. Manfaat dan tujuan dari SDL
Manfaat SDL
1. Dapat melatih pengembangan self learning skills yang diperlukan untuk
melaksanakanlifelong learning selepas masa pendidikan formal.
2. Dapat menggugah motivasi belajar.
3. Menghilangkan strees dalam belajar. (Mudjiman, 2008)
Tujuan SDL
untuk membekali pebelajar dengan ketrampilan yang dibutuhkan agar termotivasi
untuk belajar hari ini dan seterusnya disepanjang hidupnya (life long learners).
(Bernadette, 2005)
4. ADLa. Definisi ADL
UNESCO mendefiniskan Pendidikan orang dewasa sebagai suatu proses
pendidikan yang terorganisir baik isi, metode, dan tingkatannya, baik formal atau
nonformal, yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan di sekolah,
akademi, universitas, dan pelatihan kerja yang membuat orang yang dianggap
dewasa oleh masyarakat dapat mengembangkan kemampuannya, memperkaya
pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis maupun profesionalnya, dan
mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam persfektif rangkap
perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial,
ekonomi, dan budaya yang seimbang ( Townsend Coles, 1997, Sudjana, 2004:
50)
b. Kelebihan dan kekurangan adult learning
(Knowles, 1970) Kegiatan pendidikan baik melalui jalur sekolah ataupun luar
sekolah memiliki daerah dan kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan orang
dewasa terutama pendidikan masyarakat bersifat non formal sebagian besar dari
siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau paling tidak pemuda atau
[Type text] Page 15
remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan tersendiri.
Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang
dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita
pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau
penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Andragogy memiliki kelemahan, salah satunya adalah bahwa bagaimana
mungkin seorang siswa yang tidak terlalu memahami tentang luasnya ilmu
kemudian dibebaskan memilih apa yang mereka sukai? Seolah sistem
Andragogy hanya sebagai suatu sistem yang mengembirakan siswanya saja dan
melupakan untuk tujuan apa sebenarnya sebuah pendidikan itu dilakukan? Dan
bagaimana pula bisa dilakukan -penjagaan terhadap ilmu-ilmu yang sudah ada?
jika sebuah ilmu tersebut tidak diminati oleh siswa, tentu saja satu waktu ilmu
tersebut akan hilang. Dan bagaimana siswa dibiarkan memilih jika ada
persyaratan kemampuan yang memang mesti dimiliki seandainya siswa mau
belajar ilmu tertentu. Tak mungkinlah siswa SD dibiarkan memilih mata
pelaharan Integral Diferensial sebelum mereka menguasai dulu perkalian,
jumlah, kurang bagi, dll.
c. Konsep pembelajaran secara adult learning
Empat konsep adult learning, menurut Malcolm Knowles :
1. pelajar bukan pribadi yang tergantung, tetapi pribadi yang telah masak
secara
psikologis. Hubungan pelajar dengan pengajar merupakan hubungan saling
membantu yang timbal balik (a helping relationship)
2. Pengalaman
Pengalaman pelajar orang dewasa dinilai sebagai sumber belajar yang kaya.
Multi komunikasi oleh semua peserta, pengajar maupun pelajar
3. Kesiapan belajar Pendidik
menentukan apa yang akan dipelajari, bagaimana dan kapan belajar.
4. Perspektif waktu dan orientasi terhadap belajar. Belajar merupakan proses
untuk penemuan masalah dan pemecahan masalah pada saat itu juga.
Pendekatanya “problem centered”. (Knowles. 1977)
d. Langkah-langkah pelaksanaan adult learning
[Type text] Page 16
Langkah-langkah kegiatan dan pengorganisasian program pelatihan yang
menggunakan asas-asas pendekatan adult learning, selalu melibatkan tujuh
proses sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim untuk belajar/pelatihan.
2. Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling
membantu.
3. Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai.
4. Merumuskan tujuan belajar/pelatihan.
5. Merancang kegiatan belajar/pelatihan.
6. Melaksanakan kegiatan belajar/pelatihan.
7. Mengevaluasi hasil belajar/pelatihan. (Knowles. 1977)
B. Kerangka Konsep
[Type text] Page 17
PBL
Definisi Kelebihan dan kekurangan
karakteristik Kiat-kiat dalam belajar
Komponen
Adult learningSelf directed learningStudent
centered
definisi
Kelebihan dan kekurangan Konsep
pembelajaran
Langkah-langkah
definisi
Latar belakang Kelemahan
dan kelebihan
Manfaat dan tujuan
Kelemahan dan kelebihan
Ciri-ciridefinisi
Perbedaan SCL dan TCL
Manfaat
Karakteristik tutor
Langkah-langkah
BAB IIIKESIMPULAN
1. Problem based learning adalah Metode belajar tutorial dalam small group
disscussion dengan problem atau kasus dari problem tersebut mahasiswa dituntut
untuk bekerja sama dalam kelompok SGD utuk menyelesaikan suatu permasalahan
sehingga masing-masing mahasiswa memperoleh suatu pengetahuan.
