Makalah Intoksikasi Timbal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

okupasi

Citation preview

Gangguan Kesehatan akibat Pajanan Timbaldi Lingkungan Kerja

Grace Stephanie Manuain102011266Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731e-mail : [email protected]

PendahuluanLingkungan industri merupakan kelompok yang rentan terhadap pencemaran timah hitam atau timbale (Pb). Para pekerja industri dapat terpajan dengan timbal (Plumbum) melalui pernapasan atau inhalasi bersama asap, debu, dan gas. Pajanan timbal ini dapat menimbulkan berbagai efek negative pada kesehatan, yaitu pada saraf pusat dan saraf tepi, system kardiovaskuler, system hematopoietic, ginjal, pencernaan, system reproduksi dan juga bersifat karsinogenik.1Pengetahuan tentang jenis bahan kimia yang menjadi pajanan serta kadar pajanan merupakan informasi yang sangat berguna yang dibutuhkan seorang dokter. Dengan mengetahui sifat fisik dan kimia Pb, metabolisme Pb serta efeknya terhadap kesehatan maka diagnosis keracunan Pb dalam darah dapat diketahui secara awal dan dapat digunakan untuk pencegahan keracunan Pb di lingkungan pekerja dan masyarakat pada umumnya.1,2

Anamnesis Umum dan PekerjaanAnamnesis mengambil peran besar dalam menentukan diagnosis. Oleh sebab itu, anamnesis harus dilakukan sebaik mungkin sehingga dapat mengambil diagnosis dengan baik pula dan mampu memberikan pertolongan bagi pasien. Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan Alloanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung dengan pasiennya. Pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.Setelah melakukan anamnesis umum kita dapat melakukan anamnesis pekerjaan yang terarah maka pertanyaan harus difokuskan pada hal hal yang penting secara sistematik, dengan langkah langkah sebagai berikut.1. Memastikan kemunculan gejala dalam hubungannya dengan pekerjaan;1a. Apakah gejala yang timbul membaik pada saat istirahat atau liburan ?b. Apakah terdapat pekerja lain yang menderita gejala yang sama di lingkungan kerja ?c. Apakah terjadi pajanan debu, uap atau partikel partikel zat kimia yang beracun di lingkungan kerja ?2. Pertanyaan kronologis tentang pekerjaan terdahulu sampai yang sekarang, mengenai:1a. Deskripsi lingkungan tempat kerjab. Informasi tentang bahan mentah yang dipakai, proses kerja, produk yang dihasilkan serta tata cara penanganan limbah industri.c. Lama bekerja di masing masing tempat kerjad. Deskripsi tugas dan dan jadwal waktu kerja/shifte. Jumlah hari absen dan alasannyaf. Penggunaan alat perlindungan dirig. Prosedur pemeriksaan fisik sebelum masuk kerjah. Adanya pekerjaan lain disamping pekerjaan utama (misalnya kerja malam hari)

