16
BAB 1 PENDAHULUAN A Latar Belakang Anak mer upa kan sal ah satu tuj uan dari suatu per nik aha n. Anak adalah amanat dari Allah SWT. Oleh karena itu, anak harus dijaga dan dididik sesuai ajaran Rasulullah SAW . Kita tidak boleh salah mendidik anak, karena anak adalah harapan dan cita-cita orang tua. Kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua. Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga, tidak bisa dilepaskan dari pen did ika n seb elumnya yak ni dalam kandungan ata u sebelum lahir !r enatal ", sekitar saa t kelahiran !erinatal", saat bar u kela hiran #eo natal ", setela h kelah iran !ost natal ", terma suk pendi dikan anak usia dini. $engan demikian apabila dikaitkan dengan pendidikan anak usia dini, merupakan serangkaian yang masih ada keterkaitannya dengan pendi dik an sebelu mny a. Sehin gga dap at ter %uj udnya generasi yang unggul, dan pendidikan itu memang merupakan sebuah kebutuhan dalam kehidupan manusia. BRumusan Masalah A Apakah yang perlu dilakukan sebelum dan setelah anak dilahirkan di dunia dalam ajaran Agama &slam' BApa aspek yang meliputi pendidikan anak' CApa tujuan dari pendidikan anak dalam &slam' D (agaimana peran dan )ungsi keluarga terhadap pendidikan anak' 1

Makalah Hadits Pendidikan Anak

Embed Size (px)

Citation preview

14

BAB 1PENDAHULUAN

Latar Belakang

Anak merupakan salah satu tujuan dari suatu pernikahan. Anak adalah amanat dari Allah SWT. Oleh karena itu, anak harus dijaga dan dididik sesuai ajaran Rasulullah SAW. Kita tidak boleh salah mendidik anak, karena anak adalah harapan dan cita-cita orang tua. Kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua. Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga, tidak bisa dilepaskan dari pendidikan sebelumnya yakni dalam kandungan atau sebelum lahir (Prenatal), sekitar saat kelahiran (Perinatal), saat baru kelahiran (Neonatal), setelah kelahiran (Postnatal), termasuk pendidikan anak usia dini. Dengan demikian apabila dikaitkan dengan pendidikan anak usia dini, merupakan serangkaian yang masih ada keterkaitannya dengan pendidikan sebelumnya. Sehingga dapat terwujudnya generasi yang unggul, dan pendidikan itu memang merupakan sebuah kebutuhan dalam kehidupan manusia.

Rumusan MasalahApakah yang perlu dilakukan sebelum dan setelah anak dilahirkan di dunia dalam ajaran Agama Islam?Apa aspek yang meliputi pendidikan anak?Apa tujuan dari pendidikan anak dalam Islam?Bagaimana peran dan fungsi keluarga terhadap pendidikan anak?

BAB 11PEMBAHASAN

Yang Perlu Dilakukan Sebelum dan Setelah Anak Dilahirkan Di Dunia Dalam Ajaran Agama IslamHampir dapat dipastikan bahkan semua orang yang memiliki anak, baik laki-laki maupun perempuan berkeinginan agar anaknya kelak menjadi orang yang shaleh dan berbakti kepada kedua orang tuanya serta nantinya dapat hidup bahagia, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Untuk dapat terpenuhi cita-citanya itu, orang tua tidak segan-segan mengeluarkan dana sebesar apapun untuk biaya pendidikan anak-anaknya.

Disamping itu, orang tua melakukan berbagai usaha , baik secara lahiriyah maupun batiniyah guna tercapainya cita-cita tersebut. Hal itu dilakukan karena orang tua menyadari bahwa mengasuh dan membumbing anak merupakan kewajiban dan tanggung jawabnya. Ia juga menyadari anak adalah bagian dari kulit dagingnya sendiri serta sambungan sejarah hidupnya. Baik atau buruknya kehidupan anak selalu dikaitkan dengan kehidupan orang tuanya.Maka diharapkan cita-cita mereka dapat tercapai. Namun disisi lain didapati kenyataan bahwa banyak orang yang bekerja keras siang dan malam, berusaha lahir dan batin, mengeluarkan dana tidak sedikit sampai menghabiskan pekarangan, sawah, ladang dan lain sebagainya. Namun usaha yang mereka lakukan tidak membawa hasil atau gagal. Kegagalan ini di akibatkan oleh adanya ketidaktahuan tentang bagaimana cara mendidik anak yang tepat, materi dan metode mana yang harus dipilih dalam membimbing anan-anak mereka, berapa lama bimbingan itu diberikan kepada mereka dan lain sebagainya.Aspek Yang Meliputi Pendidikan AnakPendidikan Anak PrenatalPengertian pendidikan secara etimologis sebagaimana di ungkapkan Anton M. Moeliono dkk, pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan.

Sedangkan secara terminologis, Soegarda Poerbakawatja mendifinisikan pendidikan sebagai: perubahan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani atau rohaninya.Adapun anak prenatal anak yang masih dalam kandungan seorang Ibu. Dengan demikian yang dimaksud pendidikan anak prenatal adalah pendidikan yang diberikan kepada anak yang dalam kandungan, yang berupa doa, perbuatan, motivasi dan lainnya guna mempengaruhinya dan agar ia mengikutinya sebagaimana yang diinginkan oleh pendidik.Para ahli prenatal menyatakan bahwa anak yang masih dalam kandungan terutama berumur 5 bulan atau 20 minggu itu sudah memiliki kemampuan merasakan stimulus yang ada diluar. Dra Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd., Long Life Education: Pendidikan Anak Sejak dalam Kandungan Sampai Lansia, (Semarang: Walisongo Press, 2009), halm. 6-7Jadi, tugas pendidik utama adalah kedua orang tua (bapak ibu), sedang anggota yang lain membantu agar pelaksanakan pendidikan ini berlangsung dengan baik. seluruh anggota keluarga supaya menciptakan suasana yang sejuk, damai, tentram dan penuh kasih sayang. Semuanya dikonsentrasikan untuk menciptakan suasana kondusif agar bayi dalam kandungan menerima respons positif dan maksimal.Sehubungan dengan hal itu, maka islam melarang berbuat keributan selama ibu mengandung. sebab hal itu akan berpengaruh negatif terhadap anak dalam kandungan. Rasulullah SAW bersabda: ( )Orang yang celaka adalah yang telah (menderita) celaka dalam perut ibunya HR.Muslim Dra Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd., Long Life Education: Pendidikan Anak Sejak dalam Kandungan Sampai Lansia, (Semarang: Walisongo Press, 2009), halm. 12

Hukum Mendidik Anak Pre NatalUntuk mendapatkan ketentuan hukum mendidik anak prenatal atau anak di dalam kandungan ini adalah dengan mengutip ayat al Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW dan atsar sahabat. Di antara ayat-ayat alQuran ataupun hadits nabi tersebut adalah sebagai berikut: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api. (QS. At-Tahriim: 6)Rasulullah juga bersabda: ( )Cukuplah besarnya doa seorang jika ia menyia-nyiakan (pendidikan) orang yang menjadi tanggung jawabanya (keluarganya). (HR.Abu Dawud)Dari ayat al Quran dan hadits nabi Muhammad saw diatas dapat disimpulkan bahwa hukum mendidik anak termasuk usia pre natal adalah wajib bagi kedua orang tuanya. Kesimpulan hukum wajib ini ditunjukkan oleh kata perintah dalam al Quran surat at Tahrim ayat 6 dan dhohir hadits riwayat Imam Bukhori dan Muslim, Imam Abu Dawud diatas. Mendidik anak, disamping kewajiban orang tua juga kelak setelah tua dan lemah ia akan memperoleh buahnya berupa pertolongan dan kebaikan dari anaknya. Dra Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd., Long Life Education: Pendidikan Anak Sejak dalam Kandungan Sampai Lansia, (Semarang: Walisongo Press, 2009), halm. 9 Berdasarkan kajian perkembangan manusia, kualitas seseorang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Faktor bawaan harus diterima apa adanya. Artinya, anak lahir sudah membawa bekal sebagai potensi yang siap dikembangakan. Lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. menurut Samples, pada saat lahir otak bayi belum sempurna, tetapi sudah mengandung jaringan saraf sekitar 100 milyar sel saraf aktif yang siap melakukan sambungan antar sel. Perkembangannya menjadi sempurna melalui pengalaman dari hari ke hari. Sambungan itu harus diperkuat melalui berbagai rangsangan yang membentuk pengalaman belajar. Bila tidak memperoleh rangsangan yang tidak tepat maka otak tidak akan berkembangan maksimal atau tidak berfungsi maksimal. Peran lingkungan termasuk TK, RA atau yang lainnya dalam memberi pengalaman sangat diperlukan anak. Dr. Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak,(Jakarta:Kencana,2011) hal18-19

