52
RP 20.000 RP 20 00 R RP R 2 0 20 0 0 0 00 0 00 PDI-P Perlu Berbenah 74 | 26 Januari - 1 Februari 2015

Majalah balipost edisi 74

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Majalah balipost edisi 74

RP 20.000RP 20 00RRPR 2020 0 0000000

PDI-P Perlu Berbenah

74 | 26 Januari - 1 Februari 2015

Page 2: Majalah balipost edisi 74
Page 3: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 3

D A F T A R I S I

PENDIDIKAN�PAUD Rintisan Dimatangkan, Banjar Mesti Siap Jadi Pengelola 18MANCANEGARA�Misteri Mayat di Sungai Gangga 20

DAERAH�Retribusi Naik, Kunjungan Anjlok 22KESEHATAN�Pemberian Vaksin Cegah Kanker Serviks 24

LENSA�Simbol Koruptor 26

OLAHRAGA� 16 Jam Berenang di Laut Lepas 28LINGKUNGAN� Cuaca Buruk Petani Garam Terpuruk 36

PARIWISATA� Menghalau Serbuan Naker Asing ke Bali 38TRADISI� “Kendang Mabarung” Bentuk ’’Perlawanan’’ terhadap Pakem yang Ada 44PROPERTI� Aturan Ketinggian Bangunan Direvisi? 46SENI� ”Okokan” dan ”Tektekan”, Kesenian Khas Tabanan 48PROFIL� I Gusti Ayu Kade Oka Dewi Pertiwi Tetap Semangat 50

OPINI� Merevolusi Sistem Kaderisasi Politik 6BALI SEPEKAN�“Pangempon” Pura Dalem Selaungan Diancam 7LAPORAN UTAMA�Terdepan Jaga BaliPDI-P Harus Tolak Reklamasi 8

�PDI-P Perlu Berbenah 10�Harapan ’’Wong Cilik’’ pada PDI-P 11PEMERINTAHAN�Badung Jaga Keharmonisan Desa Dinas dan Desa Adat 14POLITIK�Menjaga Bali adalah ’’Swadharma’’ 16�“Krama Bendega” Terabaikan 17

Page 4: Majalah balipost edisi 74

4

26 Januari - 1 Februari 20154

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana,

Ngurah Kertanegara, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Manik Astajaya,

Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati, Wira Sanjiwani.

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel/opini atau pikiran pembaca silakan kirimkan ke [email protected] atau [email protected]. Panjang artikel maksimal 2.500 karakter, sertakan foto, pikiran pembaca maksimal 1.000 karakter.

Pada 27-30 Desember 2014 lalu diselenggarakan Kejuaraan Renang Antar-Per-kumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI) di Yogyakarta. Peserta yang berjumlah

1.187 ditambah dengan official ditambah lagi dengan orangtua atau saudara dari peserta maka keseluruhan jumlah pengunjung kota Yogyakarta dari lomba renang ini bisa mencapai 2.000 orang.

Pada umumnya mereka sudah tiba di Yogyakarta pada 25 Desember dan sebagian besar baru balik ke kota asalnya pada 1 Januari 2015. Dalam satu minggu saja di akhir tahun kota Yogyakarta menambah penghasilannya dari sektor hotel, restoran, transportasi dan tempat wisata lumayan besar.

Saya ingin mengingatkan kabupaten yang ada di Bali untuk membuat kolam renang berskala internasional karena Bali tidak memiliki itu. Padahal beberapa atlet yang berasal dari Bali seperti Gede Siman Sudartawa sudah mengharumkan nama Indonesia di kalangan renang tingkat internasional, dan saya yakin ke depannya akan bertambah lagi, mengingat Klub Bali Pari asal Badung menyabet peringkat ke-4 pada KRAPSI XXXVI tersebut. Para perenang muda Bali Pari masih dapat ditingkatkan lagi prestasinya sehingga nantinya dapat mengikuti jejak Gede Siman Sudartawa yang dulunya belajar renang di Klub Elang Laut Denpasar.

Para orangtua atlet luar Bali sering menanyakan, kapan olahraga ini bisa diseleng-garakan di Bali. Mereka dengan pasti bilang bahwa akan mengajak keluarga lebih banyak jika diselenggarakan di Bali karena sambil berlibur. Oleh karena itu sudah saatnya salah satu kabupaten di Bali mulai memikirkan untuk membangun kolam renang berskala internasional jika ingin lebih memajukan kepariwisataan daerahnya. Kolam renang bukan saja dapat dijadikan arena lomba renang, namun ada kejuaraan polo air, loncat indah dan renang indah yang sama sekali kita belum memiliki atlet cabang olahraga tersebut karena memang belum ada kolam renang yang mumpuni sebagai tempat latihannya.

Bagus Priyono Susilo (Agus Sangging)

Br. Kebon Blahbatuh, Gianyar

Bali Perlu Kolam Renang Berskala Internasional

Page 5: Majalah balipost edisi 74

5

26 Januari - 1 Februari 2015 5

PERAN Guru dalam menentukan nasib siswa sempat terpinggirkan. Selama beberapa tahun, hasil Ujian Nasional (UN) menjadi penentu nasib siswa. Kini, hasil UN kini tak lagi men-jadi momok siswa. Mulai tahun ini, UN hanya akan menjadi indikator pemetaan mutu pendidikan. Rencana pemerintah memberikan hak kepada dewan guru menentukan nasib siswanya disambut positif banyak pihak. Bahkan, ketika Pusat Data Bali Post mengelar jajak pendapat terkait hal ini di seluruh Bali, terdapat 71,40 persen responden menyatakan setuju jika kelulusan siswa ditentukan dewan guru.

Selama ini, UN pun diyakini bukan solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ketika UN dijadikan sebagai penentu kelulusan, banyak sekolah melakukan rekayasa dan adu strategi. Bahkan, banyak guru terpaksa masuk lebih awal untuk menyiapkan ‘’strategi sukses’’ bagi siswanya. Dengan penentuan kelulusan oleh dewan guru, maka keputusannya akan lebih objektif mengingat akan memadukan indikator kemampuan aka-

demik dan prilaku siswa selama proses pembelajaran.

Sedangkan 23,12 persen responden mengatakan tidak setuju jika kelulusan hanya ditentukan dewan guru. Jika ini diterapkan maka subjektivitas akan menguat. Mestinya UN tetap menjadi rujukan namun tetap harus diimbangi dengan nilai pembanding termasuk prilaku siswa. UN harus tetap dijadikan tolok ukur meningkat-kan standar mutu pendidikan nasional. UN harus tetap menjadi indikator pe-nentu kelulusan, bukan hanya sebagai alat pemetaan kualitas pendidikan. Sedangkan 5,48 persen responden mengaku tidak tahu secara pasti ke-bijakan pendidikan nasional saat ini. Responden mengatakan dengan ditol-eransinya sekolah memilih kurikulum pembelajaran, pemerintah dinilai tidak punya sikap. Mestinya untuk menin-gkatkan mutu pendidikan, kurikulum harus sama di seluruh Indonesia. Jika pilihan kurikulumnya berbeda, sistem penentuan kelulusannya juga tak bisa disamakan.

� Dira Arsana

Setujukah anda, kelulusan siswa

ditentukan Dewan Guru?

grafis/tomik cahya

N:584

5,48%Tidak tahu

23,12%Tidak setuju

71,40%Setuju

Diputuskan Dewan Guru

Page 6: Majalah balipost edisi 74

6

Frasa politik paling terkenal di abad ke-20 mungkin adalah yang disampaikan oleh John Fitzgerald Kennedy di India-

napolis pada April 1959, “When written in Chinese the word crisis is composed of two characters. One represents danger, and the other represents op-portunity”. Krisis datang bukan hanya membawa bahaya tapi juga peluang, ujarnya memotivasi saat itu. Sayang JFK tidak merinci bagaimana caranya mentransformasi krisis itu menjadi sebuah harapan perbaikan.

Namun ada satu contoh kasus. Krisis yang membawa revolusi pembaharuan sudah lama terjadi di Singapura dan terbukti mendorong kemajuan negara dengan cepat. People’s Action Party (PAP),partai tertua Singapura, pada awal 1970an mengalami friksi yang keras antara golongan pembaharunya antara lain dipimpin oleh Perdana Men-teri Lee Kuan Yew, Goh Keng Swee, S. Rajaratnam, Lim Kim San, dan Hon Sui Sen dengan petinggi partai paling senior saat itu Toh Chin Chye yang disokong banyak menteri kabinet dan anggota parlemen seperti Lee Koon Choy, Fong Sip Chee, Chan Chee Seng, dan Chor Yock Eng.

PM Lee berpendapat posisi-posisi elit dalam struktur pemerintahan Sin-gapura harus diisi oleh orang-orang luar partai, berusia 35-40an tahun, bersinar di bidangnya, dan baru akan diberikan status keanggotaan resmi PAP saat telah menduduki kursi ja-batan. Tapi Toh tidak sepakat dengan mengatakan para elit politik tidak boleh “diterjunkan dengan parasut” seperti argumen Lee tapi haruslah anggota par ta i yang datang dar i bawah dan telah lama berkecimpung di PAP.

Walaupun pada akhirnya dengan kekuasaannya sebagai perdana menteri Lee berhasil menjalankan idenya, pada pemilu selanjutnya terbukti suara PAP jeblok sampai hampir tersusul oleh perolehan The Workers’ Party (WP). Penyebabnya simpel, masyarakat tidak mengenal calon-calon dari PAP yang muda dan berprestasi tapi kalah

populer dengan calon WP yang sudah lebih lama berkiprah.

Lee yang terpojok karena revolus-inya dianggap blunder, bersikeras dan mengatakan “mulai pemilu mendatang calon dari PAP akan dipilih sesaat set-elah pemilu yang sedang berlangsung usai, sehingga mereka punya waktu lebih panjang untuk mengenalkan dirinya!”. Terbukti hingga sekarang jajaran elite Singapura mayoritas diisi orang-orang “berkelas” dan menopang performa negaranya ditingkat global.

Energetic Cadre System40 tahun kemudian dalam bukunya

From Third World to First: The Singa-pore Story, Lee mengutarakan apapun bentuk negara dan sistem pemerintah-annya partai politik harus memiliki me-kanisme energetic cadre system. Tanpa ini partai akan terus dibayangi krisis kepemimpinan dan krisis dukungan rakyat yang selanjutnya akan berimbas buruk pada performa pemerintahan negara. Dengan kata lain kemampuan terbang sebuah partai dalam cuaca politik yang dinamis sesungguhnya banyak bertumpu pada satu mesin utama tersebut.

Energetic cadre system sesungguh-nya adalah “pengkastaan” dalam tu-buh PAP. Ada dua jenis keanggotaan, cadre membership dan ordinary mem-bership. Cadre membership adalah profesional muda berprestasi yang datang dari luar dan diproyeksikan untuk menduduki posisi-posisi kunci pemerintahan. Sedangkan ordinary membership adalah pengurus partai yang justru dibatasi aksesnya ke kursi kekuasaan tersebut.

Mauzy dan Milne (2002) menulis tiap tahun ada sekitar 100 calon kader untuk kemudian dipilih sekitar 20 orang untuk “dipoles dan diorbitkan”. Namun, mantan Menteri Dalam Negeri Wong Kan Seng membocorkan sesung-guhnya ada sekitar 1.000 lebih calon yang disaring tiap tahun.

Para calon ini lantas diundang ke “perjamuan teh” bersama para menteri kabinet untuk diteliti caranya berso-sialisasi dan berdiskusi isu-isu penting. Proses ini bisa berlangsung sebanyak lima kali sebelum yang tersisa akh-irnya diundang wawancara dengan PM Lee. Tidak selesai sampai di situ, babak terakhirnya adalah psikotes yang kabarnya didesain khusus oleh perusahaan migas Shell untuk me-nilai “helicopter ability” para calon kader (Lee, 2000). Mauzy dan Milne mendeskripsikannya sebagai skill un-tuk melihat secara makro namun jeli mengidentifikasi detil kritis suatu per-soalan. Konon kemampuan inilah yang menjadi penentu utama lolos tidaknya menjadi kader PAP.

Selain energetic cadre system sebe-narnya ada tiga karakter dasar lainnya yang ditulis Lee untuk melindungi par-tai dari kemelut krisis yaitu cohesive decision-making process, settlement of intra-party conflicts dan anti-cor-ruption measurements. Namun berkaca dari krisis yang lalu, dari tahun baru ini semuanya sudah selayaknya mulai aktif merevolusi sistem kaderisasi politik bangsa yang terbukti masih gagal.

Penulis, peneliti politik di Sogang University, Korea Selatan,

tinggal di Seoul

O P I N I

26 Januari - 1 Februari 20156

Oleh Pandu Rachmatika

Merevolusi Sistem Kaderisasi Politik

Page 7: Majalah balipost edisi 74

7

26 Januari - 1 Februari 2015 7

B A L I S E P E K A N

BERLOKASI di lahan milik I Wayan Wir-ta di Banjar Sareseda, Tampaksiring, Gianyar, Jumat (9/1), ditemukan dua buah patung dari batu paras (batu cadas-red) yang diduga benda purbakala. Kini instansi terkait masih melaku-kan penyelidikan terhadap penemuan patung dengan bentuk ukiran kepala gajah ini.

Informasi yang berhasil dihimpun menye-butkan penemuan benda ini bermula dari tanah tebing milik I Wayan Wirta yang diratakan dengan alat berat escavator. Pada saat proses pengerukan yang dilakukan petugas, Supar-man, tiba-tiba alat berat terbentur batu keras

yang mengganggu pergerakan mesin. Dengan bantuan masyarakat, dua benda berbentuk kepala gajah ini kemudian dikeluarkan.

Kepala Dinas Kebudayaan I Gusti Ngu-rah Wijana yang diminta konfirmasinya mengatakan, pihaknya bersama Asisten I Sekda Kabupaten Gianyar, Cok Rai Widiarsa sudah melakukan pengecekan ke Banjar Sareseda, Tampaksiring pada, Sabtu (10/1) sore. Dugaan sementara benda ini merupakan pancuran di tempat permandian raja pada zaman dulu.

� Agung Dharmada

AKTIVITAS galian C di sekitar ar-eal Pura Dalem Suci Selaungan, Banjar Dalem, Desa Songan A, Kintamani mem-buat pihak pangempon pura resah. Pasal-nya, selain keselamatan pura terancam bahaya longsor, para penggali di kawasan itu juga mengancam pihak pangempon pura. Mereka diancam dengan bambu ketika hendak melakukan pengukuran jarak tepi areal pura dengan lokasi galian C beberapa waktu lalu.

Sebagaimana yang disampaikan salah seorang pangempon Pura Dalem Suci Selaungan Wayan Gede Parwata, saat ditemui di Polres Bangli, Senin (12/1) ke-marin. Dikatakan, saat pihak pangempon, yakni Nyoman Pariarta dan Wayan Gede Arisupadma melakuan pengukuran di

KENDATI telah ditata, kawasan Civic Center belum bebas dari banjir. Dua hari terakhir, selama beberapa jam jalan masuk sebelah timur kawasan pemerin-tahan itu tergenang air. Genangan air set-inggi lutut orang dewasa itu akibat hujan yang mengguyur selama empat jam.

Diduga saluran pembuangan juga ter-sumbat sehingga air menggenangi jalan di Barat Pura Jagatnata itu. Beberapa warga yang kebetulan hendak melintas mengendarai sepeda motor, Minggu (12/1), urung melintasi jalan karena kha-watir mesin ikut terendam. Jalan menuju

gedung DPRD Jembrana itu digenangi air selama beberapa jam.

Selain jalan masuk di sisi timur, jalan di sisi barat menuju Pengadilan Negeri dan Kantor Pertanahan Kementerian Agraria juga tergenangi air. Selain di jalan, air juga menggenang di Taman Pecangakan, yang memang posisinya lebih rendah. Bahkan se-jumlah tanaman ikut terendam, taman men-jadi genangan air. Curah hujan yang cukup tinggi dan berlangsung lama mengakibat-kan air di kolam yang mengelilini Gedung Kesenian Bung Karno juga penuh.

� Suryadharma

MESKI diizinkan melakukan tender lebih awal dari pelaksanaan tahun anggaran, ternyata program terobosan angkutan umum bagi siswa ke sekolah Trans Serasi tidak serta merta bisa dituntaskan dengan cepat. Sejum-lah warga pun mempertanyakan kelanjutan program tersebut. Pasalnya, proses tender membutuhkan waktu cukup lama. Belum lagi dipotong masa liburan. Akibatnya program moda transportasi yang digagas untuk men-gurangi angka laka lantas yang melibatkan pelajar ini tersendat.

Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom (Dishub) Kabupaten Tabanan I Made Agus Arta Wiguna saat dikonfirmasi mengakui program trans serasi tersebut masih dalam proses tender. “Kita masih dalam proses tender,” katanya.

� Puspadewi

SATU unit gedung dengan empat lokal (ruang belajar) di SDN 7 Da-tah, Kecamatan Abang, Karangasem, kondisinya memprihatinkan. Tembok sekolah sudah banyak yang retak, atap genting banyak pecah sehingga gedung bocor. Saat mendung dan hujan lebat, siswa terpaksa dipulangkan lebih awal, karena guru khawatir gedung tersebut ambruk.

Hal itu disampaikan guru setempat, Komang Anantayasa, S.Pd., dan lima re-kannya serta Kepala SD I Wayan Putra, S.Pd., Senin (12/1) di SD di wilayah Ati itu. Putra mengatakan, pihaknya sudah pernah menghadap kepada Wakil Bupati Karangasem Made Sukerana. Selain itu juga sudah rutin menyampaikan laporan soal kondisi sekolah itu. Selain gedung sudah tua, areal sekolah tiap hujan lebat diterjang banjir. Budana

Siswa belajar di gedung tua dengan tembok retak dan atap bocor. Guru khawatir SDN 7 Datah ambruk saat musim hujan.

� Budana

“Pangempon” Pura Dalem Selaungan Diancam

lokasi dengan menggunakan tali dan patok, tiba-tiba oknum warga yang diketahui merupakan salah seorang pemilik galian mendatangi keduanya dan mengancam dengan bambu. Kedua pangempon pura itu pun lari menyelamatkan diri. Atas anca-man tersebut, pihak pangempon akhirnya memilih untuk menempuh jalur hukum dengan melapor ke Polres Bangli.

� Swasrina

MBP/ina

Hujan Empat Jam

Jalan Civic Center Tergenang

Gedung SDN 7 Datah Retak dan Bocor

Pengoperasian Trans Serasi Tersendat

Dua Benda Purbakala Ditemukan di Tampaksiring

Page 8: Majalah balipost edisi 74

8

8 26 Januari - 1 Februari 2015

L A P O R A N U T A M A

Akademisi, pengamat politik yang juga Direktur LSM Bali Sruti Dr. Luh Riniti Rahayu menilai selama ini belum terlihat banyak kader PDI-P yang mam-pu menyuarakan aspirasi masyarakat yang diwakilinya. Hubungan dengan

konstituennya kebanya-kan hanyalah sesaat

saja, yaitu pada saat kampanye. Begitu mereka duduk di legislatif mau-pun eksekutif, hubungan den-gan rakyat se-

olah-olah putus. “Mereka berjuang hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Ini terbukti dengan kurangnya keberanian bersuara lantang dalam memperjuangkan aspirasi rakyat, belum jelas terlihat membela wong cilik. Mereka lebih memilih di zona aman daripada berjuang membela Bali yang penuh risiko politik,” kata Riniti, pekan lalu.

Kata dia, andai saja para kader PDI-P baik di legislatif maupun eksekutif bisa memberi contoh dengan perilaku jujur dan bersih, kerja keras membela wong cilik, berani nindihin Bali, maka masyarakat Bali tidak akan pernah melupakannya. Karena itu diperlukan komitmen politik yang tinggi untuk mewujudkan pertahanan Bali dari ber-bagai serangan kapitalisme.

Pengamat politik Dr. Ida Bagus Radendra Suastama mengatakan kader PDI-P harus tetap mampu mempertah-ankan dan secara konsisten mengimple-mentasikan ideologi, roh, dan spirit par-tai. Radendra yang juga Ketua Yayasan STIMI Handayani Denpasar itu.

Lebih lanjut dikatakannya, ada bai-knya sejak saat ini PDI-P melakukan

pembenahan dan pembersihan ke dalam, menuju peningkatan

kualitas kader partai. Partai harus berani memberhenti-kan atau memberi sanksi

kader-kader yang dapat merusak nama partai.

