Upload
alex-rahma
View
1.779
Download
102
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioakustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara yang
diproduksi oleh binatang, manusia maupun benda lainnya. Didalam materi
bioakustik ini terdapat adanya bunyi, ultrasonik dalam bidang kedokteran,
suara, alat pendengaran, bising dan vibrasi.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai tugas mata kuliah Fisika.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bunyi
1. Pendahuluan
Suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat
sering menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan
vibrasi/getaran dari molekul – molekul zat dan saling beradu sama lain
namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta
mentransimikan energi bahkan tidak pernah terjadi perpindahan partikel.
Berbicara, tergantung pada substansi yang menjalar apabila suara
mencapai tapal batas maka suara tersebut akan terbagi dua yaitu sebagian
energi ditransmisikan/diteruskan dan sebagian direfleksikan (dipantulkan).
Binatang mempergunakan suara untuk memperoleh perubahan
informasi dan untuk mendeteksi lokasi dari suatu objek. Misalnya ikan
lumba – lumba, kalelawar, mempergunakan suara untuk mengemudi dan
menentukan likasi makanan, apabila cahaya tidak cukup untuk
pengamatan. Manusia berusaha mempergunakan suara sebagai pengganti
cahaya bahkan sinar X. Gema dipergunakan pengemudi dalam kedalaman
air dan pengamatan. Sedangkan ultrasonik atau frekuensi tinggi bunyi
dipergunakan untuk diagnosis dan pengobatan.
2. Gelombang Bunyi dan Kecepatan
Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada
gas, zat cair atau gas yang merambat kedepan dengan kecepatan tertentu.
Gelombang bunyi ini menjalar secara transversal atau longitudinal, lain
dengan cahaya hanya menjalar secara transversal saja.
Pada suatu percobaan, apabila terjadi vibrasi dari suatu bunyi maka
akan terjadi suatu peningkatan tekanan dan penurunan tekanan pada
tekanan atmosfir, peningkatan tekanan ini disebut kompresi sedangkan
penurunan tekanan disebut rarefaksi (peregangan).
Bunyi mempunyai hubungan antara frekuensi vivrasi (f), panjang
gelombang (λ), dan kecepatan (V)
2
3. Sumber Bunyi
Fenomena yang menghasilkan bunyi, misalnya pembakaran
minyak dalam suatu mesin, selalu menghasilkan bunyi. Bunyi yang
dihasilkan instrument musik. Ruang mulut dan ruang hidung manusia
merupakan struktur resonansi untuk menghasilkan vibrasi melalui pita
suara. Garpu tala yang di getarkan akan menghasilkan bunyi. Dari contoh
diatas dapat disimpulkan bunyi itu bisa berasal dari alam dan bisa berasal
dari perbuatan manusia.
4. Mendeteksi Bunyi
Untuk mendeteksi bunyi perlu mengkonversikan gelombang bunyi
bentuk vibrasi sehingga dapat dianalisa frekuensi dan intensitasnya. Untuk
perubahan ini diperlukan alat mikrofon dan telinga manusia. Alat mikrofon
merupakan transduser yang memberi respon terhadap tekanan bunyi dan
menghasilkan isyarat/signal listrik. Mikrofon yang banyak digunakan
adalah mikrofon kondensor karena berguna untuk mendeteksi kebisingan
lingkungan perusahaan.
5. Pembagian Frekuensi Bunyi
Berdasarkan frekuensi maka bunyi dibedakan dalam 3 daerah
frekuensi yaitu :
a. 0 – 16 Hz (20 Hz) : Daerah infrasonic, yang termasuk disini adalah
getaran tanah, gempa bumi.
b. 16 – 20.000 Hz : Daerah sonik, yaitu daerah yang termasuk
frekuensi yang dapat didengar (audiofrekuensi).
c. Di atas 20.000 Hz : Daerah ultrasonik.
3
ARTI DALAM PEMBAGIAN BUNYI
Pembagian frekuensi bunyi mempunyai arti dalam hal pengobatan,
diagnosis, nyeri yang ditimbulkan. Untuk mengetahui lebih jelas akan
diutarakan sebagai berikut :
a. Frekuensi bunyi antara 0 – 16 Hz (infrasound).
b. Frekuensi 0 – 16 Hz ini biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah,
getaran bangunan maupun truk mobil. Vibrasi yang ditimbulkan oleh
truk mobil biasanya mempunyai frekuensi sekitar 1 – 16 Hz.
c. Frekuensi antara 16 – 20.000 Hz (frekuensi pendengaran).
