22

Click here to load reader

MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan bangsa multietnik dan multikultur. Sampai

saat ini tercatat ada lebih dari 500 etnik yang menggunakan lebih dari 250

bahasa (Suryadinata, 1999). Masing-masing etnik itu tidak berdiri sebagai

entitas yang tertutup dan independen tetapi saling berinteraksi satu sama

lain dan saling bergantung (Abdillah, 2001), serta saling mempengaruhi

satu sama lain (Siahaan, 2003). Interaksi sosial yang terbentuk dengan

keberagaman ini memerlukan suatu pemahaman lintas budaya

(Matsumoto, 1996), dan rasa percaya pada setiap pihak yang terlibat dalam

interaksi itu, yang merupakan modal sosial (Ancok, 2003) bagi

terbentuknya suatu hubungan antar etnik-antar budaya yang sehat,

sejahtera dan maju. Bilamana tidak, maka mustahil suatu Indonesia yang

damai dan sejahtera bisa diwujudkan

Suatu negara di dalamnya pasti terdapat beraneka ras, suku dan

keberagaman lainnya yang pada akhirnya melahirkan keberanekaan pula

dalam berbagi aspek kehidupannya yang lazim disebut multicultural atau

keberagaman kebudayaan. Keberagaman tersebut dapat berupa

beragamnya pandangan kehidupan, adat kebiasaan, bahasa, bahkan dalam

pendidikan.

Suatu wacana yang perlu kita respon secara positif adalah

pendidikan multikulturalisme. Sebuah gagasan positif bila pendidikan

multikukturalisme dilaksanakan berangkat dari tujuan umum pendidikan

yang notabene bukan hanya sebuah transformasi ilmu pengetahuan,

melainkan juga proses internalisasi nilai. Selain itu, pada prinsipnya setiap

orang memiliki kebebasan dalam hal pemperolehan ilmu pengetahuan

tanpa adanya suatu diskriminasi dan subordinasi suatu golongan tertentu

yang mana hal tersebut dapat tercapai dengan pendidikan

multikulturalisme.

1

Page 2: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Multikultural ?

2. Bagaimana sejarah Pendidikan Multikultural di Indonesia?

3. Apa tujuan Pendidikan Multikultural ?

4. Bagaimana pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia?

5. Apa hambatan-hambatan dalam implementasi Pendidikan

Multikultural di Indonesial?

C. Tujuan

Penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui atau

memahami :

1. Pengertian pendidikan multicultural

2. Sejarah pendidikan multicultural di Indonesia

3. Tujuan pendidikan multikultural

4. Pengembangan pendidikan multicultural di Indonesia

5. Hambatan-hambatan dalam implementasi pendidikan multicultural

di Indonesia

2

Page 3: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian

Pendidikan multikultural dapat didefinisikan sebagai pendidikan

untuk atau tentang keragaman kebudayaan dalam merespon perubahan

demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu bahkan dunia

secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan pendapat Paulo Freire.

pendidikan bukan merupakan menara gading yang berusaha menjauhi

realitas sosial dan budaya. Pendidikan menurutnya, harus mampu

menciptakan tatanan masyarakat yang hanya mengagungkan prestise sosial

sebagai akibat kekayaan dan kemakmuran yang dialaminya.

Istilah pendidikan multikultural dapat digunakan, baik pada tingkat

deskriptif dan normatif yangmenggambarkan isu-isu dan masalah-masalah

pendidikan yang berkaitan dengan masyarakat multikultural. Lebih jauh

juga mencakup pengertian tentang pertimbangan terhadap

kebijakankebijakan dan strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat

multikultural. Dalam konteks deskriptif, maka pendidikan multikultural

seyogyanya berisikan tentang tema-tema mengenai toleransi, perbedaan

ethno-cultural dan agama, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik dan

mediasi, hak asasi manusia, demokratisasi, pluralitas, kemanusiaan

universal, dan subjek-subjek lain yang relevan.

Pendidikan multikultural adalah suatu pendekatan progresif untuk

melakukan transformasi pendidikan yang secara menyeluruh membongkar

kekurangan, kegagalan, dan praktik-praktik diskriminasi dalam proses

pendidikan.5 Sejalan dengan itu, Musa Asy’arie mengemukakan bahwa

pendidikan multikultural merupakan proses penanaman cara hidup

menghormati, tulus, dan toleran terhadap keragaman budaya yang hidup di

tengah-tengah masyarakat plural. Dengan pendidikan multikultural,

menurut Musa Asy’arie diharapkan adanya kekenyalan dan kelenturan

mental bangsa menghadapi benturan konflik sosial.

3

Page 4: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

Berkaitan dengan kurikulum, dapat diartikan sebagai suatu prinsip

yang menggunakan keragaman kebudayaan peserta didik dalam

mengembangkan filosofi, misi, tujuan, dan komponen kurikulum serta

lingkungan belajar siswa sehingga siswa dapat menggunakan kebudayaan

pribadinya untuk memahami dan mengembangkan berbagai wawasan,

konsep, ketrampilan, nilai, sikap, dan moral yang diharapkan.

Pendidikan multikultural merupakan respon terhadap

perkembangan keragaman populasi sekolah sebagaimana tuntutan

persamaan hak bagi setiap kelompok. Dalam dimensi lain, pendidikan

multikultural merupakan pengembangan kurikulum dalam aktivitas

pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi, dan

perhatian terhadap orang-orang dari etnis lain. Hal ini berarti pendidikan

multikultural secara luas mencakup seluruh siswa tanpa membedakan

kelompok-kelompok, baik itu etnis, ras, budaya, strata sosial, agama, dan

gender sehingga mampu mengantarkan siswa menjadi manusia yang

toleran dan menghargai perbedaan.

B. Sejarah

Pendidikan multikultural lahir sejak 30 silam, yaitu sesudah Perang

Dunia II dengan lahirnya banyak negara dan perkembangannya prinsip-

psinsip demokrasi.

Pandangan multikulturalisme dalam masyarakat Indonesia dalam

praktik kenegaraan belum dijalani sebagaimana mestinya. Lambang

Bhinheka Tunggal Ika, yang memiliki makna keragamaan dalam kesatua

ternyata yang ditekankan hanyalah kesatuannya dan mengabaikan

keragaman budaya dan masyarakat Indonesia. Pada masa Orde Baru

menunjukan relasi masyarakat terhadap praktek hidup kenegaraan

tersebut. Ternyata masyarakat kita ingin menunjukkan identitasnya

sebagai masyarakat bhinheka yang selama Orde Baru telah ditindas

dengan berbagai cara demi untuk mencapai kesatuan bangsa. Demikian

pula praksis pendidikan sejak kemerdekaan sampai era Orde Baru telah

4

Page 5: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

mengabaikan kekayaan kebhinhekaan kebudayaan Indonesia yang

sebenarnya merupakan kekuatan dalam suatu kehidupan demokrasi.

Sejak jatuhya presiden Suharto dari kekuasaannya, yang kemudian

diikuti dengan masa yang disebut era Reformasi, Indonesia mengalami

disintregasi, krisis moneter, ekonomi, politik dan agama yang

mengakibatkan terjadinya krisis kultural di dalam kehidupan bangsa dan

negara. Pada era Reformasi pendidikan dijadikan sebagai alat politik untuk

melanggengkan kekuasaan yang memonopoli sistem pendidikan untuk

kelompok tertentu. Dengan kata lain pendidikan multikultural belum

dianggap penting walaupun realitas kultur dan agama sangat

beranekaragam.

Era reformasi, membawa angin demokrasi sehingga menghidupkan

kembali wacana pendidikan multikultural sebagai kekuatan dari bangsa

Indonesia. Dalam era Reformasi ini, tentunya banyak hal yang perlu

ditinjau kembali. Salah satunya mengenai kurikulum di sekolah kita dari

semua tingkat dan jenis, apakah telah merupakan sarana untuk

mengembangkan multikultural. Selain masalah kurikulum juga mengenai

otonomisasi pendidikan yang diberikan kepada daerah agar pendidikan

merupakan tempat bagi perkembagan kebhinhekaan kebudayaan

Indonesia.

Pendidikan multikultural untuk Indonesia memang sesuatu hal

yang baru dimulai, Indonesia belum mempunyai pengalaman mengenai

hal ini. Apalagi otonomi daerah juga baru disampikan. Oleh sebab itu,

diperlukan waktu dan persiapan yang cukup lama untuk memperoleh suatu

bentuk yang pas dan pendekatan yang cocok untuk pendidikan

multikultural di Indonesia. Bentuk dan sistem yang cocok bagi Indonesia

bukan hanya memerlukan pemikiran akademik dan analisis budaya atas

masyarakat Indonesia yang pluralis, tetapi juga meminta kerja keras untuk

melaksanakannya.

Gagasan multikultural bukanlah suatu konsep yang abstrak tetapi

pengembangan suatu pola tingkah laku yang hanya dapat diwujudkan

5

Page 6: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

melalui pendidikan. Selain itu, multikultural tidak berhenti pada

pengakuan akan identitas yang suatu kelompok masyarakat atau suatu

suku tetapi juga ditunjukan kepada terwujudnya integrasi nasional melalui

budaya yang beragam.

Pendidikan multikultural mengakui adanya keragaman agama,

etnik, dan budaya masyarakat suatu bangsa, sebagaimana dikatakan R.

Stavenhagen:

(Religious, linguistic, and national minoritas, as well as indigenous and

tribal peoples were often subordinated, sometimes forcefully and against their

will, to the interest of the state and the dominant society. While many people…

had to discard their own cultures, languages, religions and traditions, and adapt

to the alien norms and customs that were consolidated and reproduced through

national institutions, including the educational and legal system).

(Kelompok minoritas, baik secara agama, bahasa maupun etnis,

sebagaimana juga penduduk pribumi dan belum beradab, sering tersubordinasi,

yang kadang-kadang secara kuat dan buas melawan kehendak mereka, terhadap

kehendak negara dan masyarakat dominan. Sementara banyak orang….harus

mengesampingkan budaya mereka, bahasa mereka, agama dan tradisi mereka,

dan harus menyesuaikan diri dengan aturan yang asing dan kebiasaan sistem

sebagai hasil konsiliasi dan reproduksi instituasi nasional, termasuk didalamnya

adalah pendidikan dan sistem hukum)

Konsep pendidikan multikultural di negara-negara yang menganut

konsep demokratis seperti Amerika Serikat dan Kanada, bukanlah suatu

hal baru lagi. Mereka telah melaksanakannya terkhusus dalam upaya

melenyapkan diskriminasi rasial antara orang kulit kulit dan kulit hitam

dan bertujuan memajukan serta memelihara integritas nasional.

C. Tujuan

Pendidikan multikultural sudah merupakan suatu kebutuhan

masyarakat modern karena ia dapat merupakan alat untuk membina dunia

yang aman dan sejahtera, dimana suku bangsa dalam suatu negara atau

6

Page 7: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

bangsa-bangsa di dunia dapat duduk bersama, saling menghargai, dan

saling membantu.

Pendidikan multikultural diperlukan untuk meluaskan pandangan

seseorang bahwa kebenaran tidak dimonopoli oleh dirinya sendiri atau

kelompoknya sendiri tetapi kebenaran dapat pula dimiliki oleh kelompok

yang lain.

Pendidikan multikultural berusaha menolong siswa

mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya,

memberi kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang atau kelompok

orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung, menolong siswa

untuk mengakui ketepatan dari pandangan-pandangan budaya yang

beragam, menolong siswa mengembangkan kebanggaan terhadap warisan

budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik nilai sering menjadi

penyebab konflik antar kelompok masyarakat (Savage & Armstrong,

1996). Farris & Cooper (1994) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan

multikultural adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk

memandang kehidupan dari berbagai perspektif budaya yang berbeda

dengan budaya yang mereka miliki, dan bersikap positif terhadap

perbedaan budaya, ras, dan etnis.

D. Pengembangan

Bentuk pengembangan Pendidikan Multikultural di setiap negara dapat

berbeda-beda sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masing-

masing negara. Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia

dapat berbentuk :

1. Penambahan materi multikultural

yang dalam aktualisasinya berupa pemberian materi tentang

berbagai budaya yang ada di tanah air dan budaya berbagai belahan

dunia. Pesan multikultural bisa dititipkan pada semua bidang studi atau

mata pelajaran yang memungkinkan untuk itu. Semua bidang studi

bisa bermuatan multikultural. Namun disadari bahwa ada mata

pelajaran yang lebih mungkin dibandingkan yang lain untuk

7

Page 8: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

mengajarkan Pendidikan Multikultural. Pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial lebih mungkin mengajarkan multikultural dibandingkan dengan

matematika.

