Click here to load reader

MAKALAH FUNGSIONAL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tentang Fungsional food

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejarah peradaban bangsa-bangsa di dunia ini menunjukkan bahwa berbagai upaya yang dilakukan berbagai bangsa untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya pada awalnya berbasis pada sumber daya alam yangada di sekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita. Mereka telah mempunyai pengalaman panjang dan turun temurun dalam menyeleksi berbagai sumber daya hayati di sekitarnya, yang mereka anggap dan yakini bermanfaat bagi peningkatan kesehatan dan terapi penyakit.Seperti halnya kebiasaan nenek moyang dulu, saat ini ada kecenderungan orang mengonsumsi makanan tidak hanya semata-mata mempertimbangkan nilai gizi dan rasanya, tetapi juga pengaruh makanan tersebut pada kesehatan tubuhnya. Makanan yang dikonsumsi harus diusahakan juga dapat menjaga kesehatan dan kebugaran, serta menurunkan efek negatif bagi tubuh pengonsumsinya (Muchtadi dan Wijaya, 1996). Ini dasar dari apa yang disebut sebagai makanan fungsional.Kemajuan iptek pangan dan farmasi yang pesat telah memberikan bukti ilmiah bahwa sebagian besar jenis-jenis pangan yang diyakini nenek moyang kita bermanfaat untuk peningkatan kesehatan dan pengobatan. Sebagain besar zat-zatbioaktif bahan-bahan tersebut juga telah dapat diidentifikasi dan diisolasi.Kemajuan ini mendorong lahirnya berbagai produk pangan fungsional dengan berbagai klaim khasiat dan manfaatnya. Di masa datang kita tentu tidak ingin menggantungkan diri pada produk pangan fungsional yang diproduksi dimancanegara tetapi bahan bakunya berasal dari kita, atau diproduksi dengan lisensi/paten dari mancanegara padahal komponen bioaktifnya berasal dari sumber daya hayati pangan kita

1.2 TUJUANAgar mahasiswa menyadari bahwa bahan pangan yang ada disekitar kita merupakan bahan pangan fungsional yang dapat memberikan dampak positif bagi tubuh.

1.3 RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana sejarah makanan?2. Apa definisi pangan fungsional ?3. Apa syarat makanan yang dapat dikategorikan sebagai pangan fungsional ?4. Apa kriteria yang harus dipenuhi agar menjadi pangan fungsional ?5. Apa fungsi pangan fungsional ?6. Apa saja jenis pangan fungsional ?7. Apa saja contoh makanan fungsional ?8. Bagaimana cara membuat makanan agar lebih fungsional ?9. Apa penyebab sifat fungsional?10. Apa komponen bioaktif dan klaim kesehatan makanan fungsional?11. Apa definisi dari serat pangan (dietary fiber) dan pati resisten (resistant starch)?12. Apa itu senyawa antioksidan?13. Bagaimana prospek pengembangan makanan fungsional?14. Apa itu makanan dan alergi?15. Apa itu makanan dan ngantuk?16. Apa itu makanan untuk kecerdasan anak?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 SEJARAH MAKANANMakanan merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Tanpa makanan,makhluk hidup tidak bisa bertahan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua muda, sakit sehat selalu membutuhkan makanan, dalam jenis dan porsi yang berbeda. Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Berawal dari istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan untuk memenuhi kebutuhan gizi melalui sumber karbohidrat (beras, ubi, gandum), lauk sebagai sumber protein lemak (ikan, tempe, tahu, daging dsb), sayur sebagai sumber vitamin, serat dan mineral, buah sebagai sumber vitamin dan susu. Namun demikian, empat sehat lima sempurna tidaklah harus dipenuhi, mengingat kebutuhan masing-masing orang akan berbeda. Orang yang megalami kegemukan (obese) tidak disarankan mengkonsumsi berbagai makanan yang berlemak. Penderita diabetes mellitus (kencing manis) tidak disarankan mengkonsumsi karbohidrat yang banyak.Kebutuhan makanan bagi setiap orang kemudian bergeser menjadi menu seimbang, dalam artian, bahwa kebutuhan tiap individu tidak harus mengikuti empat sehat lima sempurna, namun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Contoh, penderita diabetes mellitus memerlukan sumber energy yang berasal dari karbohidrat kompleks (ubi, serat) yang mengurangi kecepatan pelepasan gula ke dalam tubuh. Anak-anak, memerlukan lebih banyak sumber protein untuk pembangunan sel-sel tubuh, dengan diimbandi sumber karbohidrat yang sesuai dengan aktivitasnya. Pergeseran kebutuhan makanan terjadi lagi, mengingat terjadi peningkatan penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, jantung dan sebagainya. Saat ini, kebutuhan makanan bergeser menjadi makanan fungsional. Makanan fungsional adalah makanan yang memiliki tiga fungsi yaitu fungsi primer, artinya makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral); fungsi sekunder artinya makanan tersebut dapat diterima oleh konsumen secara sensoris dan fungsi tersier artinya makanan tersebut memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan, mengurangi terjadinya suatu penyakit dan menjaga metabolisme tubuh. Jadi makanan fungsional dikonsumsi bukan berupa obat (serbuk) tetapi dikonsumsi berbentuk makanan.Contoh makanan fungsional makanan: makanan yang mengandung bakteri yang berguna untuk tubuh: yoghurt, yakult. Makanan yang mengandung serat, misalkan bekatul, tempe, gandum utuh. Makanan yang mengandung senyawa bioaktif seperti the (polifenol) untuk mencegah kanker, komponen sulfur (bawang) untuk menurunkan kolesetrol, daidzein pada tempe untuk mencegah kanker, serat pangan (sayuran, buah, kacang-kacangan) untuk mencegah penyakit yang berkaitan dengan pencernaan. Menurut para ilmuwan Jepang, beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan sebagai pangan fungsional adalah:1) Harus merupakan produk pangan (bukan berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan (ingredien) alami,2) Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu seharihari,3) Mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka, saat ini makanan yang diperlukan oleh kita, bukan saja memenuhi kebutuhan gizi, namun juga dapat menjaga kesehatan kita.

