Makalah Blok 13

Embed Size (px)

DESCRIPTION

blok 13

Citation preview

PendahuluanAnak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia merupakan dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut terdapat berbagai kriteria yang harus terpenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya adalah faktor keturunan atau genetika. Namun, selain faktor keturunan masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi kualitas seorang anak.Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik/keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dani ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase GoldenAge. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelaianan yang bersifat permanen dapat dicegah.1Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial. Pemantauan tersebut harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orang tua. Selain itu pemantauan juga dapat dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan posyandu dan oleh guru di sekolah. Oleh karena itu, pengetahuan tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak perlu dimiliki oleh orang tua, guru, dan masyarakat.1

AnamnesisDilakukan dengan autoanamesis kepada ibu pasien, yang perlu ditanyakan adalah: Identitas data umum: Nama pasien Umur pasien Nama orang tua (ibu) Status ekonomi/pekerjaan orang tua : nutrisi yang kurang merupakan salah satu penyebab dari gangguan motorik kasar. Pendidikan : semakin tinggi pendidikan, menyebabkan orang tua sibuk dan menyerahkan pengasuhan anaknya pada pengasuh Kultur/ suku : suatu kebiasaan yang biasanya ada larangan untukmengkonsumsi makanan pada masa tumbuh kembang Alamat

Keluhan Utama Seorang ibu mengeluh bahwa anaknya belum bisa untuk duduk sendiri walaupun telah berumur 9 tahun. Sejak kapan hal itu terjadi? Apakah ada keluhan lain?

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Tanyakan pasien merupakan anak ke berapa? Jika ada saudaranya apakah juga mengalami hal serupa? Apakah selama kehamilan selalu memeriksakan kandungannya? Pernah mengalami abortus sebelumnya? Prenatal: selama kehamilan kurang asupan nutrisi, terserang penyakit infeksi selama hamil (TORCH) Intranatal: Bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir, bayi menderita caput sesadonium, bayi menderita cepalhematom Post natal: kurang asupan nutrisi, bayi menderita penyakit infeksi, asfiksia ikterus Kelahiran prematureHarus dibedakan antara bayi premature (SMK = Sesuai Masa Kehamilan) dan bayi dismature (KMK = Kecil Masa Kehamilan) dimana telah terjadi retardasi pertumbuhan intrauterine. Pada bayi premature, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran normal, maka harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterine yang tidak sempat dilalui tersebut.

Riwayat Penyakit Dahulu Sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit tertentu? (misalnya poliomyelitis) Pernah dirawat dirumah sakit Obat-obat yang digunakan Tindakan (operasi) Alergi makanan atau obat tertentu Kecelakaan Imunisasi (apakah pasien sudah melakukan imunisasi secara lengkap?)

Riwayat Penyakit Keluarga Apakah di keluarga ada yang mengalami hal serupa?

Riwayat Kesehatan Lingkungan Lingkungan tempat tinggal, pola sosialisasi anak Kondisi rumahPemeriksaan Fisik Keadaan umum: apakah anak tersebut sadar? Apakah cengeng/rewel? Tanda-tanda vital: tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi napas, suhuAntropometri Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Antropometri berarti ukuran dari tubuh. Metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia. Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara antropometri adalah konsep pertumbuhan. Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.2

Jenis Parameter Antropometri Pada Anak1. UmurFaktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh dan untuk anak 0-2 tahun digunakan bulan penuh.

2. Berat BadanMerupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Penurunan berat badan merupakan yang sangat penting karena mencerminkan masukan kalori yang tidak adekuat.

3. Tinggi BadanTinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan. Tinggi badan relative kurang sensitive pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang relative lama. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.

Tabel. Pertambahan berat badan dan tinggi badan sesuai umur anakNoUsiaBerat BadanTinggi Badan

1.Baru lahir 6 bulanBertambah 140-220 gr (2XBBL)Bertambah 2,5cm/bulan

2.6 12 bulan85-140gr (3XBBL)1,25cm/bulan

3.Balita2-3 kg/tahunPada tahun kedua kira-kira 12cmPada tahun ketiga kira-kira 6-8 cm

4.Pra sekolah2-3 kg/tahun6-8 cm/tahun

5.Usia sekolah2-3 kg/tahun5-25 cm/tahun

4. Lingkar Lengan Atas (LILA)Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah, dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh. LILA memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. LILA mencerminkan cadangan energy, sehingga dapat mencerminkan :a. Status KEP pada balitab. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: resiko bayi BBLR5. Lingkar KepalaLingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Lingkar kepala bayi yang baru lahir di Indonesia rata-rata 3 cm dan di Negara maju 3,5 cm. kemudian pada usia 6 bulan menjadi 40 cm (bertambah 1,5 cm setiap bulan). Pada umur 1 tahun lingkar kepala mencapai 45-47 cm (bertambah 0,5 cm tiap bulan). Pada usia 3 tahun menjadi 50 cm dan pada umur 10 tahun 53 cm. 6. Lingkar DadaDilakukan pada bayi/anak dalam keadaan bernafas biasa dengan titik ukur pada areola mammae. Biasanya dilakukan pada anak berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini lingkar kepala lebih lambat dari pada lingkar dada. Pada anak yang mengalami KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat : rasio dada dan kepala < 1.1

Gambar 1. Kartu Menuju Sehat

Denver Test

PembahasanPertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berbeda, keduanya tidak dapat berdiri sendiri tetapi saling berkaitan satu sama lain sehingga hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Diantara waktu yang paling cepat dalam fase pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi dalam tahun pertama kehidupan sehingga seyogyanya anak mulai diarahkan. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa bayi karena itu pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.1Pada masa bayi ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional, intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan pekembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar kepribadian juga dibentuk pada masa itu, sehingga setiap kelainan penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari Masa bayi merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak pada masa balita merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.2

Masa Emas KehidupanMasa anak usia dini sering disebut dengan istilah golden age atau masa emas. Pada masa ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Perkembangan setiap anak tidak sama karena setiap individu memiliki perkembangan yang berbeda. Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Apabila anak diberikan stimulasi secara intensif dari lingkungannya, maka anak akan mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik.1Proses perkembangan manusia secara utuh telah dimulai sejak janin dalam kandungan ibunya dan memasuki usia emas (the golden age) sampai usia enam tahun. Usia 0-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak sehingga para ahli menyebutkan The golden age, karena perkembangan kecerdasannya mengalami peningkatan yang sangat signifikan Masa usia dini merupakan masa istimewa dalam kehidupan anak-anak, karena merupakan masa pertumbuhan yang harus diperhatikan dan sekaligus masa yang menyenangkan. Pada pendidikan anak usia dini, usia ini merupakan usia emas maka harus di tulis dengan tinta emas, otak emas atau usia emas ini sangat penting karena pada masa ini terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons stimulasi yang datang dari lingkungannya.2Pertumbuhan yang terjadi semasa usia dini ini sangat cepat utamanya dalam menunjang perkembangan kognitif , bahasa dan perilaku. Otak manusia saat awal kehidupan hanya 50% dari kapasitas optimalnya, pertumbuhan terjadi sangat cepat dari usia 0-5 tahun, hal ini dibuktikan pertumbuhan otak yang mencapai 90% saat usia 5 tahun. Proses pertumbuhan yang signifikan ini harus didukung dengan berbagai stimulus dan nutrisi agar menjadi optimal. Pekembangan bahasa dan kognitif terjadi pada masa emas kehidupan dimana terjadinya pertumbuhan otak, system saraf dan system motorik anak itu sendiri.Pada usia 0-1 tahun pertumbuhan pada sistem organ manusia terjadi secara cepat, pertumbuhan pada otak mengalami puncaknya pada usia ini. Keadaan pertumbuhan otak pada usia ini akan menentukan kualitas hidup pada anak. Pertumbuhan sistem organ lain seperti musculoskeletal juga mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan pada usia ini. Pada usia 2-5 tahun pertumbuhan sudah cenderung menurun apabila dibandingkan dengan usia sebelumnya. Proses pertumbuhan pada usia ini lebih menekankan pada fungsi system organ, pemantangan sistem organ tersebut dan bagaimana dalam melakukan fungsinya.1Perkembangan bahasa terjadi paling cepat terjadi antara usia 2-5 tahun. Perbendaharaan kata bertambah dari 50-100 kata sampai 2000 lebih. Susunan kalimat meningkat dari kalimat dua- dan tiga-kata sampai penggabungan semua aturan tata bahasa. antara usia 2 sampai 5 tahun, jumlah kata-kata dalam kalimat yang khas sama dengan usia anak (2 pada 2 tahun, 3 pada 3 tahun, dan selanjutnya). Pada usia 21 bulan sampai 2 tahun, kebanyakan anak menggunakan kalimat posesif (ini bola saya), progresif (saya sedang bermain), pertanyaan, dan kalimatb penolakan. Saat usia 4 tahun, kebanyakan anak dapat menghitung sampai 4 dan dapat menggunakan kalimat-kalimat lampau, pada usia 5 tahun, anak dapat menggunakan kalimat-kalimat rencana masa depan. Anak tidak bisa menggunakan bahasa kiasan, mereka hanya mengerti arti langsung dari sebuah kata. Hal ini menunjukan perkembangan saat berhubungan dengan pertumbuhan otak itu sendiri seiring pematangan organ-organ lain.Tumbuh Kembang Masa Emas Kehidupan Masa bayi infancy umur 0 sampai 12 bulan. Masa ini terbagi atas dua periode yaitu periode neonatal pada umur 0-28 hari. Pada masa ini terjadi adaptasi yang signifikan pada tubuh anak. Proses adaptasi terjadi lingkungan dan perubahan sirkulasi tubuh terjadi. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.3Tumbuh kembang pada masa anak 1- 2 tahun meliputi perkembangan fisik pertumbuhan lebih lambat pada umur tahun ke dua dan nafsu makan menurun. Lemak bayi dibakar oleh gerakan yang bertambah, lumbar lordosis berlebihan membuat perut menonjol. Pertumbuhan otak, disertai mielinisasi yang berlanjut, menghasilkan penambahan lingkar kepala lebih dari 2 cm dalam 1 tahun.Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.Sebagian besar anak mulai berjalan sendiri mendekati usia satu tahun, sebagian lagi tidak dapat berjalan sampai usia 15 bulan. Bayi yang sangat aktif dan berani cenderung berjalan lebih awal, bayi kurang aktif, lebih penakut dan yang terikat dengan menyelidiki obyek-obyek secara terperinci barjalan lebih lambat. Berjalan lebih awal tidak berkaitan dengan perkembangan di bidang-bidang lain.2Pertama, bayi berjalan tertatih-tatih, lutut membengkok dengan lengan di fleksi di siku, seluruh batang tubuh berputar pada setiap langkah, jari kaki mungkin menunjuk ke arah luar dan ke dalam dan kaki menempel pada lantai. Kemudian menuju kemantapan yang lebih besar dan efisiensi tenaga. Setelah beberapa bulan latihan, pusat gravitasi bergeser ke belakang dan batang tubuh berdiri lebih stabil, sementara lutut ekstensi dan lengan mengayun ke samping untuk keseimbangan. Jari-jari kaki ditahan sejajar dan anak itu dapat berhenti, berputar dan membungkuk tanpa jatuh.Penjelajahan benda mempercepat jalannya karena pendekatan, pemegangan, dan pelepasan hampir sepenuhnya matur dan berjalan bertambah ke hal-hal yang menarik. Anak yang baru berjalan menggabungkan objek-objek dengan cara-cara baru untuk menciptakan hal-hal menarik, seperti menumpuk balok-balok atau meletakan barang ke dalam tempat kaset video. Alat-alat mainan juga lebih mungkin untuk digunakan pada maksud-maksud tujuannya (sisir untuk rambut, cangkir untuk minum). Meniru orang tua dan anak-anak yang lebih dewasa adalah cara belajar yang penting.1Perkembangan emosi mulai muncul pada usia ini. Bayi-bayi yang berkembang mendekati kejadian penting pada langkah-langkah pertama mereka mungkin mudah marah. Bila mereka mulai berjalan, perubahan suasana hati utama mereka nyata sekali. Anak yang baru belajar berjalan digambarkan seperti orang yang dimabukan oleh kemampuan mereka yang baru dan oleh kekuatan mereka. Mereka sering berputar mengelilingi orang tua mereka, seperti planet-planet mengelilingi matahari, berpindah-pindah, menoleh ke belakang, bergerak lebih jauh dan kemudian kembali untuk mendapat sentuhan yang menenangkan dari orang tua mereka. Pada lingkungan yang tidak dikenal, dengan perasaan anak yang takut, orbit-orbit demikian mungkin kecil atau tidak ada, dalam keadaan lingkungan yang dikenal, anak yang berani dapat berkeliling sampai tidak terlihat.Pada usia 3-5 tahun perkembangan motorik ialah suatu kemajuan pada usia ini, dengan perkembangan di dunia di bidang keseimbangan dan kelincahan serta kemampuan untuk berlari dan menaiki tangga. Berat dan tinggi meningkat secara bertahap meskipun pertumbuhan kepala terjadi agak lambat. 90% dari lingkar kepala dewasa didapatkan pada usia 2 tahun, dengan pertambahan hanya 5 cm yang didapat pada beberapa tahun ke depan.Pada usia kira-kira 18 bulan, beberapa perubahan kognitif datang menandai kesimpulan periode sensorimotor. Obyek permanen benar-benar didirikan, balita yang baru belajar berjalan mengaharapkan adanya obyek yang dapat digerakan walaupun benda itu tidak dapat dilihat karena sedang bergerak. Sebab dan akibat dimengerti dengan lebih baik, dan balita memperlihatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah, menggunakan tongkat untuk menggunakan mainan yang ada di luar jangkauannya dan menggambarkan bagaimana cara menggerakkan mesin mainan. Perubahan bentuk secara simbolik dalam permainan tidak lagi terikat pada tubuh balita itu sendiri, sehingga sebuah boneka dapat diberi makan dengan piring kosong. Seperti reorganisasi pada umur 9 bulan, kognitif berubah pada umur 18 bulan, berkorelasi dengan perubahan penting dalam emosi dan bidang bahasa.2Perkembangan bahasa sangat berkaitan dengan perkembangan kognitif pada usia ini anak telah menyadari bahwa kata-kata dapat berarti benda, perbendaharaan kata anak berkembang dari 10-15 kata-kata pada usia 18 bulan menjadi 50-100 pada usia 2 tahun. Setelah mendapat perbendaharaan kata kira-kira 50 kata, anak-anak mulai menggabungkan kata-kata tersebut untuk memulai kalimat sederhana, permulaan tata bahasa. Pada tingkat ini, anak mengerti perintah 2 tahap, seperti berikan bola itu dan pakai sepatumu. Bahasa juga memberikan anak perasaan mengontrol lingkuangan sekitarnya, seperti selamat tinggal atau malam-malam. Kemunculan bahasa lisan menandakan berakhirnya periode sensorimotor. Seperti anak-anak yang baru berjalan-jalan belajar menggunakan simbol-simbol untuk mengungkapkan ide-ide dan menyelesaikan masalah, kebutuhan untuk kognisi didasarkan pada perasaan langsung dan gerakan manipulasi berkurang.3Perkembangan MotorikPengertian MotorikMotorik berasal dari kata motor yang merupakan suatu dasar biologis atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak (Gallahue). Dengan kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses gerak motorik. Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.1Ketiga unsur di atas melaksanakan masing-masing perannya secara interaksi positif, artinya unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsurnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya. Anak yang otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya.2Berdasarkan tiga unsur di atas bentuk perilaku gerak yang dimunculkan terbagi menjadi dua bentuk yaitu: motorik kasar (melibatkan otot-otot besar, saraf dan otak) dan motorik halus (melibatkan otot-otot kecil, saraf dan otak).Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang ditujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.3Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konsitensi perkembangan individu sebagai berikut:Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis dan baris-berbaris.Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan) Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mengendalikan setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi motorik kasar dan motorik halus.2

Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia DiniPerkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada tiga unsur yang menentukan dalam perkembangan motorik, yaitu otak, syaraf dan otot. Ketiga motorik bekerja, ketiga unsur tersebut melakukan masing-masing perannya secara interaktif positif, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya. Ketiga unsur tersebut saling bekerja sama sehingga terbentuk suatu gerakan yang bertujuan, misalnya berbicara, berjalan, menulis, menggambar dan sebagainya.2Proses perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Oleh karena itu, setiap gerakan yang dilakukan anak, sesederhana apapun sebenarnya merupakan hasil pola interaksi kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak. Jadi otaklah sebagai bagian dari susunan saraf pusat yang mengantur semua aktivitas fisik dan mental. Dengan kata lain, aktivitas anak terjadi di bawah kontrol otak, secara simultan (berkesinambungan) otak terus mengolah informasi yang diterimanya. Bersamaan dengan itu, otak bersama jaringan saraf yang membentuk sistem saraf pusat yang mencakup lima pusat kontrol akan mendiktekan setiap gerakan anak.3

Jenis MotorikPerkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya.1Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencorat-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.

a. Motorik KasarPengembangan Motorik KasarMotorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik kasar meliputi penggunaan otot-otot kasar seperti tangan, kaki dan badan.Pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat, tergantung faktor bakat (genetik), lingkungan (gizi dan cara perawatan kesehatan), dan konvergensi (perpaduan antara bakat dan lingkungan). Oleh karena itu perlakukan terhadap anak tidak dapat disamaratakan, sebaiknya dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.4Pada prinsipnya, motorik kasar merupakan gerakan otot-otot besar. Yakni gerakan yang dihasilkan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan. Misalnya gerakan menendang, menjejak, meraih dan melempar. Tujuan pendidikan fisik motorik atau disebut motorik kasar iniagar anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang.Hakekatnya, perkembangan motorik anak berkaitan erat dengan faktor lainnya. Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorikpun berhubungan dengan aspek psikologis anak.

Jenis-Jenis Motorik KasarMotorik kasar mencakup gerakan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan. Adapun jenis perkembangan motorik kasar pada anak adalah: Menangkap sesuatu Meraih sebuah benda Berjalan Melompat Memainkan jari-jari Melempar benda Meremas-remas kertas Menirukan sesuatu berjalan Duduk Berdiri Menendang sesuatu Naik dan turun tangga Merangkak Memukul Mengayunkan tangan Berguling ke kanan dan ke kiri

b. Motorik HalusPengembangan Motorik Halus Perkembangan motorik halus anak usia dini ditekankan pada koordinasi gerak motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada anak usia 4 tahun koordinasi gerak motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri.1Pada usia 5-6 tahun koordinasi gerakan motorik halus sangat berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan antara lain dapat dilihat pada anak waktu menulis atau menggambar.

Jenis-Jenis Motori HalusPersiapan dan alat-alatnya pun sangat mudah didapatkan di sekitar kita bahkan itu adalah sesuatu yang tanpa kita sadari bisa dijadikan sebagai sebuah pembelajaran buat si anak. Adapun aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan adalah: Senam TanganKegiatan membuka dan menutup tangan secara berulang-ulang disertai dengan nyanyian adalah sesuatu yang sangat disenangi oleh si anak dan ini adalah sebuah pemanasan awal buat anak sebelum dia melakukan aktivitas menulisnya. Cara ini digunakan untuk melenturkan otot-otot tangan agar si anak mudah melakukan gerakan-gerakan yang lebih rumit. Menggunting KertasKegiatan ini sangat baik sekali karena melatih otot-otot tangan, usahakan posisi dalam memegang gunting tepat karena kegiatan memegang dan menggerakkan gunting sama halnya dengan menulis, maka jikalau salah maka akan berpengaruh dengan cara anak menulis. MenempelMenempel adalah kegiatan yang melibatkan visual, imajinasi dan motorik halus anak. Cobalah dengan gambar yang lebih sederhana seperti gambar sebuah mobil kemudian anak disuruh menempel pada bidang kertas yang kosong. Setelah anak mulai terbiasa dengan hal ini maka naiklah tingkat kesulitan tempelan dengan cara membuat gambar kemudian si anak menempel pada kertas yang sebelumnya sudah diberikan pola yang sama dengan gambar yang akan ditempel. MeronceUntuk kegiatan meronce bahan yang digunakan pun lebih murah dan bervariasi. Contohnya saja sedotan yang banyak sekali kita temui di toko-toko atapun warung-warung. Sedotan dipotong kecil-kecil kemudian potongan tersebut dimasukkan ke dalam sebuah benang maka terbentuklah sebuah kalung bertahtah plastik atapun gelang dan cincin. Bahan tidak mesti dengan sedotan, kertas origami pun bisa yaitu dengan cara kertas origami digunting bulat-bulat kemudian tengahnya diberi bolongan (memakai pembolong kertas) lalu dimasukkan ke dalam benang atau lidi. Kegiatan meronce sangat berpengaruh terhadap konsentrasi anak dan juga anak memegang benang/lidi untuk dimasukkan ke dalam sedotan atau kertas sama dengan ketika anak memegang pensil untuk menulis. Menyambung titik-titikKegiatan menyambung titik-titik ini mengajarkan kepada anak untuk melatih kekuatan tangan, ketelitian, konsentrasi dan kesabaran, untuk anak yang masih belajar maka jangan terlalu memaksakan untuk mendapatkan hasil yang baik tapi teruslah berikan dia latihan dan semangat agar dia bisa menyelesaikan dengan baik. Melipat kertasMelipat kertas dengan menggunakan kertas origami adalah sesuatu yang sangat menyenangkan bagi anak karena bisa dibuat apa saja, mulailah dengan kegiatan melipat yang sederhana seperti melipat bentuk segitiga, segiempat kemudian ke bentuk yang agak sulit. Yang dilatih dari kegiatan melipat ini adalah bagaimana anak menekan lipatan-lipatan itu karena kegiatan ini akan memperkuat otot-otot telapak dan jari tangan anak. PlastisinPlastisin sering dipakai dalam kegiatan mengasah keterampilan motorik dan kreatifitas karena bahannya yang lunak dan liat serta berwarna warni sangatlah cocok untuk anak. Selain mudah dibentuk, tekstur plastisin yang khas member stimulasi tersendiri terhadap saraf-saraf di ujung jemari si kecil. Buatlah yang sederhana contohnya bola, mie dan lain-lain. Plastisin juga sangat bagus untuk terapi bagi anak yang mengalami permasalahan temperamen keras karena leturnya bahan ini sehingga anak harus ekstra hati-hati agar bentuk yang diinginkan sesuai dengan keinginan.Tabel. Pola perilaku yang timbul antara 1 sampai 5 tahun15 bulan

MotorikBerjalan sendiri, menaiki tangga dengan merangkak

AdaptasiMembuat menara 3 tingkat dari kubus, membuat garis menggunakan crayon, memasukkan kismis ke dalam botol

Bahasa Berlogat, mengikuti perintah sederhana, menyebut nama objek yang sudah akrab

SosialMenandakan hasrat atau kebutuhan dengan menunjuk, memeluk orang tua

18 bulan

MotorikBerlari kencang, duduk pada kursi kecil, berjalan menaiki tangga dengan berpegang pada 1 tangan, menjelajahi laci-laci dan tempat sampah

AdaptasiMembuat menara 4 tingkat dari kubus, meniru menulis, meniru gerakan vertikal, mentumpahkan kismis dari botolnya

Bahasa10 kata (rata-rata), menamai gambar, mengenal satu atau lebih bagian tubuh

SosialMakan sendiri, mencari pertolongan jika membutuhkan, komplen jika basah atau kotor, mencium orang tua dengan mengerutkan bibir

24 bulan

MotorikBerlari dengan baik, naik turun tangga, membuka pintu, memanjat perabotan rumah tangga, melompat.

AdaptasiMembuat menara tujuh tingkat dari kubus, membuat coretan dengan pola melingkar, meniru gerakan horizontal, meniru melipat kertas dalam sekali lihat.

BahasaMenggunakan tiga kata dalam satu kalimat (subjek, predikat, objek).

SosialMenggunakan sendok dengan baik, dapat membantu membuka baju, mendengar cerita ketika ditampilkan gambarnya.

30 bulan

MotorikMenaki tangga dengan menggunakan kaki secara bergantian

AdaptasiMembuat menara Sembilan tingkat dari kubus, membuat gerakan vertical dan horizontal, tapi tidak membuat gerakan silang, meniru gerakan melingkar

BahasaMenggunakan kata ganti untuk diri sendiri saya, mengetahui nama lengkap sendiri.

SosialMembantu menaruh benda, berpura pura dalam bermain.

36 bulan

MotorikMengendarai sepeda roda tiga, berdiri menggunakan satu kaki

AdaptasiMembuat menara sepuluh tingkat dari kubus, membuat jembatan menggunakan tiga kubus, menyalin lingkaran, meniru gerakan silang.

