22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jas merah (jangan sekali sekali melupakan sejarah), demikian Bung Karno Sang Proklamator pernah berkata. Sejarah kejayaan Sriwijaya, Majapahit dan Singasari serta mahakarya Borobudur dan Prambanan, menjadi bukti bahwa bangsa ini pernah berhasil membangun tatanan ekonomi yang mensejahterakan, melewati batas lautan untuk menjadi bagian dari percaturan dunia. Sementara itu Bung Karno ketika mengenalkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, menyatakan bahwa butir butir Pancasila adalah kristalisasi dari budaya atau nilai nilai yang telah berlaku pada berbagai suku bangsa di tanah air. Bung Karno meyakini bahwa butir butir Pancasila adalah fondasi bagi kejayaan Sriwijaya, Majapahit, Singasari dan Mataram Kuno. Bagi bangsa Indonesia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, kenyataan sejarah adalah kehendak Tuhan. Begitu pula Proklamasi, Pancasila dan UUD 1945 adalah kenyataan sejarah yang merupakan pertanda zaman bagi bangsa Indonesia yang menunjukkan bahwa nasib bangsa Indonesia akan berubah dan berbalik dari sengsara akibat imperalisme dan feodalisme menjadi bahagia berdasar cita-cita luhurnya. Proklamasi Kemerdekaan NKRI 17 Agustus 1945 adalah merupakan titik balik sejarah, dari status terjajah dan terhinakan berbalik menjadi status merdeka dan termuliakan. 1

Makalah Kewarganegaraan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Kewarganegaraan

Citation preview

Page 1: Makalah Kewarganegaraan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jas merah (jangan sekali sekali melupakan sejarah), demikian Bung Karno Sang

Proklamator pernah berkata. Sejarah kejayaan Sriwijaya, Majapahit dan Singasari serta

mahakarya Borobudur dan Prambanan, menjadi bukti bahwa bangsa ini pernah berhasil

membangun tatanan ekonomi yang mensejahterakan, melewati batas lautan untuk

menjadi bagian dari percaturan dunia. Sementara itu Bung Karno ketika mengenalkan

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, menyatakan bahwa butir butir

Pancasila adalah kristalisasi dari budaya atau nilai nilai yang telah berlaku pada

berbagai suku bangsa di tanah air. Bung Karno meyakini bahwa butir butir Pancasila

adalah fondasi bagi kejayaan Sriwijaya, Majapahit, Singasari dan Mataram Kuno.

Bagi bangsa Indonesia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, kenyataan

sejarah adalah kehendak Tuhan. Begitu pula Proklamasi, Pancasila dan UUD 1945

adalah kenyataan sejarah yang merupakan pertanda zaman bagi bangsa Indonesia yang

menunjukkan bahwa nasib bangsa Indonesia akan berubah dan berbalik dari sengsara

akibat imperalisme dan feodalisme menjadi bahagia berdasar cita-cita luhurnya.

Proklamasi Kemerdekaan NKRI 17 Agustus 1945 adalah merupakan titik balik

sejarah, dari status terjajah dan terhinakan berbalik menjadi status merdeka dan

termuliakan. Hanya perlu diingat bahwa proses pembalikan status tersebut bukan terjadi

dengan sendirinya, melainkan harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh dan kerja

keras. Pernyataan “kemerdekaan” nya dalam kalimat alinea pertama Proklamasi

mempunyai makna hakiki yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila baik sebagai

pandangan hidup, sebagai filsafat, sebagai dasar negara, sebagai ideologi maupun

sebagai suatu sistem kehidupan umat manusia. Pernyataan pemindahan “kekuasaan“

dalam kalimat alinea kedua Proklamasi mempunyai makna pengalihan, pemberian dan

pembagian kekuasaan yang diatur dalam UUD 1945 antara negara dan rakyat sebagai

pemegang kedaulatan ( pasal 1 ayat (2) ). Pembagian kekuasaan antara negara dan

rakyat yang diatur dalam pasal-pasal dan ayat-ayat dari UUD 1945 menunjukkan bahwa

masing-masing memperoleh kekuasaan sebesar 70 %. Dalam gambar grafis superposisi

dari kedua kekuasaan menghasilkan tiga bentuk pengelolaan kekuasaan, yaitu 30 %

1

Page 2: Makalah Kewarganegaraan

murni pengelolaan kekuasaan negara, 30 % murni pnegelolaan kekuasaan rakyat (atau

hak hidup rakyat), dan 40 % pengelolaan bersama (sharing dari negara dan rakyat)

dalam bentuk koperasi.

