33
DISUSUN OLEH:KELOMPOK 4 1. SUWANTI :301 14 11 110 2. TARI NOFIANTI :301 14 11 111 3. TESSA LONIKA LIMBONG:301 14 11 113 4. TRY HELEN :301 14 11 115 KELAS:4 AKUNTASI 4 1

Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Akuntansi Syariah

Citation preview

Page 1: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

DISUSUN OLEH:KELOMPOK 4

1. SUWANTI :301 14 11 110

2. TARI NOFIANTI :301 14 11 111

3. TESSA LONIKA LIMBONG:301 14 11 113

4. TRY HELEN :301 14 11 115

KELAS:4 AKUNTASI 4

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

TAHUN 2016

1

Page 2: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul”Paradigma dan Teori Akuntansi Syari’ah”.Makalah ini penulis susun,dalam rangka

memenuhi tugas dalam mata kuliah Akuntansi Syari’ah yang penulis laksanakan.

Atas dukungan baik moral dan materi dalam proses penyusunan makalah ini,maka

penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada:

1) Bpk.Rizki,selaku dosen mata kuliah Akuntansi Syari’ah.

2) Orang tua,keluarga dan teman-teman penulis,yang telah membantu penulis

dalam penyelesaian penulisan makalah ini.

Penulis berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca

dalam mengetahui tentang paradigm dan teori akuntansi syari’ah.

Menyadari bahwa suatu karya dibidang apapun tidak terlepas dari kekurangan, oleh

karenanya, saran dan kritik yang bermanfaat dari setiap pembaca sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan makalah ini.

Balun Ijuk , Februari 2016

Penulis

2

Page 3: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….. 2

Daftar Isi……. ………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang…………………………………………………….… 4

I.2. Rumusan Masalah………………………………………………..…. 4

I.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan.…………………………................... 5

BAB II PEMBAHASAN

II.1. Perbedaan Mendasar Akuntansi Syari’ah dengan Akuntansi Konvensinal 6-8

II.2 Termonilogi Akuntansi……………………………….……………... 8-9

II.3 Konsep Akuntansi Syari’ah…………..……………………………. 9-12

II.4 Paradigma Pemikiran Teori dan Konsep Akuntansi Islam………… 12-15

II.5 Prinsip Filosofis Teori Akuntansi Syari’ah……………….. ……….. 15-17

II.6 Paradigma Pemikiran Akuntansi Syari’ah di Indonesia……………. 17-18

BAB III PENUTUP

III.1.Kesimpulan……………………………………………………………… 19-20

III.2.Saran…………………………………………………….......................... 20

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 21

3

Page 4: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Pemikiran mengenai akuntansi syari’ah yang merupakan akuntansi berbasis Islam

telah berkembang pesat dan semakin meluas baik dikalangan masyarakat umum maupun

pemerintah. Dan sampai saat ini, perkembangan ekonomi islam telah berkembang dengan

cepat, sistem ekonomi islam mulai diakui diberbagai negara. Sistem  ekonomi yang

menerapkan nilai-nilai syari’ah dalam konsep maupun prakteknya selama beberapa tahun

terakhir mampu menunjukan dampak positif bagi perekonomian diberbagai negara.

Dalam perekonomiannya  Pakistan, Arab Saudi, Bahrain, Malaysia dan negara-negara

yang ada dikawasan Timur Tengah telah menjadikan Ekonomi Islam sebagai sistem

perekonomiannya. Dalam perkembangan praktik  lembaga keuangan syari’ah saat ini

telah berjalan cukup cepat baik di level Internasional maupun level nasional. Hal ini

terbukti dari kenaikan aset berbagai lembaga keuangan syariah seperti perbankan,

asuransi dan pasar modal berkembang dengan pesat.

Akuntansi syari’ah pada dasarnya sama saja dengan akuntansi pada umumnya, hanya

saja dalam akuntansi syari’ah terdapat beberapa hal yang membedakannya dengan

akuntansi konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi modal, prinsip, konsep,

karakteristik serta tujuannya. Dengan lahirnya akuntansi syari’ah sebagai salah satu

cabang ilmu dari akuntansi sangat baik karena banyak membawa dampak positif

khususnya dalam bidang perekonomian dalam suatu negara yang menganutnya.

I.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai

berikut:

a. Perbedaan Mendasar Akuntansi Syari’ah dengan Akuntansi Konvensional

b. TerminologiAkuntansi

c. Konsep Akuntansi Syari’ah

d. Paradigma Pemikiran Teori dan Konsep Akuntansi Islam

e. Prinsip Filosofis Teori Akuntansi Syari’ah

f. Paradigma Pemikiran Akuntansi Syariah di Indonesia

4

Page 5: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

I.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

Tujuan penulis menulis makalah ini,tentunya agar dengan membaca makaah

ini,pembaca dapat mengetahui:

a. Perbedaan Mendasar Akuntansi Syari’ah dengan Akuntansi Konvensional

b. Terminologi Akuntansi

c. Konsep Akuntansi Syari’ah

d. Paradigma Pemikiran Teori dan Konsep Akuntansi Syari’ah

e. Prinsip Filosofis Akuntansi Syari’ah

f. Paradigma Pemikiran Akuntansi Syari’ah di Indonesia

Sedangkan manfaat yang penulis harapkan setelah membaca makalah ini adalah

pembaca tentunya dapat memiliki pengetahuan lebih tentang bagaimana paradigmna

pemikiran tentang akuntansi syari’ah.