2. Berbentuk bidang studi atau mata pelajaran yang berdiri sendiri.

Sekarang sudah ada perintisan yang dilakukan dalam bentuk satu

mata pelajaran atau bidang studi yang berdiri sendiri. Hal ini

dimaksudkan agar Pendidikan Multikultural sebagai ide, gerakan

reformasi dan proses tidak dilakukan sambil lalu dan seingatnya

namun benar-benar direncanakan secara sistematis. Tiga hal di atas

tidak akan dapat dicapai bila hanya dicantumkan sebagai satu pokok

bahasan atau sub pokok bahasan dalam satu bidang studi.

3. Berbentuk program dan praktek terencana dari lembaga

pendidikan.

Pendidikan Multikultural berkaitan dengan tuntutan, kebutuhan,

dan aspirasi dari kelompok yang berbeda. Konsekuensinya, Pendidikan

Multikultural tidak dapat diidentifikasi sebagai praktek aktual satu

bidang studi atau program pendidikan saja. Lebih dari itu, pendidik

yang mempraktekkan makna Pendidikan Multikultural akan

menggambarkan berbagai program dan praktek yang berkaitan dengan

persamaan pendidikan, perempuan, kelompok etnis, minoritas bahasa,

kelompok berpenghasilan rendah, dan orang-orang yang tidak

mampu.

4. Pada wilayah kerja sekolah

Pendidikan Multikultural mungkin berarti (1) suatu kurikulum yang

berhubungan dengan pengalaman kelompok etnis; (2) suatu program

yang mencakup pengalaman multikultural, dan (3) suatu total school

reform, upaya yang didesain untuk meningkatkan keadilan pendidikan

bagi

8

Page 9: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

E. Hambatan-Hambatan

Mengimplementasikan pendidikan multikultural di sekolah mungkin

saja akan mengalami hambatan atau kendala dalam pelaksanaannya. Ada

beberapa hal yang harus mendapat perhatian dan sejak awal perlu

diantisipasi antara lain sebagai berikut.

1. Perbedaan Pemaknaan terhadap Pendidikan Multikultural

Perbedaan pemaknaan akan menyebabkan perbedaan dalam

mengimpletasikannya.Multikultural sering dimaknai orang hanya

sebagai multi etnis sehingga bila di sekolah mereka ternyata siswanya

homogen etnisnya, maka dirasa tidak perlu memberikan pendidikan

multicultural pada mereka.

Padahal pengertian pendidikan multikultural lebih luas dari itu.

H.A.R. Tilaar mengatakan bahwa pendidikan multikultural tidak lagi

semata-mata terfokus pada perbedaan etnis yang berkaitan dengan

masalah budaya dan agama, tetapi lebih luas dari itu. Pendidikan

multikultural mencakup arti dan tujuan untuk mencapai sikap toleransi,

menghargai keragaman, dan perbedaan, menghargai HAM,

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menyukai hidup damai,

dan demokratis. Jadi, tidak sekadar mengetahui tata cara hidup suatu

etnis atau suku bangsa tertentu

2. Munculnya Gejala Diskontinuitas

Dalam pendidikan multikultural yang sarat dengan nilai-nilai

kemanusiaan dan kebersamaan sering terjadi diskontinuitas nilai

budaya. Peserta didik memiliki latar belakang sosiokultural di

masyarakatnya sangat berbeda dengan yang terdapat di sekolah

sehingga mereka mendapat kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan

sekolah.

Tugas pendidikan, khususnya sekolah cukup berat. Di antaranya

adalah mengembangkan kemungkinan terjadinya kontinuitas dan

memeliharanya, serta berusaha menyingkirkan diskontinuitas yang

terjadi. Untuk itu, berbagai unsure pelaku pendidikan di sekolah, baik

9

Page 10: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

itu guru, kepala sekolah, staf, bahkan orangtua dan tokoh masyarakat

perlu memahami secara seksama tentang latar belakang sosiokultural

peserta didik sampai pada tipe kemampuan berpikir dan kemampuan

menghayati sesuatu dari lingkungan yang ada pada peserta didik.