Suara KaderSementara itu akademisi bidang poli-

tik dan sosial I Gede Wirata, S.Sos., S.H., M.MAP, menyatakan, kader PDI-P dituntut lebih peduli dengan wong cilik dan harus berjuang menjaga Bali. Contoh konkretnya, ketika harga BBM di Bali pal-ing mahal di Indonesia, mana suara kader yang berteriak lantang? ‘’Walaupun seka-rang akan direvisi tapi sangat terlambat, itupun karena masyarakat duluan berteriak bukan kader PDI-P,” ujar Wirata.

Di samping itu, bila dikaitkan dengan kondisi Bali sekarang, kader PDI harus bersikap tegas untuk menolak rekla-masi dan KSPN Besakih. “Ini salah satu yang harus mereka perjuangkan.

Terdepan Jaga Bali

PDI-P HarusTolak ReklamasiKepercayaan yang diberikan masyarakat Bali kepada PDI Perjuangan harus mampu dijawab dengan komitmen para kadernya untuk menjaga dan menyelamatkan Bali. Bukan malah ikut menjual Bali. Kader PDI-P baik di legislatif dan eksekutif juga jan-gan seperti kacang lupa kulitnya. Dalam kaitan KSPN Besakih dan reklamasi Teluk Benoa, semestinya PDI-P terdepan mengawal aspirasi tersebut. Bukan sebaliknya memberi peluang kepada investor untuk mengeruk Bali. Apalagi Megawati dalam sambutannya pada HUT PDI-P menyatakan; Berjuanglah untuk rakyat, dengan segenap jiwamu, dengan segenap cintamu. Maka rakyat pun akan mencintaimu. Rakyat akan menjagamu. Berikanlah dirimu untuk negeri ini. Dedikasikanlah hidupmu untuk tanah air yang begitu mencintaimu.”

masyarakat Bmelupakannyakomitmen pomewujudkan pbagai serangan

Pengamat Radendra SuaPDI-P harus teankan dan secamentasikan idetai. Radendra STIMI Handa

Lebih lanjuknya sejak

pembeke d

kuhak

Page 9: Majalah balipost edisi 74

9

26 Januari - 1 Februari 2015 9

MB/dokMassa PDI Perjuangan saat kongres pertamanya di Sanur 1998.

PR besar yang harus diperjuangkan yaitu tolak reklamasi dan KSPN. Selain itu, juga memperjuangkan hak-hak rakyat lainnya. Kader partai seharusnya jemput bola bukan hanya menunggu saja,” tandasnya.

Pelaku pariwisata Jro Mangku Kan-dia juga menyatakan hal senada. Ia berharap kader partai penguasa itu memperjuangkan hak rakyat Bali. Ban-yak hak rakyat dikebiri, budaya dieks-politasi, hektaran lahan ingin dikuasai investor. ‘’Sebelum menjadi Presiden, Jokowi kan sudah janji meninjau ulang reklamasi Teluk Benoa ketika berbi-cara di Padanggalak. Janji itu mesti

ditagih sekarang oleh masyarakat Bali yang telah memenangkannya menjadi Presiden,” ujar Mangku Kadia yang pengusaha biro perjalanan wisata.

Dia juga berharap, para wakil rakyat di pusat yang notabena putra Bali tu-rut memberdayakan masyarakat lokal ketimbang menghadirkan investor. Padahal, rakyat Bali mampu mengarap sektor-sektor atau peluang ekonomi yang ada. “Berdayakanlah pengusaha-pegusaha lokal, pengusaha Bali. Jangan kami dijadikan objek, ikutkanlah kami orang Bali sebagai subjek,” ungkap-nya.

Sebagai pemuka agama, dia juga me-

minta kader PDI-P di pusat melakukan kajian ulang soal Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Besakih. Sebab, rencana penataan itu dibayangi unsur politik yang akan menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. “KSPN harus ditinjau ulang,” tegas Anggota Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) seraya menambahkan, masyarakat Bali sudah bosan termakan janji-janji politik, sudah seharus mereka yang terpilih, baik di daerah maupun pusat menepati janjinya untuk menjaga alam dan budaya Bali.

� Widana/Ngurah

Page 10: Majalah balipost edisi 74

10

L A P O R A N U T A M A

26 Januari - 1 Februari 201510

Bali telah besar di Bali dan dibesarkan masyarakat Bali. Karenanya pemimpin yang lahir dari PDI-P harus serius

melindungi Bali. Kesempatan berkuasa dengan kepercayaan rakyat Bali mesti dijalankan dengan sebaik-baiknya. Anak Agung Wiramantara, kader PDI-P yang juga anggota DPRD Gianyar, mengatakan, dalam usianya yang makin dewasa, PDI-P saat ini memang perlu berbenah.

Aspirasi rakyat Bali harus menda-pat perhatian dan diperjuangkan oleh kader baik yang ada di pusat maupun di daerah. Seperti rencana reklamasi. Apa maksud dan tujuannya, serta kon-sepnya seperti apa. “Bali harus memi-liki regulasi tegas dalam melindungi l i n g k u n - gan, budaya

dan adatnya,” tegasnya. Sementara itu Ketua DPC PDI Per-

juangan Jembrana I Made Kembang Hartawan menginstruksikan kepada setiap kader yang memegang pemer-intahan untuk membela kepentingan wong cilik dengan program prorakyat. Misalnya, program bedah rumah untuk mengentaskan kemiskinan, bidang pertanian dengan memberdayakan kelompok-kelompok petani dan peter-nak termasuk nelayan.

Ia yang Wakil Bupati Jembrana ini mengatakan, dalam konteks menjaga Bali, komitmen menjaga alam Bali harus dipupuk terus. “Kalau investor itu tidak mengesampingkan lingkun-gan dan investasi itu mampu menye-jahterakan masyarakat, saya rasa tidak masalah. Tetapi kalau merusak alam, jelas harus kita tolak,” tegasnya.

Anggota Fraksi PDI-P DPRD Ba-dung I Made Sugita, mengungkapkan, pembangunan yang kebablasan yang mengikis taksu Bali tak terlepas dari kebijakan pemerintah. Aturan ten-tang tata ruang kerap diabaikan. De-mikian pula tatanan adat dan budaya masyarakat seringkali tidak menjadi pertimbangan. Ironisnya, pemerintah seakan melakukan pembiaran terhadap kerusakan Bali.

Keajegan Bali menjadi hal mutlak untuk diperjuangkan. Namun, Sugita

juga mengungkap, ancaman terhadap eksistensi

ada t , budaya dan ling-

kungan Bali sangat sulit dihindar-kan terutama sebagai ekses pesatnya perkembangan sektor pariwisata. Salah satu ancaman yang masih hangat-hangatnya yakni rencana reklamasi Teluk Benoa. Reklamasi Teluk Benoa, jangan sampai terjadi. Sebab hal itu jelas bertentangan dengan konsep Tri Hita Karana.

“Pembangunan yang tak sesuai konsep Tri Hita Karana akan mengikis taksu Bali. Semua elemen masyarakat di Bali seyogyanya memahami hal tersebut dan ikut berjuang mempertah-ankan taksu Bali,” ujar Bendesa Adat Kelan ini.

Sementara itu, anggota Fraksi PDI-P DPRD Badung Putu Alit Yandinata mengatakan, dalam berbagai kesem-patan PDI-P selalu berupaya menun-jukkan keberpihakan kepada rakyat. Pengejawantahannya terutama dalam penyusunan baik peraturan maupun kebijakan pemerintah yang harus ber-dasarkan kepentingan rakyat karena se-jatinya roh PDI-P adalah wong cilik.

“Contoh, dalam penyusunan Ren-cana Detail Tata Ruang (RDTR) dan perda zonasi, patokan kami tetap agar bagaimana sebuah aturan yang dibuat memperhatikan kepentingan rakyat

dan investasi lingkungan di masa depan,” kata Wakil Sekretaris DPC PDI-P Badung ini.

Alit Yandinata mengatakan, yang dibutuhkan saat ini adalah

komitmen untuk mempertahankan eksistensi budaya dan lingkungan

Bali. Maka dari itu dia mengajak seluruh kader PDI-P untuk mem-perjuangkan hal tersebut.

� Dedy

PDI-P Perlu Berbenah

g g , y p ,jelas harus kita tolak,” tegasnya.

Anggota Fraksi PDI-P DPRD Ba-dung I Made Sugita, mengungkapkan,pembangunan yang kebablasan yang mengikis taksu Bali tak terlepas darikebijakan pemerintah. Aturan ten-tang tata ruang kerap diabaikan. De-mikian pula tatanan adat dan budaya masyarakat seringkali tidak menjadi pertimbangan. Ironisnya, pemerintah seakan melakukan pembiaran terhadapkerusakan Bali.

Keajegan Bali menjadi hal mutlak untuk diperjuangkan. Namun, Sugita

juga mengungkap, ancamanterhadap eksistensi

ada t , budaya dan ling-

pjukkanPengejpenyuskebijakdasarkajatinya

“Cocana Dperda zbagaimmempe

dan dD

yakomeksi

Bsep

“Berjuanglah untuk rakyat, dengan segenap jiwamu, dengan segenap cintamu. Maka rakyat pun akan men-cintaimu. Rakyat akan menjagamu. Berikanlah dirimu untuk negeri ini. Dedikasikanlah hidupmu untuk tanah air yang begitu mencintaimu.” Demikian isi pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati pada HUT PDI-P, Sabtu lalu. Lalu bagaimana kader PDI-P Bali menterjemahkan arahan tersebut.

Page 11: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 11

DAHI Ketut Diarti dipenuhi keringat. Maklum di depannya sebuah tungku me-nyala yang di atasnya berisi wajan penuh minyak. Dengan cekatan tangan Diarti memindahkan cetakan besi dari wajan ke adonan tepung cair, lalu memasukkannya kembali ke dalam wajan. Seketika adonan yang menempel di cetakan besi berubah menjadi kue matahari yang renyah.

Begitulah keseharian Diarti, si penjual kue matahari di dalam dapurnya yang sudah reyot. Beruntung, dia tak harus tidur di dapur itu karena Pemerintah Kota Denpasar memban-tunya membangun dua buah kamar layak huni dari program bedah rumah. Penghasilannya boleh dibilang tak tentu karena kue matahari umumnya laris saat hari raya seperti Galungan dan Kuningan saja. Otomatis, Diarti harus ber-juang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Ya… kalau bisa harga sembako murah, biar tidak susah. Bali pokoknya aman,” pintanya.

Diarti mungkin tidak memahami konstelasi politik. Namun ibu satu anak ini tahu kalau PDI Perjuangan adalah partai pemenang dalam pemilu tahun lalu. Ia pun berharap partai wong cilik ini bekerja sungguh-sungguh untuk petani. Bermodalkan dari menonton televisi, Diarti mencontohkan di Tabanan, sawah atau tanah sudah banyak berubah menjadi rumah. Diarti pun khawatir ketersediaan beras dari Tabanan akan terganggu bahkan berkurang produksinya. Padahal, harga beras dari Tabanan relatif lebih murah dibanding harga beras yang didatangkan dari luar Bali.

Suara yang sama datang dari wong cilik di Jembrana. PDI-P sebagai partai wong cilik harus membela kepentingan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan kecil. Seperti para sopir yang menggantungkan hidup dari jalan. Komang Santika (45), asal Candi-kusuma, Melaya meminta agar pemerintah yang diduduki kader-kader PDI-P, memberi-kan keringanan kebutuhan hidup bagi mereka. “Jalankan aturan dengan tegas dan laksanakan dengan benar, jangan-jangan di belakang ada macam-macam. Masyarakat sekarang ini su-dah pintar, partai yang tidak membela mereka, pasti ditinggalkan.

Keluhan serupa diungkapkan Wayan Sumiati. Pedagang buah di Pasar Karang-sokong, Karangasem ini, mengaku saat ini sangat kesulitan untuk mengembangkan usaha kecil yang ia tekuni belasan tahun tersebut. Modal adalah salah satu kendalanya. “Saya

berharap agar PDI Perjuangan memiliki calon pemimpin yang memperhatikan masyarakat kecil. Utamanya para pedagang usaha kecil. Paling tidak kemudahan dalam mencari modal dan kalau bisa pelatihan untuk pengembangan usaha,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan pekerja bangunan yang ada di Kelurahan Subagan, Karangasem, Nyoman Jondra. Ia meminta agar PDI Perjuangan sebagai partai yang men-guasai pemerintahan saat ini untuk lebih bijak mengambil keputusan yang mempengaruhi taraf hidup orang banyak.

Jangan sampai kesalahan dalam mengambil keputusan untuk menaikan harga BBM tersebut terulang kembali. Pasalnya, harga kebutuhan pokok yang sudah terlanjur naik pascakenaikan harga BBM, tidak kunjung turun setelah harga BBM dinyatakan turun. “Seperti sekarang ini, BBM turun tapi kebutuhan pokok tetap mahal. Jangan sampai ini terjadi lagi karena yang akan menanggung bebannya masyarakat kecil yang mempunyai uang pas-pasan untuk hidup,” bebernya.

Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soeka-rnoputri menitikkan air mata ketika ulang tahun PDI-P. Saat menyampaikan pidatonya, Mega ternyata tak kuasa menahan rasa haru. Mega berpidato di atas podium dalam acara HUT ke-42 PDI-P, di kantor DPP PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pekan lalu. Dia mengambil tema pidato tentang tantangan partai dan pentingnya menjaga konsistensi. Di bagian akhir pidatonya Mega ingin memberikan pesan-pesan sebagai penutup kepada para kader partai yang berproses menjadi pemimpin.

“Hidupkanlah hatimu, nyalakanlah seman-gatmu, bagaikan obor yang tidak pernah padam oleh guyuran hujan. Nyalakanlah api perjuan-ganmu, bagaikan panas bumi yang tidak akan pernah padam,” kata Mega.

Awalnya suara putri bapak proklamator itu masih terdengar lantang. Namun di bagian berikutnya, suaranya mulai tersendat dan ter-dengar bergetar.

“Berjuanglah untuk rakyat, dengan segenap jiwamu, dengan segenap cintamu. Maka rakyat pun akan mencintaimu. Rakyat akan menjagamu. Berikanlah dirimu untuk negeri ini. Dedikasikanlah hidupmu untuk tanah air yang begitu mencintaimu,” kata Mega dengan suara serak.

� Rindra/Hardianto

calon rakat kecil.

modal ngan

kerja agan,mintamen-bijak aruhi

ambilsebut uhan aikanharga arangtetap arena rakat

untuk

okrasioeka-aatahun MegaMega T ke-gung, tema

Harapan ’’Wong Cilik’’ pada PDI-P

Hidupkanlah hatimu, nyalakanlah semangat-mu, bagaikan obor yang

tidak pernah padam oleh guyuran hujan. Nyalakanlah api perjuanganmu, bagaikan panas bumi yang tidak akan pernah padam. Berjuanglah

untuk rakyat, dengan se-genap jiwamu, dengan se-

genap cintamu. Maka rakyat pun akan mencintaimu.

Rakyat akan menjagamu. Ber-ikanlah dirimu untuk negeri ini. Dedikasikanlah hidupmu

untuk tanah air yang begitu mencintaimu.

Pidato Megapada HUT ke-42 PDI-P

Page 12: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201512

A K T I V I TA S

MBP/ist

RDP - Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD)-RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali dan Tim Inventaris Benda Cagar Budaya yang dibentuk dengan SK Gubernur Bali No.1675/03-H/HK/2014

Tahun 2014 tentang Pembentukan dan Susunan Keanggotaan Tim Ahli Cagar Budaya Bali. Nampak dalam foto Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (anggota DPD/MPR RI),

Kadisbud Provinsi Bali Ketut Swastika, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya/Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Drs. I Nyoman Wardi,

M.Si. dalam RDP di Ruang Rapat Disbud Bali.

MBP/ist

PELATIHAN - Sebagai wujud kepedulian terhadap tenaga kerja pariwisata dalam rangka menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah di depan mata, DPD Himpunan Lembaga Pelatihan Seluruh Indonesia (Hillsi) dan Asosiasi Instruktur Seluruh Indonesia (AISI) Bali, menggelar

pelatihan national trainer angkatan I di Asia dan Indonesia, dilaksanakan di Kampus Mediterranean, Denpasar Timur.

Kegiatan mengambil tema “Training of National Trainers in Using ASEAN Tourism Competencies Toolbox Resourcies” dan dibuka Kadisnaker Provinsi Bali diwakili Kabid Pelatihan dan

Produktivitas Tenaga Kerja A.A. Ngurah Bagawinata.

MBP/ist

POMPA SEMANGAT - Gerakan Nelayan Tani Indonesia (Ganti) terus berupaya memompa semangat para petani dan nelayan agar mampu berproduksi secara maksimal. Dengan

demikian kesejahteraan mereka akan meningkat. Meningkat-kan kesejahteraan petani dan nelayan merupakan salah satu

visi dan misi yang diemban Ganti, yang merupakan organisasi sayap PDI Perjuangan. Di Bali, anggota Dewan Pembina

Ganti Bali Ir. Putu Gde Rasjmawan bersama jajaran pengurus Ganti Bali telah berupaya mendorong petani meningkatkan po-

tensi pertanian, dengan membudidayakan sejumlah komoditi.

MBP/ist

JUARA - Prestasi Stikom Bali pada karya kreatif semakin terbukti. Setelah dinobatkan sebagai juara I dalam ajang Cipta

Karya Kreatif atau yang biasa dikenal dengan Denpasar Creative yang diadakan oleh Pemerintah Kota Denpasar, Stikom Bali meraih juara II dalam lomba sayembara logo yang diadakan

Bank BPD Bali. Desain logo yang meraih juara pada ajang ini adalah karya dari mahasiswa Stikom Bali yaitu Pande Bagus

Madu Kumara Nata. Nampak dalam foto Ketua Stikom Bali Dr. Dadang Hermawan bersama Pande Bagus Madu Kumara Nata,

peraih juara II lomba sayembara logo PT Bank BPD Bali.

Page 13: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 13

MBP/ist

RDTR - Ranperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten Badung merupakan salah satu ranperda yang

sangat strategis dalam pembangunan di Badung. Oleh karena itu, dalam tiap rapat kerja, Pansus RDTR berupaya sedetail

mungkin melakukan pembahasan. Seperti pada kerja dengan eksekutif yang digelar, Kamis (15/1) di ruang pertemuan lantai

dua DPRD Badung. Pada rapat yang membahas wilayah Badung Selatan itu, pimpinan dan anggota pansus tampak

serius melakukan pembahasan, mulai dari hal yang bersifat substansi aturan maupun dalam hal redaksional.

MBP/ist

TERANCAM - Dalam setiap reses masa Persidangan Pertama (14 Desember 2014-15 Januari 2015) di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan, (Sarbagita), anggota DPR-RI Nyo-

man Dhamantra mengingatkan bahwa Bali tinggal menunggu waktu kehancuran, sebab daya dukung alamnya mulai teran-

cam. Daya dukung alam Bali tak seimbang lagi dengan jumlah penduduknya. Begitupun kerusakan infrastruktur seperti

jalan, jembatan, air, dan pasar, yang tentu diikuti tingginya alih fungsi lahan. Nampak, dalam foto anggota DPR-RI Nyo-

man Dhamantra (No.2 dari kiri) sempat mengunjungi salah satu pasar yang sudah direvitalisasi, belum lama ini.

MBP/ist

NAIK KELAS - Kelembagaan Satuan Polisi Pamong Pra-ja (Satpol PP) Kabupaten Tabanan naik kelas dari Kantor menjadi Badan. Kerenanya beban dan tanggung jawab ke

depan tentunya makin berat. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Satpol PP Kabupaten Tabanan I Wayan

Sarba saat memimpin apel siaga dalam rangka sosialisasi tahun 2015 di Lapangan Alit Saputra, Kamis (15/1). Nam-

pak dalam foto Kepala Badan Satpol PP Tabanan Wayan Sarba saat memimpin apel siaga dalam rangka sosialisasi

tahun 2015 di Lapangan Alit Saputra.

MBP/ist

SEMINAR - Program Studi Sastra Inggris Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali, Kamis (15/1) kemarin, meng-gelar seminar internal tentang Bentuk, Fungsi dan Makna Bahasa Inggris (Form, Function and Meaning of English

Language). Seminar ini bertujuan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam mempresentasikan suatu makalah, dan mem-

publikasikan ide setelah mengikuti perkuliahan untuk mata kuliah Speaking, Speech dan Public Speaking. Hadir dalam

seminar ini Kaprodi Sastra Inggris Undhira Dra. Ni Nyoman Tri Sukarsih, M.Hum. sebagai pembicara, dengan membawa-kan materi yang berjudul “Menerjemahkan Terminologi yang

Bermuatan Budaya”.

Page 14: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201514

P E M E R I N TA H A N

Badung Jaga Keharmonisan Desa Dinas dan Desa Adat

KEPUTUSAN Bupati Badung Anak Agung Gde Agung untuk tetap menjaga keharmonisan yang telah terbangun selama ini antara desa adat dan desa dinas mendapat dukun-gan penuh segenap Majelis Alit Desa Pakraman (MADP) dan Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Kabupaten Badung. Dukungan itu terungkap dalam rapat yang dihadiri seluruh MADP dan MMMD, belum lama ini.

Di antaranya hadir pada acara tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Badung Ida Bagus Anom Bhasma, Kepala BPMD dan Pemdes Putu Sridana, Staf Ahli Bidang Hukum Pemkab Badung Nyoman Predangga, Kepala Kesbangpolin-mas Nyoman Suendi.

Pada rapat tersebut, seluruh MADP sepakat dan komit un-tuk mendukung hasil workshop menyikapi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Hasil workshop, yakni tetap menjaga dan mempertahankan kondisi yang sudah terbangun harmonis seperti saat ini.

Kepala BPMD dan Pemdes Kabupaten Badung Putu Sri-dana mengatakan, bila mengacu penjelasan pasal 6 pada UU tentang Desa, di Badung sendiri telah terjadi keharmonisan antara desa adat dan dinas. Tidak terjadi tumpang tindih kewenangan dan duplikasi kelembagaan, maka eksistensi desa adat dan desa dinas tetap dipertahankan seperti yang telah ada sesuai dengan kompetensinya masing-masing.

Selain itu, guna memperkuat eksistensi desa adat baik, menjaga aset milik desa adat dan ketatalaksanaan yang ada di desa adat, bupati memerintahkan untuk segera membuat ran-perda yang intinya memperkuat eksistensi desa adat. Sridana juga menjelaskan bahwa Pemkab Badung sangat konsisten dan komit agar eksistensi desa adat sebagai benteng seni dan budaya serta sasana Bali ini tetap terjaga kelestariannya. Dalam upaya mempercepat pembentukan perda tersebut, Bu-pati Badung telah mengintruksikan pihaknya bersama Dinas Kebudayaan serta instansi terkait untuk segera membentuk tim perumus rerda yang bertujuan memperkuat eksistensi desa adat di Kabupaten Badung.

� Dedy

Kepala BPMD dan Pemdes Kabupaten Badung Putu Sridana

Page 15: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 15

MBP/ist

BANTUAN - Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development (ITDC) Ida Bagus Wirajaya bertempat di lahan pertanian Desa Pemuter-an, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Selasa (6/1) secara langsung

menyerahkan bantuan bibit pisang hijau Taiwan kepada tiga kelompok tani ternak. Ketiga kelompok tani ternak yang meneri-ma bantuan tersebut yakni Kelompok Tani Ternak Loka Sesana, Darma Sejati dan Unggul Mulya yang disaksikan oleh Perberkel

Desa Pemuteran, I Gede Mudita. Nampak dalam foto Dirut ITDC (paling kiri) saat menyerahkan bantuan bibit pisang hijau Taiwan

kepada tiga kelompok tani ternak di Desa Pemuteran.

MBP/ist

DESA - Perlawanan dilakukan oleh sejumlah desa adat dan maje-lis desa adat di sejumlah kabupaten dan kota di Bali yang diang-

gap masih plin plan dalam menentukan pilihan. Dan diperkirakan kedepan pasca 15 Januari 2015 akan muncul gerakan moral dari

adat untuk Bali Berdaulat. Demikian diungkap Senator RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedastera-

putra Suyasa III saat kunker reses di Kabupaten Tabanan. Nampak dalam foto Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III bersama I Made Purna (Jero Bendesa Adat Blimbing)

bersama krama di Pura Mekori Pupuan Tabanan.

MBP/ist

MUSCAB - Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gapek-sindo) Kota Denpasar menggelar Musyawarah Cabang (Muscab)

III di Hotel Inna Bali, Selasa (13/1). Muscab dibuka Asisten 2 mewakili Walikota Denpasar, mengambil tema “Kita Tingkatkan

Kinerja Jasa Konstruksi dan Profesionalisme Anggota Gapeksin-do Denpasar Menyongsong MEA 2015”. Selain anggota Gapek-sindo Denpasar, Muscab juga dihadiri Ketua Lembaga Pengem-

bangan Jasa Konstruksi (LPJK) Bali dan asosiasi profesi lainnya. Pembukaan Muscab III DPC Gapeksindo Kota Denpasar ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan Asisten 2 mewakili Wali

Kota Denpasar.

MBP/ist

SEMARAK - Ode.nant Textile kembali menggelar Semarak Ode.nant Textile 2015 di Hotel Nikki, Denpasar, Minggu (11/1). Acara

ini dihadiri hampir 600 member dan koordinator, khususnya di Denpasar dan Tabanan. Semarak Ode.nant Textile 2015 digelar untuk memberi penghargaan kepada 33 member prioritas serta

melantik 28 koordinator gold, silver, dan bronze. Sejak berdiri 22 Agustus 2013 lalu, Ode.nant Textile memiliki produk unggulan

batik dan endek super asli tenunan Bali yang tidak mudah luntur meski dicuci di mesin cuci. Ode.nant juga menyediakan produk

pendamping atau tambahan seperti bordir, brokat, tas, dompet, dan sandal kulit, serta produk kerja sama.

A K T I V I T A S

Page 16: Majalah balipost edisi 74

16

Pertiwi Bali perlu disuci-kan dan dijaga. Bali jan-gan sampai dikorbankan untuk kepentingan kel-

ompok dan ambisi perorangan. Swadharma menjaga Bali harus-lah menjadi spirit bersama.

Bali dalam sepuluh terakhir ini makin sarat beban. Aliran investa-si dan makin padatnya penduduk membuat alam Bali terus terdesak. Sawah yang dulunya menjadi pe-nyangga budaya Bali tergusur oleh ambisi pengembang mendapatkan keuntungan. Daerah Aliran Sun-gai (DAS) yang dulunya asri kini tak berdaya menghadapi investasi. DAS dijamah dan dibanguni vila dan hotel. Bahkan, kawasan suci Bali juga terancam, ketika radius kesucian pura terabaikan oleh keinginan untuk menjadikan Be-sakih menjadi kawasan otorita. Bali memang sarat tantangan. Menyadari hal ini, krama Bali haruslah membangun kesadaran dan menjadikan swadharma se-bagai spirit menjaga Bali.

Keprihatian terhadap nasib Bali belakangan ini, tak hanya di-suarakan krama Bali. Walhi Nasional j u g a m e n -gaku prihatin dengan Bali. Direktur Ek-sekutif Abet-nego Tarigan Walhi men-gatakan per-juangan krama B a l i m e n j a g a alamnya patut di-apresiasi .

Krama Bali tak pernah meny-erah terhadap serbuan investasi rakus. Bali harus dikawal oleh semau pihak termasuk penguasa. ‘’Walhi turut mendorong penye-lamatan lingkungan Bali menjadi isu nasional,’’ ujarnya Abetnego Tarigan.Bahkan, IGK Manila salah satu tokoh Bali mengata-kan pengelolaan pariwisata dan lingkungan Bali, angat berkaitan. Berdasarkan pengalamannya ke luar negeri, dia melihat bahwa pulau-pulau luar masih banyak lebih indah dan lebih bersih dari Bali. Barcelona, Hawai, Turki bahkan Langgawi, akan meniru Bali. “Ini jauh lebih indah dan pasirnya lebih putih,” katanya.

Menurutnya pariwisata Bali t idak hanya tergantung pada keindahan alamnya. Namun Bali dicintai karena adat, agama dan budayanya. Karena itu, antara adat, budaya dan lingkungan mesti menyatu. “Ini mesti dijaga dengan baik. Tidak boleh ada pejabat atau tangan-tangan lain yang merusak alam dan budaya Bali. Kembalikkan Baliku,” ajak

IGK Manila. Ia pun mengajak krama Bali jangan berhenti

berjuang. Jadikan spirit dharma sebagai modal dan kekuatan mengatasi keserakahan.

Di lain pihak, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengung-kapkan pe r juangan

menjaga alam Bali selama ini terus ber-

g a u n g

karena kuatnya dukungan media. Anugerah Pers K. Nadha Nugraha, menurutya telah mengingatkan krama Bali untuk tetap menjaga alamnya. “Penghargaan Anugerah K. Nadha Nugraha ini merupakan cermin atau refleksi terhadap tokoh-tokoh Bali yang konsen terhadap lingkungan, budaya dan pariwisata Bali. Kelompok Media Bali Post telah cukup banyak mengangkat nilai-nilai monumen-tal bagi Bali. Ini adalah langkah nyata menjabarkan swadharma menjaga Bali,’’ ujarnya.

� Dira/Ngurah/Rindra

26 Januari - 1 Februari 201516

P O L I T I K

Bali memang sarat tan-tangan. Menyadari hal ini, krama Bali haruslah

membangun kesadaran dan menjadikan swadharma sebagai spirit menjaga

Bali

Menjaga Baliadalah ’’Swadharma’’

Keprihatian terhadap nasib Bali belakangan ini, tak hanya di-suarakan krama Bali. Walhi Nasional j u g a m e n -gaku prihatin dengan Bali.Direktur Ek-sekutif Abet-nego Tarigan Walhi men-gatakan per-juangan krama B a l i m e n j a g a alamnya patut di-apresiasi .

yang merusak alam dan budayaBali. Kembalikkan Baliku,” ajak

IGK Manila. Ia pun mengajak krama Bali jangan berhenti

berjuang. Jadikan spirit dharma sebagai modaldan kekuatan mengatasikeserakahan.

Di lain pihak, BupatiBuleleng Putu AgusSuradnyana mengung-kapkan pe r juangan

menjaga alam Baliselama ini terus ber-

g a u n g

Page 17: Majalah balipost edisi 74

17

26 Januari - 1 Februari 2015 17

GELOMBANG ganas laut Kusamba menambah derita puluhan nelayan setem-pat. Perahu nelayan terpaksa ditambatkan berjejer di tepi pantai. Nelayan pun be-ralih profesi menjadi tukang bangunan, buruh angkut dan terpaksa menganggur menunggu gelombang reda. Kehidupan krama bendega di pesisir pantai ini ter-lupakan di tengah riuhnya pembahasan UU Desa.

Fakta ini menujukkan bahwa selama ini perhatian terhadap nelayan masih san-gat rendah. Regulasi yang membentengi nelayan juga minim. Nelayan semakin terpuruk di tengah hasil tangkapan yang kian tak menentu.

Menyikapi hal ini, Himpunan Nelayan Nasional Indonesia (HNSI) Bali mend-esak agar warga yang berprofesi sebagai nelayan atau krama bendega statusnya disamakan dengan krama subak.

‘’Krama bendega jangan dianggap sebagai pelengkap kehidupan. Mereka dengan komunitasnya perlu perhatian dan perlindungan hukum,’’ ujar Ketua DPC HNSI Klungkung Wayan Sugati.

Ia memandang perlu agar Bali mem-buat perda tentang penyamaan status krama bendega dengan krama subak. Dengan cara ini krama bendega bisa mendapatkan hak-hak yang sama dengan krama subak di Bali. Seperti berbagai bentuk bantuan dari pemerintah daerah kepada subak. Tokoh masyarakat asal Desa Kusamba ini mengatakan dengan pengakuan status krama bendega, nanti-nya krama bendega diharapkan mendapat perlakuan sama dengan subak. Sehingga, ke depan keberadaan mereka bisa diper-hatikan.

Di kabupaten lainnya nasib krama ben-dega juga nyaris sama. Nelayan Tabanan yang tersebar dari pantai Nyanyi hingga Selabih juga mengaku belum mendapat perhatian maksimal dari pemerintah. Di wilayah ini ada 11 desa pesisir yakni Beraban Tanah Lot, Pangkung Tibah, Sudimara, Kelating, Tibubiu, Beraban-Seltim, Tegal Mengkeb, Berembeng, Antap, Lalanglinggah dan Selabih. Se-luruhnya berada di enam kecamatan, di antaranya Kediri, Tabanan, Kerambitan,

Seltim, Selemadeg, Selbar. Di awal tahun tahun 2006 lalu, jumlah-

nya hanya 14 kelompok nelayan. Angka ini meningkat menjadi 39 kelompok setelah lomba mancing di laut tahun 2007 lalu, Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan, Ketut Arsana Yasa mengatakan sampai sata ini perhatian Pemprov Bali terhadap krama bendega masih minim. Padahal, nelayan menyum-bangkan devisa dan mendukung perpu-taran ekonomi. ‘’Nelayan perlu bantuan operasional untuk melaut. Ketika cuaca buruk, sering kali nelayan merugi karena kehilangan alat tangkap,’’ ujarnya. Se-mentara itu, kehidupan nelayan di Badung tak terlepas dari sejumlah permasalahan klasik, seperti kesulitan biaya operasional dan persaingan tidak sehat dengan pengu-saha besar. Pemerintah diminta mencari solusi terhadap berbagai permasalahan yang membelit nelayan khususnya nelayan tradisional agar kehidupan ekonomi ne-layan bisa lebih terjamin.

� Bagiarta/Pupsadewi

“Krama Bendega” Terabaikan

MBP/edi

Ruang krama bendega (nelayan) Bali makin terjepit pembangunan hotel dan infrastruktur. Kepedulian terhadap krama bendega Bali juga rendah.

Page 18: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201518

P E N D I D I K A N

RENCANA pembangunan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) rintisan di sejumlah balai banjar pada tahun 2015 mulai digodok dan dimatangkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali. Rencananya, PAUD rintisan balai banjar ini dikelola banjar setempat sehingga diharapkan kesiapan perangkat desa dan perangkat banjar untuk menjalankan program ini agar tidak menjadi program mubazir.

”Kami harapkan kesiapan para perangkat desa dan banjar ikut mengawal dan mengelola PAUD rintisan di balai banjar pada desa penerima Gerbang Sadu ini. Desa pakraman juga mesti ikut memikir-kan pendidikan di wilayahnya,” kata Kepala Disdikpora Bali Tjok Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani, belum lama ini.

Menurut Kusuma Wardhani, Disdikpora akan berkoordinasi dengan perbekel atau kepala desa dan klian banjar di masing-masing desa untuk ikut mematangkan persiapan program ini. Mereka akan diberikan sosialisasi mengenai manajemen dan pengawalan program PAUD rintisan ini agar dapat berjalan optimal di masyarakat. ”Se-banyak 50 perbekel atau kepala desa di Bali akan dipanggil untuk mendetailkan persiapan PAUD rintisan. Kami sosialisasikan program ini supaya mereka paham,” tegasnya.

Saat ini, Disdikpora Bali tengah melakukan identifikasi terhadap desa-desa penerima Gerbang Sadu ini guna menentukan di banjar mana akan didirikan PAUD rintisan dan menyangkut potensi peneri-maan siswanya serta aspek manajerialnya. ”Kami berikan tugas pada 22 pamong belajar di UPT Balai Pengembangan Kegiatan Belajar

(BPKB) untuk melakukan pendampingan pembentukan PAUD Rintisan di 50 desa. Pamong ini akan membuat data identifikasi 50 desa penerima, jumlah anak-anak ang digarap untuk PAUD, kete-patan tempat dan lainnya,” kata TIA Kusuma Wardhani didampingi Kepala UPT BPKB Wayan Sudardana.

Nantinya, PAUD rintisan di balai banjar ini akan dikelola oleh dua orang yang ditunjuk banjar dan desa setempat. Dua orang pengelola ynag sekaligus bertindak sebagai guru pengajar ini akan digaji Rp 500 ribu per bulan. Lalu dananya akan diambilkan dari dana bantuan kepada desa pakraman yang mana 20 persennya memang difungsikan untuk bidang pendidikan.

Dalam APBD 2015, untuk masing-masing lembaga PAUD rintisan ini dirancang anggarannya Rp 45 juta melalui dana hibah dengan total hampir Rp 8 miliar. Di sisi lain juga disiapkan bantuan peningkatan sarana dan prasarana bagi PAUD yang sudah berdiri dengan total dana Rp 6 miliar lebih. ”Kami berharap makin banyak anak-anak di Bali usia 3-6 tahun bisa menikmati pendidikan dengan baik dari PAUD. Kami giring mereka masuk ke PAUD karena dis-analah tumbuh kembang otak anak bisa maksimal. Kalau di PAUD mereka bagus, ke depan kita lebih menggali potensi anak itu lebih baik,” tegasnya.

Sebelumnya, sejumlah anggota DPRD Bali sempat meragukan kesiapan pihak desa pakraman ini untuk mengelola bidang pendidi-kan khususnya PAUD. Dikhawatirkan jika tidak dikelola dengan baik PAUD rintisan ini bisa seumur jagung dan mati pelan-pelan. ”Kami rasa program PAUD rintisan di balai banjar ini programnya bagus. Tapi, kami rasa pihak desa pakraman belum semua siap dan belum mampu mengelola PAUD ini sehingga jangan sampai ini hanya seumur jagung,” kata anggota Komisi IV DPRD Bali yang membidangi pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial Bagus Suwitra Wirawan, S.H., MBL.

Politisi Gerindra asal Badung ini menilai sejauh ini belum ada keahlian dan pengalaman manajemen pendidikan dari desa pakra-man untuk mengelola PAUD. Sehingga dikhawatikan manajemen pengelolaan PAUD rintisan menjadi amburadul dan tidak jelas. Ujung-ujungnya program PAUD rintisan ini bisa menjadi mandeg dan mubazir. ”Lama-lama PAUD ini bisa hilang dan program ini menjadi seumur jagung,” tegasnya.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, pemerintah mesti terlebih dahulu mempersiapkan dan mematangkan kesiapan pihak desa pakraman mengelola PAUD ini. Harus ada petunjuk teknis dan pe-tunjuk pelaksanaan yang jelas dan pihak desa pakraman harus dilatih untuk mengelola PAUD. Kesiapan SDM para pengelola juga harus diperhatikan dan secara intensif diberi pelatihan serta pendampingan. ”Pihak desa pakraman harus diberi dulu pembekalan dan pelatihan sehingga mereka punya kemampuan mengeloa PAUD dan manaje-men PAUD bisa berjalan baik sehingga berumur panjang, tidak hanya seumur jagung,” ujarnya.

� Widana

PAUD Rintisan Dimatangkan, Banjar Mesti Siap Jadi Pengelola

MBP/dok

Perangkat desa dan banjar diharapkan menyiapkan diri den-gan intensif sehingga mampu mengelola PAUD rintisan dengan

optimal.

Page 19: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 19

INFORMASI lewat media massa bahwa ujian nasional (UN) tahun ini tidak menjadi penentu kelulusan siswa, tapi difungsikan sebagai pemetaan kuali-tas pendidikan sudah santer terdengar. Namun, bagaimana kriteria penentuan kelulusan siswa dan nilai apa saja yang dijadikan penentuan kelulusan siswa oleh dewan guru, hingga kini belum diketahui. Pasalnya, petunjuk teknis (juknis) belum turun dari pusat. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Karangasem Drs. Gede Ariyasa, M.Pd. mengatakan hal itu, belum lama ini.

Menurut Ariyasa, pihaknya belum menerima juknis tersebut dari pusat dan sampai saat ini masih menunggu. Dia ber-harap juknis tersebut segera turun sehing-ga tidak membuat pihaknya kebingungan dan lebih optimal dalam mempersiapkan siswa. Apalagi, saat ini merupakan masa transisi apakah menggunakan Kurikulum 2006 ataukah Kurikulum 2013 yang sudah sempat persiapan setahun dengan 15 sekolah di Karangasem sebagai pilot

project (proyek percontohan-red). ”Kami berharap juknis terkait UN 2015 ini segera turun dari pusat,’’ katanya penuh harap.

Kendati sudah ada informasi dari pusat bahwa nilai UN kali ini tak menjadi pe-nentu kelulusan siswa, Ariyasa meminta siswa-siswa yang bakal mengikuti UN tidak mengendorkan semangat belajar. Belajar sesungguhnya bukan sekadar un-tuk menghadapi kenaikan kelas atau UN, tapi sesungguhnya mendapatkan ilmu dan keterampilan yang seluas-luasnya untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.

Ariyasa tidak menampik, dunia pen-didikan di Karangasem masih ditelikung sejumlah permasalahan. Salah satunya, masih ada kekurangan guru pada sejum-lah bidang studi, namun di lain pihak ada kelebihan guru pada sejumlah bidang studi. Dikatakan, kekurangan guru itu sudah disampaikan kepada Komisi IV DPRD Karangasem saat melakukan kunjungan kerja beberapa waktu lalu di Kantor Disdikpora Karangasem.

Ketua Komisi IV DPRD Karangasem Wayan Sudira mengatakan, dari laporan Kadisdikpora Karangasem, masih ada kekurangan guru sebanyak 302 orang dari berbagai bidang studi. Di lain pihak guru agama Hindu kelebihan 70 orang, dari sebelumnya kelebihan sekitar 400 orang. Guru agama yang berlebih dulu itu, sudah ada yang menggantikan posisi seniornya yang pensiun, sehingga kelebihan tinggal 70 orang.

Soal rencana pengangkatan guru kon-trak guna mengisi kekurangan guru itu, kata dia, menunggu hasil konsultasi ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB). Pasalnya, sebelumnya ada keputusan yang tidak memperbolehkan menerima pegawai kontrak baru, selain instansi pemerintah penghasil. ”Kabupaten Bangli kabarnya sudah menerima guru kontrak guna mengisi kekurangan guru. Kami per-lu studi banding ke sana,” kata Sudira.

� Budana

UN Tak Jadi Penentu Kelulusan

Disdikpora Belum Terima Juknis

Page 20: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201520

M A N C A N E G A R A

Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di India. 104 Jasad ditemu-kan di sungai Gangga. Aroma menyengat dan tak sedap pun

muncul dari aliran air sepanjang 2.500 km yang membentang dari Himalaya ke Teluk Benggala, akibat pembusukan dari jenazah tersebut.

“Jasad yang muncul di sungai antara Kabupaten Kanpur dan Unnao di utara negara bagian Uttar Pradesh itu juga didekati anjing, burung gagak dan burung bangkai,” ucap seorang pejabat setempat. Pejabat Distrik Unnao, Suraj Prasad men-gatakan bahwa pihak berwenang sedang menyelidiki bagaimana jasad-jasad itu bisa berada di sana.

Penduduk desa pertama kali melihat mayat pekan lalu, ketika tubuh-tubuh tak benyawa itu terjebak di tepi sungai den-gan anjing dan burung bangkai mengitari daerah itu. “Sepertinya berada di dalam air untuk waktu yang lama,” kata perwira

polisi Ram Chander Sahu. 104 Mayat itu ditemukan mengambang di dekat Desa Pariyar di negara terpadat di Uttar Pradesh. “Kondisi jasad itu sudah mem-busuk untuk diotopsi atau identifikasi,” ujar Hakim Distrik Saumya Agarwal.

Kini pihak terkait tengah melakukan tes DNA, untuk menentukan dari mana kemungkinan asal jasad-jasad yang masih misterius hingga kini. “Setelah kami menyelesaikan semua formalitas hukum, jenazah-jenazah ini akan dimakamkan untuk menghindari penyebaran penyakit,” imbuhnya. Melarung jasad di sungai ada-lah hal ilegal di India. Namun kemiskinan di negara itu kerap mendorong orang untuk melakukan penguburan di air untuk menghindari biaya kremasi yang minimal sekitar US$ 40 atau sekitar Rp 504 ribu.

Perdana Menteri Narendra Modi telah berjanji untuk membersihkan sungai yang telah tercemar itu. Sementara aktivis lingkungan telah menuntut diakhirinya

penguburan di air di sungai Gangga. Sungai Gangga dianggap sangat suci bagi umat Hindu. Mereka percaya memasuki sungai ini bisa membersihkan mereka dari dosa dan terbebas dari siklus kelahiran kembali.

Tepi Sungai Gangga merupakan salah satu daerah paling padat penduduknya di India. Mereka menggantungkan hidupnya dari sungai tersebut khususnya untuk keperluan sehari-hari. Air Sungai Gangga berasal dari gletser yang disebut Gangotri. Gangotri merupakan gletser di Himalaya yang terletak sekitar 14.000 meter di atas permukaan laut. Rute aliran utama sungai Gangga melalui India, dengan bagian yang lebih kecil mengalir melalui Bangladesh sebelum bermuara di Teluk Benggala. Sungai ini memiliki panjang sekitar 2.506 kilometer dan merupakan sungai terpanjang di dunia.

� Gugiek Savindra

Misteri Mayat di Sungai Gangga

Page 21: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 21

PEMERINTAH Arab Saudi mengeluarkan larangan membuat boneka atau manusia salju. Pasalnya seorang ulama senior mengklaim bahwa manusia salju sebagai wu-jud dari ‘lustiness’ atau gambaran bagi orang yang penuh nafsu. Pernyataan seorang ulama terkemuka di Arab Saudi, Sheikh Mohammed telah menimbulkan kontroversi lantaran mengeluarkan fatwa mengenai larangan pembuatan manusia salju. Apabila ada yang membuatnya, kata Mohammed, maka mereka dianggap sebagai anti-Islam.

“Membuat patung dari salju tidak dibolehkan, meskipun hanya untuk bermain,” ujar Sheikh Mohammed. Cendeki-awan Muslim, Sheikh Munajjid berpendapat bahwa mem-bangun manusia salju sama artinya seperti membuat benda hidup. “Tuhan telah memberikan kebebasan bagi semua orang untuk membuat apa pun yang tidak memiliki jiwa, termasuk pohon, kapal, buah-buahan, bangunan dan se-bagainya,” ujar Munajjid seperti tertulis dalam peraturan pemerintah Arab Saudi.

Kebijakan ini menuai pro dan kontra dari para pengguna internet. Seperti yang ditulis oleh salah seorang pengguna Twitter, “Mereka takut keimanan mereka terganggu akan hal tersebut. Itu pemikiran yang salah.” Pengguna Twitter lainnya mendukung kebijakan tersebut dengan menuliskan pendapatnya, “Semoga Tuhan melindungi para ulama, kar-ena mereka dapat memikirkan hal-hal yang bahkan Setan pun tidak memikirkannya.”

Perbatasan Arab Saudi dengan Yordania diselimuti salju selama tiga tahun terakhir saat musim dingin dan di beberapa negara, selain untuk bermain ski, turunnya salju kerap dimanfaatkan untuk membuat boneka salju. Dari sejarah, belum ditemukan secara pasti awal kemunculan boneka salju. Bob Eckstein, penulis The History of The Snowman menduga boneka salju pertama kali dibuat sekitar abad pertengahan. Tapi, bisa juga boneka salju ini ditemukan jauh melebihi prediksi Bob Eckstein.

Dokumen pertama yang memuat gambaran boneka salju ini berasal pada tahun 1380, dari buku yang memiliki judul Book of Hours. Buku tersebut ditemukan di Koninklijke Bib-liotheek, Den Haag, Belanda. Kreasi boneka salju ini muncul diperkirakan karena manusia berusaha menciptakan gambaran diri dalam berbagai macam bentuk dengan bahan dari beragam material, termasuk salju, sebagai salah satu karya seni.

Di zaman Victorian, bentuk boneka salju telah terkenal dalam bentuk lukisan, kartu ucapan, dan iklan. Lagu yang berjudul Frosty The Snowman pada tahun 1950 yang direkam oleh Gene Autry, membuat boneka salju semakin dikenal dengan nama Frosty. Boneka salju paling besar yang pernah dibuat di dunia ini adalah di buat di Bethel, Maine di tahun 2008. Boneka salju ini mempunyai tinggi 32,7 meter. Kita di Indonesia tentu tidak akan punya kesempatan untuk membuat boneka salju dari salju yang jatuh di negeri kita ini. Tapi jika iya, apakah akan dilarang juga?

� Gugiek Savindra

Larangan Membuat Boneka Salju

m-da ua

wa, se-an

na naaner n r-n

ii

lju

Page 22: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201522

D A E R A H

Kebijakan Pemkab Bangli menaikkan tarif retribusi kun-jungan wisata ke Kintamani per 1 Januari 2015 ternyata

berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata yang menawarkan keindahan gunung dan Danau Baturnya ini. Kondisi ini diper-parah lagi dengan munculnya kebijakan pemerintah pusat tentang tiket murah yang mana akan berdampak pada minat warga untuk berwisata.

“Saat ini kondisi kami memang benar-benar terpuruk,” ungkap I Wayan Winur-jaya salah seorang pengusaha hotel dan restoran di Penelokan belum lama ini. Menurut Winurjaya, kondisi ini diprediksi akan makin parah dalam beberapa minggu ke depan menyusul makin banyaknya biro perjalanan wisata atau penyedia jasa

wisata yang membatalkan kunjungan ke Kintamani. “Banyak di antara mereka yang mempertanyakan kenaikan tarif restribusi dari Rp 10 ribu menjadi Rp 30 ribu per orang. Mereka menilai terlalu tinggi kenaikannya,” tegas Winurjaya.

Diungkapkan, meski Pemkab Bangli belum menyampaikan besarnya penu-runan jumlah kunjungan sejak awal tahun ini, namun khusus di usaha miliknya penurunan terjadi sangat tajam. “Sebelum kebijakan ini diambil, per hari jumlah wisatawan yang makan siang di tempat kami rata-rata 150 hingga 200 orang, namun kini hanya mencapai 30 orang per hari,” ungkap Winurjaya.

Sesungguhnya protes tersebut bisa diminimalisir jika Pemkab Bangli membarengi kebijakan tersebut dengan melakukan perbaikan sarana prasarana

dan sumber daya manusia di kawasan ini. “Jalan rusak, kondisi Penelokan yang makin semrawut serta makin kurangnya perhatian pemerintah terhadap sumber daya manusia pariwisata di kawasan ini tidak seimbang dengan kebijakan menai-kkan tarif,” tegas Winurjaya yang juga mantan ketua BPC PHRI Bangli ini.

Winurjaya dan juga pengusaha lainnya di Kintamani berharap Pemkab Bangli cu-kup bijak dalam menangani permasalahan ini. Sebab jika kondisi seperti sekarang ini berlangsung lama, maka bukan saja pengusaha yang rugi, namun juga Pemkab Bangli akan terkena imbasnya. “Saya berharap Pemkab Bangli bisa melakukan tindakan nyata untuk mengatasi kejadian ini,” harap Winurjaya.

� Jelantik

Pintu gerbang masuk ke objek wisata Penelokan Kintamani tempat pemungutan restribusi. Sejak retribusi dinaikkan 200 persen per Januari ini, menurut pengusaha setempat jumlah kujungan ke objek wisata ini turun.

Retribusi Naik, Kunjungan Anjlok

Page 23: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 23

PEMERINTAH Kabupaten Bangli per awal tahun 2015 kembali mengeluar-kan kebijakan baru terkait tarif retribusi pariwisata di Kintamani. Dimana harga tiket masuk yang sebelumnya dijual Rp 10 ribu untuk wisatawan asing, kini dinaikkan menjadi Rp 30 ribu. Meski mengundang sejumlah reaksi dari ka-langan pelaku pariwisata namun Pem-kab Bangli melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata optimis target 700 ribu kunjungan wisatawan per tahun akan bisa tercapai.

Sebagaimana yang disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Bangli I Wayan Adnyana, beberapa waktu lalu. Dikatakannya target kunjungan wisatawan untuk tahun 2015 ini hampir sama dengan tahun sebelum-nya. Meski pihaknya menaikkan retribusi sebesar 200 persen namun dirinya meya-kini hal tersebut tidak akan membawa dampak terhadap menurunnya jumlah wisatawan ke Kintamani.

Menurut Adnyana, wisatawan yang berkunjung ke Bali selama ini lebih ban-yak menyukai wisata alam, hal itu tentu sesuai dengan Kabupaten Bangli yang sebagian besar objek wisatanya adalah wisata alam. Dengan hal itu, pengunjung

akan tetap datang ke Kabupaten Bangli, tanpa melihat kenaikan tarif retribusi itu. “Wisata alam ini yang kami mak-simalkan untuk mencapai target itu,” jelasnya.

Hingga saat ini, objek wisata yang di-tawarkan Kabupaten Bangli di antaranya objek wisata Kintamani, Desa Wisata Penglipuran dan Pura Kehen. Di antara objek wisata itu, Kintamani diakuinya menjadi tujuan wisata yang paling tinggi peminatnya. Pengunjung Kintamani selama ini didominasi oleh wisatawan yang menyukai suasana alam yang berasal dari Spanyol, Jerman, Belanda, dan juga Tiongkok.

Meski Adnyana mengakui Kintamani menjadi tujuan wisata yang paling tinggi, namun kenaikan tarif sebesar 200 persen yang sudah mulai diwacanakan sejak pertengahan tahun 2014 lalu itu, ternyata tidak pernah dibarengi dengan upaya perbaikan pelayanan wisatawan termasuk fasilitas pendukung. Wisatawan yang berkunjung ke Kintamani hingga perten-gahan Januari ini masih saja disuguhkan dengan pemandangan semrawutnya wa-jah Penelokan.

� Swasrina

Pariwisata Bangli

Tarif Naik 200 Persen, Target Kunjungan 700 Ribu

Page 24: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201524

K E S E H ATA N

Selain kanker payudara, wanita sangat rentan terserang kanker serviks. Kanker serviks ini bi-asanya menyerang wanita pada

rentang usia produktif antara 35-50 tahun. Realitasnya, kanker serviks ini memang sangat sulit dihindari para wanita. Kanker ini relative fatal dan

berpeluang menjati mesin pembunuh. Walau kanker serviks, ini sangat mem-bahayakan bagi kaum hawa, virus seba-gai katalisator penyebab kanker serviks itu bisa dijinakkan secara dini. Caranya dengan memberikan vaksin.

“Penyakit tersebut dapat dicegah dengan pemberian vaksin antiviral se-

jak dini. Langkah ini dilakukan untuk pencegahan primer,” ujar Ketua Divisi Onkologi, Bagian SMF Fakultas Ke-dokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Prof. Dr. dr. Ketut Suwiyoga, Sp.OG (K), beberapa waktu lalu.

Pencegahan sejak dini dinilai efektif untuk mengeliminir sebaran kanker serviks selama kurun waktu 10 tahun ke depan. Upaya pencegahan tersebut katanya sudah disosialisasikan melalui program-program penyuluhan tentang pengetahuan seks, kepada masyarakat di usia remaja dan produktif. Pencegahan dengan metode lain juga bisa dilakukan, yakni dengan mengupayakan Pap Smear dan IVA. ‘’Langkah-langkah ini sudah menjadi program pemerintah kabupaten/kota bersama Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan FK Unud,’’ tambahnya.

Sejauh ini rata-rata sebanyak 150-160 wanita per tahun terserang pe-nyakit kanker serviks di Bali. Dari 150 penderita kanker serviks tersebut, sebanyak 120 wanita per tahun berada pada stadium invasi alias sudah menjadi kanker. Sedangkan sisanya baru menga-lami gejala tahap awal. Pada tahap ini peluang sembuh sangat besar.

Jalur sistematis yang dikondisikan dalam kaitan pencegahan kanker servik ini, menurut Suwiyoga, dimulai pada remaja sekolah dan umum. “Edukasi seks sangat penting diberikan sejak usia dini,’’ ujarnya memberi solusi. Saat ini dalam program penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan, sudah menyasar siswa SMP. Ini diupayakan agar tahap pencegahannya lebih mudah. Dari atensi dan kepedulian pemerintah, di wilayah Denpasar maupun Badung, ini gratis. Semua biaya vaksinasi yang diberikan kepada remaja sekolah itu dibiayai pemerintah. Sedangkan, vak-sinasi secara umum, karena hal itu merupakan kesadaran warga, memang dibayar sendiri

� Cittamaya

Pemberian Vaksin Cegah Kanker Serviks

Page 25: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 25

PERUBAHAN dan dinamika kes-ehatan baik lingkup daerah, nasional dan global berlangsung sangat cepat. Peruba-han dinamis itu berimplikasi pada jenis penyakit tertentu. Dari data yang ada, penyakit infeksi dan non-infeksi menjadi tantangan kesehatan Provinsi Bali ke depannya. Hal ini penting diwaspadai mengingat dampak dari penyakit terse-but, merupakan akibat dari perubahan kesehatan yang dinamis dan gaungnya cenderung menglobal.

Untuk di Bali saat ini yang menjadi sorotan Dinas Kesehatan Bali, adalah terkait kasus gigitan anjing rabies. Fakta ini menunjukkan, ternyata di Bali be-lum bebas dari rabies. Dari kenyataan itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr. Ketut Suarjaya mengatakan, pihaknya cukup prihatin dengan kondisi tersebut. Namun, jajarannya bukan ber-pangku tangan. Dengan berbagai usaha dan upaya, pihaknya terus bekerja sama dengan berbagai instansi terkait dalam hal penanganan rabies itu.

Usaha itu meski melibatkan banyak pihak. Solusi terbaik, adanya kontribusi dan kesadaran masyarakat secara holistik. Dia sangat mengharap agar masyarakat turut berperan aktif dalam menekan kasus gigitan anjing rabies di Bali saat ini. “Ya, inilah PR bersama kita saat ini,” ujarnya. Tingginya kasus gigitan ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam melakukan penanganan pertama. Bahkan, masih ada yang enggan berobat setelah tergigit anjing rabies. Jadi diharap-kan agar cepat melakukan pengobatan ke puskesmas-puskesmas terdekat.

Untuk mengantis ipasi hal i tu, masyarakat diminta meningkatkan prin-sip hidup sehat yang harusnya menjadi dasar acuan keseharian warga. Hal ini merupakan langkah utama dalam mene-kan kedua kategori penyakit utamanya infeksi dan non-infeksi. “Kalau yang non-infeksi itu jenis penyakit seperti jantung, stroke dan hipertensi. Sementara, infeksi seperti malaria dan penyakit yang serupa lainnya,” terangnya.

Meski saat ini Provinsi Bali menduduki peringkat satu pelayanan terhadap kes-ehatan. Hal itu belum jaminan beberapa penyakit dapat ditekan, seperti halnya malaria. Namun, pihaknya tetap melaku-kan upaya preventif dalam membenahi hal tersebut. “Meski malaria sudah dielemi-nasi, bukan berarti kita lepas tangan be-gitu saja. Kami tetap melakukan berbagai langkah dan upaya riil dalam mengatasi kemunculan penyakit itu,” ungkapnya.

Karena alasan itulah, Dinas Kes-ehatan Provinsi Bali mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan kes-ehatannya utamnya yang akan dihadapi tahun ini. “Mengingat kita sudah berada di tahun 2015. Saya berharap adanya kesadaran masyarakat bersama-sama menekan masalah kesehatan yang terjadi ke depannya di Bali,” pinta dr. Ketut Suarjaya saat ditemui usai mengikuti keg-iatan teleconference dengan Kemenkes di RSUP Sanglah belum lama ini.

� Cittamaya

Penyakit Infeksi dan Non-infeksi

Tantangan Kesehatan Bali ke Depan

grafis : wawan

Page 26: Majalah balipost edisi 74

L E N S A

Pemberantasan korupsi marak dilakukan Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK). Apresiasi ter-hadap aksi pemberantasan korupsi ini

pun dituangkan masyarakat Bali lewat karya ogoh-ogoh. Nampak

dua orang remaja sedang melewati ogoh-ogoh yang menggambarkan seekor tikus putih --simbol korup-

tor, yang sedang diinjak.

SIMBOL KORUPTOR

Page 27: Majalah balipost edisi 74

MBP/Anak Agung Gede Indra Putra

Page 28: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201528

O L A H R A G A

Mantan pemain sepak bola Amerika (NFL) Rob Kon-rad akan selalu mengenang perjuangannya bertahan hidup dengan berenang selama 16 jam di Pantai Florida. Insiden yang nyaris merenggut nyawanya

itu bermula dari hobinya memancing di laut lepas.Ia menyukai olahraga itu sejak kecil di North Shore, Bos-

ton. Ia juga sadar risiko bila terjadi kecelakaan di lokasi yang jaraknya 14 km dari daratan.

Mantan fullback di klub Miami Dolphins dari 1999 hingga 2004, pamit pada istrinya Tammy hendak pergi memperbaiki perahu serta langsung pergi memancing. Saat itu Rabu, tengah hari.

Hari baik sekaligus buruk terjadi dalam hitungan detik. Um-pannya disantap ikan yang cukup besar. Saat hendak mengulur tali, sebuah ombak besar menghantam perahunya.

Ia tak sempat ber-pegangan dan terjebur di laut. Ironi, pada saat bersamaan perahunya dalam kondisi ‘on’ dan ‘auto pilot.’ Dengan perlahan perahu itu meninggalkan dirinya terapung-apung. Me-lengkapi kondisi sial itu, ia tak sempat men-genakan jaket penga-man ataupun pelam-pung. “Saya sadar saya menghadapi masalah besar,” ujar Konrad saat diwawancarai As-sociated Press.

Pertarungan hidup mati pun dimulai. Ia harus berenang sejauh 43 km menuju Palm Beach. Renang mara-ton itu harus segera dilakukan karena badannya akan kedinginan atau terancam kram meski suhu air sekitar 20 derajat Celcius di satu dua jam pertama.

Ia membuka bajunya dan memulai kayuhan tangan dengan tak terburu-buru. Bila bosan dengan dengan gaya bebas, ia tak segan-segan berubah dengan gaya dada atau punggung. Sekelompok ikan hiu mendekati dan mengelilingnya sebelum meninggalkanya. “Saat malam, saya melihat cahaya berkilauan di permukaan laut. Saya kira itu ubur-ubur,” paparnya.

Harapannya akan datang pertolongan, menghasilkan tanda-tanda. Sebuah perahu penangkap ikan lewat namun tak mengin-dahkan. Demikian dengan helikopter penyelamat yang mencari dirinya, pun selanjutnya meninggalkan lokasi.

Saat kelelahan mulai merayap, ia melihat kilatan cahaya di seberang. Itu pasti garis pantai, mungkin lima hingga enam jam

berenang lagi. “Mungkinkah saya bisa berenang sejauh itu,” tanya Konrad pada diri sendiri dalam konferensi pers itu.

“Saya berenang lagi. Ingatan saya pada kedua anak saya, satu berusia 10 tahun dan satu lagi 8 tahun.”

Pikirannya mulai kacau saat tubuhnya mulai dilanda kele-lahan. Namun cahaya itu semakin dekat dan jelas. Suara ge-mercik air pun berubah ketika disadari dirinya telah terkapar di pantai.

“Persoalannya saya sudah tak kuat lagi menggerakkan kaki. Badan saya gemetaran dan perlu beberapa waktu untuk meng-hangatkan diri sebelum saya bisa berjalan lagi,” katanya. Ia mer-angkak di sepanjang pantai hingga menemukan sebuah rumah dan mengetuk pintunya. Saat itu hari telah menjelang pagi.

Perlu waktu untuk memanggil ambulans dan membawanya ke rumah sakit. Ia menderita hipotermia dan dehidrasi hingga

perlu rawat inap be-berapa hari.

Regu penjaga pantai memberi tahu bahwa perahunya ditemukan di Grand Bahama Is-land tepatnya di Dead-man’s Reef, ironi nama dengan nasibnya.

Beberapa hari kemu-dian Konrad menceri-takan petualangannya itu di depan media den-gan kaki yang masih gemetaran, jalan sem-poyongan dan Tammy mendampinginya den-gan tangis keharuan.

“Jadi, menyenang-kan ada di sini,” kata pria berusia 38 tahun itu di depan wartawan. “Seharusnya saya tidak ada disini.” Tammy

menambahkan, “Ini sebuah keajaiban dia bisa kembali pu-lang.”

Setelah namanya muncul di media, pujian pun mengalir pa-danya, salah satunya dari perenang jarak jauh Diana Nyad. “Ini cerita luar biasa. Bertarung mempertahankan hidup sendirian dan tanpa bantuan siapa pun menyelamatkan diri sendiri, saya menganggumi dia,” katanya.

Sebagai seorang atlet yang bukan perenang, Konrad diun-tungkan dengan profesinya sebagai pemain sepak bola memberi pengalaman-pengalam penting dalam menghadapi situasi sulit dan memerlukan keputusan cepat.”Ini bukan cerita tentang re-nang tapi bagaimana mempertahankan hidup,” jelas Nyad yang dikenal dengan aksinya berenang dari Kuba menuju Florida.

� Yudi Winanto

MBP/net

Mantan pemain sepak bola Amerika (NFL) Miami Dolphins Rob Konrad.

antan pemain sepak bolaAmerika (NFL) Rob Kon berenang lagi “Mungkinkah saya bisa berenang sejauh itu ”

Page 29: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 29

ATLET pemecah rekor dunia Paula Redcliffe mempunyai kerinduan untuk tampil lagi di lomba lari London Mara-thon April mendatang. Ini akan menjadi penampilan terakhirnya setelah sembi-lan tahun absen di lomba itu.

Atlet putri Inggris berusia 41 tahun terakhir kali tampil di nomor lari yang menguji ketahanan fisik dan mental itu di Berlin September 2011. Juara tiga kali London Marathon itu mencetak rekor dunia pada 2003 dengan waktu 2 jam 15 menit 25 detik saat tampil di event ini.

Namun, Redcliffe bukan satu-satunya unggulan di lomba ini. Sederet atlet top akan ambil bagian pda lomba yang

digelar pada 26 April itu. Dan Redcliffe akan mengumumkan niatnya berlomba pada 30 Januari mendatang, laporan Agence France-Presse.

Juara bertahan Edna Kiplagat yang tercatat dua kali menjadi juara dunia juga ambi l bagian. Pelari Kenya Florence Kiplagat yang menjadi runner-up tahun lalu, juga ikut selain Priscah Jeptoo dan Mary Keitany.

� Yudi Winanto

DUA atlet panjat tebing AS memecahkan rekor menaklu-kan tebing granit setinggi 900m di Taman Nasional Yosemite,

California dalam waktu 19 hari. Mereka mendaki tebing El Capi-tan, Dawn Wall tanpa menggunakan piranti apapun kecuali jari dan kaki mereka sendiri

Tommy Caldwell dan Kevin Jorgeson memulai aksinya pada 27 Desember lalu. Caldwell yang berusia 36 tahun dan Jorgenson (30) hanya menggunakan tali dan harnes sebagai pengaman bila terjatuh. Mereka

diikuti dua juru foto yang merekam aksi pemanjatan itu.Tebing ini menjulang di Taman Yosemite, dengan besar tiga kali

Menara Eiffel, Paris dan lebih tinggi dibandingkan bangunan tertinggi di dunia Burj Khalifa in Dubai. “Ini bukan proses penaklukan. Ini adalah

proses mewujudkan mimpi,” kata Caldwell merujuk pada rute yang diklaim sebagai pemanjatan tersulit di dunia, laporan Agence France-Presse.

Caldwell asal Estes Park, Colorado, dan Jorgeson dari Santa Rosa, California. Keduanya telah berlatih bertahun-tahun untuk menyiapkan

pencapaian ini.Di dinding granit itu terdapat seratusan rute menuju puncak dan

kebanyakan dari mereka sukses termasuk Warren Harding dan Dean Caldwell yang menjadi pemanjat pertama pada 1970. Namun keduanya menggunakan tali dan paku pasak dalam pemanjatan selama 27 hari. Hingga kini belum ada pemanjatan yang sukses

dan dilakukan secara simultan.

� Yudi Winanto

DUA atlet panjat tebing ASkan tebing granit setinggi 900m

California dalam waktu 19 hari. Mtan, Dawn Wall tanpa menggunakan pkaki mereka sendiri

Tommy Caldwell dan Kevin JorgesDesember lalu. Caldwell yang berusia 36 tamenggunakan tali dan harnes sebagai pe

diikuti dua juru foto yang merekam aksiTebing ini menjulang di Taman Yos

Menara Eiffel, Paris dan lebih tinggi dibdi dunia Burj Khalifa in Dubai. “Ini bukan

proses mewujudkan mimpi,” kata Caldwell sebagai pemanjatan tersulit di dunia, lapor

Caldwell asal Estes Park, Colorado, dCalifornia. Keduanya telah berlatih berta

pencapaian ini.Di dinding granit itu terdapat sera

kebanyakan dari mereka sukses tDean Caldwell yang menjadi pemakeduanya menggunakan tali dan selama 27 hari. Hingga kini belum

dan dilakukan secara simultan.

itu. Dan umkan

da 30 oran

na t

-up tahun lalu, Jeptoo dan Mary

Kembali Setelah Sembilan Tahun

Tommy Caldwell (kiri) dan Kevin Jorgeson berdiri di depan dinding granit Dawn Wall, El Capitan di

Taman Nasional Yosemite Valley California.

Menaklukkan Rute Tersulit

Page 30: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201530

O L A H R A G A

TIDAK semua cabang olahraga digemari oleh masyarakat. Salah satu-nya boling. Olahraga yang dimainkan di lintasan ini sedikit peminatnya di

Indonesia termasuk di Bali. Dampak-nya, Persatuan Boling Indonesia (PBI) Bali hanya mempunyai segelintir atlet untuk dibina dan diterjunkan mengi-

kuti event-event tingkat nasional.Melihat situasi ini, pengurus PBI

Bali berencana melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan masyarakat umum di seluruh kota dan kabupaten guna memancing minat pelajar dan warga agar mau menggeluti boling. ‘’Lewat program ini diharapkan se-makin banyak muncul atlet potensial untuk dibina dan selanjutnya ditu-runkan membela Bali dalam kejuaraan nasional,’’ kata Sekretaris Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) PBI Bali Riani Kartawirya di Denpasar pekan lalu.

Menurut wani ta asal Bandung (Jawa Barat) ini, banyak remaja dan warga Bali yang memiliki potensi menjadi atlet boling. Hanya, mereka cenderung menggunakan boling untuk ajang rekreasi, bukan buat mengejar prestasi seperti pada olahraga lainnya. Padahal, apabila dibina intensif dan berkesinambungan, mereka berpelu-ang besar menjadi peboling andalan.

Melalui sosialisasi secara terus-menerus, pelajar dan masyarakat bakal ingin mengenal dan mencoba olahraga memainkan boling. Apalagi kalau dilihat dari kemampuan ekonomi, banyak penduduk Bali yang berada di atas rata-rata. ‘’Sekarang kembali kepada mereka, jika sudah muncul keinginan untuk mencoba, pasti bisa. Begitu juga sebaliknya, kalau sama sekali tidak ada kemauan, bakal sulit meraih prestasi,’’ ujar Riani.

Dikatakannya, tidak mudah men-jadi atlet boling jika tidak diimbangi dengan niat yang besar. Dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang besar dalam latihan serta tidak pernah berhenti mencoba. Terlebih jika ingin berlaga di tingkat nasional, saingan dan tekanan semakin banyak.

Saat ini atlet boling putri Bali El-banya Prahardinda sedang mengikuti program pembinaan Primatama yang digelar Pengurus Besar (PB) PBI di Bandung, Jawa Barat. Ini sebagai per-siapan dirinya mengikuti event-event nasional termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jabar.

� Eka Parananda

Sosialisasi Boling Lewat Sekolah

MBP/nan

Elbanya Prahardinda, atlet boling Bali.

Page 31: Majalah balipost edisi 74

YANG namanya seleksi pasti sulit. Apalagi kalau levelnya sudah tingkat nasional. Ini dirasakan pemain sepak bola Bali yang mengikuti seleksi klub Bali United Pusam (BUP) di Lapangan Banteng, Seminyak, Kuta, Badung, sejak awal Januari lalu.

Puluhan pesepak bola dari selu-ruh Bali ambil bagian dalam penjar-ingan pemain tersebut, namun tidak semuanya dinaungi keberuntungan. Pada seleksi tahap pertama lolos sembilan nama. Dalam seleksi berikutnya, empat terpental, yaitu Asep Tri Wahono, Anggo Julian, Agus Kayun Dwipayana, dan Agus Setiawan. Sementara lima pemain lainnya, Junius Felicianus R. Bate, Ketut Mahendra, Nengah Sulendra, Komang Adi Parwa, dan Komang Sukarja, mampu bertahan.

Dari lima nama terakhir, Su-karja yang paling awal dikontrak oleh manajemen BUP, tepatnya Senin (12/1). Dua hari kemudian menyusul Junius, dan Kamis (15/1) giliran Sulendra yang resmi men-jadi pemain BUP setelah melalui negosiasi cukup panjang. Dengan demikian, tinggal Mahendra dan Adi Parwa yang belum mendapat kepastian kontrak.

Pelatih BUP Indra Sjafri men-gaku membutuhkan 25-26 pemain termasuk legiun asing untuk men-garungi kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015. Apakah di antara jumlah tersebut termasuk Mahendra dan Adi Parwa? Menarik ditunggu skuad final BUP nantinya. Jika Mahendra dan Adi Parwa lolos seleksi, berarti lima pemain putra Bali yang akan memperkuat BUP. Sebaliknya, kalau Mahendra dan Adi Parwa terdepak, daerah ini cuma mempunyai Sukarja, Junius, dan Sulendra di klub yang sebel-umnya bermarkas di Samarinda, Kalimantan Timur, itu.

Tiga pemain lokal terbilang minim mengingat BUP berkan-dang di Bali tepatnya di Stadion Wayan Dipta, Gianyar. Namun,

itulah keputusan yang diambil oleh Indra Sjafri. Masyarakat sepak bola di Pulau Dewata harus menghormati hasil seleksi yang dilakukan tim pelatih BUP. Mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 ini tentu memiliki pertimbangan matang dalam

menentukan skuadnya yang ditargetkan bertahan di ISL musim depan. Kebutuhan tim menjadi kriteria utama, mengingat asuhannya akan berlaga di kompetisi level tertinggi di Tanah Air.

� Mawa

Berapa Pemain Bali di BUP?

Page 32: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201532

A K T I V I TA S

MBP/ist

POTENSI - Potensi pertanian di Kabupaten Tabanan tidak hanya berdampak pada industri pariwisata dan ekonomi

masyarakat, melainkan bisa menjadi poros edukasi perta-nian di Bali, bahkan di tingkat internasional. Bila perlu

di Tabanan bisa dibangun kampus yang berorientasi pada culture & agriculture guna menunjang pengembangan dan

pelestarian budaya pertanian. Gagasan ini disampaikan oleh Ketua Sabha Yowana Pratisentana Ida Bhatara Sira Arya

Kenceng, A.A Ngurah Panji Astika.

MBP/ist

TPST - Sebagai daerah tujuan wisata, langkah Kades Pecatu I Made Karyana Yadnya, S.E. yang dilantik pada

28 Desember 2013, sudah mampu mewujudkan program-program yang mendasar seperti pembangunan dua Tempat

Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dan salah satunya menjadi rumah hijau Bungan Jepun. Selain membangun dua TPST, Kades Pecatu mengadakan kerja sama dengan

melibatkan swasta dan komponen pariwisata setempat untuk mengolah limbah cair menjadi air bersih. Nampak dalam

foto Camat Kuta Selatan I Wayan Wirya didampingi Kades Pecatu I Made Karyana Yadnya dan Ketua Tp. Pkk Pecatu

Ny. Fatmawati Karyana disaat meninjau Rumah Hijau Bun-gan Jepun Desa Pecatu.

MBP/Wan

KOLEKSI BARU - Felice Jewellery menepati janji dengan menambah koleksi terbaru perhiasan emas dan

berlian dalam pameran di ruang Bedugul, Sanur Paradise Plaza Hotel. Sales Felice Jewellery, Lukluk, mengatakan,

pihaknya tidak hanya menambah koleksi terbaru, tapi juga menyediakan promo yang sayang untuk dilewatkan. Lukluk menambahkan, promo yang ditawarkan antara lain berlian on price mulai Rp 299 ribu, promo mens ring Rp 7,999 juta,

cincin black diamond solitaire Rp 9,999 juta, promo satu set perhiasan, promo cincin emas bertabur berlian berben-

tuk marquise untuk wanita Rp 7,999 juta, promo cincin batu-batu berharga mulai Rp 15 juta, dan promo satu carat

berlian Rp 35 juta.

MBP/Wan

PAMERAN - Felice Jewellery masih menghadirkan koleksi terbaru perhiasan emas dan berlian serta batu-batu berhar-

ga dalam pameran di Ruang Bedugul, Sanur Paradise Plaza Hotel. Sales Felice Jewellery, Lukluk, mengatakan berlian-

berlian Felice semuanya dipadupadankan dengan emas putih sehingga membentuk perhiasan yang indah sekaligus

berkelas. Felice mendatangkan bahan baku berlian dari Afrika untuk menghasilkan perhiasan berkualitas. Clarity

atau tingkat kejernihan berlian yang diambil dari Afrika Se-latan sudah mencapai tingkat Very-very Slight (VVS1), yaitu

inclusion atau berlian yang cacat di dalam sangat halus hingga sangat sulit terlihat.

Page 33: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 33

MBP/ist

JALAN SANTAI - Perayaan HUT ke-46 Perkumpulan Pen-didikan Nasional (Perdiknas) Denpasar juga diisi kegiatan

jalan santai, Minggu (11/1). Jalan santai diikuti seluruh civitas akademika di bawah naungan Perdiknas, yakni SMP

Nasional, SMA Nasional, SMK Teknologi Nasional, dan Un-diknas University. Para peserta jalan santai dilepas langsung

Kadisdikpora Kota Denpasar, IGN Eddy Mulya bersama Pendiri Utama Perdiknas, Drs. Ketut Sambreg, MM dan Ket-

ua Perdiknas Dr. AAA. Ngr. Tini Rusmini Gorda, SH, MH, MM. Tini mengatakan hari kelahiran sejatinya merupakan

hal biasa. Tapi ketika dirayakan berbeda, apalagi Perdiknas sebagai lembaga pendidikan mengusung tema “Character

Building”, akhirnya membentuk satu makna yang berbeda.

MBP/ist

RAPAT KERJA - Bank Sinar Harapan Bali atau yang lebih dikenal dengan Bank Sinar ‘Jreeeng...’ menggelar rapat

kerja tahun 2015 di Denpasar, Sabtu 10 Januari 2015 yang dihadiri oleh jajaran Direksi Bank Sinar, pejabat eksekutif,

kepala cabang dan kepala unit terkait lainnya. Rapat kerja tersebut diisi dengan arahan langsung dari

Direktur Utama Bank Sinar I Wayan Sukarta Dharmawan, pemaparan pencapaian dan review kinerja bank wide di

tahun 2014, target bisnis tahun 2015 serta langkah-langkah strategis untuk mencapai target tersebut. Hingga Desember

2014 Bank Sinar berhasil mencatat laba sebesar Rp 20,45 miliar atau tumbuh 28,93% (YoY) dengan total aset sebesar

Rp 1,76 triliun atau meningkat 60,90 % (YoY).

MBP/ist

TERAKHIR - 2015 adalah tahun terakhir jabatan Bupati Badung A.A. Gde Agung. Namun, mendekati akhir masa

jabatan periode keduanya, kinerja Gde Agung bukan-nya melorot melainkan justru tambah greget. Salah satu

buktinya yakni Bupati Gde Agung makin semangat hadir di tengah-tengah pegawai. Tujuannya tak lain adalah untuk mendorong dan mengajak jajaran birokrat di Pemkab Ba-

dung lebih disiplin dan mendedikasikan diri bagi peningka-tan kesejahteraan masyarakat Badung. Hal itu diungkapkan

Kabag Humas dan Protokol Setda Badung A.A. Gede Raka Yuda, Jumat (9/1) di Puspem Badung.

MBP/ist

KHIDMAT - Hari ulang tahun (HUT) Maharishi Ma-hesyogi dilaksanakan secara khidmat di SMK Kesehatan

Maharishi di Jl. Raya Wanayu, Bedulu, Blahbatuh, Senin (12/1). Puncak HUT ditandai dengan pemotongan kue dan tumpeng oleh Kepala SMK Kesehatan Maharishi, Bedulu,

Blahbatuh, Gianyar, Ir. Anak Agung Gede Sugianthara, M.S., diserahkan keada pengurus komite dan siswa yang

berulangtahun pada tanggal yang sama. HUT diawali dengan puja bersama dan meditasi trancendental yang dis-ebarkan Maharishi Mahesyogi. Nampak dalam foto Kepala SMK Kesehatan Maharishi, Anak Agung Gede Sugianthara didampingi siswa dan komite menyalakan lilin HUT Maha-

rishi Mahesyogi.

Page 34: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201534

A K T I V I TA S

MBP/ist

DIPERLUAS - Ruang untuk pengembangan sektor pariwisata di Badung Utara (Kecamatan Mengwi, Petang dan Abiansemal) akan diperluas. Namun dengan catatan, pengembangan tetap mengacu pada konsep ideal Badung

Utara sebagai daerah konservasi, penyangga dan pengem-bangan pertanian. Hal itu terungkap pada rapat Pansus Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten Badung

yang digelar di Kantor DPRD Badung, Senin (12/1). Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Badung Wayan Suambara

mengatakan, perluasan ruang untuk pengembangan desa wisata itu adalah hal positif sepanjang tetap mengacu kon-

sep pariwisata alam dan berbasis masyarakat atau dari, oleh dan untuk masyarakat setempat.

