13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah mewajibkan bagi seluruh hambanya untuk masuk ke dalam Islam dan berpegang teguh dengan ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang menyimpang darinya. Ia juga telah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah terhadap hal tersebut, dan juga telah mengabarkan bahwa barang siapa yang mengikutinya maka dia telah mendapatkan hidayah, namun barang siapa yang menolak dakwahnya maka ia telah tersesat. dan Allah telah mewajibkan bagi seluruh hambanya untuk masuk ke dalam Islam dan berpegang teguh dengan ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang menyimpang darinya. Ia juga telah mengutus Muhammad untuk berdakwah terhadap hal tersebut, dan juga telah mengabarkan bahwa barang siapa yang mengikutinya maka dia telah mendapatkan hidayah, namun barang siapa yang menolak dakwahnya maka ia telah tersesat. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui mengenai syarat makna dan rukun yang terkandung dalam kalimat syahadat. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja syarat-syarat shahadat,? 1

Makalah La Ilaaha Illallah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: Makalah La Ilaaha Illallah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah telah mewajibkan bagi seluruh hambanya untuk masuk ke dalam

Islam dan berpegang teguh dengan ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang

menyimpang darinya. Ia juga telah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk

berdakwah terhadap hal tersebut, dan juga telah mengabarkan bahwa barang

siapa yang mengikutinya maka dia telah mendapatkan hidayah, namun barang

siapa yang menolak dakwahnya maka ia telah tersesat. dan Allah telah

mewajibkan bagi seluruh hambanya untuk masuk ke dalam Islam dan berpegang

teguh dengan ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang menyimpang

darinya. Ia juga telah mengutus Muhammad untuk berdakwah terhadap hal

tersebut, dan juga telah mengabarkan bahwa barang siapa yang mengikutinya

maka dia telah mendapatkan hidayah, namun barang siapa yang menolak

dakwahnya maka ia telah tersesat.

Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas Syahadat dalam

kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui mengenai

syarat makna dan rukun yang terkandung dalam kalimat syahadat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja syarat-syarat shahadat,?

2. Apa makna syahadat,?

3. Apa saja rukun syahadat,?

C. Tujuan Penulis

Agar mahasiswa mengetahui betapa pentingnya mengetahui syarat,

makna dan rukun syahadat, dan makalah ini bertujuan untuk menambah

wawasan dan pengetahuan tentang syarat, makna dan rukun syahadat.

1

Page 2: Makalah La Ilaaha Illallah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Syarat-syarat “La ilaaha illallah”

Kalimat الله �ال� إ �له إ merupakan dasar agama Islam dan inti dari seluruh ال

syariat Islam, kalimat ini juga yang sering kita dengar dan ucapkan. Bahkan

pada zaman sekarang ini sering kita mendengar sebagian kaum muslimin

mengucapkan kalimat tersebut secara spontan tanpa mereka sadari keluar dari

lisan mereka. Setiap ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala tidak akan

diterima kecuali dengan memenuhi syarat-syaratnya, seperti sholat dan zakat

tidak akan diterima kecuali memenuhi syarat-syaratnya, demikian juga dengan

kalimat la ilaha illallah tidak akan diterima kecuali seorang hamba

menyempurnakan syarat-syaratnya.

Seorang Tabi’in yang bernama Wahb Ibnu Munabbih pernah ditanya,

“Bukankah kunci surga itu kalimat la ilaha illallah? maka beliau menjawab ya,

akan tetapi tidaklah disebut kunci kecuali ia memiliki gigi-gigi, jika kamu

membawa kunci disertai gigi-giginya maka pintu tersebut akan terbuka, akan

tetapi apabila tidak memiliki gigi-gigi maka pintu tersebut tidak akan terbuka.”

[Ibnu rajab dalam kitab beliau kalimat ikhlas hal:14].

Beliau menjelaskan syarat la ilaha illlallah ibarat gigi-gigi kunci.

Syarat la ilaha illallah ada 7 yaitu :

1. Al-ilmu, yaitu mengetahui makna la ilaha illallah, sebagaimana firman Allah

Subhanahu wa Ta’ala yang artinya:

“kecuali orang yang mengakui kebenaran dan mereka mengetahuinya.”

[QS. Az-Zukhruf: 86].

Maksudnya orang yang bersaksi dengan laa ilaaha illallah, dan memahami

dengan hatinya apa yang diikrarkan oleh lisannya. Seandainya ia

2

Page 3: Makalah La Ilaaha Illallah

mengucapkannya, tetapi tidak mengerti apa maknanya, maka persaksian itu

tidak sah dan tidak berguna.

2. Al-Yaqiin, yaitu meyakini makna la ilaha illallah tanpa ada keraguan sedikit

pun, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-

ragu.”[QS. AL-Hujuraat: 15].

3. Al-Qobuul, yaitu menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat,

beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selain-

Nya. Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan mena’ati, maka ia

termasuk orang-orang yang difirmankan Allah:

“Sungguh, dahulu apabila dikatakan kepada mereka: la ilaha illallah,

mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata:“Apakah kami harus

meninggalkan sesembahan kami karena seorang penyair yang gila”.[QS.

Ash-Shoofaat: 35-36].

4. Al-Inqiyaad, yaitu tunduk dan patuh. Seorang muslim harus tunduk dan

patuh terhadap isi kandungan kalimat ini, sebagaimana firman Allah yang

artinya:

“Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia

orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang

kepada buhul tali yang kokoh.” [QS. Luqman: 22].

Al-´Urwatul-wutsqa adalah laa ilaaha illallah. Dan maka yuslim wajhahu

adalah yanqadu (patuh, pasrah).

5. Ash-Shidqu yaitu jujur, maksudnya adalah mengucapkan kalimat ini dengan

pembenaran di dalam hati. Barang siapa yang mengucapkan kalimat ini

dengan lisannya akan tetapi hatinya mendustakannya maka ia adalah seorang

munafik dan pendusta. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan di antara manusia ada yang berkata: kami beriman kepada Allah dan

hari Akhir’, padahal sesungguhnya mereka bukanlah orang-orang yang

beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka

hanya menipu diri mereka sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka

ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang

3

Page 4: Makalah La Ilaaha Illallah

pedih, disebabkan mereka berdusta.” [QS. Al-Baqarah: 8-10]. Juga [QS.

Al-ankabut : 2].

6. Al-Ikhlas, Yaitu memurnikan seluruh ibadah hanya kepada Allah

Subhanahu wa Ta’la dan menjauhi kesyirikan, baik syirik besar maupun

syirik kecil, Allah Subhanahu wa Ta’la berfirman yang artinya:

“Maka beribadahlah kepada Allah dengan tulus, ikhlas beragama kepada-

Nya. Ingatlah! Hanya muilik Allah agama yang murni.” [QS. Az-Zumar; 2-

3].

7. Al–Mahabbah (cinta), maksudnya mencintai kalimat ini dan apa yang

dikandungnya, juga mencintai orang-orang yang mengamalkan

konsekuensinya. Allah Subhannahu wa Ta´ala berfirman:

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-

tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaima-na mereka

mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada

Allah.” [QS. Al-Baqarah: 165].

Inilah 7 syarat kalimat الله �ال� إ �له إ yang harus dipahami dan diamalkan oleh ال

setiap muslim, tidak hanya sekedar menghapalnya saja, akan tetapi

hendaknya diiringi dengan amal perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Makna Syahadat “La ilaaha illallah”

Makna Kalimat la ilaha illallah adalah الله � �ال إ �حق ب معبود tidak ada) ال

sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah). Mayoritas kaum

muslimin mengartikan kalimat ini dengan ucapan “tiada Tuhan selain Allah”.

Namun pada nyatanya tuhan itu banyak, hanya saja semua tuhan yang dijadikan

sesembahan oleh kaum musyrikin adalah batil. Sedangkan Tuhan yang Haq

hanyalah satu; Tuhan saya, Tuhan anda, Tuhan kita semuanya, yaitu Allah

Tuhan semesta alam.

Allah ta’ala sendiri menyebutkan bahwa tuhan itu berbilang. Namun semuanya

adalah batil kecuali Dia semata. Firman-Nya:

هو الله وأن الباطل هو دونه من يدعون ما وأن الحق هو الله بأن ذلك

الكبير .العلي

4

Page 5: Makalah La Ilaaha Illallah

“Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah Dia-lah Tuhan yang Haq dan

sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil,

dan sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. al-

Hajj: 62).

Maka itu tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak

kaumnya untuk meninggalkan tuhan-tuhan mereka yang batil dan mentauhidkan

Allah semata dengan serta merta mereka mengingkari dan berkata, sebagaimana

yang difirmankan Allah:

عجاب لشيء هذا إن واحدا إلها اآللهة .أجعل

“Mengapa ia (Muhammad) menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja?

Sesungguhnya Ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (QS.

Shad: 5)

Adapun makna yang benar dari kalimat tauhid ini adalah “Tiada Tuhan

yang Haq kecuali Allah” atau “Tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali

Allah,” yang mana dalam bahasa Arabnya berbunyi “Laa ma’buuda bihaqqin

Illalllahu”. (asy-Syahadatan, Syaikh Abdullah Jibrin hal. 15)

Inilah makna yang benar yang menyatakan bahwa tiada Tuhan yang berhak

untuk dialamatkan kepada-Nya ibadah kecuali hanya Allah semata. Sebab hanya

Allah-lah satu-satunya Tuhan yang berhak untuk diibadahi, tiada sekutu bagi-

Nya. Firman-Nya:

فاعبدون أنا إال إله ال ه أن إليه نوحي إال رسول من قبلك من أرسلنا .وما

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami

wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan yang hak melainkan Aku,

maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. al-Anbiya`: 25)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Tuhan Yang Maha Menciptakan segala-

galanya itulah yang berhak untuk diibadahi.” (al-Ushul ats-Tsalatsah, Syaikh

Muhammad at-Tamimi)

5

Page 6: Makalah La Ilaaha Illallah

Akan tetapi ada beberapa penafsiran yang keliru tentang kalimat la ilaha

illallah yang telah tersebar luas di dunia Islam di antaranya:

1. Menafsirkan kalimat la ilaha illallah dengan ( الله �ال� إ معبود Tidak ada“ :(ال

yang diibadahi selain Allah”. Padahal makna tersebut rancu, ini berarti setiap

yang diibadahi baik benar maupun salah adalah Allah subhanahu wata’ala.