Sekolah memiliki kewajiban untuk meratakan jalan untuk masuk ke

jalur kontinuitas.

Di samping itu, upaya tersebut perlu dilakukan pula terkait dengan

penciptaan konsistensi dalam menyediakan kondisi dan situasi bagi

peserta didik yang kondusif dan suportif demi terpeliharanya

kontinuitas budaya antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.

3. Rendahnya Komitmen Berbagai Pihak

Pendidikan multikultural merupakan proses yang komprehensif

sehingga menuntut komitmen yang kuat dari berbagai komponen

pendidikan di sekolah. Hal ini kadang sulit untuk dipenuhi karena

ketidaksamaan komitmen dan pemahaman tentang hal tersebut.

Berhasilnya implementasi pendidikan multikultural sangat bergantung

pada seberapa besar keinginan dan kepedulian masyarakat sekolah

untuk melaksanakannya, khususnya adalah guru-guru.

Arah kebijakan pendidikan di Indonesia di masa mendatang

menghendaki terwujudnya masyarakat madani, yaitu masyarakat yang

lebih demokratis, egaliter, menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan

persamaan, serta menghormati perbedaan. Bila berbagai elemen yang

terlibat dalam pendidikan menyadari akan hal ini, maka sebenarnya

komitmen tinggi untuk pelaksanaan pendidikan multikultural akan

mudah dicapai sebab dalam pendidikan multikultural nilai-nilai

masyarakat madani itu yang ingin ditanamkan pada siswa sejak dini

4. Kebijakan-kebijakan yang Suka Akan Keseragaman

Sudah sejak lama kebijakan pendidikan atau yang terkait dengan

kepentingan pendidikan selalu diseragamkan, baik yang berwujud

benda maupun konsep-konsep. Dengan adanya kondisi ini, maka para

10

Page 11: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

pelaku di sekolah cenderung suka pada keseragaman dan sulit

menghargai perbedaan

Sistem pendidikan yang sudah sejak lama bersifat sentralistis,

berpengaruh pula pada sistem perilaku dan tindakan orang-orang yang

ada di dunia pendidikan tersebut sehingga sulit menghargai dan

mengakui keragaman dan perbedaan.

Oleh karena itu, untuk pelaksanaan pendidikan multikultural yang

sarat dengan nilai-nilai penghargaan terhadap rasa kemanusiaan,

perbedaan, dan keragaman akan menjadi kurang disukai dan kurang

dianggap penting kelompok budaya, etnis, dan ekonomis. Ini lebih luas

dan lebih komprehensif dan biasa disebut reformasi kurikulum.

5. Gerakan persamaan.

Gerakan persamaan ini lebih dilhat sebagai kegiatan nyata daripada

sekedar dibicarakan dalam forum-forum ilmiah. Di Kabupaten Nabire,

Papua ada sebuah kampung yang mencerminkan gerakan kebhinekaan

yang bernama Kampung Bhineka Tunggal Ika.

Penduduk Kampung Bhineka Tunggal Ika ini terdiri dari orang

Papua, Timor, Jawa dan Bugis. Mereka yang tinggal di sana mendapat

tanah seluas 2 hektar tiap kepala keluarga untuk ditanami dengan

tanaman coklat dan tanaman produktif lainnya. Mereka hanya boleh

menggarap tanah itu dan tidak boleh menjualnya. Mereka harus

menunjukkan kemampuan bertani yang baik lebih dahulu sebelum

diterima menjadi warga Kampung Bhineka Tunggal Ika.

Kini kampung itu telah menjadi besar dan di Kabupaten Nabire,

Papua ini direncanakan akan membentuk Kampung Nusantara yang

terdiri dari generasi muda berusia 27 tahun hingga 35 tahun. Ada

kesadaran akan keberagaman budaya yang menghilangkan sekat-sekat

agama dan adat. Mereka saling mengunjungi saat orang dari agama

lain merayakan hari besarnya. Mereka harus menghormati hukum

nasional dan hukum adat setempat. Misalnya, buah pohon tetangga

yang masuk ke pekarangan tetangga menjadi milik tetangga itu. Orang

11

Page 12: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

yang melanggar akan ditindak tegas. Bahkan menurut adat di sana,

orang yang mengambil milik tetangganya boleh dibunuh.

