39
MAKALAH KIMIA ANALITIK INSTRUMEN (KAI) Spektrofotometri UV-VIS DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 Apriansyah (061440411697) Muhammad Arifin (061440411705) Yunita Tri Andani (061440411716) Candra Purna (061440412034) KELAS : 2 EGC DOSEN PEMBIMBING : Dr.Ir.Rusdiana Sari,M.Si

Makalah Kimia Analitik Spektrofotometri Uv-Vis Kelompok 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Polsri

Citation preview

MAKALAH KIMIA ANALITIK INSTRUMEN(KAI)

Spektrofotometri UV-VIS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Apriansyah(061440411697)Muhammad Arifin(061440411705)Yunita Tri Andani(061440411716)Candra Purna(061440412034)

KELAS : 2 EGCDOSEN PEMBIMBING: Dr.Ir.Rusdiana Sari,M.Si

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANGTAHUN PELAJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen serta memahami dan mengerti tentang Spektrofotometri UV-VIS dalam bidang analisis kimia. Namun, dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk pennyempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini penulis buat, atas perhatian serta kritik dan sarannya, kami ucapkan terima kasih.

PALEMBANG, MARET 2015

PENULIS

Daftar IsiKata pengantariDaftar isiiiDaftarTabeliii

Bab I Pendahuluan11.1 Latar belakang1 1.2 Tujuan penelitian2

Bab II Tinjauan Pustaka3 2.1Tinjauan pustaka32.2 Radiasi Elektromagnetik5

Bab III Instrumentasi83.1 Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri103.2 Spektrum UV,VIS,UV-VIS dan IR143.3 Transisi Elektron16

Bab IV Pengaplikasian20

Bab V Penutup225.1 Kesimpulan22

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar BelakangDengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini,analisiskimia dengan mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi polimer campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk plastikdanelastomer. Spektroskopi infra merah, metoda pengukuran fotometer UV, gas danliquidkromatografi dan spektroskopi masa bersama sama dengan dari metoda pengukuran termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang teliti sebagai pilihan untuk analisis kwalitatif dan kwantitatif bahan.Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksiantaramateri dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron yang adapada atom ataupun molekul yang bersangkutan.Para kimiawan telahlamamenggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar (Day dan Underwood, 1993).Spektrofotometri dapat mengindikasikan bahwa setiap obat harus dapat bekerja secara maksimal dalam tubuh terutama dalam hal penyerapannya. Prinsip yang digunakan adalah suatu molekul obat dapat menyerap ultraviolet dan cahaya tampak dengan kemungkinan bahwa elektron molekul obat akan tereksitasi ketingkat yang lebih tinggi.Penentuan kadar suatu sediaan dapat menghasilkan suatu gagasan dalam hal pencemaran lingkungan. Pencemaran Herbisida sangat memprihatinkan sehubungan dengan pencemaran lingkungan. Sehingga dianggap perlu penentuan kadarnya dalam air dan lahan lindi yang memiliki kelarutan baik terhadap herbisida. Hernanjez (2011) mengusulkan tekadnya menganalisis hexazinone golongan herbisida dengan metode analisis spektrofotometri derivative UV-Vis. Kurkumin digunakan sebagai penambah rasa makanan dan luas nya aktivitas sebagai antioxidant untuk pencegahan dari berbagai penyakit. Kekayaan kurkumin sebagai Antioxidant alami dapat dievaluasi dengan berbagai metode sebagian besar spektrofluorimetri dan spektrofotometri, mencakup penentuan tentang unsur reaktif asam thiobarbituric ( TBARS), sebagai hasil lipid peroxidasi disebabkan oleh AAPH ( 2,2-azobis ( 2-amidinopropane) hydrochloride).

