41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sektor pertanian di indonesia memang bisa dikatakan cukup luas, hal ini dapat dibuktikan dengan terdapatnya lahan-lahan pertanian yang terletak di berbagai tempat, oleh sebab itu rata-rata penduduk indonesia berprofesi sebagai petani. Dalam hal ini tentu tujuan utama mereka melakukan tanam adalah untuk memperoleh hasil yang maksimal supaya dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dengan menggunakan hasil mereka dari bekerja. Untuk menghasilkhan hasil yang maksimal maka salah satu faktor yang harus di perhatikan adalah pola tanam. Pelaksanaan pola tanam juga harus mengkondisikan tempat/lokasi dimana tanaman itu akan tumbuh nantinya. Pola tanam yang paling banyak di gunakan adalah sistim monokultur, sedang Monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Selain itu ada juga faktor yang harus diperhatikan lagi, yakni sifat fisika maupun kimia dari tanah tersebut. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada maka pelaksanaan pola tanam tentu akan mempunyai hasil yang baik dan nantinya akan berdampak pada hasil ahir dari tanaman tersebut. 1.2 Tujuan • Untuk mengetahui pengertian dari pola tanam • Untuk mengetahui potensi dan dampak pengenbangan pola tanam • Untuk mengetahui macam-macam sistem pola tanam

laporan_pola_tanam.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pola tanam

