Makalah Orto Bab 2

  • Upload
    ovi

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    1/16

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 PENGERTIAN DIAGNOSIS

    Diagnosis berasal dari bahasa Yunani : Dia berarti melalui Gnosis berarti Ilmu

     pengetahuan,jadi diagnosis berarti : Penetapan suatu keadaan yang menyimpang

    atau keadaan normal melalui dasar pemikiran dan pertimbangan ilmu

     pengetuahuan. Setiap penyimpangan dari keadaan normal ini dikatakan sebagai

    suatu keadaan abnormal / anomali / kelainan. Untuk dapat menetapkan suatu

    diagnosis seara tepat diperlukan ilmu pengetahuan / pengalaman empirik yangluas mengenai :

    ! "eadaan normal / standar normal, beserta #ariasi$#ariasinya yang masih

    ditetapkan

    sebagai keadaan normal.

    ! %ermaam$maam bentuk penyimpangan dari keadaan normal yang dikatakan

    sebagai keadaan abnormal.atas dasar ilmu pengetahuan tersebut di atas kemudian

    in&ormasi dikumpulkan melalui prosedur pemeriksaan seara teliti dan sistematis

    agar didapatkan seperangkat data yang lengkap dan tepat. 'elalui data yang telah

    dikumpulkan ini kemudian diagnosis ditetapkan. 'akin lengkap dan akurat data

    yang dikumpulkan akan makin mudah dan tepat diagnosis ditetapkan, kemudian

     penyusunan renana pera(atan dan tindakan pera(atan selanjutnya diharapkandapat dilakukan seara benar.

    'enurut Sal)mann *+- 0 diagnosis dibedakan atas :

    +. Diagnosis Medis ( Medical diagnosis): Yaitu suatu diagnosis yang menetapkan

    keadaan normal atau keadaan menyimpang yang disebabkan oleh suatu penyakit

    yang membutuhkan tindakan medis / pengobatan.

    1. Diagnosis Ortodonti (Orthodontic diagnosis): Yaitu diagnosis yang

    menetapkan suatu keadaan normal atau kelainan / anomali oklusi gigi$gigi *bukan

     penyakit yang membutuhkan tindakan rehabilitasi.

    'enurut Sh(ar), membagi diagnosis ortodontik menjadi :

    2. Diagnosis Biogeneti ( Biogenetic diagnosis) :

    Yaitu diagnosis terhadap kelainan oklusi gigi$geligi *maloklusi berdasarkan atas

    &aktor$&aktor genetik atau si&at$si&at yang diturunkan *herediter dari orang tua

    terhadap anak$anaknya. 'isalnya : 3rang tua yang mempunyai dagu maju /

     prognatik dengan maloklusi "las III 4ngle tipe skeletal *oleh karena &aktor 

    keturunan enderung akan mempunyai anak$anak prognatik dengan iri$iri yang

    khas atau dengan kemiripan yang sangat tinggi dengan keadaan orang tuanya.

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    2/16

    5. Diagnosis Se!a"o#etri (cephalometric diagnosis):

    Yaitu diagnosis mengenai oklusi gigi$geligi yang ditetapkan berdasarkan atas

    data$data pemeriksaan dan pengukuran pada se&alogram *6ontgen kepala'isalnya : 'aloklusi klas II 4ngle tipe skeletal . ditandaai oleh : 6elasi gigi

    molar pertama atas dan ba(ah klas II *distoklusi rang disebabkan oleh karena

     posisi rahang atas lebih ke anteorior atau rahang ba(ah lebih ke posterior dalam

    hubungannya terhadap basis kranium. Pada se&alogram dengan analisis

    Se&alometrik Steiner *+-2 hasil pengukuran sudut 47% 8 19 *standar normal 1

     itik 4. : titik sub spinale yaitu titik terdepan basis al#eolaris maksila 7/7a. : titik 

     7asion yaitu titik terdepan sutura &rontonasalis

     itik % : titik supra mentale yaitu titik terdepan basis al#eolaris mandibularis.

    -. Diagnosis Gigi ge"igi ( Dental diagnosis ):

    Diagnosis yang ditetapkan berdasarkan atas hubungan gigi$geligi hasil pemeriksaan seara klinis/intra oral atau pemeriksaan pada model studi.

