Upload
uking-jewellpoenya-
View
87
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
LP HemoroidPosted by dwixhikari pada 8 November 2009Oleh : Niken Jayanthi, S.KepLaporan PendahuluanHemoroidI. PengertianHemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku kedoteran Dorland, 1998).Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah rectal yang tidak signifikan (D. D. Ignatavicius, 1998).II. Klasifikasi1. Hemoroid internalAdalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani.Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :Derajad IHemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen.Derajad IIHemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk kembali secara spontan.Derajad IIIHemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi.Derajad IVHemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk kembali.2. Hemoroid EksternalAdalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk.Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :AkutBentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.KronikSedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.III. EtiologiFaktor penyebab hemoroid adalah :• o Mengejan pada waktu defekasi• o Konstipasi menahun• o Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah• o Herediter• o Pembesaran prostat• o Peningkatan tekanan intra abdomen- Kehamilan- Konstipasi- Berdiri dan duduk terlalu lama• o Fibroma uteri• o Tumor rectum• o Diare• o Kongesti pelvisIV. Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid▪ Adanya trauma karena feses yang keras▪ Adanya darah keluar dengan warna merah segar▪ Adanya prolaps▪ Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna)▪ Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalamV. PathwaysTerlampir.VI. Diagnosa keperawatan• Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi, kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.• Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ saraf terputus.• Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi.VII. IntervensiTerlampir.DAFTAR PUSTAKALong, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC.Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth.Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROIDHEMOROIDA. PengertianHemoroid adalah pelebaran vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hanya apabila menyebabkan keluhan atau penyulit diperlukan tindakan. Hemaroid sangat umum terjadi. Pada usia 50 tahun 50% individu mengalami berbagai tipe hemorroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.B. EtiologiFaktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan, Psikis dan Senilis, konstipasi dan kehamilan.Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri ttetapi salling berkaitan.C. KlasifikasiHemaroid dibedakan menjadi dua yaitu : Hemaroid Intern adalah Vena yang berdilatasi pada pleksus vena hemoroidalis superior dan media atau hemoroid yang terjadi atas sfingter anal. Hemaroid intern
Citation preview
LP Hemoroid
Posted by dwixhikari pada 8 November 2009
Oleh : Niken Jayanthi, S.Kep
Laporan Pendahuluan
Hemoroid
I. Pengertian
Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku kedoteran Dorland, 1998).
Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah rectal yang tidak signifikan
(D. D. Ignatavicius, 1998).
II. Klasifikasi
1. Hemoroid internal
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa diatas
spingter ani.
Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :
Derajad I
Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat
prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen.
Derajad II
Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk kembali secara
spontan.
Derajad III
Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi.
Derajad IV
Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk kembali.
2. Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk.
Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :
Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering
sangat nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
Kronik
Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan
penyambung dan sedikit pembuluh darah.
III. Etiologi
Faktor penyebab hemoroid adalah :
o Mengejan pada waktu defekasi o Konstipasi menahun o Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah o Herediter o Pembesaran prostat o Peningkatan tekanan intra abdomen
- Kehamilan
- Konstipasi
- Berdiri dan duduk terlalu lama
o Fibroma uteri o Tumor rectum o Diare o Kongesti pelvis
IV. Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid
▪ Adanya trauma karena feses yang keras
▪ Adanya darah keluar dengan warna merah segar
▪ Adanya prolaps
▪ Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna)
▪ Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam
V. Pathways
Terlampir.
VI. Diagnosa keperawatan
Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi, kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan. Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ saraf terputus. Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi.
VII. Intervensi
Terlampir.
DAFTAR PUSTAKA
Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC.
Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Bruner &
Suddarth.
Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROIDHEMOROID
A. Pengertian
Hemoroid adalah pelebaran vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan
patologik. Hanya apabila menyebabkan keluhan atau penyulit diperlukan tindakan. Hemaroid sangat
umum terjadi. Pada usia 50 tahun 50% individu mengalami berbagai tipe hemorroid berdasarkan
luasnya vena yang terkena.
B. Etiologi
Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan, Psikis dan Senilis, konstipasi
dan kehamilan.
Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan
intraabdominal), fisiologis dan radang.
Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri ttetapi salling berkaitan.
C. Klasifikasi
Hemaroid dibedakan menjadi dua yaitu :
Hemaroid Intern adalah Vena yang berdilatasi pada pleksus vena hemoroidalis superior dan media atau
hemoroid yang terjadi atas sfingter anal. Hemaroid intern ini dibagi menjadi 4 tingkat yaitu :
- Tingkat I : varises satu atau lebih V. hemoroidales interna dengan gejala perdarahanberwarna merah
segar pada saat buang air besar.
- Tingkat II : varises dari satu atau lebih v. hemoroidales interna yang keluar dari dubur pada saat
defekasi tetapi masih dapat kembali dengan sendirinya.
- Tingkat III : seperti tingkst II tetapi tidak dapat masuk spontan, harus didorong kembali.
- Tingkat IV : telah terjadi inkarserasi
Hemaroid ektern yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemaroid inferior terdapat
disebelah distal garis mukokutandidalam jaringan dibawah epitel anus atau hemaroid yang muncul di
luar sfingter anus.
D. Patofisiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis.
Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus dan rektum terjadi trombosis,
ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh feses yang keras.
Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena kaya akan asam. Nyeri
yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah
pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut
dan nekrosis.
Hemorrhoid interna:
Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan terbentuk kolateral
pada vena hemorroidalis superior dan medius. Selain itu Sistem vena portal tidak mempunyai katup
sehingga mudah terjadi aliran balik.
Hemorrid eksterna:
Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna kebiruan, kenyal-
keras,dan nyeri. Bentuk ini sering nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan
reseptor nyeri
E. Manifestasi klinik
Gejala utama berupa :
Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri
Prolaps yang berasal dari tonjolan hemaroid sesuai gradasinya.
Gejala lain yang mengikuti :
Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.
Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.
Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi
F. Pemeriksaan dan diagnosis
a. Anamnesa : BAB diselimuti darah segar atau menetes darah segar sehabis BAB.
b. Fisik : Kemungkinan tidak ditemui kelainan pada pemeriksaan luar, kadang-kadang didapatkan
anemia.
c. Colok dubur : Tidak didapatkan rasa nyeri, tidak teraba tumor. Colok dubur harus dilakukan untuk
mendapatkan kelainan lain.
d. Proktoskopi : ditentukan lokal dan gradasi hemoroid interna yang selanjutnya digunakan untuk
menentukan cara pengobatannya.
G. Diagnosis Banding
Pada penderita dewasa harus di diagnosa banding :
Karsinoma rektum
Karsinoma anus
Fisura ani
Amubiasis
Polip rektum
Pada penderita anak harus di-diagnosa banding :
Polip rektum
Invaginasi
Fisura ani
H. Komplikasi
Perdarahan
Trombosis
Prolaps
I. Penatalaksanaan
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan Tingkatnya, Hemorroid eksterna selalu dengan
operasi. Konservatif indikasi untuk tingkt 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif indikasi
untuk tingkat 3-4, perdarahan dan nyeri.
a. Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
a. Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
b. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan menggunakan
laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
c. Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep, supositoria
yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
b. Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
a. Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk melekatkan
mukosa ke otot yang mendasarinya
b. Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
c. Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas
garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas
hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm
dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar.
Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini
menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.
d. Hemoroidectomy kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid selama
waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak
digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan
luka yang ditimbulkan lama sembuh.
e. Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan
nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.
f. Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi dengan
bedah lebih luas.
g. Hemorroidectomy atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang
terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan
hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah
prosedur operasi selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya
flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal
Perawatan pre dan post operasi
Pre operasi
Pasien mungkin diberikan laxatif dan diberi dorongann untuk memakan diet penuh dan normal hingga
beberapa jam sebelum anattesi lokal dilakukan. Obat pelembek feses sering diberikan untuk
memudahkan pengeluaran feses melalui rektum pasa masa post operatif dan laxatif besar mungkin
diberikan untuk meningkatkan jumlah kotoran yang keluar. Enema mungkin di minta, dilakukan 1-2
jam sebelum pembedahan.
Post operasi
Pembedahan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Rasa nyeri yang merupakan akibat spasme
rektal dapat menghambat buang air kecil dan defikasi. Rasa nyeri dapat diminimalkan dengan
penggunaan analgetik, sitbath, dan pelembek feses. Selama 12 jam pertama setelah pembedahan
perdarahan merupakan hal yang mungkin terjadi. Darah dapat terkumpul didalam lubang anal dan
tidak dikeluarkan, untuk itu tanda-tanda lain dari perdarahan harus di monitor (TTV, tidak dapt
beristirahat dan haus). Pada periode ini sitbath di hindari karena penghangatan akan menambahkan
perdarahan lebih lanjut dengan melebarkan pembuluh darah.
Peningkatan rasa nyaman :
- Bantu pasien untuk tidur dengan posisi yang nyaman, tidur miring sering menjadi pilihan.
- Gunakan ganjalan pengapung dibawah bokong waktu duduk.
- Berikan obat-obat analgesik selama 24 jan pertama.
- Gunakan pemanasan basah setelah 12 jam pertama : kompres rektal atau sit bath dilakukan 3-4
kaali/hari.
Peningkatan eliminasi
- Berikan pelembek feses sesui resep
- Berikan analgetik jika mungkin, menjelang air besar pertama.
- Jika diminta untuk enema, gunkan kateter yang diberi pelumas dengan baik atau tube rektal yang
kecil
Pendidikan pada pasien :
- Lakukan sitbath setiap kali setelah BAB paling kurang 1-2 minggu setelah operasi.
- Makan diet berserat yang adekuat, minum paling sedikit 2000 ml cairan dan berolah raga ringan.
- Pelembek feses mungkin dibutuhkan setiap hari atau setiap beberapa hari hingga penyembuhan
sempurna.
- Lpaorkan gejala-gejala : perdarahan rektal, nyeri terus menerus waktu defikasi, drainasse yang
supuratif.
J.Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen injuri (spasme sfingter pasca operasi)
2. Konstipasi b.d faktor fungsional (penolakan kebiasaan/menggugurkan keinginan untuk defekasi)
3. Ansietas b.d perubahan status kesehatan.
4. Resiko infeksi
5. Defisit self care b.d kelelahan
6. Defisit pengetahuan b.d misinterpretasi informasi
7. PK : Hemoragi
Lp HemoroidHemoroid
I. Pengertian
Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku kedoteran Dorland, 1998).
Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah rectal yang tidak signifikan
(D. D. Ignatavicius, 1998).
II. Klasifikasi
A. Hemoroid internal
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa
diatas spingter ani.
Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :
1. Derajad I
Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat
prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen.
2. Derajad II
Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk kembali
secara spontan.
3. Derajad III
Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi.
4. Derajad IV
Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk kembali.
B. Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk.
Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :
Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini
sering sangat nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
Kronik
Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan
penyambung dan sedikit pembuluh darah.
III. Etiologi
Faktor penyebab hemoroid adalah :
o Mengejan pada waktu defekasi
o Konstipasi menahun
o Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah
o Herediter
o Pembesaran prostat
o Peningkatan tekanan intra abdomen
- Kehamilan
- Konstipasi
- Berdiri dan duduk terlalu lama
o Fibroma uteri
o Tumor rectum
o Diare
o Kongesti pelvis
IV. Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid
▪ Adanya trauma karena feses yang keras
▪ Adanya darah keluar dengan warna merah segar
▪ Adanya prolaps
▪ Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna)
▪ Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam
V. Pathways
Konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, fibroma uteri, pembesaran
prostat, tumor rectum.
VI. Diagnosa keperawatan
1. Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi, kurang pengetahuan terhadap
tindakan yang akan dilakukan.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ saraf terputus.
3. Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.
4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi.
VII. Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
PRE OP
Cemas b/d
penurunan fungsi
kognitif dan
kurangnya
pengetahuan
terhadap
penyakitnya.
POST OP
Gangguan rasa
nyaman nyeri
berhubungan
Setelah diberi penjelasan
tentang prosedur operasi dan
suport mentral dengan KH :
- Pasien mengungkapkan
kondisinya
- Ekspresi wajah pasien tidak
tampak gelisah.
- Klien mau bertanya tentang
tindakan yang akan dilakukan.
Rasa nyeri berkurang setelah
dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 15 menit dengan KH
- pasien mengatakan nyeri
- beri penjelasan tentang prosedur
yang akan dilakukan pada klien
- Orientasikan klien pada
lingkungan yang baru
- Anjurkan klien untuk berdoa
- Beri waktu klien untuk bertanya
- Beri motivasi klien tentang
prosedur tindakan
- Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya
- Kaji TTV
- Teliti keluhan nyeri, catat
intensitasnya, lokasinya dan
lamanya
- Atur posisi senyaman mungkin
Agar pasien jelas
dengan prosedur
apa yang dilakukan
Mengurangi rasa
cemas pada pasien
Agar dapat diketahui
skala nyerinya
pada derajat I-IV,
supaya pasien
tidak tegang dan
timbul cemas
dengan terputusnya
jaringan saraf
perifer
POST OP
Resiko injuri (jatuh
dari bed) b/ d
kesadaran menurun
akibat anastesi
INTRA OP
Gangguan
keseimbangan
cairan dan elektrolit
b/d perdarahan intra
operasi
berkurang.
- Pasien menunjukan skala nyeri
pada angka 3.
- Ekspresi wajah klien rileks.
Meminimalkan penyebab injuri
dengan melakukan tindakan 1x
15 menit, KH :
- Klien tidak jatuh dari bed
- Klien dalam posisi yang
nyaman
Volume cairan dalam tubuh
seimbang setelah dilakukan 1 x
10 menit dengan KH :
- TTV dalam batas normal :
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/ menit
S : 35,4 0 C
R : 20 x/ menit
- Integritas kulit baik
- Seimbang antara input dan out
put
- Ajarkan managemen relaksasi
- Monitor TTV
- Kolaborasi pemberian obat
analgetik
- Memberi bed tambahan dikanan
dan kiri klien
- Pantau posisi klien
- Memantau TTV
- Memantau intake dan output
cairan
- Memantau integritas cairan
Untuk kenyamanan
pasien
Mengetahui cairan
intek maupun
output apakah
seimbang atau
tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC
Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth
Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC