34
MAKALAH KEWARGANEGARAAN BAB 2 “DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)” Dosen Pembimbing : H. Luthfi Hardiyanto, S.HI, M.M Disusun oleh Kelompok 2 : 1. Ahmad Rizal (14310008) 2. Intan Silviana (14310039 ) 3. Muhammad Syahid Amin (14310056) 4. Neny Dyah Setyaningsih (14310058) 5. Nur Kholidah (14310062) 6. Riadhotul Jannah (14310072) 7. Shinta Yuni Maerulia (14310080)

Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Demokrasi dan Ham

Citation preview

Page 1: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

BAB 2

“DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)”

Dosen Pembimbing :

H. Luthfi Hardiyanto, S.HI, M.M

Disusun oleh Kelompok 2 :

1. Ahmad Rizal (14310008)

2. Intan Silviana (14310039 )

3. Muhammad Syahid Amin (14310056)

4. Neny Dyah Setyaningsih (14310058)

5. Nur Kholidah (14310062)

6. Riadhotul Jannah (14310072)

7. Shinta Yuni Maerulia (14310080)

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM

LAMONGAN

2014

Page 2: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Makalah : Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM)

Penulis : 1. Ahmad Rizal (14310008) 2. Intan Silviana (14310039) 3. Muhammad Syahid Amin (14310056) 4. Neny Dyah Setyaningsih (14310058) 5. Nur Kholidah (14310062) 6. Riadhotul Jannah (14310072) 7. Shinta Yuni Maerulia (14310080)

Jurusan : FKIP Matematika

Kelas / Semester : Kelas A pagi/ Semester 1

Dosen Pembimbing

H. Luthfi Hardiyanto, S.HI, M.M

Demokrasi & HAM ii

Page 3: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Kami Panjatkan Puji Syukur Atas Kehadirat Allah SWT dan dengan

rahmat dan karunianya, Makalah Kewarganegaraan ini dapat kami buat sebagai tugas

kami.Sebagai bahan pembelajaran kami dengan harapan dapat di terima dan di pahami secara

bersama.

Dalam batas-batas  tertentu Makalah ini memuat Tentang Demokrasi dan Hak Asasi

Manusia (HAM), Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf  jika terdapat kesalahan dalam

penulisan atau penguraian makalah kami Dengan Harapan dapat di terima dan dapat di

jadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami.

Lamongan, 23 Desember 2014

Penyusun

   

Demokrasi & HAM iii

Page 4: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………. ii

KATA PENGNTAR ....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN

A. Hakikat Demokrasi ................................................................................................ 2

B. Pemahaman Demokrasi………………………………………………………….. 2

C. Perkembangan Demokrasi di Indonesia ................................................................. 5

D. Islam dan Demokrasi…………………………………………………………….. 7

E. Pemahaman Hak Asasi Manusia ............................................................................. 9

F. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia .................................................... 11

G. Islam dan Hak Asasi Manusia ................................................................................. 14

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 17

B. Saran ..................................................................................................................... ... 17

DAFTAR PUSTAKA  ………………………………………………………………….. 18

Demokrasi & HAM iv

Page 5: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

BAB  I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selain demokrasi, penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan elemen penting

untuk perwujudan sebuah negara yang berkeadaban. Apabila demokrasi dan HAM berjalan

dengan baik maka akan melahirkan sebuah tatanan masarakat yang demokratis dan kritis

terhadap penegakan HAM. Di era globalisasi saat ini, hampir semua negara menyatakan

sebagai negara demokrasi termasuk negara yang sistem pemerintahannya bersumber pada

kedaulatan rakyat seperti Indonesia. Kedaulatan rakyat merupakan paham kenegaraan yang

penjabaran dan terdapat dalam Undang-Undang Dasar suatu negara dan penerapannya

disesuaikan dengan filsafat hidup rakyat dari negara yang bersangkuan. Spirit kerakyatan

yang menjadi watak negara demokrasi merupakan syarat utama dalam negara yang

berkedaulatan rakyat, karena kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Demokrasi

mempunyai arti penting bagi masyarakat karena dengan demokrasi hak masyarkat untuk

menentukan sendiri jalannya organisasi pemerintahan sesuai kehendaknya dapat dijamin.

B. Rumusan Masalah

1. Apa hakikat dari demokrasi ?

2. Apa yang dimaksud dengan demokrasi?

3. Bagaimanakah perkembangan demokrasi di Negara Indonesia?

4. Bagaimana hubungan antara islam dan demokarasi ?

5. Apa yang dimaksud dengan HAM?

6. Bagaimanakah perkembangan HAM di Negara Indonesia?

7. Bagaimanakah hubungan antara islam dan HAM?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari hakekat demokrasi.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan demokrasi.

3. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Negara Indonesia.

4. Untuk mengetahui hubungan antara islam dan demokarasi.

5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari HAM.

6. Untuk mengetahui perkembangan HAM di Negara Indonesia.

7. Untuk mengetahui hubungan antara islam dan HAM

Demokrasi & HAM 1

Page 6: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Demokrasi

HAKEKAT: pemerintah dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, pemerintahan untuk

rakyat / government of the people, by the people, and for the peolple (1863 oleh Abraham

Lincoln). Pemerintahan dari rakyat berarti pemerintahan negara itu mendapat mandat dari

rakyat untuk menyelenggarakan perintahan. Pemerintahan oleh rakyat berarti pemerintahan

negara itu dijalankan oleh rakyat. Pemerintahan untuk rakyat berarti pemerintahan itu

menghasilkan dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang di arahkan untuk kepentingan dan

kejahteraan rakyat.

B. Pemahaman Demokrasi

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dalam sebuah negara dengan kekuasaan

pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung ataupun melalui perwakilan. Kata

“demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos/cratein yang

berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat dan untuk rakyat.

Istilah demokrasi sendiri diperkenalkan pertama sekali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk

pemerintahan, yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan

orang banyak yang disebut dengan istilah rakyat. Di Yunani sendiri demokrasi telah muncul

pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM. Demokrasi ini merujuk pada sistem politik di

negara kota Yunani Kuno. Seiring dengan perkembangan zaman, sehingga perkembangan

sistem demokrasi juga banyak diterapkan di berbagai negara-negara di dunia. Perkembangan

demokrasi yang semakin pesat juga telah memunculkan perkembangan pengertian dari

demokrasi itu sendiri. Pengertian demokrasi dari para ahli :

1. Menurut H. Harris Soche (Yogyakarta : Hanindita, 1985)

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintah itu

melekat pada diri rakyat atau pada diri orang banyak untuk mengatur,

mempertahankan dan melindungi dirinya dari paksaan dan pemerkosaan orang lain

atau badan yang diserahi untuk memerintah.

Demokrasi & HAM 2

Page 7: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

2. Menurut Hannry B. Mayo

Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi

secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan atas prinsip

kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana dimana terjadi kebebasan

politik.

3. Menurut International Commission of Jurist

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerinthan dimana hak untuk membuat keputusan-

keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang dipilih

oleh mereka dan yang bertanggungjawab kepada mereka melalui suatu proses

pemilihan yang bebas.

4. Menurut C.F. Strong

Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dimana mayoritas anggota dewan dari

masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin

pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas

tersebut.

5. Menurut Samuel Huntington

Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sebuah

sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala dan didalam

sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir seluruh

penduduk dewasa dapat memberikan suara.

6. Menurut Webster Merriam, Dictionary

Demokrasi dapat didefenisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh

mayoritas; pemerintah dimana kekuasaan tertinggi tepat pada rakyat dan dilakukan

oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan

yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara

periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya

distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.

Alasan demokrasi sulit dilaksanakan sebagai berikut :

1. Tidak ada tempat yang menampung seluruh warga yang jumlahnya cukup banyak.

2. Untuk melaksanakan musyawarah dengan baik dengan jumlah yang banyak sulit di

lakukan.

Demokrasi & HAM 3

Page 8: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

3. Hasil persetujuan secara bulat mufakat sulit tercapai, karena sulitnya memungut suara

dari peserta yang hadir.

4. Masalah yang di hadapi negara semakin kompleks dan rumit sehingga membutuhkan

orang-orang yang secara khusus berkecimpung dalam penyelesaian masalah tersebut.

Maka untuk menghindari kesulitan seperti di atas dan agar rakyat tetap memegang kedaulatan

tertinggi, di bentuklah badan perwakilan rakyat. Badan inilah yang menjalankan demokrasi.

Namun pada prinsipnya rakyat tetap merupakan pemegang kekuasaan tertinggi sehingga

mulailah dikenal “demokrasi tidak langsung” atau “demokrasi perwakilan”.

Jadi, Demokrasi atas dasar penyaluran kehendak rakyat ada dua macam yaitu :

1. Demokrasi langsung

Demokrasi langsung adalah paham demokrasi yang mengikut sertkan seriap warga

negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum dan

undang-undang.

2. Demokrasi tidak langsung

Demokrasi tidak langsung adalah paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem

perwakilan.

Untuk negara-negara modern penerapan demokrasi tidak langsung dilakulakan karena

berbagai alasan, antara lain :

1. Penduduk yang selalu bertambah sehingga pelaksanaan musyawarah pada suatu

tempat tidak dimungkinkan.