MBP/ist

PIODALAN - Merajan Agung Sukahet Klungkung kembali melaksanakan karya piodalan agung. tawur balik sumpah

dan banten nyatur. Karya ini dilaksanakan lima tahun sekali, setelah digelar karya agung Mamungkah Tawur

Balik Sumpah, Panyejeg Jagat, Nubung Padagingan, Ngenteg Linggih lan Padudusan Agung, tepat lima tahun

lalu. Sebagai rangkaian dari karya ini, ribuan warih Dalem Segening trah Ida I Dewa Sumretha ngiringang Ida Batara

Merajan Agung Sukahet melasti ke Segara Klotok, Senin (5/1). Nampak dalam foto Ida I Dewa Panglingsir Agung Putra Sukahet (paling depan) memimpin prosesi melasti

hingga tiba di Segara Klotok bersama ribuan warih Dalem Segening trah Ida I Dewa Sumretha.

MBP/ist

REVEGETASI - Kegiatan revegetasi yang dilaksanakan Universitas Udayana bekerjasama dengan Universitas

Yamaguchi Jepang, JICA (Japan International Coorperation Agency) serta Takino Filter Inc, Minggu (11/1) di kawasan

kaldera Batur Kintamani tepatnya di kawasan hutan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Batur Bukit Payang. Rektor

Universitas Udayana Prof. Dr. Ketut Suastika saat ditemui disela-sela kegiatan menjelaskan, tujuan dilakukannya

revegetasi ini adalah untuk menghutankan kembali lahan-lahan yang selama ini gersang. Melalui teknologi yang telah

berhasil diujicobakan di Jepang, ini diharapkan revegetasi ini nantinya dapat mencegah erosi dan menahan kelemba-

ban di kawasan Kaldera Batur.

MBP/ist

PERINGATAN - Puncak peringatan HUT ke-7 Rumah Sakit (RS) Balimed berlangsung meriah, Minggu (11/1).

Peringatan HUT yang sejatinya jatuh pada 8 Januari lalu ini diawali kegiatan jalan santai yang melibatkan owner,

komisaris, direksi dan seluruh karyawan. RS Balimed juga menggelar bazzar makanan, minuman, dan beraneka sou-

venir serta acara hiburan. Puncak peringatan HUT ke-7 ini selanjutnya ditandai pelepasan balon. Direktur RS Balimed

Denpasar, Dr. Wayan Yupiterika Satrigraha, MS mengaku bangga melihat rumah sakit yang dipimpinnya ini eksis dike-

nal masyarakat hingga memasuki tahun ketujuh. Terlebih, RS Balimed telah meraih sejumlah penghargaan.

Page 35: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 35

MBP/ist

HUT - Suasana serangkaian lomba HUT ke-62 Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar, Sabtu (10/1) berlangsung

sumringah. Pasalnya, orang nomor satu di Kota Denpasar, Wali Kota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra hadir di

acara tersebut sekaligus membuka lomba tari modern dance antarsiswa se-Bali. Walikota disambut Ketua Yayasan Dwi-

jendra Pusat Denpasar, M.S. Chandra Jaya, bersama Ketua Pembina Dr. Karlota dan Ketua Pengawas, Made Karma-

jaya, Sekretaris Wayan Abdi Negara dan Rektor Undwi yang juga Ketua Panitia, Dr. Putu Dyatmikawati, S.H., M.Hum.

Saat itu Walikota yang didampingi Kadisdikpora IGN Eddy Mulya dan Kadisbud memberikan kuliah umum “Denpasar Kota Kreatif dan Berwawasan Budaya” serta menandatan-

gani MoU dengan Undwi.

MBP/ist

SERAH TERIMA - Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stispol) Wira Bhakti Denpasar gelar serah terima kepengu-rusan BEM yang lama ke yang baru, serta pelantikan BEM

yang baru pada Jumat (9/1). Kepengurusan BEM yang baru nantinya akan dipimpin oleh I Putu Yudi Pratama. Pada ac-ara ini juga didatangkan narasumber Gede Pasek Suardika untuk memberikan materi yang mengambil tema “Penera-pan Kepemimpinan Berbasis Nasionalisme”. Ketua Stispol I Nengah Merta, S.Sos, M.Si memberikan selamat kepada

Ketua BEM yang baru.

MBP/ist

TINDAK LANJUT - Senator Indonesia Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra

Suyasa III bertindak cepat terkait adanya laporan dan aspi-rasi dari masyarakat Bali terkait adanya pelecehan simbol Hindu yakni pelarangan pemakaian gelang Tri Datu yang

dikenakan karyawan Hindu yang dilakukan oleh pejabat hotel pendatang dari luar Bali. Isu publik yang ramai

dibicarakan oleh umat di media sosial ini langsung ditin-daklanjuti oleh Senator Wedakarna yang juga Komite III

DPD/MPR RI yang membidangi tentang agama dan tenaga kerja. Wedakarna juga mengusulkan agar di 5.000 kamar di hotel–hotel Nusa Dua diisi Kitab Suci Bhagawad Gita untuk melengkapi Al-Quran dan Injil yang juga sudah diletakkan

di kamar-kamar hotel.

MBP/ist

KEHARMONISAN - Keputusan Bupati Badung Anak Agung Gde Agung untuk tetap menjaga keharmonisan

yang telah terbangun selama ini antara desa adat dan desa dinas mendapat dukungan penuh segenap Majelis Alit

dan Majelis Madya Desa Adat yang ada di Kabupaten Ba-dung. Kepala BPMD-PD Kabupaten Badung Putu Sridana mengatakan bahwa guna memperkuat eksistensi desa adat

baik berkaitan dengan kelembagaan, serta menjaga aset aset Milik Desa Adat dan ketatalaksanaan yang ada di desa adat,

sesuai dengan permintaaan majelis alit, akan segera mem-buat Perda yang intinya memperkuat eksistensi desa adat.

Page 36: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201536

L I N G K U N G A N

Langit yang terus mendung akhir-akhir ini membawa angin kelabu bagi petani garam. Tak satu pun petani garam yang bekerja untuk

menghasilkan kristal putih tersebut. Lahan pembuatan garam sepi. Cuaca buruk saat ini membuat petani garam tak berdaya. Pasalnya, proses pembuatan garam secara tradisional hanya bisa dilakukan jika udara cerah. Artinya proses pembuatan garam ini sangat tergantung dari teriknya sinar matahari. Jika hujan terus menerus tentu saja para petani gagal berproduksi. Akibat lama tidak memproduksi garam, lahan pun tergenang air hujan dan ditum-buhi rerumputan.

Para petani garam di Banjar Amed Desa Purwekerti, Kecamatan Abang, Karangasem meradang. Sejumlah petani terpaksa harus beralih profesi karena proses pembuatan garam tidak bisa dilakukan akibat hujan yang terus meng-guyur. Seperti tahun-tahun sebelumnya,

petani garam baru bisa mulai berproduksi setelah musim hujan usai sekitar Juli dan Agustus.

Seorang Petani di Banjar Amed, Ni Made Sari mengaku terpaksa beralih pro-fesi sebagai buruh pencari rumput untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dilakukan karena pembuatan garam yang dilakukan secara tradisional yang ditekuni belasan tahun tersebut sangat tergantung sinar matahari. Akibat minimnya sinar matahari dan seringnya hujan, Made Sari tidak bisa membuat garam kembali.

Kendala sinar matahari tersebut me-nyebabkan petani garam di Banjar Amed harus berhenti menekuni pekerjaannya hingga musim hujan usai. ‘’Petani seka-rang tidak bisa membuat garam terpaksa istirahat, hingga cuaca kembali membaik. Biasanya bulan Agustus mulai musim panas,’’ terang Made Sari. Mulai saat itu para petani garam baru kembali ke ‘’ladang’’.

Bekerja sebagai buruh pencari rumput Made Sari hanya diberikan upah sebesar Rp 20.000. Selain mencari rumput, ia juga harus membawa rumput tersebut sebagai pakan sapi. Sedangkan suaminya mem-bantu perekonomian keluarga dengan menjadi nelayan. Namun, para nelayan di Amed juga tidak bisa berlayar jauh mengingat cuaca yang tidak mendukung. ‘’Paling berlayar di pesisir pantai saja. Kondisi cuaca belum baik,’’ keluhnya.

Di sisi lain kondisi petani garam saat ini memang sangat terpuruk. Jumlah produksi terbatas ditambah proses pem-buatan garam yang lama, menyebabkan penghasilan petani garam masih jauh dari layak. Made Sari mengaku untuk satu kilo garam ia jual dengan harga Rp 3.000. Saat cuaca bagus ia dapat menghasilkan 20 kilogram garam yang diproses selama empat hari. ‘’Penghasilan petani garam tak seberapa, sekilo hanya 3 ribu. Itupun kita menunggu selama 4 hari,’’ tuturnya.

Pihaknya mengaku saat ada wisatawan yang mengunjungi tempat produksi garamnya tersebut penghasilan yang ia dapatkan bisa lebih baik. Ia mengaku bisa menjual garam hingga Rp 50 ribu perki-logram. ‘’Kalau ada tamu yang langsung melihat-lihat tempat kami membuat ga-ram, biasanya kita bisa jual kepada tamu Rp 50 ribu per kilonya. Kadang ada yang membeli 10 sampai 20 kilo, tapi pasti kita bagi dengan kelompok,’’ imbuhnya.

Kelompok petani garam di Amed ini terkenal di luar negeri. Jika potensi penggaraman di Amed ini dikembang-kan maksimal, garam dari Amed ini bisa diekspor secara besar-besaran. Buktinya tidak sedikit hasil dari kelompok petani garam diekspor hingga ke luar negeri. Diantaranya ke Perancis dan Jepang untuk perasa makan atau spa. Walupun dikirim hingga ke luar Negeri sayangnya hingga saat ini peran pemerintah untuk mengembangkan potensi petani garam belum ada sama sekali. ‘’Kelompok tani garam tak pernah mendapatkan bantuan dari pemrintah,’’keluhnya.

� Farendra

Cuaca Buruk

Petani Garam Terpuruk

Bali Post/dwa

Hujan yang terus-menerus akhir-akhir ini mengakibatkan lahan pembuatan garam ditinggalkan para petani.

Page 37: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 37

Petani Garam Kusamba LesuKEHIDUPAN petani garam belakan-

gan kian sulit berkembang. Tiap tahun jumlah mereka terus menyusut. Usaha yang menjadi denyut nadi masyarakat pesisir Bali itu kian terpuruk di tengah minimnya perhatian pemerintah. Padahal, saat ini pemerintah pusat sedang serius menggarap sektor maritim, untuk memak-simalkan potensi kelautan.

Dulunya usaha petani garam cukup berkembang. Seperti dilakoni masyarakat pesisir Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung. Salah satunya sentra produksi garam yang masih bertahan di pesisir Pantai Dusun Karangdadi. Namun karena hujan, aktivitas para petani garam sepi.

Salah satu petani garam Ketut Kaping mengakui permintaan lesu. Di tempat usahanya, nampak berdiri satu gubuk reot tempatnya mengolah air laut menjadi garam dan satu gudang tempatnya meny-impan hasil garam.

Kaping mengatakan, terpuruknya usaha para petani garam tampak dari makin minimnya warga pesisir melakoni usaha ini lagi. Dulu jumlahnya ratusan, hingga terbagi dalam beberapa kelompok tani. Namun, saat ini hanya tersisa sekitar 15 KK. Warga lebih memilih merantau

keluar kota. Mereka yang masih bertahan pun kini terus mengeluhkan kondisi saat ini.

Desakan produksi garam dari Jawa, membuat produksi garam asli warga Kusamba terdesak. Sebab, garam dari Jawa bisa dijual dengan Rp 7.000 per 2,5 kilogram. Sementara produksi ga-ram petani setempat, dijual Rp 7.000 hanya untuk 1 kilogram. Pemerintah daerah pernah menjanjikan bantuan untuk pengepakan hasil produksi garam para nelayan. Namun janji itu tidak ada tindak lanjutnya.

Sementara Kelompok petani garam di Pesinggahan yang dahulunya berang-gotakan 20 orang kepala keluarga (KK) di pesisir Pantai Blatung, saat ini hanya tersisa dua KK.

Profesi petani garam dipandang tak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup berkeluarga. Para petani beralih profesi dan berusaha untuk mencari pekerjaan lain. Nyoman Warta (60), petani garam di pesisir Pantai Blatung, Desa Pesing-gahan, mengaku menekuni pekerjaan ini sejak kecil. Saat musim kemarau, setiap harinya Nyoman Warta harus mengangkut air laut dengan menggunakan alat sejenis ember untuk membuat garam. Proses

pembuatan garam secara tradisional ini menarik perhatian para wisatawan asing. Apalagi lokasi penggaramannya terletak di pinggir jalan.

Situasi tersebut bagi Nyoman Warta adalah sebuah berkah di tengah-tengah rendahnya penghasilan per harinya. Para wisatawan tersebut akan melihat proses pembuatan garam, dan apabila berun-tung para wisatawan tersebut juga akan membeli beberapa kantong garam sebagai kenang-kenangan. Soal harga garam? Nyoman Warta tidak mematoknya. Untuk sekantong garam, Warta menawarkan harga bervariasi. Apabila dijual kepada wisatawan, harga sekantong garam se-perempat kilogram akan dihargai Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. Sedangkan jika di-jual ke pasar tradisional, garam 3 kilogram hanya laku Rp 20.000. Nyoman Warta berharap Agustus ini jumlah kunjungan wisatawan akan meningkat. Umumnya wisatawan Jepang, Prancis, dan Belgia senang melihat proses pembuatan garam secara tradisional. Namun tak sedikit para wisatawan merasa kecewa karena mereka tidak dapat menyaksikan pembuatan ga-ram karena cuaca mendung.

� Bagiarta

Petani Garam di Kusamba. Bali Post/dok

Page 38: Majalah balipost edisi 74

P A R I W I S A T A

26 Januari - 1 Februari 201538

D ari sepuluh anggota ASEAN, Indonesia termasuk Bali menjadi sasaran utama ten-aga kerja (naker) asing saat

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Apalagi, secara umum Indonesia belum siap menghadapi MEA, karena minimnya naker lokal mengantongi sertifikasi uji kompetensi. Ancaman serbuan naker asing ini dapat dihalau dengan sertifikasi kompetensi. Sebab-nya, dalam peraturan pemerintah RI No. 52 Tahun 2012 menyebutkan, pen-gusaha pariwisata wajib menggunakan tenaga kerja yang telah mengantongi sertifikat kompetensi baik tenaga kerja

asing maupun tenaga kerja pariwisata lokal. Kendati, dilihat dari waktu san-gat mepet sekali, namun masih bisa dikejar asalkan pemerintah memiliki komitmen untuk mewujudkan hal itu.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, IB Ngurah Wijaya merupakan tantangan berat bagi para pelaku pariwisata lokal. Untuk itu, pekerja pariwisata termasuk pramuwisata Bali diminta bersikap profesional, dan meningkatkan skill untuk menghadapi persaingan di 2015. Sebab, dalam era globalisasi pemer-intah tidak bisa menutup tenaga kerja asing untuk bekerja di Bali.

“Ketatnya persaingan kerja, pelaku pariwisata mesti meningkatkan ke-mampuannya, termasuk di bidang pra-muwisata. Ketika mereka sudah ahli di bidangnya, naker asing akan kesulitan untuk mengambil peran pekerja lokal di Bali,” ujarnya.

Dikatakan, peningkatan skill pekerja pariwisata itu juga bertujuan menin-gkat mutu pariwisata Bali. Seperti, kualitas pelayanan pramuwisata bisa ditingkatkan, sehingga destinasi Bali mampu bersaing destinasi di negara lain. Kelebihan pramuwisata di In-donesia memahami kebudayaan di masing-masing kawasan pariwisata di

Menghalau Serbuan Naker Asing ke Bali

MBP/

Pekerja pariwiata Bali harap-harap cemas menanti diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Sebab, kebijakan ini menjadi tantangan bagi mereka ketika belum mengantongi sertifikasi.

Page 39: Majalah balipost edisi 74

MASALAH yang utama SDM di Bali adalah sedikitnya yang memiliki sertifikasi. Hingga 2014 saja, hanya sekitar 20 persen atau sekitar 30-40 ribu yang tersertifikasi. Padahal, dalam Permen 53 mengharuskan 50 persen tenaga kerja tersertifikasi. Kalau tidak, akan berimplikasi pada izin usaha. Jika mengalami kondisi tersebut, niscaya perusahaan akan memberhentikan karyawan-nya yang tidak memiliki sertifikat dan akan mengganti tenaga yang memiliki sertifikat termasuk yang datang dari luar negeri.

Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Perry Markus mengatakan, kompetensi kerja adalah spesifikasi dari sikap pengetahuan dan keterampilan atau keahlian serta pen-erapannya secara efektif dalam pekerjaan sesuai dengan standard kerja yang diper-syaratkan.

“Saya tidak meragukan kemampuan masyarakat Bali di sektor pariwisata. Hanya saja, kemampuan yang dimiliki tidak cukup untuk menghadapi pesaing dalam pasar bebas. Diperluakan pengakuan tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan. Sama halnya

jika kita mengendari kendaraan, walau kita bisa tapi tanpa mengantongi SIM masih dianggap belum mampu,” ungkapnya.

Pasar kerja nasional dan internasional menuntut tersedianya tenaga kerja yang kompeten di setiap bidang, banyak indus-tri dan organisasi mempersyaratkan agar tenaga-kerjanya memiliki sertifikasi kom-petensi yang kredibel. Di berbagai negara,

pemerintahnya ada juga yang menghendaki bahwa tenaga kerja yang ingin bekerja harus memiliki sertifikasi kompetensi yang diterbitkan oleh lembaga otoritas yang diakui sah.

“Minimnya tenaga kerja pariwisata yang mengantongi sertifikat kompetensi tidak terlepas dari keterbatasan dana. Dana yang dibutuhkan untuk sertifikasi rata-rata Rp350 ribu hingga Rp 750 ribu per satu mata uji. Sedangkan, mata uji yang harus diikuti 25 hingga 60 mata uji, tergantung dari profesi mereka. Jadi karena terbentur biaya, banyak SDM pariwisata yang belum tersertifikasi,” urainya. Sertifikasi kompetensi adalah proses pemberian sertifikasi kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan ob-jektif melalui uji kompetensi yang mengacu pada standar kompetensi kerja, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Dengan memiliki sertifikasi kompetensi ahli K3 maka seseorang akan mendapatkan bukti pengakuan tertulis atas kompetensi yang dikuasainya.

�Parwata

Indonesia. “Contohnya pramuwisata di Bali memahami terkait keberadaan kebudayaan disini, sehingga mam-pu memberikan penjelasan kepada wisatawan yang berlibur di Bali. Pe-mahaman kebudayaan Bali merupakan nilai plus dari pramuwisata di Bali dibandingkan guide asing,” sebutnya.

Guru Besar Unud, Prof. Dr. Ketut Rahyuda, MSIE., berpendapat pe-meritah harus meningkatkan sektor riil. Bali yang mengandalkan sektor jasa memerlukan sumber daya manu-sia (SDM) yang memiliki kompetisi tinggi, disamping harus mau bekerja keras. “Mereka yang memiliki kema-puan biasa saja akan tersisihkan dalam mencari lapangan pekerjaan. Apalagi, kompetensi SDM Bali saat ini dari segala sektor masih sangat rendah, se-hingga kalah bersaing dengan mereka yang datang dari luar,” ujarnya.

Karena itu, kata dia pajak yang dipungut pemerintah besar-besar sudah selayaknya digunakan untuk mening-katkan daya saing SDM. “Pemerintah harus menggenjot sektor riil, termasuk mem-backup sektor pertanian. Dengan begitu, tingginya tingkat penganguran dapat teratasi,” ucapnya.

Sekretaris Komisi Otoritas Sertifikasi Usaha Pariwisata Kementerian Pariwisa-ta I Gusti Putu Laksaguna mempredik-si, para naker pariwisata luar negeri diprediksi masuk ke Indonesia, terutama Bali. Seperti 500 ribu naker asal Filipina, mereka sudah mengantongi sertikat kompetensi kualifikasi ASEAN dan siap bersaing. “Kita tidak bisa melarang mereka masuk ke Indonesia, juga ke Bali. Tenaga kerja kita pun seharusnya seperti itu. Jangan sampai kita jadi penonton di negeri sendiri,” tegasnya.

Salah satu cara menangkal mereka, Laksaguna mengatakan, yaitu menyiap-kan naker lokal sesuai standar ASEAN. Sehingga saat mereka ingin masuk, pemerintah bisa menolak dengan alasan sudah punya naker berstandar ASEAN. “Tapi harus punya bukti yaitu sertifikat kompetensi ASEAN. Itu sudah diatur Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan. Salah satu pasalnya menyatakan seluruh na-ker pariwisata harus punya sertifikat kompetensi,” ujarnya.

