Makalah Pembelajaran Dm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dm

Citation preview

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    1/15

    STIKES KARYA HUSADA SEMARANGMAKALAH PEMBELAJARAN

    ASKEP DIABETES MELITUS

    MATA AJAR:

    PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN

    Koordinator Mata Ajar:

    Ns. Kanti Suratih, S. Kep

    Oleh:

    Lanita Anggelia Febrika Sari

    0903042

    PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

    SEMARANG

    2012

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    2/15

    A. Pengertian1. Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

    kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth,

    2002).

    2. Diabetes mellius adalah keadaan dimana hiperglikemi kronik yang disertai berbagaikelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai

    komplikasi kronik pada mata, ginjal, sraf dan pembuluh darah.(M.Clevo, 2011).

    3. Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yangdisebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

    kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

    B. KlasifikasiKlasifikasi diabetes mellitus dari National Diabetus Data Group : Classification and

    Diagnosis of Diabetes Mellitus and Other Categories of Glucosa Intolernce :

    1. Klasifikasi Klinisa. Diabetes Mellitus

    1) Tipe tergantung insulin (DMTI), tipe I2) Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), tipe II

    a) DMTTI yang tidak mengalami obesitasb) DMTTI dengan obesitas

    b. Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)c. Diabetes kehamilan (GDM)

    2. Klasifikasi risiko statistika. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa

    b. Berpotensi menderita kelainan toleransi glukosaPada diabetes mellitus tipe I sel-sel pancreas yang secara normal menghasilkan

    hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai akibatnya penyuntikan

    insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes mellitus tipe I

    ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun.

    Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin

    (retensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin.

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    3/15

    C. Etiologi1. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)

    a. Faktor geneticPenderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi

    suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I.

    Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe

    antigen HLA(Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan

    gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.

    b. Faktor imunologiPada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan

    respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan

    cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-olah sebagai

    jaringan asing.

    c. Faktor lingkunganFaktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel pancreas, sebagai contoh

    hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu

    proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel pancreas.

    2. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, faktor genetik

    diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya insulin. Diabetes mellitus

    tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat.

    DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin.

    Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin.

    Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel

    tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa

    menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam

    pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya

    jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi

    penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan sistem transport

    glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama

    dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulinyang beredar

    tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia. Diabetes mellitus tipe II

    disebut juga Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin

    Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    4/15

    bentuk-bentuk diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa,

    tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.

    Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,

    diantaranya adalah :

    a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun)b. Obesitasc. Riwayat keluargad. Kelompok etnik

    D. Manifestasi klinisSeseorang dapat dikatakan memderita diabetes mellitus apabila menderita dua dari

    tiga gejala yaitu :

    1. Keluhan TRIAS : banyak minum, banyak kencing dan penurunan berat badan.2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120mg/dl3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200mg/dl

    Keluhan yang sering terjadi pada penderita diabetes mellitus adalah : poliuria,

    polifagia, berat badan menurun, lemah, kesemutan, gatal, visus menurun, bisul/luka,

    keputihan.

    E. PatofisiologiPada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami

    metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20% sampai

    40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu

    karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan

    metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap

    berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.

    Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin.

    Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga

    kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan

    hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga

    apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi

    sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka

    semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan

    glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    5/15

    mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga

    pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang

    disebut polidipsi.

    Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa

    ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan

    protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh,

    maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut

    poliphagia. Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat

    dalam darah yang menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan

    meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine

    dan pernapasan, akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-

    buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut

    koma diabetik.

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    6/15

    F. PathwayDM Tipe I DM Tipe II

    Reaksi Autoimun Idiopatik, usia, genetik

    Sel pancreas hancur Jumlah sel pancreas menurun

    Defisiensi insulin

    Hiperglikemia Katabolisme protein meningkat Lipofisis meningkat

    Penurunan

    BB, polipagi

    Glukosuria Glukoneogenesismenin katGliserol asam lemak bebas

    meningkat

    Dieresis Kehilangan elektrolit Ketogenosis

    Kehilangan cairan hipotonik

    Polidipsi Hiperosmolaritas Ketoasidosis Ketonuria

    Coma

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    7/15

    G. KomplikasiBeberapa komplikasi dari diabetes mellitus adalah :

    1. Akuta. Hipoglikemia dan hiperglikemia

    b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantungkoroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).

    c. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.d. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstremitas), saraf otonom

    berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler.

    2. Komplikasi menahun diabetes mellitusa. Neuropati diabetik

    b. Retinopati diabetikc. Nefropati diabetikd. Proteinuriae. Kelainan koronerf. Ulkus/gangren

    Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain :

    1) Grade 0 : tidak ada luka2) Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit3) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang4) Grade III : terjadi abses5) Grade IV : gangren pada kaki bagian distal6) Grade V : gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal

    H. Pemeriksaan DiagnostikKriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :

    1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi

    75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

    4. Aseton plasma (aseton) : positif secara mencolok5. Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt6. Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis metabolik)

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    8/15

    7. Trombosit darah : mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi,menunjukkan respon terhadap stress/infeksi.

    8. Ureum/kreatinin : mungkin meningkat/normal lochidrasi/penurunan fungsi ginjal.9. Amilase darah : mungkin meningkat > pankacatitis akut.10. Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe I), normal sampai

    meningkat pada tipe II yang mengindikasikan insufisiensi insulin.

