18
1. Pendahuluan Ginjal adalah salah satu organ yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Ginjal manusia terdapat sepasang kanan dan kiri. Ginjal terletak retroperitoneal. Ginjal merupakan organ terpenting dalam proses sekresi. Ginjal juga berfungsi mengatur keseimbangan cairan tubuh dengan cara membuang sampah- sampah sisa metabolisme dan menahan zat-zat yang dibutuhkan tubuh. Fungsi ini sangat penting untuk menjaga homeostasis. Maka dari itu, apabila ginjal mengalami gangguan akan berdampak pada sistem ekskresi. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun dan obat – Batan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang ”kotor” hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi. Sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang berasal dari urea. Sehingga bisa dikatakan bahwa urin adalah zat yang steril. Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta fakta tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal pelbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, dll. Mengukur jumlah urin bermanfaat untuk ikut menentukan 1

Makala

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: Makala

1. Pendahuluan

Ginjal adalah salah satu organ yang sangat penting bagi kelangsungan

hidup manusia. Ginjal manusia terdapat sepasang kanan dan kiri. Ginjal terletak

retroperitoneal. Ginjal merupakan organ terpenting dalam proses sekresi. Ginjal

juga berfungsi mengatur keseimbangan cairan tubuh dengan cara membuang

sampah-sampah sisa metabolisme dan menahan zat-zat yang dibutuhkan tubuh.

Fungsi ini sangat penting untuk menjaga homeostasis. Maka dari itu, apabila

ginjal mengalami gangguan akan berdampak pada sistem ekskresi.

Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun dan obat

– Batan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang

”kotor” hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin berasal dari ginjal atau saluran

kencing yang terinfeksi. Sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun

jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin

sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang berasal dari urea. Sehingga bisa

dikatakan bahwa urin adalah zat yang steril.

Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta fakta tentang ginjal

dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal pelbagai organ dalam tubuh seperti

hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, dll. Mengukur jumlah urin

bermanfaat untuk ikut menentukan adanya gangguan faal ginjal, kelainan dalam

keseimbangan cairan badana dan berguna juga untuk menafsirkan hasil

pemeriksaan kuantitatif dan semikuantitatif dengan urin.

Dalam pemeriksaan terdapat 2 jenis pemeriksaan yaitu, pemeriksaan urin

rutin dan pemeriksaan urin lengkap. Pemeriksaan urin rutin meliputi pemeriksaan

makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan

glukosa. Pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi

dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit.

1

Page 2: Makala

2. Pemebentukan Urin2.1 Anatomi Ginjal

Ginjal terletak retroperitoneal pada dinding abdomen. Ginjal dibungkus

oleh beberapa lapisan yaitu: capsula fibrosa, capsula adiposa (jaringan lemak),

fascia renalis (lanjutan dari fascia transversa). Batas atas dari ren sinistra iga XI

sedangkan ren dextra iga XII, 7 cm dari garis tengah tubuh. Batas bawah ren

sinistra L2-3 sedangkan ren dextra L3, 11 cm dari garis tengah 3-5 cm diatas

crista iliaca. Ren dextra lebih rendah dari ren sinister karena besarnya lobus

hepatis dextra. Ren sinister disebelah ventral berbatas pada gaster (ventriculus),

splen (lien), pancreas, jejenum, dan colon descendens. Ren dextra terletak ventral

terhadap hepar duodenum, colon ascendens. Hillus diproyeksikan pada bidang

transpyloric (L1-L2).

Ginjal itu terdiri dari capsula renalis, cortex, dan medulla. Capsula renalis

adalah pembungkus ginjal. Cortex terdiri dari dua lapisan, corpusculum renalis

dan arteri vena interlobaris terdapat pada outer cortex, sedangkan corpusculum

renalis dan arteri vena arcuata terdapat pada juxtamedullary cortex. Medulla juga

memiliki dua lapisan yaitu outer medulla dan inner medulla. Pada outer medulla

terdapat pyramid renalis dan collum renalis. Dalam pyramid renalis terdapat

tubulus contortus, ansa henle, tubulus colectivus, dan vasa recta. Dalam collum

renalis terdapat papilla renalis, papilla renalis adalah calices renales minors

memperlihatkan takik yang terjadi karena menonjolnya masuk puncak pyramid

renalis.

Vaskularisasi ginjal terdapat arteri renalis dextra dan arteri renalis sinistra.