     ⇒ Dengan mengamati posisi gigi terhadap masing$masing rahangnya kita akan

    dapat menetapkan malposisi gigi yang ada yaitu setiap gigi yang menyimpang /

    keluar dari lengkung normalnya.

    ! 'isalnya : $ 'esio#ersi 2 ; $ Supra#ersi 5 ;

    $ Palato#ersi ; - $ orsi#ersi + ; +

    $ 'esioaksi#ersi < ; $ Dan lain$lain.

     ⇒ Dengan mengamati hubungan gigi$gigi rahang atas terhadap gigi$gigi rahang

     ba(ah kita akan dapat menetapkan malrelasi dari gigi$gigi tersebut.

    ! 'isalnya :

    $ 6elasi gigi molar pertama : "las I, II, III 4ngle *kanan / kiri

    $ 6elasi gigi lainnya : $ 3pen bite : . 2 ; , ; + .

    5 2 ;

    $ =ross bite: ; 5 . , ; . >

    ; . - ; ? .

    $ Deep o#er bite: 21+ ; +12 : *< mm

    21+ ; +12

    $ Dan lain$lain.

    2.2 DASAR PENETAPAN DIAGNOSIS :

    Dignosis ditetapkan berdasarkan atas pertimbangan data hasil pemeriksaan

    seara sistematis, Data diagnostik yang paling utama harus dipunyai untuk dapat

    menetapkan diagnosisis adalah data pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan

    subyekti& dan obyekti& serta data pemeriksaan dan pengukuran pada model studi,

    sedangkan Graber *+?1 mengelompokkan menjadi :

    1. $riteria Diagnosti Esensia" ( Essential Diagnostic Criteria)

    a. 4namnesis dan 6i(ayat kasus *case history

     b. Pemeriksaan / 4nalisis klinis :

    $ Umum / general : @asmani, 'ental

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    3/16

    $ "husus / lokal : Intra oral, ABtra oral

    . 4nalisis model studi : Pemeriksaan dan pengukuran pada model studi:

    $ Cebar mesiodistal gigi$gigi

    $ Cebar lengkung gigi

    $ Panjang / inggi lengkung gigi$ Panjang perimeter lengkung gigi

    d. 4nalisis otometri * Photometric Analysis:

    Pemeriksaan dan pengukuran pada &oto pro&il dan &oto &asial pasien, meliputi :

    $ ipe pro&il

    $ %entuk muka

    $ %entuk kepala

    e. 4nalisis oto 6ontgen * Radiographic Analysis):

    $ oto periapikal

    $ Panoramik 

    $ %ite (ing

    $ Dll.%ila dianggap perlu bisa dilengkapi dengan data hasil pemeriksaan tambahan yang

    disebut sebagai :

    2. $riteria Diagnosti Ta#%a&an ( Supplement Diagnostic Criteria)

    a. 4nalisis Se&alometrik *Cephalometric Analysis:

    $ oto lateral * Lateral projection untuk anlisis pro&il

    $ oto &rontal * Antero-posierior projection untuk anlisis &asial

    $ Dll.

     b. 4nalisis Alektromyogra&i *A'G : Untuk mengetahaui abnormalitas tonus dan

    akti#itas otot$otot muka dan mastikasi.

    . 6adiogra&i pergelangan tangan * Hand-wrist Radiografi: Untuk menetapkan

    indeks karpal yaitu untuk menentukan umur penulangan.

    d. Pemeriksaan Caboratorium: Untuk menetapkan basal metabolic rate *%'6,

    es indokrinologi, dll

    2.' $APAN MAI MENDIAGNOSIS :

    Diagnosis sudah bisa mulai ditetapkan saat pasien masuk diruang

     pemeriksaan. 'isalnya: Dengan melihat muka pasien kita sudah bisa menetapkan

    tipe pro&il, bentuk muka, keadaan bibir pasien, dll. "emudian tahap demi tahap

     pemeriksaan dilalui kita akan langsung dapat menetapkan diagnosis sementara

    *Tentatie !iagnosis. 'isalnya dari :

    1. Identitas *asien :

    a. Umur :

    $ Diastema gigi anterior pada umur < tahun, anak masih dalam masa pertumbuhan,

    maloklusi ini masih dapat berkembang kearah normal dengan erupsinya gigi

     permanent dengan ukuran mesiodistal yamg lebih besar dari gigi susu, pera(atan

    yang bisa dilakukan adalah obser#asi.

    $ Protrusi& gigi$gigi rahang atas tipe dentoskeletal pada pasien berumur 12 tahun,

     pertumbuhan dento&asial telah berhenti maloklusi bersi&at permanen, pera(atan

    yang bisa dilakukan: pera(atan protuisi& rahang atas yang berlebihan adalah

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    4/16

     bedah ortodontik *"rthodontic #$rgery, sedangkan pera(atan terhadap proklinasi

    gigi anteriornya adalah pera(atan ortodontik *"rtodontic Treatment 

     b. Suku bangsa / ras :

    $ Protrusi& merupakan keadaan abnormal bagi ras auasoid tetapi protrusi& pada

    tingkat tertentu masih dianggap normal untuk ras negroid dan mongoloid.$ Suku @a(a dengan muka sedikit embung masih dianggap normal karena

    merupakan kelompok mongoloid.

    . @enis kelamin :

    $ Proses pertumbuhan dento&asial lebih epat selesai pada (anita dari pada laki$

    laki, seperti pende(asaan, proses penulangan, erupsi gigi terjadi lebih a(al pada

    (anita dari pada laki$laki.

    $ Ukuran rahang lebih besar pada laki$laki dari pada (anita.

    d. Dan lain$lain.

    2. Ana#nesis dan Ri+a,at as-s (ase Histor,) :

    Pasien dengan protrusi& maksila *klas II di#isi + bisa ditetapkan sebagai kasusyang disebabkan oleh &aktor keturunan atau bukan, dengan melakukan anamnesis

    untuk menelusuri ri(ayat kasusnya:

    $ @ika keadaan orang tuan dan saudara$saudaranya mempunyai kemiripan dengan

     pasien kasus ini disebabkan oleh &aktor keturunan.

    $ @ika orang tua dan saudara$saudaranya tidak protrusi& tetapi dari ri(ayat kasus

    didapatkan pasien mempunyai bad habit mengisap ibu jari pada masa keilnya

    maka kasus ini disebabkan oleh &aktor kebiasaan buruk / bad habit .

    '. Pe#erisaan "inis:

    Dari hasil pemeriksaan klinis ini Dari hasil pemeriksaan klinis ini kita juga dapat

    mendiagnosis keadaan pasien :

    $ Pasien dengan ukuran badan yang besar akan didiagnosis tidak normal apabila

    ukuran rahangnya keil

    $ Ukuran rahang pasien yang tidak seimbang dengan ukuran mesiodistal gigi, gigi$

    gigi akan tampak berdesakan atau renggang$renggang, didiagnose sebagai kasus

    maloklusi : gigi berjejal *crowding  atau diastemata * spacing 

    $ ipe pro&il pasien embung, lurus atau ekung, normal$tidaknya tergantung

    kelompok ras pasien dan tingkat keparahannya.

    $ Dari hasil pemeriksaan klinis dapat pula ditetapkan diagnosis mengenai :

      Pe#erisaan estra ora" :

    1. Ti*e M-a*a %erdasarkan analisis &rontal perbandingan panjang dan lebar dengan

    menggunakan perhitungan

    Indes Mor!o"ogi /asia" 0 Tinggi Mor!o"ogi aa&3 e%ar

    Bi4igo#ati 

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    5/16

    inggi mor&ologi &asial adalah tinggi nasion sampai gnation

    Cebar bi)igomatik adalah lebar antara kedua arkus )igomatikus

    "lasi&ikasi tipe muka yaitu 0

    i Eypereuryprosop : B F ?>,

    ii Auryprosop : ? F >2,

    iii 'esoprosop  Se"eta" /asia" Nor#a" :>5 F >?,

    i# Ceptoprosop : >> F 1,

    # Eyperleptoprosop : 2 F B

    *b %erdasarkan analisis &rontal arah #ertikal dan trans#ersal dengan

    garis patokan:

    i Garis #ertikal : &aial midsagital plane *nasion

    sampai subnasal

    ii Garis hori)ontal atas : bipupilary plane

    iii Garis hori)ontal ba(ah : pada stomion, sejajar bipupilary

     plane

    "lasi&ikasi tipe muka :

     

    Si#etris

    Asi#etris

    2. Pro!i" M-a

    Pro&il muka ditentukan berdasarkan titik :