Data hasil percobaan diperoleh kepekaan telinga terhadap frekuensi
bunyi antara 16 – 4.000 Hz.
d. Frekuensi di atas 20.000 Hz. Frekuensi di atas 20.000 Hz disebut
ultrasonik/bunyi ultra. Frekuensi ini dalam bidang kedokteran
dipergunakan dalam 3 hal pengobatan, destruktif/penghancuran dan
diagnosis.
6. Intensitas Bunyi
Energi gelombang bunyi ada 2 yaitu : energi potensial dan energi
kinetic. Intensitas gelombang bunyi (I) yaitu energi yang melewati
medium 1 m2/detik atau watt/m2. Apabila dinyatakan dalam rumus :
I = ½ ρv A2 (2 π f)2 = ½ Z (A)2
ρ = massa jenis medium (Kg/m3)
v = kecepatan bunyi (m/detik)
ρv = Z = impedansi Akustik
A = maksimum amplitudo atom – atom/molekul.
f = frekuensi
W = 2 π f = frekuensi sudut
Intensitas (I) dapat pula dinyatakan sebagai berikut :
I = Po2/ 2 z
Po = perubahan tekanan maksimum (N/m2)
4
7. Skala Desibel (Nineau Bunyi)
Alexander Graham Bell (1847-1922) guru besar fisiologi di
boston, adalah penemu telpon tahun 1876, melakukan penelitian terhadap
suara dan pendengaran, beliau mengatakan suatu bell (nineau suara) = 10
Log I. apabila diperoleh intensitas suatu bunyi adalah 10 kali intensitas
yang lainnya, maka IIo = 10.
Intensitas yang lainnya maka 1/Io = 10
Oleh karena bell merupakan unit yang besar sehingga dipakai
decibel (dB). Hubungannbell dengan decibel dinyatakan 1 bell = 10 dB.
Telah diketahui bahwa intensitas (I) berbanding langsung dengan P2
maka perbandingan antara tekanan dari dua bunyi dapat dinyatakan
sebagai berikut :
10 10 Log P22/P12 = 2010 Log P2/P1
Rumus ini menunjukkan nilai decibel (dB) yang dipergunakan
untuk membandingkan dua tekanan bunyi dalam medium yang sama.
8. Kekerasan Bunyi/Nyaring Bunyi
Kekerasan bunyi/nyaring bunyi merupakan bagian dari ukuran
bunyi yang merupakan perbandingan kasar dari logaritma intensitas
efektifnya jarak penekanan bunyi yang mengakibatkan respon
pendengaran.
Kenyaringan bunyi tidak berkaitan dengan frekuensi ; kenyataan
30 Hz mempunyai kekerasan sama dengan 4.000 Hz bahkan mempunyai
perbedaan intensitas dengan faktor 1.000.000 atau 60 dB.
9. Sifat Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan dan
diserap oleh benda. Apabila gelombang suara mengenai tubuh manusia
(dinding) maka bagian dari gelombang akan dipantulkan dan bagian lain
akan diteruskan/ditransmisi kedalam tubuh.
Mula – mula gelombang bunyidengan amplitudo tertentu
mengenai dinding, gelombang bunyi tersebut dipantulkan (R). pantulkan
tersebut tergantung akan impedansi akustik.
5
Pernyataan itu ditulis sebagai berikut :
R/Ao = Z1-Z2/Z1+Z2
Z1,2 = impedansi akustik (V) dari kedua media.
10. Azas Dopler
Apabila sumber bunyi bergerak menjauhi pendengar akan terdapat
frekuensi dengan derajad rendah. Demikian pula apabila pendengar
mendekati sumber bunyi akan memperoleh frekuensi bunyi dengan
derajad tinggi, percobaan ini disebut Doppler shift. Sedangkan efek yang
timbul akibat bergeraknya sumber bunyi atau bergeraknya pendengar
disebut efek Doppler.
Apabila diketahui fo = frekuensi mula – mula, sudut ө dari arah
sumber bunyi dan perubahan frekuensi (fd) maka :
fd = 2 fo Vd/Vs Cos ө
v = kecepatan darah v = kecepatan suara
B. Ultrasonik dalam Bidang Kedokteran
1. Pendahuluan
Ultrasonic/bunyi ultra dihasilkan oleh magnet listrik dan “Kristal
piezo elektrik” dengan frekuensi diatas 20.000 Hz.
2. Magnet Listrik
Batang ferromagnet diletakkan pada medan magnet listrik maka
akan timbul gelombang bunyiultra pada ujung batang ferromagnet.
Demikian pula apabila batang ferromagnet dilingkari dengan kawat
kemudian dialiri listrik akan timbul gelombang ultranik pada ujung
batang ferromagnet
3. Piezo Elektrik
Apabila Kristal piezo elektrik dialiri tegangan listrik maka
lempengan Kristal akan mengalami vibrasi sehingga timbul frekuensi
ultra, demikian pula vibrasi Kristal akan menimbulkan listrik.
6
4. Daya Ultrasonik
Apabila ultrasonik yang digunakan untuk diagnostik maka
frekuensi yang digunakan sebesar 1 MHz sampai 5 MHz dengan daya
0,01 W/cm2. Apabila daya ultrasonic ditingkatkan sampai 1 W/cm2 akan
dipakai sebagai pengobatan, sedangkan untuk merusakkan jaringan
kanker dipakai gaya 103 W/cm2.
5. Prinsip Penggunaan Ultrasonik
Efek Doppler merupakan dasar pengunaan ultrasonic yaitu terjadi
perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengaran atau
sebaliknya.
Ultrasonic sama dengan gelombang bunyi hanya saja frekuensi
yang sangat tinggi dan mempunyai efek :
a. Mekanik
b. Panas
c. Kimia
d. Efek biologis
6. Penggunaan Dalam Bidang Kedokteran
Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik
dan sifat gelombang bunyi maka gelombang ultrasonik dipergunakan
sebagai diagnosis dan pengobatan.
Ultrasonik Sebagai Pelengkap Diagnosis
Kristal piezo electrik yang bertindak sebagai transduser
mengirim gelombang ultrasonik mencapai pada dinding berlawanan,
kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan diterima oleh transduser
tersebut pula.
Gambaran yang diperoleh CRT tergantung tehnik yang
dipergunakan. Ada 3 macam metode dalam memperoleh gambaran
yaitu :
1) A skaining
2) B skaining
3) M skaining
7
Hal – Hal Yang Didiagnosis Dengan Ultrasonik
Sesuai dengan metode skaining yang dipakai maka ultrasonik
dapat dipergunakan untuk diagnosis :
1) A skaining :
Mendiagnosis tumor otak, member informasi tentang
penyakit – penyakit mata.
2) B skaining :
a. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh
manusia, misalnya hati, lambung, usus, mata dan jantung
janin.
b. Untuk mendeteksikehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari
uterus/kandung peranakan dan kasus – kasus perdarahan
yang abnormal.
c. Lebih banyak memberi informasi dari pada X-ray dan
sedikit resiko yang terjadi.
3) M skaining :
a. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung,
pericardical effusion.
b. M skaining mempunyai kelebihan yaitu dapat dikerjakan
sembari pengobatan berlangsung untuk menunjukkan
kemajuan dalam pengobatan.
Penggunaan Ultrasonik Dalam Pengobatan
Sebagaimana telah diketahui bhwa ultrasonic mempunyai efek
kimia dan biologi maka ultrasonic dapat dipergunakan dalam
pengobatan. Ultrasonic member efek kenaikan temperature dan
peningkatan tekanan.
8
C. Suara
1. Pendahuluan
Suara pada hakekatnya sama dengan bunyi. Hanya saja kata suara
dipakai untuk mahluk hidup atau benda yang dimahlukkan, sedangkan
kata bunyi dipakai untuk benda mati. Untuk lebih jelasnya disajikan
beberapa contoh :
Suara burung
Suara si slamet
Suara mobil, disini mobil di mahlukan
Bunyi gaduh
Bunyi daun gemersik
Bunyi alarm
2. Mekanisme Pembentukan Suara/Ucapan
Mekanisme pembentuka suara ini akan dibicarakan pada ilmu faal
secara lebih mendalam, sedangkan disini hanya diuraikan secara sepintas
saja.
Suara bicara normal merupakan hasil dari modulasi udara yang
mengalir keluar dari dalam tubuh. untuk macam – macam suara, dari
paru – paru yang penuh dengan uap udara melalui pita suara (vocal cords)
disebut glottis dan beberapa ruang vocal, udara keluar melalui mulut dan
sedikit melalui hidung pembentukan suara melalui mulut ini disebut
bicara. Laki – laki mempunyai frekuensi suara 125 Hz sedangkan wanita
150 Hz.
D. Alat Pendengaran
1. Pendahuluan
Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau gelombang
udara kemudian gelombang mekanik ini di ubah menjadi pulsa listrik dan
diteruskan ke korteks pendengar melalui saraf pendengaran.
9
2. Pembagian Alat Pendengaran
Telinga dapat di bagi dalam 3 bagian yaitu, telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar : terdiri dari daun telinga dank anal telinga, batas
telinga luar yaitu dari daun telinga Sampai dengan membrane tympani.
Telinga tengah : batas telinga tengah mulai dari membrane tympani
sampai dengan tuba Eustachii. terdiri dari 3 buah tulang kecil yaitu os
malleulus os incus dan os Stapes.
Telinga dalam : berada di belakang tulang tengkorak kepala terdiri
dari cochlea dan oval window.
3. Spesialisasi dalam Pendengaran/Telinga
Didalam bidang kedokteran dibagi dalam masing – masing bagian
sesuai dengan keahlian.
1. Otologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang telinga dan
pendengaran.
2. Otolaryngologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang
penyakit telinga dan operasi Telinga.
3. ENT specialist : dokter ahli THT yaitu seorang dokter yang ahli
dalam hal telinga, Hidung dan tenggorokan.
4. Audiologist : Seseorang yang bukan dokter, tetapi ahli dalam
mengukur respon Pendengaran, diagnosis kelainan pendengaran
melalui test pendengaran Rehabilitasi yang berkaitan dengan
hilangnya pendengar.
4. Test Pendengaran dan Hilang Pendengaran
Hilang Pendengar
Ada dua macam hilang pendengaran yaitu hilang pendengaran
karena konduksi (tuli konduksi), hilang pendengaran karena syaraf (tuli
syaraf/persepsi)
a. Tuli konduksi : dimana vibrasi suara tidak dapat mencapai telinga
bagian bawah.
10
b. Tuli persepsi : bisa terjadi hanya sebagian kecil frekuensi saja
atau seluruh Frekuensi yang tidak dapat didengar. Tuli persepsi ini
sampai sekarang belum bisa diobati.
Tes Pendengaran
Untuk mengetahui tuli konduksi atau tuli syaraf dapat dilakukan
tes pendengaran
Dengan mempergunakan :
a. Tes suara berbisik/noise box
b. Tes garputala
c. Audiometer
E. Bising
1. Pendahuluan
Bising didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki yang
merupakan aktivitas alam (bicara, pidato) dan buatan manusia (bunyi
mesin).
Bunyi dinilai sebagai bising sangatlah relative sekali, misalnya ;
musik ditempat – tempat diskotik, bagi orang yang biasa mengunjungi
tempat itu tidak merasa suatu kebisingan, tetapi bagi orang – orang yang
tidak pernah berkunjung ditempat diskotik akan merasa suatu kebisingan
yang mengganggu.
2. Pembagian Kebisingan
Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan
tenaga bunyi maka bising dibagi dalam 3 kategori :
1. Audible noise (bising pendengaran)
Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz.
2. Occupational noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan)
Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin ditempat kerja, bising dari
mesin ketik.
3. Impuls noise (impact noise = bising impuls)
Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak.
11
3. Pengaruh Bising Terhadap Kesehatan
Pengaruh utama dari kebisingan adalah kerusakan pada indera
pendengar dan akibat ini telah diketahui dan diterima umum. Kerusakan
atau gangguan system pendengaran dibagi atas
4. Pencegahan Ketulian Dari Proses Bising
Prinsi pencegahan ketulian dari proses bising adalah menjauhi dari
sumber bising. Untuk tujuan itu dapat dilakukan dengan cara :
1. Mesin atau alat – alat yang menghasilkanbising diberikan cairan
pelumas.
2. Membuat tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat kerja.
3. Pekerja – pekerja diharapkan memakai pelindung telinga seperti ear
muff/penutup telinga.
5. Parameter Kebisingan
Macam – macam bising mencakup parameter dasar dan parameter
turunan yaitu :
- Parameter dasar :
a. Frekuensi, dinyatakan dalam hertz yaitu siklus perdetik.
b. Tekanan bunyi dinyatakan dalam watt yaitu energy pancaran bunyi
total.
c. Tekanan bunyi, dinyatakan dalam mikropal (uPa), yaitu intensitas
sebagai akar dari kuadrat amplitudo.
- Parameter turunan
a. Tingkat tekanan bunyi
Dinyatakan dalam dB, yang menyatakan tingkat dalam
frekuensi yang berkaitan dengan tekanan bunyi.
b. Tingkat bunyi
Sama dengan dB yang mana menunjukkan tingkat
linieritas.
12
6. Peralatan dan Metodologi Dalam Mendeteksi Bising
Peralatan dan metodologi yang dipergunakan dalam menentukan
tingkat kebisingan sangat erat kaitannya, untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diharapkan perlu mengetahui peralatan yang berkaitan dalam
menentukan kebisingan.
Peralatan
Salah satu alat – alat yang dipakai dalam labolatorium dan
kegunaan dalam survey kebisingan adalah :
o Tape recorder
o Real time analyser
o Impulse noise meter
o Noise dose meter
Metode pengukuran bising
Maksud mengukur kebisingan adalah :
a. Memperoleh data kebisingan dimana saja.
b. Untuk mengurangi tingkat kebisingan agar tidak menimbulkan
gangguan.
Alat utama dalam pengukuran kebisingan adalah sound level.
Alat ini untuk mengukur kebisingan antara 30-130 dB dari frekuensi
20-20.000 Hz.
F. Vibrasi
1. Pendahuluan
Vibrasi adalah getaran dapat disebabkan oleh getaran udara atau
getaran mekanis.
Vibrasi dapat dibedakan dalam dua bentuk :
a. Vibrasi karena getaran udara yang pengaruhnya terutama pada
akustik.
b. Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya
reonansi/turut bergetarnya alat – alat tubuh dan berpengaruh terhadap
alat – alat tubuh yang sifatnya mekanis pula.
13
Penjalaran Vibrasi Udara Dan Efek Yang Timbul
Vibrasi udara karena benda bergetar dan diteruskan melalui
udara akan mencapai telinga.getaran dengan frekuensi1-20 Hz
tidak akan terjadi gangguan pengurangan pendengaran tetapi pada
intensitas lebih dari 140 dB akan terjadi gangguan vestibuler yaitu
gangguan orientasi.
Penjalaran Vibrasi Udara Dan Efek Yang timbul.
Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan/kontak
dengan permukaan benda yang bergerak. Sentuhan ini melalui
daerah yang terlokalisasi(tool-hand vibration) atau mengenai
seluruh tubuh (whole body vibration).
2. Efek Vibrasi Terhadap Tangan
Alat –alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut
disalurkan pada tangan. Getaran – getaran pada waktu singkat tidak
berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan
menimbulkan kelainan pada tangan berupa :
a. Kelainan pada syaraf dan peredaran darah.
b. Kerusakan – kerusakan pada persendian tulang.
3. Sikap Tubuh Terhadap Tekanan Mekanis
Badan merupakan susunan elastis yang kompleks dengan tulang
sebagai penyokong alat – alat dan landasan kekuatan serta kerja otot.
Kerangka, alat – alat urat dan otot memiliki sifat elastis yang bekerja
secara serentak sebagai peredam dan penghantar getaran.
4. Mencegah Getaran Mekanis
Getaran suatu benda dapat dihindari dengan meletakkan bahan
peredam dibawah benda yang bergetar. Bahan peredam harus jauh lebih
rendah frekuensinya dari frekuensi getaran benda. Frekuensi dari bahan
peredam sebaiknya 1 Hz.
14
Selain itu tempat duduk atau alas kaki diletakkan bahan peredam.
Tebal tempat duduk dan alas kaki sangat menentukanbesar redaman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bunyi, ultrasonic dalam bidang kedokteran, suara, alat pendengaran,
bising dan vibrasi merupakan dari bioakustik. Bioakustik ini meliputi suara
dan suatu getaran
B. Saran
Saran yang dapat penulis tuliskan disini semoga makalah mengenai
bioakustik ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran mahasiswa dan semoga
bermanfaat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dr. J. F. Gabriel 1988 Fisika Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Denpasar
16
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan........................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Bunyi........................................................................................... 2
B. Ultrasonik dalam Bidang Kedokteran......................................... 6
C. Suara............................................................................................ 9
D. Alat Pendengaran........................................................................ 9
E. Bising.......................................................................................... 11
F. Vibrasi......................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 15
B. Saran............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
17
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini yang berjudul “Bioakustik” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing dan semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan sarannya, penulis mengucapkan
terimakasih.
Pariaman, Januari 2013
Penulis
18
ii