15
LIMBAH JAGUNG Limbah Jagung Sebagai Pakan Ternak 1. Siapkan alat berupa mesin pencacah tongkol jagung. 2. Tongkol ini disortir lalu dikeringkan dengan oven selama 24 jam. 3. Kemudian menggunakan mesin pencacah yang digerakkan dengan dinamo listrik, tongkol jagung ini dicacah lalu diayak sampai dihasilkan concobu berukuran 3 mm, 4, mm, 6mm, dan 8 mm sesuai permintaan Jepang. 4. Per kilogram tongkol jagung diperoleh 66% corn cob, 33% produksi halus, dan 1% debu terbang. Jadi, dari satu ton tongkol jagung diperoleh 660 kg corn cob. Limbah Jagung Sebagai Bahan Baku Bioetanol 1. Proses Persiapan Bahan Baku Perlakuan fisika terhadap tongkol jagung meliputi

limbah.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: limbah.doc

LIMBAH JAGUNG

Limbah Jagung Sebagai Pakan Ternak1. Siapkan alat berupa mesin pencacah tongkol jagung.2. Tongkol ini disortir lalu dikeringkan dengan oven selama 24 jam.3. Kemudian menggunakan mesin pencacah yang digerakkan dengan dinamolistrik, tongkol jagung ini dicacah lalu diayak sampaidihasilkan concobu berukuran 3 mm, 4, mm, 6mm, dan 8 mm sesuai permintaanJepang.4. Per kilogram tongkol jagung diperoleh 66% corn cob, 33% produksi halus, dan1% debu terbang. Jadi, dari satu ton tongkol jagung diperoleh 660 kg corn cob.

Limbah Jagung Sebagai Bahan Baku Bioetanol1. Proses Persiapan Bahan Baku

Perlakuan fisika terhadap tongkol jagung meliputi pencucian, pengeringan, dan pengayaan. Pencucian dilakukan untuk menghilangkan bahan-bahan yang terikut dalam tongkol seperti tanah, cangkang dan kotoran lain. Pengeringan dilakukan pada suhu 100o C didalam oven selama 1 hari. Pengeringan ini dilakukan untuk memudahkan dalam proses penggilingan serat tongkol jagung, karena pada keadaan lembab tongkol jagung sukar untuk dihancurkan. Tahap penghancuran bertujuan untukmemperkecil ukuran tongkol jagung. Alat yang digunakan adalah blender. Tongkol yang sudah dihancurkan kemudian diayak.

2. Proses HidrolisisProses hidrolisis diawali dengan memasukan 15 gram serbuk tongkol jagung dan

750 mL larutan H 2 SO 4 (0,1 N, 0,2 N, 0,5 N, dan 1 N) ke dalam labu leher tiga yang dihidupkan dan hidrolisis dilakukan dengan temperature 100 o C selama 2 jam, disertai pengadukan kemudian pemanas mantel dimatikan dan hasil yang diperoleh didinginkan.

3. Uji GlukosaMengambil larutan yang sudah dihidrolisa sebanyak 10 mL dan menetralkan

dengan NaOH 0,1 N ( pH=7 ), dan mengencerkan dalam 100 mL labu ukur. Setelah itu uji blanko, Fehling A + Fehling B masing – masing 5 mL dan stirrer dimasukkan ke dalam erlenmayer, erlenmayer di letakkan diatas hot plate lalu dititrasi dengan menggunakan larutan glukosa sambil dididihkan hingga berubah warna. Didiamkan, lalu masukkan indikator metil biru lalu dititrasi lagi, hingga terjadi endapan merah bata (0,5 gram glukosa dalam 100 mL aquadest ). Seperti uji larutan blanko, uji glukosa pada pati juga sama. Fehling A + Fehling B + sampel (hasil hidrolisa) masing – masing 5 mL dan distirrer kemudian dimasukkan ke dalam erlenmayer, erlenmayer di letakkan diatas hot plate lalu dititrasi dengan menggunakan larutan glukosa sambil

Page 2: limbah.doc

dididihkan hingga berubah warna. Didiamkan, lalu dimasukkan indikator metil biru lalu dititrasi lagi, hingga terjadi endapan merah bata.