BahasaMengetahui umur dan jenis kelamin, menghitung tiga objek dengan benar, mengulangi tiga nomor atau sebuah kalimat dengan enam suku kata.

SosialBermain permainan sederhana (bersama-sama dengan anak lain), membantu memakai baju (melepaskan kancing baju dan memakai sepatu), menyuci tangan.

48 bulan

MotorikMelompat dengan satu kaki, melempar bola dengan ayunan tangan yang tinggi, menggunakan gunting untuk memotong gambar, mendaki dengan baik.

AdaptasiMenyalin jembatan dari contohnya, meniru konstruksi gerbang menggunakan lima kubus, menyalin tanda silang dan kotak, menggambar dua samapai empat bagian tubuh manusia selain kepala, dapat mengetahui perbedaan panjang dua garis.

BahasaMenghitung empat koin uang, menceritakan cerita.

SosialBermain dengan beberapa anak, dengan memulai interaksi social dan peran permainan, pergi ke toilat sendiri.

60 bulan

MotorikLewat

AdaptasiMenggambar segitiga, menamai lebih banyak dari 2 nama

BahasaMenyebut 4 warna, mengulang kalimat dari 10 suku kata, menghitung 10 buah koin receh dengan benar.

SosialMemakai pakaian dan melepas pakaian, bertanya tentang arti kata-kata, mengikutsertakan seseorang dalam peran bermain.

Gangguan Tumbuh KembangGangguan perkembangan dan pertumbuhna merupakan hal yang sering luput dari pengamatan orang tua, terutama apabila gangguan yang terjadi adalah gangguan perkembangan dan perilaku. Hal ini selain dikarenakan rendahnya pengetahuan dari orang tua juga diakibatkan ketidakpekaan orang tua. Pada saat ini utamanya dikalangan menengah keatas permasalahan tumbuh kembang mendapat perhatian yang lebih. Ketika mengamati balita memasuki ruang pemeriksaan bersama orang tuanya, sebenarnya kita sudah mulai mendeteksi tumbuh kembangnya. Dengan memperhatikan penampilan wajah, bentuk kepala, tinggi badan, proporsi tubuh, pandangan matanya, suara, cara bicara, berjalan, perilaku, aktivitas dan interaksi dengan lingkungannya bisa didapatkan beberapa informasi penting berkaitan dengan tumbuh kembangnya. Tetapi deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita sebaiknya dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisis dan skrining perkembangan yang sistematis agar lebih obyektif.3Keluhan utama dari orangtua berupa kekhawatiran terhadap tumbuh kembang anak dapat mengarah kepada kecurigaan adanya gangguan tumbuh kembang, misalnya anaknya lebih pendek dari teman sebayanya, kepala kelihatan besar, umur 6 bulan belum bisa tengkurap, umur 8 bulan belum bisa duduk, umur 15 bulan belum bisa berdiri, 2 tahun belum bisa bicara dan lain lain. melaporkan bahwa kecurigaan orangtua terhadap perkembangan anaknya (dengan membandingkanterhadap anak-anak lain) mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan gangguan perkembangan tertentu (walaupun mereka berpendidikan rendah dan belum berpengalaman mengasuh anak).2Penilaian orangtua pada perkembangan bicara anaknya mempunyai korelasi yang kuat dengan hasil kemampuan kognitif mereka. Namun orang tua tidak selalu benar, karena 20-25% orang tua tidak mengetahui bahwa anaknya terganggu perkembangannya, dan banyak orang tua yang khawatir pada perkembangan anaknya padahal tidak terganggu.6 Oleh karena itu kita harus melakukan pemeriksaan fisis dan skrining perkembangan untuk membuktikan apakah kecurigaan orang tua itu benar. Selanjutnya anamnesis dapat diarahkan untuk mencari faktor-faktor risiko atau etiologi gangguan tumbuh kembang yang disebabkan oleh faktor intrinsik pada balita dan atau faktor lingkungan.3Faktor risiko yang harus ditanyakan antara lain retardasi pertumbuhan intra uterin, berat lahir rendah, prematuritas, infeksi intra uterin, gawat janin, asfiksia, perdarahan intrakranial, kejang neonatal,hiperbilirubinemia, hipoglikemia, infeksi, kelainan kongenital, temperamen, dan lain-lain.Faktor risiko pada ibu antara lain umur, tinggi badan, pendidikan, kesehatan ibu selama hamil dan persalinan (kadar Hb, status gizi, penyakit, pengobatan), jumlah anak dan jarak kehamilan, pengetahuan, sikap dan ketrampilan ibu dalam mencukupi kebutuhan biopsikososial (asuh, asih, asah) untuk tumbuh kembang balitanya, penyakit keturunan, penyakit menular, riwayat pernikahan (terpaksa, tidak direstui, single parent, perceraian dan lain-lain), merokok, alkoholism, narkoba, pekerjaan/penghasilan, dan lain-lain.Faktor resiko juga dapat muncul akibat perilaku dari lingkungan seperti pada ayah dan anggota keluarga lain. Pada ayah yang perlu ditanyakan umur, tinggi badan, pendidikan, pekerjaan/penghasilan, pengetahuan, sikap dan ketrampilan ayah dalam mencukupi kebutuhan bio-psikososial (asuh, asih, asah) untuk tumbuh kembang balitanya, penyakit, riwayat pernikahan (terpaksa,tidak direstui, perceraian dan lain-lain), komitmen perencanaan kehamilan, hubungan ayah-ibu dan anak dan lain-lain. Perhatikan pula pola dari berbabagai faktor seperti saudara kandung/tiri yang tinggal serumah:jumlah, jarak umur, kesehatan (status gizi, imunisasi, kelainan bawaan, gangguan tumbuh kembang, penyimpangan perilaku), pendidikan, hubungan dengan ayah-ibu dan lain-lain. Anggota keluarga lain serumah (nenek, kakek, paman, bibi, pengasuh anak, pembantu): pengetahuan, sikap dan ketrampilan mencukupi.2Pemeriksaan selanjutunya yang dilakukan pada penderita gangguan perkembangan adalah melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan denngan mengukur tinggi, berat badan, ukuran kepala , status neurologis dan berbagai pemeriksaan motorik. Sebagain besar dari pemeriksaan fisik ini dibentuk dalam bentukan skrining cepat sebagai penanda deteksi dini gangguan perkembangan karena pertumbuhan yang dihitung secara kuntitatif merupakan bukti yang kuat terhadap kelaina tumbuh kembang.Penyebab Keterlambatan Motorik KasarKeterlambatan motorik kasar menunjukkan adanya kerusakan pada susunan saraf pusat seperti serebral palsi ( gangguan motorik yang di sebabkan oleh kerusakan bagian otak yang mengatur otot otot tubuh) : Kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi selama hamil Bayi terlalu lama di jalan lahir , bayi terjepit jalan lahir, bayimenderita caput sesadonium, bayi menderita cepal hematom Kurang asupan nutrisi (asi), menderita penyakit infeksi, asifisia, ikterus.

Gejala-gejala keterlambatan perkembangan motorik kasar pada anak : Bayi terlalu kaku. Perhatikan bila si kecil terus berbaring tanpa melakukan gerakan apapunserta kepalanya tidak dapat di angkat saat di gendong. Ini menunjukkanmotorik kasar si kecil terlalu parah.4 Gerakan anak kurang aktifPerhatikan bila gerak anak kurang aktif jika di bandingkan dengan anaksebayanya .Patofisiologi

INTRANATAL

Bayi terlalu lama di jalan lahirINTRANATALINTRANATAL

Kurang asupan nutrisi, terserangpenyakit infeksi

Kurang asupan giziTrauma saat lahir

Suplai nutrisi ke otak berkurangKerusakan pada otakNutrisi yang diterima janin sedikit

Pertumbuhan otak tidak optimal

Deteksi Dini Gangguan PerkembanganGangguan perkembangan pada anak dapat dilihat dengan melihat tindakan motoric kasar, motoric halus, kognitif dan berbahasa. Perkembangan pada masa emas kehidupan merupakan perkembangan yang sangat penting karena akan menentukan kemampuan anak untuk bersaing pada masa setelahnya. Penilaian dini gannguan kembang telah dibuat dalam bentuk skrining yang digunakan secara internasional yaitu menggunakan Denver developmental Screening Test II(DDST II) atau lebih dikenal dengan Denver II.2Skrining perkembangan yang banyak digunakan oleh profesi kesehatan adalah Denver II, hal ini karena tes skinning mempunyai rentang usia yang cukup lebar (mulai bayi baru lahir sampai umur 6 tahun), mencakup semua aspek perkembangan dengan realiability cukup tinggi (interrates reability = 0.99, test-retest reability = 0.90).13,20 Sampai tahun 1990 metode ini telah digunakan lebih dari 54 negara dan telah dimodifikasi lebih dari 15 negara.3Walaupun secara eksplisit metode ini untuk mendeteksi 4 aspek perkembangan, tetapi di dalamnya sebenarnya terdapat aspek-aspek lain sebagai berikut:4,5 Gerak kasar Gerak halus (di dalamnya terdapat aspek koordinasi mata dan tangan,manipulasi benda-benda kecil, pemecahan masalah), Berbahasa (di dalamnya terdapat juga aspek pendengaran, penglihatan dan pemahaman,komunikasi verbal), Personal sosial (di dalamnya terdapat juga aspek penglihatan, pendengaran, komunikasi, gerak halus dan kemandirian).Uji Denver membutuhkan waktu cukup lama sekitar 30-45 menit. Kesimpulan hasil skrining Denver II hanya menyatakan bahwa balita tersebut: normal atau dicurigai ada gangguan tumbuh kembang pada aspek tertentu. Normal, jika ia dapat melakukan semua kemampuan (atau berdasarkan laporan orangtuanya) pada semua persentil yang masuk dalam garis umurnya. Walaupun ada 1 ketidakmampuan atau menolak melakukan pada persentil 75-90 masih dianggap normal. Dicurigai ada gangguan tumbuh kembang jika ada 1 atau lebih ketidakmampuan pada persentil > 90, atau 2 (atau lebih) ketidakmampuan/ menolak pada persentil 75-90 yang masuk garis umurnya.21 Selain itu di dalam Denver II ada bagian terpisah untuk menilai perilaku anak secara sekilas.Tetapi Denver II tidak mampu mendeteksi gangguan emosional, atau gangguan-gangguan ringan. Tidak ada metoda skrining yang sempurna.5Uji Denver II dilakukan dengan meminta anak untuk melakukan lebih dari 120 simulasi pergerakan motorik dan bahasa yang disesuaikan dengan umur. Uji Denver II tidak mudah dilakukan dan dimngerti karena memerlukan sitauasi yang kondusif. Pelaksana tes skrining ini diharuskan adalah seorang petugas kesehatan karena simulasi yang diberikan dan tata cara penialaian yang harus tepat. Tes skrining Denver mampu untuk membandingkan kemampuan anak dengan kemampuan anak sebayanya namun tidak mampu untuk melihat gangguan perkembangan yang spesifik.Setiap gerakan dan bahasa yang dilakukan anak dicantumkan dan disesuaikan dengan formulir yang ada pada tes Denver II.5EpidemiologiPrevalensi gangguan tumbuh kembang di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kesehatan Balita di Jawa Tengah (2007), didapatkan bahwa gangguan motorik halus atau kasar menempati prevalensi tertinggi kedua setelah masalah gizi pada balita (>35%), prevalensi campak pada anak balita (3,4%), prevalensi diare yang terdeteksi pada balita (16,7%). Data tersebut menggambarkan bahwa balita beresiko tinggi terjadi masalah kesehatan. Balita yang mengalami gangguan motorik kasar sebanyak (31,2%), motorik halus (14,3%), sedangkan yang mengalami gangguan perkembangan stimulasi bahasa (19,1%), dan yang mengalami gangguan perkembangan personal sosial (11,5%).4

PenatalaksanaanJika memang ditemukan adanya keterlambatan dalam perkembangan motorikkasar si kecil, harus segera ditelusuri. Faktor-faktor penyebabnya sebelum menentukanapa yang harus dilakukan:5,6 Kebutuhan dasar anakKebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar6

1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)Meliputi : Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting. Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yangteratur, pengobatan kalau sakit, dll. Papan/pemukiman yang layak. Higieni perorangan, sanitasi lingkungan. Sandang. Kesegaran jasmani, rekreasi.2. Kebutuhan emosi/kasih saying (ASIH)Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu/pengganti ibudengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik,mental maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran ibu/penggantinya sedini dan selanggengmungkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) danpsikis sedini mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun social emosi, yang disebut Sindrom Deprivasi Maternal.Kasih sayang dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trush).53. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)Stimulasi mental metupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak.Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psiokososial: kecerdasan,ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas, dan sebagainya.Non Medikamentosa1. Orang tua mengerti tentang tugas tentang perkembangan sesuai dengan kelompok usia.2. Anak bisa melakukan perawatan diri sesuai usia3. Anak dapat bersosialisasi sesuai dengan usia Rencana tindakan : Ajari orang tua terhadap tugas perkembangan sesuai dengan kelompok anak Berikan kesempatan pada anak bermain dengan teman sebayanya Berikan stimulasi dengan menggunakan bermacam-macam mainan Berikan waktu istirahat dan lakukan observasi kepada orang tuaselama interaksi dan makan Orang tua diharapkan memantau pertumbuhan danperkembangan anak sejak diniKesimpulanMotorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia batita. Diawali dengan kemampuan berjalan, lantas lari, lompat dan lempar, modal dasar untuk perkembangan ini ada 3 (yang berkaitan dengan sensori utama), yaitu keseimbangan, rasa sendi (propioceptif) dan raba (taktil).Keterlambatan motorik kasar menunjukkan adanya kerusakan padasusunan saraf pusat seperti serebral palsi( gangguan motorik yang disebabkan oleh kerusakan bagian otok yang mengatur otot otot tubuh).

Daftar Pustaka1. Needlman RD. Growth and development. Dalam:Behrman dkk, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics; edisi-16. Tokyo: Saunders, 2006. h. 23-65.2. Glascoe FP. Developmental screening. Dalam: Wolraich ML, penyunting. Disorders of development learning;edisi-2. St. Louis: Mosby, 1996. h. 89-128.3. Levy SE, Hyman SL. Pediatric assesment of the child with developmental delay. Dalam: Batshaw ML, penyunting. The Child with developmental disabilities.4. Committee on Children with Disabilities American Academy of Pediatrics. Technical report: The Pediatricians role in the diagnosis and management of austistic spectrum disorder in children. Pediatrics 107; 5:1-18.5. Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta. 2005. 1-14.6. IDAI. Buku Pelatihan Denver II. Unit Kelompok Kerja Tumbuh Kembang /Pediatri Sosial. Jakarta. 1-11.24