    11. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkanglukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

    12. Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin meningkat.13. Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi

    pada luka.

    I. PenatalaksanaanTujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas

    insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi

    vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai

    kadar glukosa darah normal (euglikemia)tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series

    pada pola aktivitas pasien.

    Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes mellitus, yaitu :

    1. DietSyarat diet hendaknya dapat :

    a. Memperbaiki kesehatan umun penderitab. Mengarahkan pada berat badan normalc. Menormalkan pertumbuhan diabetes mellitus anak dan diabetes mellitus mudad. Mempertahankan kadar KGD normale. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetikf. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderitag. Menari dan mudah diberikanPrinsip diet diabetes mellitus adalah :

    a. Jumah sesuai kebutuhanb. Jadwal diet ketatc. Jenis : boleh dimakan/tidak

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    9/15

    2. LatihanBeberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:

    a. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1 jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita

    dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan

    sensitivitas insulin dengan reseptornya.

    b. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sorec. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigend. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoproteine. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang

    pembentukan glikogen baru

    f. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaranasam lemak menjadi lebih baik.

    3. PenyuluhanPenyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah satu

    bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara

    atau media misalnya : leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan

    sebagainya.

    4. PemantauanDengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri (SMBG: self

    monitoring of blood glukose). Penderita kini dapat mengatur terapinya untuk

    mengendalikan kadar glukosa darahsecara optimal. Cara ini memungkinkan deteksi

    dan pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemia, dan berperan dalam menentukan

    kadar glukosa darah normal yang kemungkinan akan mengurangi komlikasi diabetes

    jangka panjang.

    5. Terapi (jika diperlukan)a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)

    b. Insulin

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    10/15

    ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

    A. Pengkajian1. Riwayat Kesehatan Sekarang

    Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit yang

    disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata kabur,

    kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poli urea, polidipsi, anorexia,

    mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri perut, kramotot,

    gangguan tidur/istirahat, haus-haus, pusing-pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme

    pada wanita dan masalah impoten pada pria.

    2. Riwayat Kesehatan Dahulua. Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan diabetes gestasional

    b. Riwayat ISK berulangc. Penggunaan obat-obat seperti steroid, dimetik (tiazid), dilantin dan

    penoborbital.

    d. Riwayat mengkonsumsi glukosa/karbohidrat berlebihan3. Riwayat Kesehatan Keluarga

    Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien

    4. Pemeriksaan Fisika. Neurosensori

    Disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan memori, kekacauan mental,

    reflek tendon menurun, aktifitas kejang.

    b. KardiovaskulerTakikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural, hipertensi

    dysritmia, krekel, DVJ (GJK)

    c. PernafasanTakipnoe pada keadaan istirahat/dengan aktifitas, sesak nafas, batuk dengan

    tanpa sputum purulent dan tergantung ada/tidaknya infeksi, panastesia/paralise

    otot pernafasan (jika kadar kalium menurun tajam), RR > 24 x/menit, nafas

    berbau aseton.

    d. GastrointestinalMuntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, aseitas, wajah meringis

    pada palpitasi, bising usus lemah/menurun.

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    11/15

    e. EliminasiUrine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk, diare (bising

    usus hiper aktif).

    f. Reproduksi/sexualitasRabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria, dan sulit

    orgasme pada wanita

    g. MuskuloskeletalTonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek tendon

    menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.

    h. IntegumenKulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, pembesaran

    tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak, lesi/ulserasi/ulkus.

    5. Aspek psikososiala. Stress, anxientas, depresi

    b. Peka rangsanganc. Tergantung pada orang lain

    B. Diagnosa Keperawatan1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan dalam mekanisme

    pengaturan ( hipermetabolisme, ketidak seimbangan intake dan output ).

    2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganproses perjalanan penyakit ( diabetes mellitus ).

    3. Kerusakan integritas kulit ulkus diabetes berhubungan dengan adanya perubahansirkulasi.

    4. Resiko gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan perubahanfungsi fisiologis akibat ketidakseimbangan glukosa/insulin atau karena

    ketidakseimbangan elektrolit.

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    12/15

    C. Intervensi1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan dalam mekanisme

    pengaturan ( hipermetabolisme, ketidak seimbangan intake dan output ).

    Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3X24 jam diharapkan kekurangan volume

    cairan teratasi.

    Kriteria Hasil ( NOC ) :

    Adanya keseimbangan cairan, keseimbangan elektrolit dan asam basa, hidrasiyang adekuat, status nutrisi yang adekuat.

