21
Gemetar dan Rasa Kaku pada bagian Ekstremitas Atas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat Pendahuluan Setiap manusia pasti melakukan aktivitas kerja tiap harinya, yang melibatkan seluruh anggota gerak tubuh seperti tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Pekerjaan yang dilakukan manusia berbeda-beda, ada yang menggunakan kerja fisik dan kerja mental, biasanya manusia menggunakan fisiknya untuk melakukan pekerjaan tersebut. Setiap melakukan aktivitas kerjanya, manusia membutuhkan energi atau tenaga, karena hal itu sangat berpengaruh terhadap efektifitas manusia dalam bekerja. Karena akibat dari aktivitas yang kita lakukan sehari-hari, kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan pada otot. Gangguan yang terjadi dapat berupa gangguan ringan maupun gangguan yang berat tergantung pada aktivitas yang kita lakukan. Gangguan tersebut dapat berupa rasa sakit, pegal- pegal dan rasa nyeri pada diseluruh atau hanya pada beberapa bagian pada tubuh. Dalam karya tulis ini penulis akan menjelaskan secara singkat struktur tulang dan otot, bagian- bagian pada ekstremitas atas, cara kerja kontraksi otot dan bagaimana terjadinya tremor.

Makalah Blok 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PBL

Citation preview

Gemetar dan Rasa Kaku pada bagian Ekstremitas Atas

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat

PendahuluanSetiap manusia pasti melakukan aktivitas kerja tiap harinya, yang melibatkan seluruh anggota gerak tubuh seperti tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Pekerjaan yang dilakukan manusia berbeda-beda, ada yang menggunakan kerja fisik dan kerja mental, biasanya manusia menggunakan fisiknya untuk melakukan pekerjaan tersebut. Setiap melakukan aktivitas kerjanya, manusia membutuhkan energi atau tenaga, karena hal itu sangat berpengaruh terhadap efektifitas manusia dalam bekerja. Karena akibat dari aktivitas yang kita lakukan sehari-hari, kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan pada otot. Gangguan yang terjadi dapat berupa gangguan ringan maupun gangguan yang berat tergantung pada aktivitas yang kita lakukan. Gangguan tersebut dapat berupa rasa sakit, pegal-pegal dan rasa nyeri pada diseluruh atau hanya pada beberapa bagian pada tubuh. Dalam karya tulis ini penulis akan menjelaskan secara singkat struktur tulang dan otot, bagian-bagian pada ekstremitas atas, cara kerja kontraksi otot dan bagaimana terjadinya tremor.TULANGTulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah bila mendapat tekanan. Seperti jaringan ikat lain, tulang terdiri atas sel-sel, serabut-serabut, dan matriks. Tulang bersifat keras karena matriks ektraselularnya mengalami kalsifikasi, dan mempunyai derajat elastisitas tertentu akibat adanya serabut-serabut organic.1 Karena sudah terjadi kalsifikasi, tulang tidak dapat mendapatkan makanan dengan cara difusi, sehingga terbentuklah jaringan pembuluh darah didalam tulang.Tulang terdiri atas dua bentuk, tulang kompakta dan tulang spongiosa. Tulang kompakta tampak sebagai masa yang padat; tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula. Trabekul disusun sedemikian rupa sehingga tahan akan tekanan dan tarikan yang mengenai tulang.1 Klasifikasi Tulang1. Tulang PanjangTulang panjang mempunyai bentuk yang panjang dan ramping.2 Panjangnya lebih besar dari lebarnya.1 Biasanya ditemukan pada tulang-tulang ekstremitas (contoh: os humerus, os femur). Tulang ini mempunyai corpus berbentuk tubular, diaphysis, dan biasanya dijumpai epiphysis pada ujung-unjungnya. Selama masa pertumbuhan, diaphysis dipisahkan dari epiphysis oleh cartilage epiphysis. Bagian diaphysis yang berdekatan dengan cartilage epiphysis disebut metaphysis. 1 Dinding dari bagian diaphysis dilapisi dengan tulang kompakta. Tulang kompakta, yang merupakan bagian tulang yang keras, membentuk sebuah lapisan pelindung yang mengelilingi sebuah rongga yang berada ditengah-tengah yang disebut cavitas medularis.2 Didaerah cavitas medularis terdapat sum-sum tulang. Ujung-ujung tulang panjang terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selapis tipis tulang kompakta.1,22. Tulang PendekTulang-tulang pendek ditemukan pada tangan dan kaki (contoh: os scaphoideum, os lunatum, os talus, os calcaneus). Bentuk tulang ini umumnya pendek dan segiempat, terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selapis tulang kompakta.1,3. Tulang PipihTulang pipih ditemukan pada tempurung kepala (contoh: os frontale, os parietale). Bagian dalam dan luar tulang ini terdiri atas lapisan tipis tulang kompakta, disebut tabula, yang dipisahkan oleh selapis tipis tulang spongiosa, disebut diploe.14. Tulang IregularTulang-tulang irregular merupakan tulang yang tidak termasuk di dalam kelompok yang telah disebutkan di atas (contoh: tulang-tulang terngkorak, vertebrae, dan os coxae). Tulang ini tersusun dari lapisan tipis tulang kompakta di bagian luarnya dan bagian dalamnya disusun oleh tulang spongiosa.1

