Upload
danghanh
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
52
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016 yang
diambil menggunakan metode purposive sampling. Berikut merupakan kriteria
yang telah ditentukan untuk pengambilan sampel penelitian dan jumlah observasi
yang sesuai dengan kriteria tersebut:
Tabel 4.1
Rincian Pengambilan Sampel Penelitian
No. Kriteria Sampel Jumlah Sampel
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia secara berturut-turut selama periode 2014-
2016.
141
2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit dengan periode
tutup buku pada 31 Desember secara berturut-turut pada
periode 2014-2016.
127
3. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan
keuangan menggunakan mata uang Rupiah pada periode
tutup buku 31 Desember secara berturut-turut 2014-2016.
101
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
53
4. Perusahaan yang memperoleh profit (laba) berturut-turut
selama periode 2014-2016.
62
5. Perusahaan yang tidak melakukan share split dan share
reverse selama periode 2014-2016.
49
Perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel penelitian 49
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI); 2014-2016
Terdapat 141 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) berturut-turut selama tahun 2014-2016. Dari 141 perusahaan,
terdapat 127 perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit dengan periode tutup buku pada 31 Desember dan
memiliki laporan keuangan lengkap sesuai dengan data yang diperlukan dalam
variabel penelitian secara berturut-turut pada periode 2014-2016 dan 14
perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit
dengan periode tutup buku pada 31 Desember secara berturut-turut pada periode
2014-2016. Dari 127 perusahaan, terdapat 101 perusahaan manufaktur yang
menggunakan mata uang rupiah, dan sisanya sebanyak 26 perusahaan yang
menggunakan mata uang USD. Dari 101 sampel perusahaan manufaktur, yang
memperoleh profit (laba) sebanyak 62 perusahaan, sedangkan 39 perusahaan tidak
memperoleh profit (laba) berturut-turut selama periode 2014-2016. Dari 62
perusahaan, terdapat 49 perusahaan manufaktur yang tidak melakukan share split
dan share reverse pada periode 2014-2016 dan 13 perusahaan melakukan share
split dan share reverse pada periode 2014-2016. Sehingga sampel yang digunakan
dalam penelitian sebesar 49 perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
54
4.2 Analisis dan Pembahasan
4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat
dilihat dari range, minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi
dari masing-masing variabel penelitian, yaitu PBV, ROE, DER, Size, dan PER.
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PBV 147 67.45982 .07086 67.53068 2.8860900 8.28084923
ROE 147 1.34416 .00063 1.34479 .1422601 .18592015
DER 147 5.31221 .08304 5.39525 .8009577 .67793191
Size 147 3.24852 11.16954 14.41806 12.3262704 .73064581
PER 147 2814.18253 2.55216 2816.73469 54.5259355 251.95067581
Valid N (listwise) 147
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 4.2, jumlah observasi
penelitian masing-masing variabel sebanyak 147. Nilai range dari Price to Book
Value (PBV) adalah 67.45982. Nilai minimum dari PBV sebesar 0.07086 atau
7.086% yaitu PT Nusantara Inti Corpora pada tahun 2016. Nilai maksimumnya
sebesar 67.53068 atau 6753.068% yaitu PT Unilever Indonesia pada tahun 2016.
Dari seluruh sampel yang diambil, variabel PBV memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 2.8860900 dengan standar deviasi sebesar 8.28084923.
Variabel Return on Equity (ROE) memiliki nilai range sebesar 1.34416.
Nilai minimum dari ROE sebesar 0.00063 atau 0.063% yaitu PT Star Petrochem
pada tahun 2015. Nilai maksimum sebesar 1.34479 atau 134.479% yaitu PT
Unilever Indonesia pada tahun 2014. Dari seluruh sampel yang diambil, variabel
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
55
ROE memiliki rata-rata (mean) sebesar 0.1422601 dengan standar deviasi sebesar
0.18592015.
