33
MAKALAH ANALISA RESEP Mata Kuliah : Farmasetik II Disusun Oleh : 1. Desi Apriani 2. Neng Elda 3. Nurul hikmah .A 4. Santi Apriani 5. Yayan

makalah farmasetik 2 resep.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: makalah farmasetik 2 resep.docx

MAKALAH

ANALISA RESEP

Mata Kuliah : Farmasetik II

Disusun Oleh :

1. Desi Apriani

2. Neng Elda

3. Nurul hikmah .A

4. Santi Apriani

5. Yayan

DEPARTEMEN FARMASI

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR

2013

Page 2: makalah farmasetik 2 resep.docx

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit

sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian

alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira

besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul

”ANALISA RESEP”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai

pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah

memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah

semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit

kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan

kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Pandeglang, Desember 2013

Penyusun

Page 3: makalah farmasetik 2 resep.docx

BAB I

A.Pendahuluan

1. LATAR BELAKANG

Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan

menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat. Ada anggapan bahwa

ilmu ini mengandung sedikit kesenian, maka dapat dikatakan bahwa ilmu resep

adalah ilmu yang mempelajari seni meracik obat (art of drug compounding),

terutama ditujukan untuk melayani resep dari dokter.

Penyediaan obat-obatan disini mengandung arti pengumpulan, pengenalan,

pengawetan dan pembakuan dari bahan obat-obatan. Melihat ruang lingkup dunia

farmasi yang cukup luas, maka mudah dipahami bahwa ilmu resep tidak dapat

berdiri sendiri tanpa kerja sama yang baik dengan cabang ilmu yang lain, seperti

fisika, kimia, biologi dan farmakologi.

Pada waktu seseorang mulai terjun masuk kedalam pendidikan kefarmasian

berarti dia mulai mempersiapkan dirinya untuk melayani masyarakat dalam hal :

•Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan bermutu.

•Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang beredar di masyarakat.

•Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan pengembangan obat-

obatan.

Mempelajari resep berarti mempelajari penyediaan obat-obatan untuk kebutuhan

si sakit. Seseorang akan sakit bila mendapatkan serangan dari bibit penyakit,

sedangkan bibit tersebut telah ada semenjak diturunkannya manusia pertama.

Page 4: makalah farmasetik 2 resep.docx

BAB II

B. PEMBAHASAN

Berikut adalah jenis – jenis obat yang digunakan untuk pasien kelompok kami :

1. POTIO NIGRA CONTRA TUSSIM atau yang biasa disebut dengan OBH (Obat

Batuk Hitam) merupakan sediaan yang berbentuk larutan yang berwarna hitam,

dapat berfungsi sebagai sebagai pereda batuk, baik berdahak ataupun tidak

berdahak.

OBH Indoplus mengandung bahan aktif yang dapat mengatasi hidung yang

tersumbat, sakit kepala, demam disertai flu.

2. Sirup Thymi

Cara pembuatan : campurlah 15 bagian herba timi dengan air sesukupnya dan

diamkan 12 jam dalam bejana tertutup. Masukan dalam perkolatordan sari dengan

air, perkolat dipanasi sampai 90 0C dan diserkai hingga diperoleh 36 bagian hasil

perkolat. Masukan dalam bejana tertutup dan tambahkan 64 bagian gula panaskan

dengan pemanasan lemah hingga diperoleh 100 bagian sirup.

Pemerian : sirup warna coklat, bau dan rasa seperti thymi.

Sirup-sirup yang tercantum dalam FI ed III

1. Chlorpheniramini maleatis sirupus

2. Cyproheptadini hydrochloridi sirupus

3. Dextrometorphani hydrobromidi sirupus

4. Piperazini citratis sirupus

5. Prometazini hydrochloridi sirupus

6. Methidilazini hydrochloridi sirupus

7. Sirupus simplex yang dibuat dengan melarutkan 65 bagian sacharosa dalam

larutan metil paraben secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup.

Dalam perdagangan dikenal “dry syrup” yaitu syrup berbentuk kering yang

kalau akan dipakai ditambahkan sejumlah pelarut tertentu atau aqua destilata,

biasanya berisi zat yang tidak stabil dalam suasana berair.

Page 5: makalah farmasetik 2 resep.docx

3. SANMOL diindikasikan untuk meringankan rasa sakit pada keadaan sakit

kepala, sakit gigi, menurunkan demam yang menyertai influenza dan demam

setelah imunisasi.

Kontra Indikasi:

- Hipersensitivitas pada Paracetamol. 

- Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.

Komposisi: 

Tiap 0.6 ml mengandung Paracetamol 60 mg (100 mg/ml) 

Farmakologi: 

SANMOL mengandung Paracetamol yang bekerja sebagai nalgesik, bekerja

dengan meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik, diduga

bekerja langsung pada pusat penghantar panas di hipotalamus. 

Efek Samping: 

- Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati. 

- Reaksi hipersensitivitas. 

Perhatian: 

Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal.

Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak

menghilang, segera hubungi unit pelayanan kesehatan.

Page 6: makalah farmasetik 2 resep.docx

Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat

mengakibatkan risiko kerusakan fungsi hati.

Dosis:Di bawah 1 tahun: 0.6 ml, 3 - 4 kali sehari. 

1 - 2 tahun: 0.6 ml - 1.2 ml, 3 - 4 kali sehari. 

Penyimpanan: 

Simpan pada suhu kamar (25 - 30 derajat C), terlindung dari cahaya.

4. Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine dengan rumus molekul 7-

kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on. Merupakan

senyawa Kristal tidak berwarna atau agak kekuningan yang tidak larut dalam air.

Secara umum , senyawa aktif benzodiazepine dibagi kedalam empat kategori

berdasarkan waktu paruh eliminasinya, yaitu :

1. Benzodiazepin short-acting, dengan waktu paruh kurang dari 6 jam.

Termasuk didalamnya triazolam, zolpidem dan zopiclone.

2. Benzodiazepin intermediate-acting, dengan waktu paruh 6 hingga 24 jam.

Termasuk didalamnya estazolam dan temazepam.

3. Benzodiazepin long-acting, dengan waktu paruh lebih dari 24 jam.

Termasuk didalamnya flurazepam, diazepam dan quazepam.

 - Indikasi           

Diazepam digunakan untuk memperpendek mengatasi gejala yang timbul seperti

gelisah yang berlebihan, diazepam juga dapat diinginkan untuk gemeteran,

kegilaan dan dapat menyerang secara tiba-tiba. Halusinasi sebagai akibat

mengkonsumsi alkohol. diazepam juga dapat digunakan untuk kejang otot, kejang

otot merupakan penyakit neurologi. dizepam digunakan sebagai obat penenang

dan dapat juga dikombinasikan dengan obat lain.

Page 7: makalah farmasetik 2 resep.docx

  - Kontraindikasi

1. Hipersensitivitas

2. Sensitivitas silang dengan benzodiazepin lain

3. Pasien koma

4. Depresi SSP yang sudah ada sebelumnya

5. Nyeri berat tak terkendali

6. Glaukoma sudut sempit

7. Kehamilan atau laktasi

8. Diketahui intoleran terhadap alkohol atau glikol propilena (hanya injeksi)

  - Bentuk Sediaan Obat

·         Per oral : 2-10 mg

·         IM / IV : 5-10 mg

Diagnosis

·         Kelas terapi                 : Obat dengan kelas terapi antiansietas,

antikonvulsan,                                       dan sedatif.

·         Sub kelas terapi           : Susunan saraf pusat (SSP)

·         Nama obat dagang      :  - Stesolid

- Valium

- Validex

- Valisanbe

- Neurodial

- Metaneuron

- Danalgin

·         Nama obat Generik     : - Flurazepam

- Diazepam

- Quazepam

- Temazepam

·         Rumus bangun            : 7-Kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-

1.4-                                       benzodiazepin-2-on. C16H13ClN2O (FI. IV)

Page 8: makalah farmasetik 2 resep.docx

Mekanisme Kerja Obat

            Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan

neuron GABA. Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, terdapat

dengan kerapatan yang tinggi terutama dalam korteks otak frontal dan oksipital, di

hipokampus dan dalam otak kecil. Pada reseptor ini, benzodiazepin akan bekerja

sebagai agonis. Terdapat korelasi tinggi antara aktivitas farmakologi berbagai

benzodiazepin dengan afinitasnya pada tempat ikatan. Dengan adanya interaksi

benzodiazepin, afinitas GABA terhadap reseptornya akan meningkat, dan dengan

ini kerja GABA akan meningkat. Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion

klorida akan terbuka sehingga ion klorida akan lebih banyak yang mengalir masuk

ke dalam sel. Meningkatnya jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel

bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel untuk dirangsang berkurang.