2. Metode PBL mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya : Memperkuat daya
ingatan mengikis rasa bosan, memberikan rasa percaya diri, bagi mereka yang
mempunyai kekurangan dalam bidang akademis, Mahasiswa juga menjadi lebih
kreatif, mandiri, aktif, dan berpikir secara kritis untuk menyelesaikan suatu
permasalahan sedangkan kekurangannya mahsiswa yang kurang aktif dapat
tertinggal materi.
3. Keterampilan yang harus dimiliki mahasiswa dalam PBL diantaranya : : Ketrampilan
membaca secara efektif, ketrampilan mencatat (taking notes), ketrampilan
menggunakan media komputer dan keterampilan mencari sumber belajar dengan
memanfaatkan teknologi internet
4. Metode PBL sangat efisien karena dengan metode PBLl mahsiswa lebih mampu
mengingat materi pelajaran dan dapat menjelaskannya dengan bahsanya sendiri
sehingga lebih mengefesienkan waktu belajar
5. Mahasiswa dikatakan bertanggung jawab terhadap proses belajarnya yaitu
Mahasiswa yang mandiri mencari materi tanpa tergantung oleh dosen atau tutor
serta dalam proses belajarnya dikatakan berhasil dan mahasiswa tersebut mampu
memanfaatkan hasil dari proses belajarnya dengan baik
6. Kiat-kiat khusus mahasiswa sukses PBL antara lain : mahasiswa harus lebih aktif
berkomunikasi dalam menyampaikan pendapat dalam pemecahan masalah dengan
[Type text] Page 18
cara mencari informasi baik dari media cetak maupuun dari media komunikasi yang
lain
7. Student Centered Learning merupakan hasil dari transisi perpindahan kekuatan
dalam proses pembelajaran, dari kekuatan guru sebagai pakar menjadi kekuatan
siswa sebagai pembelajaran.
8. Latar belakang student centered learning adalah Belajar itu bukan hanya dengan
mendengar, mencatat, tetapi adalah proses beraktivitas (learning by doing) , Scl
menekankan padad minat, kebutuhan, dan kemampuan individu sehingga dapat
menggali dan meningkatkan motivasi pembelajaran, Sistem pembelajaran
konvensional kurang flexibel dalam mengakomodasikan perkembangan materi
perkuliahan karena dosen harus intensif menyesuaikan materi dengan
perkembangan tekhnologi terbaru kurang bijaksana jika perkembangan tekhnologi
jauh lebih cepat dibanding dengan kemampuan dosen dalam menyesuaikan materi
perkuliahan
9. Karakteristik tutor yang baik dalam student centered learning diantaranya Sebagai
fasilitator : yang memfasilitasi diskusi agar tidak keluar dari topik atau masalah yang
sedag dibahas yang akan menghasilkanjalan keluar dalam skenario, peka dan
mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan, Menyadari bahwa Pearannya
bukan mengajar tetapi menciptakan iklim untuk belajar
10. Manfaat dari student centered learning adalah mendorong aktifitas siswa dalam
belajar dari keaktifan tersebut mahasiswa akan dapat membangun sendiri
pengetahuan sehingga merekaakan memperoleh pemahaman yang mendalam dan
akhirnya meningkatkan kualitas mahasiswa tersebut
11. Perbedaan SCL dan TCL antara lain Student centered learning lebih menekankan
pada soft skill sedangkan teached centered learning lebih menekankan pada hard
skill
12. Self Direct Learning harus dimiliki setiap individu terutama yang mengikuti
pendidikan tersier (pendidikan tinggi). Pengertian SDL di mana individu mengatur
secara aktif proses belajarnya, merupakan proses internal yang dimiliki dan
dilaksanakan oleh individu yang sedang belajar. Kemampuan individu dalam
memaksimumkan SDL bukan merupakan bakat, namun dapat ditingkatkan melalui
program belajar yang relevan.