Dalam aspek ekonomi pengelolaan bersama merupakan pengelolaan koperasi

berskala nasional yang modalnya dihimpun bersama antara rakyat dan negara.

Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang pun telah mulai berkenalan

dengan kapitalisme global seiring dengan perekonomian era Orde baru yang menjadikan

paradigma pertumbuhan ekonomi (economic growth) menjadi panglima. Krisis

devaluasi rupiah yang lantas menjelma menjadi krisis moneter sepanjang 1997-1998

telah membutakan mata bahwa pondasi perekomomian Indonesia yang dibangun atas

dasar hutang luar negeri tidaklah kokoh.

Namun, di era reformasi ini, kesadaran demikian tidak malah membangkitkan

semangat di kalangan pemerintahan untuk mencari alternatif sistem perekonomian yang

manusiawi dan berkeadilan sosial, justru sebaliknya, saat ini Indonesia mengalami

berbagai dentumen arus neoliberalisme yang terwujud dalam trio deregulasi, privatilasi,

dan liberalisasi perdagangan.

Di sisi lain, muncul perkembangan menarik dengan wacana Sistem Ekonomi

Pancasila yang merupakan sistem ekonmi yang berlandasan dan dijiwai spirit nilai-nilai

Pancasila, yang bisa dilacak dari ide-ide Bung Hatta, salah seorang proklamator RI.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, permasalahan yang muncul sebagai acuan adalah:

1. Bagaimana implementasi Ekonomi Pancasila saat ini?

2. Bagaimana pengembangan koperasi di Indonesia?

3. Bagaimana implementasi Ekonomi Pancasila melalui pengembangan koperasi di

Indonesia?

1.3 Tujuan

Perumusan masalah di atas menghasilkan tujuan yang akan dicapai dalam

penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami implementasi Ekonomi Pancasila saat ini.

2. Untuk mengetahui dan memahami pengembangan koperasi di Indonesia.

3. Untuk mengetahui implementasi Ekonomi Pancasila melalui pengembangan koperasi

di Indonesia.

2

Page 3: Makalah Kewarganegaraan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ekonomi Pancasila

Sistem Ekonomi Pancasila sebagaimana dikemukakan oleh Mubyarto, yaitu

system ekonomi yang khas (berjati diri) Indonesia yang digalo dan dikembangkan

berdasarkan kehidupan ekonomi riil (real-life economy) rakyat Indonesia. Ekonomi

Pancasila berpijak pada kombinasi antara gagasan-gagasan normative dan fakta-fakta

empiric yang telah dirumuskan oleh bangsa Indonesia dalam wujud sila-sila dalam

Pancasila, Pembukaan UUD 1945, dan pasal-pasal (ekonomi) UUD 1945, yaitu pasal

27, 33, dan 34.

Berdasarkan definisi yang diungkapkan di atas, dapat disimpulkan bahwa system

ekonomi Pancasila adalah system ekonomi yang mengacu pada sila-sila dalam Pancasila

yang terwujud dalam lima landasan ekonomi, yaitu ekonomi moralistic(ber-Ketuhanan),

ekonomi kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi (ekonomi

kerakyatan), dan diarahkan untuk mencapai keadilan social bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Selanjutnya, Boediono dalam bukunya Ekonomi Pancasila yang mengkaji

masalah pengendalian makro dalam ekonomi Pancasila. Pokok permasalahan yang

dibahasi adalah bagaimana corak dari cara-cara pengendaliannya. Permasalahan makro

di sini dibatasi permasalahan makro jangka pendek, yaitu inflasi, pengangguran, dan

ketimpangan neraca pembayaran.