Arteri renalis dextra lebih panjang. Vena di ginjal terdapat vena renalis dextra dan

vena renalis sinistra. Vena renalis letak ventral terhadap arteri renalis, vena renalis

sinistra lebih panjang. Vena bermuara ke vena cava inferior.

2

Page 3: Makala

2.1 Fisiologi Ginjal

Ginjal berfungsi untuk filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi urin setelah itu

melewati saluran ureter menuju vesical urinaria (kandung kemih). Vesica urinaria

adalah tempat dimana urin disimpan letaknya ekstra peritoneal, jika kondisi

kosong akan terletak dalam rongga panggul namun jika kondisi terisi akan

menonjol ke abdomen. Setelah itu dibawa ke uretra dimana uretra adalah saluran

untuk mengeluarkan urine.

Pembentukan urin oleh ginjal terdiri dari proses filtrasi, reabsorpsi,

augmentasi. Komposisi filtrat glomerulus. Filtrasi glomerulus adlah langkah

pertama untuk pembentukan urin, pembentukan urin dimulai dengan filtrasi

sejumlah besar cairan melalui kapiler glomerulus kedalam kapsula bowman.

Kapiler glomerulus juga relative permeable terhadap protein. Sehingga cairan

protein hasil filtrasi ( filtrate glomerulus ) bebas protein dan tidak mengandung

elemen seluler termasuk darah merah.

Membrane kapiler glomerulus terdiri dari 3 lapisan yang membentuk sawar

filtrasi yang walaupun terdiri atas 3 lapisan dpat menyaring air dan terlarut

beberapa ratus kali lebih banyak dari membrane kapiler plasma. Meskipun dengan

laju ini filtrasi membrane kapiler glomerulus biasanya mencegah filtrasi protein

plasma. Ketika cairan yang telah difiltrasi inifiltrasi ini meninggalakan kapsula

bowman dan mengalir lewat tubulus cairan ini mengalami perubahan akibat

adanya reasorbsi air dan zat perlarut spesifik kembali kedalam darah atau sekresi

atau selresizat zat lain kaplier peritubulus kedalam tubulus.

Reasorbsi dan sekresi tubulus ginjal. Saat filtrasi glomerulus memasuki

tubulus ginjal filtrate ini mengalir melalui bagian bagian tubulus secara berurutan

dari tubulus proximal ke lengkung henle lalu tubulus distalis kemudian tubulus

koligens dan ahinya ductus koligens sebelum di ekskresikan sebagai urin. Di

perjalanannya zat direasorbsi secara selektif dari tubulus kembali ke darah,

sedangkan lainnya kedalam lumen tubulus

Reasorbsi tubulus termasuk mekanisme pasif dan aktif.Transpor aktifprimer

menggerakan zat terlarut melawan satu gradien elektro kimia contoh reasorbsi ion

ion natrium melintasi membrane tubulus proksimal. Reasorbsi ion natrium dari

3

Page 4: Makala

lumen tubulus kembali ke darah melibatkan natrium berdifusi melalui membrane

luminal ke sel, mengikuti suatu gradien elektro kimia yang terbentuk oleh pompa

NaK ATP-ase kemudian Na di transfor ke membrane basolateral melawan

gradient elektrokimia kemudian Na, air dan zat zat lain di reasorbsi dari cairan

interstitial kedalam kaplier tubulus.

Reasorbsi aktif sekunder melalui membrane tubulus. Dua atau lebih zat

berinteraksi dengan suatu protein membrane spesifik dan di transfer bersama

melalui membrane tidak menimbulkan energy secara langsung atau dari sumber

fosfat berenergi tinggi lain

Resorbsi dan sekresi di sepanjang berbagai bagian nefron. Reasorbsi

tubulus proximal .65% dari bagian natrium dan air yang di filtrasi dan nilai

persentase yang sedikit lebih rendah dari clorida akan direasorbsi oleh tubulus

proximal sebelum filtrate mecapai lengkung henle. Sel epitel tubulus proximal

bersifat sangat metabolic dan mempunyai sejumlah besar mitokondria untuk

mendukung protein transport yang kuat. ATP mempunyai banyak sekali brush

border pada sisi luar membrane ke permukaan yang luas juga di muati molekul

protein pembawa yang mentranspor sebagian ion natrium melewati membrane

luminal.