Karena Allah subhanahu wata’ala menamakan semua yang disembah di

muka bumi sebagai .(Tuhan) إله Ketika Rasulullâh shalallahu ‘alaihi

wasallam mengatakan kepada orang-orang musyrik: La ilaha illallah maka

meraka mengatakan

عحاب لشيء هذا إن واحدا إلها اآللهة أجعل

“Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan yang banyak ini menjadi Tuhan yang

satu saja? sesungguhnya ini sesuatu yang mengharankan.” [QS. Shood: 5].

2. Menafsirkan kalimat la ilaha illallah dengan ( الله � �ال إ �ق خال (ال “Tidak ada

pencipta kecuali Allah”, padahal makna tersebut adalah sebagian makna dari

kalimat la ilaha illallah dan ini masih berupa Tauhid Rububiyah (tauhid yang

mengakui keesaan Allah saja), sehinga belum cukup. Karena orang-orang

kafir jahiliyah dahulu telah meyakini Allah adalah Tuhan pencipta alam,

sebagaimana Allah jelaskan dalam al-Qur’an

الله ليقولن خلقهم من سألتهم ولئن

“Dan jika engkau bertanya kepada mereka, sipakah yang menciptakan

mereka, niscaya mereka menjawab, Allah.” (QS. Az – Zuhkruf: 87).

3. Ada juga yang menafsirkan la ilaha illallah dengan ( الله � �ال إ �م حاك Tidak“ :( ال

ada hakim/penguasa kecuali Allah”. Pengertian ini pun tidak mencukupi

makna kalimat tersebut karena apabila mengesakan Allah hanya dengan

pengakuan sifat Allah Yang Maha Penguasa saja namun masih berdo’a

kepada selain-Nya atau menyelewengkan tujuan ibadah kepada sesuatu

selain-Nya, maka hal ini belum dikatakan (telah menjalankan makna kalimat

tersebut, yaitu bertauhid kepada Allah-red).

6

Page 7: Makalah La Ilaaha Illallah

C. Rukun “La ilaaha illallah”

Ulama menjelaskan bahwa kalimat tauhid la ilaha illallah terdiri dari

dua rukun yaitu :

1. An-Nafyu (peniadaan) : menjauhi sesembahan selain Allah baik Malaikat

yang dekat dengan-Nya atau pun para Nabi dan Rasul yang diutus.

2. Al-Itsbat (penetapan) : menetapkan sesembahan yang benar hanya milik

Allah semata. Adapun sesembahan yang lain semuanya sesembahan yang

batil.

Allah Subhannahu wa Ta´ala berfirman :

بالعروة استمسك فقد بالله ويؤمن بالطاغوت يكفر فمن

.الوثقى

“Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka

sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang

tidak akan putus.” (QS. al-Baqoroh: 256).

Firman Allah, “siapa yang ingkar kepada thaghut” itu adalah makna dari

rukun yang pertama. Sedangkan firman Allah, “dan beriman kepada Allah”

adalah makna dari rukun kedua.

7

Page 8: Makalah La Ilaaha Illallah

BAB II

PENUTUPA. Kesimpulan

Syarat, makna dan rukun syahadat dalam islam sangat penting

untuk diketahui sehingga orang islam bukan sekedar namanya saja tapi

memahami islam dari hal-hal yang yang lebih mendalam seperti

memahami syarat, makna dan rukun syahadat.

Setiap ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan

diterima kecuali dengan memenuhi syarat-syaratnya, seperti sholat dan

zakat tidak akan diterima kecuali memenuhi syarat-syaratnya, demikian

juga dengan kalimat la ilaha illallah tidak akan diterima kecuali seorang

hamba menyempurnakan syarat-syaratnya. Yang diantaranya adalah Al-

ilmu, Al-Yaqiin, Al-Qobuul, Al-Inqiyaad, Ash-Shidqu, Al-Ikhlas, Al–

Mahabbah. Dan juga memahami makna dan rukun syahadat “La ilaaha

illallah”.

B. Saran

Demikian makalah ini kami susun. Punulis menyadari dalam

makalah ini masih banyak Sekali kekurangan dan jauh dari kesan

“sempurna”. Oleh karena itu, kritik dan saran yang kontruktif sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhirnya semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang

membcanya, Amien.

8

Page 9: Makalah La Ilaaha Illallah

DAFTAR PUSTAKA

Hawwa, Sa’id, Al-Islam Syahadatain dan FFenomena Kekufuran, Jakarta: Al-Ishlahy,

1990

Daradjat,Zakiah, Dasar-Dasar Agama Islam,Jakarta: Bulan Bintang,1996

Syukur, Amin, Pengantar Studi Islam, Semarang: Pustaka nuun, 2002

9