5

Page 6: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 PERBEDAAN MENDASAR AKUNTANSI SYARI’AH

1. Perbedaan dari Segi Pengertiannya

  Akuntansi Islam lebih mengarah pada pembukuan, pendataan, kerja dan usaha,

kemudian juga perhitungan dan perdebatan (tanya jawab) berdasarkan syarat-syarat yang

telah disepakati, dan selanjutnya penentuan imbalan atau balasan yang meliputi semua

tindaktanduk dan pekerjaan, baik yang berkaitan dengan keduniaan maupun yang

berkaitan dengan keakhiratan.

  Akuntansi konvensional ialah seputar pengumpulan dan pembukuan, penelitian

tentang keterangan-keterangan dari berbagai macam aktivitas

2.    Perbedaan dari Segi Tujuannya

  Akuntansi Islam bertujuan menjaga harta yang merupakan hujjah atau bukti ketika

terjadi perselisihan, membantu mengarahkan kebijaksanaan, merinci hasil-hasil usaha

untuk perhitungan zakat, penetuan hak-hak mitra bisnis dan juga membantu menetapkan

imbalan dan hukuman serta penilaian evaluasi kerja dan motivasi

  Akuntansi konvensional menjelaskan utang piutang, untung rugi, sentral moneter dan

membantu dalam mengambil ketetapan-ketetapan manajemen

3. Perbedaan dari Segi Karakteristik

  Akuntansi Islam berdasarkan pada nilai-nilai akidah dan akhlak. Maka sudah menjadi

tugas seorang akuntan untuk memberikan data-data dalam membantu orang-orang yang

bersangkutan tentang sejauh mana hubungan kesatuan ekonomi dengan kaidah-kaidah

dan hukum-hukum syariat Islam dalam bidang muamalah.

Seorang akuntan muslim selalu sadar bahwa ia harus bertanggungjawab di hadapan Allah

tentang pekerjaannya, dan ia tidak boleh menuruti keinginan pemilik modal (pemilik

proyek) kalau ada langkah-langkah penyelewengan dari hukum Allah serta

memutarbalikan fakta (data yang akurat)

Akuntansi konvensional didasarkan pada ordonansi atau peraturan-peraturan dan

teori-teori yang dibuat oleh manusia yang memiliki sifat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu

dan wawasan. Maka konsep itu labil dan tidak permanen

6

Page 7: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

Konsep, sistem, dan teknik akuntansi yang membantu suatu lembaga atau organisasi

untuk menjaga agar tujuan fungsi dan operasionalnya berjalan sesuai dengan ketentuan

syariah, dapat menjaga hak hal stakeholders yang ada di dalamnya, dan mendorong

menjadi lembaga yang dapat encapai kesejahteraan hakiki dunia akhirat.

4. Perbedaan dari Segi Modal

Modal dalam akuntansi konvesional terbagi 2 bagian yaitu, modal tetap (aktiva tetap)

dan modal yang beredar (aktiva lancar).

Dalam akuntansi islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash)

dan harta berupa barang (stock) selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan

barang dagang.

5. Perbedaan dari Segi Konsep

Akuntansi konvensional mempraktekkan teori pencadangan dan ketelitian dari

menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta menyampaikan laba yang bersifat

mungkin.

Akuntansi islam sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau

harga dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk

kemungkinan bahaya dan resiko.

6. Perbedaan dari Segi Prinsip

Akuntansi konvensional meneapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya

jual beli.

Akuntansi islam memakai aqidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya

perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun belum.

Akan tetapi jual beli dalah suatu keharusan untuk mengatakan laba, dan laba tidak boleh

dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.

HUBUNGAN AKUNTANSI MODERN DENGAN AKUNTANSI ISLAM

Luca Pacioli adalah seorang ilmuwan sekaligus pengajar dibeberapa universitas

Italia seperti Venice, Milan, Florence, dan Roma. Beliau banyak membaca buku termasuk

buku yang telah diterjemahkan. Sejak tahun 1202 M, buku-buku para ilmuwan

muslim/arab telah banyak diterjemahkan di negara Eropa yang dilakukan oleh Leonardo

Fibbonaci of Pisadan judul Liber Abbaci, Verba Filiorum dan Epistola de Proportione et

proportionalitate. Tahun 1429 M, angka Arab dilarang untuk digunkan oleh pemerintah

Italia. Namun Luca Pacioli selalu tertarik untuk belajar hal tertsebut. Tahun 1484 M,

7

Page 8: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

Pacioli bertemu temannya yang bernama Onofiro Dini Florence yang suka berpergian ke

Amerika Utara dan Konstantinopel, sehingga diduga Pacioli mendapat ide double entry

dari temannya tersebut. Alasan teknis untuk hal tersebut adalah: Luca Pacioli mengatakan

bahwa setiap transaksi harus dicatat dua kali disisi sebelah kredit dan di sisi sebelah debit.

Hal ini memunculkan dugaan bahwa Pacioli menerjemahkan hal tersebut dari bahasa

Arab.

