18
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gizi merupakan komponen aspek penting dalam perkembangan manusia. Istilah gizi sendiri berasal dari bahasa Arab “Ghidza” yang berarti makanan (Muchtadi, 2008). Komponen-komponen gizi di dalamnya terbagi atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air dan semua elemen tersebut dibutuhkan oleh tubuh. Apabila terjadi suatu kekurangan gizi baik satu elemen maupun kekurangan seluruhnya akan berakibat pada gangguan proses pertumbuhan dan perkembangan, seperti contohnya infeksi, menurun struktur dan fungsi otak yang berdampak pada kecerdasan dan perilaku anak. (Almatsier,2003). Atas dasar tersebut, kita dapat mengatakan bahwa suatu daerah atau Negara dapat produktif apabila asupan gizi yang seimbang terpenuhi. Sementara itu menurut Endang Rahayu Sedyanighsih selaku Mentri Kesehatan dalam konfrensi pers pada seminar nasional di Balai Kartini Jakarta 8 November 2012, Indonesia menduduki negara yang kekurangan gizi nomer 5 di dunia, hal ini juga diperkuat bahwa fakta jumlah penduduk Indonesia berada di urutan empat terbesar di dunia. Daerah-daerah yang terkena wabah kekurangan gizi tersebut tersebar secara merata di seluruh Indonesia.

makalah ilmu gizi.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ilmu Gizi Pangan

Citation preview

Page 1: makalah ilmu gizi.doc

1

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Gizi merupakan komponen aspek penting dalam perkembangan manusia. Istilah

gizi sendiri berasal dari bahasa Arab “Ghidza” yang berarti makanan (Muchtadi,

2008). Komponen-komponen gizi di dalamnya terbagi atas karbohidrat, lemak,

protein, vitamin, mineral dan air dan semua elemen tersebut dibutuhkan oleh tubuh.

Apabila terjadi suatu kekurangan gizi baik satu elemen maupun kekurangan

seluruhnya akan berakibat pada gangguan proses pertumbuhan dan perkembangan,

seperti contohnya infeksi, menurun struktur dan fungsi otak yang berdampak pada

kecerdasan dan perilaku anak. (Almatsier,2003). Atas dasar tersebut, kita dapat

mengatakan bahwa suatu daerah atau Negara dapat produktif apabila asupan gizi

yang seimbang terpenuhi.

Sementara itu menurut Endang Rahayu Sedyanighsih selaku Mentri Kesehatan

dalam konfrensi pers pada seminar nasional di Balai Kartini Jakarta 8 November

2012, Indonesia menduduki negara yang kekurangan gizi nomer 5 di dunia, hal ini

juga diperkuat bahwa fakta jumlah penduduk Indonesia berada di urutan empat

terbesar di dunia. Daerah-daerah yang terkena wabah kekurangan gizi tersebut

tersebar secara merata di seluruh Indonesia.

Salah satu daerah yang terkena dampak kekurangan gizi tersebut adalah Propinsi

Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores

Timur. Propinsi tersebut memiliki iklim kering dan sumber daya alam yang terbatas,

sehingga kehidupan menjadi sulit dan tingkat kemiskinan relative tinggi. Badan Pusat

Statistik menyebutkan bahwa penduduk miskin di Nusa Tenggara Timur pada bulan

Maret 2013 adalah sebesar 993,56 ribu orang (20,03 persen). Tingginya angka

kemiskinan akan berpengaruh terhadap kekurangan gizi dari anak-anak yang berusia

2-5 tahun, dimana pada usia tersebut gizi untuk pertumbuhan balita haruslah

tercukupi.

Penelitian oleh jurnal karya Siti Nur Rochmiwati dkk dilakukan berdasarkan

data-data tersebut untuk menghitung satus gizi dan mengetahui gambaran menu

Page 2: makalah ilmu gizi.doc

2

seimbang dari anak usia 2-5 tahun yang berada pada Kecamatan Larantuka

Kabupaten Flores Timur

I.2.Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran penerapan menu seimbang dari anak usia 2-5 tahun pada

Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur

2. Mengetahui status gizi dari anak usia 2-5 tahun pada Kecamatan Larantuka

Kabupaten Flores Timur

3. Mempelajari perhitungan asupan gizi seimbang melalui metode pendekatan

Cross Sectional Study.

