Upload
yuudey-febri-yudiarto
View
86
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
abortus
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN ABORTUS
LAPORAN PENDAHULUANABORTUS
A. Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau
sebelu kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di
luar kandungan.
(Sarwono, P. 2002)
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut abortus. Anak
baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atu umur kehamilan
28 minggu. Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk abortus berat anak yang kurang dari
500 gram. Jika anak yang lahir beratnya antara 500 dan 999 gram disebut partus immaturus.
(Fakultas Kedokteran UNPAD)
Abortus dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran); merupakan kurang lebih 20% dari semua
abortus.
2. Abortus provokatus (disengaja, digugurkan); 80% dari semua abortus.
a) Abortus provokatus artificialis atau abortus terapeutikus
Abortus provokatus artificialis adalah pengguran kehamilan, biasanya dengan alat-alat dengan
alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu
berpenyakit berat.
Abortus provokatus pada hamil muda dibawah 12 minggu dapat dilakukan dengan pemberian
prostaglandin atau kuretase dengan penyedotan (vacum) atau dengan sendok kuret.
Pada hamil yang tua diatas 12 minggu dilakukan histerektomi, juga dapat disuntikkan garam
hipertonis (20%) atau prostaglandin intra-amnial. Indikasi untuk abortus terapeutikus misalnya:
penyakit jantung (jantung rheumatic), hipertensi esentialis, karsinoma serviks.
b) Abortus provokatus kriminalis.
Abortus provokatus kriminalis adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang syah dan
dilarang oleh hukum.
Secara klinis masih ada istilah-istilah sebagai berikut:
1) Abortus imminens (keguguran mengancam). Abortus baru mengancam dan masih ada harapan
untuk mempertahankannya.
2) Abortus incipiens (keguguran berlangsung). Abortus ini sudah berlangsung dan tidak dapat
dicegah lagi.
3) Abortus inkompletikus (keguguran tidak lengkap). Sebagian dari buah kehamilan telah
dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan plasenta masih tertinggal didalam rahim.
4) Abortus kompletikus (keguguran lengkap). Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan dengan
lengkap.
5) Missed abortion (keguguran tertunda). Missed abortion adalah keadaan dimana janin telah mati
sebelum minggu ke-22, tetapi tertahan didalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin
mati.
6) Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang). Ialah abortus yang telah berulang dan berturut-
turut terjadi; sekurang-kurangnya tiga kali berturut-turut.
B. Etiologi
Walaupun terjadinya abortus habitualis berturut-turut mungkin kebetulan, namun wajar untuk
memikirkan adanya sebab dasar yang mengakibatkan peristiwa berulang ini. Sebab dasar ini
dalam kurang lebih 40% tidak diketahui; yang diketahui, dapat dibagi dalam tiga golongan:
1. Kelainan pada zigote
Agar bisa menjadi kehamilan, dan kehamilan itu dapat berlangsung terus dengan selamat, perlu
adanya penyatuan antara spermatozoon yang normal dengan ovum yang normal pula.
Kelainan genetik pada suami atau istri dapat menjadi sebab kelainan pada zigote dengan akibat
terjadinya abortus. Dapat dikatakan bahwa kelainan kromosomal yang dapat memegang peranan
dalam abortus berturut-turut, jarang terdapat. Dalam hubungan ini dianjurkan untuk menetapkan
kariotipe pasangan suami istri apabila terjadi sedikit-sedikitnya abortus berturut-turut tiga kali,
atau janin yang dilahirkan menderita cacat.
2. Gangguan fungsi endometrium yang menyebabkan gangguan implantasi ovum yang dibuahi dan
gangguan dalam pertumbuhan mudigah.
Malfungsi endometrium yang mengganggu implantasi dan mengganggu mudigah
dalam pertumbuhannya.
Di bawah pengaruh estrogen, endometrium yang sebagian besar hilang pada waktu haid, timbul
lagi sesudah itu, dan dipersiapkan untuk menerima dengan baik ovum yang dibuahi. Sesudah
ovulasi glikogen yang terhimpun dalam sel-sel basal endometrium memasuki sel-sel dan lumen
kelenjar-kelenjar dalam endometrium, untuk kelak dibawah pengaruh alkalin fosfatase diubah
menjadi glukose. Di samping zat hidrat arang tersebut dibutuhkan pula protein, lemak, mineral,
dan vitamin untuk pertumbuhan mudigah.
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan endometrium adalah :
a) Kelainan hormonal
Pada wanita dengan abortus habitualis, dapat ditemukan bahwa fungsi glandula tiroidea kurang
sempurna. Oleh sebab itu pemeriksaan fungsi tiroid pada wanita-wanita dengan abortus berulang
perlu dilakukan; pemerikasaan ini hendaknya dilakukan diluar kehamilan. Selain itu gangguan
fase luteal dapat menjadi sebab infertilitas dan abortus muda yang berulang. Gangguan fase
luteal dapat menyebabkan disfungsi tuba dengan akibat transfor ovum terlalu cepat, motilitas
uterus yang berlebihan dan kesukaran dalam nidasi karena endometrium tidak dipersiapkan
dengan baik.
b) Gangguan nutrisi
Penyakit-penyakit yang mengganggu persediaan zat-zat makanan untuk janin yang sedang
tumbuh dapat menyebabkan abortus. Anemia yang berat, penyakit menahun dan lain-lain akan
mempengaruhi gizi penderita.
c) Penyakit infeksi
Penyakit infeksi menahun yang dapat menjadi sebab kegagalan kehamilan ialah luwes. Disebut
pula mikoplasma hominis yang ditemukan di serviks uteri, vagina dan uretra. Penyakit infeksi
akut dapat menyebabkan abortus yang berturut-turut.
d) Kelainan imunologik
Inkomtabilitas golongan darah A, B, O, dengan reaksi antigen-antibodi dapat menyebabkan
abortus berulang, karena pelepasan histamin mengakibatkan vasodilatasi dan peningkatan
fragilitas kapiler. Inkomtabilitas karena Rh faktor dapat menyebabkan abortus berulang, tetapi
hal itu biasanya menyebabkan gangguan pada kehamilan diatas 28 minggu.
e) Faktor psikologis
Dibuktikan bahwa ada hubungan antara abortus berulang dan keadaan mental, akan tetapi
sebelum terang sebab musababnya. Yang peka terhadap terjadinya abortus ialah wanita yang
belum matang secara emosional dan sangat mengkhawatirkan risiko kehamilan; begitu pula
wanita yang sehari-hari bergaul dalam dunia pria dan menganggap kehamilan sebagai suatu
beban yang berat.
Dalam hal-hal tersebut diatas, peranan dokter untuk menyelamatkan kehamilan sangat penting.
Usaha-usaha dokter untuk mendapatkan kepercayaan pasien, dan menerangkan segala sesuatu
kepadanya, sangat membantu.
3. Kelainan anatomik pada uterus yang dapat menghalangi berkembangnya janin didalamnya
dengan sempurna.
Kelainan bawaan dapat menjadi sebab abortus habitualis, antara lain hipoplasia uterus, subseptus
uterus bikornis dan sebagainya. Akan tetapi pada kelainan bawaan seperti uterus bikornis,
sebagian besar kehamilan dapat berlangsung terus dengan baik. Walaupun pada abortus
habitualis perlu diselidiki dengan histerosalpingografi, apakah ada kelainan bawaan, perlu
diperiksa pula apakah tidak ada sebab lain dari abortus habitualis, sebelum menganggap kelainan
bawaan uterus tersebut sebaga sebabnya.
Diantara kelainan-kelainan yang timbul pada wanita dewasa terdapat laserasi serviks uteri yang
luas, tumor uterus khususnya mioma, dan serviks uteri yang inkompeten. Pada laserasi yang
cukup luas, bagian bawah uterus tidak dapat memberi perlindungan pada janin dan dapat menjadi
abortus, biasanya pada inkompeten; pada kehamilan 14 minggu atau lebih ostium uteri internum
perlahan-lahan membuka tanpa menimbulkan rasa nyeri dan ketuban mulai menonjol. Jika
keadaan dibiarkan, ketuban pecah dan terjadi abortus. Mioma uteri, khususnya berjenis sub
mukus, dapat mengganggu implantasi ovum yang dibuahi atau pertumbuhannya didalam cavum
uteri.
C. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan
plasenta yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2 .bagian yang
terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal
yang menyebabkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, keguguran memberikan gejala umum
sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau
sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. sedikit-sedikit dan berlangsung lama
2. sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan
3. akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun; dapat menimbulkan syok, nadi
meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung (akral) dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi:
1. umur kehamilan dibawah 14 minggu dimana plasenta belum terbentuk sempurna, dikeluarkan
seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
2. diatas 16 minggu, dengan pembentukan plasenta sempurna dpat didahului dengan ketuban pecah
diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjutkan dengan pengeluran plasenta berdasarkan
proses persalinannya dahulu disebutkan persalinan immaturus.
3. hasil kosepsi tiak dikeluarkan lebih dari 6 minggu, sehingga terjadi ancaman baru dalam bentuk
gangguan pembekuan darah.
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi:
1. mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti daging.
2. mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara amnion dan karion
3. fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium, dan tertekan sampai
gepeng.
4. fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan, laksna kertas.
5. blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin, hanya benda kecil
yang tidakberbentuk.
6. missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu.
D. Pathway
Baca pathway abortus klik disini.
E. Penatalaksanaan Kuretase
1. Persiapan Sebelum Tindakan
a) Pasien
1) cairan dan selang infus sudah terpasang, perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan
air dan sabun.
2) Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
3) Siapkan kain alas bokong dan penutup perut bawah.
4) Medikamentosa
- Analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCI 0,5 mg/kg BB, tramadol 1-2 mg/kg BB)
- Sedatifa (diazepan 10 mg)
- Atropin sulfat 0,25-0,50 mg/kg
5) Larutan antiseptik (povidon iodin 10%).
6) Oksigen dengan regulator.
7) Instrumen :
- Cunam tampon: 1
- Klem ovum (foersters/fenster clemp) lurus : 2
- Sendok kuret pasca persalinan : 1
- Spekulum sim’s atau L dan kateter karet : 2 dan 1
- Tabung ml dan jarum suntik no 23 (sekali pakai) : 2
b) Penolong (operator dan asisten)
1) Baju kamar tindakan, apron, masker dan kacamata pelindung : 3 set
2) Sarung tangan DTT/steril : 4 pasang
3) Alas kaki (sepatu atau boot karet) : 3 pasang
4) Instrumen :
- Lampu sorot : 1
- Mangkok logam : 2
- Penampung udara dan jaringan : 1
2. Tindakan
a) Instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan analgetik.
b) Bila penderita tidak berkemih, lakukan kateterisasi (lihat prosedur kateteresasi).
c) Setelah kandung kemih dikosongkan, lakukan pemeriksaan bimanual. Tentukan besar uterus
dan bukaan serviks.
d) Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan larutan klorin 0,5%.
e) Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru.
f) Pasang spekulum sim’s atau L, masukkan bilahnya secara vertikal kemudian putar ke bawah.
g) Pasang spekulum sim’s berikutnya dengan jalan memasukkan bilahnya secara vertikal kemudian
putar dan tarik ke atas sehingga porsio tampak dengan jelas.
h) Minta asisten untuk memegang spekulum atas dan bawah, pertahankan pada posisinya semula.
i) Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan larutan antiseptik, kemudian
bersihkan lumen vagina dan poriso. Buang kapas tersebut dalam tempat sampah yang tersedia,
kembalikan cunam ke tempat semula.
j) Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas porsio (perbatasan antara kuadran atas kiri dan
kanan atau pada jam 12).
k) Setelah porsio terpegang baik, lepaskan spekulum atas.
l) Pegang gagang cunam dengan tangan kiri, ambil sendok kuret pasca persalinan dengan tangan
kanan, pegang diantara ibu jari dan telunjuk (gagang sendok berada pada telapak tangan),
kemudian masukkan hingga menyentuh fundus.
m) Minta asisten untuk memegang klem ovum, letakkan telapak tangan pada bagian atas fundus
uteri (sehingga penolong dapat merasakan tersentuhnya fundus oleh ujung sendok kuret).
a. Memasukkan lengkung sendok kuret sesuai engan lengkung cavum uteri kemudian laukan
pengerokan dinding uterus bagian depan searah dengan jarum jam, secara sistematis.
b. Masukkan ujung sendok sesuai dengan cavum lengkung uteri setelah sampai fundus, kemudian
putar 180 derajat, lalau bersihkan dinding belakang uterus. Kemudian keluarkan jaringan yang
ada.
n) Kembalikan sendok kuret ke tempat semula, gagang klem ovum dipegang kembali oleh
operator.
o) Ambil kapas (dibasahi larutan antiseptik) dengan cunam tampon, bersihkan darah dan jaringan
pada lumen vagina.
p) Lepaskan jepitan klem ovum pada porsio.
q) Lepaskan spekulum bawah.
r) Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung kaki masukkan ke dalam wadah
yang berisi larutan klorin 0,5%.
s) Bersihkan cemaran darah dan cairan tubuh dengan larutan antiseptik.
