15
LP Hemoroid Posted by dwixhikari pada 8 November 2009 Oleh : Niken Jayanthi, S.Kep Laporan Pendahuluan Hemoroid I. Pengertian Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku kedoteran Dorland, 1998). Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah rectal yang tidak signifikan (D. D. Ignatavicius, 1998). II. Klasifikasi 1. Hemoroid internal Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani. Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad : Derajad I Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen. Derajad II Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk kembali secara spontan. Derajad III Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi. Derajad IV Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk kembali. 2. Hemoroid Eksternal Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk. Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu : Akut Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

LP Hemoroid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LP HemoroidPosted by dwixhikari pada 8 November 2009Oleh : Niken Jayanthi, S.KepLaporan PendahuluanHemoroidI. PengertianHemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku kedoteran Dorland, 1998).Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah rectal yang tidak signifikan (D. D. Ignatavicius, 1998).II. Klasifikasi1. Hemoroid internalAdalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani.Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :Derajad IHemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen.Derajad IIHemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk kembali secara spontan.Derajad IIIHemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi.Derajad IVHemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk kembali.2. Hemoroid EksternalAdalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk.Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :AkutBentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.KronikSedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.III. EtiologiFaktor penyebab hemoroid adalah :• o Mengejan pada waktu defekasi• o Konstipasi menahun• o Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah• o Herediter• o Pembesaran prostat• o Peningkatan tekanan intra abdomen- Kehamilan- Konstipasi- Berdiri dan duduk terlalu lama• o Fibroma uteri• o Tumor rectum• o Diare• o Kongesti pelvisIV. Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid▪ Adanya trauma karena feses yang keras▪ Adanya darah keluar dengan warna merah segar▪ Adanya prolaps▪ Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna)▪ Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalamV. PathwaysTerlampir.VI. Diagnosa keperawatan• Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi, kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.• Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ saraf terputus.• Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi.VII. IntervensiTerlampir.DAFTAR PUSTAKALong, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC.Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth.Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROIDHEMOROIDA. PengertianHemoroid adalah pelebaran vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hanya apabila menyebabkan keluhan atau penyulit diperlukan tindakan. Hemaroid sangat umum terjadi. Pada usia 50 tahun 50% individu mengalami berbagai tipe hemorroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.B. EtiologiFaktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan, Psikis dan Senilis, konstipasi dan kehamilan.Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri ttetapi salling berkaitan.C. KlasifikasiHemaroid dibedakan menjadi dua yaitu : Hemaroid Intern adalah Vena yang berdilatasi pada pleksus vena hemoroidalis superior dan media atau hemoroid yang terjadi atas sfingter anal. Hemaroid intern

Citation preview

Page 1: LP Hemoroid

LP Hemoroid

Posted by dwixhikari pada 8 November 2009

Oleh : Niken Jayanthi, S.Kep

Laporan Pendahuluan

Hemoroid

I. Pengertian

Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku kedoteran Dorland, 1998).

Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah rectal yang tidak signifikan

(D. D. Ignatavicius, 1998).

II. Klasifikasi

1. Hemoroid internal

Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa diatas

spingter ani.

Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :

Derajad I

Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat

prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen.

Derajad II

Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk kembali secara

spontan.

Derajad III

Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi.

Derajad IV

Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk kembali.

2. Hemoroid  Eksternal

Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk.

Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :

Akut

Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya

merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering

sangat nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

Kronik

Page 2: LP Hemoroid

Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan

penyambung dan sedikit pembuluh darah.

III. Etiologi

Faktor penyebab hemoroid adalah :

o Mengejan pada waktu defekasi o Konstipasi menahun o Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah o Herediter o Pembesaran prostat o Peningkatan tekanan intra abdomen

-   Kehamilan

-   Konstipasi

-   Berdiri dan duduk terlalu lama

o Fibroma uteri o Tumor rectum o Diare o Kongesti pelvis

IV. Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid

▪   Adanya trauma karena feses yang keras

▪   Adanya darah keluar dengan warna merah segar

▪   Adanya prolaps

▪   Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna)

▪   Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam

V. Pathways

Terlampir.

VI. Diagnosa keperawatan

Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi, kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan. Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ saraf terputus. Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi.

VII. Intervensi

Terlampir.

DAFTAR PUSTAKA

Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC.

Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Bruner &

Suddarth.

Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Page 3: LP Hemoroid

LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROIDHEMOROID

A.    Pengertian

Hemoroid adalah pelebaran vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan

patologik. Hanya apabila menyebabkan keluhan atau penyulit diperlukan tindakan. Hemaroid sangat

umum terjadi. Pada usia 50 tahun 50% individu mengalami berbagai tipe hemorroid berdasarkan

luasnya vena yang terkena.

B.     Etiologi

Faktor predisposisi yaitu :  Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan, Psikis dan Senilis, konstipasi

dan kehamilan.

Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan

intraabdominal), fisiologis dan radang.

Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri ttetapi salling berkaitan.

C.    Klasifikasi

Hemaroid dibedakan menjadi dua yaitu :

  Hemaroid Intern adalah Vena yang berdilatasi pada pleksus vena hemoroidalis superior dan media atau

hemoroid yang terjadi atas sfingter anal. Hemaroid intern ini dibagi menjadi 4 tingkat yaitu :

-    Tingkat I : varises satu atau lebih V. hemoroidales interna dengan gejala perdarahanberwarna merah

segar pada saat buang air besar.

-    Tingkat II : varises dari satu atau lebih v. hemoroidales interna yang keluar dari dubur pada saat

defekasi tetapi masih dapat kembali dengan sendirinya.

-    Tingkat III : seperti tingkst II tetapi tidak dapat masuk spontan, harus didorong kembali.

-    Tingkat IV : telah terjadi inkarserasi

  Hemaroid ektern yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemaroid inferior terdapat

disebelah distal garis mukokutandidalam jaringan dibawah epitel anus atau hemaroid yang muncul di

luar sfingter anus.

D.    Patofisiologi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis.

Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus dan rektum terjadi trombosis,

ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh feses yang keras.

Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena kaya akan asam. Nyeri

yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan  oleh trombosis. Trombosis adalah

pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut

dan nekrosis.

Hemorrhoid interna:

Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan terbentuk kolateral

pada vena hemorroidalis superior dan medius. Selain itu Sistem vena portal tidak mempunyai katup

sehingga mudah terjadi aliran balik.

Hemorrid eksterna:

Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna kebiruan, kenyal-

keras,dan nyeri. Bentuk ini sering nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan

reseptor nyeri

Page 4: LP Hemoroid

E.     Manifestasi klinik

Gejala utama berupa :

  Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri

  Prolaps yang berasal dari tonjolan hemaroid sesuai gradasinya.

Gejala lain yang mengikuti :

 Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.

 Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.

 Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi

F.     Pemeriksaan dan diagnosis

a.       Anamnesa : BAB diselimuti darah segar atau menetes darah segar sehabis BAB.

b.       Fisik : Kemungkinan tidak ditemui kelainan pada pemeriksaan luar, kadang-kadang didapatkan

anemia.

c.       Colok dubur : Tidak didapatkan rasa nyeri, tidak teraba tumor. Colok dubur harus dilakukan untuk

mendapatkan kelainan lain.

d.       Proktoskopi : ditentukan lokal dan gradasi hemoroid interna yang selanjutnya digunakan untuk

menentukan cara pengobatannya.

G.    Diagnosis Banding

Pada penderita dewasa harus di diagnosa banding :

        Karsinoma rektum

        Karsinoma anus

        Fisura ani

        Amubiasis

        Polip rektum

Pada penderita anak harus di-diagnosa banding :

        Polip rektum

        Invaginasi

        Fisura ani

H.    Komplikasi

  Perdarahan

  Trombosis

  Prolaps

I.       Penatalaksanaan

Hemorroid interna diterapi sesuai dengan Tingkatnya, Hemorroid eksterna selalu dengan

operasi.  Konservatif indikasi untuk tingkt 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus.  Operatif indikasi

untuk tingkat 3-4, perdarahan dan nyeri.

a.       Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:

a.       Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.

b.      Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan menggunakan

laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.

c.       Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep, supositoria

yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.

b.      Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:

a.       Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk melekatkan

mukosa ke otot yang mendasarinya

Page 5: LP Hemoroid

b.      Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.

c.       Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal

Adalah prosedur ligasi pita karet.  Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas

garis mukokutan dipegang dengan alat.  Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas

hemorrhoid.  Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm

dilepas.  Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar.

Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini

menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.

d.      Hemoroidectomy kriosirurgi

Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid selama

waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak

digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan

luka yang ditimbulkan lama sembuh.

e.       Laser Nd: YAG

Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal.  Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan

nyeri.  Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.

f.       Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi dengan

bedah lebih luas.

g.      Hemorroidectomy atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang

terlibat dalam proses ini.  Selama pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan

hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi.  Setelah

prosedur operasi selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya

flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal

 Perawatan pre dan post operasi

  Pre operasi

Pasien mungkin diberikan laxatif dan diberi dorongann untuk memakan diet penuh dan normal hingga

beberapa jam sebelum anattesi lokal dilakukan. Obat pelembek feses sering diberikan untuk

memudahkan pengeluaran feses melalui rektum pasa masa post operatif dan laxatif besar mungkin

diberikan untuk meningkatkan jumlah kotoran yang keluar. Enema mungkin di minta, dilakukan 1-2

jam sebelum pembedahan.

  Post operasi

Pembedahan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Rasa nyeri yang merupakan akibat spasme

rektal dapat menghambat buang air kecil dan defikasi. Rasa nyeri dapat diminimalkan dengan

penggunaan analgetik, sitbath, dan pelembek feses.  Selama 12 jam pertama setelah pembedahan

perdarahan merupakan hal yang mungkin terjadi. Darah dapat terkumpul didalam lubang anal dan

tidak dikeluarkan, untuk itu tanda-tanda lain dari perdarahan harus di monitor (TTV, tidak dapt

beristirahat dan haus). Pada periode ini sitbath di hindari karena penghangatan akan menambahkan

perdarahan lebih lanjut dengan melebarkan pembuluh darah.

Peningkatan rasa nyaman :

-          Bantu pasien untuk tidur dengan posisi yang nyaman, tidur miring sering menjadi pilihan.

-          Gunakan ganjalan pengapung dibawah bokong waktu duduk.

-          Berikan obat-obat analgesik selama 24 jan pertama.

-          Gunakan pemanasan basah setelah 12 jam pertama : kompres rektal atau sit bath dilakukan 3-4

kaali/hari.

Peningkatan eliminasi

-          Berikan pelembek feses sesui resep

Page 6: LP Hemoroid

-          Berikan analgetik jika mungkin, menjelang air besar pertama.

-          Jika diminta untuk enema, gunkan kateter yang diberi pelumas dengan baik atau tube rektal yang

kecil

Pendidikan pada pasien :

-          Lakukan sitbath setiap kali setelah BAB paling kurang 1-2 minggu setelah operasi.

-          Makan diet berserat yang adekuat, minum paling sedikit 2000 ml cairan dan berolah raga ringan.

-          Pelembek feses mungkin dibutuhkan setiap hari atau setiap beberapa hari hingga penyembuhan

sempurna.

-          Lpaorkan gejala-gejala : perdarahan rektal, nyeri terus menerus waktu defikasi, drainasse yang

supuratif.

J.Diagnosa keperawatan

1.      Nyeri akut b.d agen injuri (spasme sfingter pasca operasi)

2.      Konstipasi b.d faktor fungsional (penolakan kebiasaan/menggugurkan keinginan untuk defekasi)

3.      Ansietas b.d perubahan status kesehatan.

4.      Resiko infeksi

5.      Defisit self care b.d kelelahan

6.      Defisit pengetahuan b.d misinterpretasi informasi

7.      PK : Hemoragi

Page 7: LP Hemoroid

Lp HemoroidHemoroid

I. Pengertian

Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku kedoteran Dorland, 1998).

Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah rectal yang tidak signifikan

(D. D. Ignatavicius, 1998).

II. Klasifikasi

A. Hemoroid internal

Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa

diatas spingter ani.

Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :

1.      Derajad I

Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat

prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen.

2.      Derajad II

Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk kembali

secara spontan.

3.      Derajad III

Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi.

4.      Derajad IV

Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk kembali.