4. Pembuatan StarterMengukur pH dari larutan hasil hidrolisis tersebut dengan pH meter dan

tambahkan H 2 SO 4 1 N sedikit demi sedikit, dihentikan penambahan sampai pH larutan mencapai 4,5 – 5,5. Larutan hasil hidrolisis diambil 20 mL, dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 0,01 gram urea dan fermipan 5 gram, erlenmeyer ditutup dengan menggunakan kertas saring, dan diamkan pada suhu kamar selama 1 x 24 jam.

5. Proses FermentasiProses fermentasi pada penelitian ini menggunakan seperangkat alat fermentasi

dengan proses anaerob. Hasil hidrolisis diambil 100 mL dan dimasukkan ke dalam botol, ditambahkan 0,05 gram urea, starter ke dalam botol. Fermentasi dilakukan pada suhu 30°C dan waktu yang divariasikan yaitu 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. Kemudianmendistilasi hasil fermentasi.

6. Proses DistilasiProses distilasi pada penelitian ini menggunakan seperangkat alat distilasi Proses

distilasi diawali dengan menyaring larutan hasil fermentasi dengan kertas saring, kemudian memasukkan filtrat yang dihasilkan ke dalam labu leher tiga dan mendistilasinya. Proses distilasi berlangsung pada suhu ± 80 o C sampai distilat tidak menetes lagi. Kemudian menganalisa kadar etanol hasil distilasi yangdiperoleh.

7. Analisis Hasil DistilasiMenentukan Kadar Bioetanol Menggunakan Alkohol Meter Analisa alkohol pada

hasil distilasi menggunakan alcohol meter, cara pengujiannya adalah menuangkan distilat ke dalam gelas ukur 50 mL sebanyak 40 mL, masukan alkohol meter, tunggu sampai alkohol meter konstan, baru di lihat angka yang tertera pada alkohol meter tersebut.

Limbah Jagung Sebagai KerajinanBonggol jagung dan kuli telur pun juga bisa di daur ulang. Biasanya bonggol

jagung berasal dari pabrik-pabrik makanan yang berbahan dasar jagung dan membuang bonggolnya. Begitu juga dengan kulit telur. Kulit telur biasanya berasal dari industri rumahan pembuat bakery atau pesanan roti. Dan biasanya kulit telur yang terbuang banyak sekali dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. Bagi orang yang kreatif, bonggol jagung dapat digunakan untuk membuat suatu karya atau kerajinan tangan. Begitu pula dengan kulit telur. Bonggol jagung dapang digunakan untuk membuat sejenis vas, tempat payung, tempat tisu, dan lain-lain. Sedangkan kulit telur dapat digunakanuntuk membuat lukisan dari kulit telur, tempat pensil (bukan kotak pensil yang dibawa ke sekolah).

Page 3: limbah.doc

1. Cara mengolah bonggol jagung yaitu sebagai berikut:» Bonggol dibersihkan dari kulit ari jagung.» Lalu setelah bersih bonggol dipotong-potong bulat-bulat denganpanjang kurang lebih 1 sampai 1,5 cm» Lalu bonggol dicelupkan atau direndam di larutan atau cairan tertentuyang sudah diberi bahan kimia agar bonggol tidak mudah busuk ataurapuh.» Setelah itu jemur hingga benar-benar kering.» Setelah kering, lubangi tengah bonggol tersebut, lalu susun satu- persatu bonggol membentuk barang yang kita inginkan menggunakan lem.» Setelah itu bonggol dicat, diplitur biar bagus, lalu jemur hingga kering» Setelah itu dihias. Hal ini membutuhkan kretifitas yang tinggi. Karena hiasan dari barang ini yang akan menarik konsumen untuk membeli barang tersebut. Hiasan dapat berupa lukisan, lalu diberi pita-pita dan lain-lain» Lalu kemas dan karya dari olahan bonggol jagung siap dijual atau dipamerkan.

2. Cara mengolah atau mendaur ulang kulit telur menjadi suatu karya yang mempunyai nilai jual dan nilai seni, yaitu dengan cara:» Membuat lukisan dari kulit telur» Pertama yang kita lakukan yaitu membersihkan kulit telur hingga bersih, atau dapat juga menggunakn cairan tertentu agar kulit telur tidak berbau amis.» Lalu jemur hingga kering.» Buat sketsa lukisan di kayu triplek, jangan di kanvas karena kanvas tidak cocok untuk lukisan dari kulit telur ini. Dan lukisan sebaiknya lukisan yang tidak terlalu rumit.» Setelah kulit telur kering, dan sketsa sudah jadi kita dapat mulai menempel perlahan-lahan kulit telur pada sketsa lukisan yaitu dengan cara beri lem dahulu pada lukisan, lalu kulit telur dimemarkan atau dipecah menurut dan sesuai dengan sketsa yang sudah dibuat.» Setelah jadi dan semua lukisan sudah diberi kulit telur, selanjutnya kita amplas lukisan tersebut biar halus.» Setelah itu cat sesuai dengan sketsa yang sudah dibuat. Setelah dicat kita jemur. Dan lukisan sudah jadi.» Lakukan dengan hal sama jika kita ingin membuat kotak tisu, atautempat pensil jika ingin berhiaskan dengan lukisan yang tebuat dari kulit telur.Begitulah cara mendaur ulang bonggol jagung dan kulit telur yang sudahtidak terpakai lagi.

Manfaat Dari Limbah JagungLimbah tanaman jagung merupakan hijauan yang tersisa setelah pemanenan

jagung . Ada beberapa macam limbah tanaman jagung dan produk samping industri berbasis jagung. Di Indonesia, dikenal istilah lokal untuk beberapa limbah tanaman

Page 4: limbah.doc

dan industri jagung yaitu :

1.Tebon JagungYaitu seluruh tanaman termasuk batang, daun, dan buah jagung muda yang dicacah dan diberikan langsung kepada ternak. Petani yang hanya memproduksi tebon jagung biasanya bekerja sama dengan pengusaha peternakan. Petani hanya menanam jagung sebagai hijauan dan pada umur tertentu tanaman dipangkas dan dicacah untuk diberikan kepada ternak. Cacahan jagung juga dibuat silase.

2.Jerami jagung/brangkasanYaitu bagian batang dan daun jagung yang dibiarkan kering di ladang dan dipanen pada saat tongkol dipetik. Jerami jagung seperti ini umumnya dijumpai di daerah penghasil benih atau jagung untuk keperluan industri pakan.

3.Kulit buah jagungBiasanya dibuang. Kulit jagung manis potensial untuk dijadikan silase karena kadar gulanya cukup tinggi.

4.Tongkol jagung/janggelYaitu bagian dari buah jagung setelah biji dipipil. Limbah jagung dengan jumlah paling banyak adalah batang jagung (stover) dengan tingkat kecernaan terendah. Kulit jagung merupakan limbah dengan jumlah terkecil tetapi mempunyai tingkat kecernaan lebih tinggi disbanding limbah tanaman jagung lainnya. Menurut Anggraeny et al. (2006), limbah jagung dari batang berkisar antara 55,4-62,3%, dari daun 22,6-27,4%, dan dariklobot antara 11,9-16,4%.

LIMBAH KACA

Proses Pembuatan:

Page 5: limbah.doc

The Glass Recycle ProcessProses daur ulang kaca pada dasarnya melibatkan proses dasar daur ulang

pengumpulan bahan daur ulang, penyortiran dan mengolahnya menjadi bahan baku dan produk baru yang menggunakan bahan baku daur ulang. Namun demikian, ada beberapa variasi dari proses daur ulang tergantung bahan yang didaur ulang. Berikut adalah fakta-fakta lebih lanjut tentang proses daur ulang kaca setelah sampah kaca dikumpulkan.

PenyortiranSampah kaca terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan warnanya. Hal ini

karena bahan kimia yang berbeda harus ditambahkan ke sampah kaca yang berbeda warnanya untuk menghasilkan kaca daur ulang dengan warna yang diinginkan.

Pengolahan: Memproduksi CulletSetelah tahap penyortiran, tahap selanjutnya dalam proses daur ulang kaca adalah

penghancuran kaca limbah menjadi potongan-potongan kecil. potongan-potongan kaca Ini kemudian ditumbuk halus menghasilkan bubuk kaca yang disebut sebagai cullet.