Luca Pacioli dengan bukunya tahun 1494M dengan bukunya: Summa de

Arithmetica geometria Proportionalita ( A review of Arithmetica, Geometry and

Proportions) pada tahun 1494M menerangkan mengenai double entry book keeping

sehingga ditetapkan sebagai penemu akuntansi modern. Dari hal penelusuran pemikir

Islam, ditemukan bahwa ada hubungan antara para pedagang Italia dan pedagang muslim,

yang membuka kemungkinan bahwa akuntansi modern tersebut diperoleh Luca Pacioli

dari hubungannya dengan perdagang muslim. Bukti-bukti istilah yang digunakan Pacioli

juga sama dengan apa yang dilakukan oleh para pedagang muslim. Selain itu ketika

Daulah Islam mulai berkembang, telah dikembangkan juga sistem akuntansi yang cukup

maju dan dapat dijadikan dasar bahwa klaim muslim turut dalam pengembangan

akuntansi modern.

II.2 TERMINOLOGI AKUNTANSI

1. KEJADIAN (Event). Peristiwa yang berpengaruh. Suatu kejadian yang umumnya

merupakan sumber atau penyebab dari perubahan aktiva, kewajiban, dan ekuitas.

Kejadian bisa bersifat eksternal ataupun internal.

2. TRANSAKSI (Transaction). Kejadian eksternal yang melihatkan transfer atau

pertukaran dua entitas atau lebih.

3. AKUN (account). Catatan sistematis yang memperlihatkan pengaruh dari transaksi

dan kejadian lainnya terhadap unsur tertentu (aktiva kewajiban  dan seterusnya). Akun

yang terpisah digunakan untuk setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban dan modal

(ekuitas pemilik).

4. AKUN RIIL DAN NOMINAL. Akun Riil (permanen) adalah akun-akun aktiva,

kewajiban, dan ekuitas; akun-akun ini muncul pada neraca. Akun nominal (temporer)

adalah akun-akun pendapatan, beban, dividen; akun-akun ini muncul pada laporan

laba rugi. Akun nominal akan ditutup secara periodik; sementara akun riil tidak.

8

Page 9: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

5. BUKU BESAR (Ledger). Buku (atau cetakan komputer) yang mengandung akun-

akun.  Buku besar umum (atau buku besar saja) berisi semua akun aktiva, kewajiban,

ekuitas pemilik, pendapatan, dan beban. Buku besar pembantu mencatat rincian yang

berhubungan dengan akun buku besar umum tertentu.

6. JURNAL. Buku pencatatan awal dimana transaksi dan kejadian-kejadian lainnya

dicatat pertama kali. Berbagai jumlah yang terdapat dalam jumlah kemudian

dipindahkan ke buku besar.

7. PEMINDAH BUKUAN  (Posting). Proses pemindahan fakta-fakta dan angka-angka

penting dari  jurnal  ke akun buku besar.

8. NERACA SALDO (trial Balance). Daftar semua akun terbuka dalam buku besar

beserta saldonya. Neraca saldo yang tercipta setelah semua penyesuaian dipindahkan

ke buku besar disebut neraca saldo yang disesuaikan. Neraca saldo yang tercipta

setelah semua ayat jurnal penutup dipindahkan ke buku besar dinamakan neraca salda

pasca-penutupan. Neraca saldo bisa dibuat kapan saja.

9. AYAT JURNAL PENYESUAIAN (adjusting Entries). Ayat Jurnal yang dibuat

pada akhir periode akuntansi untuk memperbarui semua akun menurut akuntansi

aktual agar laporan keuangan yang bisa dibuat.

10. LAPORAN KEUANGAN. Laporan yang mencerminkan pengumpulan, tabulasi, dan

ikhtisar akhir dan data akuntansi. Empat laporan yang umum adalah (1) neraca, yang

menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada akhir suatu periode. (2) laporan laba

rugi, yang mengukur hasil-hasil operasi selama periode bersangkutan (3) laporan arus

kas, yang melaporkan kas yang disediakan dan digunakan oeh aktivis  operasi,

investasi, dan pembiayaan selama suatu periode dan (4) laporan laba ditahan, yang

merekonsiliasi saldao akun laba ditahan dari awal periode sampai akhir periode.

11. AYAT JURNAL PENUTUP. Proses formal yang dipakai untuk mengurangi semua

akun nominal menjadi nol dan menentukan serta mentransfer laba bersih atau rugi

bersih ke akun ekuitas pemilik  yang juga disebut “menutup buku besar”, “menutup

buku,” atau “menutup saja”.

II.3 KONSEP AKUNTANSI SYARI’AH

a. Pengertian Akuntansi Syari’ah

Akuntansi Syariah adalah suatu sistem atau teknik dari suatu pencatatan,

penggolongan dan peringkasan, pelaporan dan menganalisa data keuangan yang

dilakukan dengan cara tertentu yang dapat digunakan dalam pengambilan

9

Page 10: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

keputusan ekonomi atau perusahaan dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah

yang terkandung dalam nilai-nilai islam.

b. Tujuan Akuntansi Syari’ah

Adapun tujuan akuntansi keuangan syariah adalah sebagai berikut: 1) Untuk menentukan hak dan kewajiban dari pihak yang

terlibat dengan lembaga keuangan syariah tersebut, termasuk hak dan kewajiban dari transaksi yang belum selesai, terkait dengan penerapan, kewajaran dan ketaatan atas prinsip dan etika syariat Islam.

2)    Untuk menjaga aset dan hak-hak lembaga keuangan syariah.

3) Untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan produktivitas dari lembaga keuangan syariah.

4) Untuk menyiapkan informasi laporan keuangan yang berguna kepada pengguna laporan keuangan sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat dalam berhubungan dengan lembaga keuangan.

5) Diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan pengguna serta meningkatkan pemahaman informasi akuntansi sehingga akhirnya akan meningkatkan kepercayaan atas lembaga keuangan syariah.

6) Mendukung penyususnan standar akuntansi yang konsisten. Sehingga meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan.

7) Sebagai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

c. Dasar Hukum Akuntansi Syari’ah

10

Page 11: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah

Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa

tertentu), dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah

Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang

membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi

Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin

ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan

Akuntansi tersebut.

d. Ciri-ciri Akuntansi Syari’ahCiri-ciri dari akuntansi syari’ah adalah sebagai berikut:

1. Dilaporkan secara benar (QS. 10:5)

2. Cepat dalam pelaporannya (QS.2:202, 19:4,5)

3. Dibuat oleh ahlinya (akuntan) (QS.13:21, 13:40)

4. Tearang, jelas, tegas dan informatif (QS. 17:12, 14:41)

5. Memuat informasi yang menyeluruh (QS.6:552, 39:10)

6. Informasi ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dan membutuhkan

(QS.2:212, 3:27)

7. Terperinci dan teliti (QS.65:8)

8. Tidak terjadi manipulasi (QS.69:20, 78:27)

9. Dilakukan secara kontinyu (tidak lalai) (QS.21:1, 38:26)

e. Karakteristik Akuntansi Syari’ah

Berikut ini adalah persyaratan dan kaarakteristik dalam implementasi transaksi

akuntansi syari’ah :

1. Transaksi  syariah  dilakukan  berdasarkan  prinsip  saling  paham  dan saling

ridha;

3) Prinsip  kebebasan  bertransaksi  diakui  sepanjang  objeknya  halal  dan baik

(thayib);

4) Uang  hanya  berfungsi  sebagai  alat  tukar  dan  satuan  pengukur  nilai,

bukan sebagai komoditas;

4)      Tidak mengandung unsur riba;

5)      Tidak mengandung unsur kezaliman;

6)      Tidak mengandung unsur maysir;

7)      Tidak mengandung unsur gharar;

11

Page 12: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

8)      Tidak mengandung unsur haram;

9)      Tidak  menganut  prinsip  nilai  waktu  dari  uang  (time  value  of  money)

karena  keuntungan  yang  didapat dalam  kegiatan  usaha  terkait  dengan

resiko  yang  melekat  pada  kegiatan  usaha  tersebut  sesuai  dengan prinsip

al-ghunmu bil ghurmi (no gain without accompanying risk);

10)  Transkasi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar

serta  untuk  keuntungan  semua  pihak tanpa  merugikan  pihak  lain

sehingga  tidak  diperkenankan  menggunakan  standar  ganda  harga  satu

akad serta tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan

(ta’alluq) dalam satu akad;

11)  Tidak  ada  distorsi  harga  melalui  rekayasa  permintaan  (najasy), maupun

melalui rekayasa penawaran (ihtikar); dan

12)  Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah). Selain itu

menurut As-sa‟dy terdapat kaidah-kaidah dalam transaksi antara lain:

a.       Keharaman riba,

b.      Pengharaman transaksi yang mengandung unsur gharar dan bahaya,

c.       Pengharaman transaksi yang mengandung unsur penipuan,

d.      Transaksi dilakukan atas dasar saling ridha atanra penjual dan pembeli,

e.       Transaksi  hanya  dilakukan  oleh  pemilik  barang  atau  pihak  yang

mewakili, 

f.        Jika  akad  mengandung  unsur  yang  dapat  meninggalkan  sesuatu  yang

wajib  atau  melanggar  sesuatu yang  diharamkan,  maka  hukumnya haram

dan tidak sah.

II.4. PARADIGMA PEMIKIRAN TEORI DAN KONSEP AKUNTANSI ISLAM

Seiring dengan meningkatnya rasa keberagamaan (religiusitas) masyarakat Muslim

menjalankan syari’ah Islam dalam kehidupan sosial-ekonomi, semakin banyak institusi

bisnis Islami yang menjalankan kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip

syari’ah. Untuk mengelola institusi Islami ini diperlukan pencatata transaksi dan

pelaporan keuangan. Pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan dengan karakteristik

tertentu yang sesuai dengan syari’ah. Pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan yang

diterapkan pada institusi bisnis Islami inilah yang kemudian berkembang menjadi

akuntansi syari’ah. Akuntansi syari’ah (shari’a accounting) menurut Karim (1990)

12

Page 13: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

merupakan bidang baru dalam studi akuntansi yang dikembangkan berlandaskan nilai-

nilai, etika dan syari’ah Islam, oleh karenanya dikenal juga sebagai akuntansi Islam

(Islamic Accounting).

Demikian halnya dengan kontruksi akuntansi konvensional menjadi akuntansi Islam

(syari’ah) yang lahir dari nilai-nilai budaya masyarakat dan ajaran syari’ah Islam yang

dipraktikan dalam kehidupan sosial-ekonomi (Hammed:1997). Akuntansi syari’ah dapat

dipandang sebagai kontruksi sosial masyarakat Islam guna menerapkan ekonomi Islam

dalam kegiatan ekonomi. Akuntansi syari’ah merupakan sub-sistem dari system ekonomi

dan keuangan Islam, digunakan sebagai instrument pendukung penerapan nilai-nilai

Islami dalam ranah akuntansi, fungsi utamanya adalah sebagai alat manajemen

menyediakan informasi kepada pihak internal dan eksternal organisasi (Hasyshi: 1986;

Baydoun dan Willet, 2000 serta Harahap, 2001).

Kerangka konseptual akuntansi syari’ah menggunakan pendekatan epistimologi

Islam. Epistimologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membahas teori ilmu

pengetahuan, secara harfiah epistimologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang

berarti pengetahuan (Suria Sumantri, 1991). Dalam lingkup filsafat ilmu, epistimologi

mengandung pengertian sebagai metode memperoleh pengetahuan agar memiliki

karakteristik, kebenaran, dan nilai-nilai tertentu sebagai ilmu (Chalmers, 1991). Dalam

konteks epistimologi sebagai metode memperoleh pengetahuan ilmu, epistimologi Islam

diperlukan guna memperoleh pengetahuan yang diharapkan memiliki karakteristik,

kebenaran dan nilai-nilai Islami. Epistimologi Islam adalah metode memperoleh

pengetahuan ilmu yang Islami melalui proses penalaran yang sistematis, logis dan sangat

mendalam menggunakan “ijtihad” yang dibangun atas kesadaran sebagai khalifatullah

fii-ardl (Syafi’i, 2000 dan Triyuwono, 2000).

Akuntansi syari’ah dapat dikategorikan sebagai pengetahuan ilmu dalam bidang

akuntansi yang memiliki karakteristik, kebenaran dan nilai-nilai Islami, yang digali

menggunakan epistimologi Islam. Kerangka konseptual akuntansi syari’ah dikembangkan

menggunakan prinsip dasar paradigma syari’ah (the fundamental of the syaria’ah

paradigm) sebagaimana dikemukakan oleh Haniffa (2001:11).

Prinsip dasar paradigma syari’ah merupakan multi paradigma yang holistic,

mencakup keseluruhan dimensi wilayah mikro dan makro dalam kehidupan manusia yang

13

Page 14: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

saling terkait. Pertama, dimensi mikro prinsip dasar paradigma syari’ah adalah individu

yang beriman kepada Allah SWT (tauhid) serta mentaati segala aturan dan larangan yang

tertuang dalam Al-Qur’an,Al Hadits, Fiqh, dan hasil ijtihad. Landasan tauhid diperlukan

untuk mencapai tujuan syari’ah yaitu menciptakan keadilan sosial (al a’dl dan al ihsan)

serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Pencapaian tujuan syariah tersebut dilakukan

menggunakan etika dan motal iman (faith), taqwa (piety), kebaikan (righteoneus/birr),

ibadah (worship), tanggungjawab (responsibility/fardh), usaha (free will/ikhtiyar),

hubungan dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah

(blessing).

Kedua, dimensi makro prinsip syari’ah adalah meliputi wilayah politik,ekonomi dan

sosial. Dalam dimensi politik, menjunjung tinggi musyawarah dan kerjasama. Sedangkan

dalam dimensi ekonomi, melakukan usaha halal, mematuhi larangan bunga, dan

memenuhi kewajiban zakat. Selanjutnya dalam dimensi sosial yaitu mengutamakan

kepentingan umum dan amanah. Dalam kerangka konseptual akuntansi syari’ah di atas,

dinyatakan bahwa tujuan diselenggarakannya akuntansi syari’ah adalah mencapai

keadilan sosial-ekonomi; dan sebagai sarana ibadah memenuhi kewajiban kepada Allah

SWT, lingkungan dan individu melalui keterlibatan institusi dalam kegiatan ekonomi.

Produk akhir teknik akuntansi syari’ah adalah informasi akuntansi yang akurat untuk

menghitung zakat dan pertanggungjawaban kepada Allah SWT dengan berlandaskan

moral, iman dan taqwa. Dengan demikian dalam hal akuntansi syari’ah sebagai alat

pertanggungjawaban, diwakili informasi akuntansi syari’ah dalam bentuk laporan

keuangan yang sesuai dengan syari’ah yaitu mematuhi prinsip full disclousure. Laporan

keuangan akuntansi syari’ah tidak lagi berorientasi pada maksimasi laba, akan tetapi

membawa pesan modal dalam menstimuli perilaku etis dan adil terhadap semua pihak.

Motivasi para pakar dan akademisi akuntansi terutama dari kalangan orang-orang

Muslim guna mengkaji dan mengembangkan akuntansi syari’ah semakin meningkat.

Setelah mengetahui beberapa peneliti (Gray, 1988; Perera, 1989; Hamid et al., 1993;

Baydoun dan Willet, 1994) yang menguji hubungan antara budaya, religi dan akuntansi,

menyatakan bahwa budaya secara umum dan Islam secara khusus mempengaruhi bentuk-

bentuk akuntansinya. Sebagaimana dikemukakan oleh Gaffikin dan Triyuwono (1996)

akuntansi adalah refleksi dari sebuah realitas yang idealnya dibangun dan dipraktikan

berdasarkan nilai-nilai dan etika. Nilai-nilai dan etika orang Muslim adalah syari’ah,

14

Page 15: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

maka alternatif terbaik pengembangan akuntansi syari’ah adalah menggunakan pemikiran

yang sesuai dengan syariah. Untuk memahami pengertian akuntansi syariah, dapat

mengacu pada definisi akuntansi syari’ah yang dikemukakan oleh Hameed (2003) yaitu:

”Berangkat dari definisi-definisi akuntansi tersebut di atas, akuntansi syari’ah dalam

arti sempit dapat didefinisikan sebagai berikut: “Akuntansi syari’ah adalah suatu proses,

metode, dan teknik pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran transaksi, dan kejadian-

kejadian yang bersifat keuangan dalam bentuk satuan uang, guna mengidentifikasikan,

mengukur, dan menyampaikan informasi suatu entitas ekonomi yang pengelolaan

usahanya berlandaskan syariah, untuk dapat digunakan sebagai bahan mengambil

keputusan-keputusan ekonomi dan memilih alternative-alternatif tindakan bagi para

pemakainya”.

II.5. PRINSIP FILOSOFIS AKUNTANSI SYARI’AH

Untuk penetapan konsep dasar teori akuntansi syariah didasarkan pada prinsip

filosofis. Sedangkan prinsip filosofis secara implisit diturunkan dari konsep faith, knowledge

dan action yang berasal dari nilai-nilai tauhid. Berkut ini adalah penjelasan mengenai prinsip

filosofis tersebut.

1. Prinsip filosofis humanis

Humanis berarti bahwa akuntansi syariah memiliki prinsip yang manusiawi

atau dapat dipahami dan dipelajari oleh manusia. Hal ini memilki arti bahwa

akuntansi syariah bukanlah hal yang asing yang kemudian menjadi aneh di

masyarakat. Manusia yang notabene selalu berinteraksi dengan orang lain dan

menjalani kehidupan secara dinamis, akuntansi syariah ini juga memiliki prinsip

untuk dapat dipahami oleh manusia berdasar pada kemampuan dan kapasitas yang

dimiliki oleh manusia itu sendiri.

Dalam prinsip filosofis humanis terdapat konsep dasar intrumental dan socio-

economic. Konsep dasar intrumental ini diperoleh dengan dasar pemikiran bahwa

Akuntansi Syari’ah merupakan instrumen yang dapat dipraktikkan di dalam dunia

nyata. Dengan demikian instrumen ini mempunyai hubungan dengan nilai-nilai

masyarakat yang membangun dan mempraktikannya. Sedangkan konsep dasar socio-

economic mengindikasikan bahwa teori Akuntansi Syari’ah tidak membatasi wacana

yang dimilikinya pada transaksi-transaksi ekonomi saja, tetapi juga mencakup

15

Page 16: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

“transaksi-transaksi sosial”. Dalam transaksi sosial ini meliputi transaksi mental dan

spiritual dari sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis.

2. Prinsip filosofis emansipatoris

Emansipatoris berarti bahwa akuntansi syariah memiliki prinsip untuk

membebaskan manusia daripada belenggu ideologi semu. Akuntansi syariah yang

mengenal adanya perubahan yang signifikan mencoba untuk melakukan perubahan

pemikiran yang tadinya sempit dan terbatas saat melihat bidang akuntansi ini dapat

melihat akuntansi secara luas, holistik, dan tercerahkan.

Dalam prinsip filosofis terdapat emansipatoris, adapun konsep dasar dari

emansipatoris diantaranya konsep dasar critical dan konsep dasar justice. Konsep

dasar critical memberikan dasar pemikiran bahwa konstruksi teori akuntansi syariah

tidak bersifat dogmatis dan eksklusif. Konsep ini harus diterapkan pada akuntansi,

karena sifat kritis sagat diperlukan dalam akuntansi, agar kita bisa menilai secara

rasional kelemahan dan kelebihan akuntansi modern. Dalam akuntansi juga terdapat

konsep dasar justice, guna untuk aspek-aspek penting dalam akuntansi yang

didudukan secara adil.

3. Prinsip filosofis transendental

Transdental maksudnya adalah bahwa teori akuntansi syari’ah dapat melintas

batas disiplin ilmu akuntansi itu sendiri, selain itu akuntansi syariah juga dapat terkait

dengan bidang ilmu lainnya seperti ekonomi, sosiologi, psikologi, entologi,

antropologi, dan bidang ilmu yang lainnya. Kemudian selain itu akuntansi syariah

juga mencakup pada objek yang non materi juga melingkupi mental dan spiritual,

maksudnya disini adalah akuntansi syariah terus menjalani pendekatan dengan bidang

ilmu yang lain untuk mencapai emansipatoris tadi.

Dalam prinsip filosofis transendental terdapat konsep dasar all-inclusive dan

rational-intuitive. Konsep dasar all-inclusive memberikan dasar pemikiran bahwa

kontruksi teori Akuntansi Syariah bersifat terbuka. Dalam hal ini berarti akuntansi

syariah ada kemungkinan menggunakan konsep dari akuntansi modern, namun yang

digunakan hanya konsep selaras dengan nilai-nilai akuntansi Islam.