    *a @aringan lunak : glabela, ujung terluar bibir atas, dan pogonion

    *6akosi, atau*b @aringan keras : nasion, subnasion, dan pogonion *Pro&it

    "lasi&ikasinya :

    *a Datar : jika garis yang dibentuk titik auan relati& 

    lurus

    *b e#%-ng/ kon#eks : jika garis yang dibentuk titik auan

    membentuk sudut lebih ke belakang *posterior di#ergen, kelas II

    hubungan rahang

    Se"eta" /asia" e%ar

    Se"eta" /asia" Se# it

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    6/16

    * e-ng/ konka& : jika garis yang dibentuk titik auan

    membentuk sudut lebih ke depan *anterior di#ergen, kelas III

    hubungan rahang

    Pemeriksaan pro&il (ajah didapatkan dari analisis gambaran radiogra&i

    lateral sepalometri melalui titik glabela, sulkus nasolabial anterior dan pogonion.

    erdapat tiga tujuan dalam analisis pro&il (ajah yang didapat melalui tahapan berikut :

    *+ Pemeriksaan dilakukan pada arah sagital. egakkan rahang, posisi badan

    dalam keadaan duduk tegak atau berdiri. Pada keadaan tersebut atat

    hubungan antara dua garis, yaitu satu garis dari titik terluar dahi lalu

     bagian terdalam hidung hingga batas bibir atas dan yang kedua

     perpanjangan dari titik tadi ke ba(ah dagu. Sudut yang terbentuk 

    mengindikasikan pro&il kon#eks *rahang atas terletak lebih depan dari

    dagu atau pro&il konka# * rahang atas terletak di belakang dagu . Pro&il

    kon#eks mengindikasikan relasi kelas II skeletal, sedangkan pro&il konka#

    mengindikasikan relasi kelas III skeletal. @ika pro&il hampir tegak, tidak 

    masalah jika terdapat keondongan lebih anterior *di#ergen anterior atau

    ke posterior *di#ergen posterior. "eembungan muka dapat dipengaruhi

    oleh latar belakang ras dan etnik pasien. 3rang Indian 4merika dan

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    7/16

    oriental   anterior di#ergen, sedangkan orang Aropa Utara   posterior 

    di#ergen, dan orang Aropa imur  pro&il muka sangat tegak.

    *1 A#aluasi postur bibir dan keenderungan gigi inisi#e. Deteksi

     peningkatan protusi& inisi#e *sering atau retrusi *jarang sangat penting

    sebab berpengaruh terhadap lengkung gigi. @ika gigi inisi#e protusi&,

    lengkung rahang akan menjadi lebih besar dan tempat yang tersedia ukup

    luas. Sedangkan pada kasus retrusi tidak ada tempat yang ukup. Pada

    kasus ekstrim, protusi inisi#e akan menyebabkan adanya ro(ding parah

    inisi#e hingga ke bibir   &ungsi berlebih   protusi dentoal#eolar 

     bimaksiler. Protusi dentoal#eolar bimaksiler adalah suatu kondisi dimana

    kedua rahang mengalami gigi protusi *di#ergen anterior. Protusi gigi akan

    meningkat jika dua kondisi bertemu +. %ibir kedepan *lip prominene dan

    gerakan bibir dari dalam ke luar, 1. %ibir terpisah saat istirahat 8 2$5 mm

    *bibir inompetent.

    A#aluasi postur bibir dan keembungan gigi inisi#e adalah dengan

    melihat bibir pasien dalam keadaan istirahat. Dilakukan dengan menarik 

    garis #ertikal mele(ati dasar mulut dan dengan menghubungkan bibir 

     ba(ah ke dagu. @ika bibir lebih depan dari garis, maka dapat dipastikan

     prominent, jika bibir dibelakang garis  retrusi. @ika bibir prominent dan

    inompetent  protrusi#e berlebihan

    *2 A#aluasi proporsi (ajah #ertikal dan sudut bidang mandibula. Proporsi

    (ajah yang benar dapat dibagi menjadi 2 bagian #ertikal. Pada

     pemeriksaan klinis, inklinasi bidang mandibula seara hori)ontal. Eal ini

     penting karena tingginya sudut bidang mandibula berhubungan dengan

     panjang dimensi #ertikal anterior (ajah dan maloklusi open bite anterior.

    erkadang sudut bidang mandibula yang datar berhubungan dengan lebar 

    (ajah yang sempit dan maloklusi deep bite.