Di Manado, Sulawesi Utara, ada juga gerakan semacam ini.

Mereka akan dengan suka rela membantu tetangga dan masyarakat

yang berlainan agama bila tetangganya itu membutuhkan. Misalnya

membangun masjid atau gereja. Sebagai sebuah gerakan, maka

Pendidikan Multikultural perlu dimasyarakatkan dalam karya nyata di

samping lokakarya. Dan tidak kalah pentingnya adalah adanya

program pendidikan yang ditayangkan berbagai siaran televisi, radio

atau pun internet. Perlu dihimbau, kalau tidak mungkin diharuskan,

untuk menayangkan program yang bernuansa budaya dalam siaran

mereka.

Sekarang ini sudah ada beberapa stasiun yang mencoba

menayangkan program semacam itu dan hasilnya bagus. Diharapkan

hal ini bisa lebih ditingkatkan lagi untuk mengurangi acara-acara yang

justru menimbulkan hasutan dan pertikaian.

6. Proses

Sebagai proses, maka tujuan Pendidikan Multikultural yang berasal

keadilan sosial, persamaan, demokrasi, toleransi dan penghormatan

hak asasi manusia tidak mudah tercapai. Perlu proses panjang dan

berkelanjutan. Perlu ada pembudayaan di segenap sektor kehidupan.

12

Page 13: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Pendidikan multikultural merupakan gejala baru di dalam

pergaulan umat manusia yang mendambakan persamaan hak, termasuk

hak untuk mendapatkan pendidikan yang sama untuk semua orang

(“education for all”). Pendidikan multikultural berjalan bergandengan

tangan dengan proses demokratisasi di dalam kehidupan masyarakat.

Proses demokratisasi itu dipicu oleh pengakuan terhadap hak asasi

manusia yang tidak membedakan perbedaan-perbedaan manusia atas

warna kulit, agama dan gender.

Istilah multikulturalisme bukan sekadar pengakuan akan adanya

kultur atau budaya yang berjenis-jenis, tetapi pengakuan itu juga

mempunyai implikasi-implikasi politis, sosial dan ekonomi, terutama yang

berkaitan dengan “the right to culture”

B. Saran

1. Belajar saling menghormati dan menghargai orang atau kelompok

lain agar keanekaragaman bukan menjadi alasan perpecahan

persatuan dan kesatuan republik Indonesia.

2. Menghormati prinsip keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Menumbuhkan kesadaran keragaman (plurality),

kesetaraan(equality), kemanusiaan(humanity), keadilan(justice) dan

nilai-nilai demokrasi(democration values) yang diperlukan dalam

beragam aktivitas sosial.

13

Page 14: MAKALAH PEDIDIKAN MULTIKULTURAL

Daftar Pustaka

Larassati , Minten Ayu.”Sejarah Pendidikan Multikultural di

Indonesia”.http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/20/sejarah-pendidikan

multikultural-di-indonesia/.(diakses tanggal 23-2-2012).

Arifudin, Iis.2007. Urgensi Implementasi Pendidikan Multikultural di

Sekolah.INSANIA. Vol. 12 No. 2.220-233

Mendatu,Achmanto.”PendidikanMultikultural”.http://

smartpsikologi.blogspot.com/2007/08/ pendidikan-multikultural.html.(diakses

tanggal 25-2-2012)

Maulanusantara.”Pendidikan Multikultural dalam Tinjauan Pedagogik”.

http://maulanusantara.wordpress.com/2008/04/30/pendidikan-multikultural-

dalam-tinjauan-pedagogik/. (diakses tanggal 25-2-2012)

Pendidikan Multikultural.http://memorykuliah.blogspot.com/2011/03/pendidikan-

multi kultural.html. (diakses tanggal 27-2-2012)Rochmadi, N.W.2008.

Ilmu Pengetahuan Sosial.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

14