1.2 Tujuan

a. MengetahuiKomponenSpektrofotometerUV/VIS.b. MengetahuiFungsi dariBagian-BagianSpektrofotometerUV/VIS.c. Mengetahui CaraKerjaSpektrofotometerUV/VIS.d. MengetahuiKeuntunganAnalisisSecaraSpektrofotometerUV/VIS.e. Mengetahui Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2. 1 SpektrofotometriSpektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimiaanalisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer.Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi. Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari. Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi. Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di dasarkan pada interaksiantaramateri dengan radiasi elektromagnetik. Namun pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang elektromagnetik.Pengukuran absorbansi atau transmitansi dalam spektrofotometer UV-Vis kimia kualitatif dan kuantitatif. Absorbansi ini berlangsung dalam dua tahap, antara lain :M + h M* Merupakan eksitasi spesies akibat absorbsi foton h dengan waktu hidup terbatas. Tahap kedua adalah relaksasi dengan berubahnya M* menjadi jenis baru dengan reaksi foto kimia. Absorbsi dalam daerah UV-Vis menyebabkan eksitasi elektron ikatan. Puncak absorbsi ( max) dapat dihubungkan dengan jenis ikatan yang ada dalam senyawa. Spektrum absorbsi dalam daerah UV-Vis umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita absorpsi yang lebar seperti pada gambar dibawah ini:

Elektron dalam ikatan kovalen tunggal terikat erat, untuk eksitasinya memerlukan energi tinggi sedangkan panjang gelombangnya pendek (Skoog, 1997). Adapun daerah penyerapan spektrofotometer UV-Vis, yaitu:

Berdasarkan pada gambar diatas Spektrofotometer UV mampu menyerap pada panjang gelombang antara 200 400 nm sedangkan untuk spektrofotometer UV-Vis mampu menyerap pada panjang gelombang antara 200 800 nm. Syarat apabila suatu senyawa dapat di identifikasi melalui spektrofotometer UV-Vis yaitu harus ada dua ikatan rangkap yang terkonjugasi atau resonansi (Willard, 1974).2. 2 Radiasi Elektromagnetik Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat dualistik cahaya yaitu:1) Sebagai gelombang2) Sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton. Karena sifat tersebut maka beberapa parameterperlu diketahui misalnya panjang gelombang, frekuensi dan energi tiap foton. Panjang gelombang (l) didefinisikan sebagai jarak antara dua puncak.

Hubungan dari ketiga parameter di atas dirumuskan oleh Planck yang dikenal denganpersamaanPlanck. Hubungan antara panjang gelombang frekuensi dirumuskan sebagai

c = . v atau = c/v atau v = c/

PersamaanPlanck: hubungan antara energi tiap foton dengan frekuensi

E = h . vE = h . c/

dimana E = energi tiap foton h = tetapan Planck (6,626 x 10-34J.s), v = frekuensi sinar c = kecepatan cahaya (3 x 108m.s-1).Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa energi dan frekuensi suatu foton akan berbanding terbalik dengan panjang gelombang tetapi energi yang dimiliki suatu foton akan berbanding lurus dengan frekuensinya. Misalnya: energi yang dihasilkan cahaya UV lebih besar dari pada energi yang dihasilkan sinar tampak.Hal ini disebabkan UV memiliki panjang gelombang () yang lebih pendek (100400 nm) dibanding panjang gelombang yang dimiliki sinar tampak (400800 nm).Berbagai satuan energi beserta factor konversinya dapat dilihat pada tabel:

ErgJouleKaloril.atmE.volt

1 erg = 110-72,390110-89,868710106,24181011

J joule = 10712,390110-19,868710-36,24181018

1 kalori 4,18491074,184014,129110-22,61161019

1 atm = 1,01331091,013310224,218116,62481020

1 E.volt = 1,602110-121,6021x-193,829110-201,561110-201

Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi penyerapan cahaya, baik cahaya Uv,Vis maupun Ir oleh materi sehingga spektrofotometri disebut juga sebagaispektroskopi absorbsi. Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki prinsip kerja yang sama yaituadanya interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.Perbedaannya terletak pada panjang gelombang yang digunakan.Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari :sumber cahaya monokromator sel sampel detektor read out (pembaca).

BAB IIIINSTRUMENTASI

Fungsi masing-masing bagian:1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometerUV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogenVIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolframUV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator.Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.2.Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma dan filter optik.Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan.Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang tunggal yang mengenai sel sampel. Pada gambar di atas hanya cahaya hijau yang melewati pintu keluar.Proses dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar.