3. Dekontaminasi
4. Cuci Tangan Sebelum Pasca tindakan
5. Perawatan Pasca tindakan
F. Data Fokus
Perdarahan Serviks Uterus Gejala / tanda
Bercak hingga
sedang
Tertutup Sesuai dengan
gestasi
Kram perut bawah
Uterus lunak
Sedikit membesar
dari normal
Limbung atau pingsan
Nyeri perut bawah
Nyeri goyang porsio
Massa adneksa
Cairan bebas intra
abdomen
Tertutup atau
terbuka
Lebih kecil dari
usia gestasi
Sedikit atau tanpa nyeri
perut bawah
Riwayat ekspulsi hasil
konsepsi
Sedang
hingga masif
atau banyak
Terbuka Sesuai usia
kehamilan
Kram atau nyeri perut
bawah
Belum terjadi ekspulsi
hasil konsepsi
Kram atau nyeri perut
bawah
Ekspulsi sebagian hasil
konsepsi
Terbuka Lunak dan lebih
besar dari usia
gestasi
Mual atau muntah
Kram perut bawah
Sindroma mirip pre
eklampsia
Tak ada janin keluar
jaringan seperti anggur
G. Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi
Menarche
Siklus
Lama
Banyak
Warna
Bau
Flour albous
HPHT
Disminorhe
b) Riwayat kehamilan
c) Riwayat kehamilan sekarang
- HPL
- ANC
- Keluhan
- TT
d) Riwayat kontrasepsi
2. Riwayat perkawinan
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Sebelum hamil
Selama hamil
b) Eliminasi
Sebelum hamil
Selama hamil
c) Istirahat
Sebelum hamil
Selama hamil
d) Aktifitas
Sebelum hamil
Selama hamil
e) Pola hubungan sexualitas
Sebelum hamil
Selama hamil
f) Personal hygiene
Sebelum hamil
Selama hamil
4. Riwayat psikososial
5. Data spiritual
B. Data Objektif
1 Keadaan umum
2 Kesadaran
3 TTV
4 TB
BB sebelum hamil
LILA
BB setelah hamil
5 Pemeriksaan fisik
a) Muka
b) Mata
c) Genetalia
6 Status obstetri
a) Inspeksi
Muka
Perut
Vulva
b) Palpasi
Abdomen / TFU
7 Pemeriksaan dalam
Servik
8 Pemeriksaan penunjang
Hb
H. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yang berlebihan
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya distribusi darah ke
seluruh tubuh.
3. Resti infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
4. Berduka berhubungan dengan kehilangan calon anak
I. Nursing Care Plan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan
kontraksi uterus yang
berlebihan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2
x 2 jam diharapkan klien dapat mengontrol
nyeri yang dibuktikan dengan Criteria hasil :
Klien menyatakan nyeri hilang/ terkontrol
Ekspresi wajah tidak menunjukkan rasa menahan
sakit
Kualitas nyeri menunjukkan skala 0-3
Perilaku relaksasi
TD 120/80 – 130/90 mmHg
Nadi 90x/ menit
Pola nafas efektif 24x/ menit
Berikan informasi dan petunjuk
antisipasi mengenai penyebab
ketidaknyamanan dan intervensi
yang tepat
Evaluasi tekanan darah (TD) dan
nadi. Perhatikan perubahan
perilaku (bedakan antara
kegelisahan karena nyeri atau
kehilangan darah akibat dari proses
pembedahan.
Ubah posisi klien, kurangi
rangsangan yang berbahaya dan
berikan gosokan punggung
anjurkan penggunaan teknik
pernafasan dan relaksasi dan
distraksi (rangsangan jaringan
kutan)
Palpasi kandung kemih, perhatikan
adanya rasa penuh, memudahkan
berkemih periodic setelah
pengangkatan kateter indwelling.
Anjurkan penggunaan dengan
penyokong.
Lakukan latihan nafas dalam,
spirometri intensif dan batuk
dengan menggunakan prosedur-
prosedur tepat, 30 menit setelah
pemberian analgesic.
2. Gangguan perfusi
jaringan berhubungan
dengan berkurangnya
distribusi darah ke
seluruh tubuh.
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2
x 2 jam diharapkan klien dapat
menunjukkan perfusi aekuat, sesuai
dengan bukti tanda vital atsbil, nadi
teraba, pengisian kapiler baik,
mental biasa, keluaran urin adekuat
secara individual dan bebas edema.
Panatau tanda vital; palpasi
nadi perifer dan perhatikan
pengisian kapiler;kaji
keluaran atau karakteristik
urine, evaluasi perubahan
mental.
Inspeksi balutan dan
pembalut prineal,
perhatikan warna, jumlah
dan bau drainase. Timbang
pembalut dan bandingkan
dengan berat yang kering,
bila pasien mengalami
perdarahan hebat.
Ubah posisi pasien dan
dorong batuk sering dan
latihan nafas dalam.
Hindari posisi fowler tinggi
dan tekanan di bawah lutut
atau menyilangkan kaki.
Bantu/instruksikan latiha
kaki dan telapak dan
ambulas sesegera mungkin.
Periksa tanda hormo.
Perhatikan eritema,
pembengkakan ekstremitas,
atau keluhan nyeri dad tiba-
tiba pada dispnea.
Kolaborasi
Berikan cairan IV, produk
drah sesuai indiaksi.
Pekaikan stoking anti
emboli.
Bantu/dorong penggunaan
spirometri insentif.
3. Resti infeksi
berhubungan dengan
tindakan invasif
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 4
x 24 jam diharapkan klien dapat menerapkan
teknik kontrol infeksi yang dibuktikan dengan
criteria hasil:
Suhu 37° C
Poal nafas efektif 24x/ menit
Anjurkan dan gunakan teknik
mencuci tangan dengan cermat dan
pembuangan pangalas kotoran
pembakut parineal dan linen
terkontaminasi dengan tepat
Tinjau ulang Hb/Ht prenatal:
Tidak terdapat nyeri tekan
Luka bekas dari drainase dengan tanda awal
penyembuhan
Tidak terdapat kemerahan
perhatikan adanya kondisi yang
mempredisposisikan klien pada
infeksi pasca operasi
Infeksi balutan abdominal terhadap
eksudat/ rembesan. Lepaskan
balutans sesuai indikasi
Dorong dan masukan cairan oral dan
diet tinggi protein, Vit C dan besi
Kaji suhu, nadi, dan jumlah sel darah
putih
Kaji lokasi dan kontraktivitas uterus,
perhatikan perubahan involusi/
adanya nyeri tekan uterus yang
ekstrim
Kolaborasi:
Berikan infuse antibiotic profilaksi
dengan detil pertama biasanya
diberikan segera setelah
pengekleman tali pusat dan 2 dosis
lagi masing-masing berjarak 6 jam.
Dapatkan kultur darah, vagina dan
urin bila infeksi dicurigai
Berikan antibiotic khusus untuk
untuk proses infeksi yang
diidentifikasi.
4. Berduka berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Mandiri
dengan kehilangan
calon anggota keluarga
1 x 24 jam diharapkan klien mampu menerima
keadaan yang sebenarnya tentang kematian
anaknya yang dibuktikan dengan :
1. mengidentifikasi dan menunjukkan perasaan
secara cepat
2. menunjukkan perkembangan melalui proses
duka
3. menikmati masa sekarang dan rencana untuk
masa depan, hari demi hari
1. Kaji status emosional
2. Sediakan waktu untuk
mendengarkan pasien. Dorong
ekspresi perasaan bebas, tidak
berdaya dan keinginan untuk mati
3. Kaji potensial untuk berdiri
4. Ikutsertakan orang terdekat dalam
diskusi dan aktifitas sampai pada
tingkat yang mereka inginkan
5. Berikan sentuhan atau pelukan
bebas sesuai penerimaan individu
Kolaborasi
6. Rujuk pada sumber-sumber lain
sesuai indikasi, misalnya special
klinik, perawat, pekerja social.
7. Bantu dengan atau rencanakan
dengan spesifik sesuai kebutuhan
(misalnya instruksi lanjutan (untuk
menentukan status kode atau
keinginan untuk hidup), membuat
wasiat pengaturan pemakaman)
Kasus 27
Anda saat ini bertugas di ruang post natal, terdapat klien Ny. I 34 tahun. Status pernikahan
kawin. Dx medis abortus habitualis in komplit. Masuk RS sejak 26 Juni 05. pengkajian
dilakukan tanggal 27 Juni 05. status obstetri G4 P0 A4. riwayat haid klien menarche usia 16
tahun. Haid terakhir 3 bulan yang lalu, siklur teratur 28 hari klien mengeluh sedih terhadap hal
yang menimpanya. Riwayat perkawinan 14 tahun. Kini klien direncanakan untuk tindakan
kuretase nanti sore. TD 120/70 mmHg, N 84 x/menit, RR 24x/menit dan T 36,90C. Nyeri hebat
di perut bawah skala 4, mulas mulas bertambah jika bergerak, berkurang bila klien tiduran.
Keluaran darah pervaginam 100 cc/3 jam. Klien mengaku bingung dengan penyakitnya yang
selalu mengalami keguguran dan menanyakan pada anda bagaimana tentang penyakitnya
tersebut. Klien paham dengan tindakan yang akan dilakukan tetapi tetap cemas dengan tindakan
tersebut. Ekspresi wajah klien selama menunggu tampak berkeringat banyak, sesekali mendesis
nyeri.
1. Rencanakan NCP pada klien tersebut !
2. Apa intervensi anda dan bagaimana evaluasinya ? (kaitkan dengan data berikut)
Dari evaluasi lebih lanjut klien menyatakan dengan nafas dalam yang diajarkan perawat nyeri
berkurang sekitar skala 3. Td 120/70 mmHg, RR 24 x/menit dan T 36,90C. Ekspresi wajah masih
cemas setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakitnya. Klien bertanya apa yang dapat
dilakukannya agar dia mempertahankan kehamilannya bila dia hamil lagi. Kapiler refill < dari 2
detik, nadi kuat teratur. Klien dapat kooperatif dengan perawat. Klien banyak berdzikir untuk
menghilangkan kesedihannya.
A. Pengkajian.
Data Subyektif
1. Biodata
Biodata klien Biodata penanggung jawab
Nama : Ny.I Nama : Tn.T
Umur : 34 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Suku /bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Mijen ungaran Alamat : Mijen ungaran
2. Alasan datang : Ibu ingin memeriksa kehamilannya
3. Keluhan utama : Ibu merasakan nyeri pada perut bawah dan keluar
bercak-bercak darah sejak kemarin.
4. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronik seperti : Hipertensi, DM, Asma,
Jantung, TBC.
b) Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu tidak sedang menderita penyakit kronik seperti : Hipertensi, DM, Asma, Jantung, TBC,
abortus berulang.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun/ turunan seperti
hipertensi,DM, Asma, Jantung,dan tidak mempuyai keturunan kembar.
5. Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyak : ± 100
Warna : Merah segar
Bau : Amis
Flour albous : Kadang-kadang
HPHT : 30 Januarai 2006
Disminorhe : Tidak pernah
b) Riwayat kehamilan
Abortus berulang selama 4 kali
c) Riwayat kehamilan sekarang
- G4 P0 A4, UK : 12 minggu 3 hari.
- HPL : 6 November 2006
- ANC : Belum pernah
- Keluhan : IM I
- TT : 1x capeng
- Ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan
- Ibu tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti : merokok, minum-minuman keras dan lain-lain
yang mengganggu janin.
d) Riwayat kontrasepsi
Ibu belum pernah memakai kontrasepsi
setelah melahirkan ibu ingin memakai alat kontrasepsi (Pil KB)
6. Riwayat perkawinan
Menikah 1x
Lama perkawinan 14 tahun
Umur waktu menikah : 20 tahun, Suami : 24 tahun
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Sebelum hamil Makan 3x sehari, porsi nasi, sayur, lauk.
Minum 5-6 gelas/hari air putih dan teh
Selama hamil Makan 3x/sehari, porsi setengah nasi sayur, lauk.
Minum 5-6 gelas/ hari air putih dan susu
b) Eliminasi
Sebelum hamil BAB 1x/hari konsistensi lunak, kuning kecoklatan
BAK 3-4x/hari konsistensi lunak, kuning kecoklatan .
Selama hamil BAB 2x/hari konsistensi lunak, kuning kecoklatan .
BAK 4-5x/hari, warna kuning jernih
c) Istirahat
Sebelum hamil Tidur malam ±8 jam jarang terbangun
Tidur siang ± 1-1,5 jam.
Selama hamil Tidur malam ± 8 jam jarang terbangun
Tidur siang kadang-kadang
d) Aktifitas
Sebelum hamil Ibu dapat melakukan pekerjaanya sendiri tanpa bantuan
Selama hamil Ibu dapat melakukan pekerjaanya kadang-kadang dengan
bantuan
e) Pola hubungan sexualitas
Sebelum hamil 3x/minggu
Selama hamil 2-3x/ minggu
f) Personal hygiene
Sebelum hamil Mandi 2x/minggu, gosok gigi 3x/hari, keramas 1x/2 hari
Selama hamil Mandi 2x/hari, gosok gigi3x/hari, keramas 1x/2hari.
8. Riwayat psikososial
Emosi ibu stabil, hubungan ibu dengan tetangga dan masyarakat sekitar terjalin dengan baik, ibu
cemas dengan keadaan kehamilan.
9. Data spiritual
Sebagai pemeluk agama islam ibu rajin menjalankan sholat 5 waktu.
Data Objektif
1 Keadaan umum : Sedang
2 Kesadaran : Composmentis
3 TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 84x/menit
R : 24x/menit
S : 36,9ºC
4 TB : 157 cm
BB sebelum hamil : 48 kg
LILA : 24 cm
BB setelah hamil : 52 kg
5 Pemeriksaan fisik
d) Muka
e) Mata
f) Genetalia
: Berkeringat banyak, mendesis nyeri
: Konjungtifa tidak pucat, seclera tidak kuning
: Tidak terdapat oedem, tidak terdapat varises
6 Ststus obsteri
a) Inspeksi
Muka
Perut
Vulva
b) Palpasi
Adomen
: Tidak terdapat closma gravidarum
: Tidak terdapat strie gravidarum
: Keluar darah dari jalan lahir
: Uterus teraba lunak, terdapat nyeri tekan pada
perut bawah, TFU teraba agak keras
7 Pemmeriksaan dalam
Servik : Tertutup
8 Pemeriksaan penunjang
Hb : 14 gr%
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi MK
1. DS : klien mengeluh sedih terhadap
hal yang menimpanya
Krisis situasional Berduka
2. DS : klien mengaku bingung dengan
penyakitnya yang selalu mengalami
Krisis situasional Cemas
keguguran
DO : ekspresi wajah klien selama
menunggu tampak berkeringat
banyak
3. DS :
P : bertambah jika bergerak
Berkurang bila klien duduk
R : nyeri di perut bawah
Skala nyeri : 4
Klien merasa mulas-mulas
DO : klien sesekali mendesis nyeri
Kontraksi uterus yang
berlebihan
Gangguan rasa nyaman:
nyeri
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yang berlebihan
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
3. Berduka berhubungan dengan krisis situasional
D. NURSING CARE PLAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan
kontraksi uterus yang
berlebihan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2
x 2 jam diharapkan klien dapat mengontrol
nyeri yang dibuktikan dengan Criteria hasil :
Klien menyatakan nyeri hilang/ terkontrol
Ekspresi wajah tidak menunjukkan rasa menahan
sakit
Kualitas nyeri menunjukkan skala 0-3
Perilaku relaksasi
TD 120/80 – 130/90 mmHg
Nadi 90x/ menit
Pola nafas efektif 24x/ menit
Berikan informasi dan petunjuk
antisipasi mengenai penyebab
ketidaknyamanan dan intervensi
yang tepat
Evaluasi tekanan darah (TD) dan
nadi. Perhatikan perubahan
perilaku (bedakan antara
kegelisahan karena nyeri atau
kehilangan darah akibat dari proses
pembedahan.
Ubah posisi klien, kurangi
rangsangan yang berbahaya dan
berikan gosokan punggung
anjurkan penggunaan teknik
pernafasan dalam dan relaksasi dan
distraksi (rangsangan jaringan
kutan)
Palpasi kandung kemih, perhatikan
adanya rasa penuh, memudahkan
berkemih periodik setelah
pengangkatan kateter indwelling.
Anjurkan penggunaan dengan
penyokong.
Lakukan latihan nafas dalam,
spirometri intensif dan batuk
dengan menggunakan prosedur-
prosedur tepat, 30 menit setelah
pemberian analgesic.
2. Cemas berhubungan dengan
krisis situasional
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2
x 3 jam diharapkan klien dapat mengatasi
ansietas yang dibuktikan dengan Criteria hasil :
Klien mengungkapkan rasa takut dari masalah
Klien mengungkapkan rasa ansietas berkurang
Menggunakan mekanisme koping yang tepat.