Efek Terapi

- Sedasi                                               : Penurunan terhadap tingkat stimulus

- Hipnosis                                            : Dapat menyebabkan tidur

- Anestesi                                            : Akan menekan SSP ke titik yang dikenal

sebagai stadium III anastesi umum

- Anti konvulsi                                    : Menghambat perkembangan dan

penyebaran                                                    aktivitas epileptifourmis dalam SSP

- Relaksasi otot                                   : Merelaksasikan otot volunter yang

berkontraksi pada penyakit sendi atau spasme                                                   otot

- Respirasi dan Kardiovaskuler           : Menimbulkan depresi paru pernapasan

pada penderita paru obstruktif dan depresi                                                   pada

kardiovaskuler

Efek Samping  

Page 9: makalah farmasetik 2 resep.docx

- SSP                                                   :Mengantuk, sakit kepala, lemas

- Kardiovaskular                                 :Bradikardi, kolaps

- Dermatologi                                      :Urtikaria

- Hematologi                                       :Neutropenia

- Saluran cerna                                    :Konstipasi

- Saluran Pernapasan                           :Batuk, Depresi pernapasan

                                                     

Cara Pembeian Obat

Obat ini diberikan secara oral untuk mencegah ataksia atau sedasi berlebih, dan

dosis dapat dinaikkan secara bertahap bila diberikan secara parenteral (suntikan,)

dalam pembrian  IVsecara langsung tidakmemungkinkan, boleh melalui pipa

infuse, sedekat mungkin dengan insersinya kedalam vena (karena diazepam sulit

terlarut), dan  secara lambat didalam vena besar mengurangi resiko

tromboflebitis , sedangkan melalui suntik IM dilakukan secara  lambat dan tidak

konstan

Dosis Obat

-Per Oral:

            - Dewasa: 2-10 mg, 2- 4 X sehari, tergantung indikasinya.

     -Bayi (> 6 Bulan):1-2,5 mg, 3X sehari atau 4 X sehari sebagai

permulaan,  dinaikkan secara bertahap sesuai kebutuhan.

-Parenteral:

        -Dewasa:7-10 mg, IM atau IV sebagai permulaan, diulangi 3-4 jam

kemudian bila diperlukan,dan sesuai indikasinya.

            -Anak (> 5 tahun): 5-10 mg, IM atau IV(perlahan), sesuai dengan

indikasinya

            -Anak kecil (1 bulan -5 tahun):0,2-2 mg IM atau IV sesuai dengan

indikasinya

Page 10: makalah farmasetik 2 resep.docx

Nasib Obat

a.       Absorbsi : diabsorbsi dari lambung kedalam darah, begitu juga dari usus

halus

b.      Distribusi: di distribusi kedalam darah

c.        Metabolisme: dimetabolisme dalam hati

d.      Ekskresi: diekskresikan terutama dalam ginjal, dan urine

Interaksi Obat

            Akohol, analgesic narkotik, hipnotik-sedatif, dan defresan SSP

lainnya:memperberat depresi SSP. Memp

5. TAMOX 500

KANDUNGAN

Amoxicillin/Amoksisilina trihidrat.

INDIKASI

Infeksi saluran nafas, saluran kemih & kelamin, kulit & jaringan lunak.

KONTRA INDIKASI

Hipersensitif terhadap Penisilin.

Mononukleosis infeksiosa.

PERHATIAN

Hipersensitif terhadap Sefalosporin.

Gangguan ginjal.

Leukemia limfatik.

Interaksi obat :

Probenesid memperpanjang waktu paruh Amoksisiklin dalam plasma.