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    8/16

    '. Bi%ir

    "on&igurasi bibir dilihat melalui beberapa kriteria yaitu : lebar, panjang, dari

    keadaan otot bibir. Dalam keadaan normal panjang bibir atas adalah +/2

    *diukur dari subnasal sampai dengan stomion, bibir ba(ah dan dagu 1/2

     panjang (ajah bagian ba(ah.

      A B

    A. Ton-s nor#a" : bibir menutup dengan mudah tidak ada kontraksi

     berlebih.B. Hi*oton-s : keadaan bibir yang pendek sehingga harus

     berkontraksi jika akan menutup bibir 

    . Hi*erton-s : keadaan bibir yang panjang dimana pada saat

    menutup tonus otot berlebih

    5. Re"asi Bi%ir

    Pada pemeriksaan bibir, pasien harus dalam keadaan rileks

    • =ompetent lips : bibir kontak saat otot dalam keadaan

    istirahat

    • Inompetent lips : bibir tidak dapat berkontak saat otot dalam

    keadaan istirahat. %ibir akan bertemu jika otot orbikularis oris dan

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    9/16

    mentalis kontraksi. Postur bibir saat biasa : seara anatomis bibir 

     pendek dengan adanya elah yang lebar antara bibir atas dan ba(ah

     pada posisi istirahat.

    • Potentially inompetent lips : keadaan bibir sebenarnya normal,

    hanya penutupan bibir terhalang oleh gigi inisi#e yang protusi&.

    Untuk menutup rongga mulut. Ujung lidah akan kontak dengan bibir 

     ba(ah. "ontak bibir akan terjadi tanpa adanya kontraksi otot

     perioral.

    • A#erted lips : bibir hipertro&i dengan jaringan yang

     berlebih tetapi kekuatan ototnya lemah . otot lemah dapat terlihat

    dengan ronsen epalometri. %iasanya terjadi pada pasien protrusi#e

     bimaksiler *6akosi, +2.

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    10/16

    6. TM7

    Pemeriksaan klinis '@ dapat dilakukan dengan auskultasi dan palpasi.

    Penemuan klinis dapat berupa :

    *a sakit saat ditekan

    *b liking pada joint :

    i inisial

    ii intermedia

    iii terminal

    i# resiprokal

    * krepitasi

    *d pergerakan kondilus yang tidak sama

    Pemeriksaan '@ :*a 4uskultasi '@

    Suara dapat didengar menggunakan stetoskop. Camanya kliking selama

    membuka dan menutup mulut harus diatat apakah inisial, intermedia,

    terminal, atau resiprokal.

    *b Palpasi

    i '@ lateral : gunakan tekanan pada prosesus kondiloid dengan jari

    telunjuk. Palpasi kedua sisi seara bersamaan. =atat jika terdapat

    rasa sakit saat '@ dipalpasi dan jika terdapat perbedaan

     pergerakan kondilus selama gerakan membuka dan menutup mulut.

    ii '@ posterior : posisikan jari kelingking di meatus auditorius

    eksternus dan palpasi permukaan posterior kondilus selama

     pergerakan membuka dan menutup mandibula. Palpasi harus

    dilakukan hati$hati karena kondilus akan memindahkan posisi jari

    kelingking saat menutup dengan oklusi penuh.

    iii 3tot pterigoid lateral : proyeksi daerah sakit pada otot pterigoid

    lateral adalah dengan palpasi daerah proksimal leher kondilus dan

    kapsul joint dibelakang tuberositas maksilaris. Pemeriksaan

    dilakukan dalam keadaan mulut terbuka dan mandibula dan

    mandibula bergerak seara lateral. Pada tahapan inisial dis&ungsi

    '@, otot akan terasa sakit saat dipalpasi hanya pada satu sisi.

    Pada tahap selanjutnya, sakit biasanya bilateral.

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    11/16

    i# 3tot temporal : otot temporal dipalpasi seara ekstraoral dan

     bilateral. 3tot anterior, media, dan posterior diperiksa seara

    terpisah. Palpasi dilakukan ketika otot kontraksi seara bersamaan.

    Perlekatan otot temporal pada prosesus koronoideus, yaitu pada

    regio postolateral pada #estibulum atas, juga dipalpasi. Posisi

    mulut saat diperiksa harus terbuka setengah.