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar belakangSektor pertanian di indonesia memang bisa dikatakan cukup luas, hal ini dapat dibuktikan dengan terdapatnya lahan-lahan pertanian yang terletak di berbagai tempat, oleh sebab itu rata-rata penduduk indonesia berprofesi sebagai petani. Dalam hal ini tentu tujuan utama mereka melakukan tanam adalah untuk memperoleh hasil yang maksimal supaya dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dengan menggunakan hasil mereka dari bekerja. Untuk menghasilkhan hasil yang maksimal maka salah satu faktor yang harus di perhatikan adalah pola tanam. Pelaksanaan pola tanam juga harus mengkondisikan tempat/lokasi dimana tanaman itu akan tumbuh nantinya.Pola tanam yang paling banyak di gunakan adalah sistim monokultur, sedang Monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Selain itu ada juga faktor yang harus diperhatikan lagi, yakni sifat fisika maupun kimia dari tanah tersebut. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada maka pelaksanaan pola tanam tentu akan mempunyai hasil yang baik dan nantinya akan berdampak pada hasil ahir dari tanaman tersebut.1.2Tujuan Untuk mengetahui pengertian dari pola tanam Untuk mengetahui potensi dan dampak pengenbangan pola tanam Untuk mengetahui macam-macam sistem pola tanamBAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian tanamtanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam. (Musyafa, 2011)melakukan pekerjaan tanam-menanam:petani daerah ini umumnya.(Anonymous, 2012)2.2 Pengertian Pola tanamPola tanam atau (cropping patten) iyalah suatuurutan pertanamanpada sebidang tanah selama satu periode. Lahan yang dimaksut bisa berupa lahan kosong atau lahan yang sudah terdapat tanaman yang mampu dilakukan tumpang sirih. (saiful anwar, 2011)Pola tanam adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu. (Musyafa,2011)2.3 Faktor yang mempengaruhi pola tanam :1. Ketersediaan air dalam satu tahun2. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut3. Jenis tanah setempat4. Kondisi umum daerah tersebut, misal genangan5. Kebiasaan dan kemampuan petani setempat (Wirosoedarmo, 1985)2.4 Macam-Macam Pola TanamPola penanaman dapat dengan dua sistem yaitu sistem monokultur dan polikultur. Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sama. Sedangkan polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama.Dalam pola tanam polikultur terdapat beberapa macam istilah dari sistem ini, yang mana pengertiannya sama yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama tetapi alasan dan tujuannya yang berbeda, yaitu :Tumpang Campuran yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu yang sama dan umumnya bertujuan mengurangi hama penyakit dari jenis tanaman yang satu atau pendampingnya.Tumpang Sari yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu yang sama dengan barisan-barisan teratur.Tumpang Gilir yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang sama selama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen.Tanaman Pendamping yaitu penanaman dalam satu bedeng ditanam lebih dari satu tanaman sebagai pendamping jenis tanaman lainnya yang bertujuan untuk saling melengkapi dalam kebutuhan fisik dan unsur hara.Penanaman Lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan dengan penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman berumur panjang atau tanaman tahunan.Pergiliran atau Rotasi Tanaman yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman yang tidak sefamili secara bergilir pada satu lahan yang bertujuan untuk memutuskan siklus hidup hama penyakit tanaman. (Wirosoedarmo, 1985)2.5 Macam-macam Sistem pola tanam tumpang sariPenggolongan sistem pola tanam tumpangsari antara lain :1.Mixed Croppingmerupakan penanaman jenis tanaman campuran yang ditanam dilahan yang sama, pada waktu yang sama atau dengan jarak/interval waktu tanam yang singkat, dengan pengaturan jarak tanam yang sudah ditetapkan dan populasi didalamnya sudah tersusun rapi. Kegunaan sistem ini dalam substansi pertanian adalah untuk mengatur lingkungan yang tidak stabil dan lahan yang sangat variable, dengan penerapan sistem ini maka dapat melawan/menekan terhadap kegagalan panen total. Pada lingkungan yang lebih stabil dan baik total hasil yang diperoleh lebih tinggi pada lahan tersebut, sebab sumber daya yang tersedia seperti cahaya, unsur hara, nutrisi tanah dan air lebih efektif dalam penggunaannya.2.Relay Croppingmerupakan sistem pola tanam dengan penanaman dua atau lebih tanaman tahunan. Dimana tanaman yang mempunyai umur berbuah lebih panjang ditanam pada penanaman pertama, sedang tanaman yang ke-2 ditanam setelah tanaman yang pertama telah berkembang atau mendekati panen. Kegunaan dari sistem ini yaitu pada tanaman yang ke dua dapat melindungi lahan yang mudah longsor dari hujan sampai selesai panen pada tahun itu.3.Strip Cropping/Inter Croppingadalah sistem format pola tanam dengan penanaman secara pola baris sejajar rapi dan konservasi tanah dimana pengaturan jarak tanamnya sudah ditetapkan dan pada format satu baris terdiri dari satu jenis tanaman dari berbagai jenis tanaman. Kegunaan sistem ini yaitu biasanya digunakan pada tanaman yang mempunyai umur berbuah lebih pendek, sehingga dalam penggolahan tanah tidak sampai membongkar lapisan tanah yang paling bawah/bedrock, sehingga dapat menekan penggunaan waktu tanam.4.Multiple Croppingmerupakan sistem pola tanam yang mengarahkan pada peningkatan produktivitas lahan dan melindungi lahan dari erosi. Teknik ini melibatkan tanaman percontohan, dimana dalam satu lahan tumbuh dua atau lebih tanaman budidaya yang mempunyai umur sama serta pertumbuhan dari tanaman tersebut berada pada lahan dan waktu tanam yang sama, dalam satu baris tanaman terdapat dua atau lebih jenis tanaman (Romulo A. del Castillo, 1994).2.6 Kelebihan dan kekurangan monokulturMonokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman). (Wirosoedarmo, 1985)2.7 Kelebihan dan kekurangan polikulturPada sistem polikultur ini akan memberikan bermacam keuntungan, diantaranya adalah :Dapat menambah kesuburan tanah. Menanam tanaman kacang-kacangan berdampingan dengan tanaman jenis lainnya dapat menambah kandungan unsur Nitrogen dalam tanah karena pada bintil akar kacang-kacangan menempel bakteri Rhizobium yang dapat mengikat Nitrogen dari udara. Dan menanam secara berdampingan tanaman yang perakarannya berbeda dapat membuat tanah menjadi gembur.Meminimalkan hama dan penyakit tanaman. Sistem polikultur dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutuskan siklus hidup hama dan penyakit tanaman. Menanam tanaman secara berdampingan dapat mengurangi hama penyakit tanaman salah satu pendampingnya, misalnya : bawang daun yang mengeluarkan baunya dapat mengusir hama ulat pada tanaman kol atau kubis.Mendapat hasil panen beragam yang menguntungkan. Menanam dengan lebih dari satu tanaman tentu menghasilkan panen lebih dari satu atau beragam tanaman. Pemilihan ragam tanaman yang tepat dapat menguntungkan karena jika satu jenis tanaman memiliki nilai harga rendah dapat ditutupi oleh nilai harga tanaman pendamping lainnya.Sistem penanaman polikultur juga memiliki kekurangan terutama jika tidak sesuai dengan pemilihan jenis tanaman, diantaranya adalah :Persaingan antara tanaman dalam menghisap unsur hara dalam tanah.Dengan beragam jenis tanam maka hama penyakit juga semakin banyak atau beragam.Pertumbuhan tanaman akan saling menghambat. (Harjadi, 1979)2.7 Starat yang Harus diperhatikan dalam pola tanam.1. TanahKondisi tanah harus diatur agar fungsi tanah dapat berperan sebagaimana mestinya. Karena peranan tanah yang sangat penting, maka kondisi tanah harus benar-benar dijaga dengan cara pengolahan tanah yang baik. Yang mana tujuan dari pengolahan tanah itu sendiri antara lain:- Mengetahui suhu, peredaran air dan udara dalam tanah- Meningkatkan sifat fisik tanah- Mempermudah penggunaan obat-obatan dan pupuk dalam tanah.2. Jenis tanaman yang diusahakanSetiap jenis tanaman memiliki cara penanaman yang berbeda-beda. Ada jenis tanaman yang bijinya di tanam langsung, ada juga yang disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam di lapang.3. Bahan Tanam yang DigunakanBahan tana menentukan cara menanam dan pertumbuhan tanaman, baik biji atau dengan stek dan lain sebagainya.4. Musim dan Waktu TanamTanaman harus di tanam di musim yang tepat. Tanaman yang ditanam pada musim yang tidak tepat pertumbuhannya akan lambat atau mudah terserang serangan hama atau penyakit sehingga produksinya akan berkurang. Tiap tanaman memiliki waktu tanam yang berbeda ada yang baik di tanam pada musim hujan, kemarau dan akhir musim hujan atau akhir musim kemarau. (Harjadi, 1979)BAB IIIMETODOLOGI3.1Alat dan bahan Alat : Bahan :- Tugal Benih jagung- Pancong Pupuk urea , SP36 dan KCl- Tali raffia- Gembor- CangkulBAB IVPEMBAHASAN4.1 Hasil4.1.1 Tinggi TanamanMinggu ke-Petak 1rata-rata/min-ggu

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5Sampel 6

ABABABABABAB

432193522282421182621272624,9

556386349545362566148605954,9

68256105788483100879583989487

7857315512213613514513012298136134122,6

89675195170182167186168140213192182163,9

Minggu ke-Petak 2Rata-rata

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5Sampel 6

ABABABABABAB

425182221282326293332292726

559425136605758666853584454,3

678708669897999951029575mati78

7132124126112140120130116147120110mati114,7

8186175168146158150173164190156156mati151,9

Minggu ke-Petak 3Rata-rata

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5Sampel 6

ABABABABABAB

42524251526Mati13292325253522

55539513160Mati25604648476043,5

68271816193Mati49897177788970,0

711110213087143Mati70105104116108135100,9

8180160127102197Mati181110162135169159140,1

4.1.2 jumlah daun (rata2 tiap minggu)Minggu ke-Petak 1Rata-rata /minggu

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5Sampel 6

ABABABABABAB

46555546554555

56666748564665,83

69811899989910109,08

74411879981110988,17

856138111010811910109,25

Minggu ke-Petak 2Rata-rata /minggu

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5Sampel 6

ABABABABABAB

45454646666554,75

56576764777646

69810999810787mati7,8

777766566656mati5,58

8889988991088mati7,83

Minggu ke-Petak 1Rata-rata

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5Sampel 6

ABABABABABAB

444635mati3545554,45

565928mati5768766,27

6877611mati51077977

7977610mati5966676,5

8888711mati10577887,9

4.1.3 jumlah tongkolDidapat saat jagung pada minggu ke-9Petak 1Sampel 10Sampel 42

Sampel 22Sampel 51

Sampel 32Sampel 62

Petak 2Sampel 12Sampel 41

Sampel 21Sampel 52

Sampel 30Sampel 61

Petak 3Sampel 12Sampel 41

Sampel 20Sampel 50

Sampel 31Sampel 60

4.1.4 saat muncul x malaiBerdasarkan hasil pengamatan malai jagung mulai terlihat pada minggu ke-7, apalagi pada minggu ke-8 sudah terlihat bunga yang mekar, bahkan sudah bertongkol yakni pada sampel 3B dan 2A dalam petak 1. Sehingga pada minggu ke-9 kita dapat menghitung jumlah tongkol disetiap sampel pada masing-masing petak.4.1.5 Bobot tongkol jagung pertanamanBerat tongkolPETAK 1

