51
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “System Kerja dan Bahan/Material” Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Desaberu, 04 Februari 2014 Penyusun 1

MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul:

“System Kerja dan Bahan/Material”

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan

Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam

kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.Tim penulis menyadari

bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi

maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala

kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh

karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,

saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya tim penulis berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Desaberu, 04 Februari 2014

Penyusun

1

Page 2: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

DAFTAR ISI

Kata pengentar ………………………………….……..…………….…….. 1

Daftar isi …………………………………………………….……………...

2

Bab I Pendahuluan ………………………………………………………..... 3

Bab II

I. Arrester ……………………………………………...………. 4

II. Busbar ………………….………………….………….……... 10

III. Minyak trafo ………………………………………………… 12

IV. Circuit breaker (cb) ………………………………………….. 17

V. Bahan kabel tegangan tinggi ………………………………… 18

VI. Bahan kabel tegangan menengah ……….………………….… 21

VII. Bahan kabel tegangan rendah ………….………….…………. 21

VIII. Lampu merkuri ………………………….…………………… 24

IX. Lampu neon ………………………………….………………. 28

X. Lampu sodium ………………… ……….…………… …….. 30

XI. Kawat tanah …………………………….…… … ………….. 32

Bab III

Kesimpulan …………………………………………..….…………………... 36

Daftar pustaka ……………………………………………………………….. 37

2

Page 3: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Bab I

PENDAHULUAN

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pusat pembangkit listrik umumnya

dihubungkan dengan saluran transmisi udara yang menyalurkan tenaga listrik dari pusat

penbangkit ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardu-gardu induk (GI). Sedangkan

saluran transmisi udara ini rawan sekali terhadap sambaran petir yang menghasilkan

gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh

karena itu, dalam pusat listrik harus ada lightning arrester (penangkal petir) yang berfungsi

menangkal gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit

listrik. Gelombang berjalan juga dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus

tenaga atau circuit breaker (switching).

Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di atas 350 kV, surja tegangan

yang disebabkan oleh switching lebih besar dari pada surja petir.

Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian instalasi

pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya harus diberi

lightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus berada di depan setiap transformator dan

harus terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena pada saat petir

yang merupakan gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat transformator

sebagai suatu ujung terbuka (karena transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah)

sehingga gelombang pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang.

Berarti transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya dengan tegangan

gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester harus

dipasang sedekat mungkin dengan transformator.

3

Page 4: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Bab II

I. ARRESTER

A.     Pengertian

Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system

tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi

melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang

datang dan mengalirkannya ke tanah.

4

Page 5: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Berhubung dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan system 50 Hz

untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami

kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang

mudah untuk dilalui oleh kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi

pada peralatan.

Selain melindungi perlatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih

external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan lebih internal

seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu

system tenagan listrik. Bila surja dating ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan

listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu

induk.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut :

1. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge

voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah,

sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga

tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan  disebut

juga tegangan sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop).

Jatuh tegangan pada arrester = I x R

Dimana

I = Arus maksimal (A)

R = Tahanan arrester (Ohm)

2.  Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat berkeja terus seperti

semula.       Batas dari tegangan system dimana arus susualn ini masih mungkin, disebut

tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.

5

Page 6: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

B.      Macam – macam arrester

Arrester prinsipnya terdiri dari dua jenis yaitu :

1. Arrester jenis ekspulsi (expulsion type) atau tabung pelindung (protector tube)

2. Arrester katup (valve type)

1.       Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung

                Pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang berada dalam tabung serat dan sele

percik yang berada di luar di udara atau disebut juga sela seri.

Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester kedua sela percik,

yang diluar dan yang berada di dalam tabung serat, tembus seketika dan membentuk jalan

penghantar dalam bentuk busur api. Jadi arrester menjadi konduktor dengan impedansi

rendah dan melakukan surja arus dan arus daya system bersama – sama. Panas yang timbul

karena mengalirnya arus petir menguapkan sedikit bahan tabung serat, sehingga gas yang

ditimbulkannya menyembur pada api dan mematikannya pada waktu arus susulan melewati

titik nolnya.

Arus susulan dalam arrester jenis ini dapat mencapai harga yang lebih tinggi sekali

tetapi lamanya tidak lebih dari 1 (satu) atau 2 (dua) gelombang, dan biasanya kurang dari

setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan. Arrester jenis ekspulsi ini

mempunyai karakteristik volt – waktu yang lebih baik dari sela batang dan dapat

memutuskan arus sususlan.

Tetapi tegangan percik impulsnya lebih tinggi dari arrester jenis katup. Tambahan lagi

kemampuan untuk memutuskan arus susulan tergantung dari tingkat arus hubung singkat dari

system pada titik dimana arrester itu dipasang. Dengan demikian perlindungan dengan

arrester jenis ini dipandang tidak memadai untuk perlindungan transformator daya, kecuali

untuk system distribusi. Arrester jenis ini banyak juga digunakan pada saluran transmisi

untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu induk. Dalam penggunaan yang terakhir

ini arrester jenis ini sering disebut sebagai tabung pelindung.

6

Page 7: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

2.       Arrester jenis katup

Arrester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang terhubung dengan

elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier.

Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri.  Apabila

sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat tersebut menjadi

penghantar. Sela seri itu tidak bias memutuskan arus susulan. Dalam hal ini dibantu oleh

tahanan tak linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan

besar untuk arus susulan dari frekuensi dasar terlihat pada karakteristik volt ampere.