“Ini yang jadi masalah ke depannya dan naker dari luar mudah masuk ke tempat kita. Tidak bisa diatur dalam aturan kepegawaian atau ketena-

gakerjaan. Kalau dipaksakan nanti malah kontraproduktif dan dianggap menghalang-halangi serta melanggar kesepakatan,” kata Laksaguna.

Sementara, Ketua DPD Asosiasi In-struktur Seluruh Indonesia (AISI) Bali, Siska Suzana Darmawan mengatakan, 80 persen lembaga pelatihan di Bali adalah di bidang pariwisata. Sayang-nya tidak semua tahu tentang kondisi ini, karena kurangnya informasi dan kemauan mereka sendiri sangat rendah. Filipina saja, 500 ribu nakernya men-gantongi sertifikat kompetensi. Bisa dibayangkan jika mereka datang ke Bali dan pemerintah tidak bisa menolak. “In-donesia (naker-red) sebagian besar be-lum mengantongi sertifikat kompetensi standar ASEAN,” ucapnya.

Bila Indonesia belum menyiapkan infrastruktur ini, maka akan terjadi persaingan tidak sehat. Siapapun yang membawa sertifikat kompetensi, di-alah yang layak direkrut. “Sekarang mengacu standar ASEAN. Kita benahi diri sendiri, cepat benahi infrastruktur sehingga siap menyongsong MEA 2015,” pungkasnya.

� Parwata

26 Januari - 1 Februari 2015 39

“SIM” Menuju Persaingan Bebas

Perry Markus

Page 40: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201540

A K T I V I T A S

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

MBP/ist

ADAT - Senator Indonesia Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Weda-karna MWS III menyatakan bahwa masyarakat adat di Bali

tidak perlu khawatir dengan dualisme pilihan desa di Bali sesuai dengan UU No.6/2014 tentang Desa. Hal ini merupakan proses demokrasi yang harus dijalankan untuk mendewasakan orang–

orang Bali, mengingat dialog, perdebatan dan juga pro kontra yang terjadi beberapa bulan ini akhirnya bisa memetakan mana

sesungguhnya pemimpin yang pro adat dan tidak. Demikian diungkapkan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr.

Wedakarna saat menjalankan masa reses di Kabupaten Badung.

SIGAP - Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana secara sigap dan cepat merangkul komponen Majelis Madya Desa Pakraman Buleleng, serta Forkomdeslu Kabupaten Buleleng, di dalam pembahasan dan penentuan sikap terhadap UU Desa. Buleleng secara resmi mendaftarkan desa adat, dengan pertimban-gan kondisi tetap seperti sekarang, pilihan tersebut diambil atas perdebatan panjang, dan kesepaha-man bersama dari seluruh masyarakat. Nampak dalam foto Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (tengah) didampingi Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna Drs. I Gusti Ngurah Agung, Plt. Ketua Majelis Madya Desa Pakraman (MUDP) Kabupaten Buleleng dan Ketua Forkomdeslu Kabupaten Bule-leng Made Suteja belum lama ini.

PERTEMUAN - Krama Desa Sesetan mengga-gas pertemuan kecil yang melibatkan beberapa

tokoh masyarakat untuk penyamaan persepsi tentang UU Desa tersebut. Ternyata dari per-temuan tersebut disepakati untuk melakukan Paruman Desa Adat/Pakraman Sesetan yang surat undangannya dilakukan oleh Bandesa

Pakraman Sesetan Ir. Wayan Meganada, M.S. Ars. Paruman Desa Adat/Pakraman Sesetan

dilaksanakan pada Kamis (8/1) di wantilan Pura Desa/Puseh Sesetan yang melibatkan seluruh

komponen masyarakat melalui perwakilan. Nampak, dalam foto perwakilan warga Sesetan

ke kantor wali kota membawa aspirasi pilih desa adat.

MBP/ist

PELANTIKAN - Suasana pelantikan kepengurusan baru periode 2015-2020, Pratisantana Sira Arya Kanuruhan (PSAK) Kabu-

paten Gianyar menyelenggarakan lokasabha, di Banjar Belang, Desa Singapadu Kaler, Minggu (11/1). Acara ini diselenggarakan sebagai persiapan karya agung di Pura Pedarman Arya Kenuru-han, yang rencananya diselenggarakan pada Sasih Kapat, Buda Kliwon, Matal 23 September 2015. Lokasaba ini diikuti ratusan

Pratisantana Sira Arya Kanuruhan Kabupaten Gianyar. Selanjut-nya pengurus baru ini dikukuhkan oleh Ketua I PSAK Prof. Dr.

Ir. Nyoman Suparta, M.M. sebagai perwakilan dari Ketua Umum PSAK I Wayan Geredeg yang Bupati Karangasem.

MBP/ist

MBP/ist

Page 41: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 41

MBP/ist

PENUHI JANJI - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yakni Senator Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III memenuhi janjinya setelah berhasil duduk di kursi parlemen

pusat, yakni dengan terus mendukung gerakan rakyat Bali untuk menolak reklamasi Tanjung Benoa. Dukungan ini disampaikan langsung kepada Jero Bendesa Tanjung Benoa saat Senator RI

Dr. Wedakarna mengadakan kunjungan kerja ke Tanjung Benoa yang diterima oleh sejumlah tokoh adat, warga dan pemuda Tan-jung Benoa antireklamasi. Nampak dalam foto Arya Wedakarna

MWS III saat bertemu dengan I Made Wijaya, S.E. (Jero Bendesa Adat Tanjung Benoa) dan para aktivis tolak reklamasi.

MBP/Wan

PAMERAN - Felice Jewellery masih melanjutkan pameran emas dan berlian serta batu-batu berharga di ruang Bedugul, Sanur

Paradise Plaza Hotel, Senin (12/1). Dalam pameran, salah satunya menampilkan cincin black diamond atau berlian hitam yang di-

padukan emas putih sebagai produk unggulan. Warna hitam pada berlian ini tidak hanya memberi kesan misterius, tapi juga identik dengan kesan mewah dan elegan. Sales Felice Jewellery, Lukluk

menjelaskan bahan baku berlian dari Afrika ini terbukti meng-hasilkan perhiasan berkelas sekaligus berkualitas.’

MBP/ist

PEMERIKSAAN - Hasil Pemeriksaan Kinerja Atas Penyediaan Air Bersih pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Kabupaten Badung, secara umum sudah berjalan dengan baik. Namun demikian mengingat keberhasilan dalam peningkatan pelayanan penyediaan air bersih menjadi tujuan

pembangunan mileniun atau Millenium Development Goals (MDG’s) diharapkan terus dilakukan upaya peningkatan kinerja

serta tata kelola pelayanan air bersih di Kabupaten Badung. Nam-pak dalam foto Bupati Badung, A.A. Gde Agung menyerahkan Hasil Pemeriksaan Kinerja Atas Penyediaan Air Bersih kepada

Kepala Badan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan Bali, Arman Syifa di Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali, Selasa (13/1).

MBP/ist

TEMUI PERBEKEL - Made Sujana yang merupakan bakal calon Bupati Badung 2015-2020 berkesempatan hadir di tengah–tengah para pucuk pimpinan desa yang ada di Kecamatan Mengwi. Kes-empatan ini sekaligus sebagai bentuk perkenalan guna menjalin kerja sama dalam upaya membangun Kabupaten Badung secara

bersama–sama, Minggu (11/1). Kegiatan yang berlangsung di Warung Lumbung, Penarungan, Kecamatan Mengwi ini dime-

diasi oleh Sekretaris PAC PDI Perjuangan, Kecamatan Mengwi, AKBP (Purn) Made Sudja, serta didampingi Nyoman Tekat dan

Ketut Sudiarsa yang juga sebagai mantan Wakil Ketua PAC PDI Perjuangan Kuta Selatan.

Page 42: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201542

A K T I V I T A S

MBP/ist

DRAMA - Drama tari penyalonarangan dengan judul “Naktin-ing Hyang Durga Chandra Bhairawi sebagai Tonggak Lahirnya

Ksatria Sukahet” dipadati penonton. Pertunjukan diawali dengan pementasan tari Bapang Barong dan Jauk Manis, dipadati oleh ratusan penonton serta dihadiri oleh: Paduka Ida Dalem Smara Putra, Bupati dan Wakil Bupati Klungkung masing–masing be-

serta istri, Kapolres Klungkung, Panglingsir Puri lan Grya seputar Kabupaten Klungkung. Pertunjukan mulai pukul 21.00 wita dan

berakhir pukul 03.30 dini hari.

PACARUAN - Di usianya yang ke-94, RSUD Wan-gaya Kota Denpasar menggelar pacaruan lebur sangsa madasar walik sumpah. Tingkat pacu-ruan ini dilaksanakan karena sudah tiga puluh tahun, RSUD Wangaya belum pernah melaksana-kan pacaruan agung. Di samping itu, pacaruan ini juga sebagai upaya untuk memutus tali keseng-saraan bagi mereka yang sudah meninggal dengan keluarga (sentana) serta menetralisir aura negatif menjadi aura positif di RSUD Wangaya. I Made Maja Winaya selaku Ketua Suka Duka RSUD Wangaya Kota Denpasar mengatakan tingkatan pacaruan ini berdasarkan tuntunan dari Ida Bagus Sudarsana dan Ida Ped-anda Gede Kekeran Pema-ron, dari Griya Mandara Munggu - Badung yang sekaligus sebagai pemuput dalam pacaruan ini.

MBP/ist

ISU STRATEGIS - Koordinator Kopertis Wilayah VIII Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, S.E., M.Si., Jumat (9/1) memapar-

kan isu-isu strategis Dikti di Universitas Warmadewa (Unwar). Sosialisasi diawali dengan penyerahan sarana dan prasarana dari Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Prov. Bali (YKKPB) Dr. Drs.

A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si. kepada Rektor Unwar, Prof. I Made Sukarsa, S.E., M.S., setelah itu diserahkan kepada Dekan

FKIK, FE, Faksas dan FP disaksikan Koordinator Kopertis VIII. Nampak dalam foto Koordinator Kopertis VIII Prof. I Nengah

Dasi Astawa saat menerima cenderamata dari Ketua YKKPB Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si.dan Rektor Unwar Prof. I

Made Sukarsa.

MBP/ist

HUT - Masih serangkaian HUT ke-6 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unwar menggelar Warmadewa Continu-ing Medical Education (WCME) 2015. Seminar medical digelar,

Sabtu, 17 Januari diisi dengan seminar nasional dengan tema “Update in Internal Medicine: From Bench to Bedside”. Ketua

Panitia Seminar Medical dr. DAP Sri Masyeni, Sp.PD-KPTI, Selasa (13/1) menjelaskan seminar ini sangat penting bagi dunia medis untuk meng-update Ilmu penyakit dalam baik secara teori maupun kemajuan teknologi. Nampak dalam foto Dekan FKIK Unwar Prof. Widjana (duduk) bersama WD III Made Sarmadi

tampak akrab dengan mahasiswa panitia HUT.

MBP/ist

Page 43: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 2015 43

MBP/ist

FINAL INTERVIEW - Harmoni International College bekerja sama dengan PT. Bali Marino Raya menyelenggarakan final

interview kepada 40 orang peserta, Jumat (9/1). Spa therapist yang berjumlah 40 orang tersebut nantinya akan diseleksi kem-bali untuk dikirim ke Turki. Interview dilakukan pengelola spa dari Turki, Serkam Summer. Selain untuk mengenal lebih jauh

calon spa therapist pada interview itu, Serkam juga ingin melihat skill para calon terapis. Nantinya para spa therapist akan dipilih berdasarkan kemampuan dan skillnya. Dipilih sekitar 25 orang.

Nampak dalam foto, peserta interview bersama Serkam Summer.

MBP/ist

PERAYAAN - Keluarga besar SMAN 5 Denpasar (Smanela) Den-pasar merayakan HUT ke-41, Sabtu (10/10) malam. HUT diisi den-

gan potong tumpeng dan penampilan aneka kreativitas seni siswa serta grup band Sound of Mirror. Yang menarik semua aktivitas

HUT dipusatkan di sekolah, bukan di hotel. Hal itu sesuai imbauan Kepala SMAN 5 Denpasar, Drs. Nyoman Winata, M.Hum. Pada

HUT ke-41 ini diisi dengan penyerahan beasiswa kepada siswa SD di lingkungan Sidakarya dan anjangsana ke guru dan mantan guru yang sedang sakit. Nampak dalam foto Kadisdikpora IGN Eddy Mu-

lya memberi ucapan selamat kepada Kasek Nyoman Winata pada puncak HUT ke-41 SMAN 5 Denpasar.

MBP/ist

E-LEARNING - Mengawali tahun 2015, IKIP PGRI Bali me-mantapkan program e-learning. Program ini ditandai dengan launching WiFi IKIP PGRI Bali yang dilakukan Koordinator

Kopertis VIII, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si., didamp-ingi Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum.,

Rabu (14/1) di Auditorium Redha Gunawan. Nampak dalam foto Koordinator Kopertis VIII, Prof. Nengah Dasi Astawa didampingi Rektor IKIP PGRI Dr. I Made Suarta dan IGB Arthanegara saat

me-launching WiFi IKIP PGRI Bali.

MBP/ist

JANGGAL - Kejanggalan keluarnya HPL (Hak Pengelolaan Lahan) Nomor 1 Tahun 1976 di Batu Ampar, Penjarakan, Gerokgak, Buleleng dipegang Pemkab Buleleng yang selanjutnya diberikan kepada perusahaan PT Prapat Agung Permai dengan sertifikat HGB

Nomor 2 Tahun 1991 mulai terkuak. HPL itu disinyalir dipalsukan. Warga Batu Ampar berharap permohonan pembatalan HPL Pemk-ab Buleleng yang diajukan 16 petani Batu Ampar atas nama Wayan Bakti dkk ke Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN (Badan

Pertanahan Nasional) Pusat cq. Kanwil BPN Bali yang dikirim tanggal 24 November 2014 dapat ditindaklanjuti.

Page 44: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201544

T R A D I S I

Selain Jegog dan Leko, Jembrana memiliki “atraksi” yang berevolusi menjadi kesenian khas, yakni ken-dang mabarung. Sesuai namanya,

kesenian ini menggunakan alat musik kend-ang. Namun, kendang yang digunakan dalam atraksi ini berukuran besar, melebihi ukuran tubuh yang memainkan.

Seperti alat musik khas lainnya di Jem-brana, terbentuknya kesenian kendang mabarung ini didasari rasa “perlawanan” masyarakat Jembrana terhadap pakem kes-enian di wilayah Timur Bali, tempat asal mereka sebelumnya.

Budayawan asal Jembrana, IB Dharma Santika Putra atau yang dikenal dengan sebutan DS Putra, mengatakan secara historis, asal mula munculnya kendang mabarung ini dari wilayah pinggir hutan rimba Sombang, Tukadaya, Melaya. Alat musik ini dibuat oleh warga saat itu sebagai bentuk perlawanan atas kesenian pakem di tempat asal mereka. Bahan yang dibuat pun melabrak kesenian gambelan umumnya di Bali. Warga memanfaatkan bahan yang ada saat itu di Jembrana adalah kayu dan bambu.

“Ini lebih tepatnya atraksi, alat musik yang dibuat dari bahan yang ada, menghasilkan bunyi yang ‘minor’ dan melabrak pakem kesenian Bali Timur,” ujar DS Putra. Mereka merupakan buangan dari kerajaan dan kala itu tidak diperbolehkan memainkan kesenian asal tempat mereka.

Selain bahan (logam) yang sulit diper-oleh, masyarakat saat itu merasa jengah dan berkreasi dengan bahan-bahan yang ada. Sebelum dipadati rumah seperti saat ini, hampir sebagian besar wilayah desa di Jembrana masih berupa hutan rimba. Se-hingga masih dapat ditemui pohon-pohon besar yang bisa menjadi bahan pembuatan kendang berukuran besar itu. Kini, sangat sulit mendapatkan bahan kayu itu lagi di hutan, sehingga beberapa sekaa yang masih bertahan mencari bahan hingga ke Pulau Borneo.

Dibanding alat musik tradisional sejenis, kendang mabarung lebih miskin variasi. Kesenian ini juga merupakan salah satu kesenian tua. Tidak semua desa di Jembrana memiliki sekaa kendang mabarung.

Hampir menyerupai Jegog, kendang

mabarung sejatinya hendak menyerupai gambelan yang terdiri atas instrumen kend-ang, gangsa dan reong. Hanya saja, ukuran kendang sangat besar dan menghasilkan suara yang besar pula. Di sinilah letak per-lawanan itu, suara yang keras hingga tak menghasilkan nada yang khas.

Kendang mabarung sering dipentaskan untuk kegiatan masyarakat yang berkesan untuk kesenangan. Terutama di saat kegiatan yang berkaitan dengan manusia yadnya. Beberapa desa, memiliki sekaa kendang mabarung ini. Seperti di Desa Dangin Tuka-daya, Kecamatan Jembrana. Baik kendang maupun sekaa masih eksis dan menggelar pentas pada saat tertentu.

Menurut para tetua di desa ini, kendang mabarung masuk ke Dangin Tukadaya sejak lama. Namun dengan ukuran yang besar, salah satu kesulitan adalah ketika pentas keluar desa. Sekaa perlu upaya ekstra men-gangkut alat musik itu agar bisa dimainkan di luar desa. Dalam satu sekaa terdapat sekitar 20 hingga 25 anggota. Dari jumlah itu, enam di antaranya sebagai pemukul kendang den-gan panjang dua meter lebih dan diameter hingga 1,5 meter.

Enam orang ini bergilir memukul karena dengan besarnya ukuran kendang memerlu-kan banyak tenaga. Terlebih ketika kendang dalam posisi mabarung atau beradu dengan sesama sekaa kendang yang pentas. Saling beradu suara.

Kondisi kendang yang besar, praktis juga membutuhkan perawatan yang tidak sem-barangan. Perbaikan alat sering dilakukan setelah pentas. Seiring berjalannya waktu, kesenian ini jarang dipentaskan untuk ko-mersial. Saat ini kesenian ini hanya digelar saat momen tertentu seperti saat upacara pengabenan atau pernikahan.

Terkadang untuk menjaga kendang raksasa agar awet, pementasannya diubah dengan hanya memakai gangsa dan reong. Tabuhnya pun disesuaikan dengan perkem-bangan kesenian tabuh saat ini.

� Surya Dharma

“Kendang Mabarung”

Bentuk ’’Perlawanan’’ terhadap Pakem yang Ada

MBP/olo

Dua orang penabuh saat memukul kendang dalam atraksi kendang mabarung. Untuk bisa menghasilkan suara kendang yang keras, diperlukan tenaga yang kuat.

Page 45: Majalah balipost edisi 74

4526 Januari - 1 Februari 2015

A K T I V I TA S

MBP/ist

PRO KONTRA - Pakar Hukum Tata Negara Unud yang kini juga anggota Mahkamah Konstitusi (MK) Dewa Gede Palguna

mengaku kecewa terkait polemik dengan UU Desa yang kini banyak pendapat pro kontra menghiasi sejumlah media massa di Bali. Saat dikonfirmasi, Rabu (14/1), Palguna menyatakan sikap

kekecewaannya karena polemik dan tarik ulur terkait pendaftaran antara Desa Adat dan Desa Dinas sesuai amanat Undang-undang

No.6 Tahun 2014 tentang Desa, kental nuansa dan kepentingan politis dari wacana UU Desa di Bali. Hakim Mahkamah Konsti-tusi ini mengkritisi jika pendaftaran desa adat dilakukan, maka

akan merampas otonomi desa adat.

MBP/ist

SEPAKAT - Terkait dengan aspirasi yang berkembang di-masyarakat dengan terbitnya UU Desa no. 6 Tahun 2014 tentang

Desa, jajaran Pemerintah Kota Denpasar bersama DPRD Kota Denpasar telah mengambil keputusan dalam Rapat Kerja yang

dilaksanakan pada Rabu (14/1) di Kantor DPRD setempat. DPRD dan Pemkot Denpasar sepakat bahwa Pemerintah Kota Denpasar

menetapkan Desa yang sudah berjalan seperti saat ini sebagai Desa, sambil menunggu regulasi-regulasi lebih lanjut dan kesiapan

Desa Adat untuk ditetapkan sebagai desa dalam perspektif UU Desa.

TARI sakral Sanghyang Jaran hampir dilupakan. Ini lantaran lama tidak ditampilkan sampai satu generasi sekitar 26 tahun. Kini tradisi itu dibangkitkan kembali guna melestarikan budaya. Apalagi tradisi tari ini sudah menjadi penuntun umat secara niskala guna menjaga keharmonisan wilayah dan kesejahteraan bagi warga setempat.