3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel- UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Cuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.- IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :Kepekaan yang tinggiPerbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggiRespon konstan pada berbagai panjang gelombang.Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

Macam-macam detektor :Detektor foto (Photo detector)Photocell, misalnya CdS.PhototubeHantaran fotoDioda fotoDetektor panas5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor.3.1 Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi. Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebuttransisielektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio. Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan. Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0atau I0/It(perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding cahaya setelah melewati sel sampel Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi:jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan.Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya yang hamburkan : dimana I0merupakan intensitas cahaya datang dan Itatau I1adalah intensitas cahaya setelah melewati sampel.Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:

A=a . b . catauA = . b . c

dimana: A = absorbansi b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)c = konsentrasi larutan yang diukur = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang sama.4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahayaoleh partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan.5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi. Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).

3.2 Spektrum UV, VIS, UV-VIS dan IRData-data yang dikeluarkan oleh UV atau VIS dapat berupa absorbansi atau transmitansi yang langsung dibaca pada spektrofotometer. Namun untuk UV, VIS, UV-VIS dan IR data yang dikeluarkan dapat berupa spektrum jika telah dihubungkan dengan komputer.Spektrum yang dikeluarkan oleh UV, VIS dan UV-VIS berupa pita yang lebar sedangkan pada pita yang dikeluarkan oleh IR berupa garis atau puncak tajam.Pita melebar dari UV-VIS disebabkan karena energi yang dimiliki selain menyebabkan transisi elektronik terjadi pula rotasi dan vibrasi elektron dalam molekul. Sedangkan pada IR hanya terjadi vibrasi elektron maka spektrum yang dihasilkan berupa garis atau puncak tajam.Selain pada IR, spektrum berupa garis dapat terjadi pula pada spektroskopi NMR karena hanya terjadi rotasi elektron.Spektrum yang dihasilkan dari setiap spektroskopi berbeda antara satu dengan yang lainnya.Para kimiawan spektrum UV, VIS maupun IR dapat dibedakan dengan mudah. Spektrum yang dihasilkan oleh UV, VIS dan UV-VIS tidak berbeda jauh namun sangat sangat berbeda bila dibanding spektrum IR. Untuk membedakannya dapat dilihat pada gambar:

3.3 Transisi Elektron

Pada saat sinar melewati suatu senyawa, energi dari sinar digunakan untuk mendorong perpindahan elektron dari orbital ikatan atau orbital non-ikatan ke salah satu orbital anti-ikatan yang kosong. Perpindahan elektron yang mungkin terjadi akibat adanya sinar adalah:

Gambar Tingkat Energi Transisi Elektron

Sedangkan kemungkinan eksitasi pada spektrofotometer UV-Vis dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar Transisi Elektron pada Spektrofotometer UV-Vis (Skoog, 1997)

Kemungkinan eksitasi elektron yang terjadi pada spektrofotometer UV-Vis, antara lain orbital *, n *, dan n * (chem-is-try.org, 2000). Kromofor merupakan suatu gugus fungsi yang mampu atau mempunyai transisi elektronik khas (gugus yng membawa warna). Kromofor dapat menyebabkan terjadinya transisi elektron. Efek yang terjadi akibat adanya kromofor antara lain bathokromik, bathokromik merupakan pergeseran merah dimana bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang, sedangkan energi transisinya lebih rendah. Hipsokromik merupakan pergeseran biru dimana akan bergeser kepanjang gelombang lebih pendek, sedangkan energi transisinya lebih tinggi. Hiperkromik akan bergeser ke intensitas yang lebih besar. Hipokromik akan bergeser ke intensitas yang lebih kecil (Pavia, 2001). Pelarut juga dapat mempengaruhi ketiga eksitasi elektron tersebut, yaitu:a. Transisi *Adanya pelarut polar mengakibatkan kecenderungan bergeser ke arah bathokromik (Red Shift). Tingkat energi * akan turun oleh gaya tarik pelarut polar. Selain itu pelarut tidak berpengaruh terhadap senyawa diena dan molekul poliena hidrokarbon.b. Transisi n * (forbidden)Transisi ini menunjukkan pergeseran ke arah hipsokromik (blue shift) dalam pelarut yang lebih polar dengan meningkatnya kepolaran pelarut (bahkan dalam pelarut tanpa ikatan hidrogen).c. Transisi n * Pengaruh pelarut yang semakin polar menyebabkan pergeseran ke arah hipsokromik (blue shift) (Silverstein, 1991).Pengaruh berbagai macam pelarut terhadap panjang gelombang () dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu:

Tabel Efek Pelarut Terhadap Panjang Gelombang ()*PelarutPembetulan (nm)

Etanol 0

Metanol 0

Dioksana + 5

Khloroform + 1

Eter + 7

Air 8

Heksana + 11

Siklokeksana + 11

*Aturan serapan pelarut pada dienon dan enon

Gambar Diagram Pergeseran Absorbsi dengan Perubahan Polaritas Pelarut (Silverstein, 1991)

Tabel Serapan Khas untuk Senyawa Turunan Senyawa Benzen TersubstitusiOrientasi etanol terhitung (nm)

Kromofor induk

Z = alkil atau sisa lingkar 246

Z = H250

Z = OH atau O-alkil 230

R = alkil atau sisa lingkar o-,m-3

p-10

R = OH, Me, O-alkil o-,m-7

p-25

R = Oo-11

m-20

p-78

R = Cl o-,m-0

p-10

R = Bro-,m-2

p-5

R = NH2 o-,m-13

p-58

R = NHAc o-,m-20

p-45

R = NHMe p-73

R = NMe2 o-,m-20

p- 85

(Silverstein, 1991)

BAB IVPENGAPLIKASIAN

Aplikasi (penerapan) yang paling umum dalam spektrofotometri dengan memanfaatkan instrumen spektrofotometer adalah menentukan konsentrasi suatu analit dalam larutan tertentu. Dengan mengetahui konsentrasi suatu analit dalam larutan tertentu dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari meliputi kegiatan industri (misal : Industri tekstil |menentukan konsentrasi optimal bahan pewarna pakaian |; Industri makanan | menentukan konsentrasi zat aditif pada makanan dalam tinjauan keamanan konsumsi pangan |) selain itu dalam kegiatan riset ( misal: Bioteknologi dan farmasetika ) Aplikasi Spektrofotometri UV-VIS.Spektrofotometer UV-Vis pada umumnya digunakan untuk menganalisis spektrum senyawa organik. Bila diinginkan pengukuran secara serentak terhadap dua komponen, maka pengukuran dapat dilakukan pada dua panjang gelombang, dimana masing-masing komponen tidak saling mengganggu (analisis multi komponen). Dua macam kromofor yang berada pada satu daerah panjang gelombang, sehingga diperoleh dua persaman hubungan antara absorbsi dan konsentrasi masing-masing komponen dapat dihitung. Contohnya larutan K2Cr2O7 1x10-3M menunjukkan absorbansi 0,200 pada 450 nm dan 0,05 pada 530 nm. Larutan KMnO4 1x10-4 M pada 30 nm absorbansinya 0,420 (Willard, 1974).

Studi Fotoelektrokimia Lapisan Tipis CdS Hasil Deposisi Metode CBD

Lapisan tipis CdS dideposisi pada substrat gelas berlapis TCO dengan metode CBD (Chemical Bath Deposition) menggunakan bahan dasar CdCl2 sebagai sumber ion Cd2+ dan (NH2)2 SC (Thiourea) sebagai sumber ion S2-. Karakterisasi XRD lapisan tipis yang diperoleh memperlihatkan puncak-puncak karakteristik CdS polikristal dengan struktur kubik (zincblende). Absorbansi dan transmitansi optik dengan spektroskopi UV-VIS memperlihatkan daerah absorbsi pada rentang cahaya tampak (300 nm - 500 nm) dengan maksimum pada sekitar 330 nm. Karakterisasi fotoelektrokimia dilakukan di dalam sel elektrokimia yang berisi elektrolit 1M NaOH dan elektrolit mengandung kompleks iodida. Respon arus foto (photocurrent) elektroda CdS di dalam sel fotoelektrokimia memperlihatkan kebergantungan pada panjang gelombang cahaya datang dan bersesuaian dengan absorbansi optik spektroskopi UV-VIS. Lebar celah pita energi (energy bandgap) ditentukan melalui kurva (Jphhv)2 vs hv (energi foton), diperoleh lebar pita energi sebesar 2.45 eV. Hubungan rapat arus foto terhadap energi foton cahaya (hv) juga diperlihatkan dari kurva Jph vs hv.

Meneliti Pengaruh Kelembaban Terhadap Absorbansi Optik Lapisan Gelatin

Penelitian ini menyajikan studi tentang pengaruh kelembaban terhadap absorbansi optik lapisan gelatin. Cahaya yang melewati atau diserap film gelatin dideteksi menggunakan spektrometer dengan panjang gelombang antara 292 nm sampai 591 nm dalam rentang daerah ultraungu (UV) cahaya tampak (visible). Absorbansi optik lapisan gelatin dipindai (di-scan) dengan perlakuan variasi kelembaban udara (kelembaban nisbi, RH). Film gelatin dideposisi menggunakan spin-coater pada kecepatan putar tertentu di atas substrat kaca.Absorbansi optik lapisan gelatin diamati menggunakan teknik spektroskopi dengan mengukur absorbansi dalam rentang UV-Vis. Absorbansi optik lapisan gelatin dipindai (scan) dari panjang gelombang 292 nm sampai dengan 591 nm yaitu dalam rentang cahaya ultraungu (UV) cahaya tampak (visible). Hasil pengukuran nilai absorbansi untuk setiap panjang gelombang dalam rentang pengukuran. Dari spektrum absorbansi tersebut diketahui serapan optik lapisan gelatin berada pada daerah ultraungu (UV), antara 292 nm sampai 355 nm.

BAB V PENUTUP

5.1KesimpulanBerdasarkan hasil penulisanSpektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet, dapat diambil kesimpulan bahwa:1. Spektofotometri merupakanalatyang digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.2. dapat dipakai untuk tujuan analisis kualitatif (data sekunder) dan kuatitatif.3. Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengadsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat pengukur perbedaan adsorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.4. Suatu senyawa dapat diidentifikasi melalui spektrofotometer UV-Vis apabila mempunyai dua ikatan rangkap yang terkonjugasi (Resonansi).

Daftar Pustaka

http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/ Google.com http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/04/makalah-spektrofotometer.html https://www.google.com/search?newwindow=1&q=spektrofotometri+uv-vis+adalah&oq=uv-vis+spektrofotometri+ada&gs_l=serp.3.0.0i22i30l2.12145.28478.0.35202.37.23.1.2.2.1.562.5553.6j2j4j9j1j1.23.0....0...1c.1.32.serp..17.20.3557.2JF5tqNSMvE

Daftar Tabel

Tabel Satuan Energi dan KonversinyaErgJouleKaloril.atmE.volt

1 erg = 110-72,390110-89,868710106,24181011

J joule = 10712,390110-19,868710-36,24181018

1 kalori 4,18491074,184014,129110-22,61161019

1 atm = 1,01331091,013310224,218116,62481020

1 E.volt = 1,602110-121,6021x-193,829110-201,561110-201

Tabel Efek Pelarut terhadap Panjang GelombangPelarutPembetulan (nm)

Etanol 0

Metanol 0

Dioksana + 5

Khloroform + 1

Eter + 7

Air 8

Heksana + 11

Siklokeksana + 11

Tabel Serapan Khas untuk Senyawa Turunan Senyawa Benzen TersubstitusiOrientasi etanol terhitung (nm)

Kromofor induk

Z = alkil atau sisa lingkar 246

Z = H250

Z = OH atau O-alkil 230

R = alkil atau sisa lingkar o-,m-3

p-10

R = OH, Me, O-alkil o-,m-7

p-25

R = Oo-11

m-20

p-78

R = Cl o-,m-0

p-10

R = Bro-,m-2

p-5

R = NH2 o-,m-13

p-58

R = NHAc o-,m-20

p-45

R = NHMe p-73

R = NMe2 o-,m-20

p- 85

Gambar Alat

Spektrofotometri UV-VIS

Kuvet