Boediono memulai dengan menonjolkan lima ciri dari perekonomian Pancasila

yang memiliki kaitan langsung dengan masalah ekonomi makro beserta cara

pengendaliannya, kelima ciri khas tersebut, yaitu sebagai berikut.

a. Peranan dominan dari koperasi, bersama dengan perusahaan-perusahaan Negara

dan perusahaan swasta.

b. Memandang manusia secara utuh. “..manusia bukan ‘economic man’ tetapi juga

‘social and religious man’ dan sifat manusia yang terakhir ini bisa dilambangkan

setaraf dengan sifat yang pertama sebagai motor penggerak kegiatan duniawi

(ekonomi).

3

Page 4: Makalah Kewarganegaraan

c. Adanya “kehendak social yang kuat ke arah egalitarianism atau kemerataan

social.”

d. Diberikannya prioritas utama pada terciptanya suatu “perekonomian nasional”

yang tangguh. Konsep “perekonomian nasional” ditafsirkan sebagai pemupukan

ketahanan nasional dan pemberian prioritas utama pada kepentingan nasional

untuk mencapai suatu perekonomian yang mandiri, tangguh, dan terhormat di

arena internasional dan yang didasarkan atas solidaritas dan harmoni dalam

negeri.

e. “Pengendalian pada system desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan

ekonomi, diimbangi dengan perencanaan yang kuat sebagai pemberi arah bagi

perkembangan ekonomi dicerminkan dalam cita-cita koperasi”.

2.2 Pengertian Koperasi

Istilah koperasi berasal dari bahasa asing co-operation. (Co = bersama, operation

= usaha), koperasi berarti usaha bersama, misalnya Koperasi Unit Desa (KUD) artinya

usaha bersama masyarakat di satu wilayah desa, Koperasi Karyawan artinya usaha

bersama para karyawan.

Menurut Undang-undang Nomor 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok

perkoperasian,”Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat berwatak sosial,

beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan

ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”(pasal 3 UU

No.12/1967).

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang

perkoperasian menyatakan bahwa koperasi adalah “badan usaha yang beranggotakan

orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasar atas asas kekeluargaan”.

Koperasi merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Koperasi harus

betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan semata-mata dan bukan

kepada kebendaan. Kerjasama dalam koperasi didasarkan pada rasa persamaan derajat,

dan kesadaran para anggotanya. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan

sosial. Koperasi adalah milik bersama para anggota, pengurus maupun pengelola. Usaha

4

Page 5: Makalah Kewarganegaraan

tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah rapat

anggota.

Koperasi sebagai badan usaha dapat melakukan kegiatan usahanya sendiri dan

dapat juga kerja sama dengan badan usaha lain, seperti perusahaan swasta maupun

perusahaan negara. Perbedaan antara koperasi dan badan usaha lain, dapat digolongkan

sebagai berikut :

a. Dilihat dari segi organisasi

Koperasi adalah organisasi yang mempunyai kepentingan yang sama bagi para

anggotanya. Dalam melaksanakan usahanya, kekuatan tertinggi pada koperasi terletak

di tangan anggota, sedangkan dalam badan usaha bukan koperasi, anggotanya terbatas

kepada orang yang memiliki modal, dan dalam melaksanakan kegiatannya kekuasaan

tertinggi berada pada pemilik modal usaha.

b. Dilihat dari segi tujuan usaha

Koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bagi para anggotanya dengan melayani

anggota seadil-adilnya, sedangkan badan usaha bukan koperasi pada umumnya

bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

c. Dilihat dari segi sikap hubungan usaha

Koperasi senantiasa mengadakan koordinasi atau kerja sama antara koperasi satu dan

koperasi lainnya, sedangkan badan usaha bukan koperasi sering bersaing.

d. Dilihat dari segi pengelolahan usaha

Pengelolahan usaha koperasi dilakukan secara terbuka, sedangkan badan usaha bukan

koperasi pengelolahan usahanya dilakukan secara tertutup.

Koperasi di Indonesia pada dasarnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Koperasi adalah kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Artinya, koperasi

mengabdi dan menyejahterakan anggotanya.

