Click here to load reader

Makalah Blok 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Muskuloskeletal

Citation preview

Gangguan Muskuloskeletal pada Tungkai Atas Fitriani102012018 / Kelompok A10Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida Semester 2 Angkatan 2013Jalan Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta [email protected]

PendahuluanBanyaknya kelainan atau penyakit yang kita temui pada saat ini, salah satu penyebab dari kelainan itu antara lain pola hidup yang tidak baik misalnya begadang dan tidak rutin melakukan olahraga. Adapun akibat dari makanan yang di konsumsi tidak sehat atau banyak mengandung zat-zat kimia yang bisa merusak organ tubuh dalam waktu jangka panjang. Salah satu penyakit yang banyak terjadi sekarang yaitu stroke, disini dimana syaraf yang terserang sehingga tidak bisa berfungsi sebagaimana semestinya. Lalu ada juga penyakit yang membuat otot bengkak sehingga tidak bisa berfungsi seperti biasanya. Pada makalah saya sekarang akan membahas bagaimana mekanisme terjadi apabila tangan kita atau kaki kita terjepit pintu sehingga membuat tangan atau kaki kita mejadi bengkak. Selain dari pada penjelasan mekanisme kontraksi otot adapun penjelasan tentang enzim apa saja yang terdapat di dalamnya dan bagaimana struktur anatomi bagian tangan manusia dan histology dari bagian tangan manusia.Ketika terjadinya suatu kontraksi otot berarti disaat itu juga bekerjanya beberapa enzim, protein dan ion. Apabila enzim, protein dan ion ini ada yang hilang atau terganggu maka kontraksi otot tidak akan berjalan dengan lancar. Fungsi jaringan otot adalah mengembangkan tegangan dan memendekan otot. Serabut otot memiliki kemampuan untuk memendek dalam jumlah tertentu, yang terjadi karena molekul-molekul saling bergeser di atas yang lain. Aktivitas otot di transfer ke kerangka oleh tendo, dan tegangan yang dikembangkan oleh otot akan digradasi dan disesuaikan dengan beban. Apabila tonus lebih besar dan berat beban makan benda akan terangkat itu dinamakan mekanisme isotonus sedangka jika tonus lebih kecil dari berat beban yang akan di angkat maka benda tidak akan terangkat dan ini dinamakan mekanisme kontraksi otot isosentris.1. Identifikasi istilah yang tidak diketahui Mysathenia gravis yaitu melemahnya otot secara berangsur-angsur dan menyebabkan kelumpuhan.2. Rumusan masalah Perempuan umur 13 tahun lemas sampai tidak kuat mengangkat barang hampir setiap hari terutama siang hari.3. Hipotesis Keluhan lemas yang diderita anak perempuan tersebut sampai tidak kuat mengangkat barang hampir setiap hari karenakan kontraksi otot yang terus menerus.4. Sasaran pembelajaran Memahami mekanisme jalannya impuls dari pusat motorik ke otot. Memahami mekanisme kontraksi otot somatik. Memahami mekanisme penyediaan energi pada kerja ringan, sedang, dan berat. Memahami perbedaan aspek fisiologi, proses glikolisis arobik dan anaerobik sebagai energi untuk kontraksi. Memahami mekanisme terjadinya penumpukan asam laktat dan akibatnya.

Struktur mikroskopik dan makroskopik 1,2,3Pada tulang dapat dibedakan empat jenis sel tulang, yaitu: Sel OsteoprogenitorMerupakan populasi sel induk, berkembang dari mesenkim, yang memiliki daya miotik dan kemampuan untuk berkembang menjadi sel dewasa. Sel berbentuk gelendong dengan inti pucat memanjang dan sitoplasma jarang. Biasa ditemukan dalam permukaan tulang lapisan dalam periosteum, endosteum dan saluran vaskular tulang kompakta. OsteoblasMerupakan tempat matriks tulang ditambahakan. Intinya besar dan biasanya mempunyai satu anak inti. Sitoplasmanya sangat basofil karena kandungan nukleoprotein yang agaknya berperan untuk sintesis unsur organik matriks tulang, seperti kolagen dan glikoprotein. OsteositAdalah osteoblas yang terpendam dalam matriks tulang. Sitoplasmanya bersifat basofil ringan yang ternyata mengandung titik-titik lemak, sejumlah glikogen dan butir-butir halus mirip dengan yang terdapat di osteoblas. Intinya terpulas gelap. Bentuk sebenarnya dapat diperkirakan brdasarkan bentuk lakuna, tempat tinggalnya. Lakuna pada satu pihak berbentuk lonjong tidak teratur dan berbentuk bikonveks pada tepinya. Terdapat kanakuli sebagai sarana untuk dilalui metabolit dari peredaran darah dan osteosit. OsteoklasAdalah sel raksasa berinti banyak yang besar dan jumlah anak intinya sangat bervariasi. Terdapat di dekat permukaan tulang, seringkali dalam lekukan dangkal yang dikenal sebagai lakuna Howship. Sitoplasmanya, yang tampak glanular dan basofil ringan, secara khas mengandung vakuol-vakuol, yang sebagiannya terpulas untuk asam fosfatase, enzim tanda adanya lisosom. Permukaan osteoklas yang menghadap matriks penuh dengan tonjolan sitoplasma dan mikrovili, dikatakan sebagai batas bergerigi. Osteoklas mengeluarkan kolagenase dan enzim proteolitik lain yang menyebabkan matriks tulang melepaskan bagian substansi dasar yang mengapur. Sesudah proses resorpsi rampung, osteoklas menghilang, mungkin bergenerasi atau berubah lagi menjadi sel asalnya.Otot rangka terdiri atas serat-serat otot, berkas-berkas sel yang sangat panjang (sampai 30 cm), silindris, dan berinti banyak dengan garis tengah 10-100 m. Inti yang banyak itu terjadi akibat peleburan mioblas (prekursor sel otot) mononukleus embrional. Inti lonjong umumnya terletak pada tepi sel di bawah membran sel. Lokasi inti yang yang khas ini membantu dalam membedakan otot rangka dari otot jantung dan otot polos, yang keduanya memiliki inti di tengah. Seperti tampak pada mikroskop cahaya, sel atau serabut otot yang terpotong memanjang memperlihatkan garis melintang dari pita terang dan gelap secara bergantian. Pita yang lebih gelap disebut pita A (anisotrop), sedangkan pita yang lebih terang disebut pita I (isotrop). Dengan mikroskop elektron, seseorang dapat melihat bahwa setiap pita I dibelah dua oleh satu garis gelap transversal, yaitu garis Z. Subunit terkecil yang berulang-ulang dari alat kontraktil ini, yaitu, sarkomer, terbentang dari garis Z ke garis Z dan lebih kurang 2,5 m panjangnya pada otot yang istirahat.Sarkoplasma dipenuhi oleh berkas-berkas filamen silindris panjang yang disebut miofibril. Miofibril yang memiliki diameter 1-2 m dan berjalan paralel terhadap sumbu panjang serabut otot, terdiri atas deretan sarkomer yang tersusun seperti rantai dari ujung ke ujung mirip rantai. Susunan lateral sarkomer pada miofibril yang bersebelahan menyebabkan seluruh serat otot memperlihatkan pola karakteristik dari garis melintang.Studi dengan mikroskop elektron mengungkapkan bahwa pola sarkomer ini terutama disebabkan adanya dua jenis filamen tebal dan tipis yang terletak paralel terhadap sumbu panjang miofibril dengan pola simetris. Filamen tebal dan tipis saling bertumpukan pada beberapa bagian di dalam pita A. Akibatnya, potongan ,melintang di dalam daerah dengan filamen yang saling bertumpuk memperlihatkan setiap filamen tebal dikelilingi oleh enam filamen tipis dalam bentuk heksagon. Filamen otot lurik mengandung beberapa protein; empat protein yang utama adalah aktin, tropomiosin, troponin, dan miosin. Filamen tipis terdiri atas ketiga protein pertama, sedangkan filamen tebal terdiri terutama dari miosin. Miosin dan aktin bersama-sama merupakan 55% dari seluruh protein otot lurik.

Gambar 3. Struktur Otot Lurik

Masa serat yang menyusun berbagai tipe otot yang berbeda tidak berkelompok secara acak, tetapi disusun dalam berkas berkas teratur, dikelilingi epimisium, sebuah selubung luar dari jaringan ikat padat yang mengelilingi seluruh otot. Dari epimisium, septa tipis jaringan ikat memanjang ke bagian dalam, mengelilingi berkas serat dalam otot. Jaringan ikat di sekitar setiap berkas serat otot disebut perimisium. Setiap berkas serat dikelilingi satu lapisan halus jaringan ikat, endomisium, yang terutama terdiri atas sebuah lamina basalis dan serabut - serabut retikulin.