2. Masalah yang di hadapi semakin kompleks karena kebutuhan dan tantangan hidup

semakin banyak.

3. Setiap warga negara mempunyai kesibukan sendiri-sendiri didalam menyurus

kehidupannya sehingga masalah pemerintahan cukup di serahkan pada orang yang

berminat dan memiliki keahlian dibidang pemerintahan negara.

Secara substantif, prinsip utama dalam demokrasi ada dua (Maswadi Rauf, 1997) yaitu :

1. Kebebasan/persamaan (freedom/equality)

Kebebasan dan persamaan adalah pondasi demokrasi. Kebebsan di anggap sebagai

sarana mencapai kemajuan dengan memberikan hasil maksinal dari usaha orang tanpa

adanya pembatasan dari pengguasaan.

2. Kedaulatan rakyat (people’s soverignty)

Demokrasi & HAM 4

Page 9: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

Dengan konsep kedaulatan rakyat, pada hakikatnya kebijakan yang dibuat adalah

kehendak rakyat dan untuk kepentingan rakyat.

C. Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari pelaksanaan demokrasi yang

pernah ada di Indonesia. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa

periodesasi antara lain :

1. Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Revolusi (1945 – 1950)

Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke

Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu

disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat

sentralisasi kekuasaan, hal itu terlihat pada pasal 4 aturan peralihan UUD 1945 yang berbunyi

“sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh

Presiden dengan dibantu oleh KNIP”. Untuk menghindari kesan bahwa Negara Indonesia

adalah negara yang absolut, pemerintah mengeluarkan :

a. Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi

lembaga legislatif.

b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang pembentukan partai

politik.

c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem

pemerintahan presidensil menjadi parlementer.

2. Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Lama

a. Masa Demokrasi Liberal (1950 – 1959)

Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau berkedudukan

sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan

parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.

Namun demikian praktek demokrasi ada 3 bagian pada masa ini dinilai gagal

disebabkan :

1) Dominannya partai politik

2) Landasan sosial ekonomi yang masih lemah

3) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950

Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

Demokrasi & HAM 5

Page 10: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

1) Bubarkan konstituante

2) Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950

3) Pembentukan MPRS dan DPAS

b. Masa Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966)

Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara

semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom

dengan ciri :

1) Dominasi Presiden

2) Terbatasnya peran partai politik

3) Berkembangnya pengaruh PKI

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain :

1) Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan

2) Peranan parlemen lemah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan

presiden membentuk DPRGR

3) Jaminan HAM lemah

4) Terjadi sentralisasi kekuasaan

5) Terbatasnya peranan pers

6) Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (blok timur)

Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI

yang menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

3. Pelaksanaan Demokrasi Orde Baru (1966 – 1998 )

Dinamakan juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan

keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila

dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal orde baru memberi harapan baru pada

rakyat pembangunan di segala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru

berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997.

Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab :

a. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada

b. Rekrutmen politik yang tertutup

Demokrasi & HAM 6

Page 11: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

c. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis

d. Pengakuan HAM yang terbatas

e. Tumbuhnya KKN yang merajalela

Sebab jatuhnya Orde Baru ada empat bagian, yaitu :

a. Hancurnya ekonomi nasional

b. Terjadinya krisis politik

c. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan Orde Baru Gelombang

demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun sebagai

presiden.

4. Pelaksanaan Demokrasi Reformasi (1998 – Sekarang)

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden

Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998. Masa reformasi berusaha

membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain :

a. Keluarnya ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi

b. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang referandum

c. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bebas dari

KKN

d. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan Presiden dan

Wakil Presiden RI

e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada masa reformasi berhasil menyelenggarakan pemilihan umum sudah tiga kali

yaitu tahun 1999, tahun 2004, dan tahun 2009.

D. Islam dan Demokrasi

Kedaulatan mutlak dan keesaan Tuhan yang terkandung dalam konsep tauhid dan peranan

manusia yang terkandung dalam konsep khilafah memberikan kerangka yang dengannya para

cendekiawan belakangan ini mengembangkan teori politik tertentu yang dapat dianggap

demokratis. Didalamnya tercakup definisi khusus dan pengakuan terhadap kedaulatan rakyat,

tekanan pada kesamaan derajat manusia, dan kewajiban rakyat sebagai pengemban

pemerintahan.

Dalam penjelasan mengenai demokrasi dalam kerangka konseptual islam, banyak

perhatian diberikan pada beberapa aspek khusus dari ranah sosial dan politik. Demokrasi

Demokrasi & HAM 7

Page 12: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep Islami yang sudah lama

berakar, yaitu musyawarah (syura), persetujuan (ijma’), dan penilaian interpretative yang

mandiri (ijtihad). Seperti banyak konsep dalam tradisi politik Barat, istilah-istilah ini tidak

selalu dikaitkan dengan pranata demokrasi dan mempunyai banyak konteks dalam wacana

Muslim dewasa ini. Namun, lepas dari konteks dan pemakaian lainnya, istilah-istilah ini

sangat penting dalam perdebatan menyangkut demokratisasi dikalangan masyarakat muslim.

Perlunya musyawarah merupakan konsekuensi politik kekhalifahan manusia. Oleh karena

itu perwakilan rakyat dalam sebuah negara Islam tercermin terutama dalam doktrin

musyawarah. Hal ini disebabkan menurut ajaran Islam, setiap muslim yang dewasa dan

berakal sehat, baik pria maupun wanita adalah khalifah Allah di bumi. Dalam bidang politik,

umat Islam mendelegasikan kekuasaan mereka kepada penguasa dan pendapat mereka harus

diperhatikan dalam menangani masalah negara. Kemestian bermusyawarah dalam

menyelesaikan masalah-masalah ijtihadiyyah, dalam surat Al-syura ayat 3 :

“Dan orang-orang yang menerima seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan

mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian

dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”.(QS Asy-Syura : 38).

Disamping musyawarah ada hal lain yang sangat penting dalam masalah demokrasi,

yakni konsensus atau ijma’. Konsensus memainkan peranan yang menentukan dalam

perkembangan hukum Islam dan memberikan sumbangan sangat besar pada korpus hukum

atau tafsir hukum. Dalam pengertian yang lebih luas, konsensus dan musyawarah sering

dipandang sebagai landasan yang efektif bagi demokrasi Islam modern.

Selain syura dan ijma’, ada konsep yang sangat penting dalam proses demokrasi Islam,

yakni ijtihad. Bagi para pemikir muslim, upaya ini merupakan langkah kunci menuju

penerapan perintah Tuhan di suatu tempat atau waktu. Hal ini dengan jelas dinyatakan oleh

Khursid Ahmad: “Tuhan hanya mewahyukan prinsip-prinsip utama dan memberi manusia

kebebasan untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut dengan arah yang sesuai dengan

semangat dan keadaan zamannya”. Itjihad dapat berbentuk seruan untuk melakukan

pembaharuan, karena prinsip-prinsip Islam itu bersifat dinamis, pendekatan kitalah yang telah

menjadi statis. Oleh karena itu sudah selayaknya dilakukan pemikiran ulang yang mendasar

untuk membuka jalan bagi munculnya eksplorasi, inovasi dan kreativitas.

Dalam pengertian politik murni, Muhammad Iqbal menegaskan hubungan antara

konsensus demokratisasi dan ijtihad. Dalam bukunya The Reconstruction of Religious

Demokrasi & HAM 8

Page 13: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

Thought in Islam ia menyatakan bahwa tumbuhnya semangat republik dan pembentukan

secara bertahap majelis-majelis legislatif di negara-negara muslim merupakan langkah awal

yang besar. Musyawarah, konsensus, dan ijtihad merupakan konsep-konsep yang sangat

penting bagi artikulasi demokrasi islam dalam kerangka Keesaan Tuhan dan kewajiban-

kewajiban manusia sebagai khalifah-Nya.

Ada beberapa alasan mengapa islam disebut sebagai agama demokrasi, yaitu sebagai

berikut:

1. Islam adalah agama hukum, dengan pengertian agama islam berlaku bagi semua

orang tanpa memandang kelas, dari pemegang jabatan tertinggi hingga rakyat jelatah

dikenakan hukum yang sama. Jika tidak demikian, maka hukum dalam islam tidak

berjalan dalam kehidupan.

2. Islam memiliki asas permusyawaratan “amruhum syuraa bainahum” artinya perkara-

perkara mereka dibicarakan diantara mereka. Dengan demikian, tradisi bersama-sama

mengajukan pemikiran secara bebas dan terbuka diakhiri dengan kesepakatan.

3. Islam selalu berpandangan memperbaiki kehidupan manusia tarafnya tidak boleh

tetap, harus terus meningkat untuk menghadapi kehidupan lebih baik di akhirat.

Jadi, prinsip demokrasai pada dasarnya adalah upaya bersama-sama untuk memperbaiki

kehidupan, kareana itulah islam dikatakan sebagai agama perbaikan “diinul islam” atau

agama inovasi. Untuk itu, islam selau menghendaki demokrasi yang merupakan salah satu

ciri atau jati diri islam sebagai agama hukum.

E. Pemahaman Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak dasaryang dimiliki oleh manusia sesuai

dengan kodratnya. HAM meliputi hak hidup, hak kemerdekaan atau kebebasan, hak milik,

dan hak-hak dasar lain yang melekat pada diri pribadi manusia dan tidak dapat diganggu

gugat oleh orang lain. Tap MPR No. XVII/MPR/1998 Hak Asasi Manusia adalah hak-hak

dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrat, universal dan abadi sebagai Anugerah

Tuhan Yang Maha Esa.

Beberapa defenisi menurut para ahli :

a. Prof. Dr. Dardji Darmodiharjo, SH. HAM adalah hak-hak dasar / pokok yang dibawah

manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Demokrasi & HAM 9

Page 14: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

b. Laboratorium pancasila IKIP Malang. HAM adalah hak yang melekat pada martabat

manusia sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

c. Prof. Mr. Kuntjono Purbo Pranoto. HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut

kondratnya yang tidak dipisahkan hakikatnya.

d. John Locke. HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha

Pencipta sebagai suatu yang bersifat kodrati.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa HAM merupakan hak paling individu dan

merupakan seperangkat hak yang melekat pada manusia yang wajib dihormati, dijunjung

tinggi yang dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan

serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak

Asasi Manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi

manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak

yang belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembagan dunia HAM di

Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh HAM di Indonesia adalah

Munir yang tewas dibunuh diatas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia.

Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia :

1. Hak Asasi Pribadi (Personal Right)

a. Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pindah tempat.

b. Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.

c. Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.

d. Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan

kepercayaan yang diyakini masing-masing.

2. Hak Asasi Politik (Political Right)

a. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pilihan

b. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

c. Hak membuat dan mendirikan parpol/partai politik dan organisasi politik lainnnya

d. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak Asasi Hukum (Legal Equality Right)

a. Hak medapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan

b. Hak untuk menjadi PNS

c. Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum

4. Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)

Demokrasi & HAM 10

Page 15: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

a. Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli

b. Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak

c. Hak kebebasan menyelenggaran sewa-menyewa, hutang-piutang, dll

d. Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

5. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)

a. Hak medapatkan pembelaan hukum

b. Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan

penyelidikan dimata hukum

6. Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Right)

a. Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan

b. Hak untuk mengembankan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat

F. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang hidup di

masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung sudah cukup lama. Secara garis

besar, Prof. Bagir Manan pada bukunya Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan HAM di

Indonesia (2001), membagi perkembangan. Pembagian rezim pemerintahan pada tahun 1998

memberikan dampak yang sangat besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia.

Pada saat ini mulai dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde baru

yang berlawanan dengan pemajuan dan perlindungan HAM. Selanjutnya dilakukan

penyusunan perlakuan perundang – undangan yang berkaitan dengan perlakuan HAM dalam

kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia. Hasil dari pengkajian tersebut

menunjukkan banyaknya norma dan ketentuan hukum nasional khususnya yang terkait

dengan penegakan HAM diadopsi dari hukum dan instrumen internasional dala bidang HAM.

Strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap status

penentuan dan tahap penataan aturan secara konsisten. Pada tahap penentuan telah ditetapkan

beberapa penentuan perundang – undangan tentang HAM seperti amandemen konstitusi

negara (Undang-Undang Dasar 1945), ketetapan MPR (TAP MPR), Undang-Undang (UU),

peraturan pemerintah dan ketentuan perundang – undangan lainnya.

1. Periode Sebelum Kemerdekaan

a. Boedi Oetomo, dalam konteks pemikiran HAM, pemimpin Boedi Oetomo telah

memperlihatkan adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui

petisi-petisi yang dilakukan kepada pemerintah kolonial maupun dalam tulisan

Demokrasi & HAM 11

Page 16: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

yang dalam surat kabar goeroe desa. Bentuk pemikiran HAM Boedi Oetomo

dalam bidang hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat.

b. Perhimpunan Indonesia, lebih menitikberatkan pada hak untuk menentukan nasib

sendiri.

Sarekat Islam, menekankan pada usaha-usaha untuk memperoleh penghidupan

yang layak dan bebas dari penindasan dan deskriminasi rasial.

c. Partai Komunis Indonesia, sebagai partai yang berlandaskan paham Marhanisme lebih

condong pada hak-hak yang bersifat sosial dan menyentuh isu-isu yang berkenan

dengan alat produksi.

d. Indische Partij, pemikiran HAM yang paling menonjol adalah hak untuk

mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakuan yang sama dan hak

kemerdekaan.

e. Partai Nasional Indonesia, mengedepankan hak untuk memperoleh kemerdekaan.

f. Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia, menekankan pada hak politik yaitu

hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk menentukan nasib sendiri, hak

berserikat dan berkumpul, hak persamaan di muka hukum serta hak untuk turut

dalam penyelenggaraan negara. Pemikiran HAM sebelum kemerdekaan juga

terjadi perdebatan dalam sidang BPUPKI antara Soekarno dan Soepomo di satu

pihak dengan Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin pada pihak lain.