Konsep dasar rational-intuitive mengindikasikan bahwa secara epistemologi,

kontruksi teori Akuntansi Syari’ah memadukan kekuatan rasional dan intuisi manusia.

Pada konsep ini berbeda dengan konsep teori modern, karena konsep teori modern

16

Page 17: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

lebih mengutamakan rasio dari pada intuisi dalam proses teorinya. Sedangkan dalam

konstruksi teori Akuntansi Syari’ah intuisi merupakan instrumen yang sangat penting

dan memiliki kekuatan dalam melakukan perubahan-perubahan signifikan dalam

masyarakat, kemudian hal ini juga disinergikan dengan instrumen raional manusia.

4. Prinsip filosofis teleogikal

Teleologikal memiliki artian bahwa akuntansi syariah juga merupakan bentuk

pertanggungjawaban kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, dan juga

kepada alam semesta. Pertanggungjawaban ini adalah untuk menuju keberhasilan

manusia kepada Sang Pencipta.

Dalam prinsip filosofis teleologikal terdapat konsep dasar ethical dan holostic

welfare. Ethical merupakan konsep dasar yang dihasilkan dari konsekuensi logis

keinginan kembali ke Tuhan dalam keadaan tetang dan suci. Karena Akuntansi

Syari’ah dibangun bedasarkan nilai-nilai etika Islam maka konsekuensi disini pada

penggunaan nilai-nili etika Islamnya dalam kontruksi Akuntansi Syari’ah yang berupa

kesejahteraan pada Akuntansi Syari’ah bukan hanya pada kesjahteraan materi saja

namun pada kesejahteraan non-materi atau bisa disebut juga dengan kesejahteraan

yang utuh (holistic welfare).

II.6. PARADIGMA PEMIKIRAN AKUNTANSI SYARI’AH DI INDONESIA

Perkembangan Akuntansi Syari’ah di Indonesia dilatarbelakangi oleh perkembangan

lembaga keuangan syari’ah. Di Indonesia banyak bermunculan lembaga-lembaga keuangan

yang berbasis syari’ah mengingat banyaknya masyarakat yang beragama Islam. Menurut

Bank Indonesia dalam Outlook Bank Syariah 2013  perkembangan Bank syari’ah relatif

cukup tinggi berkisar antara 36%- 58% dengan  pertumbuhan asset perbankan syariah

mencapai ±37% dan total asset mencapai ± Rp 179 Triliun.  Namun perkembangan

Akuntansi Syari’ah hanya di lembaga keuangan yang berbasis syari’ah saja sedangkan

disektor non lembaga keuangan seperti perusahaan jasa, perusahaan manufaktur dan

perusahaan ritel belum mengalami perkembangan bahkan terlihat stagnan.

Beberapa isu yang mendorong munculnya akuntansi syariah adalah masalah

harmonisasi standar akuntansi internasional di negara-negara Islam , usulan pemformatan

17

Page 18: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

laporan usaha badan Islami (Muhammad, 2003: 77). Begitu pula dengan kajian ulang filsafat

tentang konstruksi etika dalam pengembangan teori akuntansi sampai pada masalah penilaian

(asset) dalam akuntansi. Masalah penting yang perlu diselesaikan adalah perlunya akuntansi

syariah yang dapat menjamin terciptanya keadilan ekonomi melalui formalisasi prosedur,

aktivitas, pengukuran tujuan, kontrol dan pelaporan yang sesuai dengan prinsip syariah

(Muhammad, 2003: 79).

Tahun 1992 sebagai tahun yang  bersejarah bagi Ekonomi Syariah dengan ditandai

berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai  pioner lembaga keuangan syariah merupakan

tonggak awal yang sangat menentukan, begitu juga Akuntansi Syariah. Pada saat itu

akuntansi syariah belum mendapatkan pengakuan yang jelas dalam PSAK, baru pada tahun

2002 dengan disahkannya PSAK 59 keberadaan Akuntansi Syariah mulai diakui dan

diterapkan dalam lembaga keuangan Syariah. Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor

Bank Syariah Islam pertama di Indonesia lahir sebagai hasil Kerja Tim Perbankan MUI

tersebut. Akte pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1

November 1991. Pada awal penandatanganan akte pendirian Bank ini terkumpul komitmen

pembelian saham sebanyak Rp 84 miliar.

Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia, keberadaan Bank Syariah ini belum

mendapat perhatian yang optimal dari tatanan Industri Perbankan Nasional. Pelopor kedua

Bank Syariah di Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank Syariah Mandiri

merupakan Bank milik pemerintah pertama yang melandaskan operasional pada Prinsip

Syariah. Secara struktural, BSM berasal dari Bank Susila Bakti (BSB), sebagai salah satu

anak perusahaan di lingkungan Bank Mandiri yang kemudian dikonversikan menjadi Bank

Syariah secara utuh. Dalam rangka melancarkan proses konversi menjadi  Bank Syariah BSM

menjalin kerjasama dengan Tazkia Institute terutama dalam bidang pelatihan dan

pendampingan konversi. Setelah terbentuknya Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah

Mandiri dan antusias masyarakat terhadap adanya Bank yang memakai Sistem Islam. Maka

berbagai Bank Konvensional lainnya mengikuti jejak untuk membuka cabang Bank Syariah

di institusinya.