13. Ciri-ciri SDL adalah Tanggung jawab, dalam mengendalikan dan mengarahkan
belajarnya sendiri berada ditangan pebelajar.Membebaskan pebelajar untuk tidak
[Type text] Page 19
harus berada pada satu tempat dalam satu waktu tertentu. Disediakannya berbagai
bahan termasuk panduan belajar dan silabus yang rinci serta akses ke semua
anggota fakultas (penyelenggara pendidikan) yang memberikan layanan bimbingan.
Komunikasi antara pebelajar dengan instruktur atau tutor dicapai melalui satu atau
kombinasi dari beberapa teknologi komunikasi.(Institut for Distance Education of
Maryland University) Ada niat, motif, atau kemauan untuk melakukan usaha
mencapai kompetensi. Berlangsung dengan atau tanpa bantuan orang lain
14. Manfaat dari SDL yaitu Dapat melatih pengembangan self learning skills yang
diperlukan untuk melaksanakanlifelong learning selepas masa pendidikan formal,
dapat menggugah motivasi belajar, menghilangkan strees dalam belajar.
15. Tujuan dari SDL adalah untuk membekali pebelajar dengan ketrampilan yang
dibutuhkan agar termotivasi untuk belajar hari ini dan seterusnya disepanjang
hidupnya (life long learners).
16. UNESCO mendefiniskan Pendidikan orang dewasa sebagai suatu proses pendidikan
yang terorganisir baik isi, metode, dan tingkatannya, baik formal atau nonformal,
yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan di sekolah, akademi,
universitas, dan pelatihan kerja yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh
masyarakat dapat mengembangkan kemampuannya, memperkaya
pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis maupun profesionalnya, dan
mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam persfektif rangkap
perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial,
ekonomi, dan budaya yang seimbang
17. Langkah-langkah pelaksanaan adult learning
Menciptakan iklim untuk belajar/pelatihan.
Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling
membantu.
Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai.
Merumuskan tujuan belajar/pelatihan.
Merancang kegiatan belajar/pelatihan.
Melaksanakan kegiatan belajar/pelatihan.
Mengevaluasi hasil belajar/pelatihan
[Type text] Page 20
DAFTAR PUSTAKA
Bernadette M. Black. 2005. Integrate Self-Directed Learning Into Course Design
Brockett, RG. & Hiemstra, R. (1991) Self Direction in Adult Learning: Perspectives onTheory, Research, and Practice. London and New York: Routledge
Buku Panduan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi, SubDirektorat Kps, Direktorat Akademik, Ditjen Dikti
Gibbs, G. (1995). Assessing Student Centred Courses. Oxford: Oxford Centre for StaffLearning and Development
Knowles, Malcolm S. (1970). "The modern practicsof adult education, andragogy versus ".New York : Association Press
Knowles. 1977. The modern practice of Adult Education
Liu, Min (2005). Motivating Student Through Problem Basd Learning, University of Texas :Austin (online).Tersedia:http//[22-03-2007]
Lowry, C. M. (2000). Supporting and Facilitating Self-Directed Learning. ERIC Digest No93,1989-00-00
Mudjiman, H., 2008. Belajar Mandiri (Self Motivated Learning). Surakarta:LPP dan UNSPress
Moust, Jos H C., Peter A. J. Bouhuijs, Henk G. Schmidt, 2001.Problem Based Learning: AStudent Guide, Wolters-Noordhoff Groingen
O’Shea, E. (2003) Self-directed learning in nurse education: a review of literature. Journal ofAdvanced Nursing, 43 (1), pp. 62-70.
Rahardjo, Arlinah, Meilania and Aditya Nugraha. Internet as an Alternative Media ForCreating a Learning Society. Surabaya: UK Petra, 1998
Rogers, C. R. (1983). As a teacher, can I be myself? In Freedom to Learn for the 80’s.Ohio:Charles E. Merrill Publishing Company
Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
[Type text] Page 21
Sudjana, D. 2000. Pendidikan Luar Sekolah, Sejarah Azas, Bandung Falah Production
UNESCO, 1972. Learning To Be (prepared by Faure, E. Et al), Paris: UNESCO
UNESCO, 1993. Continuing education: New policies and Directions, UNESCO principalRegional Officer for Asia and the Pacific, Bangkok
Winardi, (2000), Kepemimpinan Dalam Manejemen, Jakarta: Rineka Cipta..
Wongsri,N., Cantwell, R.H., Archer, J. (2002). The Validation of Measures of Self-Efficacy,Motivation and self-Regulated Learning among Thai tertiary Students. Papepresented at the Annual Conference of the Australian Association for Research inEducation, Brisbane, December 2002
Yuki, G. (1998), Kepemimpinan Dalam Organisasi, Jakarta; Prenhallindo.
.
[Type text] Page 22