Perdebatan pemikiran HAM yang terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan dengan

masalah hak persamaan kedudukan dimuka hukum, hak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak, hak untuk memeluk agama dan kepercayaan, hak

berserikat, hak untuk berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran dengan tulisan

dan lisan.

2. Periode Setelah Kemerdekaan (1945 – Sekarang)

a. Periode 1945 – 1950

Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih pada hak untuk merdeka,

hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak

kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen. Pemikiran HAM

telah mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan

masuk kedalam hukum dasar negara (konstitusi) yaitu, UUD 1945. Komitmen

terhadap HAM pada periode awal sebagaimana ditunjukkan dalam Maklumat

Pemerintah tanggal 1 Nopember 1945. Langkah selanjutnya memberikan

Demokrasi & HAM 12

Page 17: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik. Sebagaimana tertera

dalam Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945.

b. Periode 1950 – 1959

Periode 1950 – 1959 dalam perjalanan Negara Indonesia dikenal dengan sebutan

periode Demokrasi Parlamenter. Pemikiran HAM pada periode ini menepatkan

momentum yang sangat membanggakan, karena suasana kebebasan yang menjadi

semangat demokrasi liberal atau demokrasi parlamenter mendapatkan tempat

dikalangan elit politik. Seperti dikemukakan oleh Prof. Bagir Manan, pemikiran

dan aktualisasi HAM pada periode ini mengalami “pasang” dan menikmati “bulan

madu” kebebasan. Indikatornya melalui ahli hukum tata negara ini ada 5 aspek.

Pertama, semakin banyak tumbuh partai-partai politik dengan beragam

ideologinya masing-masing. Kedua, kebebasan pers sebagai pilar demokrasi betul-

betul menikmati kebebasannya. Ketiga, pemilihan umum sebagai pilar lain dari

demokrasi berlangsung dalam suasana kebebasan, fair (adil) dan demokratis.

Keempat, parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat resprentasi dari kedaulatan

rakyat menunjukkan kinerja dan kelasnya sebagai wakil rakyat dengan melakukan

kontrol yang semakin efektif terhadap eksekutif. Kelima, wacana dan pemikiran

tentang HAM mendapatkan iklim yang kodusif sejalan dengan tumbuhnya

kekuasaan yang membeerikan ruang kebebasan.

c. Periode 1959 – 1966

Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi

terpimpin sebagai reaksi penolakan Soekarno terhadap sistem demokrasi

parlamenter. Pada sistem ini (demokrasi terpimpin) kekuasaan berpusat pada dan

berada ditangan presiden. Akibat dari sistem demokrasi terpimpin presiden

malakukan tindakan inkonstitusional baik pada tataran perlakuan supratruktur

politik maupun dalam tataran infrastrruktur politik. Dalam kaitan dengan HAM,

telah terjadi pemasungan hak asasi masyarakat yaitu hak sipil dan hak politik.

d. Periode 1966 – 1998

Setelah menjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, ada semangat

untuk menegakkan HAM. Pada masa awal periode ini telah diadakan berbagai

seminar tentang HAM. Salah satu seminar tentang HAM dilaksanakan pada tahun

1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan

Demokrasi & HAM 13

Page 18: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

HAM, pembentukan komisi dan pengadilan HAM untuk wilayah Asia.

Selanjutnya pada tahun 1968 diadakan seminar Nasional Hukum II yang

merekomendasikan perlunya hak uji materil (judice review) untuk dilakukan guna

melindungi HAM. Begitu pula dalam rangka pelaksanaan TAP MPRS No.

XIV/MPRS/1996, MPRS melalui Panitia Ad Hoc IV telah menyiapkan rumusan

yang akan dituangkan dalam piagam tentang Hak Asasi Manusia dan hak-hak

serta kewajiban warga negara. Sementara itu, pada sekitar awal tahun 1970-an

sampai periode akhir 1980-an persoalan HAM mengalami kemunduran, karena

HAM tidak lagi dihormati, dilindungi dan ditegakkan. Pemerintah pada periode

ini bersifat defensif dan represif yang dicerminkan dari produk hukum yang

umumnya restriktif terhadap HAM. Sikap defensif pemerintah tercermin dalam

ungkapan bahwa HAM adalah produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan

nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila serta Bangsa

Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam

rumusan UUD 1945 yang terlebih dahulu dibandingkan dengan deklarasi

universal HAM. Selain itu sikap defensif pemerintah ini berdasarkan pada

anggapan bahwa isu HAM seringkali digunakan oleh negara-negara barat untuk

memojokkan negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.

Meskipun dari pihak pemerintah megalami kemandegan bahkan kemunduran,

pemikiran HAM nampaknya terus ada pada periode ini terutama dikalangan

masyarakat yang dimotori oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan

masyarakat akademisi yang concern terhadap penegakkan HAM. Upaya yang

dilakukan oleh masyarakat melalui peembentukan jaringan dan lobi internasional

terkait dengan pelanggaran HAM yang terjadi seperti kasus Tanjung Priok, kasus

Keung Ombo, kasus DOM di Aceh, kasus di Irian Jaya, dan sebagainya.

Upaya yang dilakukan oleh masyarakat menjelang periode 1990-an nampak

memperoleh hasil yang menggembirakan karena terjadi penggeseran strategi

pemerintah dari reprensif dan defensif menjadi ke strategi akomodatif pemerintah

terhadap tuntutan penegakan HAM adalah dibentuknya Komisi Nasional Hak

Asasi Manusia (KOMNAS HAM) berdasarkan KEPRES No. 50 tahun 1993

tertanggal 7 Juni 1993. Lembaga ini bertugas untuk memantau dan menyelidiki

pelaksanaan HAM, serta memberi pendapat, pertimbangan, dan saran kepada

pemerintah perihal pelaksanaan HAM.

Demokrasi & HAM 14

Page 19: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

G. Islam dan HAM

1. HAM sebagai tuntutan fitrah manusia

Manusia adalah puncak ciptaan tuhan. Ia dikirim kebumi untuk menjadi khalifah atau

wakil-Nya. Oleh karena itu setiap perbuatan yang membawa perbaikan manusia oleh sesama

manusia sendiri mempunyai nilai kebaikan dan keluhuran kosmis, menjangkau batas-batas

jagad raya, menyimpan kebenaran dan kebaikan universal, suatu nilai yang berdimensi

kesemestaan seluruh alam.

Berdasarkan pandangan ini, maka manusia memikul beban serta tanggung jawab sebagai

individu dihadapan Tuhan-Nya kelak, tanpa kemungkinan untuk mendelegasikannya kepada

pribadi lain. Punya pertanggung jawaban yang dituntut dari seseorang haruslah didahului oleh

kebebasan memilih. Tanpa adanya kebebasan itu lantas dituntut dari padanya pertanggung

jawaban, adalah suatu kezaliman dan ketidakadilan, yang jelas hal itu bertentangan sekali

dengan sifat Allah yang maha adil.

2. Dasar-dasar Hak Asasi Manusia dalam Al-Qur’an

a. Hak berekspresi dan mengeluarkan pendapat

Al-Qur’an menegaskan:

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,

menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan merekalah orang-

orang yang beruntung” (Q.S Ali-Imran/3:104)

“Hendaklah kamu saling berpesan kepada kebenaran dan saling berpesan dengan penuh

kesabaran” (Q.S Al-Ashr/103:3)

“Berilah berita gembira kepada hamba-Ku yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti

apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah

petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal” (Q.S Az-Zumar/39:17:18)

Ayat-ayat diatas menegaskan bahwa setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya

kepada orang lain, mengingatkan kepada kebenaran, kebajikan serta mencegah kemungkaran.

Bahkan hal itu disampaikan bukan saja karena ada hak tapi sekaligus merupakan suatu

kewajiban sebagai orang beriman.

Demokrasi & HAM 15

Page 20: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

b. Hak kebebasan memilih agama

Sehubungan dengan kebebasan memilih agama dan kepercayaan,Al-Qur’an menyebutkan

antara lain:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang

benar daripada jalan yang salah. Karena itu barang siapa yang Ingkar kepada Thaghut dan

beriman kepada Allah,maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat

kuat yang tidak akan putus dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”(Q.S Al-

Baqarah/2:256)

“Dan katakanlah,kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin

(beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir…”

(Q.S Al-kahfi/18:29)

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki tentulah beriman semua orang yang dimuka bumi

seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-

orang yang beriman semuanya ?“ (Q.S. Yunus/10:99)

Berdasarkan ayat-ayat di atas, jelaslah bahwa masalah menganut suatu agama atau

kepercayaan sepenuhnya diserahkan kepada manusia itu sendiri untuk memilihnya. Didalam

islam,kita hanya diperintah untuk berdakwah yang bertujuan menyeru,mengajak dan

membimbing seseorang kepada kebenaran itu. Dakwah bertujuan juga untuk menegakkan

“Al-Amru bil ma’ruf wa al-nahyu ‘an al-munkar” (menyeru kepada kebajikan serta

mencegah dari kemjungkaran ).

c. Hak dan k esempatan yang sama untuk mem p eroleh kesejahteraan so s ial

Sehubungan dengan hak untuk memperoleh kesempatan yang sama ini Al-Qur’an

menyebutkan sebagai berikut :

“Dialah orang yang menjadikan segala yang ada dibumi ini untuk kamu…..” (Q.S Al-

Baqarah/2:29)

Demokrasi & HAM 16

Page 21: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demokrasi adalah salah satu bentuk pemerintahan dalam sebuah negara dengan

kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung ataupun melalui

perwakilan. Sedangkan HAM merupakan hak yang melekat pada manusia secara kodrati dan

tidak dapat dihilangkan oleh pihak lain.

Demokrasi dan HAM merupakan elemen yang penting untuk mewujudkan suatu negara

yang berkeadaban.

Demokrasi punya keterkaitan yang erat dengan Hak Asasi Manusia sebab Hak Asasi

Manusia akan terwujud apabila negara mampu menjamin tegaknya Hak Asasi Manusia.

Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus 1945,

para Pendiri Negara Indonesia (the Fouding Fathers) melalui UUD 1945 (yang disahkan pada

tanggal 18 Agustus1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana kedaulatan berada ditangan rakyat. Oleh

karena itu, Indonesia sebagai negara demokratis harus mampu menjamin tegaknya HAM agar

dapat mewujudkan suatu negara yang berkeadaban. Dan perkembangan demokrasi dan HAM

di Indonesia dapat dilihat dari periode sebelum kemerdekaan hingga periode setelah

kemerdekaan (hingga sekarang).

B. Saran

Pemerintah harus lebih meningkatkan jaminan terhadap penegakan Hak Asasi Manusia di

Indonesia karena dimasa sekarang ini masih banyak terjadi kasus-kasus pelanggaran HAM.

Demokrasi & HAM 17

Page 22: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

DAFTAR PUSTAKA

Fatoni, Bagus.2013. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (online),(http://bagusizza.blogspot.com/2013/04/demokrasi-dan-hak-asasi-manusia.html, diakses 21 Desember 2014).

Asefts.2012. Hakikat Demokrasi (online),(https://asefts63.wordpress.com/2012/02/17/hakikat-demokrasi/, diakses 21 Desember 2014).

Ardi.2013. Hubungan Hak asasi manusia dengan Demokrasi(online),(http://ardihendrawan07.blogspot.com/2013/04/hubungan-hak-asasi-manusia-dengan.html, diakses 21 Desember 2014).

Anonim. 2013. Hubungan Ham dan Demokrasi(online),(http://krisnaptik.wordpress.com/2013/06/16/hubungan-ham-dan-demokrasi/, diakses 21 Desember 2014).

Yuniatun, Tuti. 2014 HAM dan Demokrasi dalam Islam(online),(http://tutiyuniatun.blogspot.com/2014/02/makalah-ham-dan-demokrasi-dalam-islam.html, diakses 21 Desember 2014).

Divya, Alessa.2014. Demokrasi dan HAM(Online), (http://ale-dee1409.blogspot.com/2014/06/makalah-demokrasi-dan-hak-asasi-manusia.html, diakses 21 Desember 2014).

Hysoc.2014.Hak Asasi Manusia(online),(http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia, diakses 21 Desember 2014).

Komaruzaman, relly.2015. Demokrasi(online),(http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi, diakses 21 Desember 2014).

Wulandari, Yana. 2012. Demokrasi dan Hak asasi Manusia(online),(http://yanawulan.blogspot.com/2012/04/hakikat-demokrasi-dan-hak-asasi-manusia.html, diakses 21 Desember 2014).

Anonim.2013. Pemahaman Demokrasi dan HAM (online),(http://indahnya---berbagi.blogspot.com/2013/03/pemahaman-demokrasi-dan-ham.html, diakses 21 Desember 2014).

Demokrasi & HAM 18

Page 23: Makalah Bab 2 Demokrasi & Ham

Erkavic,D.2013. Hukum Ham dan Demokrasi dalam Islam(online),(http://erka23d.blogspot.com/2013/12/hukum-ham-dan-demokrasi-dalam-islam.html, diakses 21 Desember 2014).

tafany.2009. HAM demokrasi dalam Islam(online),(http://tafany.wordpress.com/2009/12/24/ham-demokrasi-dalam-islam/, diakses 21 Desember 2014).

Demokrasi & HAM 19