37
Makalah Kurikulum 2013 Rabu, 05 Maret 2014 PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN-AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan. Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi

Makalah Kurikulum 2013

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Kurikulum 2013

Makalah Kurikulum 2013

Rabu, 05 Maret 2014

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN-AMPEL SURABAYA

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan. Persoalan

itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang ditransformasikan selama

proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita

yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu

membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan

sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.

Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan

sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan

harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut

mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang memahami jati

diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia

internasional.

Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan

perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka

semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin

gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat

bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk

menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum

Page 2: Makalah Kurikulum 2013

dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh

tertinggal dengan negara-negara maju di dunia.

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi

penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi

tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu

unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses

berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa

kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan

sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas

yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2)

manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, man-diri; dan (3) warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi

merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang

diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pentingnya mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013 ?

2.      Bagaimana sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013 ?

3.      Apa saja karakteristik Kurikulum 2013 ?

4.      Bagaimana proses pembelajaran Kurikulum 2013 ?

5.      Apa saja prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ?

6. Bagaimana implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru SD/MI ?

7. Apa saja tahap Persiapan Pelaksanaan kurikulum 2013 ?

8. Bagaimana kerangka Kerja Kurikulum 2013 ?

9.      Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 ?

Page 3: Makalah Kurikulum 2013

10. Apa saja konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ?

11.  Apa aja metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ?

12.  Apa saja model Pembelajaran dalam Kurikulum ?

13.  Apa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP ?

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013

Hal mendasar dari kurikulum 2013, menurut Mulyoto adalah masalah pendekatan

pembelajarannya. Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah materi. Jadi materi di

berikan pada anak didik sebanyak-banyaknya sehingga mereka menguasai materi itu

secara maksimal. Bahkan demi penguasaan materi itu, drilling sudah diberikan sejak

awal, jauh sebelum siswa menghadapi ujian nasional. Dalam pembelajaran seperti ini,

tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran yang dicapai lebih kepada aspek kgnitif dengan

menafikan aspek psikomotrik dan afektif.

Ketiga aspek tersebut sebenarnya sudahmendapat penekanan pada kurikulum kita

selama ini. Pada saat pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2003, aspek

kognitif, psikomotorik dan afektif (yang dikenal dengan taksonomi Bloom tentang tujuan

pendidikan), telah juga menjadi kompetensi integral yang harus dicapai. Lalu pada saat

Page 4: Makalah Kurikulum 2013

pemberlakuan Kurikulum 2006, melalui pendidikan karakter, aspek afektif yang seolah

dilupakan para praktisi pendidikan, digaungkan.

Tapi dalam dataran praksis, hanya aspek kognitif yang dikejar. Penyebabnya

adalah kurikulum tidak dikawal dengan kebijakan yang sinergis, tetapi malah dijegal

dengan kebijakan ujian nasional.

Soal-soal ujian nasional hanya menguji pencapaian aspek kognitif. Pencapaian

aspek psikomotorik dan afektif tidak bisa diukur dengan menggunakan tes ini. Padahal

tes ini adalah penentu kelulusan. Maka pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran

yang berbasis materi tanpa memedulikan penanaman keterampilan dan sikap.

Pada kenyataannya, sejak awal siswa-siswa telah dibiasakan menghadapi soal-

soal model ujian nasional. Pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar yang yang nanti

akan diujikan dalam ujian nasional. Bahkan ada pula guru yang menggunakan soal-soal

ujian nasional yang telah diujikan pada tahun sebelumnya sebagai acuan dalam

pembelajaran. Menjelang menghadapi ujian nasional, guru memberikan pembelajaran

ujian nasional pada siswanya. Apapun yang tidak ada kaitannya dengan ujian nasional

ditiadakan.

Berdasarkaan pengalaman selama ini, hal tersebut harus didukung dengan

kebijakan yang konsisten, yaitu sistem avaluasi yang mengukur pencapaian kemampuan

kognitif, psikomotorik dan afektif secara berimbang. Tidak bisa dipungkiri bahwa ujian

nasional harus dihapuskan, sehingga penentu kelulusan nantinya adalah transkrip nilai

yang diperoleh dari nilai rapor tiap semester. Karena nilai-nilai rapor sebagai hasil

evaluasi pembelajaran mengandung ketiga aspek secara menyeluruh, maka pembelajaran

juga akan diberikan seccara benyeluruh dalam ketiga aspek itu.

Dengan dihapusnya ujian nasional, wewenang mengadakan evaluasi kembali

kepada guru sehingga lengkaplah kewenangan guru; menyusun rencana pembelajaran,

melaksanakn kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai

dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1[1]

B.     Sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013

1[1] Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulm 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya, 2013). Hal 114-115

Page 5: Makalah Kurikulum 2013

Kesalahan fatal dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selama ini menurut saya adalah

kemunculan kebijakan yang sejatinya tidak konsisten dengan kurikulum-kurikulum

tersebut. Kebijaksanaan yang dimaksud adalah pelaksanaan ujian nasional dengan standar

kelulusannya. Dimana siswa dikatakan berhasil jika ia telah mampu menembus jarring

ujian nasional. Sebuah sekolah dikatakan bermutu apabila kelulusan siswnya 100% dan

banyak siswanya yang mendapatkan nilai 10. Bahkan untuk tujuan itu, kecurangan

sistematis selalu terjadi. Penanaman nilai moral seolah tak diperhatikan.

Oleh karena itu, jika nantinya Kurikulun 2013 diterapkan dan ditujukan agar guru

memperoleh ruang yang lebih leluasa untuk mengembangkan potensi siswa secara

seimbang dalam tiga aspek, yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Kurikulum ini

harus dikawal dengan kebijakan yang sinergis. Dan akhirnya siswa dapat belajar dengan

semangat, antusias, tidak bosan dan mampu menyerap nilai-nilai moral yang terkandung

secara tersitat dalam setiap materi.2[2]

C.    Karakteristik Kurikulum 2013

Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:

a)      Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti

(KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD)

mata pelajaran.

b)      Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi

dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus

dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

c)      Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu

tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS,

SMA/MA, SMK/MAK.

d)     Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah diutamakan pada

ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang antara sikap dan

kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).

2[2] Ibid. Hal 121

Page 6: Makalah Kurikulum 2013

e)      Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar

yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi

dalam Kompetensi Inti.

f)       Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang

pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.

g)      Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam silabus

tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.

h)      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata

pelajaran dan kelas tersebut.

D.    Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler dan

pembelajaran ekstra-kurikuler.

1.    Pembelajaran intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata

pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.

Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :

a.    Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema

sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang dikembangkan guru.

b.    Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai

Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted).

2.         Pembelajaran ekstra-kurikuler

Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang

dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap

minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka

adalah kegiatan ekstra-kurikuler wajib.

Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam

kurikulum.Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi untuk:

Page 7: Makalah Kurikulum 2013

a.    Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak dapat

dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa,

b.    Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan, hubungan

sosial dan kemanusiaan, serta berbagai ketrampilan hidup.

Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan:

a.    Sekolah

b.    Masyarakat

c.    Alam

Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur

pendukung kegiatan intra-kurikuler.

E.         P rinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

1.      Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata

pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.

Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk

konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan

pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah

totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk

menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah

perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di

masyarakat.

2.      Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu

satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan

kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi

Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus

dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu

sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta

fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan

maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan

pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.

Page 8: Makalah Kurikulum 2013

3.      Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum

berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,

ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata

pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu

mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap

mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan

prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga

memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

F.     Implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru SD/MI

Dalam implementasi pembelajaran khususnya bagi guru kelas 1 sampai 3 di

sekolah dasar mempunyai implikasi antara lain :

a. Implikasi bagi guru

Kurikulum 2018 memerlukan guru PPKN yang kreatif baik dalam menyiapkan

kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai

mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,

menyenangkan dan utuh mengigat harus mengintegrasikan pelajaran IPA dan IPS dalam

pembelajarannya.

b. Implikasi bagi siswa

         Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya

dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun

klasikal.

         Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya

melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah

c. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

           Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual

maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-

Page 9: Makalah Kurikulum 2013

prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan

berbagai sarana dan prasarana belajar.

           Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya

didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun

sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).

           Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang

bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang

abstrak.

           Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar

yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula

untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi

d. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan

ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:

      Ruang perlu ditata disesuaikan dengan topik yang sedang dilaksanakan.

      Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan

pembelajaran yang sedang berlangsung

      Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet

      Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di

luar kelas

      Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan

dimanfaatkan sebagai sumber belajar

      Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik

untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

e.       Implikasi terhadap Pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran terintegrasi , maka dalam pembelajaran

yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi

metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.

G.    Tahap Persiapan Pelaksanaan

Page 10: Makalah Kurikulum 2013

Dalam pelaksanaan pembelajaran integrasi PPKN , perlu dilakukan beberapa hal

yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar,

pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran.

      Tahap Perencanaan

1.             Pemetaan Kompetensi Inti

Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh

dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata

pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:

a.    Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator

Melakukan kegiatan penjabaran Kompetensi Inti dan kompetensi dasar dari setiap

mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

       Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik

         Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

         Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati.

b.      Menentukan tema

1)   Cara penentuan tema

Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:

Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat

dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk

menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai

dengan minat dan kebutuhan anak.

2)   Prinsip Penentuan tema

Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

      Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:

      Dari yang termudah menuju yang sulit

      Dari yang sederhana menuju yang kompleks

      Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.

      Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa

Page 11: Makalah Kurikulum 2013

      Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat,

kebutuhan, dan kemampuannya

3)   Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator

Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi

Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.

2.             Menetapkan Jaringan Tema

Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator

dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema,

kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat

dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

3.         Penyusunan Silabus

Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan

dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.

4.      Penyusunan Rencana Pembelajaran

Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari

pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen

rencana pembelajaran tematik meliputi:

a.    Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan

waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).

b.    Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.

c.    Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai

kompetensi dasar dan indikator.

d.   Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa

dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai

kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan

penutup).

Page 12: Makalah Kurikulum 2013

e.    Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta

sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan

kompetensi dasar yang harus dikuasai.

f.     Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai

pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).

      Tahap Pelaksanaaan

1.    Tahapan kegiatan

Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga

tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan

kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35

menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)

a.    Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan

Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran

untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses

pembelajaran dengan baik.

Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini

dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan.

Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani,

dan menyanyi

b.    Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk

pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran

dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat

dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.

c.    Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan

akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil

pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku,

pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.

Page 13: Makalah Kurikulum 2013

H.       K erangka Kerja Kurikulum 2013

Proses pengembangan kurikulum digambarkan dalam diagram Kerangka Kerja

berikut:

1.      Pengembangan Kurikulum 2013 diawali dengan analisis kebutuhan masyarakat

Indonesia. Analisis kebutuhan tersebut merupakan analisis kesenjangan mengenai

kemampuan yang perlu dimiliki warganegara bagi kehidupan berbangsa dan bernegara

pada dekade ketiga dan keempat abad ke-21. Adanya tantangan seperti keterikatan

Indonesia dalam perjanjian internasional seperti APEC, WTO, ASEAN Community,

CAFTA. Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa penguasaan soft skills perlu

mendapatkan prioritas dalam pengembangkan kemampuan warganegara untuk kehidupan

masa depan.

2.      Analisis Tujuan Pendidikan Nasional sebagai arah pengembangan kurikulum. Setiap

upaya pengembangan kurikulum haruslah didesain untuk pencapaian tujuan pendidikan

nasional. Kurikulum sebagai jiwa pendidikan (the heart of education) harus selalu

dirancang untuk mencapai kualitas peserta didik dan bangsa yang dirumuskan dalam

tujuan pendidikan. Kajian dari tujuan pendidikan nasional memberi arah yang juga

mengacu kepada pengembangan soft skills yang berimbang dengan penguasaan hard

skills.

Page 14: Makalah Kurikulum 2013

3.      Analisis kesiapan peserta didik dilakukan terutama dari kajian psikologi anak dan

psikologi perkembangan, tahap-tahap perkembangan kemampuan intelektual peserta

didik serta keterkaitan tingkat kemampuan intelektual peserta didik dengan jenjang

kemampuan kompetensi yang perlu mereka kuasai. Analisis ini diperlukan agar

kompetensi yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 bersesuaian untuk menerapkan

prinsip belajar. Prinsip belajar mengatakan bahwa proses pembelajaran dimulai dari

kemampuan apa yang sudah dimiliki untuk mencapai kemampuan di atasnya dapat

diterapkan dalam pengembangan kurikulum.

4.      Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan bahwa perlu pengembangan Standar

Kompetensi Lulusan baru yang menggantikan Standar Kompetensi Lulusan yang sudah

ada. Standar Kompetensi Lulusan Baru di arahkan untuk lebih memberikan

keseimbangan antara aspek sikap dengan pengetahuan dan ketrampilan. Walau pun

Standar Kompetensi Lulusan bukan kurikulum tetapi berdasarkan pendekatan pendidikan

yang berstandar standar sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka pengembangan Standar

Kompetensi Lulusan merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan. Sesuai dengan

pendekatan berdasarkan standar maka kurikulum harus dikembangkan berdasarkan

Standar Kompetensi Lulusan.

5.      Analisis berikutnya adalah kajian terhadap desain kurikulum 2006 yang menjadi dasar

dari KTSP dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2005 tentang

Standar Isi. Dalam Standar Isi terdapat Kerangka dasar Kurikulum dan struktur

kurikulum. Analisis terhadap dokumen kurikulum tersebut menunjukkan bahwa desain

kurikulum dikembangkan atas dasar pengertian bahwa kurikulum adalah daftar sejumlah

mata pelajaran. Oleh karena itu satu mata pelajaran berdiri sendiri dan tidak berinteraksi

dengan mata pelajaran lainnya. Melalui pengembangan kurikulum yang demikian maka

ada masalah yang cukup prinsipiil yaitu konten kurikulum yang dikategorikan sebagai

konten berkembang (developmental content) tidak mendapatkan kesempatan untuk

dikembangkan secara baik. Konten kurikulum berkembang seperti nilai, sikap dan

ketrampilan (intelektual dan psikomotorik) memerlukan desain kurikulum yang

menempatkan satu mata pelajaran dalam jaringan keterkaitan horizontal dan vertikal

dengan mata pelajaran lain. Dari hasil analisis tersebut maka dikembangkan desain baru

Page 15: Makalah Kurikulum 2013

yang memberikan jaminan keutuhan kurikulum melalui keterkaitan vertikal dan

horizontal konten.

6.      Berdasarkan rumusan Standar Kompetensi Lulusan yang baru maka dikembangkanlah

Kerangka dasar Kurikulum yang antara lain mencakup Kerangka Filosofis, Yuridis, dan

Konseptual. Landasan filosofis yang dikembangkan adalah bersifat eklektik yang mampu

memberikan dasar bagi pengembangan individu peserta didik secara utuh yaitu baik dari

aspek intelektual, moral, sosial, akademik, dan kemampuan yang diperlukan untuk

mengembangkan kehidupan individu peserta didik, sebagai anggota masyarakat dan

bangsa yang produktif, dan memiliki kemampuan berkontribusi dalam meningkatkan

kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa, dan ummat manusia. Kerangka yuridis kurikulum

adalah berbagai ketetapan hukum yang mendasari setiap upaya pendidikan di Indonesia.

Kerangka konseptual berkenaan dengan model kurikulum berbasis kompetensi yang

dinyatakan dalam ketetapan pada Undang-undang Sisdiknas. Prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum ditetapkan antara lain termasuk penyederhanaan konten

kurikulum, keseimbangan kepentingan nasiional dan daerah, posisi peserta didik sebgai

subjek dalam belajar, pembelajaran aktif yang didasarkan pada model pembelajaran

sains, dan penetapan Kompetensi Inti sebagai unsur pengikat (organizing element) bagi

KD mata pelajaran.

7.      Kegiatan pengembangan berikutnya adalah penetapan struktur kurikulum. Struktur

kurikulum menggambarkan kerangka kurkulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran,

pengelompokkannya, posisi mata pelajaran, beban belajar mata pelajaran per minggu dan

jumlah beban belajar keseluruhan per minggu. Berdasarkan prinsip penyederhanaan

kurikulum maka jumlah mata pelajaran dikurangi tetapi jam belajar baik untuk setiap

mata pelajaran mau pun untuk keseluruhan ditambah. Penambahan jam belajar adalah

untuk memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik mengembangkan kompetensi

ketrampilan dan sikap melalui proses pembelajaran yang berorientasi pada sains.

8.      Berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan, selanjutnya dirumuskan

Kompetensi Inti setiap kelas yang menjadi pengikat dari berbagai Kompetensi Dasar.

Adanya Kompetensi Inti lebih menjamin terjadinya integrasi Kompetensi Dasar

antarmata pelajaran dan antarkelas. Proses pengembangan Kompetensi Dasar melibatkan

pengembang kurikulum yang terdiri dari guru, dosen, dan para pakar pendidikan.

Page 16: Makalah Kurikulum 2013

9.      Berdasarkan Kompetensi Dasar yang telah direviu dan dinyatakan memenuhi persyaratan

yang telah ditetapkan maka dikembangkan silabus. Pengembangan silabus dimaksudkan

agar ada patokan minimal mengenai kualitas hasil belajar untuk seluruh Indonesia. Dalam

silabus ditetapkan sebagai patokan minimal adalah indikator yang dikembangkan dari

Kompetensi Dasar dan kemudian diramu dalam Materi Pokok, proses pembelajaran yang

dikembangkan dari kegiatan observasi, menanya, mengasosiasi, dan mengomunikasi.

Keempat kemampuan ini dikembangkan selama dua belas tahun sehingga kreativitas,

rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan belajar peserta didik dapat

menjadi kebiasaan-kebiasaan yang memberikan kebiasaan belajar sepanjang hayat.

Silabus tidak membatasi kreativitas dan imaginasi guru dalam mengembangkan proses

pembelajaran karena silabus akan dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi RPP

yang kemudian diterjemahkan dalam proses pembelajaran.

10.  Berdasarkan KD dan silabus dikembangkan buku teks peserta didik dan buku panduan

guru. Buku teks peserta didik berisikan konten yang dikembangkan dari KD sedangkan

buku panduan guru terdiri atas komponen konten yang terdapat dalam buku teks peserta

didik dan komponen petunjuk pembelajaran dan penilaian. Adanya buku teks peerta didik

dan guru adalah patokan yang memberikan jaminan kualitas hasil belajar minimal yang

harus dimiliki peserta didk.

I.       Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 20133[3]

1.    Kelebihan Kurikulum 2013

a)    Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual) karena

berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai

kompetensi sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik

merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk

bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.

b)   Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari

pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan pengetahuan dan keahlian

tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan

3[3]E. Mulyasa, Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya) hal.164

Page 17: Makalah Kurikulum 2013

sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal

berdasarkan standar kompetensi tertentu.

c)    Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya

lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan

keterampilan.

d)   Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan

karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi

pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.

e)   Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.

Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi

mereka.

f)    Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya  melalui

pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan

profesionalisme secara terus menerus.

2.    Kelemahan Kurikulum 2013

a)    Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam

kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses

pengembangan kurikulum 2013.

b)   Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum

2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih

diberlakukan.

c)    Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia

untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran

tersebut berbeda.

J.      Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Menurut Sudjana , pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan

sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan

belajar. Menurut Gulo pembelajaran adalah untuk menciptakan sistem lingkungan yang

mengoptimalkan kegiatan belajar. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu

Page 18: Makalah Kurikulum 2013

aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang dimaksud

lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium dan

sebagainya yang relefan dengan kegiatan belajar siswa.4[4]

Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:

1.         Pengertian kuantitatif

Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai ilmu yang

disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil optimal.

2.         Pengertian institusional

Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru harus selalu siap

mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.

3.         Pengertian kualitatif

Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya menyampaikan

materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan

efisien. Kesimpulannya pembelajran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan

sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan

menciptakan sitem lingkunagn dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan

kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.5[5]

K.    Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran

sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang

dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:

1.    Metode ceramah

Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal

maupun nonverbal.

2.                Metode latihan

Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu

sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.

4[4] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.285[5]Ibid

Page 19: Makalah Kurikulum 2013

3.                Metode tanya jawab

Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab oleh anak

didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran

atau guru mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab.

4.                Metode karya wisata

Metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek

diluar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau

mengalami secara langsung.

5.                Metode demonstrasi

Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda

yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.

6.                Metode sosiodrama

Metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk

melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan sosial.

7.                Metode bermain peran

Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan

cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup maupun mati. Metode ini

mengembangkan penghayatan, tanggungjawab, dan terampil dalam memaknai materi

yang dipelajari.

8.                Metode diskusi

Metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta

untuk memecahkan masalah secara kelompok.

9.                Metode pemberian tugas dan resitasi

Merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi

merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan

tugas yang telah diberikan guru.

10.    Metode eksperimen

Pemberian kepada siswa untuk pencobaan.

11.    Metode proyek

Page 20: Makalah Kurikulum 2013

Membahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain.6[6]

Adapun prinsip dalam pemilihan dalam metode pembelajaran adalah disesuaikan

dengan tujuan, tidak terikat pada suatu alternatif, penggunaannya bersifat kombinasi.

Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain:

1.      Tujuan pembelajaran

2.      Tingkat kematangan anak didik

3.      Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran7[7]

L.     Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sabagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film,

komputer, kurikulum, dan lain-lain.8[8]

Model pembelajaran memiliki empat ciri khusu yang tidak dimiliki oleh strategi,

metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah :

1.    Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta tau pengembangnya.

2.    Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tuuan pembelajran yang

akan dicapai).

3.    Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan

berhasil.

4.    Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kruteria sebagi berikut :

1.      Sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal :

a.       Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat ?

b.      Apakah terdapat konsistensi internal ?

2.      Praktis. Aspek kepraktisannya dapat dipenuhi jika :

a.       Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat terapkan.

b.      Kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan.

6[6] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.29-307[7] Ibid. Hal 308[8] Ibid. Hal 34

Page 21: Makalah Kurikulum 2013

3.      Efektif. Parameter :

a.       Ahli dan praktisi menyatakan bahwa model tersebut efektif.

b.      Secara operasional, model tersebut memberikan hasil sesuai dengan harapan.

Arends menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru

dalam mengajar, yaitu presensi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran

kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas. Dalam mengajarkan suatu

pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai.9[9]

M.   Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP

Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada

sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada

tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama.

Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP.10[10]

Berikut ini Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 di

Tingkat SMA/MA:

1.        Perbedaan

No Kurikulum 2013 KTSP

1 SKL  (Standar Kompetensi Lulusan)

ditentukan terlebih dahulu, melalui

Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah

itu baru ditentukan Standar Isi, yang

bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum,

yang dituangkan dalam Permendikbud No

67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013

Standar Isi ditentukan terlebih dahulu

melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006.

Setelah itu ditentukan SKL (Standar

Kompetensi Lulusan) melalui

Permendiknas No 23 Tahun 2006

2 Aspek kompetensi lulusan ada

keseimbangan soft skills dan hard skills

yang meliputi aspek kompetensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan

Lebih menekankan pada aspek

pengetahuan

9[9] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.3510[10] http://fatkoer.wordpress.com/2013/07/28/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp/

Page 22: Makalah Kurikulum 2013

3 di jenjang SD Tematik Terpadu untuk

kelas I-VI

di jenjang SD Tematik Terpadu untuk

kelas I-III

4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih

banyak dan jumlah mata pelajaran lebih

sedikit dibanding KTSP

Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan

jumlah mata pelajaran lebih banyak

dibanding Kurikulum 2013

5 Proses pembelajaran setiap tema di

jenjang SD dan semua mata pelajaran di

jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan

dengan pendekatan ilmiah (saintific

approach), yaitu standar proses dalam

pembelajaran terdiri dari Mengamati,

Menanya, Mengolah, Menyajikan,

Menyimpulkan, dan Mencipta.

Standar proses dalam pembelajaran terdiri

dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi

6 TIK (Teknologi Informasi dan

Komunikasi) bukan sebagai mata

pelajaran, melainkan sebagai media

pembelajaran

TIK sebagai mata pelajaran.

7 Standar penilaian menggunakan penilaian

otentik, yaitu mengukur semua

kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.

Penilaiannya lebih dominan pada aspek

pengetahuan

8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib

9 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X

untuk jenjang SMA/MA

Penjurusan mulai kelas XI

10 BK lebih menekankan mengembangkan

potensi siswa

BK lebih pada menyelesaikan masalah

siswa

Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun kelihatannya

terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan KTSP, namun

sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan

Page 23: Makalah Kurikulum 2013

ilmiah (Saintific Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada

siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini

mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP).  Masalah

pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang

tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013

akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak

paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

2.   Persamaan

a)    Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai

butir-butir KD.

b)   Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-sama dibuat atau

dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.

c)    Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP. 

d)   Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada

hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan

menerima pengetahuan.

Page 24: Makalah Kurikulum 2013

11[1] Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulm 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya, 2013). Hal 114-11512[2] Ibid. Hal 12113[3]E. Mulyasa, Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya) hal.16414[4] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.2815[5]Ibid16[6] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.29-3017[7] Ibid. Hal 3018[8] Ibid. Hal 3419[9] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.3520[10] http://fatkoer.wordpress.com/2013/07/28/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp/

11121314151617181920