37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika biasanya menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti, padahal ilmu fisika merupakan salah satu disiplin ilmu pada ilmu pengetahuan, fisika bisa dikatakan ilmu yang mempelajari gerak-gerak partikel pada alam semesta ini, kajian-kajian tentang fisika sangat luas sampai mencakup hal yang paling kecil dan paling besar di jagad raya ini, hal ini terus dikembangkan sampai pada saat ini. Penemu-penemu ternama, misalnya Sir Isac Newton yang menjelaskan secara rinci mengenai gravitasi pada alam semesta maupun beliau dapat menjelaskan gerak-gerak pada alam semesta. Albert Einstein yang dapat membuat teori perhitungan tentang gravitasi, yang selanjutnya dapat dibuktikan di Cambridge University oleh Eddington seorang fisikawan asal English. para penemu terdahululah yang menghilhami fisikawan sekarang untuk terus berkarya. Sampai pada saai ini fisika terus berkembang, banyak bidang-bidang baru dalam fisika misalnya Geofisika, Astronomi, fisika nuklir dan masih banyak lagi, tapi ada satu bidang baru yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yaitu fisika medik atau biasa disebut fisika kesehatan, walaupun bidang ini 1

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika biasanya menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti, padahal

ilmu fisika merupakan salah satu disiplin ilmu pada ilmu pengetahuan, fisika

bisa dikatakan ilmu yang mempelajari gerak-gerak partikel pada alam

semesta ini, kajian-kajian tentang fisika sangat luas sampai mencakup hal

yang paling kecil dan paling besar di jagad raya ini, hal ini terus

dikembangkan sampai pada saat ini.

Penemu-penemu ternama, misalnya Sir Isac Newton yang

menjelaskan secara rinci mengenai gravitasi pada alam semesta maupun

beliau dapat menjelaskan gerak-gerak pada alam semesta. Albert Einstein

yang dapat membuat teori perhitungan tentang gravitasi, yang selanjutnya

dapat dibuktikan di Cambridge University oleh Eddington seorang fisikawan

asal English. para penemu terdahululah yang menghilhami fisikawan

sekarang untuk terus berkarya.

Sampai pada saai ini fisika terus berkembang, banyak bidang-bidang

baru dalam fisika misalnya Geofisika, Astronomi, fisika nuklir dan masih

banyak lagi, tapi ada satu bidang baru yang sangat berpengaruh dalam

kehidupan yaitu fisika medik atau biasa disebut fisika kesehatan, walaupun

bidang ini jarang terdengar tapi fisika medik inilah yang banyak membantu

tenaga-tenaga medik di RSU-RSU indonesia, misalnya pengembangan baru-

baru ini tentang pengembangan radioterapi oleh Supriyanto Ardjo Pawiro

Fisikawan UI, radioterapi inilah yang digunakan untuk pasien penderita

kanker pada saat ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah:

1. Bagaimana Konsep /Teori Fisika terhadap kesehatan?

2. Bagaimana Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan?

1

Page 2: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep / Teori Fisika Terhadap Kesehatan

Fisika berasal dari bahasa Yunani, physikos yang berarti ‘alamiah’.

Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari

gejala-gejala alam dan interaksinya yang terjadi di alam semesta ini. Hal-hal

yang dibicarakan di dalam fisika, selalu didasarkan pada pengamatan

eksperimental dan pengukuran yang bersifat kuantitatif.

Fisika terbagi atas dua bagian yaitu :

1. Fisika klasik yang meliputi bidang : Mekanika, Listrik Magnet,

Panas,Bunyi, Optika dan Gelombang.

2. Fisika Modern adalah perkembangan Fisika mulai abad 20 yaitu

penemuan Relativitas Einsten.

Ilmu Fisika mendukung perkembangan teknologi, enginering,

kedokteran dan lain-lain. Untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi

atau dialami suatu benda,diperlukan pengukuran berbagai besaran-besaran

fisika.

Konsep fisika dalam dinamika yang juga dapat digunakan untuk

mengetahui keadaan gerak suatu benda yang menghubungkan pengaruh luar

(gaya) dengan keadaan gerak benda, selain hukum Newton adalah konsep

usaha (kerja) dan energi (tenaga). Bedanya dengan konsep hukum newton,

usaha dan energi adalah besaran skalar. Karena itu, untuk beberapa kasus,

konsep usaha-energi dapat lebih mudah digunakan untuk mengetahui keadaan

gerak suatu benda akibat pengaruh luar (gaya).

B. Usaha

Dalam fisika, usaha merupakan proses perubahan Energi dan usaha ini

selalu dihubungkan dengan gaya (F) yang menyebabkan perpindahan (s)

suatu benda. Dengan kata lain, bila ada gaya yang menyebabkan perpindahan

suatu benda, maka dikatakan gaya tersebut melakukan usaha terhadap benda.

2

Page 3: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

Usaha yang dilakukan oleh gaya konstan adalah hasil kali skalar

vektor gaya dan vektor perpindahan benda, hasil kali komponen gaya dalam

arah gerakan dan besar perpindahan titik tangkap gaya tersebut :

W=F cos θ Δx = Fx Δx

dengan θ adalah sudut antara vektor gaya dan vektor perpindahan

benda.

C. Energi

Energi sering juga disebut dengan tenaga. Dalam kehidupan sehari-

hari energi dihubungkan dengan gerak, misal orang yang energik artinya

orang yang selalu bergerak tidak pernah diam. Energi dihubungkan juga

dengan kerja. Jadi Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan

kerja.

Dalam Fisika energi dihubungkan dengan gerak, yaitu kemapuan

untuk melakukan kerja mekanik. Energi dialam adalah besaran yang kekal,

dengan sifat-sifat sebagai berikut :

1. Transformasi energi : energi dapat diubah menjadi energi bentuk lain,

tidak dapat hilang misal energi pembakaran berubah menjadi energi

penggerak mesin

2. Transfer energi : energi dapat dipindahkan dari suatu benda kebenda

lain atau dari sistem ke sistem lain, misal kita memasak air, energi dari

api pindah ke air menjadi energi panas, energi panas atau kalor dipindah

lagi keuap menjadi energi uap

3. Kerja : energi dapat dipindah ke sistem lain melalui gaya yang

menyebabkan pergeseran, yaitu kerja mekanik

4. Energi tidak dapat dibentuk dari nol dan tidak dapat dimusnahkan

Sumber-sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan

sehari-hari misalnya: energi minyak bumi, energi batubara, energi air terjun,

energi angin, energi nuklir dan energi kimia. Bagi tubuh manusia energi

didapatkan dari nutrisi makanan. Satuan energi dalam standar internasional

adalah Joule. Berkaitan dengan energi nutrisi biasanya digunakan kalori atau

Kilokalori (Kkal), dimana 4,2 Joule setara dengan 1 kalori.

3

Page 4: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

1) Macam-Macam Energi

Terdapat banyak definisi jenis energi, tetapi yang paling sering

dibahas dalam sistem gerak adalah energi kinerik dan energi potensial.

Energi didasarkan bentuk konversinya sangat banyak, antara lain: energi

kimia, energi listrik, energi cahaya, energi bunyi, energi mekanik dan

lain-lain.

a. Energi Kinetik

Sebuah benda yang bermassa m dan bergerak dengan laju v,

mempunyai energi kinetik sebesar Ek dengan kata lain , energi

kinetik suatu benda adalah energi yang dipunyai benda yang

bergerak. Berarti setiap benda yang bergerak, mempunyai energi

kinetik Ek, secara matematis, energi kinetik dapat ditulis sebagai:

Ek = 1/2 mv^2

Dimana

m = massa benda (kg)

v = laju benda (m/s)

Ek = energi kinetik (joule)

b. Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki akibat

kedudukan benda tersebut terhadap bidang acuannya. Sedangkan

yang dimaksud dengan bidang acuan adalah bidang yang diambil

sebagai acuan tempat benda mempunyai energi potensial sama

dengan nol. Sebagai contoh dari energi potensial, adalah energi pegas

yang diregangkan, energi karet ketapel, energi air terjun.

Perumusan energi potensial, secara matematis dapat ditulis

Ep = m g h

Dimana :

m = massa benda (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s 2 )

h = ketinggian dari muka bumi (m)

Ep = energi potensial (joule)

4

Page 5: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

Tubuh kita yang berkedudukan h meter dari tanah/lantai

memiliki Energi Potensial terhadap tanah. Dalam hal ini, bidang

lantai dianggap sebagai bidang acuan.

2) Sumber Energi Tubuh Manusia

Manusia dalam melakukan kegiatan/aktivitas setiap hari

membutuhkan energi, baik untuk bergerak maupun untuk bekerja.

Kemampuan tubuh manusia untuk melangsungkan kegiatannya

dipengaruhi oleh struktur fisiknya. Tubuh manusia terdiri dari struktur

tulang, otot, syaraf, dan proses metabolisme.

Rangkah tubuh manusia disusun dari 206 tulang yang berfungsi

untuk melindungi dan melaksanakan kegiatan fisiknya, dimana tulang-

tulang tersebut dihubungkan dengan sendi-sendi otot yang dapat

berkontraksi.

Otot-otot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi

mekanik, dimana kegiatannya dikontrol oleh sistem syaraf sehingga

dapat bekerja secara optimal. Hasil dari proses metabolisme yang terjadi

di otot, berupa kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan

menjadi dua bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Proses dari

pengubahan makanan dan air menjadi bentuk energy.

Tubuh manusia disusun dari 100 triliun sel dan mempunyai sifat

dasar tertentu yang sama. Setiap sel digabung oleh struktur penyokong

intrasel, dan secara khusus beradaptasi untuk melakukan fungsi tertentu.

Dari total sel yang ada tersebut, 25 triliun sel merupakan sel darah merah

yang mempunyai fungsi sebagai alat tranportasi bahan makanan dan

oksigen di dalam tubuh dan membawa karbon dioksida menuju paru-paru

untuk dikeluarkan. Disamping itu, hampir semua sel juga mempunyai

kemampuan untuk berkembang biak, walaupun sel-sel tertentu rusak

karena suatu sebab, sel-sel yang tersisa dari jenisnya akan membelah diri

secara kontinyu sampai jumlah yang sesuai/membentuk seperti semula.

Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk

membentuk energi, dimana mekanisme umum perubahan zat gizi

menjadi energi di semua sel pada dasarnya sama.

5

Page 6: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

Bahan makanan yang berupa karbohidrat, lemak, dan protein

yang dioksidasi akan menghasilkan energi. Energi dari karbohidrat,

lemak, dan protein semuanya digunakan untuk membentuk sejumlah

besar Adenosine TriPosphate (ATP), dan selanjutnya ATP tersebut

digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel. Bila ATP di

urai secara kimia sehingga menjadi Adenosine DiPosphate (ADP) akan

menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk

berlangsungnya hampir semau langkah reaksi kimia dalam tubuh.

Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi ATP hanya

menggunakan beberapa ratus kalori dari 8 kkal yang tersedia, sehingga

sisa energi ini hilang dalam bentuk panas. Beberapa fungsi utama ATP

sebagai sumber energi adalah untuk mensintesis komponen sel yang

penting, kontraksi otot, dan transport aktif untuk melintasi membran sel.

Bila dilihat secara persentase, energi yang menjadi panas sebesar

60% selama pembentukan ATP, kemudian lebih banyak lagi energi yang

menjadi panas sewaktu dipindahkan dari ATP ke sistem fungsional sel.

Sehingga hanya 25% dari seluruh energi dari makanan yang digunakan

oleh sistem fungsional sel.

Dan walaupun demikian, sebagian besar energi ini juga menjadi

panas karena:

• Energi untuk sistesis protein dan unsur-unsur pertumbuhan lain. Bila

protein disintesis menyebabkan banyak ATP digunakan untuk

membentuk ikatan peptida dan ia menyimpan energi dalam rantai

ini, terdapat pertukaran protein secara terus-menerus, sebagian

didegradasi dan sementara protein lainnya dibentuk. Energi yang

disimpan dalam ikatan peptida dikeluarkan dalam bentuk panas ke

dalam tubuh.

• Energi untuk aktivitas otot. Sebagian besar energi ini dengan mudah

melawan viskositas otot itu sendiri atau jaringan sekelilingnya

sehingga anggota badan dapat bergerak. Pergerakan liat ini

menyebabkan gesekan dalam jaringan akan menimbulkan panas.

6

Page 7: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

• Energi untuk jantung memompa darah. Darah merenggangkan

sistem arteri sehingga menyebabkan reservoar energi potensial. Pada

saat darah mengalir melalui pembuluh darah kapiler, gesekan dari

lapisan darah yang mengalir satu sama lain terhadap dinding

pembuluh mengubah energi ini menjadi panas.

Oleh karena itu, dapat dikatakan semua energi yang digunakan

oleh tubuh diubah menjadi panas, kecuali di otot yang digunakan untuk

melakukan beberapa bentuk kerja di luar tubuh.

D. Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan

1) BioOPTIK

a. Komponen Indera Penglihatan

Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu

penglihatan. Untuk membedakan gelap dan terang tergantung atas

penglihatan seseorang. Ada tiga komponen pada penginderaan

penglihatan :

1. Sistem syaraf mata yang memberi informasi ke otak

2. Mata memfokuskan bayangan pada retina

3. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa

penglihatan tersebut.

b. Bagian-bagian Mata

Bagian-bagian pada mata terdiri dari :

1. Retina

Terdapat rod (batang) dan kones (kerucut). Fungsi rod

untuk melihat pada malam hari sedangkan kone untuk melihat

siang hari. Dari retina ini akan dilanjutkan ke saraf optikus.

[dijelaskan lebih lanjut di bagian 02]

2. Fovea sentralis

Daerah cekung yang berukuran 0,25 mm di tengah-

tengahnya terdapat macula lutea (bintik kuning).

7

Page 8: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

3. Kornea dan lensa

Kornea merupakan lapisan mata paling depan dan

berfungsi memfokuskan benda dengan cara refraksi, tebalnya 0,5

mm sedangkan lensa terdiri dari kristal mempunyai dua

permukaan dengan jari jari kelengkungan 7,8 m fungsinya adalah

memfokuskan objek pada berbagai jarak.

4. Pupil

Di tengah-tengah iris terdapat pupil yang fungsinya

mengatur cahaya yang masuk. Apabila cahaya terang pupil

menguncup demikian sebaliknya.

c. Analogi Mata dan Kamera

Sistem optik mata serupa dengan kamera TV bahkan lebih

mahal oleh karena :

a. Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar

b. Tiap mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi

c. Dalam satu detik dapat memfokuskan objek berjarak 20 cm

d. Mata sangat efektif pada intensitas cahaya 10 : 1

e. Diafragma mata di atur secara otomatis oleh iris

f. Kornea terdiri dari sel-sel hidup namun tidak mendapat

vaskularisasi

g. Tekanan bola mata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20

mmHg

h. Tiap mata dilindungi oleh tulang

i. Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak.

j. Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur

gerakan bola mata (m=muskulus = otot).

i. M. rektus medialis = menarik bola mata ke dalam

ii. M. rektus lateralis = menarik bola mata ke samping

iii. M. rektus superior = menarik bola mata ke atas

iv. M. rektus inferior = menarik bola mata ke bawah

v. M. obligus inferior = memutar ke samping atas

vi. M. obligus superior = memutar ke samping dalam.

8

Page 9: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang

disebut strabismus (mata juling). Ada tiga macam strabismus yaitu

strabismus horizontal, vertical dan torsional.

d. Daya Akomodasi

Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata

memegang peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan

objek secara tetap demikian pula bola mata (diameter bola mata 20 –

23 mm). kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek di sebut

daya akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi.

Makin dekat benda yang dilihat semakin kuat mata / lensa

berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia

makin tua daya akomodasi semakin menurun. Hal ini disebabkan

kekenyalan lensa/elastisitas lensa semakin berkurang.

Korelasi antara jarak titik dekat dengan berbagai usia

Umur (th) Titik dekat (cm)

10 >>>>> 7

20 >>>>> 10

30 >>>>> 14

40 >>>>> 22

50 >>>>> 40

60 >>>>> 200

Jarak terdekat dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas

dikatakan benda terletak pada “titik dekat” punktum proksimum. Jarak

punktum proksimum terhadap mata dinyatakan P (dalam meter) maka

disebut Ap (akisal proksimum); pada saat ini mata berakomodasi

sekuat-kuatnya (mata berakomodasi maksimum). Jarak terjauh bagi

benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak

pada titik jauh/punktum remotum. Jarak punktum remotum terhadap

mata dinyatakan r (dalam meter) maka disebut Ar (Aksial

Proksimum); pada saat ini mata tidak berakomodasi/lepas akomodasi.

Selisih A dengan Ar disebut lebar akomodasi, dapat dinyatakan :

9

Page 10: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

Ac = Ap – Ar

Ac =lebar akomodasi yaitu perbedaan antara akomodasi

maksimal dengan lepas akomodasi maksimal.

Secara empiris A = 0,0028 (80 th – L) dioptri L = umur dalam

tahun.

Bertambah jauhnya titik dekat akibat umur disebut mata

presbiop. Presbiop ini bukan merupakan cacat penglihatan. Ada satu

dari sekian jumlah orang tidak mempunyai lensa mata . Mata

demikian disebut mata afasia.

2) Bioakustik 02

1. Definisi

Berkurangnya Pendengaran adalah penurunan fungsi

pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga.

Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat berat.

2. Penyebab

Penurunan fungsi pendengaran bisa disebabkan oleh:

Suatu masalah mekanis di dalam saluran telinga atau di dalam telinga

tengah yang menghalangi penghantaran suara (penurunan fungsi

pendengaran konduktif) Kerusakan pada telinga dalam, saraf

pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak (penurunan fungsi

pendengaran sensorineural).

Penurunan fungsi pendengaran sensorineural dikelompokkan

lagi menjadi:

- Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika kelainannya terletak

pada telinga dalam)

- Penurunan fungsi pendengaran neural (jika kelainannya terletak

pada saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak).

10

Page 11: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan

penyakit keturunan, tetapi mungkin juga disebabkan oleh:

- Trauma akustik (suara yang sangat keras)

- Infeksi virus pada telinga dalam

- Obat-obatan tertentu

- Penyakit Meniere.

Penurunan fungsi pendengaran neural bisa disebabkan oleh:

- Tumor otak yang juga menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf

di sekitarnya dan batang otak

- Infeksi

- Berbagai penyakit otak dan saraf (misalnya stroke) – Beberapa

penyakit keturunan (misalnya penyakit Refsum).

Pada anak-anak, kerusakan saraf pendengaran bisa terjadi

akibat:

- Gondongan

- Campak Jerman (rubella)

- Meningitis

- Infeksi telinga dalam.

Kerusakan jalur saraf pendengaran di otak bisa terjadi akibat

penyakit demielinasi (penyakit yang menyebabkan kerusakan pda

selubung saraf).

3. Gejala

Penderita penurunan fungsi pendengaran bisa mengalami

beberapa atau seluruh gejala berikut:

- kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di

sekelilingnya berisik

- terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus)

- tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan

volume yang normal

11

Page 12: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

- kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa

mendengar

- pusing atau gangguan keseimbangan.

4. Diagnosa

a. Pemeriksaan Dengan Garputala

Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran udara dinilai

dengan menempatkan garputala yang telah digetarkan di dekat

telinga sehingga suara harus melewati udara agar sampai ke

telinga.

Penurunan fungsi pendengaran atau ambang pendengaran

subnormal bisa menunjukkan adanya kelainan pada saluran

telinga, telinga tengah, telinga dalam, sarat pendengaran atau jalur

saraf pendengaran di otak.

Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran tulang dinilai

dengan menempatkan ujung pegangan garputala yang telah

digetarkan pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol di

belakang telinga).

Getaran akan diteruskan ke seluruh tulang tengkorak,

termasuk tulang koklea di telinga dalam. Koklea mengandung sel-

sel rambut yang merubah getaran menjadi gelombang saraf, yang

selanjutnya akan berjalan di sepanjang saraf pendengaran.

Pemeriksaan ini hanya menilai telinga dalam, saraf pendengaran

dan jalur saraf pendengaran di otak.

Jika pendengaran melalui hantaran udara menurun, tetapi

pendengaran melalui hantaran tulang normal, dikatakan terjadi

tuli konduktif. Jika pendengaran melalui hantaran udara dan

tulang menurun, maka terjadi tuli sensorineural. Kadang pada

seorang penderita, tuli konduktif dan sensorineural terjadi secara

bersamaan.

12

Page 13: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

b. Audiometri

Audiometri dapat mengukur penurunan fungsi

pendengaran secara tepat, yaitu dengan menggunakan suatu alat

elektronik (audiometer) yang menghasilkan suara dengan

ketinggian dan volume tertentu.

Ambang pendengaran untuk serangkaian nada ditentukan

dengan mengurangi volume dari setiap nada sehingga penderita

tidak lagi dapat mendengarnya.

Telinga kiri dan telinga kanan diperiksa secara terpisah.

Untuk mengukur pendengaran melalui hantaran udara digunakan

earphone, sedangkan untuk mengukur pendengaran melalui

hantaran tulang digunakan sebuah alat yang digetarkan, yang

kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus.

a) Audimetri Ambang Bicara

Audiometri ambang bicara mengukur seberapa keras

suara harus diucapkan supaya bisa dimengerti.

Kepada penderita diperdengarkan kata-kata yang

terdiri dari 2 suku kata yang memiliki aksentuasi yang sama,

pada volume tertentu. Dilakukan perekaman terhadap volume

dimana penderita dapat mengulang separuh kata-kata yang

diucapkan dengan benar.

b) Diskriminasi

Dengan diskriminasi dilakukan penilaian terhadap

kemampuan untuk membedakan kata-kata yang bunyinya

hampir sama. Digunakan kata-kata yang terdiri dari 1 suku

kata, yang bunyinya hampir sama. Pada tuli konduktif, nilai

diskriminasi (persentasi kata-kata yang diulang dengan benar)

biasanya berada dalam batas normal. Pada tuli sensori, nilai

diskriminasi berada di bawah normal. Pada tuli neural, nilai

diskriminasi berada jauh di bawah normal.

13

Page 14: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

c) Timpanometri

Timpanometri merupakan sejenis audiometri, yang

mengukur impedansi (tahanan terhadap tekanan) pada telinga

tengah. Timpanometri digunakan untuk membantu

menentukan penyebab dari tuli konduktif. Prosedur in tidak

memerlukan partisipasi aktif dari penderita dan biasanya

digunakan pada anak-anak.

Timpanometer terdiri dari sebuah mikrofon dan

sebuah sumber suara yang terus menerus menghasilkan suara

dan dipasang di saluran telinga. Dengan alat ini bisa diketahui

berapa banyak suara yang melalui telinga tengah dan berapa

banyak suara yang dipantulkan kembali sebagai perubahan

tekanan di saluran telinga. Hasil pemeriksaan menunjukkan

apakah masalahnya berupa:

- penyumbatan tuba eustakius (saluran yang

menghubungkan telinga tengah dengan hidung bagian

belakang)

- cairan di dalam telinga tengah

- kelainan pada rantai ketiga tulang pendengaran yang

menghantarkan suara melalui telinga tengah.

Timpanometri juga bisa menunjukkan adanya

perubahan pada kontraksi otot stapedius, yang melekat pada

tulang stapes (salah satu tulang pendengaran di telinga

tengah).

Dalam keadaan normal, otot ini memberikan respon

terhadap suara-suara yang keras/gaduh (refleks akustik)

sehingga mengurangi penghantaran suara dan melindungi

telinga tengah.

Jika terjadi penurunan fungsi pendengaran neural,

maka refleks akustik akan berubah atau menjadi lambat.

Dengan refleks yang lambat, otot stapedius tidak dapat tetap

berkontraksi selama telinga menerima suara yang gaduh.

14

Page 15: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

c. Respon Auditoris Batang Otak

Pemeriksaan ini mengukur gelombang saraf di otak yang

timbul akibat rangsangan pada saraf pendengaran.

Respon auditoris batang otak juga dapat digunakan untuk

memantau fungsi otak tertentu pada penderita koma atau

penderita yang menjalani pembedahan otak.

d. Elektrokokleografi

Elektrokokleografi digunakan untuk mengukur aktivitas

koklea dan saraf pendengaran. Kadang pemeriksaan ini bisa

membantu menentukan penyebab dari penurunan fungsi

pendengaran sensorineural.

Elektrokokleografi dan respon auditoris batang otak bisa

digunakan untuk menilai pendengaran pada penderita yang tidak

dapat atau tidak mau memberikan respon bawah sadar terhadap

suara. Misalnya untuk mengetahui ketulian pada anak-anak dan

bayi atau untuk memeriksa hipakusis psikogenik (orang yang

berpura-pura tuli).

Beberapa pemeriskaan pendengaran bisa mengetahui

adanya kelainan pada daerah yang mengolah pendengaran di otak.

Pemeriksaan tersebut mengukur kemampuan untuk:

a. mengartikan dan memahami percakapan yang dikacaukan

b. memahami pesan yang disampaikan ke telinga kanan pada

saat telinga kiri menerima pesan yang lain

c. menggabungkan pesan yang tidak lengkap yang

disampaikan pada kedua telinga menjadi pesan yang

bermakna

d. menentukan sumber suara pada saat suara diperdengarkan

di kedua telinga pada waktu yang bersamaan.

Jalur saraf dari setiap telinga menyilang ke sisi otak yang

berlawanan, karena itu kelainan pada otak kanan akan

mempengaruhi pendengaran pada telinga kiri.

15

Page 16: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

Kelainan pada batang otak bisa mempengaruhi

kemampuan dalam menggabungkan pesan yang tidak lengkap

menjadi pesan yang bermakna dan dalam menentukan sumber

suara.

5. Pengobatan

Pengobatan untuk penurunan fungsi pendengaran tergantung

kepada penyebabnya. Jika penurunan fungsi pendengaran konduktif

disebabkan oleh adanya cairan di telinga tengah atau kotoran di

saluran telinga, maka dilakukan pembuangan cairan dan kotoran

tersebut. Jika penyebabnya tidak dapat diatasi, maka digunakan alat

bantu dengar atau kadang dilakukan pencangkokan koklea.

6. Alat Bantu Dengar

Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang

dioperasikan dengan batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah

suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar.

Alat bantu dengar terdiri dari:

- Sebuah mikrofon untuk menangkap suara

- Sebuah amplifier untuk meningkatkan volume suara

- Sebuah speaker utnuk menghantarkan suara yang volumenya

telah dinaikkan.

Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang audiologis

bisa menentukan apakah penderita sudah memerlukan alat bantu

dengar atau belum (audiologis adalah seorang profesional kesehatan

yang ahli dalam mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi

pendengaran). Alat bantu dengar sangat membantu proses

pendengaran dan pemahaman percakapan pada penderita penurunan

fungsi pendengaran sensorineural.

Dalam menentukan suatu alat bantu dengar, seorang

audiologis biasanya akan mempertimbangkan hal-hal berikut:

- kemampuan mendengar penderita

- aktivitas di rumah maupun di tempat bekerja

16

Page 17: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

- keterbatasan fisik

- keadaan medis

- penampilan

- harga.

a. Alat Bantu Dengar Hantaran Udara

Alat ini paling banyak digunakan, biasanya dipasang di

dalam saluran telinga dengan sebuah penutup kedap udara atau

sebuah selang kecil yang terbuka.

- Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Badan.

Digunakan pada penderita tuli dan merupakan alat

bantu dengar yang paling kuat. Alat ini disimpan dalam saku

kemeja atau celana dan dihubungkan dengan sebuah kabel ke

alat yang dipasang di saluran telinga. Alat ini seringkali

dipakai oleh bayi dan anak-anak karena pemakaiannya lebih

mudah dan tidak mudah rusak.

- Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Belakang Telinga

Digunakan untuk penderita gangguan fungsi

pendengaran sedang sampai berat. Alat ini dipasang di

belakang telinga dan relatif tidak terlihat oleh orang lain.

b. CROS (contralateral routing of signals)

Alat ini digunakan oleh penderita yang hanya mengalami

gangguan fungsi pendengaran pada salah satu telinganya.

Mikrofon dipasang pada telinga yang tidak berfungsi dan

suaranya diarahkan kepada telinga yang berfungsi melalui sebuah

kabel atau sebuah transmiter radio berukuran mini.

Dengan alat ini, penderita dapat mendengarkan suara dari sisi

telinga yang tidak berfungsi.

- BICROS (bilateral CROS)

Jika telinga yang masih berfungsi juga mengalami

penuruna fungsi pendengaran yang ringan, maka suara dari

kedua telinga bisa diperkeras dengan alat ini.

17

Page 18: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

c. Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang

Alat ini digunakan oleh penderita yang tidak dapat

memakai alat bantu dengar hantaran udara, misalnya penderita

yang terlahir tanpa saluran telinga atau jika dari telinganya keluar

cairan (otore).

Alat ini dipasang di kepala, biasanya di belakang telinga

dengan bantuan sebuah pita elastis. Suara dihantarkan melalui

tulang tengkorak ke telinga dalam. Beberapa alat bantu dengar

hantaran tulang bisa ditanamkan pada tulang di belakang telinga.

7. Pencangkokan Koklea

Pencangkokan koklea (implan koklea) dilakukan pada

penderita tuli berat yang tidak dapat mendengar meskipun telah

menggunakan alat bantu dengar.

Alat ini dicangkokkan di bawah kulit di belakang telinga dan

terdiri dari 4 bagian:

- Sebuah mikrofon untuk menangkap suara dari sekitar

- Sebuah prosesor percakapan yang berfungsi memilih dan

mengubah suara yang tertangkap oleh mikrofon

- Sebuah transmiter dan stimulator/penerima yang berfungsi

menerima sinyal dari prosesor percakapan dan merubahnya

menjadi gelombang listrik

- Elektroda, berfungsi mengumpulkan gelombang dari stimulator

dan mengirimnya ke otak.

Suatu implan tidak mengembalikan ataupun menciptakan

fungsi pendengaran yang normal, tetapi bisa memberikan pemahaman

auditoris kepada penderita tuli dan membantu mereka dalam

memahami percakapan.

Implan koklea sangat berbeda dengan alat bantu dengar. Alat

bantu dengar berfungsi memperkeras suara. Implan koklea

menggantikan fungsi dari bagian telinga dalam yang mengalami

kerusakan.

18

Page 19: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

Jika fungsi pendengaran normal, gelombang suara diubah

menjadi gelombang listrik oleh telinga dalam. Gelombang listrik ini

lalu dikirim ke otak dan kita menerimanya sebagai suara.

Implan koklea bekerja dengan cara yang sama. Secara elektronik,

implan koklea menemukan bunyi yang berarti dan kemudian

mengirimnya ke otak.

19

Page 20: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fisika terbagi atas dua bagian yaitu :

1. Fisika klasik yang meliputi bidang : Mekanika, Listrik Magnet,

Panas,Bunyi, Optika dan Gelombang.

2. Fisika Modern adalah perkembangan Fisika mulai abad 20 yaitu

penemuan Relativitas Einsten. Ilmu Fisika mendukung perkembangan

teknologi, enginering, kedokteran dan lain-lain. Untuk

menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau dialami suatu

benda,diperlukan pengukuran berbagai besaran-besaran fisika.

Konsep fisika dalam dinamika yang juga dapat digunakan untuk

mengetahui keadaan gerak suatu benda yang menghubungkan pengaruh luar

(gaya) dengan keadaan gerak benda, selain hukum Newton adalah konsep

usaha (kerja) dan energi (tenaga). Bedanya dengan konsep hukum newton,

usaha dan energi adalah besaran skalar. Karena itu, untuk beberapa kasus,

konsep usaha-energi dapat lebih mudah digunakan untuk mengetahui keadaan

gerak suatu benda akibat pengaruh luar (gaya).

Manusia dalam melakukan kegiatan/aktivitas setiap hari

membutuhkan energi, baik untuk bergerak maupun untuk bekerja.

Kemampuan tubuh manusia untuk melangsungkan kegiatannya dipengaruhi

oleh struktur fisiknya. Tubuh manusia terdiri dari struktur tulang, otot, syaraf,

dan proses metabolisme.

Rangkah tubuh manusia disusun dari 206 tulang yang berfungsi untuk

melindungi dan melaksanakan kegiatan fisiknya, dimana tulang-tulang

tersebut dihubungkan dengan sendi-sendi otot yang dapat berkontraksi. Otot-

otot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi mekanik, dimana

kegiatannya dikontrol oleh sistem syaraf sehingga dapat bekerja secara

optimal. Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, berupa kumpulan

proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk, yaitu

20

Page 21: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

energi mekanik dan energi panas. Proses dari pengubahan makanan dan air

menjadi bentuk energi.

Penerapan Konsep fisika terhadap pelayanan kesehatan dapat dilihat

pada

a. Bio Fluida

b. Bio Optik

c. Bio Acoustic

21

Page 22: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

DAFTAR PUSTAKA

www.medicastore.com

Dr . Ayi Bahtiar, Fisika modern, Konsep dan Aplikasinya, Makalah Mipa Unpad

2007

M. Kanginan,” Fisika untuk SMA Kelas XII” Penerbit Erlangga, 2006 [2]. H

ttp://en.wikipedia.org/wiki/Introduction_to_quantum_mechanics

Http://en.wikipedia.org/wiki/Telecommunication

Http://www.microscopy.fsu.edu/primer/techniques/fluorescence

22

Page 23: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep / Teori Fisika Terhadap Kesehatan........................... 2

B. Usaha.......................................................................................... 2

C. Energi......................................................................................... 3

D. Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan............... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

23

Page 24: Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun

makalah ini yang berjudul “Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan”

tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan

dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing dan semua pihak

yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para

pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk itu penulis mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan sarannya, penulis mengucapkan

terimakasih.

Pariaman, Januari 2013

Penulis

24

i

ii