5. Tulang SesamoidTulang sesamoid merupakan tulang kecil yang ditemukan pada tendo-tendo tertentu, tempat terdapat pergeseran tendo pada permukaan tulang. Sebagian besar tulang sesamoid tertanam di dalam tendo dan permukaan bebasnya diliputi oleh cartilage. Tulang sesamoid yang terbesar adalah patella, yang terdapat pada tendo musculus quadriceps femoris. Fungsi tulang sesamoid adalah mengurangi friksi pada tendo, dan mengubah arah tarikan tendo.1Sel Tulang1. OsteoblasOsteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organic matriks tulang. Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang, dan letaknya bersebelahan, mirip epitel selapis. Bila osteoblas aktif menyintesis matriks, osteoblas memiliki bentuk kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik. Bila aktivitas sintesisnya menurun, sel tersebut menjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya akan menurun. Beberapa osteoblas secara berangsur dikelilingi oleh matriks yang baru terbentuk dan menjadi osteosit. Selama proses ini, terbentuk rongga yang disebut lacuna.22. OsteositOsteosit yang berasal dari osteoblas, terletak di dalam lacuna yang terletak di dalam lamella-lamela matriks. Hanya ada satu osteosit di dalam lacuna. Bila dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk kenari tersebut memiliki reticulum endoplasma kasar dan kompleks golgi serta kromatin inti yang lebih padat. Sel-sel ini secara aktif terlibat untuk mempertahankan matriks tulang, dan kematiannya diikuti oleh resorpsi matriks tersebut.23. OsteoklasOsteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel yang melebar mengandung 5 sampai 50 inti. Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal sebagai lacuna howship.2

TULANG RAWANTulang rawan ditandai dengan suatu matriks ekstrasel yang banyak mengandung glikosaminoglikan dan proteoglikan, yaitu makromolekul yang berinteraksi dengan serat kolagen dan elastin. Variasi komposisi komponen matriks ini menghasilkan 3 jenis tulang rawan, yang sesuai dengan kebutuhan biomekanika setempat.3 Tulang rawan merupakan bentuk khusus jaringan ikat dengan konsistensi matriks ekstraselular yang keras sehingga memungkinkan jaringan ini menahan stress mekanik tanpa terbentuknya distorsi yang permanen. 3 Tulang rawan tidak mempunyai pembuluh darah dan mendapat nutrisi melalui difusi dari kapiler jaringan ikat sekitarnya atau melalui cairan sinovia di rongga sendi.3,4Tulang rawan berasal dari mesenkim. Modifikasi pertama yang tampak adalah membulatnya sel-sel mesenkim, dengan cara memendekkan cabang-cabangnya, dan membelah dengan cepat serta membentuk kondensasi mesenkim dari kondroblas. Sel-sel yang terbentuk melalui diferensiasi langsung dari sel-sel mesenkim ini disebut kondroblas, memiliki sitoplasma basofilik yang kaya akan ribosom.3 Kondroblas mulai mensekresi jaringan matriks tulang rawan yang pada akhirnya jaringan ini akan membentuk ruangan dan mengelilingi kondroblas. Jaringan ini disebut lacuna. Kondroblas yang terselubung dengan lacuna disebut kondrosit. Sel ini masih dapat membelah lagi membentuk suatu grup, dapat membelah menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, atau bahkan lebih banyak lagi sel di dalam sebuah lacuna. Grup ini disebut Isogenus.4 Sedangkan sel-sel mesenkim yang mengelilingi tulang rawan, memadat dan membentuk sebuah lapisan yang disebut perikondrium.4Tulang Rawan Hialin Tulang rawan hialin adalah bentuk tulang rawan yang paling umum dijumpai dan paling banyak dipelajari. Terdapat pada sendi, hidung, trakea, bronkus. Tulang rawan hialin segar berwarna putih-kebiruan dan bening. Empat puluh persen berat kering tulang hialin terdiri dari kolagen, yang terbenam dalam jel berhidrasi yang solid dair proteoglikan dan glikoprotein structural.3Kolagen tidak dapat dilihat karena 2 hal: kolagen terdapat berupa fibril yang memiliki dimensi submikroskopik; dan indeks refraksi serabut hampir sama dengan indeks refraksi substansi dasar tempat terbenamnya serabut ini.3 Sehingga bila menggunakan mikroskop cahaya, matriks tulang rawan hialin akan terlihat homogen.4Tulang Rawan ElastinTulang rawan elastic ditemukan di aurikula telinga, dinding liang telinga luar, tuba auditorius, epiglotis, dan tulang rawan kunieformis di laring. Tulang rawan elastic pada dasarnya identik dengan tulang rawan hialin, kecuali banyaknya kandungan serat elastic halus yang membentuk jalinan, selain serabut kolagen type II. Tulang rawan elastis segar memiliki warna kekuningan karena adanya elastin dalam serat elastin.3FibrokartilagoFibrokartilago adalah jaringan intermediet antara jaringan ikat padat dan tulang rawan hialin. Jaringan ini ditemukan di diskus invertebralis, di tempat pelekatan beberapa ligament pada permukaan tulang rawan dari tulang, dan di simfisis pubis. Pada fibrokartilago, sejumlah besar serat kolagen dapat menyusun berkas-berkas tak teratur di antara kelompok kondrosit atau tersusun pararel di sepanjang kolom-kolom kondrosit. Arah susunan tersebut bergantung pada tekanan yang bekerja pada fibrokartilago karena berkas kolagen cenderung berespons dalam arah pararel terhadap tekanan tersebut. Tidak terdapat adanya perikondrium yang dapat dikenali dalam fibrokartilago.3Makro