Gambar 4. Struktur otot lurik.Terlihat dengan jelas lapisan epimisium yang merupakan selubung terluar dari jaringan ikat, dan perimisium yang merupakan jaringan ikat di dalam epimisium, dan jaringan endomisium yang ada pada pertengahan fibers atau serat seratMekanisme kontraksi 4Otot terjadi apabila terjadi rangsangan. Kontraksi otot dikenal dengan nama model pergeseran filamen (sliding filament mode). Kontraksi otot diawali oleh datangnya implus saraf. Pada saat datang implus, sinapsis atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil-kolin. Asetil-kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) keserabut otot. Ion kalsium akan bersenyawa dengan molekul, troponin dan tropomiosin yang menyebabkan adanya sisi aktif pada filamen tipis (aktin). Kepala miosin (filamen tebal), segera bergabung dengan filamen tipis tepat pada sisi aktif. Gabungan sisi aktif dengan kepala miosin disebut jembatan penyeberangan (cross bridges).Segera setelah terbentuk, jembatan penyeberangan tersebut membebaskan sejumlah energy dan menyampaikan energy tersebut kearah filamen tipis. Proses ini menyebabkan filamen tipis mengerut. Secara keseluruhan sakromer ikut mengerut yang mengakibatkan otot pun berkerut. Kepala miosin akan lepas dari filamen tipis. Proses ini memerlukan ATP yang diambil dari sekitarnya. Dengan peristiwa ini, maka filamen tipis akan dilepas dari filamen tebal. Secara keseluruhan otot akan relaksasi kembali.Proses ini berulang sampai 5 kali dalam jangka waktu satu detik. Jadi, kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. Apabila tidak ada rangsangan maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat memanjang berelaksasi. Otot juga memerlukan energi yaitu ATP (adenosine trifosfat). Akan tetapi jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa keratin fosfat seehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dan ADP.Persediaan keratin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fosfat. Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang meghasilkan ATP.Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terus-menerus, glukosa dapat dioksidasi sempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila kontraksi otot cukup intensif dan terus menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tersebut tidak cepat dan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi bagi kontraksi otot dengan segera, walaupun jumlah energi yang diberikan relative sedikit dibandingkan proses aerob, suatu proses yang tidak memerlukan oksigen. Keuntungan proses ini dapat menyediakan energy bagi kontraksi otot dengan segera, walaupun jumlah energi yang diberikan relative sedikit dibandingkan proses aerob.Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi. Energi ini digunakan untuk membentuk kembali keratin fosfat, yang nantinya dapat menghasilkan energi untuk membentuk ATP dari ADP. Asam laktat yang tertimbun di dalam otot akan segera berdifusi pada sistem peredaran darah. Apabila penggunaan otot terus-menerus, pembentukan asam laktat yang banyak akan menghambat kerja enzim dan menyebabkan kelelahan (fatigue).Produksi asam laktat 5Meskipun glikolisis anaerob merupakan suatu cara untuk melakukan olahraga intens ketika penyaluran O2 atau kapasitas fosforilasi oksidase terlampaui, namun pemakaian jalur ini memiliki dua konsekuensi. Pertama, sejumlah besar nutrien harus diproses karena glikolisis jauh kurang efisien dibandingkan dengan fosforilasi oksidatif dalam mengubah energi nutrien menjadi energi ATP. (Glikolisis menghasilkan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang diuraikan, sementara fosforilasi oksidatif dapat mengekstraksi 36 molekul ATP netto dari setiap molekul glukosa). Sel otot dapat menyimpan glukosa dalam jumlah terbatas dalam bentuk glikogen, tetapi glikolisis anaerob cepat menguras simpanan glikogen otot ini. Kedua, ketika produk akhir glikolisis anaerob, asam piruvat, tidak dapat diproses lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif, molekul ini diubah menjadi asam laktat. Akumulasi asam laktat diperkikrakan berperan menimbulkan nyeri otot yang dirasakan ketika sesorang melakukan olahraga intens. (Namun, nyeri dan kekakuan muncul belakangan yaitu sehari setelah seseorang melakukan latihan yang tidak biasa mungkin disebabkan oleh kerusakan struktural reversible). Selain itu, asam laktat yang diserap oleh darah menimbulkan asidosis metabolik yang menyertai olahraga intens. Para peneliti percaya bahwa terkurasnya cadangan energi dan turunnya pH otot akibat akumulasi asam laktat berperan dalam munculnya kelelahan otot, suatu topik yang akan kita bahas selanjutnya. Kerana itu, olahraga anaerob intensitas berat dapat dipertahankan hanya dalam waktu singkat, berbeda dari kemampuan tubuh melakukan aktivitas aerob tipe daya tahan yang dapat berlangsung lama.Metabolisme otot 6Metabolisme otot terjadi pada saat tibanya impuls saraf pada pertautan neuromuskular yang mengakibatkan dilepaskannya asetilkolin akan menghasilkan perubahan permeabilitas membran yang mengelilingi serabut otot. Hal ini memungkinkan aliran ion kalium keluar dari sel-sel serabut dan aliran ion natrium masuk ke dalam sel. Pertukaran ini disertai dengan depolarisasi membran yang diikuti kontraksi serabut.Melalui pemeriksaan mikroskop cahaya, sarkolema serabut otot terdiri atas nukleus yang banyak, mitokondria, sitoplasma yang tidak terdiferensiasi (sarkoplasma), dan material bersilia (cross-striated). Melalui mikroskop elektron akan terlihat bahwa silia ini terdiri atas sarkomer, yaitu kontraktil terkecil dari serabut otot. Setiap sarkomer terdiri atas filamen tebal dan tipis yang tersusun teratur. Filamen tebal diduga terdiri atas miosin dan yang tipis terdiri atas aktin, yaitu suatu protein yang penting untuk kontraksi. Miosin memiliki sifat-sifat enzim dan dalam otot yang istirahat kecenderungan untuk membentuk aktomiosin dicegah oleh keberadaan adenosin trifosfat (ATP). Setelah otot terstimulasi, ATP terhidrolisis menjadi adenosin difosfat (ADP) dan terbentuklah aktinomiosin. Dalam reaksi ini dihasilkan asam fosfat. Reaksi ini juga diatur oleh keberadaan sarkoplasma yang mengeluarkan ion kalsium yang tinggi konsentrasinya. Jika ion kalsium berkurang, reaksi kimia antara aktin dan miosin akan berhenti dan otot berelaksasi.Pada saat yang sama berlangsung tiga reaksi lain yang menyediakan energi yang diperlukan bagi kontraksi otot. Pertama, pemakaian glikolitik dari glikogen melalui aksi enzim fosforilasi dan fosfofruktokinase yang akan mengeluarkan asam piruvat dan asam laktat. Kedua, kreatinin fosfat direduksi menjadi kreatinin dan asam fosfat. Ketiga, terdapat pasokan oksigen yang mengatur reaksi biokimia ini dan pembuangan karbon dioksida, yang pada gilirannya memainkan peranannya dalam kontrol respirasi yang diperlukan untuk pemasukan oksigen.Pasokan darah arteri dan pengembalian vena jelas diperlukan untuk memasok elemen biokimia ini dan menghilangkan produk samping metabolisme. Produk-produk samping ini meliputi asam yang telah disebutkan tadi dan garam-garam yang terbentuk kemudian; semuanya berpotensi mengirtasi ujung saraf sensoris dalam otot jika dibiarkan tetap berada disana. Oleh karena itu, banyak kebutuhan agar fungsi bisa efektif dan banyak kemungkinan untuk terjadinya suatu disfungsi termasuk kelelahan, spasme dan cedera.

Sumber Energi untuk Kontraksi 7Karena ATP yang tersimpan dalam otot biasanya akan habis setelah sepuluh kali kontraksi, maka ATP harus dibentuk kembali untuk kelangsungan aktivitas otot melalui sumber lain.1. Kreatin fosfat (CP), senyawa berenergi tinggi lainnya, merupakan sumber energi yang berlangsung tersedia untuk mempebaharui ATP dari ADP (CP + ADP ATP + kreatin). CP memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung saat ATP tambahan dibentuk melalui metabolisme glukosa secara anaerob dan aerob. CP menyediakan energi untuk sekitar 100 kontraksi dan harus disintesis ulang dengan cara memproduksi lebih banyak ATP (ATP + Kreatin ADP + CP). ATP tambahan terbentuk dari metabolisme glukosa dan asam lemak melalui reaksi aerob dan anaerob.2. Reaksi anaerob (jalur glikolisis), otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa memakai oksigen dengan menggunakan ATP yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob, langkah pertama dalam respirasi seluler. Glikolisis berlangsung dalam sarkoplasma, tidak memerlukan oksigen, dan melibatkan pengubahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. Glikolisis anaerob berlangsung cepat tetapi tidak efisien karena hanya menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa. Glikolisis dapat memenuhi kebutuhan ATP untuk kontraksi otot dalam waktu singkat jika persediaan oksigen tidak mencukupi. Tanpa oksigen, asam piruvat diubah menjadi asam laktat. Jika aktivitas yang dilakukan sedang dan singkat, persediaan oksigen yang adekuat akan menghalangi akumulasi asam laktat. Asam laktat berdifusi ke luar dari otot dan dibawa ke hati untuk disintesis ulang menjadi glukosa.3. Reaksi aerob (memakai oksigen), saat aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbentuk melalui glikolisis anaerob mengalir ke mitokondria sarkoplasma untuk masuk dalam siklus asam sitrat (trikarboksilat) untuk oksidasi. Jika ada oksigen, glukosa terurai dengan sempurna menjadi CO2, air dan energi (ATP). Reaksi aerob berlangsung lambat tetapi efisien, menghasilkan energi sampai 36 mol ATP per mol glukosa.4. Oxygen debt. Saat terjadi aktivitas berat yang singkat, penguraian ATP berlangsung dengan cepat sehingga simpanan energi anaerob menjadi cepat habis. Sistem respiratorik dan pembuluh darah tidak dapat menghantarkan cukup oksigen ke otot untuk membentuk ATP melalui reaksi aerob. Asam laktat berakumulasi, mengubah pH, dan menyebabkan keletihan serta nyeri otot. Oksigen ekstra yang harus dihirup setelah aktivitas berat disebut oxygen debt. Volume oksigen yang dihirup tetap berada di atas volume normal sampai semua asam laktat dikeluarkan, baik dioksidasi ulang menjadi asam piruvat dalam otot atau disintesis ulang menjadi glukosa dalam hati.3Sistem motorik pusat 8Kegiatan dasar motorik somatic dibagi menjadi 3; gerakan atas kemauan sendiri penyesuaian sikap yang merupakan dasar gerak tangkas, dan koordinasi otot. Terdapat beberapa daerah susunan saraf pusat yang mengatur kegiatan motorik:Korteks MotorikDaerah ini member kontrol volunter atas gerakan yang dihasilkan otot-otot rangka. Seperti pada pengolahan sensorik, korteks motorik di tiap-tiap sisi otak terutama mengontrol otot di sisi tubuh yang berlawanan. Jaras-jaras saraf yang berasal dari korteks motorik hemisfer kiri menyeberang (menyilang) sebelum turun ke korda spinalis untuk berakhir di neuron-neuron motorik eferen yang mencetuskan kontraksi otot rangka di sisi kanan tubuh. Dengan demikian, kerusakan di korteks motorik di sisi kiri otak aka menimbulkan paralisis di sisi kanan tubuh dan demikian sebaliknya. Jari tangan, ibu jari tangan, dan otot-otot penting untuk berbicara, terutama otot-otot lidah dan bibir, digambarkan secara berlebihan yang mencerminkan control motorik halus atas bagian-bagian tubuh ini.

Gambar 11. Bagian-bagian tubuh yang dikendalikan oleh korteks motorikKorteks PremotorikKorteks premotorik terletak di permukaan lateral tiap-tiap hemisfer di depan korteks motorik primer, diyakini penting dalam mengorientasikan tubuh dan lengan kea rah sasaran tertentu. Korteks premotorik dituntun oleh masukan sensorik yang diproses oleh korteks parietalis posterior, suatu daerah yang terletak posterior dari korteks somatosensorik primer. Kedua daerah motorik yang lebih tinggi ini memiliki banyak interkoneksi anatomis dan tampaknya saling berhubungan erat secara fungsional. Apabila salah satu dari kedua daerah ini rusak, individu yang bersangkkutan tidak dapat mengolah informasi sensorik kompleks untuk menyelesaikan gerakan bertujuan dalam konteks spatial. Penderita tersebut, misalnya, tidak dapat memanipulasi sendok-garpu sewaktu makan.Basal GangliaBasal ganglia atau biasa disebut nucleus basal terdiri dari beberapa massa substansia grisea yang terletak jauh di dalam substansia alba sereberum. Dalam system saraf, nucleus mengacu kepada agregasi fungsional badan-badan neuron. Nucleus basal memiliki peran kompleks dalam mengontrol gerakan selain memiliki fungsi-fungsi nonmotorik yang masih belum begitu diketahui. Pentingnya nucleus basal dalam control motorik tampak jelas pada penyakit-penyakit yang mengenai daerah ini, yang tersering adalah penyakit Parkinson. Penyakit ini berkaitan dengan defisiensi dopamin, suatu neurotransmitter penting di nucleus basal. Akibat kekurang dopamine untuk menjalankan peran normalnya, timbul 3 jenis gangguan motorik yang khas untuk penyakit Parkinson: (1) peningkatan tonus otot atau rigiditas (kekakuan); (2) gerakan-gerakan involunter yang tidak berguna dan tidak diinginkan, misalnya tremor istirahat (sebagai contoh, tangan secara ritmis bergetar sehingga pasien sulit atau tidak mungkin memegang secangkir kopi); dan (3) perlambatan inisiasi dan pelaksanaan perilaku-perilaku motorik yang berbeda. Para pengidap penyakit Parkinson sulit menghentikan suatu aktivitas yang sedang berjalan. Apabila sedang duduk, pasien cenderung tetap duduk, dan jika berdiri mereka melakukannya dengan sangat lambat.SerebelumSerebelum penting dalam keseimbangan serta dalam merencanakan dan melaksanakan gerakan volunter. Serebelum, yang melekat ke belakang bagian atas batang otak, terletak di bawah lobus oksipitalis korteks. Serebelum terdiri dari tiga bagian yang secara fungsional berbeda, yang diperkirakan terbentuk secara berurutan selama evolusi. Bagian-bagian ini memiliki sendiri rangkaian masukan dan keluaran dan, dengan demikian masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Vestibuloserebelum penting untuk mempertahankan keseimbangan dan mengontrol gerakan mata. Spinoserebelum mengatur tonus otot dan gerakan volunteer yang terampil dan terkoordinasi. Sewaktu daerah-daerah motorik korteks mengirim pesan ke otot-otot untuk melaksanakan gerakan tertentu, spinoserebelum juga diberi informasi mengenai perintah motorik yang diinginkan. Selain itu daerah ini menerima masukan dari reseptor-reseptor perifer yang memberitahu mengenai apa yang sebenarnya terjadi berkaitan dengan gerakan dan posisi tubuh. Serebroserebelum berperan dalam pencernaan dan inisiasi aktivitas volunter dengan memberikan masukan ke daerah-daerah motorik korteks. Bagian ini juga merupakan daerah serebelum yang terikat dalam ingatan prosedural.