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5Sampel 6

Dg klobot15040025035030075350350160100400300275

Tanpa klobot113001502602405022520010040300200190

Berat tongkolPETAK 2

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5Sampel 6

Dg klobot23030011035012516016011030015020050

Tanpa klobot15020090220601101607520010015020

Berat tongkolPETAK 3

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5Sampel 6

Dg klobot30020050350250505010075

Tanpa klobot2001502530020025252550

4.1.6 Bobot jagung per petakJumlah berat tongkol pada petak 1 :1. Dengan klobot = 3.460 gr2. Tanpa klobot = 2.266 grJumlah berat tongkol pada petak 2 :1. Dengan klobot = 2.245 gr2. Tanpa klobot = 1.535 grJumlah berat tongkol pada petak 3 :1. Dengan klobot = 1.425 gr2. Tanpa klobot = 1000 gr4.1.7 Konversi per hektar (10.000 m2)Luas lahan seluruhnya = 3,5 m x 21 m= 73,5 m2= 7,35 x 10-3haJika 7,35 x 10-3ha 57,3 kg (dengan klobot dari seluruh tanaman)Maka 1 ha xkgX= = 7796 kg = 7,8 ton4.1.8 Data kelompok lain (yang sama jenis pola tanamnya, namun berbeda perlakuan pemberian pupuk dasar) terlampir4.2Pembahasan4.2.1Tinggi tanamanMinggu ke-4Rata-rata tinggi tanaman = = = 25,06 cmMinggu ke-5Rata-rata tinggi tanaman = = = 52,37 cmMinggu ke-6Rata-rata tinggi tanaman = = = 80,65 cmMinggu ke-7Rata-rata tinggi tanaman = = = 117,37 cmMinggu ke-8Rata-rata tinggi tanaman = = = 155,71 cmPada tinggi tanaman terlihat bahwa pada patak 1 dari masing-masing sampel mulai dari 1 sampai 6 terlihat pertumbuhan tinggi tanaman jagung A terus meningkat dengan nilai presentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman jagung B, dalam perkembangannya menunjukkan hasil yang selalu meningkat sampai dengan minggu ke-8, ditunjukkan juga dengan nilai rata-rata tinggi tanaman yang setiap minggu mengalami kenaikan mulai dari 24,9 54,9 87 122,6 dan pada minggu ke 8 mencapai 163,9.Kemudian pada petak 2, tidak jauh berbeda dengan petak ke 1. Jadi setiap hari perkembangan pertumbuhan tinggi tanaman jagung semakin meningkat hingga 190 m (tanaman jagung paling tinggi pada sampel 5) tetapi pada sampel ke-6 pada tanaman B mulai minggu ke-6 sampai minggu ke-8 mati.Selanjutnya pada petak ke 3, terlihat bahwa mulai minggu ke 4 sampai minggu ke 8 mengalami kenaikan tinggi tanaman tetapi berbeda dengan sampel ke 3 yang tanaman B, terlihat tumbuhan itu mati dari minggu ke-4 dan seterusnya, dilhat dari kondisinya memang dari awal tanaman jagung ini tidak mengalami pertumbuhan sama-sekali jadi hanya satu biji jagung yang tumbuh di sampel 3 ini.4.2.2Jumlah daunMingu ke-4Rata-rata jumlah daun = = = 4,88 daun = 5 daunMinggu ke-5Rata-rata jumlah daun = = = 6,03 daun = 6 daunMinggu ke-6Rata-rata jumlah daun = = = 8,44 daun = 8 daunMinggu ke-7Rata-rata jumlah daun = = = 7,14 daun = 7 daunMinggu ke-8Rata-rata jumlah daun = = = 8,6 daun = 9 daunPada tanaman jagung yang kita tanam di Ngijo, sesuai dengan tabel di atas terlihat jumlah daun yang paling banyak ada pada minggu ke-8, memang pada sebelumnya dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah daun dari minggu ke 6 ke minggu 7 dengan presentase yang awalnya 9,08 menjadi 8,17, penurunan ini sangat menonjol di sampel 1 baik tanaman jagung A maupun B jumlah daun berkurang, begitu juga di sampel 3 dan sampel 6, hal ini terjadi sebab memang ada daun yang mati dari tangkainya sehingga tidak terhitung pada minggu ke 7.Kemudian untuk petak 2 dari minggu ke 4 sampai minggu ke 6 terlihat mengalami kenaikan baru ketika minggu ke 7 mengalami penurunan dengan rata-rata jumlah daun yang awalnya 7,8 menjadi 5,58 dan ketika minggu ke 8 kembali mengalami kenaikan bahkan diminggu ke 8 memiliki rata-rata daun tertinggi yakni 7,83. Untuk jumlah daun yang ada dipetak 3, terlihat tidak ada penurunan, jadi mulai minggu ke 4 sampai minggu ke 8 terus mengalami peningkatan jumlah daun, pada tabel terlihat untuk sampel 4 yang B , dinyatakan mati karena memang dari awal sudah tidak ada pertumbuhan jagung, jadi di sampel 3 itu hanya ada satu yang tumbuh.4.2.3 Perbandingan dengan kelompok laina.Jumlah tongkolDengan melihat perbandingan yang ada :Data monokultur jagung milik kelompok lainData ini diambil dari kelas agribisnis yang menyatakan bahwa tongkol jagung ini dapat diamati ketika mulai minggu ke 9, dengan total tongkol jagung 9 buah, berbeda dengan kelompok kami yang menyatakan bahwa tongkol yang kita amati pada minggu ke 9 terhitung sebanyak 20 buah.Data jagung dengan pola tanam tumpang sariData ini kami ambil saya ambil dari kelas M yang menyatakan bahwa jumlah tongkol jagung juga hanya 10 buah pada minggu ke 9, beda lagi dengan kelompok kami yang sudah dapat diamati sebanyak 20 buah. Hali ini mugkin saja terjadi sebab dalam pola tanam tumpang sari disitu terdapat persaingan unsure hara juga cahaya matahari dan factor pertumbuhan yang lainyya sehingga menimbulkan perbedaan banyaknya tongkol yang ada di lahan.b.saat muncul x malaiDengan melihat perbandingan yang ada :Data monokultur jagung milik kelompok lainBerdasarkan data yang saya dapat dari kelas agribisnis ini, terlihat bahwa malai jagung tumbuh pada hari-hari di miggu ke 9 (tepatnya akhir hari pada inggu ke 9) , begitupun dengan jagung kami muncul malai juga ketika akhir-akhir hari pada minggu ke 9, Cuma yang berbeda adalah jumlah malai di kelompok kami lebih banyak.Data jagung dengan pola tanam tumpang sariBerdasarkan data yang kami peroleh dari kelompok ini dapat dinyatakan bahwa saat munculnya malai juga sama seperti pada pola tanam jagung monokultur, jadi pada saat minggu ke 9 atau pada bulan ke 3 akhir malai jagung di lahan tumpang sari ini tumbuh, dan lagi-lagi yang membedakan hanyalah banyaknya malai saja.c.bobot tongkol jagung pertanamanMelihat data dari kelompok dengan pola tanam tumpang sari bobot tongkol jagung dengan klobot menyatakan rata-rata kurang lebih 200 gr dari masing-masing sampel jagung yang diambil dan saya lihat sepertinya setiap satu tanamn jagung dari masing-masing sampel hanya 1 tongkol jagung, dalam artian dalam satu sampel hanya 1 tanaman jagung yg menghasilkan tongkol itupun hanya 1, berbeda dengan milik kelompok kami yang mana pada bobot tongkol jagung dengan klobot rata-rata kurang lebih 350 dan itu setiap sampel disa ditemukan 3 tongkol.Kemudian berat jagung jika dihitung tanpa klobot, rata-rata dari kelompok yang memakai pola tanam tumpang sari adalah sekitar 120 gram, sedangkan pada kelmpok kami rata-rata bobot jagungnya adalah sekitar 200 gram.d.bobot jagung per petakKemudian dari bobot jagung per petak sudah dapat dilihat dari penjelasan point c, jadi dengan presentase banyaknya tongkol jagung yang ada pada lahan monokultur kami dan bobot yang lebih tinggi juga dari kelompok tumpang sari, dapat dijelaskan bahwa bobotnya lebih tinggi kelompok jagung dengan pola tanan monokultur, dengan perincian:Pada lahan monokultur =Jumlah berat tongkol pada petak 1 :1. Dengan klobot = 3.460 gr2. Tanpa klobot = 2.266 grJumlah berat tongkol pada petak 2 :1. Dengan klobot = 2.245 gr2. Tanpa klobot = 1.535 grJumlah berat tongkol pada petak 3 :1. Dengan klobot = 1.425 gr2. Tanpa klobot = 1000 grPada lahan tumpang sari =Jumlah berat tongkol pada petak 1 :1. Dengan klobot = 860 gr2. Tanpa klobot = 595 grJumlah berat tongkol pada petak 2 :1. Dengan klobot = 955 gr2. Tanpa klobot = 725 grJumlah berat tongkol pada petak 3 :1. Dengan klobot = 470 gr2. Tanpa klobot = 280 gre.konversi per hektarKonversi per hektar pada lahan kami:Luas lahan seluruhnya = 3,5 m x 21 m= 73,5 m2= 7,35 x 10-3haJika 7,35 x 10-3ha 57,3 kg (dengan klobot)Maka 1 ha xkgX= = 7796 kg = 7,8 tonKelompok lain: X= = 7199 kg = 7,2 tonSehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa lahan yang dapat menghasilkan jagung paling bayak adalah kelompok kami.BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanPada praktikum Dasar Budidaya tanaman ini kami menaman jagung dengan pola tanam monoultur di lahan Ngijo milik Universitas brawijaya, setelah kami tanam bibit jagung itu dan mengamati pertumbuhan hingga saatnya panen pada minggu ke 10, dan dengan perbandingan dari kelompok lain, dapat disimpulkan bahwa system monokultur jagung menghasilkan hasil yang banyak dari pada system tumpang sari dari kelas M, dengan data yang tertulis mulai dari jumlah tongkol sampai bobot tongkol enunjukkan angka yang tinggi pada jagung yang di tanam dengan monokultur, Hal ini bias saja dikarenakan pada system tumpang sari terjadi persaingan unsur hara, cahaya matahari yang tinggi atau mungkin karena faktr yang lain misalnya kebutuhan air yang kurang dan kondisi tanah pada lahan yang bagian bawah di lahan Ngijo tersebut lebih baik dari pada yang bagian atas, misal aerasi, pengairan, drainase dan lain sebagainya.5.2 SaranMohon pada praktikum Dasar Budidaya Selanjutnya, format laporan sudah ditempel langsung setelah praktikum selesae (jauh-jauh hari) karena apa, seperti ini sangat-sangat berat apalagi laporannya banyak sekali sub bab.Penambahan kesan sedikit dari saya, dimana saya punya kesan yang amat lucu ketika praktikum Dasar Budidaya Tanaman ini waktu di Ngijo mulai dari kebersamaan buat membersihkan gulma, Friska yang lagi ultah waktu itu, asisten yang lucu sampai si Anto yang kejebur di pengairan irigasi lahan. Tertawa ngakak_ heheheheeeeDan yang paling membuat saya kaget dan kagum waktu itu adalah ketika jagung yang sudah siap dipanen terlihat begitu besar dan bahkan ada yang satu tongkol sudah tua itu terlihat kayak ada malai lagi yang muncul di tongkol tua itu, baru kali ini memiliki rasa senang dan bangga dengan hasil pertanaman sendiri bersama teman-teman kelas j yang amat-amat menakjubkan. Thanks to Asisten.DAFTAR PUSTAKAAnonymous, 2012.http://www.artikata.com/arti-353188-tanam.html. diakses pada tanggal 15 Juni 2012Anonymous, 2012.http://semutuyet.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-tujuan-pola-tanam.html. diakses pada tanggal 15 Juni 2012Anonymous, 2012.http://abdee-jurnal.blogspot.com/2010/02/macam-pola-tanam-tumpangsari.html. diakses pada tanggal 15 Juni 2012Aulia, 2012.http://aulia-nm.blogspot.com/2010/02/pola-tata-tanam-pola-tanam-adalah.html. diakses pada tanggal 15 Juni 2012Harjadi, 1979.http://pdf.kq5.org/doc/. diakses pada tanggal 15 Juni 2012Musyafa. 2012. http://Musafa _Al ihyar.blogspot.com// diakses pada tanggal 15 Juni 2012Romulo A. del Castillo, 1994. Terjemahan Budiono.Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.Saiful Anwar, 2011.http://lampung.litbang.deptan.go.id/i. diakses pada tanggal 15 Juni 2012wirosoedarmo. 1985.Dasar-dasar Irigasi Pertanian. universitas brawijaya: malang.