Tulang anggota gerak atas (ekstremitas superior) terdiri dari: Scapula dan clavicula membentuk gelang bahu, humerus, radius dan ulna yang akan membentuk lengan bawah. pada bagian pergelangan tangan sampai ke jari-jari terdiri dari: 8 tulang carpal, 5 tulang metacarpal dan 14 tulang phalanges.5Scapula (gambar 1) adalah tulang pipih berbentuk segitiga. Tulang ini terletak di atas iga di bagian belakang toraks, tetapi tidak berartikulasi dengan iga-iga tersebut. Scapula dipertahankan oleh otot-otot yang melekatkannya pada iga dan colunma vertebralis. Hal ini memungkinkan gerakan yang bebas pada gelang bahu, gerakan menggapai ke depan dan ke belakang serta ke samping. Tulang ini jarang patah akibat jatuh, karena ia tertanam di dalam otot. Scapula mempunyai tiga sisi dan tiga sudut. Bagian terbawah disebut sudut karena paling tajam dan mudah diraba. Permukaan depan berbentuk konkaf yang menyesuaikan dari dengan lengkung iga. Permukaan posterior berbentuk konveks dan mempunyai tonjolan yang disebut spina scapula. Spina scapula menjadi tempat perlekatan otot dan membentuk dua cekungan (fossa), satu di atas dan satu di bawah.5Sudut luar mempunyai cekungan dangkal yang disebut cavum glenoid, yang merupakan tempat untuk kepala humerus guna membentuk sendi bahu. Diatas kavum ini terdapat dua prosesus berikut.51. Akromion, prosesus yang lebih besar, yang saling tumpang tindih denga kavum glenoid dan berartikulasi denga clavicula untuk membentuk gelang bahu.52. Prosessus coracoid, yang menonjol ke depan dan berbentuk kait.5Kedua prosesus diatas mudah diraba. Prosesus tersebut merupakan tempat perlekatan otot dan berperan mempertahankan kepala humerus pada tempatnya dan mencegah dislokasi ke atas.5Clavicula merupakan sebuah tulang panjang, berbentuk S. Tulang ini berartikulasi dengan sternum pada unjung sternum (dada) dan denga skapula pada ujung akromion (luar). Kedua ujung mudah dibedakan satu sama lain. Ujung dalam berbentuk piramida, sedangkan ujung luar pipih dan mirip prosesus akromion skapula. Ujung luar berartikulasi dengan akromion tulang klavikula terletak persis di bawah kulit dan mudah diraba sepanjang strukturnya. Daru ujung sternum, tulang mula-mula melengkung ke depan, kemudian ke belakang. Ia mempertahankan posisi skapula dan bila tulang ini patah, bahu jatuh ke depan dan ke bawah. Klavikula merupakan satu-satunya tulang yang menghubungkan tulang-tulang ekstremitas atas dengan rangka aksila karena skapula tidak berartikulasi dengan iga maupun kolumna vertebralis. Tulang ini mudah patah akibat benturan pada bahu, karena ia tertekan antara sternum dan titik benturan. Sebenarnya tulang ini lebih baik patah. Bila tidak, akan terjadi cedera pada leher. Di leher banyak terdapat struktur penting atau pada sendi bahu.5Humerus merupakan tulang terbesar dan terpanjang pada ekstremitas atas. Ujung atasnya memiliki kepala berbentuk hemisferis, dilapisi tulang rawan hialin, yang berartikulasi dengan kavum glenoid skapula untuk membentuk sendi bahu. Leher anatomis membentuk penyempitan ringan yang menghubungkan kepala dan tuberculum major et minor. Teberkulum mayor dan minor terletak di bawah leher dan merupakan tempat perlekatan otot. Di antara kedua tuberkulum terdapat alur yang dalam yang merupakan tempat lewat salah satu tendon otot bisep. Shaft humerus mempunyai sejumlah permukaan kasar untuk tempat perlekatan otot. Yang paling nyata adalah tuberositas deltoid di sisi luar, yang merupakan tempat insersi otot deltoid. Sebuah alur yang berjalan oblik mengelilingi shaft humerus memberu tempat bagi nervus radialis, yang merupakan salah satu dari tiga saraf utama ekstremitas atas.5