Atas kesadaran dan panggilan niskala, warga Desa Pakraman Kutampi akhirnya kembali melaksanakan tradisi tarian sanghyang jaran yang digelar Kamis, 15 Januari 2015 lalu. Pementasannya dilakukan disela-sela ritual ngadegang yang berlangsung setahun sekali. Munculnya tradisi ini kembali, setelah adanya desakan dari tokoh masyarakat setempat, untuk melaksanakannya lagi setelah gending sanghyang jaran ditemukan dan dicocokkan.

Adalah Bendesa Desa Pakraman Kutampi I Made Martawan melihat, keputusan diselenggarakannya kembali tradisi tarian san-ghyang jaran ini, menyusul banyaknya terjadi peristiwa-peristiwa aneh di sekitar desa. Sayangnya, tidak bisa dijelaskan hal-hal aneh tersebut. Dalam aktraksi tari sakral ini, dua pria sebelumnya bersem-bahyang yang diawali dengan ritual nusdus. Selang beberapa menit, dua pria dalam keadaan tidak sadarkan diri alias kerusurapan roh jaran atau kuda. Warga sekitar pun mulai menjauh, lantaran dua pria yang kerusupan spontan menendang bara api batok kelapa di tengah arena. Bahkan, bara api itu dinjak-injak dengan kaki telanjang dua pria tersebut. Namun, ajaibnya mereka tidak terluka sama sekali. Rangkaian terakhir ritual sakral ini, dua penari mengitari wilayah

sampai perbatasan wilayah timur dan barat. Setelah kembali, proses selanjutnya penutupan mengembalikan kesadaran kedua penari dan melepas roh yang merasuki penari, agar kembali ke asalnya. Kedua penari baru sadar ketika dipercikan air suci atau tirta.

�Bagiarta

Sanghyang Jaran

Bangkit Demi Harmonisasi Wilayah

MBP/gie

Tari sanghyang jaran di Desa Kutampi Nusa Penida.

Page 46: Majalah balipost edisi 74

P R O P E R T I

Perkembangan akomodasi pariwisata di Bali Selatan kian terbendung. Sejalan dengan itu, pertumbuhan penduduk di wilayah ini pun melonjak signifikan.

Sementara ketersediaan lahan (untuk pemu-kiman)kian terbatas bahkan langka karena tanah-tanah di sini sudah dikuasasi investor. Ketakutan Bali (khususnya Bali Selatan) akan jadi Betawi kedua, di mana masyarakatnya terpinggirkan, sepertinya segera akan terwujud. Sebab, masyarakat lokal terutama di Denpasar dan Badung kini tidak lagi mampu membeli properti di tanah kelahiranya akibat harga yang melambung tinggi.

Menurut Wakil Ketua DPRD Badung I Ketut Suiasa asal Desa Pecatu, Jimbaran, dari sekitar 2.200 hektar luas Desa Pecatu, 1.200 hektar adalah kawasan lindung atau limitasi, sekitar 500 hektar telah dikuasasi investor. Sisanya hanya sekitar 500 hektar adalah pemukiman dan lahan milik warga lokal. Masyarakat kesulitan dalam memanfaatkan lahannya.

Kenyataan tingginya permintaan properti di kawasan Sarbagita, seperti Gianyar, Ta-

banan, Badung Utara, diakui Dekan Fakul-tas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undiknas University Prof. Dr. I.B. Raka Suardana, S.E., M.M. Menurutnya, demand akan peru-mahan semakin meningkat akibat populasi yang bertambah. “Cuma, akibat pendapatan masyarakat yang membutuhkan perumahan masih pas-pasan, sebagian besar hanya mam-pu membeli di daerah pinggiran (penyangga), seperti Gianyar, Tabanan, dan Badung Utara. Perumahan primer di kawasan itu masih bisa dimiliki dengan harga antara Rp 750 sampai 1 miliar, tentu dengan skema KPR ataupun yang lainnya,” ungkapnya.

Secara hukum ekonomi, bila permintaan (demand) meningkat maka harga pasti akan naik. Kondisi ini kini terjadi pada harga tanah dan perumahan di Denpasar. Permintaan meningkat, bukan saja akibat investasi dan bisnis, juga ada gejala dipakai spekulasi serta penampungan money laundring. Bagi masyarakat lokal yang dulunya memiliki tanah, jelas mau tidak mau menjual tanahnya karena harganya selangit. Lalu, uang hasil penjualan ditaruh di bank atau LPD serta ada

yang membeli lahan di luar kota Denpasar. “Nah, lama-kelamaan persis seperti Betawi, yakni masyarakat atau penduduk asli bergeser ke pinggir,” tegasnya.

Kondisi itu, dikatakan Raka Suardana, akan berdampak pada harga tanah di ka-wasan penyangga semakin tumbuh dan pada akhirnya nanti juga akan semakin tak terjangkau. Apa yang disampaikan Raka Suardana seperti gayung bersambut. Anggota Panitia Khusus (Pansus) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) DPRD Badung I Nyoman Dirga Yusa mengajukan usulan agar aturan mengenai batas ketinggian bangunan direvisi. Alasannya, pertumbuhan penduduk di Kuta Selatan cukup tinggi yakni sekitar 4,7 persen per tahun. Sementara, ketersediaan lahan terus menyempit. Ia berpendapat salah satu langkah mengantisipasi keterbatasan lahan ini adalah dengan pembangunan vertikal. Itu berarti, aturan batas ketinggian bangunan 15 meter perlu dipertimbangkan kembali untuk direvisi.

� Dedy/Parwata

Aturan Ketinggian Bangunan Direvisi?

Page 47: Majalah balipost edisi 74

KENAIKAN harga bahan bakar minyak (BBM) telah mengatrol harga-harga mate-rial bangunan semakin meroket. Dampak kondisi ini, ongkos produksi rumah pun ikut melonjak dan membuat pengembang semakin pusing. Belum lagi, harga tanah di Bali semakin mahal.

“Apalagi orang Bali sekarang ini memi-lih opsi menyewakan tanah dari 5 tahun sampai 50 tahun, daripada dijual. Kondisi ini semakin menyulitkan pengembang. Kar-ena lahan semakin terbatas dan harga terus merangkak naik, walaupun ekonomi masih dalam tekanan sampai awal tahun ini,” ujar pengamat properti John Sadewa.

Dampaknya, menurut John, pengembang sulit mendapatkan lahan dengan harga yang murah sehingga setelah diproses kapling, harga per meter persegi tanah kapling siap bangun jadi mahal. Harga jadi lebih tinggi lagi, setelah ditambah biaya bangunan hingga melewati batas daya beli masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan konsumen yang banyak di kalangan menengah ke bawah.

Hingga saat ini, harga material bangu-nan yang semakin mahal seiring naiknya BBM, terus mahal. Material paling mahal, dari kaca mata John yaitu besi dan kayu kelas 1, dari semua item yang biasa dipakai

membangun rumah oleh pengembang. “Kalau keramik dan genteng harganya ber-variasi sesuai jenis dan tipe yang dipilih,” ujarnya.

Harga besi menjadi mahal karena murni hasil pabrikan yang sudah tentu dengan biaya mahal untuk proses produksi. Sedan-gkan kayu, khususnya kayu kelas 1 hanya dihasilkan dari luar Bali yang sangat dipen-garuhi oleh biaya transportasi. Di samping kebanyakan hasil olahan kayu diekspor ke luar negeri. Oleh karena itu harga kayu dalam negeri akhirnya bersaing dengan harga pasar ekspor. Apalagi untuk bahan bangunan besi tidak ada alternatif pengganti dan besi sangat penting sebagai tulangan beton. “Kalau kayu ada alternatif seperti aluminium, khususnya untuk kusen dan baja ringan pada penggunaan atap serta rangka plafon bangunan,” kata pengamat asal Petang, Badung ini.

John mengungkapkan, mahalnya harga material ini membuat pengembang jadi puyeng. Supaya bisa menghasilkan produk rumah dengan kualitas baik dengan harga yang murah. Dengan biaya pengadaan tanah dan unit bangunan di atasnya sudah mahal sehingga harga jual unit juga jadi mahal. Belum lagi harus ditambahkan profit yang menjadi kestabilan bisnis developer kar-

ena ada biaya overhead mesti ditanggung pihak pengembang. “Meski begitu, bisnis properti tetap menggiurkan tapi hanya bisa dijalankan oleh kalangan tertentu, terutama yang bermodal dan berpengalaman di bi-dang ini. Walaupun ada perseorangan yang menjalankan, itu hanya skup dan skalanya kecil,” tegas John.

Walau saat ini kondisi ekonomi masih katagori kurang baik ditambah daya beli masyarakat yang belum pulih seperti th 2012 dan 2013, tapi bisnis properti masih tetap menjanjikan karena harganya yang tidak bisa dibendung. Harga tetap naik 5-10 persen dari akhir 2014 ke awal tahun 2015 dan diprediksi kenaikan akan mencapai 25 persen sampai akhir 2015.

Hal senada juga disampaikan pebisnis properti Made Suardana. Ia menilai ma-halnya harga material tersebut merupakan imbas kenaikan harga BBM. “Benar, mahal sekali harga besi terutama kayu. Gara-gara BBM naik, semua material naik rata-rata di atas 10 persen. Pebisis properti masih ber-lakukan harga lama karena kalau dinaikan maka tidak ada yang beli. Sangat besar harga material mempengaruhi perkemban-gan dunia properti,” tambahnya.

� Kerta Negara

Harga Material Melambung, Pengembang Bingunggrafis : wawan

Page 48: Majalah balipost edisi 74

S E N I

26 Januari - 1 Februari 201548

Kabupaten Tabanan yang dikenal sebagai lumbung berasnya Bali memiliki kes-enian unik yang sangat dekat

dengan kegiatan para petani. Kesenian itu adalah Tektekan dan Okokan yang memiliki suara khas. Bentuknya sangat sederhana dan menggunakan bahan dari kayu dan bambu. Kesenian itu masih lestari hingga kini, bahkan menjadi sajian rutin kepada wisatawan domestik dan mancanegara.

Okokan adalah kalung keroncongan sapi dalam bentuk yang besar. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang dilubangi dan hampir menyerupai kentongan. Di dalamnya diisi pemukul yang disebut palit. Dalam penyajiannya dilengkapi dengan teng-teng alat musik dari bekas cangkul petani, dan kulkul alat yang dipakai untuk menghalau burung. Dan kalau diayun-ayunkan, okokan akan mengeluarkan irama yang khas.

Penabuh yang memainkan alat musik tradisional itu adalah para petani. Meski demikian, kesenian okokan sering dita-mpilkan dalam pawai Pesta Kesenian Bali (PKB), festival-festival di kawasan wisata Nusa Dua, Sanur, Bedugul dan daerah lain-nya di Bali. Di Tabanan, kesenian okokan

terkenal dari Desa Baturiti Kerambitan dan Desa Mayungan, Bedugul.

Kesenian okokan lahir berawal dari tradisi agraris secara turun-temurun. Kar-enanya alat musik ini sudah merupakan bagian dari kehidupan petani tradisional di desa itu. Untuk mengisi waktu saat menunggu musim panen, para tetua ter-dahulu membuat alat musik okokan dalam ukuran yang cukup besar. Okokan juga dimainkan untuk mengusir wabah, sesuai kepercayaan bahwa wabah yang meny-erang itu disebabkan oleh makhluk halus bersamaan dengan ritual ngerebeg.

Jumlah instrumen dari barungan oko-kan, yaitu ada 30 buah, 1 kendang dan 1 kajar. Personel dari barungan okokan ter-gantung dari barungan instrumen itu send-iri. Repertoar lagu yang sering dimainkan seperti gamelan baleganjur. Gamelan okokan juga dilengkapi alat-alat musik Bali lainnya untuk menambah indah dan uniknya suara okokan, antara lain gong, kendang, tawa-tawa, dan lain-lainya.

Sementara itu kesenian tektekan lahir berawal spontanitas, dan bertujuan untuk mengusir wabah. Musik ini mengguna-kan bahan bambu yang dimainkan oleh petani sekitar 30-40 orang. Ditinjau dari etimologi kata tektekan berasal dari kata ”tek”, dijadikan kata mejemuk menjadi

tektek, ditambah dengan akhiran -an men-jadi tektekan.

Kesenian ini muncul ketika warga Desa Kerambitan mengalami grubug (wabah epedemi). Jika ada seseorang disembu-nyikan oleh gamang atau samar (roh halus) maka digelar nektek yaitu dengan memukul apa saja yang bisa menimbulkan bunyi. Tujuannya untuk mengusir wabah yang terjadi di masyarakat, sekaligus untuk membangkitkan rasa jengah.

Belakangan kemudian menggunakan bahan dari bambu yang disebut dengan kulkul. Kulkul itu dipukul sehingga keluar suara tek, tek, tek,… Kegiatan nektek di-lakukan pada waktu sandikala (peralihan waktu dari sore ke malam). Penampilan ini sebagai ucapan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena wabah penyakit telah berlalu. Tetabuhan itu akhirnya menjadi sebuah bentuk pertunjukan dan mulai 1965 tektekan menggunakan cerita Calonarang yang disesuaikan dengan sifat awal terciptanya Tektekan itu, yakni sebagai pengusiran roh jahat.

� Budarsana

”Okokan” dan ”Tektekan”,Kesenian Khas Tabanan

www.bali-travelnews.com

Page 49: Majalah balipost edisi 74

B U D A Y A

26 Januari - 1 Februari 2015 49

MASYARAKAT Hindu di Bali akan merayakan hari raya suci yang dikenal dengan Tumpek Krulut pada Sabtu 31 Janu-ari 2015. Hari suci itu merupakan perwujudan kasih sayang terhadap alat-alat seni gamelan di Bali. Istilah Tumpek Krulut berasal dari nama wuku berdasarkan kalender Bali yaitu krulut atau lulut yang artinya jalinan.

Wakil Dekan sekaligus Dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr. I Made Surada, M.A. mengatakan, Tum-pek Krulut merupakan hari suci untuk memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Iswara. Beliau adalah dewa seni yang identik dengan bunyi-bunyi suci, alat musik yang menim-bulkan rasa indah. “Tumpek Krulut sebagai momentum untuk mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepadaNya,” kata Surada.

Tumpek Krulut, jelas Surada dimaknai sebagai hari kasih sayang. Sebab, kata lulut sendiri bermakna sayang, cinta dan welas asih. Tumpek Krulut dilaksanakan setiap 210 hari Sanis-cara Kliwon. “Moment ini adalah salah satu implementasi Tri Hita Karana yang melibatkan yadnya atau korban suci. Korban suci adalah bagian dari cinta yang tulus,” jelasnya.

Hari kasih sayang ala Bali ini sudah ada sejak zaman dulu. Hanya saja, banyak orang yang belum memahami kalau itu merupakan hari kasih sayang. Biasanya, perangkat seni yang diupacarai adalah alat-alat musik tradisional seperti gong, gen-der, angklung, suling, gambang, bajra, selonding dan saron.

Dengan adanya perkembangan zaman, jelas seniman arja asal Keramas ini, alat musik yang diupacarai bervariasi. Gitar, drum, piano, pianika, terompet dan alat musik lainnya juga

diupacarai. “Perkembangan itu tidak mempengaruhi makna. Justru menambah warna karena keduanya bisa saling mengisi dan berkembang secara berdampingan dalam bentuk kesenian kolaborasi,” ucapnya.

Dalam perayaan Tumpek Krulut itu bukan menyembah perangkat kesenian atau alat musik. Namun, mendoakannya agar bermanfaat dalam kehidupan, baik untuk pemilik juga pe-nikmatnya. “Seorang pragina (seniman) akan memohon energi pada hari itu,” ungkapnya.

Surada memaparkan, rangkaian upacara Tumpek Krulut sangat sederhana berdasarkan desa, kala dan patra. Diawali dengan membersihkan diri sendiri disebut dengan suci laksana, lalu mengatur alat-alat gamelannya. Kemudian menghilangkan leteh dengan memercikan tirta prayascita.

Sesajen biasanya berupa banten otonan berisi tumpeng. Ka-lau banten besar biasanya menggunakan bebangkit dan harus dipimpin oleh pendeta. Biasa juga banten peras, pengambean, ajuman dan tipat gong dan dipimpin pemangku. “Dalam perayaannya, masyarakat tidak diperkenankan membunyikan alat musik secara sembarangan. Apalagi yang sakral. Harus dimainkan dengan nada-nada yang indah agar menimbulkan rasa langu atau senang.

�Ocha

“Tumpek Krulut”, Kasih Sayang untuk Gamelan

www.bali-travelnews.com

Page 50: Majalah balipost edisi 74

26 Januari - 1 Februari 201550

P R O F I L

HAMIL bukanlah halangan bagi I Gusti Ayu Kade Oka Dewi Pertiwi untuk tetap semangat menjalankan tanggung jawab sebagai Lurah Sempidi. Bagi wanita asal Tabanan ini, prinsipnya adalah selalu menikmati aktivitasnya dengan penuh keceriaan, dalam kondisi apapun.

“Waktu belum hamil besar saya tetap menjalankan tu-gas seperti biasa dan tak pernah mewakilkan dalam berbagai acara. Tapi sejak kandungan sudah mulai memasuki usia 8 bulan, dokter menyarankan agar saya menjaga kondisi. Di samping karena usia saya yang sudah hampir kepala empat dan juga ini kehamilan yang keempat,” tutur alumnus Sekolah Tinggi Pemerintah Dalam Negeri (STPDN) ini.

Berkisah tentang perjalanan kariernya sebagai lurah, Oka Dewi sebelumnya, tak bercita-cita untuk menjadi lurah. Ia hanya tahu, memilih sekolah di STPDN, setelah tamat menda-patkan kerja. Hanya itu.

Kariernya terbilang mulus melangkah menuju kursi lurah, tak banyak hambatan untuk itu. Setamat STPDN, ia langsung ditem-patkan sebagai staf di kan-tor camat Mengwi. Sekitar lima tahun berkarier, ia dimutasi ke kepegawaian menduduki subag mutasi. Di sana, kariernya hanya enam bulan. Kemudian dia mendapatkan pro-mosi menjadi Kasi Kesra di Kelurahan Kapal. Setelah bertugas enam bulan, ia diangkat menjadi Sekretaris Lurah di Kelurahan Kuta selama lima tahun. Di sanalah ia banyak belajar bagaima-na dan apa yang harus dilakukan sebagai lu-rah. Tanggal 12 Agustus 2011, jabatan prestisius dipercayakan kepadanya sebagai Lurah Sempidi.

Kiatnya, sebagai pen-datang, melakukan ban-yak penyesuaian yakni mengenal wilayah di mana ia ditempatkan. Setelah itu, ia melaku-

kan pendekatan dengan para tokoh masyarakat. Ia langsung turun ke lapangan sekaligus sebagai bentuk perkenalan di-rinya kepada masyarakat. “Intinya, saya memohon bantuan agar tugas sebagai lurah dapat berjalan dengan baik. Saya berusaha mengetahui, apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan sesuai adat dan kondisi wilayah setempat,”

tutur mantan atlet judo Bali, tentang kiat sebagai langkah awal menjadi lurah.

Tiga tahun bertugas di Sempidi, ia merasakan tak ada hal yang terlalu mengganggu konsetras-inya dalam bertugas. Semua dapat berjalan den-gan baik. Karena baginya, selalu berkoordinasi tetap menjadi acuannya dalam memimpin.

Kelurahan Sempidi membawahi 10 kedina-san, 12 banjar adat, dan dua bendesa adat. Di kantornya sendiri, stafnya memang lebih ban-

yak perempuan. Namun, bukan berarti tugasnya menjadi lebih mudah.

Baginya, staf laki-laki dan perempuan adalah sama. Ia sesuaikan dengan potensi orangnya

masing-masing. Jadi tidak tergantung apakah itu laki-laki atau perempuan.

“Saya maksimalkan potensi yang dalam diri mereka. Jadi saya harus mengenal mereka dengan baik, termasuk potensi dari mereka masing-masing,” ucapnya.

Sejak hamil besar, ia memang merasakan ada sedikit ganjalan dalam bertugas. Untuk tugas malam, ia meminta stafnya untuk mewakilkan. Namun, ia tetap memantau lewat ponsel-nya. Ia tetap fokus menyeim-bangkan tugasnya, walaupun

tak berada di tempat.Beberapa prestasi yang sudah

diraih Kelurahan Sempidi, di antaranya, juara II baleganjur dalam HUT Mangupura tahun 2014, Juara I Hansip tahun

2011, Juara I memasak cap cay dan membuat cane yang diwakili PKK Kelurahan Sempidi.

� Wirati

I Gusti Ayu Kade Oka Dewi Pertiwi

Tetap Semangat

LAPORAN

Page 51: Majalah balipost edisi 74
Page 52: Majalah balipost edisi 74