Transport zat terlarut dan air dalam ansa henle. Ansa henle dibagi menjadi

segmen descendens tebal ansa henle, segmen tebal ascendens ansa henle. Segmen

tipis denscendens permeable terhadap air dan permeable terhadap bagian besar zat

terlarut termasuk ureum dan natrium fungsinya untuk difusi zat-zat sederhana

melalui dinding. Segmen tebal ansa henle memiliki sel epitel yang tebal dan

aktivitas metabolism tinggi dan mampu melakukan reabsorpsi aktif natrium,

klorida, dan kalium. Segmen tebal ascendens ansa henle terjadi reabsorpsi

paraseluler yang bermuara dari kation dan semipermeabel terhadap air.

Tubulus distal membentuk macula densa sekelompok sel epitel yang

merupakan bagian dari kompleks juxtaglomerulus. Berkelak-kelok dengan banyak

air reabsorpsi yang sama dengan segmen tebal pars ascendens ansa henle.

Reabsorpsi ion, Na, dan K. Tahap permeable terhadap uruem.

4

Page 5: Makala

Tubulus koligens kortikans Terdiri dari sel principal yang mereabsorpsi

Na dan sekresi Kalium. Sel interkalaris mensekresi ion hydrogen serta

mereabsorpsi ion bikarbonat dan kalium.

Duktus koligens media mereabsorpsi kurang dari 10% air dan Na yang di bagian

terakhir dari pemprosesan urin dan memainkan peran dalam menentukan

keleuaran akhir dan air dan zat terlarut dalam urin

3. Urinalisis

3.1 Bahan pemeriksaan urinBerbagai jenis urin antara lain urin sewaktu, urin pagi, urin postprandial,

urin 24 jam, serta urin tiga gelas dan urin dua gelas pada pria. Urin sewaktu

adalah urin yang dikeluarkan pada sewaktu-waktu yang tak ditentukan secara

khusus. Urin ini dapat digunakan untuk berbagai macam pemeriksaan. Urin ini

cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang mengikuti pemeriksaan badan tannpa

pendapat khusus.

Urin pagi adalah urin yang dikeluarkan paling pagi setelah bangun tidur.

Urin pagi lebih pekat daripada urin siang sehingga cocok untuk pemeriksaan

sedimen, berat jenis, protein dll. Bagi kalangan kebidanan urin pagi baik bagi

pemeriksaan kehamilan berdasarkan adanya hormone human chorionic

gonadotrophin (HCG) dalam urin. Urin postprandial adalah urin yang pertama

kali dilepaskan 1,5 sampai 3 jam setelah makan. Urin ini berguna untuk

pemeriksaan glukosurya yaitu adanya glukosa di dalam urin. Urin 24 jam adalah

urin yang dikumpulkan selama 24 jam, dengan cara menyediakan botol besar

bersih bertutup dengan kapasitas minimal 1,5 liter yang umumnya dilengkapi

pengawet, dan urin tersebut tersebut dibuang pada jam 7 pagi, urin selanjutnya

(termasuk jam 7 esok hari) ditampung dan dicampur.

Urin 24 jam diperlukan untuk pemeriksaan kuantitatif, ada juga urin yang

tak penuh 24 jam, misalnya urin siang 12 jam (jam 7 pagi sampai dengan jam 7

malam), urin malam 12 jam (jam 7 malam sampai jam 7 pagi), urin 2 jam dll.

Urin 3 gelas adalah urin yang ditampung sejumlah 3 gelas dengan cara yaitu

beberapa jam sebelumnya penderita dilarang berkemih lalu siapkan 3 gelas yang

5

Page 6: Makala

sebaiknya gelas sedimen, lalu penderita berkemih langsung ke dalam gelas tanpa

henti.gelas I di isi 20 sampai 30 ml pertama yang berisi sel-sel uretra parsanterior

dan prostatica, gelas II diisi volume berikutnya yang berisi unsur unsur dari

kandung kemih, gelas III di isi volume terahir yang berisi unsur-unsur khusus dari

uretra parsprostatica dan getah prostat.

Urin 2 gelas diperoleh dengan cara yang sama dengan urin 3 gelas, dengan

2 gelas saja, gelas pertama diisi 50 sampai 75 ml. Urin ini digunakan untuk

menentukan letak radang atau lesi yang menghasilkan darah atau nanah pada urin

seorang pria.