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai range sebesar
5.31221. Nilai minimum dari DER sebesar 0.08304 atau 8.304% yaitu PT
Intanwijaya Internasional pada tahun 2014. Nilai maksimum sebesar 5.39525 atau
539.525% yaitu PT Jembo Cable Company pada tahun 2014. Dari seluruh sampel
yang diambil, variabel DER memiliki rata-rata (mean) sebesar 0.8009577 dengan
standar deviasi sebesar 0.67793191.
Variabel Size memiliki nilai range sebesar 3.24852. Nilai minimum dari
Size sebesar 11.16954 atau 1116.954% yaitu PT Intanwijaya International pada
tahun 2014. Nilai maksimum sebesar 14.41806 atau 1441.806% yaitu PT Astra
Internasional pada tahun 2016. Dari seluruh sampel yang diambil, variabel Size
memiliki rata-rata (mean) sebesar 12.3262704 dengan standar deviasi sebesar
0.73064581.
Variabel Price Earning Ratio (PER) memiliki nilai range sebesar
2814.18253. Nilai minimum dari PER sebesar 2.55216 atau 255.216% yaitu PT
KMI Wire And Cable pada tahun 2016. Nilai maksimum sebesar 2816.73469 atau
281673.469% yaitu PT Star Petrochem pada tahun 2015. Dari seluruh sampel
yang diambil, variabel PER memiliki rata-rata (mean) sebesar 54.5259355 dengan
standar deviasi sebesar 251.9506758.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
56
4.2.2 Uji Normalitas dan Transformasi Data
Hasil uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 147
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.11994583
Most Extreme Differences
Absolute .129
Positive .129
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z 1.562
Asymp. Sig. (2-tailed) .015
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa hasil pengujian Kolmogorov-
Smirnov menunjukkan nilai 2-tailed significant sebesar 0.015. Nilai tersebut lebih
kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terdistribusi
normal. Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar
menjadi normal. Terdapat beberapa variabel yang menyebabkan data tidak
terdistribusi normal, yaitu sebagai berikut:
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
57
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Per Variabel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PBV ROE DER Size PER
N 147 147 147 147 147
Normal Parametersa,b
Mean 2.886090 .142260 .800958 12.326270 54.525936
Std.
Deviation
8.2808492
3
.1859201
5
.6779319
1
.73064581 251.950675
81
Most Extreme
Differences
Absolute .367 .236 .145 .115 .447
Positive .350 .236 .124 .115 .447
Negative -.367 -.223 -.145 -.076 -.418
Kolmogorov-Smirnov Z 4.449 2.861 1.756 1.394 5.419
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .041 .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Menurut Tabel 4.4 hasil uji normalitas per variabel menunjukkan bahwa
setiap variabel tidak terdistribusi secara normal, baik variabel dependen yaitu nilai
perusahaan yang diproksikan dengan price to book value (PBV) dan variabel
independen yaitu profitabilitas yang diproksikan dengan return on equity (ROE),
kebijakan utang yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), ukuran
perusahaan yang diproksikan dengan Size, dan keputusan investasi yang
diproksikan dengan price earnings ratio (PER). Transformasi data digunakan
untuk data yang tidak terdistribusi secara normal agar menjadi normal. Untuk
menormalkan data, harus diketahui terlebih dahulu bagaimana bentuk grafik
histogram dari data yang ada apakah moderate positive skewness, substansial
positive skewness, severe positive skewness dengan bentuk L dan sebagainya
(Ghozali, 2018). Berikut ini adalah bentuk grafik histogram per variabel:
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
58
Gambar 4.1
Grafik Histogram PBV
Gambar 4.2
Grafik Histogram ROE
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
59
Gambar 4.3
Grafik Histogram DER
Gambar 4.4
Grafik Histogram Size
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
60
Gambar 4.5
Grafik Histogram PER
Berdasarkan Gambar 4.1 sampai dengan Gambar 4.5 menunjukkan bahwa
bentuk grafik histogram tersebut adalah moderate positive skewness, sehingga
setiap variabel ditransformasi dengan bantuk transformasi SQRT (x) atau akar
kuadrat. Berikut ini merupakan hasil uji normalitas data dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test setelah data transformasi:
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 147
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .51636914
Most Extreme Differences
Absolute .091
Positive .088
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z 1.107
Asymp. Sig. (2-tailed) .172
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
61
Berdasarkan Table 4.5 menunjukkan hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov
setelah transformasi data yang menunjukkan nilai sebesar 1.107. Melalui hasil
pengujian ini, dapat dinyatakan bahwa semua variabel yang sedang diuji
terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi dari pengujian tersebut lebih
besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.172.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2018).
