30
Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita “DDST (DENVER DEVELOPMENT SKRINING TEST)” OLEH : KELOMPOK 6 Khusnul mukaddimah kiki reski ananda Jusmiati syarif jusrawita Ismatul amriah ismawati.h JENI FEBRIANI D III KEBIDANAN STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA 2013 STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 1

makalah DDST

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

“DDST (DENVER DEVELOPMENT SKRINING TEST)”

OLEH :KELOMPOK 6

Khusnul mukaddimah kiki reski ananda

Jusmiati syarif jusrawita

Ismatul amriah ismawati.h

JENI FEBRIANI

D III KEBIDANAN STIKES PANRITA HUSADA

BULUKUMBA2013

KATA PENGANTAR

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 1

Page 2: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

Puji syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami menyelesaikan makalah ini

yang alhamdulillah tepat pada waktunya mengenai DDST( Denver Development

Skrining Test).

Makalah ini berisi mengenai tentang Asuhan kebidanan neonates,bayi,dan

balita atau khususnya membahas tentang DDST (Denver Development Skrining

Test). Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga

ALLAH SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin

Bulukumba, 31 Oktober 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 2

Page 3: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

Halaman Judul…………………………………………………………………..1

Kata Pengantar…………………………………………………………............2

Daftar isi…………………………………………………………………………3

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………..…….4

B. Rumusan Masalah…………………………………………….………….5

C. Tujuan ………………………………………………………….………..5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Definisi DDST……………………………………….……………………6

B. Manfaat DDST..…………………………………………………………..7

C. Perkembangan DDST…………………………………………………….7

D. Petunjuk pemakaian…………………………….………………………..15

E. Contoh kasus…………………………………………………………….17

F. Macam tes pemakaian……………………………………………………18

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………….…………………..20

B. Saran …………………………………………………………………….20

Darter Pustaka……………………………………………………………………21

BAB I

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 3

Page 4: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara

efektif dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak prasekolah yang

mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata

89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun

kemudian.

DDST adalah test untuk masalah pada perkembangan anak yang biasa

dilakukan pada masa prasekolah. Test tersebut dikelompokkan empat kategori

yaitu kontak social, keterampilan motorik halus, bahasa, dan keterampilan

motorik kasar dan termasuk barang-barang seperti tersenyum spontan yang biasa

dilakukan untuk anak tiga

Untuk bayi, pengujian sering berfungsi untuk meyakinkan orang tua atau

untuk mengidentifikasi sifat masalah cukup awal diharapkan untuk

memperlakukan mereka. Later in childhood, testing can help delineate academic

and social problems, again, hopefully in time to remedy them. Kemudian pada

masa kanak-kanak, pengujian dapat membantu masalah-masalah akademik dan

sosial menggambarkan, sekali lagi, mudah-mudahan dalam waktu untuk

memperbaiki mereka DDST dilakukan terhadap anak usia 0 bulan sampai 5 tahun.

Pemeriksaan DDST pada anak yang normal dan anak yan abnormal dapat

dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

Hasil yang dapat disimpulkan yaitu :

a) Dengan nilai Keterlambatan (abnormal) apabila terdapat 2

keterlambatan atau lebih pada 2 sektor, bola dalam satu sector

didapat dua keterlambatan lebih ditmbah satu sector atau lebih

tepat satu keterlambatan

b) Meraguakan apabila satu sector terdapat dua keterlambatan atau

lebih, satu sector atau lebih didapatkan satu keterlambatan

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 4

Page 5: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

c) Dapat juga dengan menentukann ada tidaknya keterlambatan pada

masing-masing sector nila nilai tiap sector atau tidak

menyimpulkan gangguan perkembangan keseluruhan

B.Rumusan Masalah

1. Apa definisi DDST ?

2. Apa manfaat DDST ?

3. Bagaimana perkembangan DDST ?

4. Bagaimana petunjuk pemakaian ?

5. Contoh kasus

6. Sebutkan macam pemakaian DDST ?

C.     Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui Definisi DDST

2.      Mengetahui Manfaat DDST

3.      Mengetahui Perkembangan DDST

4.      Mengetahui petunjuk pemakaian

5. Mengetahui ccontoh kasus.

6. mengetahui macam pemakaian DDST

BAB II

PEMBAHASAN

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 5

Page 6: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

A.    Definisi DDST

DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari

metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test

diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk

metode screening yang Baik. Test ini dikembangkan pada 6 tahun pertama

kehidupan anak, dengan penekanan pada 2 tahun pertama mudah dan cepat (15-

20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.

“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku

pada anak pra sekolah. Test ini dikembangkan william K. Frankenburg (yang

mengenalkan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST

dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado.

DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat

menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter

spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan

dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa

kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan

standarisasi dari DDST dan DDST-R (revised denver developmental screening

test). Perbedaaan denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item

test, bentuk, interprestasi dan rujukan. Pembahasan mengenai DDST dalam

sejarahnya tidak terlepas dari denver developmental material.

Denver developmental material bermanfaat bagi petugas kesehatan yang

memberi perawatan langsung pada anak. Dengan prosedur yang sederhana dan

cepat, metode ini dapat digunakan oleh tenaga professional maupun para

professional. Prosedur tersebut dirancang untuk perkembangan anak yang optimal

sejak lahir hingga usia 6 tahun melalui panduan dan identifikasi yang memerlukan

evaluasi tambahan. Materi pokok, yakni PDQ II, apparent answered

questionnaire, dan the denver II, merupakan program surveilans perkembangan

yang tepat untuk situasi ketika waktu yang tersedia sempit.

B.     Manfaat DDST

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 6

Page 7: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali

sulit dideteksi dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk

membantu petugas kesehatan dalam mendeteksi perkembangan anak usia dini.

Menurut study yang dilakukan oleh The public health agency of Canada, DDST

adalah metode test yang paling banyak digunakan untuk masalah perkembangan

anak.

Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :

1.      Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya

2.      Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat

3.      Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala

kemungkinan adanya kelainan perkembangan

4.      Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan

5.      Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan

C.    Perkembangan Menurut DDST II

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,

sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses

diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang

berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi

fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku

sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver

Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental

Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 7

Page 8: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu

yang dibutuhkan 15-20 menit.

1.      Aspek Perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 125 tugas perkembangan.

Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas

Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai :

a.       Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungannya.

b.      Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

Language (bahasa) Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,

mengikuti perintah dan berbicara spontan

c.       Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

2.      Cara menghitung usia anak

Telah disebutkan di awal bahwa penerapan DDST ditunjukan untuk

menilai perkembangan anak berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum

melakukan test ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut.

Untuk menghitung usia anak, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut :

a.       Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan test

b.      Kurangi dengan cara bersusun tanggal, bulan, dan tahun kelahiran anak

c.       Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 8

Page 9: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

dari angka bulan didepannya

d.      Hasilnya adalah usia anak dalam tahun,bulan, dan hari

e.       Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu

f.       Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir kurang

dari 2 minggu atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas

dengan cara mengurangi umur anak dengan jumlah minggu tersebut

Contoh :

Rumus menghitung umur anak (pelaksanaan tugas)

Rumus : umur = tanggal pada waktu test dikurangi tanggal lahir

Tanggal test : 1990 3 13

Tanggal lahir : 1989 1 5

Umur : 1 2 8

3.      Alat yang digunakan

a.       Alat peraga :

benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan,

peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/

kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna

(tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).

b.      Lembar formulir DDST II

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara

melakukan tes dan cara penilaiannya.

4.      Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 9

Page 10: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

a.       Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang

berusia :

3-6 bulan

9-12 bulan

18-24 bulan

3 tahun

4 tahun

5 tahun

b.      Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya

hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan

dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

5.      Pelaksanaan test

Penting untuk anak :

Dibutuhkan kerjasama yang aktif dan anak sehingga anak harus

merasa aman dan senang

Anak tidak sedang sakit

Anak tidak ngantuk, lapar,haus, sedang marah, rewel

Ruangan cukup luas, cukup ventilasi dan kesan menyenangkan

bagi anak

Ajak anak bermain

Penting untuk orang tua

Diberitahu bahwa ini bukan test IQ

Beritahu tujuan test

Beritahu ortu bahwa pemeriksaan tidak mengharapkan anak dapat

melakukan semua tugas yang diberikan kepada anak

Penting untuk pelaksana test

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 10

Page 11: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

a. Item-item test sebaiknya disajikan secara fleksibel. Akan tetapi lebih

dianjurkan mengukuti petunjuk berikut :

Item yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya

didahulukan, misalnya sektor personal-sosial, baru kemudian

dilanjutkan dengan sector motorik halus-adaptif

Item yang lebih mudah didahulukan. Berikan pujian pada

anak jika ia dapat menyelesaikan tugas dengan baik, juga

saat ini mampu menyelesaikan tetapi kurang tepat. Ini

ditunjukan agar anak tidak segan untuk menjalani test

berikutnya

Item dengan alat yang sama sebaiknya dilakukan secara

berurutan agar penggunaan watu agar lebih efesien

Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang diletakan

diatas meja

Pelaksanaan test untuk semua sector dimulai dari item yang

terletak di sebelah kiri garis umur, lalu dilanjutkan ke item di

sebelah kanan garis umur

b.      Jumlah item yang dinilai tergantung pada lama waktu tersedia, yang

terpenting pelaksanaanya mengacu pada tujuan test, yaitu mengidentifikasi

perkembangan anak dan menentukan kemampuan anak yang relatif lebih

tinggi

6.      Cara pengukuran :

a. Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan

b. Tarik garik pada lembar DDST II sesuai dengan tahun umur yang telah

ditentukan

c. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang

ada milai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal social

d. Tentuka hasil penilaian apakah normal, meragukan dan abnormal

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 11

Page 12: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

e. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan

diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk

satu tahun.

f. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah,

jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

g. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal

tugas perkembangan pada formulir DDST.

h. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa

yang F.

i. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,

Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.

Abnormal

o Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

o Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan

Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang

sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan

dengan garis vertikal usia

o Meragukan Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

o Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada

sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan

dengan garis vertikal usia.

Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi

abnormal atau meragukan.

Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas. Pada anak-anak yang

lahir prematur,usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun

7.      Cara penilaian

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 12

Page 13: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

Cara melakukan penilaian DDST, peneliti menentukan usia anak,

kemudian menarik garis usia pada lembar DDST sesuai dengan usia anak.

Dilakukan tes pada keempat sektor yang dimulai dari item pada sebelah kiri garis

usia, kemudian mulai dilakukan pemeriksaan pada keempat sektor yaitu personal

sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar.

Setelah dilakukan tes, dilakukan penilaian, apakah Lulus (Passed = P),

gagal tetapi belum melampaui batas umur (Fail = F), gagal karena sudah

melampaui batas umur (Delay = D) ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan

tugas atau anak menolak melakukan tugas (No opportunity = NO). Setelah itu

dihitung pada masing-masing sector, berapa yang P, F, dan D,

8.      Penilaian test prilaku

Penilaian prilaku dilakukan setelah test selesai. Dengan mengguanakan

skala pada lembar test, penilaian ini dapat membandingkan prilaku anak selama

test dengan prilaku sebelumnya. Kita boleh menanyakan kepada orang tua atau

pengasuh apakah prilaku anak selama test dengan prilaku sebelumnya, kita boleh

menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakag prilaku anak sehari-hari

sama dengan prilakunya saat itu, terkadang anak tengah dalam kondisi, sakit, atau

marah sewaktu menjalani tersebut. Jika demikian test dapat ditunda dan

dilanjutkan pada hari lain saat anak telah kooperatif

9.      Pemberian nilai untuk setiap itemnya

a. L =lulus /lewat (P= pass). Anak dapat melalkukan item dengan baik atau

baik atau orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak

dapat menyelesaikan item tersebut (item tertanda L)

b. G= gagal (F=fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau

orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak

dapat melakukan item tersebut (khusus yang bertanda L)

c. M = menolah (R=refusal). Anak menolak atau melakukan test untuk item

tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa

yang harus dilakukanya (khususnya item tanpa tanda L )

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 13

Page 14: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

d. Tak = tak ada kesempatan (NO opportunity). Anak tidak mempunyai

kesempatan untuk melakukan item kerena ada hambatan (khusus item

yang bertanda L )

10.  Penilaian Peritem

a. Penilaian item “Lebih” (advance) nilai lebih tidak perlu diperhatikan

dalam penilaian test secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat

dilakukan oleh anak yang lebih tua)

b. Penilaian itm “OK“ atau normal. Nilai tidak perlu di perhatikan dalam

penilaian test secara keseluruhan. Nilai OK dapat diberikan pada anak

dalam kondisi berikut :

Anak “gagal” (G) atua “menolak” (M) melakukan tugas untuk item

disebelah kanan garis usia, kondisis ini wajar karena item disebelah kanan

garis usia pada dasarnya merupakan tugas untuk anak yang lebih tua.

Anak “Lulus” / Lewat (L), “Gagal” (G) atau “Menolak” (M)

melakukantugas untuk item didaerah putih kotak (daerah 25 %-75%). Jika

anak lulus, sudah tentu hal ini dianggap normal

c. Penilaian item P = peringkatan (C=caution)

Nilai “Peringatan” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak”

(M) melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada daerah

gelap kotak (daerah 75% - 90%). Hal ini karena hasil riset menunjukkan

bahwa sebanyak 75% - 90% anak di usia tersebut sudah berhasil (Lulus)

melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain, mayoritas anak sudah bisa

melaksanakan tugas dengan baik

d.      Penilaian item T= “Terlambar” (D = Delayed).