Pengolahan: Menghilangkan KontaminanTahap berikutnya dalam proses daur ulang kaca adalah memisahkan kontaminan

dari cullet. Cullet tersebut dilewatkan melalui medan magnet, dimana kontaminan logam seperti tutup botol dikeluarkan dari kaca. Kontaminan lainnya seperti kertas dan plastik dari label botol diambil secara manual atau melalui proses otomatis. Kontaminan keramik dan pyrex (kaca tahan panas) dihilangkan dari cullet melalui proses yang dikenal sebagai fine-sizing. Cullet yang telah ditumbuk halus dilewatkan melalui beberapa ayakan, memisahkannya dari residu keramik. Jika ada kontaminan keramik yang lolos melewati ayakan bersama dengan cullet, kualitas dari kaca daur ulang akan terpengaruh. Kontaminan keramik di kaca dapat menyebabkan cacat struktural.

Pengolahan: Membuat Kaca Daur UlangCullet tersebut kemudian dilelehkan. cullet tersebut kemudian dapat digunakan

dalam pembuatan produk kaca daur ulang seperti wadah kaca baru, botol dll.

Pengolahan: Decolorizing dan Pencelupan (Dyeing)Untuk memproduksi kaca daur ulang yang diinginkan, kaca daur ulang harus

menjalani proses decolorizing dalam proses daur ulang kaca, diikuti dengan pencelupan.

Langkah pertama dalam proses decolorizing meliputi oksidasi cullet dalam keadaan meleleh. Untuk kaca hijau, proses oksidasi mengubah warna kaca hijau tua/gelap menjadi hijau kekuningan. Zat kimia yang dikenal sebagai mangan oksida kemudian dicampur dengan cullet untuk menjadikannya keabu-abuan. Warna abu-abu

Page 6: limbah.doc

biasanya digunakan sebagai warna dasar yang penambahan pewarna atau agen lainnya yang ditambahkan untuk membuat kaca berbagai warna.

Untuk kaca berwarna cokelat atau kuning (amber), seng oksida ditambahkan bukan untuk mengoksidasi cullet kaca cokelat menjadi cullet biru atau hijau, tergantung pada jumlah seng oksida ditambahkan dan tingkat intesitas warna coklat atau kuning kaca yang didaur ulang.

Untuk kaca daur ulang bening, erbium oksida dan mangan oksida ditambahkan ke cullet untuk membantu menjernihkan semua warna dari cullet. Beberapa pewarna yang paling umum digunakan untuk pewarnaan kaca daur ulang termasuk boraks, kalium permanganat, seng oksida, erbium oksida, kobalt karbonat, neodymium oksida, dan titanium dioksida.

Pengolahan: Membuat produk kaca daur ulangPada tahap terakhir dari proses daur ulang kaca, kaca daur ulang baik berwarna

ataupun bening, kemudian dibentuk menjadi berbagai produk dan dijual di pasar. Hal yang menarik tentang proses daur ulang kaca adalah bahwa kaca dapat didaur ulang sebanyak yang diperlukan, tanpa penurunan kualitas.

Manfaat Dari Limbah KacaPemanfaatan limbah kaca berbentuk pecahan memiliki potensi untuk digunakan

sebagai bahan dasar kerajinan hiasan miniature bangunan. Salah satunya adalah membentuk menjadi hiasan miniatur menara pissa melalui proses pemotongan dan perakitan berdasarkan penelitian terhadap jenis-jenis limbah kaca dan klasifikasinya.

Limbah kaca yang dimanfaatkan (didaur ulang) untuk pembuatan kerajinan hiasan miniature gedung, dapat digunakan sebagai hiasan dengan harga yang relatif terjangkau. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif pilihan kerajinan perhiasan yang sudah ada di pasar baik dari segi estetik maupun harga, khususnya bila dibandingkan dengan kerajinan hiasan dari batu dan logam atau hiasan impor. Pada konteks sosial diharapkan hasil-hasil penelitian ini dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produk-produk kria, dan selain itu pula memperluas wawasannya tentang potensi yang terdapat pada barang-barang limbah dapat bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan serta dapat membuka lapangan kerja baru.