Berikut adalah hasil uji multikolonieritas:
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
SqrtROE .804 1.243
SqrtDER .978 1.022
SqrtSize .885 1.130
SqrtPER .905 1.106
Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa
variabel Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Size, dan Price
Earning Ratio (PER) memiliki nilai Tolerance lebih dari 0.10 dan nilai VIF yang
lebih kecil dari 10, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolonieritas
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
62
antar variabel independen yaitu Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio
(DER), Size, dan Price Earning Ratio (PER).
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2018). Berikut ini merupakan hasil
uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson Test:
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 1.833
a. Predictors: (Constant), SqrtPER, SqrtDER, SqrtSize, SqrtROE
b. Dependent Variable: SqrtPBV
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.7, diperoleh nilai
signifikansi dari hasil Durbin-Watson (d) sebesar 1.833. Jumlah observasi dalam
penelitian ini adalah sebanyak 147 (n) dan jumlah variabel 4 (k=4) dengan tingkat
signifikansi 5%. Maka nilai du sebesar 1.7866 dan nilai dl sebesar 1.6750. Nilai 4-
du sebesar 2.2134 dan 4-dl sebesar 2.3250. Oleh karena nilai DW 1.833 lebih
besar dari batas atas (du) 1.7866 dan lebih kecil dari 4-1.7866 (4-du), maka dapat
disimpulkan bahwa H0 tidak ditolak yang menyatakan bahwa tidak terdapat
autokorelasi positif atau negatif.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
63
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Berikut ini merupakan hasil uji
heteroskedastisitas:
Gambar 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot hasil uji heteroskedastisitas pada Gambar 4.6
terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar secara acak dan
tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
64
4.2.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, kebijakan
utang, ukuran perusahaan, dan keputusan investasi secara parsial maupun simultan
terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book Value (PBV).
1. Uji Koefisien Determinasi
Berikut ini merupakan hasil uji koefisien determinasi:
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .873a .762 .755 .52359
a. Predictors: (Constant), SqrtPER, SqrtDER, SqrtSize, SqrtROE
b. Dependent Variable: SqrtPBV
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) dalam
penelitian ini adalah sebesar 0.873 atau 87.3%. Nilai ini menunjukkan korelasi
atau hubungan antar variabel independen yaitu profitabilitas yang diproksikan
dengan Return on Equity (ROE), kebijakan utang yang diproksikan dengan Debt
to Equity Ratio (DER), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Size, dan
keputusan investasi yang diproksikan dengan Price Earning Ratio (PER), serta
variabel dependen yaitu nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book
Value (PBV) adalah kuat, karena memiliki nilai R yang lebih besar dari 0.5. Nilai
Adjusted R Square sebesar 0.755 menunjukkan bahwa profitabilitas yang
diproksikan dengan Return on Equity (ROE), kebijakan utang yang diproksikan
dengan Debt to Equity Ratio (DER), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
65
Size, dan keputusan investasi yang diproksikan dengan Price Earning Ratio (PER)
dapat menjelaskan nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book Value
(PBV) sebesar 75.5% dan sisanya 24.5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diuji dalam penelitian ini.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Berikut ini merupakan hasil uji statistik F:
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 124.627 4 31.157 113.649 .000b
Residual 38.929 142 .274
Total 163.556 146
a. Dependent Variable: SqrtPBV
b. Predictors: (Constant), SqrtPER, SqrtDER, SqrtSize, SqrtROE
Berdasarkan Tabel 4.9 nilai F sebesar 113.649 dengan tingkat signifikansi
0.000 yang lebih kecil dari 0.05, yang menunjukkan bahwa variabel independen
yang terdiri dari profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Equity (ROE),
kebijakan utang yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), ukuran
perusahaan yang diproksikan dengan Size, dan keputusan investasi yang
diproksikan dengan Price Earning Ratio (PER) secara serentak dan signifikan
mempengaruhi nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book Value
(PBV).