2. Semua kegiatan di dalam koperasi dilaksanakan dengan bekerja sama dan

bergotong royong berdasarkan persamaan derajat, hak, dan kewajiban anggotanya

yang berarti koperasi merupakan wadah ekonomi dan sosial.

3. Segala kegiatan di dalam koperasi didasarkan pada kesadaran para anggota, bukan

atas dasar ancaman, intimidasi, atau campur tangan pihak-pihak lain yang tidak

ada sangkut pautnya dengan koperasi.

4. Tujuan ideal koperasi adalah untuk kepentingan bersama para anggotanya.

5

Page 6: Makalah Kewarganegaraan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Impementasi Ekonomi Pancasila

Mengenai sistem perekonomian Indonesia saat ini, melihat kenyataan seperti

banyaknya pengangguran, kaum pemodal semakin berkuasa, yang miskin semakin

miskin, eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam, kesenjangan social, dan

seterusnya. Bila ditelisik, ternyata sistem perekonomi Indonesia hamper mirip dengan

sistem perekonomian kapitalis. Di Indonesia dapat dihitung dengan jari, para

konglomerat yang menguasai perekonomian. Hanya segelintir orang yang menguasai

perekonomin di Indonesia. Kondisi ini terjadi sebagai konsekuansi kita menganut

ekonomi kapitalis, walaupun pemerintah tidak secara gamblang menyatakannya. Namun

pada prakteknya, sistem ekonomi liberal atau kapitalis inilah yang sebenarnya

dijalankan di Indonesia. Maka berangkat dari kenyataan itu, sudah saatnya ekonom-

ekonom kita mencoba merajut ulang sistem ekonomi yang akan dijalankan di Indonesia

ke depan, agar rakyat Indonesia ditempatkan sebagai rakyat yang berhak merasakan

kesejahteraan dengan nyata. Saatnya kita untuk menganut sistem ekonomi mandiri yang

berkeadilan sesuai dengan situasi dan kondisi Indonesia, tidak menerapkan secara

mentah-mentah dan membabi buta sistem ekonomi yang berasal dari negara asing yang

jelas-jelas telah menyengsarakan rakyat Indonesia.

Meskipun dasar Negara Indonesia adalah Pancasila, namun ironisnya sistem

perekonomian yang selama ini berlangsung tidaklah bersumber darinya. Setelah

dicengkrami sistem ekonomi komando di era Orde Lama yang bercorak sosialisme,

berikutnya perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi pasar yang bercorak

kapitalisme di era Orde Baru. Jeratan kapitalisme pun semakin menguat seiring

derasnya paham ekonomi neoliberal yang datang melalui agen-agen kapitalisme global

seperti World Bank dan IMF setelah Indonesia mengalami krisis moneter.

Dalam perjalanan republik ini, bisa dikatakan telah terjadi penelikungan sitem ekonomi

nasional sehingga Pancasila sebagai dasar Negara belum sepenuhnya menjiwai sistem

perekonomian Negara ini, baik oleh faktor eksternal yang dimotori oleh World Bank

dan IMF maupun oleh faktor internal yang bersifat neoliberal dan kalangan intelektual

ekonomi dengan pemikiran-pemikirannya.

6

Page 7: Makalah Kewarganegaraan

Dalam prakteknya, menurut Mubyanto (Kepala PUSTEK UGM), fakultas

ekonomi sebagai gedung pemikiran ilmu ekonomi telah menyumbsng 3 dosa dalam

pengajarannya yang berperan memperparah marginalisasi Ekonomi Pancasila, yaitu :

1. Bersiat parsial dalam mengajarkan ajaran ekonomi kalsik Adam Smith. Konsep

Smith tentang Manusia Sosial (homococius, tahun 1759) dilupakan atau tidak diajarkan,

sedangkan ajaran berikutnya pada tahun 1776 (manusia sebagai homoeconomicus)

dipuja puji secara membabi buta.

2. Metode analisis deduktif dari teori ekonomi neoklasik di ajarkan secara penuh,

sedangkan metode analis induktif diabaikan. Hal demikian bertentangan dengan pesan

Alfred Marshall dan gustave Schmoler, dua tokoh ekonomi neoklasik, untuk memakai

dua metode secara serentak laksana dua kaki.

3. Ilmu ekonomi menjadi spesialistis dan lebih iarahkan untuk menjadi ilmu ekonomi

matematika. Menurut Kenneth Boulding dalam Economic as A Sciense. Ilmu ekonomi

dapat dikembangkan menjadi salah satu atau gabungan dari cabang-cabang ilmu berikut

: (a) ekonomi sebagai ilmu sosial (social science); (b) ekonomi sebagai ilmu ekologi

(ecological science); (c) ekonomi sebagai ilmu prilaku (behavioral science); (b)

ekonomi sebagai ilmu politik (political science); dan (f) ekonomi sebagai ilmu moral

(moral science).

Sebagai sebuah gagasan besar, Ekonomi Pancasila sebagai sistem ekonomi bukan-

bukan, bukan kapitalisme juga sosialime, menawarkan garapan berupa sistem

perekonomian alternative yang bersifat komprehensif integral bagi jutaan masyarakat

Indonesia demi mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaksud dalam alinea IV

Pembukaan UUD 1945.

Sejak repormasi, terutama sejak SI-MPR 1998, menjadi populer istilah Ekonomi

Kerakyatan sebagai sistem ekonomi yang harus diterapkan di Indonesia, yaitu sistem

ekonomi yang demokrasi yang melibatkan seluruh kekuatan ekonomi rakyat. Mengapa

ekonomi rakyat bukan ekonomi rakyat atau ekonomi Pancasila? Sebabnya adalah

karena kata ekonomi rakyat dianggap berkonotasi komunis seperti di RRC (Republik

Rakyat Cina). Sedangkan ekonomi Pancasila dianggap telah dilaksanakan selama Orde

Baru yang terbukti gagal.

Pada bulan Agustus 2002 bertepatan dengan peringatan 100 tahun Bung Hatta,

UGM mengmumkan berdirinya Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PUSTEP) yang akan

7

Page 8: Makalah Kewarganegaraan

secara serius mengadakan kajian-kajian tentang Ekonomi Pancasila dengan penerapan

di Indonesia baik di tingkat nasional maupun di daerah-daerah. Sistem Ekonomi

Pancasila yang bermoral, manusiawi, nasionalistik, demokratis dan berkeadilan, jika

diterapkan secara tepat pada setiap kebijakan dan program akan membantu terwujudnya

keselarasan dan keharmonisan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.

Sistem Ekonomi Pancasila berisi aturan main kehidupan ekonomi yang mengacu pada

ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Dalam sistem Ekonomi Pancasila,

pemerintah dan masyarakat memihak pada (kepentingan) ekonomi rakyat sehingga

terwujud kemeralatan sosial dalam kemakmuran dan kesejahteraan. Inilah sistem

ekonomi kerakyatan yang demokratais yang melibatkan semua orang dalam proses

produksi dan hasilnya dinikmati oleh semua warga orang dalam proses produksi dan

hasilnya dinikmati oleh semua warga masyarakat.

Aturan main sitem ekonomi Pancasila yang lebih ditekankan pada sila ke 4

(Kerakyatan yang dipimpin olek hikmat kebuijaksanaan dan

permusyawaratan/perwakilan) menjadi selogan baru yang di perjuangakan sejak

eformasi. Melalui gerakan reformasi banyak kalangan terhadap hukum dan moral dapat

dijadikan landasan pikir dan landasan kerja. Sitem ekonomi kerakyatan adalah sistem

ekonomi yang memihak pada dan melindungi kepentingan ekonomi rakyat. Sistem

ekonomi kerakyatan adalah sub-sistem dari ekonomi Pancasila, yang diharapkan

mampu meredam akses kehidupan ekonomi yang liberal.

3.2 Pengembangan Koperasi di Indonesia

Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang

berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan

anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan

koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu

bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah

ekonomi.

Selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama, pembangunan kopersi di

Indonesia telah menunjukkan hasil-hasil yang cukup memuaskan. Selain mengalami

pertumbuhan secara kuantitatif, secara kualitatif juga berhasil mendirikan pilar-pilar

utama untuk menopang perkembangan koperasi secara mandiri. Pilar-pilar itu meliputi

antara lain: Bank Bukopin, Koperasi Asuransi Indonesia, Kopersi JasaAudit, dan

8

Page 9: Makalah Kewarganegaraan

Institut Koperasi Indonesia. Walaupun demikian, pembangunan koperasi selama PJP I

masih jauh darisempurna.

Berbagai kelemahan mendasar masih tetap mewarnai wajah koperasi. Kelemahan-

kelemahan mendasar itu misalnya adalah: kelemahan manajerial, kelemahan sumber

daya manusia, kelemahan modal, dan kelemahan pemasaran. Selain itu, iklim usaha

yang ada juga terasa masih kurang kondusif bagi perkembangan koperasi. Akibatnya,

walaupun secara kuantitatifan kualitatif koperasi telah mengalami perkembangan,

namun perkembangannya tergolong masih sangat lambat. Bertolak dari pengalaman

pembagunan koperasi dalam era PJP I itu, maka pelaksanaan pembangunan koperasi

dalam era PJP II diharapkan lebih ditingkatkan, sehingga selain koperasi tumbuh

menjadi bangun perusahaan yang sehat dan kuat, peranannya dalam berbagai aspek

kehidupan bangsa dapat lebih ditingkatkan pula. Hal itu sejalan dengan salah satu

sasaran pembangunan ekonomi era PJP II, yaitu pertumbuhan koperasi yang sehat dan

kuat. Untuk mencapai sasaran itu, maka sebagaimana dikemukakan dalam GBHN,

kebijakan umum pembangunan koperasi yang dijalankan oleh pemerintah dalam

PelitaVI ini diarahkan untuk mengembangkan koperasi menjadi makin maju, makin

mandiri,dan makin berakar dalam masyarakat, serta menjadi badan usaha yang sehat

dan mampu berperan di semua bidang usaha, terutama dalam kehidupan ekonomi

rakyat,dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan UUD

1945. Untuk itu, maka pembangunan koperasi diselenggarakan melalui peningkatan

kemampuan organisasi, manajemen, kewiraswastaan, dan permodalan dengan didukung

oleh peningkatan jiwa dan semangat berkoperasi menuju pemantapan perannya sebagai

soko guru perekonomian nasional.

3.3 Implementasi Ekonomi Pancasila melalui Pengembangan Koperasi di

Indonesia

Berbeda dengan koperasi pada umumnya, maka koperasi yang dimaksud oleh

Pancasila dan UUD 45, sesuai gambar grafis superposisi tersebut diatas adalah

merupakan lembaga kehidupan rakyat Indonesia  untuk menjamin hak hidupnya

memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sehingga

mewujudkan suatu Masyarakat adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia,

sebagaimana dimaksud oleh Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang sepenuhnya merupakan

hak setiap warga negara.

9

Page 10: Makalah Kewarganegaraan

Pada dasarnya rakyat Indonesia memang bukan “homo ekonomikus” melainkan

lebih bersifat “homo societas”, lebih mementingkan hubungan antar manusia ketimbang

kepentingan materi/ekonomi  (Jawa: Tuna sathak bathi sanak), contoh : membangun

rumah penduduk dengan sistim gotong-royong (sambatan). Akibatnya di dalam sistem

ekonomi liberal orang asli Indonesia menjadi termarginalkan tidak ikut dalam gerak

operasional mainstream sistem ekonomi liberal yang menguasai sumber kesejahteraan

ekonomi sehingga sampai kapanpun rakyat Indonesia tidak akan mengenyam

kesejahteraan.

Oleh karena itu sistem ekonomi yang cocok bagi masyarakat Indonesia adalah

sistem ekonomi tertutup yang bersifat kekeluargaan atau ekonomi rumah tangga, yaitu

bangun koperasi yang menguasai seluruh proses ekonomi dari hulu hingga hilir, dari

anggota, oleh anggota dan untuk anggota, sebagaimana dimaksud oleh Pasal 33 ayat (1)

UUD 1945 beserta penjelasannya.