3. Pertanyaan spesifik yang ada hubungannya dengan pajanan penyakit akibat kerja1a. Pernah bekerja di tempat kerja yang bising / terlalu panas atau menggunakan produk asbes / sinar radioaktif / alat yang menimbulkan vibrasi ?b. Faktor stres di tempat kerja (jemu, konflik dengan atasan/bawahan / teman kerja, dan lain lain)c. Pernah bertugas di bidang militerd. Hobi (olahraga, berkebun, melukis, pekerjaan rumah tangga / pertukangan / las)e. Pekerjaan istri/suami4. Riwayat kesehatan lingkungan15. Informasi mengenai industri lain di sekeliling tempat kerja (tingkat polusi lingkungan, pajanan limbah industri / percikan zat beracun dari tempat lain)1Hasil AnamnesisKeluhan pada pasien dirasakan sejak 6 bulan terakhir, sebelumnya belum pernah berobat dan hanya meminum jamu. Pasien tidak mempunyai masalah psikologis dengan atasan maupun rekan sekerjanya. Pasien bekerja di pabrik baterai selama 5 tahun dan tidak pernah memakai APD.Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik dilaksanakan seperti pada penyakit umum lainnya, yaitu pemeriksaan fisik secara umum tanda-tanda vital (TTV) berupa tekanan darah, suhu, denyut nadi, dan frekuensi napas keadaan umum pasien, lihat bagaimana kesadarannya dan menitikberatkan pada pemeriksaan sistem organ yang diperkirakan terpengaruh akibat pajanan zat zat kimia yang diduga menjadi etiologi penyakit akibat kerja, misalnya garis timah hitam pada intoksikasi timah hitam, pembesaran hati akibat pajanan toluena, dan pembesaran limpa karena intoksikasi bensin, kulit dapat terlihat pucat akibat anemia bisa ditemukan pada penderita intoksikasi timbal. Suatu garis pigmentasi biru keabu-abuan kadang-kadang tampak pada gusi yang disebut lead line. Pada pemeriksaan neurologi, intoksikasi timbal sering kali ditunjukkan dengan lemahnya otot rangka, terutama otot ekstensor bagian distal.1Hasil Pemeriksaan FisikPemeriksaan tanda tanda vital dalam batas normal, konjungtiva tidak anemis, dan pemeriksaan fisik lain tidak ada kelainan.Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium untuk penyakit akibat kerja dapat dibagi menjadi pemeriksaan laboratorium umum dan khusus.Pemeriksaan laboratorium umum adalah :11. Pemeriksaan rutin darah akan didapati anemia normositik normokrom atau mikrositik hipokrom pada darah tepi, kadang-kadang ditemukan sel darah merah abnormal seperti morfologi daun semanggi serta gambaran basofil yang berbintik. Turut sertanya timbal dalam penggabungan Fe menjadi bentuk Zn-protoporfirin (ZPP), dan produk hidrolisisnya adalah eritrosit protoporfirin (EP).2. Pemeriksaan urine akan didapati peningkatan kadar asam delta-aminolevulinik dehidrase maka kenaikan kadar ZPP dan EP dapat diukur.3. Pemeriksaan foto rontgen toraks, elektrokardiogram (EKG)4. Pemeriksaan laboratorium nonspesifik akibat pemajanan, misalnya;a. Pemeriksaan darah lengkap (MCH, MCHC, hitung retikulosit, dan lain lain) untuk indikasi pajanan terhadapzat hemotoksik.b. Pemeriksaan fungsi hati (Bilirubin, SGOT, SGPT, dan lain lain) untuk indikasi pajanan terhadap zat hepatotoksik.c. Pemeriksaaan fungsi paru (Volume tidal, dan lain lain) untuk indikasi terjadinya iritasi saluran pernapasan.d. Delta aminolevulinic acid untuk indikasi pajanan terhadap intoksikasi timah hitam.e. Tes sputum untuk indikasi pajanan terhadap debu gergaji kayu.f. Tes kekuatan untu indikasi pajanan terhadap aktivitas angkat beban.

Pemeriksaan laboratorium khusus meliputi :11. Pemeriksaan laboratorium spesifik akibat pajanan, misalnya:1a. Pemeriksaan kadar timah hitam darah untuk indikasi pajanan timah hitamb. Analisis kadar asam hipurat dalam urine untuk indikasi pajanan toluenac. Analisis kadar trikloroetilen dalam urine dan udara pernapasan untuk indikasi pajanan trikloroetilen.2. Tes untuk suatu kelainan genetika dapat dilakukan dengan tes sensitivitas. Pajanan zat toksik akibat pekerjaan dapat menstimulasi sensitivitas individu dengan kelainan genetika tertentu, sehingga penyakit tertentu dapat timbul dengan mudah hanya dengan pajanan yang minimal saja, misalnya:1a. Penyakit paru obstruktif menahun (COPD) mudah terjangkit pada individu dengan defisiensi serum alpha antitripsin herediter bila terpajan oleh zat toksik iritan paru atau bahkan zat toksik yang bukan iritan paru.b. Hipersensitivitas terhadap zat hemolitik pada defisiensi glukosa-6-fosfatase (G-6-PD)c. Hipersensitivitas terhadap pajanan nitrat pada defisiensi diaforased. Tes skrining imunologis untuk pajanan komponen organik3. Perubahan kromosom1a. Pajanan bahaya kerja fisik atau kimia tertentu dapat menimbulkan kelainan genetik, yang dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan genetik.

Gambaran LaboratoriumBiasanya tampak gambaran anemia normositik normokrom atau mikrositik hipokrom pada darah tepi, kadang-kadang ditemukan sel darah merah abnormal seperti morfologi daun semanggi serta gambaran basofil yang berbintik. Turut sertanya timbal dalam penggabungan Fe dan heme menyebabkan perubahan Fe menjadi bentuk Zn-protoporfirin (ZPP), dan hidrolisisnya adalah eritrosit protoporfirin (EP). Pada urine, dengan adanya peningkatan kadar asam delta-aminolevulinik dehidratase maka kenaikan kadar ZPP dan EP dapat diukur. Hal ini merupakan indikator yang dapat dipercaya untuk pengukuran intoksikasi timbal. Penigkatan kadar asam delta-aminolevulinik dapat diukur secara langsung, sebaliknya peningkatan kadar timbal darah hanya dapat diukur dengan spektrofotometri. Lebih dari 90% timbal dalam tubuh disinpan di tulang. Konsentrasi timbal ditulang tersebut dapat diukur dengan menggunakan x-ray flourescence (XRF) densitometri.Pada individu yang tidak terpajan timbal, kadar timbal di darah berkisar antara 5-15g/dL. Menurut standar OSHA, kadar timbal di darah pada pekerja di sektor industri tidak boleh melebihi 40g/dL. Gejala intoksikasi timbal pada susunan saraf pusat dan tepi biasanya terjadi dengan kadar timbal 40-80 g/dL, atau jika terjadi peningkatan kadar EP atau ZPP. Gejala lain timbul dengan jelas bila kadarnya mencapai >80 g/dL. Pada individu dengan gejala intoksikasi timbal yang jelas, tetapi sulit ditemukan riwayat pajanannya, tes mobilisasi CaNa2EDTAPb dapat membantu untuk menegakkan diagnosis.

Hasil Pemeriksaan LaboratoriumHasil pemeriksaan di laboratorium didapatkan kadar hemoglobin 12mg/dL dan kadar Pb dalam darah 40g/dL.

Pengamatan LingkunganSeorang dokter kesehatan kerja harus dapat melakukan evaluasi tempat kerja terhadap kemungkinan adanya bahaya kerja secara sistematis dan lengkap. Bila mungkin, pengamatan pekerja secara perorangan harus dilakukan, daripada menggunakan sampel yang statis. Evaluasi dapat dilakukan dengan inspeksi secara teratur untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan tentang kesehatan dan keselamatan kerja ataupun atas dasar permintaan untuk melakukan pemeriksaan kawasan kerja untuk menemukan kemungkinan timbulnya masalah kesehatan dan cara pencegahan untuk mengurangi gangguan kesehatan kerja. Pengamatan lingkungan ini digunakan untuk mengkaji jenis bahan kimia dan kadar pajanan di tempat kerja. Berkonsultasi dengan petugas kebersihan industri juga baik untuk mengamati lingkungan.2Working Diagnosa: Intoksikasi Timbal (Pb)Timbal merupakan logam yang berwarna biru keabu-abuan, lunak, mudah dibengkokkan, dan resistan terhadap bahaya karat. Timbal beredar di pasaran sebagai biji logam dengan konsentrasi 1-11% dalam bentuk garam sulfit (galena), karbonat (cerussite), dan sulfat (anglesite). Bentuk lain timbal, seperti pada asap knalpot kendaraan bermotor dan pembakaran batu bara, merupakan sumber pencemaran lingkungan.1,3PenggunaanTimbal terutama banyak digunakan pada industri batu baterai dan aki, serta sebagai zat pewarna dan stabilizer pada industri cat dan plastik. Sifat tahan asam dan kelembabannya menyebabkan timbal digunakan juga sebagai lapisan pipa dan kabel. Keramik yang berlapis timbal juga akan terlihat lebih keras dan cemerlang. Selain itu, timbal digunakan untuk melapisi ruangan agar kedap suara dan vibrasi, serta dapat digunakan sebagai penangkal sinar radioaktif. Senyawa timbal tetraetil dan timbal tetrametil digunakan sebagai anti-knock agent pada bensin.1,3-4

Pajanan Pekerja di pertambangan timbal sangat berpotensi terpajan debu dan fume yang banyak dihasilkan pada proses penggilingan/penggosokan biji timbal. Di samping itu, pajanan timbal juga berpotensi terjadi pada pekerjaan pengelasan, penyolderan, pelukis, pekerja di pabrik baterai, aki, dan cat, terutama pekerja yang terkait proses penyemprotan, gelas, dan keramik. Pajanan di lingkungan dekat lokasi peleburan timbal dapat terjadi akibat udara, tanah, dan air minum yang terkontaminasi. Di daerah perkotaan pajanan terjadi akibat pencemaran lingkungan akibat asap buangan knalpot kendaraan bermotor.2,3

PatofisiologiPajanan Pb dapat berasal dari makanan, minuman, udara di lingkungan keja atau lingkungan umum yang tercemar Pb. Pajanan okupasional dapat melalui saluran pernapasan (inhalasi uap atau partikel udara yang polutif) atau saluran pencernaan (tertelannya makanan atau minuman yang mengandung Pb Karbonat atau Pb Sulfat). Dari pajanan Pb 100-350 g/hari, rata-rata 10-30% (20g) Pb yang terinhalasi diabsorbsi melalui paru-paru dan sekitar 5-10% yang tertelan lewat makanan/minuman tercemar diabsorbsi melalui saluran cerna. 4Absorbsi Pb melalui saluran napas dipengaruhi oleh proses deposisi, pembersihan mukosiliar, dan pembersihan alveolar. Deposisi dapat terjadi di nasofaring, saluran tracheobrochial, dan alveoli. Bahaya yang ditimbulkan oleh Pb ini tergantung oleh ukuran partikelnya, volume pernapasan dan daya larutnya. Partikel 10g lebih banyak dideposit di saluran napas bagian atas dan partikel yang 40 g/dL.b. Dilakukan setelah peninjauan lapangan bila kadar timbal dalam darah mencapai >30 g/m3.c. Dilakukan sesegera mungkin bila seorang pekerja timbul tanda intoksikasi timbal yang mencurigakan.3. Tidak diperkenankan bekerja di tempat pajanana. Pekerja dengan kadar timbal >60 g/dL, kecuali kadarnya yang terakhir masih 50 g/dL pada pemeriksaan terakhir selama tiga kali berturut turut atau lebih dari 6 bulan, kecuali kadarnya yang terakhir masih 30g tiap hari per tahun. Para pekerja juga harus dilakukan tes Pb darah dan FEP pada waktu-waktu tertentu. 2

Kesimpulan Timbal merupakan salah satu jenis logam alamiah yang tersedia dalam bentuk biji logam. Peningkatan aktivitas manusia, seperti pertambangan, peleburan dan penggunaan dalam bahan bakar minyak telah menyebabkan timbal menyebar di lingkungan. Keracunan timbal merupakan salah satu masalah lingkungan di dunia yang bisa merusak kesehatan manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. Timbal adalah logam yang yang dapat merusak sistem syaraf jika terakumulasi dalam jaringan halus dan tulang untuk waktu yang lama. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dapat berupa pemberian kalsium disodium edetat (CaNa2EDTA), dan pencegahan berupa menjauhkan dari pajanan serta menggunakan alat pelindung diri

DAFTAR PUSTAKA 1. Harrianto Ridwan. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,2009.h.16-19,50-62,72-5.2. Jejayaratman J, Koh D. Buku ajar praktik kedokteran kerja. Jakarta: EGC; 2010.h.3-10,126-32, 140-43. Sumamur. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Edisi ke 2. Sagung Seto,2014.h.332-5, 4561-4.4. Ardyanto D. Deteksi pencemaran timah hitam dalam darah. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Juli 2006; 2(1).h.67-76.5. Rifai, Admal. November 2012. Analisa Kadar Timah Hitam (Pb) Dalam Darah Karyawan Pabrik Baterai.Diunduh dari : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34378/4/Chapter%20II.pdf. 18 Oktober 2014.6. Wiria M S. Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-5. Badan penerbit FKUI. Jakarta: 2011.h 844.

Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana20