19
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA Gangguan Pola Tidur di Ruang Menur RS dr. Goeteng Tarunadibrata Purbalingga Oleh TATI HARDIYANI G1B212083 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Lp Gangguan Pola Tidur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan gangguan pola tidur yang terjadi pada pasien dengan penyakit penyerta.

Citation preview

Page 1: Lp Gangguan Pola Tidur

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Gangguan Pola Tidur

di Ruang Menur RS dr. Goeteng Tarunadibrata Purbalingga

Oleh

TATI HARDIYANI

G1B212083

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

PENDIDIKAN PROFESI NERS

PURWOKERTO

2013

Page 2: Lp Gangguan Pola Tidur

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN POLA TIDUR

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar

mempertahankan status kesehatan pada tingkat optimal. Selain itu proses

tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Secara umum tidur

adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu

lingkungan menurun. Hampir sepertiga waktu dari kita, kita gunakan

untuk tidur. Hal tersebut di didasarkan pada keyakinan bahwa tidur

memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,

mengurangi stres dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan

dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting

bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki

kerusakan sel. Apabila kebutuhan tidur cukup maka jumlah energi yang

dibutuhkan dapat terpenuhi, sehingga status kesehatan dan kegiatan

sehari–hari pulih kembali. Selain itu orang yang mengalami kelelahan juga

memerlukan tidur lebih banyak dari biasa.

2. Tujuan

Tujuan umum :

Untuk mengetahui asuhan keperawatan gangguan pola tidur di ruang

Menur RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

Page 3: Lp Gangguan Pola Tidur

Tujuan khusus :

1. Mengetahui pengertian

2. Mengetahui etiologi

3. Mengetahui faktor predisposisi

4. Mengetahui patofisiologi

5. Mengetahui tanda gejala

6. Mengetahui pemeriksaan penunjang

7. Mengetahui pathway

8. Mengetahui pengkajian

9. Mengetahui diagnosa keperawatan gangguan pola tidur

10. Mengetahui rencana asuhan keperawatan gangguan pola tidur

B. TINJAUAN TEORI

1. Pengertian

Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan

emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti

tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalandi taman

juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat (Hidayat, 2006).

Sedangkan pengertian tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami

seseorang yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan

yang cukup (Guyton, 1997). Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik

yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses

fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal.

Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional,

dan kesehatan. Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama

efek terhadap sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan

normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan syaraf, kedua yaitu

efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan berbagai

organ dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-organ

tubuh tersebut selama tidur. Gangguan dalam tidur bisa dialami oleh siapa

saja. Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan dimana seseorang

mengalami perubahan jumlah atau kualitas pola tidur dan istirahat

Page 4: Lp Gangguan Pola Tidur

sehubungan dengan keadaan biologis atau kebutuhan emosi. Gangguan

tidur bisa berupa insomnia, narkolepsi, somnabolisme (tidur berjalan),

enuresa (ngompol), dan delirium (mengigau) (Alimul, 2006).

2. Etiologi

Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan gangguan pola tidur,

yaitu :

1. Psikologis

a) Perubahan tidur yang berhubungan dengan proses penuaan

b) Ansietas

c) Suhu tubuh

2. Lingkungan

a) Suhu, kelembaban yang berubah-ubah

b) Stimulasi yang berlebih

c) Kegaduhan

d) Pengobatan

3. Fisiologis

a) Demam

b) Hipertiodisme

c) Ulkus gastrik

d) Gangguan hati

e) Nafas pendek

f) Urgensi berkemih

g) Mual

h) Gangguan ketidaknymanan

Page 5: Lp Gangguan Pola Tidur

3. Faktor Predisposisi

Menurut Potter and Perry (2006), faktor-faktor yang

mempengaruhi tidur antara lain:

a. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih

banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan

seseorang kurang tidur bahkan tidak dapat tidur.

b. Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Seseorang dengan

kelelahan tingkat menengah dapat tidur nyeyak, sedangkan pada

kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih

pendek.

c. Sres Psikologi

Depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini

disebabkan oleh kondisi cemas yang meningkatkan norepirefin darah

melalui sistem saraf simpatis dan akan mengurangi tahap REM dan

NREM.

d. Obat-Obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu,

1) Diuretik

2) Antidepresan

3) Kafein

4) Betabloker

5) Narkotika

6) Amfetamin

e. Nutrisi

Makanan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat mempercepat

tidur.

Page 6: Lp Gangguan Pola Tidur

f. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk

tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat

tidur nyenyak dan sebaliknya.

g. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk

tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat menimbulkan

gangguan proses tidur.

4. Patofisiologi

Tidur merupakan hubungan mekanisme screablea yang secara

bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan

bangun. Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat,

saraf perifer endokrin kardio vaskular, respirasi muskuloskeletal (Guyton,

1997). Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua

mekanisme cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan

pusat otak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system (RAS)

dibagian batang otak atas mempunyai sel-sel khusus dalam

mempertahankan kesadaran RAS memberikan stimulus visual, auditori,

nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri yaitu

emosi, proses, pikir.

Gangguan pola tidur dapat dipengaruhi oleh proses penuaan,

ansietas, suhu tubuh, faktor lingkungan (suhu, kelembaban yang berubah-

ubah, stimulasi yang berlebih, kegaduhan, pengobatan, faktor fisiologis

(demam, hipertiodisme, ulkus gastrik, gangguan hati, nafas pendek, urgensi

berkemih, mual, gangguan ketidaknyamanan). Hal tersebut membuat kerja

RAS berlebihan menyebabkan kewaspadaan berlebih dan akhirnya

mengganggu pola tidur pasien (Potter and Perry, 2006).