Arrester jenis katup ini dibagi menjadi dalam empat jenis yaitu :

1. Arrester katup jenis gardu (station)

2. Arrester katup jenis saluran (intermediate)

3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin

4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin – mesin (distribution)

2.1. Arrester katup jenis gardu

Arrester jenis gardu ini adalah jenis yang paling efisien dan juga paling mahal.

Perkataan gardu disini berhubungan dengan pemakaiannya secara umum pada gardu induksi

besar. Umumnya dipakai untuk melindungi alat – alat yang mahal pada rangkaian –

rangkaian mulai dari 2400 volt sampai 287 kV dan tlebih tinggi.

2.2. Arretsr katup jenis saluran

Arrester katup jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Kata saluran

disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Seperti arrester jenis gardu, arrester jenis

saluran ini dipakai untuk melindungi transformator dan pemutus daya serta dipakai pada

system tegangan 15 kV sampai 69 kV.

2.3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin

Arrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin – mesin berputar. Pemakaiannya

untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.

7

Page 8: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

2.4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin – mesin

Arrester jenis distribusi ini khusus melindungi mesin – mesin berputar seperti diatas

dan juga melindungi transformator dengan pendingin udara tanpa minyak. Arrester jenis ini

dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt.

C.      Karakteristik Arrester

Oleh karena arrester dpakai untuk melindungi peralatan system tenaga listrik maka perlu

diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan dengan baik didalam

pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar yang penting dalam

pemakaiannya yaitu :

1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui

2. Ia mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan ( voltage limiting) bila dilalui

oleh berbagai macam arus petir.

3. Batas termis

Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan yang mempunyai

tegangan ratingnya.  Maka jelaslah bahwa ia tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi

rating ini, maka didalam keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu

menjalankan fungsinya ia menanggung tegangan system normal dan tegangan lebih transiens

c/s. karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat ditahan

oleh terminal ketika melewatkan arus – arus tertentu dan harga ini berubah dengan singkat

baik sebelum arus mengalir maupum mulai bekerja. Untuk batas termis ialah kemampuan

untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau terjadi berulang – ulang tanpa

menaikkan suhunya. Meskipun kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai

65000 – 100.000 ampere, tetapi kemampuannya untuk melewatkan surja hunbung terutama

bila saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar yang masih rendah.

Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu system

perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :

8

Page 9: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

a. Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah

(saturated ground fault)

b. Dapat memutuskan arus susulan

c. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan percikan

sela dan tegangan pelepasannya rendah.

D.      Pemilihan arrester

Dalam memilih arrester yang sesuai untuk keperluan tertentu, beberapa factor harus

diperhatikan, yaitu :

1. Kebutuhan perlindungan : ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat yang

harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.

2. Tegangan system : ialah tegangan maksimum yang mungkin timbul pada jepitan

arrester

3. Arus hubung singkat system : ini hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi.

4. Jenis arrester : apakah arrester jenis gardu, jenis saluran, atau jenis distribusi.

5. Factor kondisi luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih di atas

permukaan laut), temperatur  dan kelembaban yang tinggi serta pengotoran.

6. Faktor ekonomi : faktor ekonomi ialah perbandingan antara ongkos pemeliharaan dan

kerusakan bila tidak ada arrester, atau dipasang arrester yang lebih rendah mutunya.

Untuk tegangan 69 kV dan lebih tinggi dipakai jenis gardu, sedangkan untuk tegangan 23 kV

sampai 69 kV salah satu jenis di atas dapat dipakai, tergantung pada segi ekonomisnya.

9

Page 10: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

II. BUSBAR ATAU REL

Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, Saluran Udara TT, Saluran

Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya

listrik. Ada beberapa jenis konfigurasi busbar yang digunakan saat ini, antara lain:

- Sistem cincin atau ring, semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan

membentuk seperti ring/cicin.

gambar 1. Sistem Cincin atau ring

- Busbar Tunggal atau Single busbar

semua perlengkapan peralatan listrik dihubungkan hanya pada satu single busbar pada

umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk diujung atau akhir dari suatu transmisi.

10

Page 11: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Gambar 2. Sistem busbar tunggal atau single busbar

- Busbar Ganda atau double busbar, Adalah gardu induk yang mempunyai dua / double

busbar . Sistem ini sangat umum, hamper semua gardu induk menggunakan sistem ini karena

sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan.

Gambar 3. Sistem Busbar Ganda atau double Busbar.

- Busbar satu setengah atau one half busbar, gardu induk dengan konfigurasi seperti ini

mempunyai dua busbar juga sama seperti pada busbar ganda, tapi konfigurasi busbar seperti

ini dipakai pada Gardu induk Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar, karena

sangat efektif dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat

melakukan perubahan sistem. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal

yang terpasang ,secara seri.

11

Page 12: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Gambar 4. Sistem Busbar satu setengah atau one half busbar.

III. MINYAK TRAFO

Definisi dan fungsi

Minyak transformator adalah cairan yang dihasilkan dari proses pemurnian minyak

mentah. Selain itu minyak ini juga berasal dari bahan bahan organik, misalnya minyak

piranol dan silikon, berapa jenis minyak transformator yang sering dijumpai dilapangan

adalah minyak transformator jenis Diala A, diala B dan Mectrans.

Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai

isolasi dan pendingin pada transformator. Sebagian bahan isolasi minyak harus memiliki

kemampuan untuk menahan tegangan tembus, sedangkan sebagai pendingin minyak

transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua

kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi transformator dari

gangguan.

12

Page 13: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Contoh minyak trafo:

UJI KADAR AIR DALAM MINYAK TRAFO

Trafo merupakan salah satu alat vital dalam sistem kelistrikan, sehingga kondisi nya harus

tetap dijaga agar selalu baik.

Salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian trafo adalah minyak

trafo.

Minyak trafo yang digunakan harus memenuhi kriteria berdasarkan standar yang telah

ditetapkan, meliputi 11 parameter, yaitu : tegangan tembus, kadar air, keasamaan, faktor

kebocoran dielektrik pada 90o, tahanan jenis pada 90o, warna dan penampakan, tegangan

antar muka, ketahanan oksidasi, sedimen, titik nyala dan densitas.

Bertempat di Laboratorium Kimia PLN Puslitbang, secara rutin dilakukan pengujian

terhadap minyak trafo, salah satunya adalah kadar air.

13

Page 14: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kandungan air yang terdapat

dalam minyak trafo tersebut, yang diukur dengan satuan ppm (part per million).

Hasil uji dikatakan berhasil apabila kadar air dalam minyak trafo tersebut  :

-             Kurang dari 20 ppm untuk trafo kapasitas di bawah 72,5 kV

-             Kurang dari 10 ppm untuk trafo kapasitas 72,5-170 kV dan kapasitas di atas 170 kV

Waktu uji cukup singkat, hanya dalam waktu satu jam hasil pengujian sudah dapat diketahui,

namun persiapannya memerlukan waktu yang cukup lama, karena alat uji harus

dikondisikan/dinetralkan terlebih dahulu.

Struktur

Minyak transformator mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung

dalam minyak transformator ini adalah :

1.senyawa hidrokarbon parafinik.

2.senyawa hidrokarbon naftenik.

3.senyawa hidrokarbon aromatik.

Selain ketiga senyawa diatas minyak transformator masih mengandung senyawa yang

disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat kecil.Kenaikan suhu pada transformator

akan menyebabkan terjadinya proses hidrokarbon pada minyak, nilai tegangan tembus dan

kerapatan arus konduksi merupakan beberapa indikator atau variable yang digunakan untuk

mengetahui apakah suatu minyak transformator memiliki ketahanan listrik yang memahami

persyaratan yang berlaku.

No. .            Sela (mm) Teg.Tembus (kv)

1 2.5 23,868

2 5 40,906

14

Page 15: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

3 7.5 58,782

4 10 69,466

Secara analisa kimia ketahanan listrik suatu minyak transformator dapat menurun akibat

adanya pengaruh asam dan pengaruh  tercampurnya minyak dengan air. Untuk menetralisir

keasaman suatuminyak transformator dapat menggunakan potas hidroksida (KOH).

Sedangkan untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam minyak tersebut yaitu

dengan cara memberikan suatu bahan higroskopis yaitu selikagel.

           

Standart Minyak

Dalam menyalurkan perannya sebagai pendingin, kekentalan minyak

transformator ini tidak boleh terlalu tinggi agar mudah bersikulasi, dengan demikian proses

pendinginan dapat berlangsung dengan baik. Kekentalan relatif minyak transformator tidak

boleh lebih dari 4,2 pada suhu 20oC dan 1,8 dan 1,85 dan maksimum 2 pada suhu 50oC. Hal

ini sesuai dengan sifat minyak transformator yakni semakin lama dan berat operasi suatu

minyak transformator, maka minyak akan akan semakin kental. Bila kekentalan minyak

tinggi maka sulit untuk bersikulasi sehingga akan menyulitkan proses pendinginan

transformator.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh minyak transformator

adalah sebagai berikut.

1. Kejernihan

Kejernihan minyak isolasi tidak boleh mengandung suspensi atau endapan (sedimen).

2. Massa jenis

Massa jenis dibatasi agar air dapat terpisah dari minyak isolasi dan tidak melayang.

3. Viskositas kinematika

15

Page 16: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Viskositas memegang peranan penting dalam pendinginan, yakni untuk menentukan kelas

minyak.

4. Titik nyala

Titik nyala yang rendah menunjukkan adanya kontaminasi zat gabar yang mudah terbakar.

5. Titik tuang

Titik tuang dipakai untuk mengidentifikasi dan menentukan jenis peralatan yang akan

menggunakan minyak isolasi.

6. Angka kenetralan.

Angka kenetralan merupakan angka yang menunjukkan penyusutan asam minyak dan dapat

mendeteksi kontaminasi minyak, menunjukkan kecendrungan perobahan kimia atau indikasi

perobahan kimia dalam bahan tambahan.

7. Korosi belerang

Korosi belerang kemungkinan dihasilkan dari adanya belerang bebas atau senyawa belerang

yang tidak stabil dalam minyak isolasi.

8. Tegangan tembus

Tegangan tembus yang terlalu rendah menunjukkan adanya kontaminasi seperti air, kotoran

atau partikel konduktif dalam minyak.

9. Kandungan air

Adanya air dalam dalam isolasi menyebabkan menurunnya tegangan tembus dan tahanan

jenis minyak isolasi akan mempercepat kerusakan kertas pengisolasi.

IV. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB)

Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat berbeban (pada

kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan). Pada waktu

16

Page 17: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena

tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media

peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas SF6.

Minyak Pada Circuit Breakers (PMT)

          Definisi dan fungsi

Pemutus Tegangan dengan Medium Minyak ( PMT Dengan Medium Minyak )

merupakan salah satu peralatan pengaman jaringan  listrik pada Gardu- Gardu Induk baik

pada Gardu Induk tegangan ekstra tinggi ( GITET ), Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITT),

maupun Gardu Distribusi. Agar komponen-komponen pada jaringan listrik Gardu Induk

dapat bekerja dengan optimal dalam  menyalurkan listrik tanpa adanya gangguan, maka

dipasanglah peralatan-peralatan pengaman salah satunya adalah peralatan pemutus tegangan

dengan medium minyak yang digunakan sebagai pengaman apabila terjadi gangguan pada

jarinan listrik. Jenis minyak yang digunakan pada PMT Medium Minyak ini adalah

Dielektrik.

Struktur

PMT dengan Medium Minyak ini dibagi menjadi dua, antara lain : PMT dengan

sedikit minyak yang digunakan pada gardu induk tegangan tinggi (GITT ) yang memiliki

tegangan sebesar 150 KV. Dan PMT dengan menggunakan banyak minyak biasanya

digunakan pada Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi yang memiliki tegangan sebesar 500

KV.

  Sakelar PMT minyak dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

Sakelar PMT dengan banyak menggunakan minyak (Bulk Oil Circuit Breaker), pada

tipe ini minyak berfungsi sebagai peredam loncatan bunga api listrik selama terjadi

pemutusan kontak dan sebagai isolator antara bagian-bagian yang bertegangan dengan

badan, jenis PMT ini juga ada yang dilengkapi dengan alat pembatas busur api

listrik.   

Sakelar PMT dengan sedikit menggunakan minyak (Low oil Content Circuit

Breaker), pada tipe ini minyak hanya dipergunakn sebagai peredam loncatan bunga

17

Page 18: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

api listrik, sedangkan sebagai bahan isolator dari bagian-bagian yang bertegangan

digunakan porselen atau material isolasi dari jenis organik.

 

V. BAHAN KABEL TEGANGAN TINGGI

SUTT / SUTET

Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik

dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga

sampai pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik di transmisikan oleh suatu

bahan konduktor yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi Listrik.

Berdasarkan sistem transmisi dan kapasitas tegangan yang disalurkan terdiri:

1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV

Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit

dengan kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari

penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh

operasional yang efektif dan efisien.  Akan tetapi terdapat permasalahan

mendasar dalam pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang

besar dan tinggi, memerlukan tanah yang luas, memerlukan isolator yang

banyak, sehingga memerlukan biaya besar. Masalah lain yang timbul dalam

pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang akhirnya berdampak pada

masalah pembiayaan.

2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV

Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai

150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1

sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan

penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila

kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing

phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas

konduktor disebut Bundle Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari.

18

Page 19: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV

Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang

menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah.

Kategori saluran seperti ini adalah favorit untuk pemasangan didalam kota,

karena berada didalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga

tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun

tetap memiliki kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan investasi serta

sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.

Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah tanah, dengan alasan beberapa

pertimbangan :

a. ditengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat

sulit mendapatkan tanah untuk tapak tower.

b. Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit karena padat bangunan dan banyak gedung-

gedung tinggi.

19

Page 20: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

c. Pertimbangan keamanan dan estetika.

d. Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.

Untuk saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang

berjauhan, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, oleh karena itu digunakan

kawat penghantar ACSR.  Kawat penghantar alumunium, terdiri dari berbagai jenis,

dengan lambang

sebagai berikut :

1. AAC (All-Alumunium Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya

terbuat dari alumunium.

2. AAAC (All-Alumunium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang

seluruhnya terbuat dari campuran alumunium.

3. ACSR (Alumunium Conductor, Steel-Reinforced), yaitu kawat penghantar

alumunium berinti kawat baja.

4. ACAR (Alumunium Conductor, Alloy-Reinforced), yaitu kawat penghantar

alumunium yang diperkuat dengan logam campuran.

VI. KABEL TEGANGAN MENENGAH

Gambar lapisan kabel:

20

Page 21: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

VII. KABEL TEGANGAN RENDAH

1. DEFENISI

Kabel adalah rakitan satu penghantar atau lebih, baik penghantar itu pejal atau

pintalan, masing-masing dilindungi dengan isolasi, dan keseluruhannya dilengkapi

dengan selubung pelindung bersama.

2. BAGIAN-BAGIAN KABEL

Suatu kabel tegangan rendah terdiri dari :

·         penghantar

·         isolasi

·         lapisan pembungkus inti

·         pelindung mekanis

·         selubung luar

Kabel yang paling sederhana bentuknya terdiri dari penghantar dan isolasi.

Bahan penghantar yang baik adalah tembaga dan aluminium. Untuk kabel tanah

umumnya digunakan bahan penghantar tembaga, sedangkan aluminium digunakan

untuk penghantar udara.

Dari persamaan : R = r

di mana :

R = tahanan penghantar (W)

21

Page 22: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

r = tahanan jenis penghantar (W.m)

L = panjang penghantar (m)

A = luas penampang penghantar (m2)

dengan ral = 0,0283 x 10-6Wm dan rcu = 0,0177 x 10-6Wm, maka untuk tahanan

penghantar yang sama :

·         luas penampang aluminium = 1,64 x luas penampang tembaga

·         diameter aluminium = 1,28 x diameter tembaga

·         berat aluminium = 0,5 x berat tembaga

Ø  Bentuk penghantar kabel tanah

·         Solid (pejal) : A £ 10 mm2

·         Stranded (pintalan) : A > 10 mm2

Bulat : A < 50 mm2 Sektor : A ³ 50 mm2

Ø  Bahan isolasi yang umumnya digunakan adalah PVC (Polivinil Chlorida) dan

XLPE (Cross Linked Polyethylene)

Ø  Pelindung mekanis terdiri dari perisai dan spiral. Bahannya terbuat dari baja

berlapis seng, bentuknya bulat (round) atau pipih (flat)

Ø  Untuk kabel tegangan rendah, tegangan nominalnya: 0,6 kV/ 1 kV, di mana:

0,6 kV = tegangan nominal terhadap tanah

1 kV = tegangan nominal antar penghantar

3. NOMENKLATUR KABEL (selengkapnya lihat PUIL 2000, hal 475)

Nomenklatur kabel adalah tata cara pemberian nama suatu kabel dengan kode-kode

tertentu.

22

Page 23: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Beberapa arti huruf-huruf kode yang digunakan adalah :

N = kabel jenis standar dengan penghantar tembaga

NA = kabel jenis standar dengan penghantar aluminium

Y = selubung isolasi dari PVC

2X = selubung isolasi dari XLPE

2Y = selubung isolasi dari Polyethylene

F = perisai kawat baja pipih

R = perisai kawat baja bulat

Gb = Spiral pita baja

Re = penghantar pejal (solid)

Rm = penghantar pintalan (berpilin)

Se = penghantar pejal bentuk sektor

Sm = penghantar pintalan (berpilin) bentuk sektor

Sebagai contoh: NYFGbY 4 x 120 Sm 0,6/1 KV, berarti :

§  kabel jenis standar dengan penghantar tembaga,

§  pintalan bentuk sektor,

§  berisolasi dan berselubung PVC,

§  dengan perisai kawat baja pipih dan spiral pita baja,

§  jumlah intinya empat,

§  luas penampang nominal masing-masing penghantarnya adalah 120 mm2,

§  tegangan kerja nominal terhadap tanah 0,6 KV dan tegangan kerja nominal antar

penghantar adalah 1 KV.

23

Page 24: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

VIII. Lampu Merkuri

A.CARA KERJA LAMPU MERKURI

Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu fluoresen, yaitu cahaya

yang dipancarkan berdasarkan terjadinya loncatan elektron (peluahan muatan) di dalam

tabung.

Sedangkan konstruksinya berbeda dengan lampu fluoresen. Lampu merkuri

terdiri dari dua tabung, yaitu tabung dalam dari gelas kuarsa dan bohlam

luar.

Tabung dalam berisi uap merkuri dan sedikit gas argon. Dua elektroda utama

dibelokkan pada kedua ujung tabung, dan sebuah elektroda pangasut dipasang pada posisi

berdekatan dengan salah satu elektroda utama.

Saat sumber listrik disambung, arus listrik yang mengaliri tidak akan cukup

untuk mencapai terjadinya loncatan muatan diantara kedua elektroda utama. Namun, ionisasi

terjadi diantara salah satu elektroda utama (E1) dengan elektroda pengasut (Ep) melalui gas

argon. Ionisasi gas argon ini akan menyebar didalam tabung dalam menuju elektroda utama

yang lain (E2).

Panas akan timbul akibat pelepasan elektron yang terjadi dalam gas argon,

dan cukup untuk menguapkan merkuri. Hal ini menyebabkan tekanan gas

dalam tabung meningkat tinggi. Arus mula bekerja sekitar 1,5 hingga 1,7 arus normal. Lampu

akan menyala dalam waktu 5 sampai 7 menit. Cahaya awal berwarna kemerahan dan setelah

kerja normal berwarna putih. Jika sumber listrik diputuskan, maka lampu tidak dapat

dinyalakan kembali sampai tekanan di dalam tabung berkurang.

Untuk dapat menghidupkan kembali lampu merkuri ini, perlu waktu sekitar 5 menit atau

24

Page 25: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

lebih. Bohlam luar dari gelas yang di sisi dalamnya dilapisi dengan bubuk fluoresen berfungsi

sebagai rumah lampu dan untuk menstabilkan suhu disekitar tabung.

Karena lampu merkuri ini adalah bagian dari lampu tabung, maka untuk

mengoperasikannya harus menggunakan balast sebagai pembatas arus. Biasanya balast ini

berupa reaktor atau transformator, bergantung dari karakteristik lampunya.Lampu merkuri

bekerja pada faktor daya yang rendah, sehingga untuk meningkatkannya diperlukan kapasitor

kompensasi yang dipasang secara paralel.

Ada berbagai macam jenis lampu merkuri yang ada dipasaran. Hanya saja

masing-masing produsen lampu merkuri memberikan nama-nama yang berbeda, sehingga

menyulitkan konsumen untuk mengenal setiap jenis lampu merkurin ini.

Rangkaian dasar untuk mengendalikan lampu merkuri tekanan tinggi adalah

sebagai berikut:

Keterangan :

L : Lampu merkuri

B : Balast

C : kapasitor kompensasi

Lampu Merkuri Beracun

Kita semua prihatin tentang lingkungan, terutama jika itu menyangkut kesehatan kita. Hari ini

kita lebih sadar dari daur ulang program untuk kertas, plastik, kaca, dan logam. Tapi

mengapa khawatir tentang daur ulangLampu neon? Telah ditemukan bahwa lampu neon dan

tabung dianggap limbah berbahaya di California ketika mereka dibuang karena mengandung

merkuri.

25

Page 26: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Pada tahun 1995, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) mulai daur ulang yang

aman dan pembuangan dari lampu neon, debit intensitas tinggi (HID) lampu yang

digunakan dalam bisnis komersial dan industri. Pada 8 Februari 2006

semua lampu neon di California harus didaur ulang.

Lampu neon dan intensitas tinggi debit perlu merkuri untuk beroperasi. Efisiensi

energi mereka berasal dari kemampuan merkuri untuk menghasilkan energi

ultraviolet.

Pada tahun 2003, produsen lampu digunakan beberapa 7 ton merkuri, yang berakhir di

lampu.

Universal limbah biasanya barang yang biasa dibuang ke tong sampah oleh rumah

tangga dan usaha besar dan kecil, seperti lampu pijar dan neon.

Emisi berbahaya terjadi ketika lampu pecah, sejumlah kecil merkuri dilepaskan ke

atmosfir dan akhirnya meresap ke air tanah. Merkuri dalam lampu tidak terlihat dan

volatile. Tapi udara merkuri diendapkan di darat dan di air. Suatu bentuk dari logam

beracun dikenal sebagai metil merkuri, yang dapat terakumulasi dalam ikan dan

kerang.

Dengan beberapa merkuri 600-650000000 mengandung lampu yang dijual di AS

setiap tahun, bahkan ini sejumlah kecil uap merkuri dapat menambahkan secara

signifikan. Ancaman merkuri toksisitas telah banyak dilaporkan. Banyak masalah

kesehatan yang terkait dengan merkuri. Oleh karena itu, kebutuhan untuk daur ulang

sebagai cara menjaga merkuri dari memasuki ekosistem sangat mendesak. Sebuah

program daur ulang untuk fasilitas secara signifikan dapat mengurangi ancaman

merkuri.

Bagaimana cara mendaur ulang lampu?

Ketika datang waktu untuk memilih metode daur ulang, fasilitas eksekutif memiliki

beberapa pilihan. Yang paling umum adalah dengan menggunakan pra-bayar wadah

daur ulang. Fasilitas eksekutif membeli kontainer, berkemas lampu menghabiskan dan

kapal mereka ke sebuah pendaur ulang. Dengan cara ini menghilangkan kebutuhan

untuk ruang penyimpanan, sebagai fasilitas kapal lampu dapat digunakan segera.

26

Page 27: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Metode kedua adalah pick-up layanan, yang menawarkan layanan daur ulang dan

lampu lampu menghancurkan sistem. Lampu yang digunakan adalah dikemas ke

dalam kotak atau drum serat, dan pick-up yang dijadwalkan dengan layanan daur

ulang.

Cara ketiga adalah memiliki sebuah truk pengiriman yang membawa lampu baru dan

mengambil kembali yang lama, untuk biaya daur ulang. Karena truk sebaliknya akan

kembali ke situs yang kosong, ini adalah cara yang sangat efisien untuk mendaur

ulang lampu. Dari sudut pandang lingkungan, juga masuk akal. Transportasi

berkurang dan penanganan ekstra dihilangkan.

Waktu untuk memulai merkuri lampu-program daur ulang sekarang. Hal ini

dimungkinkan untuk memulai membalikkan kerusakan lingkungan, dan itu semua

dimulai di kantor manajemen fasilitas di mana manajer fasilitas dapat menerapkan

program daur ulang.

Contoh lampu:

IX. Lampu neon

Lampu TL (Fluorescent)

Jenis lampu ini juga dikenal dengan lampu neon. Dewasa ini lampu neon

bentuknya macam-macam, ada yang bentuknya memanjang biasa, bentuk spiral atau

tornado, dan ada juga yang bentuk memanjang vertikal dengan fitting (bentuk

pemasangan ke kap lampu) yang mirip seperti lampu pijar biasa. Lampu TL lebih

hemat energi dibandingkan lampu pijar, karena lebih terang. Untuk lampu TL yang

27

Page 28: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

baik (merk bagus), bisa bertahan 15.000 jam atau setara dengan 10 tahun pemakaian,

harganya juga sekitar 10x lampu pijar biasa. Sedangkan lampu TL yang berkualitas

buruk mungkin bisa bertahan 4-6 bulan saja (dewasa ini banyak bermunculan merk

lampu 'hemat energi' yang murah, namun kualitasnya rendah).

Lampu TL saat ini juga banyak memiliki varian dan bentuk seperti diatas dengan

fitting ulir yang biasa dipakai untuk lampu bohlam biasa. 

Lampu TL yang banyak digunakan sejak dulu dengan fitting khusus untuk lampu TL

yang panjang.

Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon lebih

murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis lampu TL

juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan, serta warna cahayanya ada yang

28

Page 29: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan keseimbangan antara harga dan lama

pemakaian, lampu TL banyak digunakan untuk penerangan toko, mall, serta tempat-

tempat lain yang membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi.

Lampu neon bekerja berdasarkan prinsip ionisasi gas, dimana setelah arus mengalir

pada tabung maka terjadi ionisasi dan supaya sinarnya bisa dilihat mata manusia

didalam tabung diberi zat yang mempunyai sifat flouresensi (berpendar)

* Untuk bisa terjadi ionisasi diperlukan tegangan tinggi atau frekuensi tinggi.

Biasanya tegangan sekitar 380 V dan pada kedua ujung filamennya diberi arus

sehingga berpijar.

* Setelah proses ionisasi terjadi maka kedua ujung tabung ini harus segera diturunkan

tegangannya sekitar 52 V.

* Menaikkan tegangan sejenak sampai 380 V ini dengan jalan memakai tegangan

balik induktor (balast) ditambah tegangan input dari PLN.

* Penurunan tegangan juga dilakukan oleh balast yang berfungsi sebagai resistor seri.

X. LAMPU SODIUM

29

Page 30: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

LAMPU SODIUM TEKANAN RENDAH(LOW PRESSURE SODIUM LAMP)

Teori Pendukung

Lampu sodium tekanan rendah merupakan salah satu lampu hemat energi yang

banyakdipakai pada penerangan jalan dan industri. Lampu ini ditemukan pada tahun

1920 dandiproduksi secara komersial oleh Philips di Belanda tahun 1932. Output

lumen lampu ini tidakmenurun seiring usia secara drastis. Sehingga usia lampu ini

lama dan ada yang mencapai 18.000 jam nyala.Kekurangan dari lampu ini ialah

warnanya yang kuning sehingga tidak dapat digunakanuntuk kegiatan bekerja. Tetapi

lampu ini mempunyai daya tembus yang tinggi pada daerahberkabut dan hujan.

Sehingga banyak digunakan pada daerah industri, penerangan jalan danlapangan

parkir. Sodium pada lampu dapat terbakar jika dilepaskan ke udara (jika tabung

lampupecah atau bocor). Lampu ini juga dikenal dengan lampu SOX.Lampu ini

memiliki dua tabung dimana tabung bagian dalam berbentuk U. Tabung U

berisicairan sodium ditambah dengan gas neon dan argon 1% sebagai gas bantu serta

memiliki duaelektroda dilapisi dengan tungsten. Tabung bagian luar berfungsi sebagai

pelindung danmempertahankan suhu kerja tabung U. Tonjolan tabung U berguna

untuk mengumpulkan cairansodium ketika tabung mendingin setelah lampu dimatikan

A.LAMPU SODIUM TEKANAN TINGGI

LAMPU SODIUM TEKANAN TINGGI

Lampu sodium tekanan tinggi ada dua jenis yaitu lampu sodium dengan tabung baur

dengan kode SON dan SON-H dan lampu sodium dengan tabung jernih dengan kode SON-T.

Lampu ini banyak digunakan untuk penerangan jalan. Tempat parkir, dan penerangan

olahraga.

30

Page 31: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Lampu ini mempunyai dua buah tabung yang mana tabung yang satu didalam tabung

yang lain. Tabung bagian dalam berisi cairan sodium ditambah gas neon dan 1 % argon

sebagai gas bantu, serta dua buah elektroda yang masing-masing mempunyai emitter.

Pelepasan electron pada mula-mula star terjadi pada gas bantu neon yang memberikan cahaya

berwarna merah setelah beberapa menit pelepasan electron akan berlangsung pada sodium

cair. Suhu yang semakin meningkat maka sodium cair akan menguap dan sekaligus

memancarkan warna orange sampai pada suhu kerja normal semua tabung memancarkan

cahaya kuning muda.

Suhu kerjasodium tekanan tinggi adalah 780⁰C dengan tekanan uap jenuh ±1/3 atm. Bila

telah mencapai suhu kerja, lampu dimatikan dan kemudian langsung dihidupkan kembali.

Lampu tidak langsung menyala karena masih tingginya tekanan didalam tabung gas.

B. LAMPU SODIUM TEKANAN RENDAH

proses nyala lampu sodium tekanan rendah adalah dengan cara bertahap yaitu setelah

dihidupkan dia tidak langsung hidup dengan cahaya terang (kuning),tetapi dalam setiap detik

tertentu seperti padatable percobaan diatas dapat dilihat setiap interval waktu tertentu

warnanya akan berubah sampai 255 detik baru dia menghasilkan cahaya kuning

terang,dengan kata lain lampu sodium tekanan rendah sudah hidup normal

2. lampu sodium tekanan rendah terbatas penggunaannya pada penerangan jalan dan tempat-

tempat tertentu saja karena fluk cahaya yang tinggi yaitu ± 200 lm/w dan luminansi yang

rendah sehingga tidak menimbulkan kesilauan,namun efek warna yang dihasilkan cahaya

lampu ini memang kurang baik karena menghasilkan warna kuning.Tetapi warna ini

mempunyai daya tembus yang tinggi pada daerah berkabut.lampu ini banyak digunakan pada

daerah industri,lapangan parkir dan penerangan jalan

3. posisi/kedudukan tabung lampu yang diperbolehkan untuk lampu ini adalah posisi

horizontal dimana tabungnya berbentuk U.

4. Pada tabung U terdapat tonjolan-tonjolan yang berfungsi untuk mengumpulkan

31

Page 32: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

(mengembunkan) cairan sodium apabila tabung menjadi dingin setelah lampu

dimatikan.Tabung bagian luar adalah tabung pelindung yang berfungsi untuk

mempertahankan suhu kerja pada tabung U.

XI. Kawat Tanah (Earth Wire)

Kawat Tanah atau Earth wire adalah media untuk melindungi kawat fasa dari sambaran

petir. Kawat ini dipasang di atas kawat fasa dengan sudut perlindungan yang sekecil

mungkin, dengan anggapan petir menyambar dari atas kawat. Namun, jika petir menyambar

dari samping maka dapat mengakibatkan kawat fasa tersambar dan dapat mengakibatkan

terjadinya gangguan.

Gambar 29 Kawat Tanah

Kawat tanah terbuat dari baja yang sudah digalvanis, maupun sudah dilapisi dengan

aluminium. Pada SUTET yang dibangun mulai tahun 1990an, di dalam ground wire

difungsikan fiber optic untuk keperluan telemetri, teleproteksi maupun telekomunikasi yang

dikenal dengan OPGW (Optic Ground Wire), sehingga mempunyai beberapa fungsi.

Jumlah Kawat Tanah pada SUTT maupun SUTET paling tidak ada satu buah di atas kawat

fasa, namun umumnya dipasang dua buah. Pemasangan satu buah kawat tanah untuk dua

penghantar akan membuat sudut perlindungan menjadi besar sehingga kawat fasa mudah

tersambar petir.

Pada tipe penegang, pemasangan kawat tanah dapat menggunakan klem penegang dengan

32

Page 33: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

press dan klem penegang dengan mur baut. Sedangkan pada tipe penyangga digunakan

suspension clamp untuk memegang kawat tanah.

2.Jumper Kawat Tanah

Untuk menjaga hubungan kawat tanah dengan tiang, maka pada ujung travers EW dipasang

jumper yang dihubungkan ke kawat tanah. Jumper terbuat dari kawat tanah yang dipotong

dengan panjang yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Jumper pada tipe penegang dipasang antara tiang dan kawat tanah serta antar klem penegang

kawat tanah. Hal ini dimaksudkan agar arus gangguan petir dapat mengalir langsung ke tiang

maupun antar kawat tanah. Sedangkan pada tipe penyangga, jumper dipasang pada tiang dan

disambungkan ke kawat tanah dengan klem jembatan ataupun dengan memasangnya pada

suspension clamp kawat tanah.

Gambar 30 Jumper Kawat Tanah

3.Arcing Horn (Sela batang).

Sambaran petir pada SUTT / SUTET merupakan suntikan muatan listrik. Suntikan muatan ini

menimbulkan kenaikan tegangan pada SUTT / SUTET, sehingga pada SUTT / SUTET

timbul tegangan lebih berbentuk gelombang impuls dan merambat ke ujung-ujung SUTT /

SUTET. Tegangan lebih akibat sambaran petir sering disebut surja petir.

33

Page 34: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Jika tegangan lebih surja petir tiba di GI, maka tegangan lebih tersebut akan merusak isolasi

peralatan GI. Oleh karena itu, perlu dibuat alat pelindung agar tegangan surja yang tiba di GI

tidak melebihi kekuatan isolasi peralatan GI.

Alat pelindung yang paling sederhana adalah Arcing Horn (Sela batang). Arcing Horn

berfungsi memotong tegangan impuls petir secara pasif (tidak mampu memadamkan follow

current dengan sendirinya). Arcing Horn terpasang pada SUTT / SUTET terdiri dari 2 (dua)

bagian yaitu :

Arcing Horn Sisi Penghantar

Gambar 32 Kawat Penghubung EW ke Tanah

Ujung bagian atas kawat ini dihubungkan langsung dengan kawat tanah menggunakan klem

jembatan atau dihubungkan dengan batang penangkap petir yang dipasang di atas tiang.

Sedangkan ujung bagian bawahnya dihubungkan dengan pentanahan tiang. Dengan

pemasangan kawat penghubung diharapkan tidak terjadi arus balik yang nilainya lebih besar

daripada arus sambaran petir yang sesungguhnya, sehingga gangguan pada transmisi dapat

berkurang.

34

Page 35: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

Pentanahan (Grounding)

Pentanahan tower adalah perlengkapan pembumian sistem transmisi yang berfungsi untuk

meneruskan arus listrik dari tiang SUTT maupun SUTET ke tanah. Pentanahan tiang terdiri

dari kawat tembaga atau kawat baja yang diklem pada pipa pentanahan yang ditanam di dekat

pondasi tiang, atau dengan menanam plat aluminium / tembaga disekitar pondasi tiang yang

berfungsi untuk mengalirkan arus dari kawat tanah akibat sambaran petir.

Gambar 33 Pentanahan Tiang

Jenis-jenis pentanahan tiang pada SUTT & SUTET :

1. Electroda bar, yaitu suatu rel logam yang ditanam di dalam tanah. Pentanahan ini

paling sederhana dan efektif, dimana nilai tahanan tanah adalah rendah.

2. Electroda plat, yaitu plat logam yang ditanam di dalam tanah secara horisontal atau

vertikal. Pentanahan ini umumnya untuk pengamanan terhadap petir.

3. Counter poise electrode, yaitu suatu konduktor yang digelar secara horisontal di

dalam tanah. Pentanahan ini dibuat pada daerah yang nilai tahanan tanahnya tinggi

atau untuk memperbaiki nilai tahanan pentanahan.

4. Mesh electrode, yaitu sejumlah konduktor yang digelar secara horisontal di tanah

yang umumnya cocok untuk daerah kemiringan.

Komponen-komponen pentanahan tiang :

35

Page 36: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

1. Kawat pentanahan, terbuat dari bahan yang konduktifitasnya besar.

2. Klem pentanahan atau sepatu kabel.

3. Batang pentanahan.

4. Klem sambungan kawat pentanahan

KESIMPULAN

Dalam berbagai penjelasan pada isi makalah, maka dapat dikatakan bahwa Isolasi cair

merupakan Isolasi multifungsi.Selain sebagai Isolasi juga sebagai pendingin,namun harus

melalui perhitungan dan standartisasi bahan isolasi cair yang digunakan tersebut,

36

Page 37: MAKALAH ILMU BAHAN.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://www.astudioarchitect.com/2011/11/mengenal-jenis-jenis-lampu-

pijar.html#ixzz2rPxfGdAh

http://www.mysmpledailylife.blogspot.com/.../pendingin-oilminyak-pada-transforma.

http://ipsi.web.id/article.php?title=purifikasi_minyak_trafo_di_tempat

www.google.com/search?

q=lampu+mercury&newwindow...mohjaka27.blogspot.com.http..//www

http://klastika.com/prinsip-kerja-lampu-merkuri.html

37