Dengan demikian maka koperasi betul-betul menguasai sumber

kesejahteraan/rejeki dari sistem ekonomi itu dan dapat mendistribusikannya secara adil

dan merata kepada seluruh anggotanya tanpa kecuali, tetapi sangat dipersyaratkan

bahwa  sistem pengeloaannya haruslah benar dan tertib tanpa kecurangan.

Sebagai contoh pengalaman atas pengelolaan sebuah koperasi yang benar dan

tertib adalah Kosudgama (Koperasi Serba Usaha Dosen Gadjah Mada).  

Dari pengalaman KOSUDGAMA dapat ditarik pelajaran bahwa:

Pertama : kesungguhan kerja pengurus dan staf serta kesetiaan mereka pada

prinsip-prinsip koperasi, yaitu bekerjasama dengan ikhlas dan jujur demi kepentingan

anggota.

Kedua : KOSUDGAMA adalah koperasi kumpulan orang, bukan organisasi yang

terutama dibentuk untuk menghimpun modal, jadi memenuhi prinsip-prinsip dasar

koperasi.

Dengan demikian sebagai salah satu pilar dalam sistem ekonomi Pancasila

koperasi Indonesia merupakan sakaguru perekonomian rakyat yang paling strategis

untuk menjamin terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

Gambaran lebih konkrit dari wujud Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur

adalah apabila setiap anggota keluarga memperoleh penghasilan yang cukup untuk

membiayai kehidupan keluarga dengan cukup dalam memenuhi 5 jenis kebutuhan dasar

10

Page 11: Makalah Kewarganegaraan

hidupnya, yaitu di bidang 1.pangan (cukup gizi), 2.pakaian (pantas, sehat, sopan),

3.perumahan (sehat, aman, nyaman), 4.kesehatan (fisik, mental, lingkungan), dan

5.pendidikan (gratis selama 9 – 15 tahun pertama).

Pengelolaan untuk memenuhi kelima jenis kebutuhan dasar anggota koperasi itu

dapat diatur untuk memenuhi 5 jenis kebutuhan pokok yang lain, yaitu : 1.penyediaan

lapangan kerja, 2.jaminan sosial, 3.transportasi dan komunikasi, 4.informasi dan

pengetahuan umum, 5.pengembangan pribadi. Peningkatan kebutuhan-kebutuhan lain

ini akan dapat semakin meningkatkan pendapatan keluarga dan sekaligus untuk

memanfaatkan potensi kinerja yang dimiliki tiap anggota koperasi yang hingga kini

masih tersia-siakan karena tidak terprogram.

Andil dari negara adalah hak guna pemanfaatan kekayaan alam baik di darat

maupun di laut yang dibutuhkan oleh koperasi dalam rangka melaksanakan tugasnya

untuk memenuhi kelima kebutuhan dasar hidup maupun kelima kebutuhan pokok para

anggotanya, dan berupa fasilitas kemudahan bagi terselenggaranya kerja koperasi antara

lain modal dana baik hibah maupun pinjaman lunak.

11

Page 12: Makalah Kewarganegaraan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut.

1) Saat ini, implementasi ekonomi Pancasila belum maksimal karena sistem ekonomi

yang diterapkan di Indonesia masih mengacu pada sistem ekonomi kapitalis.

Namun, para ekonom dan pemerintah sedang mencoba merajut ulang sistem

ekonomi yang akan dijalankan di Indonesia ke depan, agar rakyat Indonesia

ditempatkan sebagai rakyat yang berhak merasakan kesejahteraan dengan nyata.

2) Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang

berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan

kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam

mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka

koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip

koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.

3) Koperasi betul-betul menguasai sumber kesejahteraan/rejeki dari sistem ekonomi

Pancasila dan dapat mendistribusikannya secara adil dan merata kepada seluruh

anggotanya tanpa kecuali, tetapi sangat dipersyaratkan bahwa  sistem

pengeloaannya haruslah benar dan tertib tanpa kecurangan.

4.2 Saran

Berikut ini saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat.

1) Pengembangan koperasi di Indonesia harus benar-benar diterapkan untuk

memajukan sistem ekonomi Pancasila di Indonesia.