Allopurinol meningkatkan kemungkinan ruam kulit.

Amoksisiklin mengurangi efektifitas kontrasepsi oral.

Page 11: makalah farmasetik 2 resep.docx

EFEK SAMPING

Gangguan lambung-usus, reaksi alergi, anafilaksis, kelainan darah, superinfeksi.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL

Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun

penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan

efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian

terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan

tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).

KEMASAN

Kaplet 500 mg x 10 x 10 biji.

DOSIS

Dewasa & anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 3 kali sehari 250-500

mg, berat badan kurang dari 20 kg : 3 kali sehari 25-50 mg/kg berat badan.

Gonore : 3 gram sebagai dosis tunggal.

PENYAJIAN

Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

6. Lacto - B :

Page 12: makalah farmasetik 2 resep.docx

KANDUNGAN

Komposisi Per Sachet mengandung : Energi 3,4 Kalori, Karbohidrat 0,6 gram,

Protein 0,02 gram, Lemak total 0,1 gram, Vitamin C 10 mg, Vitamin B1 0,5 mg,

Vitamin B2 0,5 mg, Vitamin B6 0,5 mg, Niacin 2 mg.

 

INDIKASI

LACTO B SACH@40

Kandungan

Per sachet Viable cell counts 1 x 107 CFU/g (Lactobacillus acidophilus,

bifidobacterium longun, Streptococcus faecium), vit C 10 mg, vit Bi 0.5 mg, vit

B2 0.5 mg, vit B6 0.5 mg, niacin 2 mg, protein 0.02 g, fat ! 0.1 g. Energi: 3.4

kal.

Indikasi

Pengobatan diare & pencegahan intoleransi laktosa

Kontra Indikasi

--

Efek Samping

--

Perhatian

Dosis

Anak 1-6 thn 3 sachet/hr, <1 2sachet/hr.

Interaksi

--

Kemasan : Sachet 40

7. OBH

 Ammonium Chlorida (FI III, hal 87)

·      Nama lain          : Ammonium klorida

·      Pemerian            : Serbuk atau hablur putih ; tidak berbau ; rasa asin dan

dingin ; higroskopis.

Page 13: makalah farmasetik 2 resep.docx

·      Kelarutan           : Mudah larut dalam air dan dalam gliserol, lebih mudah

larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) P.

·      Khasiat              : Ekspektoran

2.    S.a.s.a (Solutio Ammoniae Spirituosa Anisata) (Fh 5, hal 522)

·      Minyak adas manis        4

·      Spiritus                          76

·      Ammonia                       20

·      Cara pembuatannya : Larutkan 4 bagian minyak adas manis dalam 76

bagian spiritus, tambahkan 20 bagian ammonia zat cair yang mula-mula tidak

berwarna lama kelamaan menjadi kuning muda, bau kuat seperti minyak adas

manis seperti ammonia.

3.    Succi Liquir / Chlyrhizae Succus / Ekstrak akar manis (FI IV, hal 416)

·      Pemerian            : Batang berbentuk silinder atau bongkah besar licin agak

mengkilap, hitam coklat tua atau serbuk berwarna coklat.

·      Khasiat              : Zat tambahan (FI III, hal 276), ekspektoran (OOP, hal

274).

§  Perhitungan Dosis

1.      DM Ammonium klorida = (- / 10 g)

-          DM 1xh           = 10/20 x 10 g = 5 gram

-          DR  1xp          = 15ml / 60 ml x 1,2 g = 0,3 gram

       1xh           = 0,3 gram x 4 = 1,2 gram

-          % DR 1xh       = DR / DM x 100 %

                        = 1,2g / 5g x 100 %

                        = 24 %       

§  Perhitungan Bahan

1.      Succi liquir 10 = 10 / 300 ml x 60 ml = 2 g

2.      Ammonium klorida 6 = 6 / 300 ml x 60 ml = 1,2 g

3.      S.a.s.a  6 = 6 / 300 ml x 60 ml = 1,2 g

4.      Aquades add 60 ml = 60 ml – (10 + 6 + 6) = 38 ml

Page 14: makalah farmasetik 2 resep.docx

-   Cara Pembuatan

1.      Disiapkan alat dan bahan

2.      Timbangan disetarakan

3.      Ditimbang succi liquir 2 g, dimasukkan ke dalam beaker glass

4.      Ditimbang ammonium klorida dengan gelas arloji, dimasukkan ke campuran

no. (3), aduk add homogeny.