3.2 Pemeriksaan makroskopis, mikroskopis dan kimiaPemeriksaan urin meliputi pemeriksaan mikroskopik, mikroskopik dan

kimia. Pemeriksaan Makroskopik adalah salah satu capa pemeriksaan urin dengan

pemeriksaan mikroskopis diantaranya adalah pemeriksaan warna, bau, kejernihan,

keasaman, berat jenis, dan volume urin.

Warna urin diiuji pad tebal lapisan 7-10cm dengan cahaya tembus ada

beberapa macam hasil yaitu : tak berwarna ,kuning muda, kuning tua, kuning

bercampur merah,merah bercampur kuning, merah, coklat,kuning bercampur

hijau, putih susu dll. Normal pucat-kuning tua dan amber tergantung pada kadar

urokrom. Perubahan warna urin di sebabkan oleh : obat-obatan, darah

mikroorganisme, zat warna normal maupun abnormal, pus , protein dll. Urin

merah dapat di sebabkan oleh Hb, miogobin atau pengaruh obat rifampisin, warna

urin hijau dapat karena zat klinis eksogen (biru metilen) atau infeksi

pseudomonas; warna oranye/ jingga menandakan pigmen empedu.urin yang tak

berwarna dapat disebabkan karena urin yang sangat encer sementara urin yang

sangat tua bisa disebabkan karena urin yang sangat pekat; bilirubinia, warna

merah sampai kecoklatan bisa disebabkan karena hematuria, hemoglobinuria,

myoglobinuria. Warna coklat kemerahan sampai coklat dapat disebabkan

myoglobinuria,hemoglobinuria, methemmoglobin. Bila urin karen

fosfat(biasanya normal) atau leukosituria dan bakteri (abnormal)

6

Page 7: Makala

Bau urin dari semuls (bukan bau akibat dibiarkan tanpa pengawet) memiliki

makna. Bau normal disebabkan oleh asam-asam organik yang mudah menguap.

Bau abnormal dapat disebabkan oleh

Makanan mengandung atsiri seperti jengkol, petai, durian,. Obat-obatan

seperti mentol, terpentin.

Bau amoniak melalui perombakan ureum amoniak oleh bakteri, Ketonuria bau

aseton bisa juga Bau busuk karena perombakan protein.

Kejernihan dapat di periksa dengan cara yang sama dengan pemeriksaan

warna urin. Ada beberapa macam hasil yaitu : jenih (normal), agak keruh, keruh

dan sangat keruh. Kekeruhan urin disebabkan bakteri, sedimen, lemak, dll. Urin

jernih merupakan urin yang normal. Urin berwarna merah bisa disebakan karena

terdapat darah, putih halus karena ada bakteri.

Pemeriksaan keasaman penting pada kasus gangguan keseimbangan asam

–basa. Penyebab berubahya keasaman urin antara lain mikroorganisme. pH dapat

di tentukan denga kertas lakmus, kertas nitrazin, reagent, strip serta campuran

indikator ( lebih cepat dan tepat)

Berat jenis urin diukur dengan bantuan alat urinometer. Jika volume urin

kecil, maka dapat digunakan refraktometer. Beratjenis urin normal yaitu 1,020.

pada orang tua BJ bisa di bawah atau di atas normal karena kehilangan daya

mengencerkan atau memekatkan urin. BJ dibawah batas normal yaitu < 1,010 bisa

karena gangguan ginjal/endokrin. BJ di atas batas normal > 1,025 dapat di

sebabkan karena degenerasi nefron . Berat jenis berhubungan dengan diuresis.

Semakin besar diuresis, makin rendah berat jenisnya. Berat jenis berkaitan

dengan pekatnya urin (faal pemekat ginjal).

Glukosuria akan meningkatkan berat jenis urin. Berat jenis urin

dipengaruhi oleh suhu urin, protein, glukosa dan kontras media.

Volume urin normal yaitu 800-1600 ml. nephritis dapat menyebabkan

polyuria yaitu buang air kecil berlebihan sehingga produksi urin berlebihan.

Nephritis acute dapat menyebabka olyuria yang menyeb urin samba kan produksi

urin yang sedikit. Bias juga anuria yaitu tak ada urin sama sekali yang dapat di

sebabkan oleh keracunan.

7

Page 8: Makala

Pemeriksaan mikroskopik adalah pemeriksaan sedimen urin. Untuk

mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya

penyakit. Yang dipakai ialah urin pagi setelah bangun tidur.