Nilai “Terlambat” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak”

(M) melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut

memang ditujukan untuk anak yang lebih muda. Seorang akan seharusnya

mampu melakukan tugas untuk kelompok usia yang lebih muda, yang

tentunya berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Jika, tugas untuk anak yang

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 14

Page 15: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

lebih muda tidak dapat dilakukan atau ditolak, anak tentu akan mendapatkan

penilaian T (terlambat). Huruf T ditulis di sebelah kanan item dengan hasil

penilaian “Terlambat”. Perlu diperhatikan bahwa ada dua macam T. Pertama,

terlambat karena anak mengalami kegagalan (G). T jenis ini memungkinkan

anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Suspek”. Kedua, terlambat karena

anak menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini memungkinkan anak

mendapat interpretasi penilaian akhir “Tak dapat diuji”

e.       Penilaian item “Tak ada kesempatan” (No Opportunity). Nilai “Tak” ini

tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai “Tak

ada kesempatan” diberikan jika anak mendapat skor “Tak” atau tidak ada

kesempatan untuk mencoba atau melakukan tes.

Test skrining perkembangan dari denver

D.    Petunjuk Pemakaian

1. Usahakan anak tersenyum dengan memberikan senyum, berbicara atau

memberikan isyarat, jangan sentuh anak

2. Anak harus melihat tangan beberapa detik

3. Orang tua dapat membantu mengajari menyikat gigi dan menaruh pasta

gigi diatas sikat

4. Anak tidak diharapkan mampu mengikat sepatu atau

mengancingkan/resleting dibelakang

5. Gerakan benang perlahan dalam bentuk suatu lengkungan dari satu sisi ke

sisi yang lain

6. Lulus jika anak mencoba melihat terus dimana benang menyilang, benang

harus dilepaskan dengan cepat dari tangan pemeriksa

7. Lulus jika anak mengambil kismis dengan bagian ibu jari dan jari

8. Menggaris dapat bervariasi hanya 30 derajat

9. Buat kepalan dengan ibu jari yang menunjuk ke atas dan goyangkan hanya

ibu jari, lulus jika anak menirukan dan tidak menggerakan semua jari lain

selain ibu jari

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 15

Page 16: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

10. Lulus bila menggambar selain bentuk tertutup, gagal dalam pergerakan

yang terus menerus

11. Garis mana yang lebih panjang ?(bukan lebih besar). Putar kertas terbaik

dan ulangi (lulus 3 dari 3 atau 5 dari 6)

12. Lulus bila garis yang bersilang dekat dengan titik tengah

13. Biarkan anak meniru dahulu, dan jika gagal perlihatkan

14. Dalam memberikan nilai, setiap pasangan (2 lengan, 2 tungkai dll)

dihitung sebagai satu bagian

15. Tempatkan satu kubus dalam gelas dan goyangkan perlahan dekat telinga

anak, tetapi jangan terlihat ulangi dengan telinga lain

16. Tunjuk gambar dan minta anak menyebutkannya

17. Dengan menggunakan boneka beritahu anak, tunjukan pada saya hidung,

mata,telinga, mulut, tangan, kaki, perut, rambut,

18. Dengan menggunakan gambar, tanya kepada anak, yang mana yang

terbang ? berbunyi meong ? berbicara ?

19. Tanyakan kepada anak apa yang kamu lakukan jika kamu sedang

kedinginan

20. Lulus jika anak secara benar menempatkan dan mengatakan beberapa

bnyak balok pada kertas

Observasi :

Suatu garis digambar dari atas sampai bawah berdasarkan usia anak, pemeriksa

harus menguji masing-masing tonggak yang disilang dengan garis ini. Setiap

tongak mempunyai potongan yang menunjukan presentase populasi “standar”

yang harus mampu melakukan tugas ini. Kegagalan dalam melakukan suatu hal

yang dilalui oleh 90 % anak-anak adalah signifikan, dua kegagalan dari empat hal

utama menunjukan keterlambatan perkembangan, haruslah diketahui bahwa test

ini merupakan alat skrening untuk keterlambatan perkembangan, tetapi bukan test

“intelegensia” Fungsional anak saat ini memberikan pengertian kedalam

karakteristik anak sekarang. Perkembangan bahasa, motorik, dan sosial anak dan

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 16

Page 17: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

kematangannya direfleksikan dalam tingkah lakunya sekarang. Tanyakan

pertanyaan “ bagaimana anda melukiskan sifat anak anda sebagai pribadi ?

E.     Contoh kasus perhitungan anak dengan prematur:

An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus

2006. Iperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008.

Hitung usia kronologis An. Lula!

Diketahui:

Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006

Tanggal periksa : 1-4-2008

Prematur : 32 minggu

Ditanyakan:

Berapa usia kronologis An. Lula?

Jawab:

2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu

2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu

_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu

1 – 7 -26

Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau

1 tahun 8 bulan atau 20 bulan Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu

5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk

pemeriksaan DDST II adalah:

1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari

Atau

1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 17

Page 18: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

Interpretasi dari nilai Denver II

o Advanced

Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada

kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)

OK. Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia

antara persentil ke-25 dan ke-75

o Caution

Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di

atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90

o Delay

Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia

kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai

kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah

ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu

F.     Macam Tes Perkembangan

a.       Skala Intelegensi Wechsler untuk anak usia prasekolah dan sekolah

Penggunaan tes ini untuk anak usia prasekolah (4 sampai 6,5 tahun), merupakan

pengembangan dari penggunaan tes ini sebelumnya yaitu untuk anak-anak yang

lebih besar dan orang dewasa. Tes ini memberikan informasi diagnostik yang

berguna untuk penilaian terhadap perkembangan anak yang mengalami kesulitan

belajar dan retardasi mental.

b.      Skala perkembangan menurut Gessel

Tes ini digunakan pada anak mulai usia 4 minggu sampai 6 tahun, yang bertujuan

untuk menentukan tahap kematangan dan kelengkapan kegiatan suatu sistem yang

sedang berkembang. Skala Gessel dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu perilaku

motorik, perilaku adaptif, perilaku bahasa dan perilaku sosial.

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 18

Page 19: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

c.       Tes skrining perkembangan menurut Denver

Denver Developmental Screening Test (DDST) merupakan metode skrining

terhadap kelainan perkembangan anak dan bukan merupakan tes diagnostik atau

tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode

skrining yang baik. Tes ini mudah dilakukan dan cepat (15-20 menit) dapat

diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi.

d.      Frakenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali terhadap DDST

dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil

revisi dari DDST dinamakan Denver II yang mempunyai beberapa perbaikan

yaitu peningkatan 86 % pada sektor bahasa, dua pemeriksaan untuk artikulasi

bahasa, skala umur baru, kategori baru untuk interpretasi kelainan ringan, skala

penilaian tingkah laku, dan materi training yang baru.

Denver juga mengelompokkan tugas perkembangan menjadi empat aspek, yaitu :

1.      Personal Social (kepribadian atau tingkah laku sosial). Yaitu aspek yang

berhubungan dengan kemauan diri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkungannya.

2.      Fine Motor Adaptif (gerakan motorik halus). Yaitu aspek yang berhubungan

dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang

melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

3.      Language (bahasa). Yaitu kemampuan untuk memberikan respon terhadap

suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4.      Gross Motor (perkembangan motorik kasar). Yaitu aspek yang berhubungan

dengan pergerakan dan sikap tubuh.

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 19

Page 20: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari

metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test

diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk

metode screening yang Baik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit), dapat

diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.

“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku

pada anak pra sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K. Frankenburg (yang

mengenalkan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST

dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado.

DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat

menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter

spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan

dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa

kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan

standarisasi dari DDST dan DDST-R (revised denver developmental screening

test). Perbedaaan denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item

test, bentuk, interprestasi dan rujukan.

B.Saran

Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat diberikan

saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam rangka

meningkatkan kualitas guna menunjang peningkatan kualitas kesehatan sehingga

dapat menjadi literature guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan.

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 20

Page 21: makalah DDST

Asuhan Kebidanan III Neonatus,Bayi dan Balita

DAFTAR PUSTAKA

o Franskenburg,William.1973.Denver Development Screnning Test:

manual/for nursing7paramedical personnel.University of Colorado

Medical Center

o Hidayat, Azis Alimul.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba

Medika

o http://shufriyahsundu1990.blogspot.com/2011/01/normal-0-false-false-

false-en-us-x-none.html/8/2/1011

o http://ilmu-ilmukeperawatan.blogspot.com/2011/01/denver-development-

screening-test-ddst.html/8/2/2011

STIKES PANRITA HUSADA BULKUMBA Page 21