Aqiqah, Memberi Nama dan Mencukur Rambut AnakNabi Muhammad SAW bersabda:

( )Artinya: Dari Samuroh berkata: Rasulullah SAW bersabda Semua anak (yang lahir) tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing aqiqah) untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama. (HR. Turmudzi)AqiqahAkikah (bahasa Arab: , transliterasi: Aqiqah) yang berarti memutus dan melubangi. Adapun maknanya secara syariat adalah hewan yang disembelih untuk menebus bayi yang dilahirkan. Hukum akikah menurut pendapat yang paling kuat adalah sunah muakkadah, dan ini adalah pendapat Jumhur Ulama, berdasarkan anjuran Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam dan praktik langsung beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam. Bersama anak laki-laki ada akikah, maka tumpahkan (penebus) darinya darah (sembelihan) dan bersihkan darinya kotoran (Maksudnya cukur rambutnya). (HR: Ahmad, Al Bukhari dan Ashhabus Sunan). http://id.wikipedia.org/wiki/Aqiqah" http://id.wikipedia.org/wiki/Aqiqah diunduh pada tanggal 9 juni 2014,pukul 9.18 WIB

Hewan yang dipotonng untuk aqiqah adalah kambing. Hal ini sesuai hadits Nabi Barangsiapa diantara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena kelahiran bayi maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang sama dan untuk perempuan satu kambing. [HR Abu Dawud, Nasai, Ahmad] http://www.assyamilaqiqah.com/index.php/component/content/?view=featured" http://www.assyamilaqiqah.com/index.php/component/content/?view=featured diunduh pada tanggal 9 juni 2014 jam 13.00 WIB Memberi nama yang baikSudah menjadi fitrah manusia, jika sang bayi lahir, orang tua ingin memberi nama anak dengan nama yang baik. Nama memang sangat berarti, bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa nama adalah lambang kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tua ketika memilih nama yang baik untuk anaknya hendaknya bukan hanya yang enak didengar, tetapi juga yang baik artinya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda di atas mimbar: Sebuah suku bernama Ghifar, semoga ghafar-allaahu lahaa (Allah mengampuninya); Aslam, semoga saalamahallaahu (Allah menyelamatkannya); dan Ushayyah, mereka benar-benar ashatillaaha wa rasuulah (durhaka kepada Allah dan rasul-Nya). (HR. al-Bukhari 3251)