Gambar 12. SerebelumMedulla SpinalisBatang otak yang terdiri dari medulla, pons, dan otak tengah (midbrain), adalah penghubung penting antara bagian otak lainnya dengan korda spinalis. Semua serat-serat yang datang dan pergi antara pusat-pusat di otak dan perifer harus melewati batang otak, dengan serat-serat yang datang memancarkan informasi sensorik ke otak dan serat-serat yang keluar membasa sinyal perintah dari otak untuk keluaran eferen. Beberapa serat hanya sekedar lewat, tetapi sebagian besar bersinaps di dalam batang otak untuk pengolahan penting.

Kesimpulan Kontraksi otot yang terus menerus dan metabolisme otot yang kurang bekerja secara efektif dapat terjadinya suatu disfungsi termasuk kelelahan. Jadi tungkai lemas bisa juga diakibatkan oleh kontraksi yang terus menerus, metabolisme yang kurang bekerja efektif dan disebabkan oleh penimbunan asam laktat yang dibentuk melalui proses glikolisis anaerob.

Daftar pustaka1. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar. Edisi ke-10. jakarta: EGC; 2007.2. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Histologi. Edisi ke-2. Jakarta: Universitas Trisakti; 2009.3. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta : penerbit buku kedokteran egc, 2003.h. 130 90.4. Suratun, Heryati, Manurung Santa. Klien Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.h.13-85. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 6. Jakarta: EGC, 2007 .h.3006. Thomson H. Oklusi. Jakarta : penerbit buku kedokteran egc, 2007.h. 56.7. Widyastuti P.Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:Penerbit Buku EGC.2004.h.1218. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 2. Jakarta: EGC, 2001.h.118-35Universitas Kristen Krida Wacana1