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
66
3. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)
Berikut ini merupakan hasil uji statistik t:
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik t
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3.682 1.538 -2.395 .018
SqrtROE 5.222 .279 .856 18.747 .000
SqrtDER .451 .132 .141 3.418 .001
SqrtSize .748 .448 .073 1.671 .097
SqrtPER .052 .008 .266 6.169 .000
Hasil uji statistik t untuk variabel Return on Equity (ROE) sebesar 18.747
dengan tingkat signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan menggunakan Return
on Equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan
yang diproksikan menggunakan Price to Book Value (PBV). Semakin besar ROE
maka menunjukkan semakin banyak uang yang diperoleh dari laba bersih yang
diperoleh perusahaan untuk setiap uang yang diinvestasikan oleh investor artinya
perusahaan mampu dalam mengelola ekuitasnya untuk mendapatkan laba. Hal
tersebut akan mampu membuat investor merasa yakin untuk menanamkan
modalnya kepada perusahaan tersebut untuk pilihan investasinya. Dengan
semakin banyaknya investor yang tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan
tersebut, maka permintaan saham perusahaan tersebut akan meningkat dan
menjadikan nilai saham perusahaan tersebut juga akan meningkat. Harga saham
yang melebihi dari nilai buku saham suatu perusahaan tersebut akan membuat
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
67
PBV suatu perusahaan tersebut meningkat pula. Naiknya PBV suatu perusahaan
akan menunjukkan bahwa nilai suatu perusahaan juga meningkat. Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Samosir (2017) dengan
profitabilitas menggunakan ROE sebagai proksinya berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Menurut Pertiwi, et al. (2016) menyatakan bahwa profitabilitas
perusahaan dengan menggunakan proksi ROE berpengaruh secara simultan dan
parsial terhadap nilai perusahaan.
Hasil uji statistik t untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) sebesar
3.418 dengan tingkat signifikansi 0.001 yang lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kebijakan utang berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan utang yang diproksikan
dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan Price to
Book Value (PBV). Semakin tinggi nilai DER menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki penggunaan utang yang tinggi sehingga dapat meningkatkan dana suatu
perusahaan yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan tersebut sehingga perusahaan dapat maksimal dalam kegiatan
operasionalnya dan akan mampu bertumbuh dengan baik. Hal tersebut akan
membuat investor merasa tertarik dan akan membuat permintaan akan saham
perusahaan tersebut akan meningkat, yang kemudian akan membuat nilai dari
perusahaan tersebut juga meningkat. Hasil dari penelitian ini mendukung hasil
penelitian dari Samosir (2017) yang menyatakan bahwa kebijakan utang memiliki
pengaruh signifikan.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
68
Namun menurut hasil dari beta dari standardized coefficients DER
menunjukkan arah yang positif yaitu jika DER rendah, maka menunjukkan bahwa
utang perusahaan rendah dan diikuti dengan nilai PBV juga rendah. Berdasarkan
data yang ada, terdapat 86 observasi atau 58,5% dari total 147 observasi memiliki
nilai DER yang berada di bawah rata-rata. Jika dilakukan analisa, dari 86
observasi tersebut, terdapat 70 observasi yang memiliki PBV di bawah rata-rata.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan utang yang diproksikan dengan DER
memiliki arah yang positif dengan nilai perusahaan yang diproksikan dengan
PBV.
Seperti contoh pada PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) pada tahun 2015,
nilai DER perusahaan tersebut sebesar 0.41364 dan nilai tersebut berada di bawah
nilai rata-rata DER dari seluruh observasi yaitu 0.80096. Nilai total kewajiban dari
perusahaan tersebut memiliki nilai sebesar Rp 4.244.862.000.000,- pada tahun
2014 dan nilai tersebut turun menjadi Rp 4.195.684.000.000,- pada tahun 2015.
Nilai laba perusahaan juga mengalami penurunan sebesar 66%, yaitu dari Rp
954.086.000.000,- pada tahun 2014 menjadi Rp 322.701.000.000,- pada tahun
2015. Nilai PBV sebesar 1,8 dengan harga pasar saham sebesar Rp 3.840,- pada
tahun 2014 turun menjadi 1,2 dengan harga pasar saham sebesar Rp 2.535,- pada
tahun 2015. Hal tersebut menunjukkan bahwa utang yang rendah, akan
berpengaruh pada laba perusahaan yang ikut rendah dan akan mengurangi minat
investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, sehingga nilai perusahaan yang
diproksikan dengan PBV juga rendah.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
69
Hasil uji statistik t untuk variabel Size sebesar 1.671 dengan tingkat
signifikansi 0.097 yang lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Size tidak
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to
Book Value (PBV). Hasil penelitian ini mendukung dengan hasil penelitian dari
Nugraha dan Kurnia (2017), dan Berliani dan Riduwan (2017) yang menyatakan
bahwa ukuran perusahaan dengan proksi menggunakan Size tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Tetapi penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian Ernawati dan Widyawati (2015) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan dengan proksi menggunakan Size berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
Nilai Size yang tinggi menunjukkan bahwa total aset yang dimiliki oleh
perusahaan juga tinggi. Berdasarkan data yang ada, dinyatakan bahwa rata-rata
aset setiap tahunnya mengalami kenaikan yaitu sebesar 11,9% dan hal tersebut
juga disertai dengan kenaikan beban depresiasi aset. Sebanyak 123 observasi atau
sebesar 83,7% dari total 147 observasi mengalami kenaikan pada aset yang
dimilikinya. Namun secara total rata-rata PBV mengalami penurunan sebesar
9,4%. Dari sebanyak 123 observasi yang mengalami kenaikan nilai aset, terdapat
98 observasi atau sebesar 79,7% yang mengalami penurunan dalam nilai PBV.
Adanya kenaikan aset dan beban depresiasi dari aset tersebut akan membuat laba
dari perusahaan akan mengalami penurunan. Dengan adanya sebanyak 48
observasi dari 98 observasi mengalami penurunan PBV karena adanya penurunan
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
70
laba yang disebabkan oleh adanya kenaikan beban depresiasi dari kenaikan aset
perusahaan.
Sebagai contohnya adalah PT Tempo Scan Pasific Tbk. (TSPC) pada
tahun 2015 mengalami peningkatan aset sebesar 12% dari Rp 5.609.556.653.195,-
pada tahun 2014 menjadi Rp 6.284.729.099.203,- pada tahun 2015. Hal tersebut
disertai dengan kenaikan beban depresiasi sebesar 23% dari Rp 108.915.164.753,-
pada tahun 2014 menjadi Rp 133.797.743.054,- pada tahun 2015. Dengan adanya
aset dan beban depresiasi yang meningkat, membuat salah satu alasan dari
menurunnya laba yang dimiliki perusahaan yaitu sebesar 10% dari Rp
585.790.816.012,- pada tahun 2014 menjadi Rp 529.218.651.807,- pada tahun
2015. Kemudian terjadi penurunan nilai dari PBV perusahaan tersebut sebesar
34% dari 3,2 dengan harga pasar saham sebesar Rp 2.901,- pada tahun 2014
menjadi 2,1 dengan harga pasar saham sebesar Rp 2.024,- pada tahun 2015.
Hal tersebut menunjukkan bahwa aset yang dimiliki perusahaan yang
tinggi akan membuat beban depresiasi perusahaan juga menjadi tinggi sehingga
pengurang bagi laba fiskal perusahaan juga tinggi dan laba perusahaan menjadi
rendah. Dengan adanya laba yang rendah dari perusahaan, maka investor akan
menjadi kurang tertarik dengan perusahaan tersebut. Jika investor kurang tertarik
dengan perusahaan tersebut, maka harga pasar dari perusahaan juga akan rendah
dan nilai dari perusahaan juga rendah.
Hasil uji statistik t untuk variabel Price Earning Ratio (PER) sebesar
6.169 dengan tingkat signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
71
Hal ini menunjukkan bahwa keputusan investasi yang diproksikan dengan
menggunakan Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan Price to Book Value
(PBV). Semakin tinggi nilai PER menunjukkan bahwa investor semakin tertarik
dengan perusahaan tersebut untuk berinvestasi. Ketertarikan investor akan
perusahaan tersebut akan membuat permintaan akan saham perusahaan tersebut
juga meningkat dan membuat harga saham dari perusahaan akan meningkat pula.
Harga pasar saham yang melebihi dari harga buku saham perusahaan akan
membuat nilai perusahaan meningkat. Hasil penelitian ini mendukung dengan
hasil penelitian dari Nugraha dan Kurnia (2017), Pertiwi, et al. (2016), dan
Widodo dan Kurnia (2017) yang menyatakan bahwa keputusan investasi dengan
proksi menggunakan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan Tabel 4.10, diperoleh suatu persamaan regresi yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
PBV = 0.856 𝑅𝑂𝐸 + 0.141 𝐷𝐸𝑅 + 0.073 𝑆𝐼𝑍𝐸 + 0.266 𝑃𝐸𝑅 + e
Keterangan:
PBV = price to book value (nilai perusahaan)
ROE = return on equity (profitabilitas)
DER = debt to equity ratio (kebijakan utang)
Size = ukuran perusahaan
PER = price earnings ratio (keputusan investasi)
e = error
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
72
Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan return on equity (ROE)
memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.856, ini menunjukkan bahwa
profitabilitas mempunyai hubungan yang positif atau searah. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 satuan maka variabel nilai
perusahaan yang diproksikan dengan price to book value (PBV) akan naik sebesar
0.856.
Variabel kebijakan utang yang diproksikan dengan debt to equity ratio
(DER) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.141, ini menunjukkan bahwa
kebijakan utang mempunyai hubungan yang positif atau tidak searah. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kenaikan kebijakan utang sebesar 1 satuan maka
variabel nilai perusahaan yang diproksikan dengan price to book value (PBV)
akan naik sebesar 0.141.
Variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Size memiliki nilai
koefisien regresi sebesar 0.073, ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
mempunyai hubungan yang positif atau searah. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan maka variabel nilai perusahaan yang
diproksikan dengan price to book value (PBV) akan naik sebesar 0.073.
Variabel keputusan investasi yang diproksikan dengan price earnings ratio
(PER) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.266, ini menunjukkan bahwa
keputusan investasi mempunyai hubungan yang positif atau searah. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kenaikan keputusan investasi sebesar 1 satuan maka
variabel nilai perusahaan yang diproksikan dengan price to book value (PBV)
akan naik sebesar 0.266.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
73
Hasil persamaan menunjukkan bahwa variabel bebas memiliki koefisien
positif. Hal ini berarti bahwa peningkatan profitabilitas (ROE), kebijakan utang
(DER), ukuran perusahaan (Size), dan keputusan investasi (PER) akan
meningkatkan nilai perusahaan (PBV).
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018