B. Hemoroid  Eksternal

Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk.

Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :

   Akut

Page 8: LP Hemoroid

Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya

merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini

sering sangat nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

   Kronik

Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan

penyambung dan sedikit pembuluh darah.

III. Etiologi

            Faktor penyebab hemoroid adalah :

o Mengejan pada waktu defekasi

o Konstipasi menahun

o Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah

o Herediter

o Pembesaran prostat

o Peningkatan tekanan intra abdomen

-    Kehamilan

-    Konstipasi

-    Berdiri dan duduk terlalu lama

o Fibroma uteri

o Tumor rectum

o Diare

o Kongesti pelvis

IV. Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid

▪   Adanya trauma karena feses yang keras

▪   Adanya darah keluar dengan warna merah segar

▪   Adanya prolaps

▪   Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna)

▪   Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam

V. Pathways

Page 9: LP Hemoroid

Konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, fibroma uteri, pembesaran

prostat, tumor rectum.

 

Page 10: LP Hemoroid
Page 11: LP Hemoroid

VI. Diagnosa keperawatan

1.      Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi, kurang pengetahuan terhadap

tindakan yang akan dilakukan.

2.      Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ saraf terputus.

3.      Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.

4.      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi.

VII. Intervensi

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

PRE OP

Cemas b/d

penurunan fungsi

kognitif dan

kurangnya

pengetahuan

terhadap

penyakitnya.

POST OP

Gangguan rasa

nyaman nyeri

berhubungan

Setelah diberi penjelasan

tentang prosedur operasi dan

suport mentral dengan KH :

-  Pasien mengungkapkan

kondisinya

-  Ekspresi wajah pasien tidak

tampak gelisah.

-  Klien mau bertanya tentang

tindakan yang akan dilakukan.

Rasa nyeri berkurang setelah

dilakukan tindakan keperawatan

selama 1 x 15 menit dengan KH

-  pasien mengatakan nyeri

-  beri penjelasan tentang prosedur

yang akan dilakukan pada klien

-  Orientasikan klien pada

lingkungan yang baru

-  Anjurkan klien untuk berdoa

-  Beri waktu klien untuk bertanya

-  Beri motivasi klien tentang

prosedur tindakan

-  Dorong klien untuk

mengungkapkan perasaannya

-  Kaji TTV

-  Teliti keluhan nyeri, catat

intensitasnya, lokasinya dan

lamanya

- Atur posisi senyaman mungkin

 Agar pasien jelas

dengan prosedur

apa yang dilakukan

 Mengurangi rasa

cemas pada pasien

        

        

 Agar dapat diketahui

skala nyerinya

pada derajat I-IV,

supaya pasien

tidak tegang dan

timbul cemas

Page 12: LP Hemoroid

dengan terputusnya

jaringan saraf

perifer

POST OP

Resiko injuri (jatuh

dari bed) b/ d

kesadaran menurun

akibat anastesi

INTRA OP

Gangguan

keseimbangan

cairan dan elektrolit

b/d perdarahan intra

operasi

berkurang.

-  Pasien menunjukan skala nyeri

pada angka 3.

-  Ekspresi wajah klien rileks.

Meminimalkan penyebab injuri

dengan melakukan tindakan 1x

15 menit, KH :

-  Klien tidak jatuh dari bed

-  Klien dalam posisi yang

nyaman

Volume cairan dalam tubuh

seimbang setelah dilakukan 1 x

10 menit dengan KH :

-  TTV dalam batas normal :

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/ menit

S : 35,4 0 C

R : 20 x/ menit

-  Integritas kulit baik

-  Seimbang antara input dan out

put

- Ajarkan managemen relaksasi

-  Monitor TTV

-  Kolaborasi pemberian obat

analgetik

-  Memberi bed tambahan dikanan

dan kiri klien

-  Pantau posisi klien

-  Memantau TTV

-  Memantau intake dan output

cairan

-  Memantau integritas cairan

 Untuk kenyamanan

pasien

 Mengetahui cairan

intek maupun

output apakah

seimbang atau

tidak.

Page 13: LP Hemoroid

DAFTAR PUSTAKA

Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC

Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth

Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC