Upload
yuniete-eiffelia
View
12
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
skn 8
Citation preview
Metabolisme Tubuh Saat Mengalami Kelaparan
Yuniete Eiffelia(102012135), Mutia I. A. Limbers(102012422), Raymond F.
Noelnoni(102013035), Jesryn Dhillon(102013121), Robby(102013187), Chaifung
Carolline(102013202), Thjia Theonardy Gilroy(102013346), Stella Nadia
Sura(10201347), Stevia A. N. Purba(102013453), Muhannad Fawwaz Abdullah
(102013527)
B2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Pendahuluan
Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan di
konsumsi oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Tanpa makanan,
makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat
membantu kita dalam mendapatkan energi,membantu pertumbuhan badan dan otak.
Konsumsi makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak
maupun badan.1
Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein,
karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita
dapatkan dari makanan. Kurangnya asupan makanan dapat menyebabkan kelaparan.
Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan,
biasanya saat perut telah kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk
waktu yang cukup lama. Kelaparan adalah bentuk ekstrem dari nafsu makan normal.
Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi yang
dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif lama,
biasanya karena kemiskinan, konflik politik, maupun kekeringan cuaca.2,3
Dalam kasus ini seorang bayi mengalami kelaparan akibat kekurangan nutrisi.
Ia merasa lemas dan sudah tidak minum ASI tetapi minum susu formula yang tidak
sesuai takaran untuk anak seusianya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
metabolisme energy, protein, lemak, karbohidrat dan benda keton, gizi seimbang, dan
mengenai kelaparan dan hormone yang memengaruhinya.
1
Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat merupakan satu diantara nutrien utama bagi manusia. Di dalam
tubuh dijumpai beberapa jalur oksidasi karbohidrat, misalnya: glikolisis anaerob/jalur
embden meyerhof; glikolisis aerob/siklus krebs; glikogenesis dan glikogenolisis; asam
glukuronat; HMP-shunt; dan glukoneogenesis. Jalur glikolisis anaerob, dikenal pula
sebagai jalur Embden-Meyerhof dan beralangsung di sitosol sel jaringan tubuh.
Glikolisis dimulai dari glukosa menjadi glukosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh
heksokinase dengan menggunakan ATP sebagai donor fosfat. Proses ini sifatnya
ireversibel dan dapat dihambat secara alosterik oleh produknya yakni glukosa 6-
fosfat. Heksokinase memiliki afinitas tinggi untuk glukosa, dan di hati dalam kondisi
normal enzim ini mengalami saturasi sehingga bekerja dengan kecepatan tetap untuk
menghasilkan glukosa 6-fosfat untuk memenuhi kebutuhan sel, sel hati juga
mengandung suatu isoenzim heksokinase yang bernama glukokinase yang memiliki
afinitas rendah daripada konsentrasi glukosa intrasel normal. Fungsi glukokinase di
hati adalah untuk mengeluarkan glukosa dari darah setelah makan dan menghasilkan
glukosa 6-fosfat yang melebihi kebutuhan untuk glikolisis yang digunakan untuk
sintesis glikogen dan lipogenesis.4
Glukosa 6-fosfat adalah suatu senyawa penting yang berada di pertemuan
beberapa jalur metabolik yakni glikolisis, glukoneogenesis, jalur pentosa fosfat,
glikogenesis, dan glikogenolisis. Pada glikolisis, senyawa ini diubah menjadi
fruktosa 6-fosfat oleh fosfoheksosa isomerase yang melibatkan suatu isomerasi
aldosa ketosa. Reaksi ini diikuti oleh fosforilasi lain yang dikatalisis oleh enzim
fosfofruktokinase untuk membentuk fruktosa 1,6-bisfosfat. Reaksi fosfofruktokinase
secara fungsional dapat dianggap ireversibel dalam kondisi fisiologis; reaksi ini dapat
d iinduksi dan diatur secara alosterik, dan memiliki peran besar dalam mengatur laju
glikolisis. Fruktosa 1,6-bisfosfat dipecah oleh aldolase (fruktosa 1,6- bisfosfat
aldolase) menjadi dua triosa fosfat, gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton
fosfat. Gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat dapat saling terkonversi
oleh enzim fosfotriosa isomerase.4
Glikolisis berlanjut dengan oksidasi gliseraldehida 3-fosfat menjadi 1,3-
bisfosfogliserat. Enzim yang mengatalisis reaksi oksidasi ini, gliseraldehida 3-fosfat
dehidrogenase, bersifat dependen-NAD. Dalam reaksi berikutnya yang dikatalisis
oleh fosfogliserat kinase, fosfat dipindahkan dari 1,3-bisfosfogliserat ke ADP,
2
membentuk ATP (fosforilasi tingkat-substrat) dan 3-fosfogliserat. 3-Fosfogliserat
kemudian mengalami isomerisasi menjadi 2-fosfogliserat oleh fosfogliserat mutase.
Langkah berikutnya dikatalisis oleh enolase dan melibatkan suatu dehidrasi
yang membentuk fosfoenolpiruvat. Enolase dihambat oleh fluorida, dan jika
pengambilan sampel darah untuk mengukur glukosa dilakukan, tabung penampung
darah tersebut diisi oleh fluorida untuk menghambat glikolisis. Enzim ini juga
bergantung pada keberadaan Mg2+ atau Mn2+. Fosfat pada fosfoenolpiruvat
dipindahkan ke ADP oleh piruvat kinase untuk membentuk dua molekul ATP per
satu molekul glukosa yang dioksidasi.4
Setelah glikolisis terjadi oksidasi piruvat (dekarboksilasi oksidatif) di dalam
mitokondria, yang merupakan proses perubahan asam piruvat menjadi asetil koA.
Tahap oksidasi piruvat adalah sebagai berikut:
Enzim yang berperan adalah enzim piruvat dehidrogenase. Ketika reaksi
terjadi, maka KoASH akan diubah menjadi CO2 dan reaksi ini juga memerlukan
NAD+ yang kemudian akan teroksidasi menjadi NADH+ + H+ dan menghasilkan 3
ATP.
Siklus Asam Sitrat (SAS) atau Siklus Krebs merupakan jalur akhir
metabolisme bermacam zat yang terjadi di mitokondria dan merupakan bagian
integral dalam proses penyediaan energi dalam jumlah besar. Proses ini memerlukan
asetil koA yang dapat diperoleh dari oksidasi karbohidrat, lemak, dan asam amino.
SAS berfungsi amphibolik sehingga dapat terjadi baik dalam jalur anabolik ataupun
katabolik.4
Siklus asam sitrat atau yang biasa disebut sebagai siklus krebs merupakan
siklus akhir dari oksidasi dari karbohidrat, protein maupun lipid yang di metabolisir
menjadi asetil-koA. Siklus asam sitrat juga memiliki peran penting dalam
glukoneogenesis, dan lipogenesis. Siklus asam sitrat sendiri terjadi di dalam
mitokondria dari sel dan pada awalnya Siklus asam sitrat diawali oleh kondensasi dari
asetil-KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat dikatalis oleh sitrat sintase. Proses
kondensasi ini menggunakan bantuan dari H2O sehingga menjadi Sitrat +KoA. Lalu
sitrat dikonversi oleh enzim akonitase yang mengandung Fe2+ menjadi isositrat.
Reaksi ini dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluorasetil-KoA
mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa
3
CH3-C-COOH CH3-C~S-koA
ini menghambat akonitase sehingga menyebabkan penumpukan sitrat yang berefek
menghambat fosfofruktokinase yang mengkonversi fruktosa-6P menjadi fruktosa 1,6
bifosfat.4
Setelah itu isositrat mengalami dehidrogenase dengan enzim isositrat
dehidrogenase dan NAD untuk membentuk oksalosuksinat lalu melepas CO2 yang
pertama untuk membentuk alfa ketoglutarat. Reaksi ini melibatkan rantai pernafasan
sehingga menghasilkan 3ATP oleh NADH. Lalu alfa ketoglutarat sendiri akan
membentuk suksinil-KoA dengan bantuan enzim alfa ketoglutarat dehidrogenase,
NAD+ dan KoA. Pada saat ini melepaskan CO2 yang kedua dalam siklus asam sitrat
dan menghasilkan 3ATP oleh NADH melalui rantai pernafasan. Reaksi ini dihambat
oleh arsenit sehingga menyebabkan penumpukan alfaketoglutarat. Lalu suksinil-KoA
sendiri dirubah menjadi suksinat dengan enzim suksinat tiokinase. Pada saat ini
merupakan satu satunya reaki yang membentuk fosfat berenergi tinggi tingkat
substrat. Reaksi ini melibatkan GDP menjadi GTP lalu dikonversikan dari GTP Ke
ATP dengan reaksi GTP+ADP→ATP+GDP. Lalu reaksi berlanjut dari Suksinat
menjadi fumarat dengan enzim suksinat dehidrogenase dengan koenzim FAD menjadi
Fumarat. Pada reaksi ini maka dihasilkan 2ATP oleh FADH melalui rantai
pernafasan. Lalu dengan enzim fumarase yaitu dengan reaksi penambahan air, maka
fumarat diubah menjadi malat. Malat sendiri akan diubah menjadi oksaloasetat
dengan bantuan malah dehidrogenase dan koenzim NAD. Pada reaksi ini maka
dihasilkan 3ATP oleh NADH melalui rantai pernafasan. Dan oksaloasetat sendiri
akan berikatan dengan asetil-KoA lagi dan menjadi Sitrat sehingga membentuk
sebuah rantai siklus yang berkepanjangan. Total dari ATP yang dihasilkan oleh 1
molekul asetil KoA adalah 11 ATP melalui rantai pernafasan dan 1 ATP melalui
tingkat substrat.4
Metabolisme Protein
Beberapa asam amino merupakan asama amino yang essential secara nutrisi,
yaitu asam-asam amino ini harus didapatkan dari makanan, sednagkan asam amino
lainnya dapat disintesis dalam tubuh dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme.3
Deaminasi, Aminasi, & Transaminasi
4
Reaksi transaminasi, perubahan suatu asama amino menjadi asam keto yang
bersangkutan bersama dengan perubahan asam keto lainnya menjadi satu asam amino,
terjadi di banyak jaringan: Alanin + α-Ketoglutarat Piruvat + Glutamat
Deaminasi oksidatif asam amino terjadi di hati. Satu asam imino dibentuk oleh
dehidrogenase dan senyawa ini dihidrolisis menjadi asam keto, dengan menghasilkan
NH4+:
Asam amino + NAD+ Asam imino + NADH + H+
Asam imino + H2O Asam keto + NH4+
Sebagian besar NH4+ yang terbentuk oleh deaminasi asam amino di hati di
ubah menjadi urea, dan urea disekresikan ke urin. NH4+ membentuk karbamoil fosfat,
dan di mitokondria gugus ini dipindahkan ke ornitin, membentuk sitrulin. Enzim yang
berperan adalah ornitin karbamoiltransferase. Arginin diubah menjadi sitrulin; stelah
itu urea dipisahkan dan ornitin kembali terbentuk. Kebanyakan urea dibentuk di hati,
dan pada penyakit hati berat nitrogen urea darah turun dan NH3 darah meninggi.4
Metabolisme Lemak
Lipid adalah bentuk energi tubuh yang paling pekat. Sel-sel otak hanya
menggunakan glukosa tetapi jaringan tubuh lainnya seperti otot jantung lebih memilih
lipid sebagai sumber energi. Dua produk pemecahan lipid adalah gliserol dan asam
lemak. Dalam sel, gliserol dapat dikonversi menjadi gliseraldehida 3 fosfat suatu zat
antara pada glikolisis. Gliserol yang difosforilasi dapat memasuki jalur glikolisis di
mana terjadi konversi menjadi asam piruvat sebelum memasuki siklus krebs. Gliserol
mengandung 3 atom karbon, sehingga memberikan setengah energi glukosa – 19
ATP.5
Asam lemak akan mengalami oksidasi beta di hati membentuk asetil KoA.
Asetil KoA dapat langsung memasuki siklus krebs, tidak perlu melalui jalur glikolisis.
Reaksi ini disebut juga sebagai oksidasi beta karena yang dioksidasi adalah atom
karbon kedua dari ujung asam pada rantai asam lemak. Atom karbon kedua ini disebut
juga karbon ‘beta’. Oksidasi beta akan memecah dua atom karbon dari rantai asam
lemak. Jumlah energi yang dilepaskan dari proses oksidasi beta tergantung dari
panjang rantai asam lemak – asam stearat (18C) akan menghasilkan 146 ATP, asam
palmitat (16C) akan menghasilkan 129 ATP.3
5
Ketogenesis
Pada keadaan normal, sebagian besar asetil KoA yang terbentuk akan
memasuki siklus krebs. Akan tetapi, jika konsumsi karbohidrat sangat sedikit seperti
pada kasus kelaparan atau diet ketat, atau jika glukosa tidak dapat digunakan seperti
pada diabetes mellitus, maka metabolisme lemak akan meningkat sebagai kompensasi
kekurangan glukosa. Masuknya asetil KoA ke siklus krebs tergantung dari
ketersediaan asam oksaloasetat, yang akan mengubah asetil KoA menjadi asam sitrat.
Defisit karbohidrat menyebabkan pembentukan asam oksaloasetat berkurang dan
oksidasi lemak menjadi tidak lengkap. Selain itu oksidasi lemak untuk produksi
energi akan menyebabkan produksi asetil KoA yang berlebihan. Kelebihan asetil KoA
yang terakumulasi dalam sel akan ditranspor ke hati, di mana terjadi konversi asetil
KoA menjadi badan keton – aseton, asam asetoasetat, dan asam beta hidroksibutirat.
Akumulasi badan keton dalam tubuh disebut juga ketosis atau ketoasidosis. Karena
sebagian besar badan keton bersifat asam, maka ketosis menyebabkan asidosis
metabolik.4
Kelaparan
Selama periode kekurangan nutrisi atau kelaparan yang terus berkelanjutan,
maka akan terbentuk mekanisme kompensasi untuk mengurangi dampak malnutrisi
ini. Pada awalnya bila kadar glukosa dari karbohidrat tidak cukup untuk membentuk
energy, maka akan digunakan glikogen yang merupakan glukosa cadangan dihati dan
di otot sebagai bahan bakar. Namun, jumlah simpanan ii hanya sekitar 5000 kJ dan
kurang untuk metabolism basal sehari. Oleh karena itu diambilah trigliserida dari
jaringan lemak untuk diubah menjadi asam lemak dan benda keton oleh sebagian
besar jaringan. Tapi, hal ini tidak berlaku untuk otak yang harus menggunakan
glukosa sebagai bahan bakar. Asam lemak tidak dapat diubah menjadi karbohidrat.
Untuk mengatasi hal ini maka dipakailah asam amino yang terutama berasal dari asam
lemak untuk diubah jadi glukosa lewat proses gluconeogenesis. Namun, karena
protein tidak ada bentuk penyimpanannya di tubuh, maka lama-kelamaan protein
kadarnya akan berkurang di tubuh.6
Selanjutnya tubuh akan melakukan kompensasi yakni menopang suplai
glukosa ke jaringan yang membutuhkan dan menghambat jumlah protein yang
dipecah. Jaringan lain juga ikut mengubah bahan bakar utamanya dari glukosa
6
menjadi asam lemak dan benda keton. Jaringan tersebut juga melakukan glikolisis
anaerob yang menghasilkan laktat dan piruvat. Senyawa ini dapat diubah jadi glukosa
dan dilepaskan ke seluruh tubuh. Akhirnya simpanan lemak dipakai untuk sintesis
glukosa. Pada kelaparan lebih lanjut, muncul adaptasi lain. Tubuh akan mulai
mengurangi konsumsi energy dan kecepatan metabolic menurun 10%. Otak juga
mulai belajar menggunakan asam keton untuk bahan bakarnya. Tubuh pun lemas
akibat pembentukan ATP yang sangat sedikit dibandigkan menggunakan glukosa,
kekurangan protein, dan tubuh bias mengalami asidosis.5
Hormon yang Berperan
Hormon yang berperan dalam pengaturan glukosa darah yang terutama adalah
hormon-hormon yang dihasilkan oleh pulau-pulau langerhans kelenjar pancreas yang
merupakan kumpulan sel-sel ovoid tersebar di seluruh pancreas dan terdiri dari
beberapa jenis sel. Hormon-hormon yaitu insulin dan glukagon.
Insulin adalah hormon anabolik utama dalam tubuh. Insulin disekresikan oleh
sel beta pankreas. Sekresinya merupakan umpan langsung dari kadar gula darah yang
mengalirinya. Kenaikan kadar glukosa darah seperti setelah makan merangsang
insulin untuk disekresikan agar glukosa darah dapat diturunkan, digunakan dan
disimpan oleh tubuh. Sedangkan pada kadar gula darah yang turun maka insulin akan
dihambat. Selain kadar glukosa darah, insulin juga ditingkatkan pada peningkatan
kadar asam amino darah, aktivitas saraf parasimpatis dan hormon saluran cerna yaitu
glucose dependen insulinoreopic peptide. Insulin memudahkan transport glukosa ke
sebagian sel, insulin merangsan glikogenesis, menghambat glikogenolisis dan
menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat glukoneogenesis.1
Glukagon adalah suatu hormon protein yang dikeluarkan oleh sel alfa pulau
langerhans sebagai respons terhadap kadar glukosa darah yang rendah dan
peningkatan asam amino plasma. Glukagon adalah hormon utama stadium pasca
absorptif pencernaan, yang terjadi selama periode utama adalah katabolik
(penguraian). Glukagon menstimulasi glukoneogenesis hati dan menyebabkan
penguraian simpanan glikogen untuk digunakan sebagai sumber energi. Glukagon
menstimulasi penguraian lemak dan pelepasan asam lemak bebas ke dalam aliran
darah, untuk digunakan sebagai sumber ebergi selain glukosa. Fungsi-fungsi tersebut
7
bekerja untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Pelepasan glukagon oleh pankreas
distimulasi oleh saraf simpatis.3
Selain 2 hormon utama dalam metabolik itu, ada juga hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar suprarenal yaitu cortisol yang juga ikut berperan di dalam metabolic
hormon. Hormon ini berperan merangsang glukoneogenesis yaitu mengacu pada
perubahan asam amino, menjadi karbohidrat di dalam hati. Dan juga merangsang
penguraian protein di jaringan,terutama di otot dan dialirkan ke darah agar siap untuk
dijadikan bahan glukoneogenesis juga. Hormon ini menghambat penyerapan dan
penggunaan glukosa oleh banyak jaringan, kecuali otak. Karena otak menggunakan
bahan bakar hanya dari glukosa. Kortisol merangsang penguraian protein di banyak
jaringan, terutama otot. Asam amino yang dimobilisasi ini siap digunakan untuk
gluconeogenesis. meningkatkan lipolisis, penguraian simpanan lemak di jaringan
adipose. Asam-asam lemak yang sudah dipecah ini dapat dijadikan bahar bakar
pengganti bagi jaringan yang menggunakan glukosa, agar glukosa bisa dihemat untuk
diotak. Sekresi cortisol diatur langsung oleh ACTH yang berasal dari hipofisis
anterior, terjadi mekanisme umpan balik negative yang berfungsi agar sekresi kortisol
relative konstan.2
Epinefrin menimbulkan beberapa efek metabolik, bahkan pada konsentrasi
hormon dalam darah yang lebih rendah dari pada yang dibutuhkan untuk
menimbulkan efek kardiovaskuler. Secara umum, epinefrin merangsang mobilisasi
simpanan karbohidrat dan lemak sehingga tersedia energi yang dapat segera
digunakan oleh otot. Secara spesifik,epinefrin meningkatkan kadar glukosa darah
melalui beberapa mekanisme yang berlainan. Pertama hormon ini merangsang
glukoneogenesis dan glikogenolisis di hati, yang terakhir mengacu pada penguraian
simpanan glikogen menjadi glukosa yang kemudian dibebaskan ke dalam darah.
Epinefrin juga merangsang glikogenolisis di otot rangka. Epinefrin dan sistem
simpatis juga memiliki efek hiperglikemik dengan menghambat sekresi insulin dan
merangsang glukagon Selain meningkatakan kadar gula darah, epinefrin juga
menignkatkan kadar asam lemak darah dengan mendorong lipolysis.1-3
Gizi
Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Bayi
8
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Nutrisi sangat
bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak
serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh,
seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng
(Zn), defisiensi vitamin A, defisiensi tiamin, defisiensi kalium, dan lain-lain yang
dapat menghambat proses tumbuh kembang anak. Apabila kebutuhan nutrisi pada
bayi dan anak terpenuhi, diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan
usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta mencegah
terjadinya morbiditas dan mortilitas.6
Kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena
nutrisi juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh
serta sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sumber tenaga nutrisi dapat
diperooleh dari karbohidrat sebesar 50-55%, dari lemak sebanyak 30-35%, dan dari
protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak harus seimbang dan
mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.6
Komponen Zat Gizi
Zat gizi merupakan unsur yang penting dalam nutrisi, kebutuhan nutrisi tidak
akan berfungsi secara optimal kalau tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi
akan memberikan nilai yang optimal. Ada beberapa komponen zat gizi yang
dibutuhkan pada nutrisi bayi dan anak yang jumlahnya sanagat berbeda untuk setiap
usia. Secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan makro dan
golongan mikro. Zat gizi golongan makro terdiri atas kalori (karbohidrat, lemak, dan
protein) dan H2O (air), sedangkan zat gizi golongan mikro terdiri atas vitamin dan
mineral.5
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap
makanan. Karbohidrat harus tersedia dalam jumlah cukup sebab kekurangan
karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan
dan berat badan menurun. Demikian sebaliknya, apabila jumlah kalori yang tersedia
atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi
9
peningkatan berat badan (obesitas). Jumlah karbohidrat yang cukup dapat diperoleh
dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrisa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran.5
Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat 40% dari pada kalori berasal dari
laktosa. Pada usia yang lebih tua, kalori dari karbohidrat bertambah jika bayi telah
diberi makanan lain, terutama yang banyak mengandung tepung, seperti bubur susu,
nasi tim.5
Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkutan vitamin A, D,
E, dan K yang larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri atas lemak alamiah sekitar
98% (di antaranya trigliserida dan gliserol), sedangkan 2% nya adalah asam lemak
bebas (di antaranya monogliserida, digliserida, kolestrol, serta fosfolipid termasuk
lesitin, sefalin, sfingomielin, dan serebrosid). Dalam masa pertumbuhan yang cepat,
lemak mempunyai arti penting karena lemak merupakan bahan makanan berkalori
tinggi, yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kalori bayi dan anak. Bila lemak
kurang dari 20% dari kalori yang diperlukan, maka perlu menaikkan kadar protein
atau kadar karbohidrat. Tetapi dapat mengakibatkan kelebihan beban berat bagi kerja
ginjal untuk memecah karbohidrat, dan melebihi kerja enzim disacharidase enzyme
yang memecah karbohidrat dalam usus, terutama laktosa yang dapat mengakibatkan
diare. Lemak merupakan sumber gliserida dan kolestrol yang tidak dapat dibuat dari
karbohidrat oleh bayi sekurang-kurangnya sampai 3 bulan.5
Lemak merupakan sumber yang kaya akan energi dan pelindung organ tubuh
terhadap suhu, seperti pembuluh darah, saraf, organ, dan lain-lain. Lemak juga dapat
membantu memberikan rasa kenyang (penundaan waktu pengosongan lambung).
Komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit (kering, terkelupas,
penebalan), khususnya asam linoleat yang rendah dan berat badan kurang. Namun,
apabila jumlah lemak pada anak terlalu banyak dapat menyebabkan terjadi
hiperlipidemia, hiperkolestrol, penyumbatan pembuluh darah, dan lain-lain. Jumlah
lemak yang cukup dapat diperoleh dari susu, mentega, kuning telur, daging, ikan,
keju, kacang-kacangan, dan minyak sayur.6
Protein
10
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting
untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga
keseimbangan osmotik plasma. Protein ini terdiri atas 24 asam amino, 9 diantaranya
asam amino essensial (treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin,
metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino non essensial. Protein tersebut
dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Jika jumlahnya berlebihan atau
tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal. Demikian juga jika jumlahnya kurang,
maka dapat menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat
menyebabkan kwashiorkor dan marasmu. Kwashiorkor terjadi apapbila kekurangan
protein dan marasmus merupakan kekurangan protein dan kalori. Komponen zat gizi
protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang,
buncis, dan padi-padian.5
Protein untuk bayi sebaiknya yang bermutu tinggi, sedapat mungkin mirip
dengan kasein dan protein whey yang terdapat pada ASI. Seorang bayi memerlukan
jumlah asam amino essensial per unit berat badan lebih banyak daripada anak atau
dewasa. Hal ini disebabkan karena bayi memerlukannya dalam jumlah yang lebih
banyak untuk membangun jaringan pengikat dan otot. Bayi juga memerlukan histidin,
yang tidak diperlukan oleh anak maupun orang dewasa. Pada bayi usia kurang 2 bulan
yang diberi makan tanpa histidin dapat menyebabkan pertumbuhannya terganggu,
timbul sisik pada kulit, dan hilang setelah diberi makanan dengan tambahan histidin.
Kebutuhan protein bayi antara umur 0 sampai 6 bulan adalah 2,2 gr per kg dan pada
umur 6-12 bulan adalah 2,0 gr.5
Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat kebutuhan
air pada bayi relatif tinggi, yaitu sebesar 75-80% dari berat badan dibandingkan
dengan orang dewasa yang hanya 50-60%. Air bagi tubuh dapat berfungsi sebagai
pelarut untuk pertukaran seluler, sebagai medium untuk ion, transport nutrient dan
produk buangan, serta pengaturan suhu tubuh, sumber air dapat diperoleh dari air dan
semua makanan.6
Vitamin
11
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengatalisasi
metabolisme sel yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
pertahanan tubuh anak. Vitamin A (retinol) harus tersedia dalam jumlah cukup,
karena mempunyai fungsi untuk mata, pertumbuhan tulang dan gigi, serta
pembentukan maturasi epitel. Vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan,
susu, kuning telur, margarin, tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.6
Vitamin B1 (tiamin) merupakan vitamin yang larut dalam air, namun tidak
larut dalam lemak. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan penyakit beri-beri,
kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardi, edema, dan
peningkatan kadar asam piruvat dalam darah. Kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh
dari hati, daging, susu, padi, biji-bijian, kacang, dan lain-lain.5
Vitamin B2 (riboflavin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air.
vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup karena jika tidak akan
menyebabkan fotofobia, penglihatan kabue, dan gagal dalam pertumbuhan. Vitamin
ini dapat diperoleh dari susu, keju, hati, daging, telur, ikan, sayur-sayuran hijau, dan
padi.5
Vitamin B12 (sianokobalamin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam
air. vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel darah merah dalam sumsum tulang.
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia. Vitamin ini dapat diperoleh dari
daging organ, ikan, telur, susu, dan keju.6
Vitamin C (asam askorbat) merupakan vitamin yang larut dalam air yang
mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya. Kekurangan vitamin ini
dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka. Vitamin ini dapat diperoleh
dari tomat, semangka, kubis, dan sayuran hijau.
Vitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil
dalam suasana panas. Vitamin ini selain berguna untuk mengatur penyerapan serta
pengendapan kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus,
juga mengatur kadar alkalin fosfatase serum. Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan osteomalasia. Vitamin ini dapat diperoleh
dari susu, margarin, minyak ikan, sinar matahari, dan sumber ultraviolet lain.6
Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak stabil
terhadap sinar ultraviolet. Vitamin E berfungsi untuk meminimalkan oksidasi karoten,
vitamin A, dan asam linoleat; di samping menstabilkan membrane sel. Apabila
kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi
12
premature dan kehilangan keutuhan sel saraf. Vitamin E ini dapat diperoleh dari
minyak, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang berfungsi untuk
pembentukan protombin, actor koagulasi II, VII, IX, dan X yang harus tersedia pada
tubuh dalam jumlah yang cukup. Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan
perdarahan dan metabolism tulang yang tidak stabil. Vitamin ini tersedia dalam sayur-
sayuran hijau, daging, dan hati.6
Pemberian ASI
Makanan pertama dan paling utama bagi bayi 0-6 bulan adalah Air Susu Ibu
(ASI). ASI paling cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal, baik itu
karbohidrat dalam ASI berupa laktosa, perbandingan antara kalsium-fosfat sebesar 2:1
yang merupakan kondisi ideal bagi penyerapan kalsium. Dan yang lebih utama lagi
bahwa ASI mengandung zat anti infeksi yang terdapat dalam kolostrum. Kolostrum
adalah susu yang keluar pertama kali pada ASI, berwarna kental kekuningan dan kaya
akan zat antibodi.1
Hingga usia 6 bulan, bayi yang sehat akan merasa kenyang dengan hanya
meminum ASI sebanyak 150 hingga 200 cc per kg berat badan bayi. Jumlah itu setara
dengan 100-130 kkal per kg perhari. Jika kebutuhan tersebut terpenuhi, ia tidak
membutuhkan tambahan air sejak ia lahir sampi akhir tahun pertama, kecuali ia diberi
makanan tambahan padat.5
Jumlah lemak dalam susu sapi dan ASI berturut-turut adalah 4,5 dan 3,7 gram
per 100ml. meskipun tidak banyak bedanya, tetapi jenis asam lemak yang terkandung
sangat berbeda. Susu sapi mengandung lebih banyak asam lemak jenuh, sedangkan
ASI mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh. ASI kira-kira mengandung lima
kali lebih banyak asam linoleat daripada susu sapi.5
Kesimpulan
Pada pembahasan di atas, kita tahu jika tidak makan,maka terdapat mekanisme
pertahanan tubuh dimana kita tetap bisa memperoleh energi untuk kelangsungan
hidup melalui cadangan makanan yang kita simpan di dalam tubuh dalam bentuk
lemak, protein maupun glikogen. Akan tetapi, jumlah yang didapat dari makanan dan
cadangan makanan ini tentunya berbeda jumlah energinya. Akibatnya pada kasus bayi
13
tersebut, ia menjadi lemas karena kekurangan energi yang dia dapatkan untuk
kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, kelaparan disebabkan oleh gangguan
keseimbangan sumber dan metabolisme energi. Dengan mempelajari gizi dasar,
sumber dan metabolisme energi serta hormon-hormonnya kita dapat mengetahui
mekanisme yang terjadi apabila kelaparan.
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Human physiology 7th edition. Singapore : Elsevier ; 2010.p.675-
755.
2. Guyton Hall. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC ; 2007.p.540-65. Ganong W F.
Fisiologi Kedokteran. Metabolisme endokrin. Edisi 24. Jakarta: EGC, 2008.
3. Guyton A C. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Edisi 3. Jakarta: EGC,
2005.
4. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 24.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1997.h. 67-87, 114-26, 141-51, 199.
5. Richard E, Behrman, Robert M, Kliegman. Ilmu kesehatan anak nelson. Edisi ke-
15. Jakarta: EGC; 2000.h.1911.
6. Harrison. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta : EGC;2007.
14
15