Page 7: Lp Gangguan Pola Tidur

5. Tanda dan Gejala Gangguan tidur

a. Ketidakpuasan Tidur

b. Keluhan verbal tentang kesulitan-kesulitan tidur

c. Keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat beristirahat dengan baik

d. Tidak dapat tidur (insomnia)

e. Total waktu tidur kurang dari usia yang normal

f. Memiliki kebiasaan buruk atau aneh saat tidur (mengorok, berhenti

nafas, menggerakan anggota keluarga)

g. Bangun 3 kali atau lebih di malam hari

6. Pemeriksaan Penunjang

Menentukan secara pasti gangguan tidur adalah pemeriksaan

polisomnografi. Polisomnografi adalah alat uji diagnostik untuk

mengevaluasi gangguan tidur. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram

(EEG), elektromiogram (EMG), dan elektro-ukologram (EOG) sekaligus.

Dengan alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas

yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab

seringnya klien terjaga di malam hari (Potter and Perry, 2006).

Page 8: Lp Gangguan Pola Tidur

7. Pathway

Faktor psikologis

Merangsang sistem limbik (pengatur sistem emosi) untuk meningkatkan pengeluaran katekolamin

Merangsang Sistem Aktivasi Retikuler (SAR) untuk menurunkan pengeluaran serotonin

Bangun 3 kali atau lebih dimalam hari, insomnia, ketidakpuasan tidur, total waktu tidur kurang, kebiasaan buruk saat tidur dan keluhan verbal lainnya.

Faktor Lingkungan

Merangsang sensori perifer untuk meningkatkan pengeluaran serotonin

Merangsang kortek serebral untuk meningkatkan pengeluaran seroton

Faktor FisiologisNyeri akut

Cemas

Hipertermi

Gangguan eliminasi urin

Gangguan Pola Tidur

Page 9: Lp Gangguan Pola Tidur
Page 10: Lp Gangguan Pola Tidur

Pengkajian

a. Identitas (nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, no.rm,

diagnosa medis)

b. Riwayat Kesehatan (Keluhan utama, Riwayat penyakit sebelum,

Riwayat penyakit dahulu, Riwayat penyakit keluarga)

c. Pola Kesehatan Fungsional:

1) Pemeliharaan Kesehatan

2) Nutrisi Metabolik

3) Eliminasi

4) Pola Persepsi Kognitif

5) Pola Istirahat

a) Pola tidur (jam berapa berangkat tidur, bangun tidur,

lamanya tidur)

b) Kebiasaan menjelang tidur (buang air kecil, membaca

buku, dll)

c) Gangguan tidur yang sering dialami dan cara

mengatasinya

d) Kebiasaan tidur siang

e) Lingkungan tidur (bising, gelap, dingin, dll)

f) Status emosi dan mental

g) Manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat

gangguan istirahat dan tidur, yaitu:

- penampilan wajah (area gelap disekitar mata, bengkak

pada kelopak mata, konjungtiva kemerahan, mata

terlihat cekung, dll)

- Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat dan

tidur (mudah tersinggung, sering menguap, kurang )

- Kelelahan (tampak lelah, letih, lesu, dll)

6) Konsep Diri

7) Pola Peran dan Hubungan

8) Pola Reproduksi

9) Pola Pertahanan Diri dan Koping

Page 11: Lp Gangguan Pola Tidur

10) Keyakinan dan Nilai

d. Pemeriksaan Fisik (Kesadaran umum, BB, TD, N, S, RR) dan

antropometri

8. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor fisiologis, psikologis,

dan lingkungan.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.

3. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan faktor fisiologis.

4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

5. Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis.

Page 12: Lp Gangguan Pola Tidur

9. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

Gangguan pola

tidur

berhubungan

dengan faktor

fisiologis,

psikologis, dan

lingkungan.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan gangguan pola tidur

pasien teratasi dengan kriteria hasil:

K.H Awal Akhir

Jumlah jam

tidur dalam

batas normal

1 5

Pola tidur,

kualitas

dalam batas

normal

1 5

Perasaan

fresh sesudah

tidur/istirahat

1 5

Mampu

mengidentifik

asi hal-hal

yang

meningkatkan

tidur

1 5

1. Tentukan efek

samping obat pada

pola tidur pasien

2. Pantau pola tidur

pasien dan catat

hubungan faktor-

faktor fisik (apnea

saat tidur, sumbatan

jalan nafas, nyeri

atau

ketidaknyamanan,

dan sering berkemih)

atau faktor-faktor

psikologis yang

dapat membantu

pola tidur pasien

3. Jelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

selama sakit

4. Ajarkan pasien dan

orang lain tentang

faktor-faktor yang

dapat berpengaruh

pada gangguan pola

tidur

5. Ciptakan lingkungan

yang nyaman

6. Anjurkan pasien

untuk tidur siang jika

1. Meminimalisir efek

samping obat sehingga

tidak mengganggu pola

tidur

2. Mengetahui penyebab

gangguan pola tidur

3. Pasien memahami

kebutuhan tidur

4. Melibatkan keluarga untuk

meminimalisir gangguan

nyeri

5. Lingkungan nyaman dapat

mendukung tidur pasien

6. Tidur siang dapat

membantu menyukupi

kebutuhan tidur

7. Obat tidur untuk

membantu peningkatan

kualitas dan kuantitas tidur

Page 13: Lp Gangguan Pola Tidur

diperlukan untuk

memenuhi pola tidur

7. Kolaborasi

pemberian obat tidur

Page 14: Lp Gangguan Pola Tidur

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, H. Aziz. (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Guyton, Arthur. (1997). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Edisi 3.

Jakarta: EGC.

NANDA. (2011). Diagnosa Keperawatan 2011-2014. Jakarta: EGC.

Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.2.

Jakarta: EGC.