Radius merupakan tulang bagian luar pada lengan bawah. Ujung atasnya lebih kecil dan mempunyai kepala berbentuk piring dengan cekungan pada permukaan atasnya untuk berartiklulasi dengan kapitulum humerus. Kepala radius juga berartikulasi dengan ulna. Leher radius merupakan bagian yang menyempit di bawah kepala dan pada sisi ulna terdapat tonjolan (tuberositas radial) yang merupakan tempat insersi otot biceps. Shaft radius memiliki pinggir tajam ke arah ulna, tempat asal selapis jaringan fibrosa (membrana interossea) yang membentang ke arah ulna sehingga menghubungkan ke dua tulang tersebut. Ujung bahah radius berukuran lebih besar dan berperan dalam pembentukan sendi pergelangan tangan; juga memiliki tonjolan (prosessus stiloid) yang dapat diraba pada basis ibu jari.5Ulna terletak pada sisi dalam dari lengan bawah. Ujung atasnya berbentuk seperti kait dan memiliki dua penonjolan besar; olekranon masuk ke dalam fossa olekranon humerus ketika lengan diluruskan dan batas atasnya membentuk tonjolan siku. Olekranon merupakan tempat insersi tendon otot triseps. Prosessus coronoid berukuran lebih kecil dan menonjol ke arah depan. Kedua prosesus ini berperan dalam pembentukan ceruk troklear yang berartikulasi dengan troklea humerus. Ceruk radial adalah cekungan pada bagian atas proses koronoid yang berartikulasi dengan kepala radius dan memungkinkan tangan bergerak memutar.5Tulang-tulang carpalia terdiri dari 8 tulang yang tersusun dalam 2 baris (masing-masing terdiri atas 4 tulang). Tulang tulang berisan proksimal adalah scaphoideum, lunatum, triquetrum dan pisiforme. Tiga tulang yang pertama berartikulasi denga radius. Tulang-tulang berisan terdiri dari trapezium, trapezoideum, capitatum dan hamatum. permukaan karpal yan membentuk telapak tangan mempunyai cekungan dalam (celah karpal) yang ditutupi pita fibrosa dan dilalui nervus medianus dan beberapa tendon ke arah tangan. Celah ini disebut juga terowongan carpal. 5Tulang-tulang metacarpal (metakarpus) adalah 5 tulang panjang mini yang terletak membujur di telapak tangan. Basis tulang-tulang ini berartikulasi dengan barisan distal karpal; kepala tulang-tulang ini berartikulasi dengan phalang. Metakarpal pertama, yang berartikulasi dengan 2 phalang membentuk ibu jari, dapat bergerak lebih bebas dibanding 4 metakarpal lain, serta dapat dipertemukan (opposed) dengan jari-jari lain, sehingga meningkatkan tenaga genggaman. Phalanges juga merupakan tulang panjang mini, 3 untuk masing-masing jari dan 2 untuk ibu jari.5