Pemeriksaan sedimen dilakukan memakai lensa objektif kecil (10x) yang

dinamakan Lapangan Pengelihatan Kecil atau LPK selain itu dipakai lensa

objektif besar (40x) yang dinamakan Lapangan Pengelihatan Besar atau LPB.

Jumlah unsur sedimen bermakna dilaporkan secara semi kuantitatif, yaitu jumlah

rata-rata per LPK untuk silinder dan per LPB untuk eritrosit dan leukosit.

Unsuk sedimen yang kurang bermakna seperti epitel atau kristal cukup

dilaporkan dengan (+) artinya ‘ada’ kemudian (++) artinya ‘banyak’, dan (+++)

artinya ‘banyak sekali’.

Unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu unsur organik dan non

organik. Unsur organik berasal dari sesuatu organ atau jaringan antara lain epitel,

eritrosit, leukosit, dan silinder. Sedangkan yang non organik tidak berasal dari

sesuatu organ atau jaringan, seperti kristal.

Dalam keadaan normal tidak dijumpai eritrosit dalam sedimen urin,

sedangkan leukositnya hanya terdapat 0-5/LPK dan pada wanita dapat pula karena

kontaminasi dari genitalia. Adanya eritrosit dalam urin disebut hematuria.

Hematuria dapat disebabkan oleh perdarahan dalam saluran kemih, seperti infark

ginjal, nephrolithiasis, infeksi saluran kemih dan pada penyakit dengan diatesa

hemoragik.

Terdapatnya leukosit dalam jumlah banyak di urin disebut piuria. Keadaan

ini sering dijumpai pada infeksi saluran kemih atau kontaminasi dengan sekret

vagina pada penderita dengan fluor albus.

Epitel merupakan unsur sedimen organik yang dalam keadaan normal

didapatkan dalam sedimen urin. Dalam keadaan patologi, jumlah epitel ini dapat

meningkat, seperti pada infeksi, radang dan batu dalam saluran kemih.

Pada sindroma nefrotik di dalam sedimen urin didapatkan oval fat bodies.

Ini merupakan epitel tubuli ginjal yang telah mengalami degenerasi lemak, dapat

dilihat memakai zat warna Sudan III/IV atau diperiksa dengan menggunakan

8

Page 9: Makala

mikroskop polarisasi. Kristal dalam urin tidak ada hubungan langsung dengan

batu didalam saluran kemih.

Kristal asam urat, kalsium oksalat, triple fosfat dan bahan amorf

merupakan kristal yang merupakan kristal yang sering ditemukan dalam dalam

sedimen dan tidak mempunyai arti, karena krsital-kristal itu merupakan hasil

metabolisme yang normal. Terdapatnya unsur tersebut tergantung dari jenis

makanan, banyak makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urine.

Disamping itu mungkin didapatkan kristal lain yang berasal dari obat-

obatan atau kristal-kristal lain seperti kristal tirosin, kristal leucin.

Silinder adalah endapan protein yang terbentuk dalam tubulus ginjal,

mempunyai matrix berupa glikoprotein (protein Taman Horsfall) dan kadang-

kadang dipermukaannya terdapat leukosit, eritrosit dan epitel. Pembentukan

silinder dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain osmolalitas, volume, pH dan

adanya glikoprotein yang disekresi oleh tubuli ginjal.

Dikenal bermaca-macam silinder yang berhubungan dengan berat

ringannya penyakit ginjal. Banyak peneliti setuju bahwa dalam keadaan normal

bisa didapatkan sedikit eritrosit, leukosit dan silinder hialin. Terdapatnya silinder

seluler seperti silinder leukosit, silinder eritrosit, silinder epitel, dan sunder

berbutir selalu menunjukkan penyakit yang serius.

Pada pielonefritis dapat dijumpai silinder leukosit dan pada

glomerulonefritis akut dapat ditemukan silinder eritrosit. Sedangkan pada

penyakit ginjal yang berjalan lanjut didapat silinder berbutir dan silinder lilin.

Pemeriksaan kimia adalah salah satu jenis pemeriksaan urin rutin dapat

ditinjau dari struktur kimia yang dapat ditemukan dari sediaan urin. Beberapa hal

yang menjadi parameter struktur kimia adalah pH atau derajat keasaman, kadar

glukosa dan kadar protein.