5.      Dimasukkan dalam botol coklat.

6.      Ditambahkan s.a.s.a ke dalam botol 2-3 tetes

7.      Tutup botol dan diberi etiket putih

da kloramfenikol dan rivanol sediaan larut sempurna dan volumenya juga

sesuai.

8. Kodeina atau kodein (bahasa Inggris: codeine, methylmorphine) ialah asam

opiat alkaloid yang dijumpai di dalam candu dalam konsentrasi antara 0,7% dan

2,5%. Kebanyakan kodein yang digunakan di Amerika Serikat diproses

dari morfin melalui proses metilasi.

Kodein yang terkonsumsi akan teraktivasi oleh enzim CYP2D6 [1]  di

dalamhati [2]  menjadi morfin, sebelum mengalami proses glusuronidasi, sebuah

mekanisme detoksifikasi bagi xenobiotik.[3]

Walau bagaimanapun, morfin tersebut tidak dapat digunakan, mengingat 90%

kodein yang diambil akan dimusnahkan dalam usus halus (rembesan dari hati)

sebelum berhasil memasuki peredaran darah. Oleh itu, kodein seolah-olah tidak

brpengaruh atas penggunanya, namun efek samping seperti analgesia, sedasi,

dan kemurungan pernapasan masih terasa.

Kodein digunakan sebagai peredam sakit ringan. Kodein selalu dibuat dalam

bentuk pil atau cairan dan bisa diambil baik secara sendirian atau gabungan

dengan kafein, aspirin, asetaminofen, atau ibuprofen. Kodein sangat berperan

untuk meredakan batuk.

Seperti semua jenis opioid, penggunaan kodeina yang berkelanjutan

mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan psikologi. Sebuah kelompok

Page 15: makalah farmasetik 2 resep.docx

yang bernama Codeine Free didirikan untuk membantu mereka yang mengalami

ketergantungan pada kodeina. Kodein merupakan obat yang paling banyak

digunakan dalam perawatan kesehatan.

Uraian penyakit pasien

Diare

Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit

yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di

Indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan

fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan

masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut.

Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap

kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang

menyerang masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun

kebiasaan yang buruk yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat

menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas

tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara.

Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman

Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah

kesehatan utama masyarakat Indonesia

Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan

kematian dan dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab

utama kematian pada diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya

cairan dan garam elektrolit pada tinja diare (Depkes RI, 1998).  Keadaan

dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal.

Tentang penatalaksanaan dan pencegahan diare, peran orang tua yang

paling penting. Tingkat pengetahuan orang tua tentang diare pada balita sangat

berpengaruh terhadap penatalaksanan dan pencegahan terhadap diare itu sendiri.

Page 16: makalah farmasetik 2 resep.docx

Pengetahuan orang tua dengan kejadian diare pada balita dapat diperoleh dari

berbagai sumber, seperti media masa, penyuluhan yang dilakukan tim kesehatan,

lingkungan maupun dari berbagai sumber lainnya. Selama ini persepsi yang

sering muncul di masyarakat tentang diare adalah karena proses pembuangan

zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan tidak memerlukan penanganan

karena akan sembuh dengan sendirinya. Atau mungkin juga muncul persepsi jika

balita tidak kunjung sembuh dari diare, maka orientasi ibu selalu menginginkan

anaknya segera dapat buang air secara normal saran tanpa memperhitungkan

akibat buruk dari obat diare yang tidak sesuai penggunaannya.

Kejang

Kejang demam merupakan penyakit yang lazim ditemui pada bayi dan anak

usia 6 bulan sampai 5 tahun dan paling sering ditemui pada usia 9-20 bulan.

Kejang demam merupakan penyakit yang diturunkan, jika orang tua pernah

mengalami kejang deman maka anak mereka berpotensi sangat besar untuk

mengalami kejang demam. Kejang demam biasanya dianggap sebagai kondisi

yang tidak membahayakan. Kejang yang terjadi biasanya bersifat lokal pada

awalnya dan hanya akan menjadi kejang umum jika terdapat peningkatan suhu

tubuh pasien yang melewati ambang batas. Kejang akibat demam jarang sekali

berlangsung lebih dari beberapa menit, selain itu umunya tidak ditemukan

kelainan pada pemeriksaan EEG saat kejang terjadi dan pasien memiliki

kemungkinan untuk sembuh sempurna.[1]

Kejang demam biasanya timbul pada anak dengan suhu tubuh diatas 38°C

(100.4°F). Selain itu infeksi virus atau bakteri dan bahkan imunisasi yang

menyebabkan demam tinggi seperti herpes virus dapat menjadi faktor penyebab

dari kejang demam. Hingga saat ini masih belum ditemukan obat profilaksis

antiepilepsi untuk mencegah terjadinya kejang demam. [1]

Perbedaan mendasar antara kejang demam dan penyakit serupa yang lebih serius

seperi demam ensephalitis akut atau ensephalopathic adalah terdapatnya kejang

fokal ataupun kejang yang berkepanjangan. Selain itu, jika dilihat pemeriksaan

Page 17: makalah farmasetik 2 resep.docx

EEGnya akan ditemukan kelainan serta ditemukannya kondisi complicated

febrile seizures atau kejang demam berulang tiap ada kenaikan suhu tubuh

pasien. Pasien seperti inilah yang memiliki prosentase tinggi untuk mengalami

komplikasi seperti kejang atypical, petit mal, atonic, dan astatic spells yang

diikuti kejang tonic, mental retardation, dan partial complex epilepsy

SKRINING RESEP

Menurut Keputusan Mentri Kesehatan No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang

standard pelayanan kefarmasian di apotek, Apoteker dalam melakukan skrining

resep meliputi :

1. Persyaratan adsministratif :

    -Nama, SIP, dan Alamat dokter.

    -Tanggal penulisan resep

    -Tanda tangan / paraf dokter penulis resep.

    -Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien

    -Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta

    -Cara pemakian yang jelas

    -Informasi lainnya

2. Kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,

inkompaktibilitas, cara dan

    lama pemberian.

3. Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian

(dosis, durasi, jumlah

    obat dan lain-lain).

Perhitungan Dosis

Soal

A. Resep 1

Page 18: makalah farmasetik 2 resep.docx

R/ Potio nigra contra tussim 250 gr

Syr Thymi 52 gr

HCl Codein 100 mg

Pulv doveri 3 gr

M.f la potio

S3 dd C I

Pro = Uni 4 tahun

- Penyelesain

1. HCl Codrein

DM = 4/16 x 60mg/300 mg = 15 mg/75 mg

2. Doveri

DM = 4/16 x 1,5 mg/ 5 mg = 0,375 mg/1,25 mg

- Pemakain dalam resep

Jumlah larutan = 52/305,1 > 1/6, sehingga Bj larutan 1,3

1. HCl Codein

1 x pakai = 15x 1,3/ 305,1 x100 mg = 6,391 mg , < 15 mg

Sehari = 3 x 15x1,3/305,1 x 100 mg = 19,174, < 75 mg

Page 19: makalah farmasetik 2 resep.docx

2. Pulv Doveri

1 x pakai = 15 x 1,3/305,1 x 3 gr = 0,91 g, < 0,375 g

Sehari = 3 x 15 x 1,3/305,1 x 3 gr = 0,575, < 125 gr

- Dosis sinergis

1. Dosis 1 kali pakai

1 x pakai obat A1x pakai DM

X 100 % + 1 X pakai obat B1 X Pakai DM

X 100 %

¿ 6,39 mg15 mg

x 100 % + 191 mg375 mg

x 100 %

= 42, 6 % + 50,9 = 93,5 TOD

- Dosis Sehari

Sehari obat ASehari DM A

X 100 % + Se h ari obat BSe hari DM B

X 100 %

= 19,17

7,5 X 100 % +

0,575g1,25g

X 100 %

= 25,56 % + 46 % = 71,56 TOD

B. Resep 2

R/ Sanmol 2 mg

Page 20: makalah farmasetik 2 resep.docx

S 4 d d 1 cc

R/ Diazepam 2 mg

Etamox 15 mg

SL q.s

m.f.pulv.dtd No. X

S b d d pulv I

R/ Lacto B sacc VI

S b d d sacc ½

Pro = Felisa ( 6 bulan )