18

Page 19: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan materi pada bab sebelumnya maka dapat di simpulkan

bahwa akuntansi syari’ah pada dasarnya sama saja dengan akuntansi kovensional, namun

tetap ada beberapa hal yang membedakan keduanya. Perbedaan tersebut dapat ditinjau

dari segi pengertian, konsep, prinsip, dan modal. Dalam cakupan mengenai

terminologinya terdapat beberapa istilah penting dalam akuntansi seperti kejadian,

transaksi, akun, akun rill dan nominal, buku besar, jurnal, pemindah buku, neraca saldo,

ayat jurnal penyesuaian, laporan keuangan, dan ayat jurnal penutup.

Dalam konsep akuntansi syari’ah terdapat bahasan mengenai pengertian dari

akuntansi syari’ah, tujuan, dasar hukum, cirri-ciri, serta karakteristik dalam

pengimplementasian transaksi. Mengenai paradigma pemikiran teori dan konsep

akuntansi Islam sudah berkembang cukup pesat. Akuntansi syari’ah dapat dikategorikan

sebagai pengetahuan ilmu dalam bidang akuntansi yang memiliki karakteristik, kebenaran

dan nilai-nilai Islami, yang digali menggunakan epistimologi Islam. Kerangka konseptual

akuntansi syari’ah dikembangkan menggunakan prinsip dasar paradigma syari’ah.

Prinsip dasar paradigma syari’ah merupakan multi paradigma yang holistic,

mencakup keseluruhan dimensi wilayah mikro dan makro dalam kehidupan manusia yang

saling terkait. Pertama, dimensi mikro prinsip dasar paradigma syari’ah adalah individu

yang beriman kepada Allah SWT (tauhid) serta mentaati segala aturan dan larangan yang

tertuang dalam Al-Qur’an,Al Hadits, Fiqh, dan hasil ijtihad. Kedua, dimensi makro

prinsip syari’ah adalah meliputi wilayah politik,ekonomi dan sosial. Nilai-nilai dan etika

orang Muslim adalah syari’ah, maka alternatif terbaik pengembangan akuntansi syari’ah

adalah menggunakan pemikiran yang sesuai dengan syariah.

Prinsip filosofis akuntansi syari’ah terbagi menjadi empat macam yaitu humanis,

emansipatoris, transendental, dan teleogikal. Terkait dengan pemikiran akuntansi syari’ah di

19

Page 20: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

Indonesia dapat dikatakan sudah sudah berkembang lebih luas semenjak mulai berdirinya

Bank Muamalat di Indonesia. Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor Bank Syariah Islam

pertama di Indonesia lahir sebagai hasil Kerja Tim Perbankan MUI tersebut. Pada awal

pendirian Bank Muamalat Indonesia, keberadaan Bank Syariah ini belum mendapat perhatian

yang optimal dari tatanan Industri Perbankan Nasional. Pelopor kedua Bank Syariah di

Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank Syariah Mandiri merupakan Bank

milik pemerintah pertama yang melandaskan operasional pada Prinsip Syariah. Setelah

terbentuknya Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri dan antusias masyarakat

terhadap adanya Bank yang memakai Sistem Islam. Maka berbagai Bank Konvensional

lainnya mengikuti jejak untuk membuka cabang Bank Syariah di institusinya.

III.2 SARAN

Adapun saran penulis adalah mengenai paradigma pemikiran teori dan konsep

akuntansi syari’ah ini ke depannya harus lebih terbuka luas dan berkembang baik dalam

lingkungan masyarakat umum serta pemerintah baik itu seorang muslim maupun non muslim

Karena sudah sudah dipraktekkan di beberapa negara di dunia dengan menganut sistem

akuntansi ini banyak membawa dampak posistif bagi negara tersebut. Dan bukan hanya

berpikiran bahwa karena berbasis Islam maka hanya kalangan muslim saja yang

mengembangkan tentang akuntansi syari’ah.

20

Page 21: Makalah Akuntansi Syariah Bab 2

DAFTAR PUSTAKA

Wasilah, Nurhayati, Sri. 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia. Salemba Empat : Jakarta.

http://mudaarraayah.blogspot.co.id/2013/06/konsep-dasar-akuntansi-syariah.html

http://risaseptiani.blogspot.co.id/2012/05/akuntansi-islam.html

http://akuntansiiseasy.blogspot.co.id/2014/10/terminologi-dasar-akuntansi.html

http://anakhumairah.blogspot.co.id/2014/06/pentingnya-mempelajari-akuntansi-syariah.html

https://sithobil.wordpress.com/2012/10/26/konsep-dasar-akuntansi-syariah

http://mrcomp.wordpress.com/2009/02/24/konsep-dasar-akuntansi-syariah

http://mepi-6.blogspot.co.id/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/27/akuntansi-islam-syariah

http://nilampamularsih.blogspot.com/2011/09/akuntansi-syariah.html

http://beiakuntasi.blogspot.co.id/2012/06/akuntasi-islam-dalam-perspektif-alquran.html

http://inibloghesty.blogspot.co.id/2015/02/perkembangan-akuntansi-syariah-di.html

https://naifu.wordpress.com/2011/12/28/perkembangan-bank-syariah-di-indonesia

Modul Gunadarma

21