Derajat keasaman atau pH dalam urin normal berkisar sekitar 4,5 sampai

8,00. Jika terjadi kelainan pada pH urin dapat diakibatkan infeksi saluran kencing.

Penyebab berubahnya keasaman urin antara lain

Pemeriksaan kadar glukosa bertujuan untuk memeriksa secara kualitatif

adanya glukosa dalam urin. Adapun prinsip pemeriksaannya yaitu berdasarkan

9

Page 10: Makala

reaksi reduksi dari urin yang mengindikasi adanya glukosa. Dapat ditandai

berubahnya warna urin. Jika urin berubah menjadi biru artinya negatif atau kadar

glukosa urin sekitar 14 gr/dl. Apabila berubah menjadi kuning kehijauan maka

dapat disimpulkan urin tersebut positif mengandung glukosa dengan ada 28gr/dl.

Sedangkan jika urin berubah warna menjadi kuning maka positif 2 dengan kadar

56 gr/dl. Jika urin berwarna cokelat tandanya positif 3 dengan kadar 83 gr/dl dapat

dipastikan terjadi gangguan fungsi ginjal. Jika berubah warna menjadi merah bata

positif 4 dengan kadar 111gr/dl dapat menjadi indikasi penderita yang mengalami

dehidrasi sedang. (Richard S. 2006)

Protein seharusnya tidak dapat ditemukan di dalam urin karena pada

dasarnya protein akan di filtrasi oleh glomerulus di ginjal. Jika ditemukan pada

urin yang mengandung protein maka dapat dipastikan telah terjadi gangguan

fungsi ginjal khusunya pada fase pemebentukan urin di filtrasi.

3.3 Pemeriksaan urin lengkapPemeriksaan urin lengkap mencakup pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan

urobilinogen, pemeriksaan urobilin dan pemerikaan benda keton. Pemeriksaan

urobilinogen dapat dilakukan dengan metode Ehrlich dengan prinsip

percobaannya yaitu urobilinogen dengan para dimetilaminobenzaldehid akan

membentuk komplek yang berwarna merah anggur.

Pemeriksaan ini digunakan untuk membantu mendeteksi adanya kerusakan

hepar baik dari penurunan fungsinya atau abnormalitas bentuk sehingga

menyebabkan kelainan klinis yang ditandai dengan urin yang berwarna coklat.

Dalam keadaan normal kadar urobilinogen berkisar antara 0,1 -1,0 Ehrlich unit

per dl urin.

Pemeriksaan urobilinogen dalam urin berdasarkan reaksi antara

urobilinogen dengan reagen Ehrlich (paradimethyl amino benzal dehiyde serta

buffer asam) intensitas warna yang terjadi dari jingga hingga merah tua, dibaca

dalam waktu 60 detik (jika dibiarkan terlalu lama kadar urobilinogen akan

menurun yang disebabkan oleh urobilinogen akan teroksidasi menjadi urobilin).

Warna yang timbul sesuai dengan peningkatan kadar urobilinogen dalam urin.

10

Page 11: Makala

Urin yang terlalu alkalis menunjukan kadar urobilinogen yang lebih tinggi,

sedangkan urin yang terlalu asam menunjukan kadar urobilinogen yang lebih

rendah dari seharusnya.

Untuk pemeriksaan benda keton dapat dilakukan dengan metode Rothera,

mprinsip percobaan metode ini yaitu natrium nitropurusit akan bereaksi dengan

asam asetol asetat dan aseton dalam suasana basa yang membentuk senyawa

berwarna ungu.. Selain metode Rothera, untuk pemeriksaan benda keton dapat

digunakan metode Gerhardt. Prinsip percobaan dari metode ini yaitu terbentuknya

warna merah anggur akibat adanya interaksi antara FeCl3 dengan asam

acetoasetat.

Pemeriksaan bilirubin juga termasuk kedalam pemeriksaan urin lengkap.

Pemeriksaan bilirubin ini dapat dilakukan dengan 2 metode. Metode pertama

yaitu metode Harrison, dengan prinsip percobaannya yaitu adanya reaksi antara

barium klorida (BaCl2) dengan sulfat dalam urin membentuk endapan BaSO4 dan

bilirubin menempel pada molekul ini. FeCl3 mengoksidasi bilirubin menjadi

biliverdin yang berwarna hijau. Metode kedua yaitu metode Rosin, dengan prinsip

percobaannya yaitu iodium akan mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yang

berwarna hijau.

11