Memberi nama hendaknya tidak dari nama-nama Allah, tidak meniru nama orang kafir dan pelaku maksiat, boleh memberi nama seperti nama para utusan Allah, nama para sahabat beliau, atau nama ulama sunnah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Mereka itu memberi nama dengan nama nabi-nabi mereka dan orang-orang shalih sebelum mereka . (HR. Muslim 5721)Orang tua boleh memberi julukan kepada anaknya, seperti diawali dengan kata Abu untuk anak laki-laki, atau Ummu untuk anak perempuan, tetapi jangan dijuluki Abu al-Qasim karena julukan ini khusus untuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Pada suatu hari, beliau shallallahu alaihi wa sallam pernah memanggil seorang anak kecil, Wahai Abu Umair, apa yang diperbuat oleh burung kecil ini? Beliau juga pernah menjumpai anak perempuan yang masih kecil, lalu memanggilnya, Wahai Ummu Kholid, bagus sekali baju ini!Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata bahwa Abu al-Qasim shallallahu alaihi wa sallam bersabda:Berilah nama dengan namaku, dan jangan kalian beri julukan dengan julukanku (yakni Abu al-Qasim). (HR. al-Bukhari 5720)Memberi nama boleh pada saat anak baru lahir, atau mempersiapkan nama sebelum anak lahir. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:Malam itu aku dikaruniai anak, lalu aku beri nama dengan nama ayahku (ayah kerasulan), yakni Ibrahim. (HR. Muslim 7/76)Mencukur rambut bayiHadits di atas menjelaskan bahwa bila anak sudah berumur tujuh hari, sebaiknya rambutnya dicukur habis, karena inilah anjuran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Adapun kebiasaan sebagian orang yang menyisakan rambut depannya atau hanya mencukur samping kanan dan kiri serta belakang, maka hukumnya haram. Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang al-Qaza, yaitu mencukur rambut anak dan menyisakan sebagian rambutnya. (HR. Muslim 6/168)

Diriwayatkan oleh Imam Malik di dalam kitabnya al-Muwaththo, Imam Baihaqi dan Imam Ahmad dan ahli hadits lainnya, bahwa ketika Fatimah binti Rasulillah shallallahu alaihi wa sallam melahirkan Hasan radhiyallahu anhu, beliau menyuruh Fatimah: Cukurlah rambutnya, dan bersedekahlah seberat timbangannya berupa perak kepada sahabat suffah, atau berikan kepada orang miskin. (Imam al-Albani berkata bahwa sanadnya hasan, dan diriwayatkan oleh Imam at-Thabrani di dalam kitabnya al-Mujam al-Kabiir hadits hasan (Silsilah adh-Dhaiifah 11/173)Tetapi sebagian ulama melemahkan hadits ini, karena ada beberapa perawi hadits yang lemah. Wallahu alam. http://maktabahabiyahya.wordpress.com/2012/09/04/bila-anak-berumur-7-hari/" http://maktabahabiyahya.wordpress.com/2012/09/04/bila-anak-berumur-7-hari/ diunduh pada tanggal 9 Juni 2014 jam 16.21KhitanOrang tua wajib mengkhitan putranya dan disunnahkan untuk anak putrinya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:(Sunnah) fltrah itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, mencukur kumis dan memotong kuku.(HR. al-Bukhari 5823)

Ada yang berpendapat bahwa anak perempuan hendaknya dikhitan, berdasarkan keumuman hadits di atas. Sedangkan hadits-hadits yang secara khusus menjelaskan disyariatkannya khitan untuk anak perempuan, semuanya dhaif (lemah) sehingga tidak bisa dijadikan dasar dan pegangan. Oleh karena itulah ulama menjelaskan bahwa khitan untuk anak laki-laki hukumnya wajib, sedangkan. untuk anak perempuan hukumnya sunnah, dan masih banyak pula pendapat yang lain. (Fiqhu Tarbiyatil Abnaa1 /61)Mengkhitan anak sebaiknya ketika masih kecil, karena anak kecil belum punya rasa malu, kita tidak dilarang melihat auratnya, dan bisa memperingan rasa sakitnya. Berbeda ketika dia sudah besar, yang biasanya anak akan merasa malu, takut, dan rasa sakitnya tentu lebih berat. Majalah al-Mawaddah Vol. 42, hlm. 30-32

Pendidikan Anak Dalam Islam.Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberi awalan pe dan akhiran an, mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani yaitu Paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa arab istilah ini sering diterjemahkan denganTarbiyah yang berarti pendidikan.

Sedangkan pengertian anak dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu : (1) keturunan, (2) manusia yang masih kecil.Maka pendidikan tidaklah semata-mata kita menyekolahkan anak ke sekolah untuk menimba ilmu pengetahuan, namun lebih luas dari itu. Seorang anak akan tumbuh kembang dan baik manakala ia memperoleh pendidikan yang sempurna (komprehensif), agar kelak ia menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara dan agama. Anak yang demikian ini adalah anak yang sehat dalam arti luas, yaitu sehat fisik, mental-intelektual, mental sosial dan mental spiritual. Pendidikan itu sendiri sudah harus dilakukan sedini mungkin di rumah maupun di luar rumah, formal di institut pendidikan dan non formal di masyarakat.Sedangkan pengertian Islam itu sendiri yaitu Agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci Al-Quran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. Agama islam merupakan sistem tata kehidupan yang pasti bisa menjadikan manusia damai, bahagia dan sejahtera.Sedangkan menurut Zakiah Daradjat pendidikan anak dalam Islam adalah lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan secara Islami dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana. Guru-guru yang melaksanakan tugas pembinaan, pendidikan dan pengajaran tersebut adalah orang-orang yang telah dibekali dengan pengetahuan tentang anak didik dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas kependidikan.Karena sesungguhnya pendidikan adalah masalah penting yang aktual sepanjang zaman. Karena pendidikan orang menjadi maju. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi orang mampu mengolah alam yang dikaruniakan Allah SWT kepada manusia. Islam mewajibkan setiap orang baik laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu dan dianjurkan untuk belajar sejak dari buaian sampai keliang lahat. Pendidikan agama Islam sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama dalam mencapai ketentraman batin dan kesehatan mental pada umumnya. Tidak diragukan lagi, bahwa agama Islam merupakan bimbingan hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan mungkar yang paling ampuh, pengendali moral yang paling utama. Sebab agama bukan ibadah saja, agama mengatur seluruh segi kehidupan, semua penampilan ibu dan bapak dalam kehidupan sehari-hari disaksikan dan dialami oleh anak bernafaskan agama, disamping latihan dan pembiasan tentang agama, perlu dilaksanakan sejak si anak masih balita, sesuai pertumbuhan dan perkembangan jiwanya. Anak mengenal Tuhan melalui ucapan ibunya waktu ia masih kecil. Apapun yang dikatakan ibunya tentang Tuhan akan diterimanya dan dibawanya sampai dewasa.Pendidikan anak perlu diperhatikan jika kita bersalah dalam mendidik anak, maka bahayanya tidak menimpa anak itu saja, akan tetapi mengenai banyak orang, masyarakat, bahkan mungkin berpengaruh terhadap generasi berikutnya. Karena itu pendidikan Islam memberikan bimbingan dan petunjuk kepada semua penanggung jawab dan penyelenggara pendidikan, baik didalam keluarga, sekolah dan di masyarakat. Jadi pendidikan anak dalam Islam yaitu usaha berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak jika selesai pendidikanya dapat memahami, mengerti dan mengamalkan agama Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi mampu kehidupan masyarakat.

Tujuan dari Pendidikan Anak Dalam IslamTujuan umum pendidikan Islam mempunyai karakteristik yang berhubungan dengan persiapannya dalam kehidupan didunia dan kehidupan diakherat kelak yang abadi. Jamil Shaliba dengan jelas mengatakan: Sebagian ayat-ayat Al-Quran yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadits memberi indikasi, bahwa tujuan pendidikan adalah mengejawantahkan realisasi kebahagiaan hidup didunia ini dan dunia yang akan datang. Dr. Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA), Halm. 156

Salah satu karakteristik dari tujuan umum adalah yang sering kali diterjemahkan dengan tingkah laku lahir. Orang beriman kepada Allah akan berikhtiyar keras merefleksikan keimanannya ddidalam tingkah laku lahir. Tidak mengherankan apabila orang orang beriman disamping beriman kepada yang ghaib mereka berusaha sekuat tenaga bertujuan kepada Allah, mereka ikut serta dalam pengajaran-pengajaran yang diikuti dengan kesabaran dan kebenaran (tingkah laku yang tidak menyimpang). Dr. Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA), Halm. 157Menurut Rifa'atul Mahmudah ada 3 hal tujuan pendidikan anak dalam Islam yaitu: 1. Anak sebagai penerus perjuangan tiap manusia mengemban "misi", manusia harus jadi "khalifah" di muka bumi ini. Tugasnya mengarahkan manusia untuk "ibadah kepada Allah" dan mengelola alam sekitarnya sehingga memberi iklim yang kondusif (mendukung) untuk "ibadah". Perjuangan itu harus dilakukan terus menerus, dilakukan kesinambungan, dari satu generasi ke generasi lainnya. Orang tua sejak dini harus mempersiapkan anak untuk jadi generasi lainnya. Orang tua sejak dini harus mempersiapkan anak untuk jadi penerus "kekhalifahan", karena pada saatnya kelak ia harus tampil di permukaan mengganti generasi tua.2. Anak adalah amanah dan fitrah. Tiap manusia adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban terhadap yang dipimpinnya. Tiap orang tua akan diminta tanggung jawab tentang anak-anaknya, karena itu Allah berfirman: Artinya: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. At-Thaghobun: 15)

Orang tua bisa terangkat harkat dan martabatnya di dunia, juga menikmati kebahagiaan akhirat, jika ternyata anak-anaknya baik. "ada tidak amalan yang tidak putus-putus pahalanya walaupun seseorang telah meninggal, "begitu sabda Nabi, satu diantaranya, anak-anak shaleh yang mendo'akan orang tuanya. Tapi bisa juga sebaliknya, orang tua hancur namanya, bangkrut usahanya, karena ulah perbuatan anaknya. Dan di akhirat kecuali ia harus menanggung dosa sendiri, kesalahannya mendidik anak juga harus ditanggungnya.3. Anak jadi pengikat tali kasih sayang. Cinta yang menggebu yang membuat lelaki-wanita sepakat memasuki pernikahan kadang tidak lestari, bahkan bisa hilang sama sekali dilanda kebosanan. Jika sudah demikian, segala hal sudah terjadi, masing-masing mencoba berpaling mencari kemungkinan lain kasus penyelewengan suami atau istri sering bermula dari lunturnya cinta dan munculnya kebosanan.Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa pendidikan Islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial yang menghamba kepada khaliknya yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran agama. Oleh karena itu, pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan indera pendidikan ini harus melayani petumbuhan manusia dalam semua aspek, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, maupun aspek ilmiah, (secara perorangan, maupun secara berkelompok), dan pendidikan ini mendorong aspek tersebut ke arah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup. www.erfan.if/53338.html (dicopy pada jam 15:35 tanggal 25 Maret 2014).

Peranan dan Fungsi Keluarga Terhadap Pendidikan AnakKeluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun non-Islam. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupanya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sudahnya.

Dari sini, keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan personil-personilnya. Musuh-musuh Islam telah menyadari pentingya peranan keluarga ini. Maka mereka pun tak segan-segan dalam upaya menghancurkan dan merobohkannya. Mereka mengerahkan segala usaha untuk mencapai tujuan itu. Sarana yang mereka gunakan antara lain: Merusak wanita muslimah dan mempropagandakan kepadanya agar meninggalkan tugasnya yang utama dalam menjaga keluarga dan mempersiapkan generasi. Merusak generasi muda dengan upaya mendidik mereka di tempat-tempat pengasuhan yang jauh dari keluarga, agar mudah dirusak nantinya. Merusak masyarakat dengan menyebarkan kerusakan dan kehancuran, sehingga keluarga, individu dan masyarakat seluruhnya dapat dihancurkan.

Sebelum ini, para ulama umat Islam telah menyadari pentingya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan mengatakan: "Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dari akherat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagai mana binatang temak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh penguru dan walinya. Maka hendaklah ia memelihara mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman-teman jahat, tidak membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewahan, sehingga akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa." www.alsofwah.or.id (disopy pada jam 11:05 tanggal 26 Maret 2014).Fungsi peran keluarga dalam pembetukan diri anak di rumah:1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak.2. Menjamin kehidupan emosional anak.3. Memberikan dasar pendidikan sosial.4. Meletakkan dasar pendidikan agama.5. Bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak.6. Memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi kehidupan kelak sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri.7. Menjaga kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman dan antusias melaksanakan proses belajar yang lengkap.8. Memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan diajarkan pengertian mengenai takwa kepada Tuhan YME yang merupakan tujuan akhir manusiaUntuk dapat menjalankan fungsinya dan menunjukkan peran keluarga terhadap anak, secara maksimal, orang tua tentu harus mempunyai kualitas diri yang juga memadai. Hal ini sangat penting agar anak-anak bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan.Pada dasarnya, orang tua haruslah memahami peran dan hakikatnya sebagai orang tua dalam membesarkan anak-anaknya. Termasuk di dalamnya yaitu membekali diri dengan ilmu. Ilmu tersebut mencakup beberapa macam, yaitu ilmu tentang pola pengasuhan yang sesuai, tentang pendidikan bagi anak, dan ilmu perihal tumbuh kembang anak.Bentuk pendampingan orang tua dalam proses pendidikan anak diwujudkan dalam cara-cara orang tua mendidik anak mereka. Hal inilah yang disebut sebagai pola asuh. Tentunya, setiap orang tua akan berusaha untuk menggunakan cara-cara terbaik dan menurut mereka pantas untuk mendidik anak.Dalam hal ini jelas bahwa salah satu kewajiban orang tua adalah menemukan pola pendidikan yang terbaik. Orang tua tentulah harus mempersiapkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak.Peran Orang tua terhadap anak sangat besar karena waktu banyak dihabiskan bersama orang tua di rumah maka dari itu orang tua perlu berperan aktif untuk perkembangan anak dari masa kemasa hingga anak sudah dewasa dan menjadi pribadi yang bijaksana. Orang tua pun juga perlu bijak dalam memilih pola didik, jangan terlalu dimanjakam tapi juga jangan terlalu otoriter. www.perempuan.com/read/peran-keluarga-terhadap-anak (dicopy pada jam 11:10 tanggal 25 Maret 2014).

BAB IIIKESIMPULAN Tugas utama pendidik adalah kedua orang tua (bapak ibu), sedang anggota yang lain membantu agar pelaksanakan pendidikan ini berlangsung dengan baik. Seluruh anggota keluarga supaya menciptakan suasana yang sejuk, damai, tentram dan penuh kasih sayang. Semuanya dikonsentrasikan untuk menciptakan suasana kondusif agar bayi dalam kandungan menerima respons positif dan maksimal.Tujuan umum pendidikan Islam mempunyai karakteristik yang berhubungan dengan persiapannya dalam kehidupan didunia dan kehidupan diakherat kelak yang abadi. Jamil Shaliba dengan jelas mengatakan: Sebagian ayat-ayat Al-Quran yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadits memberi indikasi, bahwa tujuan pendidikan adalah mengejawantahkan realisasi kebahagiaan hidup didunia ini dan dunia yang akan datang.Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun non-Islam. Karerena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupanya (usia pra-sekolah).

DAFTAR PUSTAKA

Saleh Abdullah, Abdurrahman, Teori Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA).Uhbiyati Nur, Long Life Education: Pendidikan Anak Sejak dalam Kandungan SampaiLansia, (Semarang: Walisongo Press, 2009).Yus, Anita, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, (Jakarta:Kencana,2011).www.alsofwah.or.id (disopy pada jam 11:05 tanggal 26 Maret 2014).www.erfan.if/53338.html (dicopy pada jam 15:35 tanggal 25 Maret 2014).www.perempuan.com/read/peran-keluarga-terhadap-anak (dicopy pada jam 11:10 tanggal 25 Maret 2014).http://id.wikipedia.org/wiki/Aqiqah diunduh pada tanggal 9 juni 2014,pukul 9.18 WIBhttp://www.assyamilaqiqah.com/index.php/component/content/?view=featured diunduh pada tanggal 9 juni 2014 jam 13.00 WIBhttp://maktabahabiyahya.wordpress.com/2012/09/04/bila-anak-berumur-7-hari/ diunduh pada tanggal 9 Juni 2014 jam 16.21.