2.2 DEFINISI PANGAN FUNGSIONALPeningkatan kesejahteraan penduduk telah mendorong terjadinya perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatip pada meningkatnya berbagai macam penyakit degeneratif. Kesadaran akan besarnya hubungan antara makanan dan kemungkinan timbulnya penyakit, telah mengubah pandangan bahwa makanan bukan sekedar untuk mengenyangkan dan sebagai sumber zat gizi, tetapi juga untuk kesehatan. Sebenarnya konsep bahwa makanan sebagai obat Let your food be your medicine; let your medicine be your food telah ada sejak zaman Hipokrates dan telah lama dikembangkan di beberapa negara Asia yaitu Jepang, Korea dan Tiongkok (DeBusk, 2002), tetapi perhatian secara global mengenai fungsi khusus maknan dalam kesehatan baru signifikan dalam dua dasa warsa terakhir ini dengan dimunculkannya istilah makanan fungsional.Sejak itu telah banyak definisi dan istilah diberikan oleh para peneliti untuk memberi batasan mengenai makanan fungsional. Meski belum ada satu definisi yang baku, secara umum makanan funsional diartikan sebagai makanan yang mampu memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan di samping efek nutrisi yang secara prinsip memang dimiliki oleh makanan (BNF, 1999 dan Biesalski, 2001). Di berbagai negara makanan fungsional juga sering disebut dengan berbagai istilah lain misalnya nutraceutical, vitafood, phytofood, pharmafood, designer food dan food for speci- fied health use. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa makanan fungsional dipakai secara luas untuk mendefinisikan pangan atau makanan yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi proses fisiologis sehingga meningkatkan kesehatan atau mencegah timbulnya penyakit. individu. Meskipun diharapkan memberi efek meningkatkan kesehatan, makanan fungsional tidak dapat dikategorikan sebagai obat atau suplemen. Karena itu sifat atau fungsi makanan harus muncul pada makannan fungsional yaitu sebagai sumber zat gizi dan memiliki sifat sensorik yang menarik (berkaitan Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008).Secara umum makanan fungsional didefinisikan sebagai makanan yang selain bergizi juga mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan seseorang, karena di dalam makanan tersebut terkandung komponen atau zat-zat tertentu yang mempunyai aktivitas fisiologis yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.Di Indonesia, makanan fungsional juga dikenal dengan istilah makanan kesehatan. Suplemen makanan kesehatan adalah makanan dalam bentuk kapsul,tablet, bubuk, atau cairan yang mengandung zat gizi danphytochemical, suatu bentuk alternatif untuk makanan kesehatan.Definisi pangan fungsional menurut Badan POM adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebihsenyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Serta dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen. Selain tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberi efeksamping pada jumlah penggunaan yang dianjurkan terhadap metabolisme zat gizi lainnya.terdapat golongan senyawa yang dianggap punya nilai fungsional adalah erat pangan (deitary fiber), Oligosakarida, gula alkohol (polyol), asam lemaktidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids= PUFA), peptida dan proteintertentu, glikosida dan isoprenoid, polifenol dan isoflavon, kolin dan lesitin, kolindan lesitin,phytosterol, vitamin dan mineral.

Definisi pangan fungsional di Jepang:1. Merupakan pangan (bukan kapsul, tablet atau powder) berasal dari ingredien alami.2. Dikonsumsi sebagai bagian dari diet sehari-hari. 3. Mempunyai fungsi tertentu pada waktu dicerna, serta memberikan peran tertentu dalam proses metabolisme di dalam tubuh. Peran yang diharapkan dari makanan kesehatan antara lain:1. Meningkatkan mekanisme kekebalan tubuh 2. Mencegah penyakit tertentu 3. Pemulihan darisuatu penyakit tertentu 4. Memperlambat proses penuaan (Muchtadi dan Wijaya, 1996)Secara legal didefinisikan di dalam Dietary Supplement Health and Safety Act (DSHEA) 1994: setiap produk yang dikonsumsi melalui mulut yang mengandung ingredien pangan dan disebutkan secara jelas dalam label sebagai suplemen diet

2.3 SYARAT PANGAN FUNGSIONAL Syarat umumJepang merupakan negara pertama yang mengembangkan makanan fungsional serta membuat peraturan dan prosedur registrasi terhadap Foods forSpecified Health Use (FOSHU). Menurut para ilmuwan negeri matahari terbit itu,suatu produk pangan dapat dikategorikan sebagai makanan fungsional bila memenuhi persyaratan:(1) Produk tersebut harus berupa produk pangan (bukan kapsul, tablet ataupowder) yang berasal dari bahan yang terdapat secara alami pada bahanpangan.(2) Produk tersebut dapat dikonsumsi sebagai bagian dari makanan sehari-hari.(3) Produk tersebut mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna sertamemberikan peranan tertentu dalam proses metabolisme di dalam tubuh,antara lain memperkuat mekanisme pertahanan tubuh atau meningkatkankekebalan terhadap suatu penyakit, mencegah timbulnya penyakit tertentu (contoh: penyakit jantung, kanker, osteoporosis, dll), membantu engembalikan kondisi tubuh setelah sakit, menjaga kondisi fisik danmental, serta memperlambat proses penuaan. Syarat di JepangDi Jepang, Kementerian Kesehatan, Pekerjaan, dan Kesejahteraan menyatakan bahwa suatu pangan bisa disebut sebagai pangan fungsional jika memiliki kriteria sebagai berikut :1. Pangan tersebut harus dapat meningkatkan fungsi diet dan kesehatan.2. Nilai positif gizi dan kesehatan harus terbukti kuat dengan hasil penelitian secara empiris.3. Anjuran konsumsi dari pangan tersebut harus mendapatkan persetujuan dari ahli gizi dan kesehatan.4. Pangan dan komponen ingredien yang terkandung di dalamnya harus aman sesuai dengan diet seimbang.5. Ingredien pangan yang terdapat didalamnya harus terkarakterisasi secara jelas dalam hal sifat fisik dan kimia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif(metode yang digunakan untuk menganalisa dari sifat tersebut harus disertakan dengan jelas)6. Ingredien pangan yang terdapat didalamnya tidak boleh menurunkan nilai gizi dari pangan tersebut.7. Pangan tersebut harus dikonsumsi sesuai dengan asupan dan cara yang normal.8. Pangan tersebut tidak boleh dalam bentuk tablet, kapsul, atau serbuk9. Ingredien pangan yang terdapat didalamnya harus berasal dari komponen alami.

2.4 KRITERIA YANG HARUS DIPENUHIKriteria yang harus dipenuhi agar menjadi pangan fungsional antara lain: 1. Sensory (warna dan penampilannya yang menarik dan cita rasanya yang enak) 2. Nutritional (bernilai gizi tinggi), dan 3. Physiological (memberikan pengaruh fisiologis yang menguntungkan bagi tubuh).

2.5 FUNGSI PANGAN FUNGSIONALBeberapa fungsi fisiologis yang diharapkan dari pangan fungsional antaralain adalah: 1. Pencegahan dari timbulnya penyakit 2. Meningkatnya daya tahan tubuh 3. Regulasi kondisi ritme fisik tubuh 4. Memperlambat proses penuaan, dan 5. Menyehatkan kembali (recovery)

2.6 JENIS PANGAN FUNGSIONAL Jenis-Jenis Makanan FungsionalSecara umum, jenis-jenis makanan fungsional dibagi berdasarkan dua hal,yaitu berdasarkan sumber makanan dan cara pengolahan.

A. Berdasarkan Sumber Makanan

Berdasarkan sumbernya, makanan fungsional digolongkan menjadi dua yaitu makanan fungsional nabati dan makanan fungsional hewani.1. Makanan fungsional nabati merupakan makanan fungsional yang bersumber dari bahan tumbuhan. Contohnya kedelai, beras merah, tomat, bawang putih,brokoli, jeruk, anggur, dan teh.2. Makanan fungsional hewani merupakan makanan fungsional yang bersumber dari bahan hewan. Contohnya ikan, daging sapi, serta susu dan produk-produkolahannya.

B. Berdasarkan Cara PengolahannyaBerdasarkan cara pengolahannya, makanan fungsional digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu alami, tradisional, dan modern.1. Makanan fungsional alami merupakan makanan fungsional yang sudah tersedia di alam tanpa perlu pengolahan sama sekali. Contohnya buah-buahan dan sayuran segar yang bisa langsung dimakan.2. Makanan fungsional tradisional merupakan makanan fungsional yang diolah secara tradisional mengikuti cara pengolahan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contohnya tempe, dadih, yoghurt, berasmerah, susu, dan teh.3. Makanan fungsional modern, yaitu makanan fungsional yang dibuat khusus menggunakan resep-resep baru. Contohnya produk-produk makanan yang ditujukan khusus untuk diabetesi seperti Diabetasol dan Diabetamil. Makanan fungsional modern yang sengaja dibuat untuk tujuan khusus umumnya diproduksi melalui salah satu pendekatan berikut.* Menghilangkan komponen yang diketahui dapat menyebabkan efekburuk jika dikonsumsi, misalnya protein alergan (protein penyebab alergi). * Meningkatkan konsentrasi komponen yang memiliki efek baik terhadap kesehatan, baik berupa komponen nutrisi maupun komponen non-nutrisi (phytochemicals) yang secara alami sudah terdapat dalam makanan tersebut.* Menambahkan suatu komponen yang memiliki efek baik terhadap kesehatan yang sebelumnya tidak terdapat dalam makanan tersebut.* Mengganti suatu komponen dalam makanan yang diketahui memiliki efek buruk terhadap kesehatan dengan komponen lain yang memiliki efek menguntungkan.* Meningkatkan ketersediaan atau stabilitas dari komponen suatu makanan yang diketahui memiliki efek baik terhadap kesehatan

2.7 CONTOH MAKANAN FUNGSIONAL Makanan fungsional alami, yaitu : buah-buahan dan sayuran segar yang bisa langsung dimakan.

Makanan fungsional tradisional, yaitu : tempe, dadih, yoghurt, beras merah,susu, dan teh.

Makanan fungsional modern, yaitu1. Pangan tanpa lemak, rendah kolesterol dan rendah trigliserida;2. Breakfast cereals dan biskuit yang diperkaya serat pangan;3. Mi instan yang diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral;4. Permen yang mengandung zat besi, vitamin, dan fruktooligosakarida;5. Pasta yang diperkaya dietary fiber;6. Sosis yang diperkaya dengan oligosakarida, serat atau kalsium kulit telur;7. Minuman yang mengandung suplemen dietary fiber, mineral danvitamin;8. Cola rendah kalori dan cola tanpa kafein;9. Sport drinkyang diperkaya protein;10. Minuman isotonic dengan keseimbangan mineral;11. Minuman untuk pencernaan;12. Minuman pemulih energi secara kilat;13.Teh yang diperkaya dengan kalsium, dan lain-lain.

2.8 CARA MEMBUAT MAKANAN AGAR LEBIH FUNGSIONALBeberapa cara untuk membuat makanan agar lebih fungsional yaitu: Mensubtitusi bahan penyebab masalah kesehatan (misal: minyak yang diganti dengan minyak yang tidak tercerna yaitu olestra), mencampur bahan awal dengan bahan yang lebih menyehatkan. Mengurangi komponen yang membahayakan misal: penggunaan garam, bahan tambahan makanan maupun lemak. Memperkaya dengan komponen gizi yang diperlukan oleh tubuh tapi terdapat dalam jumlah minimal dalam produk tersebut.

2.9 PENYEBAB SIFAT FUNGSIONAL Sifat fungsional dalam makanan fungsional disebabkan oleh adanya komponen bioaktif yang terdapat dalam bahan nabati (misalnya serat pangan, inulin, FOS dan antioksidan) ataupun bahan hewani (EPA, DHA dan CLA). Sifat fungsional juga bisa disebabkan oleh adanya mikroorganime yang memiliki sifat menguntungkan di dalam sistem pencernakan, misalnya probiotik. Komponen bio aktip banyak terdapat pada berbagi jenis tanaman. Maka In- donesia sebagai negara yang kaya akan flora sangat potensial sebagai negara penggali dan pengembang makanan fungsional. Dalam satu dasa warsa terakhir ini telah banyak dikembangkan penelitian mengenai komponen bioaktif dalam berbagai tanaman misalnya kacang-kacangan (Marsono et al, 2005a), umbi-umbian (Marsono et al., 2005b) dan buah-buahan.

2..10 KOMPONEN BIOAKTIF DAN KLAIM KESEHATAN MAKANAN FUNGSIONALKomponen bioaktif yang dipercayai memiliki aspek fisiologis sehingga menimbulkan efek kesehatan. Kenaikan perhatian terhadap makanan fungsional memberikan gambaran bahwa masyarakat telah banyak mendengar hasil studi epidemiologi yang menyatakan bahwa diet atau komponen diet tertentu berkaitan dengan rendahnya resiko terhadap penyakit tertentu. Beberapa penyakit yang dikaitkan dengan dietary factors dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa komponen zat gizi tertentu bisa berkaitan dengan kemungkinan pencegahan timbulnya penyakit tertentu pula. Terlihat pula pengaruh itu tidak tunggal melainkan ada yang didukung oleh beberapa komponen secara bersama-sama. Ini mengingatkan pada kita bahwa variasi dalam jenis makanan yang dipilih dengan komponen bioaktif yang berbeda-beda, menjadi sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit. Berikut ini beberapa contoh komponen bioaktif dan klaim kesehatan yang ditimbulkan.

2.11 SERAT PANGAN (dietary fiber) DAN PATI RESITEN (resistant starch). Serat pangan merupakan bagian dari tanaman yang tidak bisa dicerna oleh ensim pencerna dalam usus halus manusia sehat terutama terdiri dari polisakarida bukan pati (non-starch polyssaccaride) dan lignin (Trowel, 1972). Dalam perkembangannya serat pangan mencakup komponen yang lebih banyak seperti yang tersebut dalam definisi serat pangan menurut the Ameri- can Association of Cereal Chemist (AACC) pada tahun 2001 (Anonim, 2001). Definisi terbaru ini mengatakan bahwa serat pangan adalah bagian tumbuhan yang dapat dimakan atau analog dengan karbohidrat, yang tahan terhadap pencernaan dan absorpsi di dalam usus halus manusia dan mengalami fermentasi sebagian atau seluruhnya di dalam usus besar. Serat pangan meliputi polisakarida, karbohidrat analog, oligosakarida, lignin, dan bahan yang terkait dengan dinding sel tanaman (waxes, cutin, suberin). Karbohidrat analog yang dimaksudkan dalam definisi ini meliputi dekstrin tak tercerna, pati resisten (resistant starch) dan senyawa karbohidrat sintetis (polydekstrosa, metil selulosa dan hydroxypropylmethyl selulosa). Secara fisiologis, pati resisten didefinisikan sebagai jumlah dari pati dan hasil pencernaan pati yang tidak diserap di dalam usus halus individu sehat (Asp, 1992). Berdasarkan sifat kelarutannya serat pangan dibedakan menjadi serat larut (soluble fibre) dan serat tidak larut (insoluble fibre). Kedua jenis serat ini memiliki sifat yang berbeda serta memberikan efek fisiologis yang berbeda pula (Marsono, 1995). Sifat fungsional serat pangan muncul karena efek fisiologis yang ditimbulkan. Efek fisiologis berkaitan dengan sifat fisik dan kimia serat pangan dan fraksi-fraksinya. Efek fisiologis serat pangan yang berkaitan dengan sifat fisik dan kimia meliputi: viskositas, fermentabilitas, kapasitas pengikatan air, absorpsi molekul organik dan sifat penukar ion (Marsono, 2004). Efek kesehatan dari makanan fungsional sumber serat dan pati resisten sangat berhubungan erat dengan efek fisiologis serat pangan. Serat pangan memberikan viskositas yang tinggi pada digesta. Sifat ini dapat mengurangi absorpsi glukosa dan kolesterol, sehingga konsumssi serat pangan yang tinggi dapat mencegah diabetes maupun hyperkolesterol. Serat pangan di dalam kolon akan terfernemtasi menghad\silkan SCFA (short chain fatty acids), diantaranya asetat, propionat dan butirat yang dilaporkan dapat mencegah kenaikan kolesterol (propionat) atau mencegah kanker kolon (butirat). Kapasitas pengikatan air yang besar dari serat pangan dapat mengakibatkan digesta (isi usus) ruah dan berkadar air tinggi sehingga mencegah kontipasi maupun divertikulosis. Kemampuan mengikat molekul organik dapat mengakibatkan terikatnya empedu dan akhirnya dapat menurunkan kolesterol. Dengan demikian jelas bahwa serat pangan dapat mencegah diabetes type II, mencegah hyperkolesterolemia serta menyehatkan kolon (mencegah kontipasi, divertikulosis dan kanker kolon). Pangan sumber serat pangan anatara lain bekatul, sayur, buah, serealia, dan rumput laut. Inulin dan FOS (Fruktooligosakarida) Inulins merupakan oligosakarida yang mengandung fruktosa (=fruktan) yang berasal/ terdapat dalam tanaman. Senyawa tersebut terdiri dari unit-unit fruktosa (dengan ikatan (2-1) glikosida dan gugus terminal berupa glukosa. Inu- lin tanaman mengandung 2-150 unit fruktose. Frukto oligo sakarida (FOS) adalah oligosakarida mengandung 2-10 unit fruktose, dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Inulin dan FOS tidak dicerna dalam usus halus, sehingga nilai kalorinya rendah dan difermentasi oleh mikroflora di dalam kolon serta menstimulir bifidobacteria. Ikatan (2-1) glikosida ini tahan terhadap pencernaan ensim, dan merupakan sifat yang spesifik pada inu- lin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penambahan oligofruktosa dalam diet dapat meningkatkan kesehatan usus besar (Menne et al., 2000; den Hond et al., 2000). Karena alasan manfaat kesehatan tersebut oligofruktosa atau inu- lin sekarang banyak diperdagangkan sebagai suplemen makanan, sebagai prebiotik dan promo- tor aktivitas bakteri bifido (bifidobacteria) dengan berbagai nama dagang. Efek kesehatan inulin dan FOS anatar lain : mengurangi konstipasi, menambah frekuensi ke belakang, melunakan feses, menaikkan kadar air feses, meningkatkan bifidobakteri, laktobasili serta menurunkan Enterobakteri & Clostridium perfringen. Inulin dan FOS banyak terdapat dalam : bawang merah, bawang putih, pisang dan asparagus.

2.12 SENYAWA ANTIOKSIDANAntioksidan dibedakan menjadi dua macam, yaitu antioksidan dalam sistem pangan dan antioksidan dalam sistem biologis. Meskipun secara prinsip keduanya sama yaitu suatu senyawa yang dapat mencegah proses oksidasi, tetapi terkait dengan makanan fungsional, antioksidan yang dimaksud adalah antioksidan dalam sistem biologis. Secara umum antioksidan dalam sistem biologis diadefinisikan sebagai suatu senyawa yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan sebagai akibat proses oksidasi. Jadi secara prinsip sebenarnya di dalam tubuh kita terjadi oksidasi, yang pada tingkat tertentu mengakibatkan gangguan kesehatan. Adanya antikosidan dalam makanan yang kita konsumsi dapat membantu mengatasi kemungkinan oksidasi tersebut. Antioksidan tersebut dapat diperoleh dengan sintesis atau secara alamiah yaitu pada berbagai bahan pangan kaya antioksidan. Makanan fungsional yang didalamnya terkandung antioksidan yang cukup, dapat membantu meningkatkan pertahanan tubuh. Banyak jenis antioksidan alami terdapat di berbagai bahan pangan, anatar lain kelompok carotenoid, flavonoid dan phenolic. Ada beberapa macam karotenoid, terdapat pada bahan pangan misalnya wortel, labu kuning, ketela rambat (beta karotene), jeruk, telur, jagung (lutein, zeaxantine),serta tomat, semangka dan anggur (lycopene). Antioksidan kelompok karotenoid telah diklaim memiliki efek menyehatkan antara lain (i) dapat menetralkan radikal bebas yaitu suatu senyawa yang dapat merusak sel dan mengakibatkan timbulnya penyakit kanker, (ii) meningkatkan pertahanan oksidasi, (iii) membantu menyehatkan mata, (iv)membantu meningkatkan kesehatan prostat, serta membantu mencegah timbulnya penyakit jantung (Anonim, 2006 dan Boileu, et al.,1998). Antioksidan kelompok flavonoids anatara lain berupa senaywa-senyawa anthocya- nin, flavanols, flavonones, flavonols serta proanthocyanidin. Jenis antioksidan ini banyak terdapat pada buah-buahan (berry, cerry, anggur dan apel), teh, cacao, coklat, bawang merah, brokoli dan kacang tanah. Efek kesehatan yang bisa ditimbulkan antara lain: meningkatkan pertahanan antioksidan tubuh, memperbaiki fungsi otak, menjaga kesehatan jantung, menetralkan radikal bebas. Isoflavon (daidzein, genistein) banyak terdapat di dalam kedelai dapat membantu mempertahankan kesehatan tulang dan otak serta meningkatkan kekebalan. Vitamin C dan vitamin E merupakan dua jenis vitamin antioksidan yang terdapat banyak pada buah- buahan dan biji-bijian sangat bagus untuk menetralkan radikal bebas, meningkatkan kesehatan tulang dan jantung serta meningkatkan kekebalan tubuh. Vitamin E memeiliki fungsi antioksidan yang signifikan pada membrane sel dan lipoprotein. Banyak peenlitian membuktikan bahwa vitamin E membantu menurunkan resiko penyakit jantung koroner, kanker dan penyakit kronik lainnya (Papas, 1999).PUFA (polyunsaturated fatty acids) dan CLA (Conjugated linoleic acids) PUFA dan CLA merupakan komponen bioaktif yang banyak terdapat pada bahan pangan hewani. PUFA khususnya asam lemak Omega 3, banyak terdapat dalam salmon, tuna dan beberapa hewan laut lainya, berpotensi untuk merungurangi resiko penyakit jantung koroner, dan memabantu memperbaiki kesehatan mental dan fungsi pengelihatan. Sedangkan CLA banyak terdapat dalam daging domba dan sapi serta keju, dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, menekan pertumbuhan tumor lambung (Hasler, 2004). Dari komponen bioaktif tersebut, sarat pangan, inulin dan FOS merupakan komponen prebiotik yang saat ini banyak digunakan dalam produksi makanan fungsional. Prebiotik didefinisikan sebagai ingridien pangan tak tercerna yang mempunyai efek menguntungkan bagi inang yang mengkonsumsinya dengan perangsangan selektip pada pertumbuhan dan atau aktivitas salah satu atau beberapa bakteri di dalam kolon, sehingga dapat meningkatkan kesehatan (Gibson and Roberfroid, 1995). Di samping karena adanya komponen bioaktif, sifat fungsional juga bisa disebabkan oleh ingridien yang berupa mikroorganisme hidup yang memiliki sifat spesifik dan memberikan efek menyehatkan. Contoh dari produk yang memiliki sifat tersebut adalah probiotik, yaitu ingridien makanan berupa bakteri hidup (Lactobacilli, Bifidobacteria) yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh dengan cara menjaga kesetimbagan mikrobiota pada saluran pencernaan.

2.13 PROSPEK PENGEMBANGAN MAKANAN FUNGSIONALDi banyak negara makanan fungsional telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut dilandasi oleh beberapa alasan yaitu: (i) meningkatnya kesadaran akan pentingnya makanan dalam pencegahan atau penyembuhan penyakit (ii) tuntutan konsumen akan adanya makanan yang memiliki sifat lebih, yaitu memiliki kandungan ingridient fungsional, (iii) pengalaman masyarakat mengenai alternative medicine, (iv) studi epidemiologi mengenai prevalensi penyakit tertentu yang ternyata dipengaruhi oleh kebiasaan makan dan bahan yang dimakan oleh suatu populasi. Jepang mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap makanan fungsional anatar lain disebabkan besarnya populasi lansia. Produsen dan pasar memanfaatkan situasi itu dan secara konstant menggunakan peluang terkait dengan masalah lansia tersebut. Makanan fungsional yang posisinya berada diantara makanan tradisional dan pharmasetikal, di Jepang telah tumbuh lebih cepat dari pada makanan reguler atau obat-obatan. Eropa merupakan contoh lain pesatnya perkembangan makanan fungsional. Kesadaran publik akan efek kesehatan suatu makanan menjadikan makanan fungsional sebagai fokus penelitian. Industri pangan di eropa telah berkembang pesat di bidang pengolahan makanan fungsional. Banyak negara di Eropa timur juga telah melihat produk-produk kesehatan alami (obat tradisional) sebagai bagian besar dari obat-obatan. Amerika telah melakukan ekpor makanan fungsional dengan berbagai klaim kesehatan. DeBusk ( 2002) menyatakan bahwa permintaan pasar yang sangat tinggi akan makanan fungsional yang mendorong pesatnya perkembangan industri pangan di Amerika dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: (i) kemajuan ilmu pengetahuan yang mendukung peran vital diet dalam kesehatan dan pencegahan penyakit, (ii) tuntutan konsumen dan perubahan perspektip terhadap makanan, (iii) tingginya biaya perawatan kesehatan, (iv) jumlah populasi lansia, (v) kemajuan teknologi dalam industri yang memungkinkan pengembangan makanan yang meningkatkan kesehatan serta (vi) perubahan dalam undang-undang lingkungan.Di Indonesia belum ada data tentang besarnya produksi dan perdagangan makanan fungsional. Tetapi, di pasar banyak terlihat minuman fungsional telah banyak ditawarkan. Produk-produk tersebut umumnya mengandung taurin, kholin, madu, kafein ginseng dan sebagainya yang diharapkan memberi efek fisiologis pada tubuh. Minuman isotonik yang memiliki kandungan elektolit lebih komplit dari pada air biasa juga menjadi trend akhir-akhir ini. Produk makanan/ susu bayi telah banyak yang diperkaya dengan prebiotik sedangan susu untuk lansia diperkaya dengan Ca. Pengembangan makanan fungsional di suatu negara tidak saja menguntungkan bagi konsumen karena manfaat yang dapat diambil, tetapi juga merupakan peluang bagi industri pangan dan kentungan bagi pemerintah. Kemampuan untuk memberikan keuntungan bagi konsumen merupakan satu factor krusial dalam pengembangan makanan fungsional. Karena keuntungan tidak bisa langsung diraskan oleh tubuh, maka kredibilitas pesan atau janji terkait dengan kesehatan menjadi faktor kunci (Lahteenmaki, 2003). Untuk meyakinkan efek kesehatan serta keberadaannya /dimilikinya sifat tersebut pada produk akhir memerlukan penelitian. Tantangan yang nyata untuk ini adalah bagaimana pengetahuan yang dihasilkan dari penelitian dapat meyakinkan konsumen. Informasi ilmiah perlu diterjemahkan kepada konsumen dengan bahasa yang sederhana. Konsumen perlu diyakinkan atas kebenaran sumber dan isi informasi. Produsen harus hati-hati dalam meyakinkan dan menjaga kepercayaan konsumen. Keuntungan dari konsumen bisa dilihat dari manfaat makanan fungsional bagi kesehatan. Makanan fungsional dapat digunakan sebagai makanan untuk mencegah berbagai penyakit misalnya obesitas, diabetes, hipertensi, jantung koroner dan kanker. Dampak lain yang tidak langsung antara lain dapat meningkatkan imunitas, memperlambat penuaan dan meningkatkan penampilan fisik (awet muda).Perkembangan dan pemasaran makanan fungsional sangat menjajinkan. Penggunaan prebiotik dalam berbagai produk telah bayak dilakukan, karena konsumen telah menyadari bahwa penambahan inulin dan FOS dapat meningkatkan absorpsi Ca, meningkatkan densitas meniral tulang, memperbaiki fungsi saluran pencernaan dan meningkatkan imunitas (Milner & Robertfroid, 1999). Di USA, fortifikasi Fe dalam produk susu mulai dilirik oleh beberapa perusahan pengolah susu, karena konsumsi susu penduduk yang tinggi dan susu cocok sebagai pembawa Fe. (Hoolihan, 2003). Bagi industri pangan, permintaan yang tinggi akan makanan fungsional berati sebuah peluang untuk meningkatkan keuntungan dengan melakukan inovasi pengembangan produk dan formulasi makanan sesuai dengan permintaan pasar. Beragamnya masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat juga berarti semakin luas segmen pasar dengan kebutuhan makanan fungsional tertentu. Belajar dari pengalaman beberapa negara maju khususnya Jepang yang sangat jeli melihat peluang sehingga dalam waktu 4 (empat) tahun telah berhasil meningkatkan penjualan probiotik dari 22 juta dolar pada tahun 1995 menjadi 823 juta dolar pada tahun 1999 (Tabel 2), Indonesia juga punya peluang untuk mengembangkan indutri makanan fungsional. Indonesia memiliki sumber alam yang kaya akan ingridien bioaktif. Penelitian kearah itu sudah banyak dilakukan. Maka perkembangan makanan fungsional berada di industri pangan. Bila diperlukan industri pangan dapat menjalin kerjasama dengan para peneliti baik di lembaga penelitian ataupun di perguruan tinggi. Sebagai contoh, Marsono et al. (2006) melaporkan makanan fungsional berbasis tepung yaitu berupa kue kering tepung garut dan roti tawar dengan substitusi tepung garut memiliki Indek Glikemik masing-masing 27 dan 51. dalam pengujian dengan hewan coba kedua produk tersebut mampu menurunkan glukosa darah sebesar 50% dan 46%, selama 4 minggu intervensi. Hasil ini mengindikasikan bahwa kedua produk tersebut dapat direkomendasikan sebagai makanan fungsional untuk penderita diabetes. Karena perguruan tinggi tidak mempunyai kompetensi untuk menjalankan bisnis industri, maka hasil penelitian tersebut bisa digunakan sebagi acuan oleh pihak industri untuk mengembangkan makanan fungsional skala industri. Pemerintah juga diuntungkan oleh perkembangan makanan fungsional. Paling tidak ada tiga komponen yang memungkinkan timbulnya keuntungan bagi pemerintah yaitu: (i) kesempatan kerja dengan berkembangnya industri makanan fungsional, (ii) pengurangan biaya pemeliharaan kesehatan masyarakat dan (iii) peningkatan pendapatan (pajak) dari industri makanan fungsional.Fenomena mengenai peningkatan prevalensi penyakit degeneratif, besarnya biaya perawatan sakit serta meningkatnya populasi lansia merupakan faktor yang sangat mendukung dikembangkannya makanan fungsional. Sifat fungsional dari makanan fungsional ditentukan oleh komponen bioaktif yang ada di dalamnya. Indo- nesia kaya akan sumber alam baik sumber hayati maupun alami, dengan kandungan komponen bioaktif yang sangat potensial untuk dikembangkan. Teknologi pangan di bidang makanan fungsional serta penelitian-penelitian terkait dengan makanan fungsional sudah banyak dikembangkan. Hal ini semua menjadi modal dasar untuk mengembangkan makanan fungsional. Dengan demikian, industri pengolahan makanan fungsional di Indonesia sebenarnya sangat prosfektif. Masalahnya adalah apakah Industri pangan bisa memanfaatkan peluang ini. Pengembangan industri makanan fungsional tidak hanya menguntungkan bagi industri, tapi juga bagi masyrakat dan pemerintah. Diperlukan kerja sama dengan perguruan tinggi sebagai sumber informasi serta dukungan pemerintah untuk hal-hal yang terkait dengan hukum dan fasilitas. Tindakan ini perlu diikuti dengan promosi yang intensif untuk mendukung peningkatan pemasaran.

2.14 MAKANAN DAN ALERGIManusia mengkonsumsi makanan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan gizinya, namun demikian terkadang ketika kita mengkonsumsi makanan, bukan ketercukupan gizi yang kita dapatkan namun sebaliknya kita justru mengalami alergi. Alergi makanan adalah reaksi alergi yang timbul akibat mengonsumsi zat yang menimbulkan alergi atau disebut alergen. Kenapa ini terjadi? Karena sistem imun kita menolak alergen yang masuk dan zat ini dianggap sebagai benda asing yang mengancam.

Apa gejala alergi makanan?Gejala yang paling umum adalah: Batuk Lidah dan tenggorokan kering dan gatal Kulit gatal atau ruam Mual dan kembung Diare dan/atau muntah Nafas tersengal-sengal dan nafas pendek Bibir dan tenggorokan bengkak Hidung berair dan tersumbat Mata gatal, merah dan sakit

Makanan yang menyebabkan alergiMakanan sering menimbulkan reaksi alergi antara lain: Susu sapi dan produk susu lainnya Telur Makanan laut, seperti Ikan, Kepiting, Udang, dan Lobster Kacang-kacangan (kacang tanah, kacang kedelai, dll) Sereal yang mengandung gluten (gandum, gandum hitam, gandum oat dan gandum barley) Wijen Makanan dan minuman yang mengandung pengawet Sulfur dioksida dan sulfit SeledriMeskipun saat ini ada obat yang dapat meengatasi alergi, seperti antihistamin, namun demikian cara yang paling tepat menghindari terjadinya alergi makanan adalah menghindari faktor pencetusnya. Kita harus mengetahui dan mengidentifikasi makanan apa saja yang membuat kita alergi berdasarkan pengalaman. Misal ketika kita makan udang, lalu mulai timbul gatal-gatal ,kemerahan dan bentol pada kulit maka untuk selanjutnya kita sebaiknya menghindari makanan tersebut untuk mencegah timbul reaksi alergi lagi.

2.15 MAKANAN DAN NGANTUKSeringkali ketika kita selesai makan, rasa mengantuk menyerang. Kita perlu mengetahui beberapa makanan yang dapat menyebabkan mengantuk Makanan tersebut adalah1. Makanan BerlemakTeorinya sederhana, lemak lebih susah dicerna. Organ pencernaan membutuhkan waktu 6 hingga 8 jam untuk mencernanya, oleh karena itu jika tubuh tidak punya persediaan energi yang lain kemungkinan Anda akan merasa lemas dan mengantuk. Makanan berlemak juga diketahui bisa menyebabkan kemampuan mengingat berkurang.2. Minuman Berenergi.Minuman khusus seperti ini biasanya mangandung gula tinggi dan juga kafein. Beberapa lama setelah minum, gula darah kembali turun dan menyebabkan kehausan dan tenaga kosong. Lebih baik konsumsi air putih jika lain kali kehausan daripada minum minuman penambah energi tapi jadi malas dan mengantuk.3. Sarapan dengan Makanan Manis.Gula dan karbohidrat sederhana mungkin bisa meningkatkan energi, tapi bisa menurunkannya juga dengan cepat. Penurunan gula dalam darah yang terlalu drastis mengakibatkan tubuh lemas dan sering menguap guna mendapatkan oksigen lebih banyak untuk pembakaran energi. Hindari makanan manis seperti donat atau kue-kue manis lainnya karena bisa menurunkan produksi zat kimia dalam otak yang berfungsi membuatnya tetap menyala.4. Makanan Rendah Zat Besi.Zat besi adalah zat pembangun energi dan kalori. Anda akan merasa lelah jika kekurangan zat tersebut. Konsumsi paha ayam lebih baik dalam meningkatkan zat besi ketimbang bagian dadanya. Daging merah juga tinggi zat besi tapi lebih banyak kolesterol. Labu juga diketahui mengandung zat besi tinggi yang bisa dimakan sebagai camilan di sore hari.Seringkali kita meminta anak kita atau bahkan kita sendiri makan dengan porsi nasi yang banyak agar bisa mempunyai tenaga sampai siang hari, dengan lauk atau sayur yang sedikit. Hal ini kurang tepat karena anak bahkan kita yang mengkonsumsi nasi yang cukup banyak akan mudah terseserang rasa kantuk yang luar biasa. Pernahkan Anda mengeluh, Setelah makan siang, tubuh saya bukannya kembali segar tapi malah mengantuk. Kerja pun jadi tidak bersemangat lagi. Bagaimana saya mengatasi masalah ini?. Keluhan seperti ini tidak saja terjadi pada Anda. Sebagian besar orang juga pernah, bahkan setiap hari, mengalami gejala seperti ini. Jika masalah ini tidak segera diatasi bisa mengganggu aktifitas dan mempengaruhi prestasi kerja Anda di kantor.Rasa kantuk yang menyerang seusai bersantap, biasanya disebut sebagai reaksi food coma. Banyak hal bisa menjadi penyebab terjadinya food coma. Sebagai gambaran, tubuh kita diibaratkan sebuah mesin pengolah yang berfungsi untuk menyerap sari makanan. Kalau makanan yang kita konsumsi dalam porsi yang cukup besar, otomatis tubuh kita akan bekerja ekstra keras. Akibatnya, tubuh terasa lelah dan mengantuk. Dr. Allan Spreen, seorang ahli nutrisi dari Amerika, menganjurkan bahwa waktu bersantap harus disesuaikan dengan bioritme tubuh. Dari hasil penelitian diketahui bahwa serangan food coma sering terjadi pada jam-jam berikut: pukul 10.00 yaitu 2 jam setelah sarapan pukul 14.00 yaitu 2 jam setelah makan siang pukul 16.00 yaitu 4 atau 5 jam sebelum makan malamNah, di antara waktu-waktu itulah kadar gula didalam tubuh sedang dalam kondisi menurun.

Bagaimana mengatasinya ? Usahakan makan tidak dalam porsi yang besar. Pilihlah makanan dengan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Pada jam-jam setelah makan, usahakan untuk mengkonsumsi camilan yang high protein. Tidak perlu dalam jumlah yang banyak asalkan perut Anda tetap dalam kondisi terisi. Pilihlah makanan dengan kadar lemak yang rendah, karena di dalamnya pasti kaya akan kandungan gula. Di antara waktu sebelum jam makan, jangan segan-segan untuk makan permen. Pilihlah permen berlabel low fat.

Jika kita banyak mengkonsumsi nasi dalam menu makan siang, nah ini salah satu sebabnya. Dalam proses mencerna makanan, tubuh membutuhkan banyak energi. Apalagi kalau makanan yg perlu dicerna mengandung banyak lemak. Energi yg diperlukan juga akan semakin bertambah besar seiring dgn semakin banyaknya porsi makanan yg kita konsumsi. Pada proses ini, sistem saraf ikut menyumbangkan sebagian stok darahnya dan sebagai akibatnya, sistem saraf mengalami kekurangan oksigen. Menurunnya efektivitas kerja saraf inilah yg biasanya membuat kita ingin mengantuk. Kedua, L-Tryptophan. Ini sejenis asam amino yg menjadi bahan dasar terbentuknya niacin dan vitamin B. Niacin sendiri akan dipakai untuk membuat serotonin, zat penghantar sinyal di otak yg dapat menimbulkan perasaan nyaman dan seringkali diartikan sebagai perasaan mengantuk.Dgn meningkatnya L-Tryptophan dalam darah bersamaan dgn naiknya jumlah Serotinin, tubuh akan membacanya sebagai sinyal untuk beristirahat. Jadi ada baiknya porsi makan siang kita tetap sesuai dgn kebutuhan. Porsi yg besar memang mengenyangkan, tetapi ini membuat system pencernaan bekerja lebih keras dan menimbulkan efek kantuk seperti penjelasan di atas.

2.16 MAKANAN UNTUK MENCERDASKAN ANAKGizi seimbang dari makanan yang mengandung vitamin dan mineral sangat penting dalam meningkatkan kemampuan mental dan kecerdasan anak. Bila kita gagal memberi makanan sehat pada anak kita dan sebaliknya terlalu banyak memberinya makanan yang tinggi gula dan lemak, hal ini dapat berdampak negatif terhadap kemampuan proses mental dan mempengaruhi IQ. dalam sebuah penelitian terhadap satu juta anak sekolah di New York, tingkat IQ anak-anak meningkat 14 persen setelah zat aditif, pewarna buatan, zat perasa dihindarkan dari makan siang mereka.Daftar makanan untuk otak dan bermanfaat untuk kebugaran mental mereka, yang dapat meningkatkan kekuatan anak Anda. MakananMakanan seperti jeruk dan yang tinggi vitamin c, mampu meningkatkan memori dan kinerja. TelurTelur mengandung vitamin untuk meningkatkan daya ingat yang disebut kolin. Ikan (Setidaknya dua kali seminggu)Ikan mengandung lemak yang penting untuk perkembangan otak

Buah-buahan dan Sayuran Hijau, oranye, kuning, dan unguKaya antioksidan yang dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan, serta potasium, yang membantu mencegah kelelahan mental. Daging (Sapi dan Unggas)Makanan ini mengandung zat besi yang tinggi, kekurangan zat besi mengganggu belajar dan daya ingat. Sereal kaya zat besiApa saja nutrisi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kecerdasan anak? Pertumbuhan otak anak dipengaruhi oleh nutrisi yang ia makan. Tapi tahukah Anda nutrisi apa sajakah yang membantu proses pertumbuhan otak anak?1. ProteinProtein memiliki fungsi untuk membangun dan memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Asam amino yang terkandung dalan protein beperan dalam pembentukan sel sel neuron baru serta pembentukan dan perbaikan selubung mieling, yang akan memperlancar proses penyerapan dan pengolahan pesan dalam otak. Contoh makanan, ikan air tawar seperti ikan salem, herring, makarel dan sarden.2. LemakHampir 60% lemak pada sistem syaraf diotak adalah asam lemak tak jenuh ganda yakni Omega 3 dan 6. Keduanya merupakan asam lemak esensial bagi tubuh dan kemudian diubah menjadi AA dan DHA sehingga berpengaruh pada ketajaman penglihatan dan tingkat kecerdasan bayi. Contoh makanan, telur, susu organik dan keju.3. Vitamin C dan B1Fungsi vitamin adalah untuk membentuk enzim dalam proses metabolisme tubuh. Enzim ini berperan untuk mengatur reaksi reaksi biokimia dalam otak bayi dan balita yang tumbuh dan berkembang pesat. Vitamin C memiliki khasiat sebagai antioksidan untuk melindungi sel-sel saraf otak. Sedangkan vitamin B1, berfungsi untuk mempertahankan stamina otak dan sel saraf. Contoh makanan, jeruk dan tomat.4. Zat besiZat memiliki peran sebagai pembawa oksigen untuk proses metabolisme otak. Poses ini mendukung kemampuan anak untuk berkonsentrasi dan berprestasi dalam belajar. Contoh makanan, kedelai dan hati ayam.5. KolinKolin memegang peran penting sebagai komposisi utama membran sel normal serta menjaga keutuhan membran sel dalam proses-proses biologi, seperti rangsangan informasi, komunikasi intrasel dan bioenergi. Intinya, makanan yang mengandung kolin membantu memperkuat ingatan pada otak. Contoh makanan, telur dan gandum

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULANMakanan fungsional didefinisikan sebagai makanan yang selain bergizi juga mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan seseorang, karena di dalam makanan tersebut terkandung komponen atau zat-zat tertentu yang mempunyai aktivitas fisiologis yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.Di Indonesia, makanan fungsional juga dikenal dengan istilah makanan kesehatan. Suplemen makanan kesehatan adalah makanan dalam bentuk kapsul,tablet, bubuk, atau cairan yang mengandung zat gizi dan phytochemical, suatu bentuk alternatif untuk makanan kesehatan.Definisi pangan fungsional menurut Badan POM adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebihsenyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Serta dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen.

3.2 SARANSetelah mengetahui berbagai macam jenis pangan fungsional, diharapkan pembaca memahami bahwa pangan fungsional ada disekitar kita dan mudah didapatkan. Sehingga pembaca diharapkan mampu mengoptimalka nmengkonsumsi pangan fungsional dibandingkan makanan yang tidak memberi manfaat untuk tubuh seperti makanan siap saji.

DAFTAR PUSTAKA

http://artikelterbaru.com/kesehatan/makana-fungsional-20112830.htmlhttp://artikelterbaru.com/kesehatan/makna-fungsional-20112830.htmlhttp://www.kamusilmiah.com/pangan/pangan-tradisional-pengembangan-sebagai-pangan-fungsional/http://4healthyfood.blogspot.com/2008/05/pangan-Fungsional-dan -zat-fungsinya.htmlhttp://www.pom.go.id.html

Function Food1