Menunjukkan TTV normal
Kaji respon psikologis kejadian dan
ketersediaan system pendukung.
Tetap bersama klien dan tetap bicara
perlahan, tunjukkan empati.
Beri penguatan aspek positif dari ibu
Anjurkan klien atau pasangan
mengungkapkan dan
mengekspresikan perasaan
Dukung atau arahkan kembali
mekanisme koping yang
diekspresikan
Berikan masa privasi, kurangi
rangsang lingkungan.
3. Berduka berhubungan
dengan kehilangan
calon anggota keluarga
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
1 x 24 jam diharapkan klien mampu menerima
keadaan yang sebenarnya tentang kematian
anaknya yang dibuktikan dengan :
4. mengidentifikasi dan menunjukkan perasaan
secara cepat
5. menunjukkan perkembangan melalui proses
duka
6. menikmati masa sekarang dan rencana untuk
masa depan, hari demi hari
Mandiri
Kaji status emosional
Sediakan waktu untuk mendengarkan
pasien. Dorong ekspresi perasaan
bebas, tidak berdaya dan keinginan
untuk mati
Kaji potensial untuk berdiri
Ikutsertakan orang terdekat dalam
diskusi dan aktifitas sampai pada
tingkat yang mereka inginkan
Berikan sentuhan atau pelukan bebas
sesuai penerimaan individu
Kolaborasi
Rujuk pada sumber-sumber lain
sesuai indikasi, misalnya special
klinik, perawat, pekerja social.
Bantu dengan atau rencanakan
dengan spesifik sesuai kebutuhan
(misalnya instruksi lanjutan (untuk
menentukan status kode atau
keinginan untuk hidup), membuat
wasiat pengaturan pemakaman)
B. IMPLENTASI dan EVALUASI
No Tanggal Diagnosa Implementasi
1. 27 Juli 2005 Gangguan rasa
nyaman : Nyeri
1) Mengajarkan klien tehnik non
farmakologis untuk mengurangi nyeri
yaitu tehnik relaksasi
2) Mengajarkan tehnik untuk nafas dalam
untuk mengurangi nyeri
3) Membanu ibu untuk meningkatkan rasa
nyaman dengan mengambil data klien
tentang karakteristik nyeri
4) Mengukur TD, RR dan nadi setiap 1-2
menit
S : - Klien menyatakan nyeri belum berkurang
- Klien dapat melakukan dengan nafas dalam dapat
mengurangi rasa nyeri
O : TD : 120/80 mm hg
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
A : Teratasi sebagian
P : - Ulangi pengukuran TTV secara periodic
- Evaluasi rentang nyeri klien
- Berikan lingkungan yang tenang
- Berikan instruksi nafas dalam
2. 27 Juli 2005 Cemas 1) Pantau suhu dan nadi dengan rutin
sesuai indikasi
2) Catat karakteristik balutan dan luka
S : - Klien kelihatan tenang saat ganti balutan luka tampak
kering
O : Kemerahan (+), Ekimosis (-), Pus (-), Edema (-)
A : Jahitan mulai menyatu
P : berikan pendidikan kesehtan tentang perawatan luka
bekas insisi pembedahan
3. 27 Juli 2005 Berduka 1. Membantu klien untuk mengidentifikasi
reaksi awal terhadap adanya suatu
kehilangan
S :
Klien mengatakan akan mencoba minum susu setiap
akan pergi tidur
2. Mendukung ekspresi perasaan tentang
kehilangan
3. Membantu untuk mengidentifikasi
strategi koping
4. Anjurkan klien untuk minum susu
sebelum mau tidur
Klien mengungkapkan perasaannya.
O : klien kelihatan lebih tenang
A : kaji perasaan klien tentang strategi koping yang
telah diajarkan
P : bantu klien mengungkapkan perasaannya
DAFTAR PUSTAKA
Didik Tjindarbumi, Dkk. 2001. Pencegahan, Diagnosis Dini, Dan Pengobatan Penyakit Kanker.
Yayasan Kanker Indonesia : Jakarta.
Doengoes, M. Rencana Perawatan Maternitas / Bayi, Egc : Jakarta. 2001.
Suzanne C. Smeltzer. Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Jakarta : Egc.
Read more: http://perawatmasadepanku.blogspot.com/2012/08/laporan-pendahuluan-abortus_28.html#ixzz2J00jIk2e