Keterangan : Pasien demam , kejang selama 4 hari dan terus diare 2 hari dan

tidak nafsu makan

- Penyelesaian

Resep standar OBH

R/ Succus liquiritae 10

Amonil Chlorida 6

S.A.S.A 6

Agua destilat 300

m.f.potio

maka,

R/ Succus liquiritae 10 = 10/300 x 250 = 8,3 gr

Amonil Chlorida 6 = 6/300 x 250 = 5 gr

Page 21: makalah farmasetik 2 resep.docx

S.A.S.A 6 = 6/300 x 250 = 5 gr

Agua destilat 300 = 278/300 x 250 = 231,6 gr

1. Menghitung DL Amonium Chlorida

- DL = 500 – 1 gr/ 2 – 4 gr

= 4/1,6 x 500 – 1g/2 – 4 gr = 125 – 0,25 gr/ 0,5 – 1 gr = 125 – 250 / 500 –

100 mg

- DM = -/ 10 gr

= 4/16 x -/10 gr = - / 2500 mg

- Dosis 1 x pakai = 15 x 35 x 1,3 /250 = 0,3 gr / 1,95 mg

- Dosis sehari = 3 x 0,3 gr = 1,17 , OD

- Penurunan Dosis

Dosis 1 x pakai = 7,5 x 5 x 1,3 / 250 = 0,195 gr / 195 mg

Sehari = 3 x 0,195 gr = 0,585 gr / 585 mg , TOD

2. Diazepam

- DL = 6/150 X -/5 mg – 30 mg = -/ 0,2 mg – 1,2 mg

- DM = 6/150 X -/40 mg = -/ 1,6 mg

3. Etamox

- DL = 6/150 x 250 – 500 mg/ 750 – 1000 mg = 10 – 20 mg/30 – 40 mg

- DM = 6/150 x -/ 4,5 mg = -/ 0,18 mg

4. Sanmol Drop

- DL = n / 150 x DL = 6/150 x 325 – 1000 mg/ 1,3 – 4 gr = 13 – 40mg/ 52 – 160

mg

Page 22: makalah farmasetik 2 resep.docx

- DM = n/150 X DM = 6/150 x -/4 gr = -/16 mg (0,16 gr )

- Pengambilan Obat

1. Diazepam 2 x 10 /5 = 4 tab ( 20mg ) , TOD

2. Etamox 15 x 10/ 125 = 1,2 tab ( 150 mg ), TOD

Dari hasil perhitungan dosis resep diatas ( resep 2 ) tepat dosis, akan tetapi

antara obat diazepam dan etamox tidak bias di campur karena antibiotic harus

dihabiskan sedangkan diazepam hanya diminum bila perlu atau saat kejang.

Melihat keadaan pasien yang mengalami diare selama 2 hari, seharusnya

ditambahkan obat yang bias menggantikan cairan tubuh yang hilang seperti

Pedialit atau Oralit. Keluhan pasien yang tidak nafsu makan harusnya ditambah

Vitamin. Dan dari resep ke 2 ada masalah yang berkaitan dengan obat yaitu ada

indikasi tetapi tidak ada obat dan interaksi obat.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pengamatan dan perhitungan resep, dapat disimpulkan bahwa :

1. Resep I TOD semua, kelengkapan resep kurang

Page 23: makalah farmasetik 2 resep.docx

2. Resep II, kelengkapan resep kurang, perlu perbaikan resep atau penambahan

obat

B. Saran

- Menulis resep harus lengkap pada taaap skrining resep

- Tinjau kembali keluhan pasien dan obat yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kejang_demam / ( 29 Desember 2013 )

http://jendelafarmasi.blogspot.com/2011/10/skrining-resep.html ( 29 Desember 2013)

poetra-rastafara.blogspot.com/2010/11/diazepam.html ( 30 desember 2013)