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangTanam adalah menanam sesuatu yang bisa hidup yang disesuaikan dengan daerah kondisi dan ligkungan serta keadaan sehingga dapat menghasil kan sesuatu yang menguntungkan minimal bagi pribadi yang menanam. Sedangkan pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa baru atau tidak ditanam selama periode tertentu. Didalam pola tanam terdapat berbagai jenis yaitu tumpangsari, monokultur dan pola tanam bergilir. Tetapi di Indonesia sendiri, banyak petani yang tidak tahu tentang pola tanam itu sendiri, apa funsi dari pola tanam itu.Oleh karena itu, dalam praktikum dasar budidaya tanaman yang membahas tentang pola tanam sangat penting bagi kita untuk mengetahuinya. Diharapkan dengan adanya laporan ini, petani dapat mengaplikasikannya dalam berbudidaya tanaman yang dilakukan.1.2TujuanUntuk mengetahui pengertian tanam dan pola tanamUntuk mengetahui factor yang mempengaruhi pola tanamUntuk mengetahui macam-macam tumpangsariUntuk mengetahui kelebihan dan kekurangan system pola tanam monokulturUntuk mengetahui kelebihan dan kekurangan system pola tanam tumpangsariUntuk mengetahui syarat yang harus diperhatikan dalam pola tanamBAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian tanam dan pola tanama)Pengertian tanamTanam adalah menanam sesuatu yang bisa hidup yang disesuaikan dengan daerah kondisi dan ligkungan serta keadaan sehingga dapat menghasil kan sesuatu yang menguntungkan minimal bagi pribadi yang menanam. ( Anonymousa, 2012 )Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun bukan media tanah dalam satu bentuk pola tanam. (Anonymousa, 2012 )b)Pengertian pola tanamPola tanam adalah penyusunan cara dan saat tanaman dari jenis-jenis tanaman yang akan ditanam berikutnya pada waktu-waktu kosong pada sebidang lahan tertentu. (Novitan, 2002)Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa baru atau tidak ditanam selama periode tertentu. (Campbell, 2002)2.2 Faktor yang mempengaruhi pola tanam1. Ketersediaan air dalam satu tahun2. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut3. Jenis tanah setempat4. Kondisi umum daerah tersebut, missal genangan5. Kebiasaan dan kemampuan petani setempat. (Anonymousa, 2012)2.3Macam-macam pola tanama) Pola tanam monokulturYaitu system tanaman tunggal yang merupakan penanaman satu jenis tanaman pada sebidang lahan pada waktu yang sama. (Vincent, 1996)b) Pola tanam campuranYaitu penanaman serentak dua jenis tanaman atau lebih dalam barisan berseling-seling pada sebidang tanah. (Semeru, 1995)c) Pola tanam bergilirYaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis tanaman pada waktu berbeda di areal yang sama. (Anonymousb, 2012)2.4 Macam-macam tumpangsaria) Multi cropping : penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada sebidang tanah yang sama dalam suatu lahan.b) Pergiliran tanaman ialah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada sebidang lahan dimana tanaman kedua ditanam setelah tanaman pertama dipanen.c) Maximum cropping (system tanaman maksimum) ialah penguasaan lahan untuk mendapatkan hasil panen yang setinggi-tingginya.d) Cropping index (indek tanaman) ialah banyaknya jumlah jenis tanaman yang ditanam pada lahan yang sama.e) Relay cropping ialah penanaman suatu jenis tanaman kedalam pertanaman yang ada sebelum tanaman yang ada tersebut dipanen.f) Land Aquinakar Ratio ialah perbandingan luas lahan yang diperlukan pada monokultur dibandingkan pada tumpangsari untuk memberikan hasil panen yang sama pada tingkat pengolahan yang sama pula. (Beets, 1982)2.5 Kelebihan dan kekurangan system pola tanam monokulturKelebihanKemudahan dalam dalam pembuatan, pengolaan, dan pemanenan serta pengawasannyaKekuranganRentan terserang hama dan penyakit yang cukup besarTidak ada diferensiasi produk untuk pendapatan alternatifKurang fleksibel terhadap perubahan harga pasar. (Anonymousb, 2012)2.6 Kelebihan dan kekurangan system pola tanam tumpangsariKelebihanTerjadi peningkatan efisiensi( tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari )Populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendakiDalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditasTetap mempunyai peluang mendapatkan hasil, apabila tanaman yang lain gagalKombinasi beberapa jenis tanaman, sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakitMempertahankan sumber kelestarian sumber daya lahan ( kesuburan tanah )KekuranganTerjadi persaingan unsur hara antar tanamanOPT yang banyak sehingga sulit dalam pengendaliaannya. (Anonymousb, 2012)2.7 Syarat yang harus diperhatikan dalam pola tanama) Awal tanamPada awal tanam ditentukan pola tanam yang akan digunakan agar tanaman yang digunakan atau dibudidayakan dapat asupan air dan unsur hara yang cukup setiap pergantian musim.b) Jenis tanamanSetiap jenis tanaman mempunyai tingkatan kebutuhan air dan unsur hara yang berbeda-beda, sehingga pemilihan jenis tanaman diusahakan harus sesuai dengan kebutuhan air. (Anonymousa, 2012)BAB IIIMETODOLOGI3.1 Alat dan bahanAlatCangkul : untuk mengolah lahanCetok : untuk mengelola lahanGembor : untuk menyiram tanamanTugal : untuk melubangi tanahRol meter : unutk mengukur jarak tanamBahanBiji jagung : sebagai bahan tanam3.2 Cara KerjaSiapkan alat dan bahanBuat petak dan ukur sesuai jarak tanam yang ditentukanTanam biji jagung ke dalam lubangTutup lubang tanamLakukan perawatan setiap mingguLakukan pengamatan dan dokumentasi setiap mingguLakukan pemanenan pada hari ke 90Dokumentasikan dan timbang hasil panenCatat hasil pengamatanTulis dalam laporanBAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil 4.1.1 Tinggi tanaman (rata-rata tiap minggu)Pengukuran tinggi tanaman dimulai pada minggu keempat setelah tanam, sedangkan pada minggu pertama sampai minggu ketiga tidak dilakukan pengukuran.Minggu keempatPada petak 1PETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

TINGGI321935222824211826212726

Pada petak 2PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

TINGGI251822212823262933322927

Pada petak 3PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

TINGGI2524251526MATI132923252535

Dari data tersebut dapat diperoleh perhitungan rata-rata tinggi tanaman per minggu sebagai berikut :Rata-rata tinggi tanaman = = = 25,06 cmMinggu kelimaPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

TINGGI563863495453625661486059

PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

594251366057586668535844

PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

5539513160MATI256046484760

Rata-rata tinggi tanaman = = = 52,37 cmMinggu keenamPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

TINGGI82561057884831008795839894

PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

78708669897999951029575MATI

PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

8271816193MATI498971777889

Rata-rata tinggi tanaman = = = 80,65 cmMinggu ketujuhPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

TINGGI857315512213613414513015298136134

PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

132124126112140120130116147120110MATI

PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

11110213087143MATI70125104116108135

Rata-rata tinggi tanaman = = = 117,37 cmMinggu kedelapanPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

TINGGI7675195170182167186168140213192182

PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

186175168146158150173164190156156MATI

PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

180160127102197MATI181110162135169159

Rata-rata tinggi tanaman = = = 155,71 cm 4.1.2 Jumlah daun (rata-rata tiap minggu)Minggu keempatPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

DAUN655554655455

PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

545464666655

PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

44635MATI354555

Rata-rata jumlah daun = = = 4,88 daun = 5 daunMinggu kelimaPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

DAUN666674856466

PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

657676477764

PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

65928MATI576876

Rata-rata jumlah daun = = = 6,03 daun = 6 daunMinggu keenamPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

DAUN981189998991010

PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

9810999810787MATI

PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

877611MATI5107797

Rata-rata jumlah daun = = = 8,44 daun = 8 daunMinggu ketujuhPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

DAUN441187998111098

PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

77766566656MATI

PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

977610MATI596667

Rata-rata jumlah daun = = = 7,14 daun = 7 daunMinggu kedelapanPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

DAUN5613811101081191010

PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

889988991088MATI

PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

ABABABABABAB

888711MATI1057788

Rata-rata jumlah daun = = = 8,6 daun = 9 daun 4.1.3 Jumlah tongkolMinggu kesembilanPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

JML TGKOL022212

PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

210121

PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

201100

4.1.4 Saat munculnya malaiPada minggu ke 8, telah tumbuh tessel pada petak 1 sampel 3B dan sampel 2A terdapat tessel dan tongkol, sedangkan pada petak yang lain belum tumbuh tessel maupun tongkol. 4.1.5 Bobot tongkol jagung per tanamanBERAT TONGKOLPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL 2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

DG KLOBOT15040025035030075350350160100400300275

TANPA KLOBOT1003001502602405022520010040300200190

PETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL 2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

23030011035012516016011030015020050

15020090220601101407520010015020

PETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL 2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

30020050350250505010075

2001502530020025252550

4.1.6 Bobot tongkol jagung per petakBERAT TONGKOLPETAK 1

SAMPEL 1SAMPEL 2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

DG KLOBOT15040025035030075350350160100400300275

TANPA KLOBOT1003001502602405022520010040300200190

Jumlah bobot jagung per petak dengan klobot = 3460 gramJumlah bobot jagung per petak tanpa klobot = 2355 gramPETAK 2

SAMPEL 1SAMPEL 2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

23030011035012516016011030015020050

15020090220601101407520010015020

Jumlah bobot jagung per petak dengan klobot = 2245 gramJumlah bobot jagung per petak tanpa klobot = 1515 gramPETAK 3

SAMPEL 1SAMPEL 2SAMPEL 3SAMPEL 4SAMPEL 5SAMPEL 6

30020050350250505010075

2001502530020025252550

Jumlah bobot jagung per petak dengan klobot = 1425 gramJumlah bobot jagung per petak tanpa klobot = 1000 gramJadi, jumlah bobot jagung keseluruhan dengan klobot adalah 7130 gram serta jumlah bobot jagung keseluruhan tanpa klobot adalah 4870 gram. 4.1.7 Konversi per hektarLuas lahan seluruhnya = 3,5 m x 21 m= 73,5 m2= 7,35 x 10-3haJika 7,35 x 10-3ha 57,3 kg (dengan klobot)Maka 1 ha xkgX= = 7796 kg = 7,8 ton 4.1.8 Data kelompok lain(Terlampir)4.2 Pembahasan 4.2.1 Tinggi tanamanMinggu ke-4Rata-rata tinggi tanaman = = = 25,06 cmMinggu ke-5Rata-rata tinggi tanaman = = = 52,37 cmMinggu ke-6Rata-rata tinggi tanaman = = = 80,65 cmMinggu ke-7Rata-rata tinggi tanaman = = = 117,37 cmMinggu ke-8Rata-rata tinggi tanaman = = = 155,71 cmDari data diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman jagung yang ditanam di daerah Jatikerto, pertumbuhannya sangat bagus. Hal itu karena factor cuaca yang sangat cocok bagi pertumbuhan jagung. Selain itu, pertumbuhan tanaman jagung dikatakan baik karena dilihat dari tinggi tanaman yang semakin meningkat setiap minggunya. 4.2.2 Jumlah daunMinngu ke-4Rata-rata jumlah daun = = = 4,88 daun = 5 daunMinggu ke-5Rata-rata jumlah daun = = = 6,03 daun = 6 daunMinggu ke-6Rata-rata jumlah daun = = = 8,44 daun = 8 daunMinggu ke-7Rata-rata jumlah daun = = = 7,14 daun = 7 daunMinggu ke-8Rata-rata jumlah daun = = = 8,6 daun = 9 daunDari data diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman jagung dilihat dari rata-rata jumlah daun yang tumbuh setiap minggunya cukup baik. Hal itu dikarenakan pada minggu keempat sampai minggu keenam jumlah daunnya selalu meningkat tetapi pada minggu ketujuh jumlah daunnya menurun. Tetapi seminggu kemudian, pada minggu kedelapan jumlah daunnya meningkat kembali. Pada minggu ketujuh, jumlah daun menurun mungkin disebabkan karena pada minggu tersebut banyak hama yang menyerang daun jagung sehingga daun jagung banyak yang mati atau layu.4.2.3 Perbandingan dengan Kelompok Laina. Jumlah TongkolJumlah tongkol pada tanaman jagung A2 rata-rata sebanyak I tongkol, sedangkan pada kelas J2 rata-rata sebanyak 2 tongkol. Hal tersebut sesuai dengan teori yang ada. Menurut Subekti dkk (2012), tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah.b. Saat Munculnya Malaipada lahan A2 yang ditanami jagung, munculnya malai jagung rata-rata terjadi pada minggu kedua atau minggu ketiga. Pada kelas A2, hanya ada satu sampel yang muncul pada minggu keempat. Sedangkan pada kelas J2 munculnya malai jagung. Menurut Subekti dkk (2012), tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking).c. Bobot Tongkol Jagung per Tanamanpada lahan A2 bobot tongkol yang diperoleh sangat beragam. Bobot tongkol jagung pada lahan A2 paling kecil adalah 100 gram yang terdapat pada sampel 14, sedangkan bobot tongkol yang paling besar adalah pada sampel 11 sebesar 750 gram. Pada lahan J2, bobot tongkol yang diperoleh dengan kelobot adalah 7130/35 = 203,71 gram. Sedangkan bobot tongkol jagung tanpa kelobot yaitu 4870/35 = 139,14 gram.d. Bobot Jagung per PetakJumlah bobot jagung per petak adalah 4,870 kg pada sampel jagung J2, sedangkan pada sampel jagung A2 bobot jagung sampel sebesar 5,2 kg. Hal ini disebabkan karena pada lahan A2 dan pada lahan J2, unsur hara yang terkandung dalam tanah berbeda. Selain itu, perbedaan tersebut disebabkan juga karena hama yang menyerang lahan J2 lebih banyak daripada lahan A2.e. Konversi per HektarKonversi per hektar pada lahan J2Luas lahan seluruhnya = 3,5 m x 21 m= 73,5 m2= 7,35 x 10-3haJika 7,35 x 10-3ha 57,3 kg (dengan klobot)Maka 1 ha xkgX= = 7796 kg = 7,8 tonKonversi per hektar pada lahan A2X= = 7199 kg = 7,2 tonJadi dapat disimpulkan bahwa lahan yang lebih memnghasilkan produksi jagung yang tinggi adalah lahan dari J2.

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanTanam adalah menanam sesuatu yang bisa hidup yang disesuaikan dengan daerah kondisi dan ligkungan serta keadaan sehingga dapat menghasil kan sesuatu yang menguntungkan minimal bagi pribadi yang menanam. Sedangkan pola tanam adalah penyusunan cara dan saat tanaman dari jenis-jenis tanaman yang akan ditanam berikutnya pada waktu-waktu kosong pada sebidang lahan tertentu. Pola tanam ada tiga yaitu pola tanam monokultur, pola tanam campuran, pola tanam bergilir. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tanam yaitu ketersediaan air dalam satu tahun, prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut, jenis tanah setempat, kondisi umum daerah tersebut, dan kebiasaan dan kemampuan petani setempat. Sedangkan syarat yang harus dipenuhi dalam pola tanam adalah awal tanam dan jenis tanaman.5.2 Kritik dan SaranDalam praktikum berjalan dengan lancar dan sangat enjoy. Mohon maaf apabila selama ini banyak kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Terima kasih atas bimbingannya selama ini.JDAFTAR PUSTAKAAnonymousa. 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/.Diakses tanggal 9 Juni 2012Anonymousb2011 .Pengaturan Pola Tanam dan Pengolahan Tanah, SerambiIndonesia: Indonesia.Diakses tanggal 9 Juni 2012Beets, W,C. 1982. Multiple cropping and tropical faring system growth pusb. Co. Ltd. AldershoCampbell, Vell,A. 2002. Biology. Erlangga. JakartaNovitan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka.Semeru,1995.Hortikultura dan Aspek Budaya. UI Press. JakartaVincent,H Rubalzky,1998.Agriculture Fertilizer and Envisement.CO.BI Publishing.New York