    # 3tot masseter 0 permukaan otot masseter dipalpasi diba(ah mata,in&erior sampai arkus )igomatikus. %agian dalam dipalpasi pada

    tingkat yang sama, kira$kira lebar 1 jari di depan tragus. Selama

    otot berkontraksi seara bersamaan, luas permukaan otot masseter 

    dan arah yang menonjol di sekitar sudut gonial diperiksa.

    Perlekatan otot ini harus diperiksa untuk mengetahui adanya rasa

    sakit atau tidak saat dipalpasi. Sesekali daerah tersebut terasa sakit.

    * 'engukur jarak interinisal dalam keadaan mulut terbuka maksimum :

     pada pembukaan maksimal rahang, jarak antara inisal edge atas dan

     ba(ah gigi inisi#e sentral diukur dengan alat ukur %oley. Pada kasus

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    12/16

    o#erbite, jumlah ini ditambah dengan nilai yang diperoleh pada saat

    gigitan terbuka. %esarnya pembukaan maksimal mulut antar inisal edge

     biasanya 5$5- mm. Pada kasus dis&ungsi '@, hipermobiliti biasanya

    terjadi pada tahap inisial dan keterbatasan membuka mulut akan terjadi

     pada tahap lanjut *6akosi, +2.

     

    Pe#erisaan intra ora" :

    $ 6elasi molar dinyatakan dengan klasi&ikasi 4ngle.

    8 'alrelasi dan malposisi gigi

    1. O9er%ite

    3#er bite adalah jarak #ertikal antara ujung inisal gigi inisi#e rahang atas

    dengan ujung inisal gigi inisi#e rahang ba(ah dalam keadaan oklusi

    sentrik.(a) Nor#a"

    3#erbite normal dimana permukaan gigi akan menutupi $ H

    inisal gigi inisi#e rahang ba(ah.

    (%) Da"a#

    Deep bite adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian

    inisal inisi#us maksila terhadap inisal inisi#us mandibula dalam

    arah #ertikal melibihi H. 4da dua jenis deep bite, yaitu :

    *+ Inomplete deep bite : bila hubungan inisi#us mandibula

    tidak beroklusi dengan inisi#us maksila

    *1 =omplete deep bite : hubungan inisi#us mandibula

     berkontak dengan permukaan palatal inisi#us maksila atau

     jaringan palatal ketika gigi dalam oklusi sentrik.

    () O*en%ite

    3pen bite adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau inisal dari

    gigi saat rahang atas dan rahang ba(ah dalam keadaan oklusi

    sentrik. 3pen bite terbagi dua jenis, yaitu :

    *+ 3penbite dental

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    13/16

    • erjadi akibat in&raposisi anterior atau supra posisi

    gigi molar 

    • Pada masa transisi gigi sulung ke gigi tetap akan

    mengalami perbaikan spontan tanpa pera(atan*1 3penbite skeletal

    • erdapat kelainan pertumbuhan dalam arah #ertikal

    • 4ntero inklinasi basis maksila

    • Pera(atan sulit dilakukan dengan alat lepasan

    • Pada kasus yang parah diperlukan tindakan

     pembedahan

    @enis lain dari openbite adalah openbite anterior dan lateral.

    (d) Edge to edge

    Permukaan inisal inisi#e rahang atas berkontak dengan inisi#e

    rahang ba(ah.

    2. O9eret

    3#erjet adalah jarak hori)ontal antara inisal edge gigi inisi#e sentral

    rahang atas dengan permukaan labial gigi inisi#e sentral rahang ba(ah.

     7ilai rata$rata o#erjet pada oklusi normal kurang lebih sebesar 1 mm atau +$

    2 mm.

    *a 7ormal

    *b %esar 

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    14/16

    3#erjet lebih dari 2 mm.

    * Adge to edge

    3#erjet nol atau permukaan inisal gigi inisi#e rahang atas

     berkontak dengan permukaan inisi#e rahang ba(ah.

    %esarnya o#erjet ditentukan oleh posisi gigi anterior maksila dan

    mandibula. Iregularitas pada o#erjet dikaitkan dengan &ungsi lidah dan bibir 

    yang abnormal atau ada ketidaksesuaian ukuran gigi antara lengkung

    anterior maksila dan mandibula.

    '. ross%ite

    =rossbite adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi sentrik 

    terdapat kelainan$kelainan dalam arah trans#ersal dari gigi geligi maksilaterhadap gigi geligi mandibula yang dapat mengenai seluruh atau setengah

    rahang, sekelompok gigi, atau satu gigi saja.

    %erdasarkan lokasinya rossbite dibagi menjadi dua, yaitu :

    *a =rosbite anterior 

    Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik namun terdapat satu atau

     beberapa gigi anterior maksila yang posisinya terletak di sebelah

    lingual dari gigi anterior mandibula.

    *b =rosbite posterior 

    Eubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau beberapa gigi

     posterior mandibula. bonjol bukal P/' rahang atas terletak lebih ke

     palatal dari bonjol bukal P/' rahang ba(ah.

    5. Diaste#a

    Diastema adalah suatu keadaan adanya ruang di antara gigi geligi yang

    seharusnya berkontak. Diastema ada dua maam :

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    15/16

    *a Cokal, jika terdapat diantara 1 atau 2 gigi , dapat disebabkan karena

    gigi supernumerer, &renelum labii yang abnormal, gigi yang tidak 

    ada, kebiasaan jelek, dan persistensi.

    *b Umum, jika terdapat pada sebagian besar gigi, dapat disebabkan oleh

    &aktor keturunan, lidah yang besar, dan oklusi yang traumatis.

    'esio#ersi : Cebih ke mesial dari posisi normal

    Disto#ersi : Cebih ke distal dari posisi normal

    Cingou#ersi : Cebih ke lingual dari posisi normal

    Cabio#ersi : Cebih ke labial dari posisi normal

    In&ra#ersi : Cebih rendah atau jauh dari garis oklusiSupra#ersi : Cebih tinggi atau panjang mele(ati garis oklusi

    4Bi#ersi : Inklinasi aksial yang salah, tipped

     orsi#ersi : 6otasi pada sumbunya yang panjang

    rans#ersi : Perubahan pada urutan posis

    5. Ana"isis st-di #ode" :

    Dari hasil pemeriksaan, pengukuran dan perhitungan pada studi model dapat

    ditetapkan diagnosis mengenai :

    $ %entuk dan ukuran rahang

    $ Ukuran mesiodistal gigi

    $ %entuk dan ukuran lengkung gigi

    $ Penentuan relasi molar, malrelasi gigi lainnya, malposisi gigi

    $ 4danya kelaiann bentuk gigi *mal&ormasi, dll.

    6. Ana"isis /oto #-a (Ana"isis !otogra!i) :

    4nalisis terhadap muka dan pro&il pasien dapat dilakukan langsung pada pasien

    dalam pemeriksaan klinis. etapi untuk tujuan dokumentasi mengenai keadaan(ajah pasien diperlukan juga &oto (ajah perlu disertakan pada laporan status

     pasien. 4nalisis &oto muka pasien dilakukan untuk mendiagnosis adanya

    abnormalitas mengenai bentuk pro&il dan tipe muka pasien:

    $ ipe pro&il: embung, lurus, ekung.

    $ %entuk muka: %rahi&asial, 'eso&asial, 3ligo&asial.

    $ %entuk kepala: %rahise&ali, 'esose&ali, 3ligose&ali

    ;. Ana"isis /oto Rontgen :

    4nalisis oto 6ontgen diperlukan apabila dibutuhkan diagnosis tentang keadaan

     jaringan dentoskeletal pasien yang tidak dapat diamati langsung seara klinis,

    seperti:

  • 8/18/2019 Makalah Orto Bab 2

    16/16

    $ oto periapikal : Untuk menentukan gigi yang tidak ada, apakah karena telah

    diabut, impaksi atau agenese. Untuk menentukan posisi gigi yang belum erupsi

    terhadap permukaan rongga mulut berguna untuk menetapkan (aktu erupsi,

    Untuk membandingkan ruang yang ada dengan lebar mesiodistal gigi permanen

    yang belum erupsi.$ Panoramik : Untuk menentukan keadaan gigi dan jaringan pendukungnya seara

    keseluruhan dalam satu 6o &oto, Untuk menentukan urutan erupsi gigi, dll.

    $ %ite (ing : Untuk menentukan posisi gigi dari proyeksi oklusal.