2) Sebagai warga Negara Indonesia, kita wajib turut berperan aktif dalam

implementasi ekonomi Pancasila melalui partisipasi dalam koperasi di Indonesia.

12

Page 13: Makalah Kewarganegaraan

Daftar Pustaka

Hariyono. 2003. Strategi Pengembangan Ekonomi Pancasila. Tersedia:

http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/sembul05_1.htm diakses

pada 14 April 2014.

Kurniawan. 2013. Ekonomi Pancasila dan Penerapannya. Tersedia:

http://motivasi2013saya.blogspot.com/2013/05/ekonomi-pancasila-dan-

penerapan-ekonomi.html diakses pada 14 April 2014.

Setiati, Dwi. 2013. Cara Memajukan Koperasi di Indonesia. Tersedia:

http://dwisetiati.wordpress.com/cara-memajukan-koperasi-di-indonesia/ diakses

pada 14 April 2014.

Septyagati, Hikma Yogandita. 2013. Pengertian Koperasi dan Ciri-ciri Koperasi.

Tersedia: http://hikmayogandita.wordpress.com/2013/10/03/ekonomi-koperasi/

diakses pada 14 April 2014.

Suryadi. 2014. Penerapan Ekonomi Pancasila di Indonesia pada Masa Sekarang.

Tersedia: http://akangsuryad.blogspot.com/2014/01/penerapan-sistem-ekonomi-

pancasila-di.html diakses pada 14 April 2014.

Wijayanta, Bambang dan Vidyaningsih, Aristanti. 2007. Ekonomi dan Akuntansi:

Mengasah Kemampuan Ekonomi. Bandung: Penerbit Citra Raya.

13

Page 14: Makalah Kewarganegaraan

LAMPIRAN

Tabel 1. Keanggotaan Kosudgama 1998 – 2002

Tahun Anggota Biasa Anggota Luar Biasa (LB)

Jumlah

1998 883 (87%) 127 (13%) 1010 (100%)

1999 1016 (69%) 455 (31%) 1471 (100%)

2000 1170 (42%) 1624 (58%) 2794 (100%)

20012002

1285 (32%) 1.371 (26%)

2778 (68%) 3.961 (74%)

4063 (100%) 5.332 (100%)

Sumber: Kosudgama Laporan Tahunan 2001-2002, Periode Kepengurusan 2000-2002

 

Tabel 2. Pinjaman Kepada Anggota (juta rupiah)

Tahun Pinjaman Jasa Jumlah Peminjam

Rata-rata Pinjaman

SHU

1998 1.036,75 412,43 422 2,46 130,97

1999 2.872,19 1.252,30 823 3,49 728,94

2000 6.498,70 3.159,19 1.514 4,29 2.999,32

20012002

7.311,8811.846.542

3.513,19  3.541.490

1.4781.936

4,955,97

3.043,551.480.10

Sumber: Laporan Tahunan Kosudgama 2001- 2002

14

Page 15: Makalah Kewarganegaraan

Biografi Penulis

Farah Fajrina Amalia, kelahiran Pekanbaru, 21 Juli

1995. Mengawali pendidikan di TK Al-Irsyad Kraksaan pada

tahun 1999, kemudian dilanjutkan di SD Al-Irsyad tahun

2001. Pendidikan menengah ditempuh di SMP Bhakti Pertiwi

Paiton pada tahun 2007 dan SMA Tunas Luhur Paiton pada

tahun 2010. Saat ini berdomisili di Surabaya dan aktif sebagai

mahasiswa jurusan Statistika di Institut Teknologi Sepuluh

Nopember sejak tahun 2013. Beberapa penghargaan yang

pernah diraih adalah: Lulusan Terbaik SMP Bhakti Pertiwi

(2010), Rhapsody Young Artists Performance dengan Predikat Gold (2011), Semifinalis

Olimpiade Bahasa Inggris Nasional UM (2012), dan Lulusan Terbaik SMA Tunas

Luhur (2012). Motto hidup yang dianut hingga hari ini adalah “Do the best and let

Allah do the rest.”

15