Otot

Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tigas jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jangtung. Otot menyebebkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.1 Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang bentuknya panjang dan ramping.1 Tiap-tiap sel mempunyai serabut otot dan beberapa serabut otot ini dikumpulkan menjadi sebuah alat tubuh yang disebut otot (daging). Otot merupakan jaringan eksitabel atau jaringan peka rangsang, yang dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi potensial.1

A. Fungsi otot1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian-bagian organ internal tubuh.12. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.13. Produksi panas. Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu normal tubuh.1B. Ciri-ciri otot1. Kontraktilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga kita melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terelongasi karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan menghasilkan pemendekan yang terbatas.12. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.13. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks.14. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang.1C. Klasifikasi jaringan otot. Otot diklasifikasikan secara struktural berdasarkan ada tidaknya striasi silang (lurik) dan secara fungsional berdasarkan kendali konstruksinya volunter (sadar) atau involunter (tidak sadar) dan juga berdasarkan lokasi seperti otot jantung, yang hanya ditemukan di jantung.1D. Klasifikasi ototBerdasarkan morfologi, cara kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibagi menjadi tiga jenis.1a. Otot LurikSeperti halnya tulang, otot memiliki beberapa jenis. Otot lurik disebut juga otot rangka karena otot jenis ini menempel pada rangka dan menjadi alat gerak utama. (gambar 1). Otot lurik memiliki sel yang berbentuk silindris dan memiliki banyak inti. Kerja otot lurik dikendalikan oleh sistem saraf pusat dan disadari.1Berdasarkan cara melekatnya di tulang, terdapat dua bagian otot, yaitu origo dan insersio. Origo merupakan ujung otot yang menempel di tulang yang kedudukannya tetap (tumpuan) ketika otot berkontraksi. Adapun insersio merupakan bagian otot yang menempel pada tulang yang akan digerakan ketika otot berkontraksi.1

Gambar 1. Otot Lurik.1

b. Otot PolosOtot polos sering juga disebut otot organ dalam atau otot viseral. Otot polos terdapat di organ-organ dalam, misalnya di saluran-saluran dalam sistem pernapasan, sisterm pencernaan, pembuluh darah dan saluran air seni. Bentuk sel-sel otot polos menyerupai gelendong dengan satu inti di tengah (gambar 2). Otot polos tidak dikendalikan oleh sistem saraf pusat sehingga otot-otot polos bekerja di luar kesadaraan.1

Gambar 2. Otot Polos1c. Otot JantungOtot jantung memiliki struktur mirip dengan struktur otot lurik. Hal yang membedakannya adalah serabut otot jantung memiliki percabangan di serabut-serabut ototnya. Otot jantung menggerakkan jantung dan jenis sarafnya adalah saraf otonom. Oleh kerana itu, otot jantung bekerja di luar kesadaran.2

Gambar 3. Otot Jantung.2E. Mekanisme Kontraksi Otot1. Di awal siklus kontraksi. ATP berikatan dengan kepala miosin di sisi enzim yang menghidrolisis, ATPase.32. ATPase memecah ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik. Keduanya tetap melekat di kepala miosin (ATP ADP + P + energi).33. Energi yang dilepas melalui proses hidrolisis mengaktivasi kepala miosin ke dalam posisi yang condong, siap mengikat aktin.34. Ion-ion kalsium, yang telah dilepas retikulum sarkoplasma berikatan dengan troponin yang melekat pada tropomiosin dan aktin.35. Kompleks troponon ion kalsium mengalami perubahan sususan yang memungkinkan tropomiosin menjauhi posisi penghalang aktinnya.36. Sisi pengikat-miosin pada aktin kemudian terbuka untuk memungkinkan terjadinya perlekatan pada sisi pengikat-aktin di kepala miosin.37. Saat pengikatan, ADP dan fosfat anorganik dilepas dari kepala miosin, dan kepala miosin bergerak dan berputar ke arah yang berlawanan untuk menarik filamen aktin yang melekat menuju pita H. Peristiwa ini disebut power stroke kepala miosin.38. Kepala miosin tetap terikat kuat pada aktin sampai sebuah molekul baru ATP melekat padanya dan melemahkan ikatan antara aktin dan miosin.39. Kepala miosin terlepas dari aktin, condong kembali dan siap untuk melekat pada aktin di sisi baru, berputar dan kembali menarik untuk mengulangi siklus.310. Siklus tersebut terjadi dalam ribuan kepala miosin selama masih ada stimulasi saraf dan jumlah ion kalsium serta ATP mencukupi.311. Relaksasi otot terjadi saat stimulasi saraf berhenti dan ion kalsium tidak lagi dilepas. Ion kalsium ditransfer kembali ke retikulum sarkoplasma dengan pompa kalsium dalam membran retikulum sarkoplasma.312. Rigor mortis. ATP diperlukan untuk melepas miosin dari aktin. Penipisan ATP dalam otot secara total dan ketidakmampuan untuk menghasilkan lebih banyak ATP seperti yang terjadi setelah mati, mengakibatkan terjadinya perlekatan permanen aktin-miosin.3F. Sumber Energi untuk KontraksiKarena ATP yang tersimpan dalam otot biasanya akan habis setelah sepuluh kali kontraksi. Maka ATP harus dibentuk kembali untuk kelangsungan aktivitas otot melalui sumber lain.11. Kreatin Fosfat (CP)Senyawa yang berenergi tinggi lainnya, merupakan sumber energy yang langsung tersedia untuk memperbaharui ATP dari ADP (CP+ADPATP+keratin)6. CP memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung saat ATP tambahan dibentuk melalui glukosa secara anaerob dan aerob.CP menyediakan energy untuk sekita 100 kontraksi dan harus disintesis ulang dengan cara memproduksi lebih banyak ATP (ATP+keratinADP+CP). ATP tambahan terbentuk dari metabolism glukosa dan asam lemak melalui reaksi aerob dan anaerob.2. Reaksi anaerob (jalur glikolisis)Otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa memakai oksigen dengan menggunakan ATP yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob, langkah pertama dalam respirasi selular. Glikolisis berlangsung dalam sarkoplasma, tidak memerlukan oksigen dan melibatkan pengubahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat.1Glikolisis anaerob berlangsung cepat tetapi tidak efisien karena hanya menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa. Glikolisis dapat memenuhi kebutuhan ATP untuk kontraksi otot dalam waktu singkat jika persediaan oksigen tidak mencukupi. Pembentukan asam laktat dalam glikolisis.13. Reaksi aerob (memakai oksigen)Saat aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbentuk melalui glikolisis anaerob mengalir ke mitokondria sakoplasma untuk masuk dalam siklus asam sitrat (trikarbosilat) untuk oksidasi. Jika ada oksigen, glukosa terurai dengan sempurna menjadi CO2, air dan energi ATP. Reaksi aerob berlangsung lambat tetapi efisien, menghasilkan energi sampai 36 mol ATP per mol glukosa.1

G. Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan:a. Otot harus kontraksi dan menyilangi sendi (kecuali yang melekat pada kulit atau organ tubuh).b. Gerakan saat kontraksi otot: inserseio origoc. Sendi: bisa satu aksis atau lebih. Posisi persilangan otot terhadap aksis arah gerakan.d. Otot dapat menyilangi lebih dari satu aksis sesuai dengan jumlah aksis pada sendi yang disilanginya.e. Otot dapat menyilangi satu sendi (monoartikuler), dan menyilangi lebih dari satu sendi (polyartikuler).f. Bidang gerakan otot selalu tegak lurus dengan aksisnya.1

Mekanisme Terjadinya Tremor pada Penyakit ParkinsonPenyakit Parkinson merupakan penyakit degeneratif syaraf . Orang yang terkena penyakit Parkinson mengalami kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot. Parkinson menyerang sekitar 1 di antara 250 orang yang berusisa di atas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia di atas 65 tahun.6Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika otak memerintahkan suatu aktivitas misalnya mengangkat lengan, maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks otak besar. Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia yang disebut neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan diantara saraf-saraf.6Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat. Tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selam tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, kemudian akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.6Penderita mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari-hari semakin sulit dilakukan.Penderita mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika penderita sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.6

Kesimpulan

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan, tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Penyebab pasti penyakit Parkinson masih belum diketahui, meskipun penelitian mengarah pada kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Daftar Pustaka1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.119-232. Pollard, Thomas D, Earnshaw, William C. Cell biology. Philadelphia: Saunders. 20073. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.122-384. Tambayong J. Histologi dasar: Teks dan atlas. Edisi ke-10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2007.h.128-545. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.165-786. Isselbacher, Braunwald, Wilson et al. Harrison: prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Edisi ke-13. vol 1. Yogyakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2007.h.147-51