    Frekuensi nadi dan irama normal, frekuensi dan irama napas normal. Kewaspadaan mental dan orientasi kognitif tidak ada gangguan. Elektrolit serum dalam batas normal, serum dan PH urine dalam batas normal.Intervensi ( NIC ) :

    1. Kaji adanya vertigo atau hipotensi postural.2. Kaji orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu.3. Pantau status hidrasi seperti kelembapan membran mukosa, keadekuatan nadi,

    dan tekanan darah ortostatik.

    4. Pantau hasil laboratorium seperti hematokrit, BUN, albumin, protein total,osmolalitas serum, dan berat jenis urine.

    5. Timbang berat badan dan pantau kemajuannya.6. Pantau, warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan.7. Pantau adanya perdarahan.8. Pantau keakuratan catatan asupan dan pengeluaran.9. Kolaborasi pemberian terap IV sesuai anjuran.

    2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan proses perjalanan penyakit ( diabetes mellitus ).

    Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3X24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi

    seimbang.

    Kriteria Hasil ( NOC ) :

    Stasus gizi, asupan makanan, cairan, dan zat gizi adekuat. Terjadi peningkatan berat badan. Nilai laboratorium transferin, albumin dan elektrolit dalam batas normal. Melaporkan keadekuatan tingkat energi.

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    13/15

    Intervensi ( NIC ) :

    1. Pantau asupan nutrisi dan kalori.2. Timbang berat badan pasien.3. Pantau nilai laboratorium transferin, albumin dan elektrolit.4. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana

    memenuhinya.

    5. Kolaborasi dengan ahli gizi jumlah kalori dan jenis zat gizi yang dibutuhkanuntuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

    3. Kerusakan integritas kulit ulkus diabetes berhubungan dengan adanyaperubahan sirkulasi.

    Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3X24 jam diharapkan kerusakan integritas

    kulit menurun.

    Kriteria Hasil ( NOC ) :

    Kulit dan membran mukosa : suhu, elastisitas, hidrasi, pigmentasi, dan warnajaringan dalm rentan yang diharapkan, terbebas dari adanya lesi jaringan,

    keutuhan kulit baik.

    Penyembuhan luka : penyatuan kulit lengkap, resolusi drainase sedikit, resolusipada daerah sekitar eritema kulit sedikit, resolusi dari bau luka sedikit.

    Intervensi ( NIC ) :

    1. Inspeksi luka pada setiap pergantian balutan. Catat karakteristik luka meliputi :Lokasi, luas dan kedalaman luka. Karakteristik serta adanya eksudat, termasuk

    kekentalan, warna, dan bau. Ada tidaknya jaringan nekrotik, kaji adanya tanda-

    tanda infeksi, kaji ada tidaknya undermining.

    2. Lakukan perawatan luka atau kulit secara rutin.3. Ajarkan pasien dan keluarga tentang prosedur perawatan luka.4. Konsultasikan pada ahli gizi tentang makanan tinggi protein, mineral, kalori dn

    vitamin.

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    14/15

    4. Resiko gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan perubahanfungsi fisiologis akibat ketidakseimbangan glukosa/insulin atau karena

    ketidakseimbangan elektrolit.

    Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3X24 jam diharapkan tidak terjadi gangguan

    persepsi sensori penglihatan.

    Kriteria Hasil ( NOC ) :

    Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas kondisi individu. Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.Intervensi ( NIC ) :

    1. Identifikasi diri anda saat memasuki area pasien.2. Tingkatkan penglihatan pasien yang masih tersisa.3. Jangan memindahkan barang-barang di dalam kamar pasien tanpa

    memberitahukan pasien.

    4. Berikan pasien makanan tinggi protein, tinggi kalori, bergizi.

    5. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan dan peningkatanpejanan terhadap lingkungan.

    Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3X24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi.

    Kriteria Hasil ( NOC ) :

    Pasien terbebas dari tanda atau gejala infeksi.Intervensi ( NIC ) :

    1. Pantau tanda atau gejala infeksi ( suhu tubuh, denyut jantung, penampilan luka ).2. Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi ( usia lanjut, pertahanan imun,

    dan status nutrisi ).

    3. Ingatkan atau ajarkan pentingnya mencuci tangan yang benar sebelum menyentuhatau mengobati luka.

    4. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic.5. Hindarkan pasien terhadap kontaminasi silang.6. Pantau hasil laboratorium.7. Kolaborasi pemberian antibiotic bila diperlukan.

  • 5/24/2018 Makalah Pembelajaran Dm

    15/15

    DAFTAR PUSTAKA

    Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC : Jakarta

    Carpenito, L.J. 1999.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawata.Edisi 2. Penerbit EGC :

    Jakarta.

    Carpenito, L.J. 2000.Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktik Klinis. Edisi 6. Penerbit

    EGC : Jakarta.

    Joanne C.Mc Closkey. 1996. Nursing intervention classification (NIC). Mosby year book. St.

    Louis

    Marion Johnon,dkk. 2000. Nursing outcome classification (NOC). Mosby year book. St.

    Louis

    Marjory godon,dkk. 2000. Nursing diagnoses: Definition & classification 2001-2002.

    NANDA