Page 3: makalah ilmu gizi.doc

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali

makan atau untuk sehari-hari. Menu berasal dari kata ”menu” yang berarti suatu

daftar yang tertulis secara rinci. Sedangkan definisi menu adalah rangkaian beberapa

macam hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau

sekelompok untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa hidangan pagi, siang, dan

malam. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan

dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi

seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta

pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2005).

Konsumsi makanan sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)

merupakan penjabaran lebih lanjut dari pedoman empat sehat lima sempurna yang

memuat pesan-pesan berkaitan dengan pencegahan baik masalah gizi kurang maupun

lebih. Susunan makanan yang dianjurkan oleh PUGS adalah yang makanan yang

mengandung zat-zat gizi yang seimbang, hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi

makanan beraneka ragam setiap hari.

Setiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat gizi yang dikandungnya.

Pengelompokan makanan disederhanakan berdasarkan tiga fungsi utama zat gizi

seperti sumber energi atau tenaga yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,

perkembangan, aktivitas otot, metabolisme, untuk memperbaiki kerusakan jaringan

dan tulang yang dapat disebabkan oleh cedera atau sakit (Soetjiningsih, 2004).

Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam penyajian hidangan

yang memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan menu seimbang. Pola menu

seimbang mulai dikembangkan pada tahun 1950 dengan istilah ”Empat Sehat Lima

Sempurna” (Sulistyoningsih, 2011). Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu

seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh yang mencakup beberapa zat gizi seperti karbohidrat, protein,

lemak, vitamin serta mineral (Almatsier, 2005).

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat

dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh.

3

Page 4: makalah ilmu gizi.doc

4

Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi

lebih (Almatsier, 2005). Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi

dimana terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan

energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi

yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat

gizi lainnya (Nix, 2005). Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat

diinginkan oleh semua orang (Apriadji, 1986).

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun

keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-

penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu

pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan (Thomas,

1988).

Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan

keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi

yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit

dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007).

Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas)

menyebabkan gangguan pada proses-proses:

a. Pertumbuhan

Anak-anak tidak dapat tumbuh menurut potensialnya, protein digunakan sebagai

zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembik dan rambut mudah rontok.

b. Produksi Tenaga

Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan sesorang kekurangan

tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Seseorang menjadi

malas, merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun.

c. Pertahanan Tubuh

Daya tahan terhadap tekanan atau stress menurun. Sistem imun dan antibodi

berkurang, sehingga mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare

(Kartasapoetra, 2007).

d. Struktur dan fungsi otak

Page 5: makalah ilmu gizi.doc

5

Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental

dan kemampuan berfikir, otak mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun,

kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.

e. Perilaku

Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan perilaku

tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng dan apatis.

Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana

jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang

dikeluarkan (Nix, 2005). Hal ini terjadi karena jumlah energi yang masuk melebihi

kecukupan energi yang dianjurkan untuk seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi

disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk

(Apriadji, 1986).

Page 6: makalah ilmu gizi.doc

6

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan pendekatan cross

sectional Study, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada pengukuran variabel

independen dan dependen pada saat yang bersamaan. Populasi dalam jurnal ini

merupakan anak balita dengan umur 2-5 tahun.

Lokasi penelitian di Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur. Luas

wilayah 48.91 Ha, terdiri dari 20 desa/kelurahan dan memiliki jumlah penduduk laki

laki 18,555 jiwa dan perempuan 18.793 jiwa. Adapun batas batas wilayah sebagai

berikut; Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Lewolema. Sebelah Selatan

berbatasan dengan Selat Flores, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan

Ilemandiri dan laut Flores, Sebelah barat berbatasan kecamatan Demon pagong.

Jumlah koresponden yang diteliti adalah 139 anak balita

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur Tahun 2012

(sumber: Rochmiwati, dkk., 2012)

6

Page 7: makalah ilmu gizi.doc

7

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Penerapan Menu Seimbang di Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores TImur Tahun 2012

(sumber: Rochmiwati, dkk., 2012)

Dari 139 responden dalam penelitian ini menunjukkan 116 responden telah

menerapkan menu seimbang dengan baik. Dapat diasumsikan menu yang disajikan

responden telah menyediakan energi dan zat gizi yang cukup secara kualitas dan

kuantitas, hal ini sejalan dengan status gizi anak yang baik atau normal sebanyak 116

orang (83,5%). Menurut Almatsier (2005) menyatakan bahwa menu seimbang adalah

menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan porsi yang sesuai

sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel –

sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini

didukung dengan pendidikan responden yang SMA/sederajat sebanyak 68,3%,

memungkinkan mudah menerima informasi dan mau menerapkannya yang dapat

dilihat dari susunan hidangannya. Makanan yang baik selain menyediakan zat-zat gizi

lengkap mulai dari sumber energi, sumber protein hewanani dan nabati, sumber

vitamin dan sumber mineral. Tersedianya semua zat gizi sesuai kebutuhan dan

dikonsumsi dan tubuh dapat memetabolisme dan memanfaatkannya sehingga anak

akan dapat tubuh dan berkembang dengan optimal. Keaktifan petugas kesehatan

dalam memberikan informasi (penyuluhan) sangat mendukung perubahan dan

peningkatan pengetahuan responden. Asupan Zat Gizi yang baik terjadi bila menu

yang disediakan juga memperhatikan aspek citarasa seperti rasa makanan, tekstur dan

konsistensi, warna dan penampilan makanan tersebut.

Page 8: makalah ilmu gizi.doc

8

Setiap orang memerlukan lima kelompok zat gizi untuk meningkatkan

kualitas hidup. Diantaranya adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Kesemuanya diperlukan dalam jumlah yang seimbang, disamping itu manusia

memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faal dalam tubuh

(Depkes RI, 2003).

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Energi dan Zat Gizi di Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur Tahun 2012

(sumber: Rochmiwati, dkk., 2012)

Pada penelitian ini menunjukkan asupan zat gizi energi sebanyak 101 balita

(72,7%) tergolong kategori baik, dan kurang sebanyak 38 balita (27,3%) dan (69,8%)

asupan proteinnya baik. Sedangkan asupan karbohidrat 84% kurang begitu juga

asupan lemaknya 84% kurang. Jika dilihat dari asupan ini penggunaan pangan

sumber protein cukup tinggi sehingga mencukupi kebutuhan energi sedangkan

konsumsi lemak yang rendah dapat disebabkan oleh cara pengolahan seperti direbus,

dibakar, yang kurang menggunakan minyak dan santan. Sedangan pangan sumber

karbohidrat jumlah dan jenisnya terbatas. Baiknya asupan gizi anak yang dapat

memenuhi kebutuhannya tercermin dari status gizi anak dari ketiga indek yang

digunakan menunjukan sebagian besar baik atau normal (79,9-94,3%). Status gizi

Page 9: makalah ilmu gizi.doc

9

adalah keadaan akibat keseimbangan antara asupan zat gizi dan kebutuhan serta

pemenfaatannya oleh tubuh. Status gizi secara langsung dipengaruhi oleh asupan dan

keadaan kesehatan anak. Asupan zat gizi yang cukup dan keadaan kesehatan anak

baik akan menghasilkan status gizi yang baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

ini yaitu 79,9% baik mengan indeks BB/U dan TB/U dan 94,3% dengan indeks

BB/TB. Asupan gizi yang baik didukung dengan penyediaan menu yang seimbang

dengan citarasa yang baik dan sesuai dengan selera anak. Untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan penerapan menu seimbang yang dilihat dari asupan zat gizi dan

status gizi anak dilakukan analisis statistic (uji chi squar).

Tabel 4. Distribusi Status Gizi Sampel Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB di Kecamaan Larantuka kabupaten Flores Timur Tahun 2012

(sumber: Rochmiwati, dkk., 2012)

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa status gizi dengan 3 indeks yaitu

BB/U, TB/U dan BB/TB umumnya baik dan normal masing-masing indeks BB/u

sebanyak 111 anak (79,9%) status gizinya baik, indeks TB/U sebanyak 111 anak

(79,9%) status gizinya normal dan indeks BB/TB sebanyak 131 anak (94,3%)

statusnya normal. Hanya terdapat 1 anak yang tergolong gemuk.

Pada penelitian ini terlihat bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan

antara status gizi dan asupan. Hal ini dapat terjadi bila menu seimbang dilihat dari

Page 10: makalah ilmu gizi.doc

10

kualitas bahan pangan yang digunakan oleh responden. Pada penelitian ini recal

asupan zat gizi hanya dilakukan sekali sehingga tidak mencerminkan asupan yang

sesungguhnya pada waktu yang lalu. Sedangkan status gizi adalah cerminan asupan

gizi pada waktu yang lalu dan berlangsung lama. Penerapan menu seimbang adalah

sebagai variable tidak langsung menunjukan asupan yang baik. Bisa terjadi penerapan

menu seimbang sudah baik secara kualitas tetapi secara kuantitas belum menyediakan

zat gizi yang seimbang dan proporsional, sehingga asupan zat gizi menjadi kurang

baik.

Page 11: makalah ilmu gizi.doc

11

IV. KESIMPULAN

1. Susunan makanan yang dianjurkan oleh PUGS adalah yang makanan yang

mengandung zat-zat gizi yang seimbang.

2. Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam penyajian hidangan

yang memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan menu seimbang.

3. Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat

dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam

tubuh.

4. Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan

keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari

energi yang dikeluarkan.

5. Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana

jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang

dikeluarkan

6. Sebagian besar responden (83,5%) telah menerapkan menu seimbang dengan

baik.

7. Asupan energy 101 balita (72,7%) tergolong kategori baik, dan asupan protein

besar 97 balita (69,8%) baik. Untuk asupan lemak dan karbohidrat 84 (60,4%)

kurang

8. Sebagian besar 111 balita (79,9%) gizi baik menurut indeks BB/U, demikian juga

Indeks TB/U sebagian besar 111 balita (79,9%) gizi normal dan begitu pula

indeks BB/TB sebagian besar 131 balita (94,2%) normal.

9. Tidak terdapat hubungan yang penerapan menu seimbang dan status gizi balita

menurut indeks BB/U, TB/U dan BB/TB.

10. Tidak terdapat hubungan antara Asupan Zat Gizi dan status gizi balita menurut

indeks BB/U, TB/U dan BB/TB.

11

Page 12: makalah ilmu gizi.doc

12

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Anonim. 2013. Kemiskinan NTT. Available at : http://ntt.bps.go.id/index.php/berita-resmi-statistik/11-profil-kemiskinan-ntt (diakses pada 7 Oktober 2013).

Apriadji, W. H. 1986. Gizi Keluarga. P.T. Penebar Swadaya, Jakarta.

Muchtadi, Deddy. 2008. Pengantar Ilmu Gizi. Alfabeta Bandung. Bandung.

Nix, S. 2005. William’s Basic Nutrition & Diet Therapy, Twelfth Edition. Elsevier Mosby Inc, USA.

Rochmiwati, S.N., Ipa A., Rano, M. 2012. Gambaran Penerapan Menu Seimbang dan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun di Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur. Jurnal Media Gizi Pangan, Vol. XIV, Edisi 2, 2012, Makassar.

Sulistyoningsih, 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Jogjakarta: Graha  Ilmu

Wardlaw, G.M. & Jeffrey, S. H. 2007. Perspectives in Nutrition. Seventh Edition. Mc Graw Hill Companies Inc, New York.

12