Upload
marianayolanda
View
206
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah Pemetaan Pulau Kecil dan Pesisir
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
13.487 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara ("pulau luar", di
samping Jawa yang dianggap pusat). Karena adanya fakta diatas, maka di
Indonesia perlu diadakan kegiatan pemetan potensi sumber daya pulau-pulau
kecil. Kegiatan merupakan salah satu upaya untuk menyediakan data dan
informasi potensi sumber daya pulau sekaligus memberikan informasi awal
mengenai arah pemanfatan ruang pulau yang rasional dan berkelanjutan,
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 15 ayat (1)- 2 - Undang-Undang Nomor
27 Tahun 2007 tentang Pengelolan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang
menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengelola data
dan informasi mengenai Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Namun dalam kenyataannya dalam hubungannya dengan pemetaan wilayah
pesisir terdapat beberapa cara pandang dari berbagai aspek, yaitu : Demografi dan
Kependudukan, Bagaimana Habitat Flora dan Fauna di sekitar kawasan pesisir,
Bagaimana keadaan fisik lingkungan di kawasan pesisir dan Hubungannya dengan
ilmu hidrografi serta oseanografi. Adapun argumen mengenai batas luas dan
ekosistem laut yang berperan sebagai variabel utama. Maka dari argumen -
argumen tersebut menjadi alasan disusunlah makalah ini.
1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat memahami aspek -aspek (argumen) apa saja
yang mempempengaruhi cara pandang "Pemetaan Wilayah Pesisir"
2. Agar mahasiswa dapat memahami bagaimana hubungan antara aspek
- aspek (argumen) dengan kegiatan "Pemetaan Wilayah Pesisir"
3. Agar mahasiswa dapat memahami defenisi "Pemetaan Wilayah
Pesisir"
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 1
1.3 Ruang Lingkup Materi
1. Dalam "Pemetaan Wilayah Pesisir" terdapat cara pandang kawasan
pesisir dengan argument sebagai berikut : (nomor 1)
a) Demografi dan Kependudukan
b) Habitat Flora dan Fauna
c) Fisik Lingkungan
d) Hidro Oseanografi
2. Dalam pendefinisian "Pemetaan Pulau - Pulau Kecil" terdapat argumen
sebagai berikut : (nomor 2)
a) Batasan Luas
b) Ekosistem Laut sebagai variable utama
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Cara pandang tentang Kawasan Pesisir dan Pulau Kecil
2.1.1 Demografi dan Kependudukan
Demografi secara etimology (kebahasaan) berasal bahasa Latien, kata
‘demograhie’ terdiri dari dua kata yaitu demos dan graphien, demos artinya
penduduk dan graphien berarti catatan, bahasan tentang sesuatu.
Secara etimology makna demografi adalah catatan atau bahasan mengenai
penduduk suatu daerah pada waktu tertentu.
Demografi adalah studi ilmiah tentang penduduk, terutama tentang
fertilitas, mortalitas, dan natalitas. Demografi meliputi studi ilmiah tentang
jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, dan karakter demografis
lainnya, serta bagaimana faktor-faktor ini berubah dari waktu ke waktu
(Haupt, dan Kane, 1991). Ada juga yang berpendapat bahwa demografi
adalah studi tentang interaksi tingkat perkembangan dari 3 komponen
(kelahiran, kematian dan migrasi) dan studi tentang dampak dari perubahan
komposisi dan perkembangan dari penduduk (Hawthorn, 1970).Demografi
juga merupakan ilmu statistik dan matematika yang mempelajari ukuran,
komposisi dan persebaran penduduk serta perubahannya pada suatu kurun
waktu melalui proses fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi serta
perubahan penduduk (Boque: 1969). Berikut ini pengertian demografi
menurut beberapa ahli:
- Menurut Multilingual Demographic Dictionary, demografi adalah
ilmu yang mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah,
struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).
- Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959), demografi
mempelajari jumlah, persebaran, territorial, dan komposisi penduduk serta
perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul dari natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status).
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 3
Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa demografi
mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur
penduduk meliputi jumlah persebaran dan komposisi penduduk . Struktur
penduduk ini selalu berubah-ubah karena disebabkan oleh proses demografi
yakni kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan juga adanya migrasi
penduduk.
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan,
kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Pakar kependudukan memberikan definisi kependudukan antara lain
Ananta (1993:22) yaitu: Kependudukan, studi kependudukan mempelajari
variabel-variabel demografi, juga memperhatikan hubungan (asosiasi) antara
perubahan penduduk dengan berbagai variabel sosial, ekonomi, politik,
biologi, genetika, geografi, lingkungan dan lain sebagainya.
Definisi kependudukan menurut Ananta tersebut menunjukkan
setidaknya terdapat dua variabel yang terkait dengan kependudukan yaitu
yang pertama, variabel demografi yaitu mortalitas (mortality), fertilitas
(fertility) dan migrasi (migration) yang saling mempengaruhi terhadap
jumlah, komposisi, persebaran penduduk. Yang kedua, variabel non
demografi yang dimaksud misalnya pendidikan, pendapatan penduduk,
pekerjaan, kesehatan, dan lain-lain.
Jadi, kependudukan sebagai studi ( Population studies ) memberikan
informasi yang lebih komperhensif mengenai sebab-akibat dan solusi
pemecahan masalah dari munculnya fenomena demografi.
Keluasan studi kependudukan memungkinkan untuk memberikan
penjelasan fenomena sosial, budaya, ekonomi, ketahanan, lingkungan fisik
yang dihadapi oleh penduduk baik dalam wilayah pedesaan pertanian, pesisir
maupun perkotaan.
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 4
2.1.2 Habitat Flora dan Fauna
Flora adalah keseluruhan kehidupan jenis tumbuh-tumbuhan di suatu
habitat, daerah, atau strata geologi tertentu.
Fauna adalah keseluruhan kehudupan jenis hewan di suatu habitat daerah,
atau strata geologi tertentu.
Biota yang hidup di wilayah pesisir dan laut pada umumnya dapat
dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu plankton, nekton, dan bentos.
1. Plankton
Plankton adalah tumbuhan (fitoplankton) atau hewan (zooplankton) yang
mengapung atau berenang secara berlahan di laut dan pergerakannya sangat
tergantung pada arus. Pada umumnya tergolong mikroskopik, seperti hewan-
hewan bersel satu yang melayang bebas di laut, tetapi banyak juga organisme
seperti ubur-ubur (jellyfish) yang termasuk dalam kategori ini.
2. Nekton
Biota yang termasuk kategori ini adalah ikan yang dapat bergerak bebas tidak
tergantung pada arus. Distribusi dari plakton dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti suhu, salinitas, suplai oksigen dan sumber makanan.
3. Bentos
Organisme yang hidup di dasar perairan atau pada substrat, baik tumbuhan
maupun hewan. Komposisi sedimen dasar perairan akan mempengaruhi jenis
dan tipe organisme yang ada.
Wilayah pesisir dan laut secara ekologi merupakan tempat hidup beberapa
ekosistem yang unik dan saling berhubungan, dinamis dan produktif.
Ekosistem utama yang umumnya terdapat di wilayah pesisir meliputi:
1. Ekosistem mangrove
2. Ekosistem lamun
3. Ekosistem terumbu karang
Ekosistem ini saling berinteraksi membentuk suatu konektivitas dengan
menjalankan fungsinya masing-masing. (Mukhtasor. 2007. Pencemaran
Pesisir dan Laut. PT. Pradnya Paramita, Jakarta: 332 hal.)
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 5
2.1.3 Fisik Ligkungan
Komponen Fisik di kawasan pesisir meliputi kimia air (termasuk susunan
zat-zat kimia dan kecenderungannya di laut), aliran dan pergerakan arus,
interaksi antara atmosfer dan samudra, serta proses-proses alam yang terjadi
di laut. Komponen ini berperan sebagai media transport materi dan energi
segaligus mendukung komponen biotik yang ada. Komponen fisik lainnya
antara lain: (Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumber Daya
Hayati. Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 428 hal)
1. Struktur air
2. Komposisi kimia air laut
3. Gas-gas terlarut
4. Berat jenis (densitas)
5. Suhu dan salinitas air laut
6. Cahaya
7. Gelombang
8. Arus Laut
3.1.4 Hidro Oseanografi
Wilayah pesisir juga merupakan daerah pertemuan antara daratan dan
lautan yang sangat dinamik. Dinamika yang terjadi di wilayah pesisir
dibedakan oleh penyebabnya yaitu faktor alami dan faktor manusia. Faktor
alami yang mempengaruhi wilayah laut di sekitar pesisir dijabarkan dalam
paramater-parameter oseanografi. Pasang surut laut dan arus laut merupakan
sekian dari parameter oesanografi yang mempengaruhi kerusakan pantai di
wilayah pesisir. Tinjauan hidro-oseanografi adalah menyangkut tinjauan
pengaruh hidrodinamika perairan laut. Parameter utama yang biasanya
diperhitungkan adalah pasang surut, gelombang dan angin.
a. Pasang surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik
benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air
laut di bumi. Gaya tarik menarik ini tergantung dari jarak bumi dengan
benda langit dan massa benda langit itu sendiri. Jadi, meskipun massa
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 6
bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya
terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan
terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari.
Pasang surut merupakan faktor penting dari geomorfologi pantai, dalam
hal ini berupa perubahan teratur muka air laut sepanjang pantai dan arus
yang dibentuk oleh pasang. Selain itu pengetahuan tentang pasang surut
adalah penting di dalam perencanaan bangunan pantai, pelabuhan dan
vegetasinya. Proses akresi dan abrasi pantai terjadi selama adanya
pasang dan adanya aksi gelombang balik yang mempengaruhi siklus
pasang. Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Menurut
Bambang Triatmojo (1999) pasang surut yang terjadi di berbagai daerah
dibedakan menjadi empat tipe yaitu :
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Pasang surut tipe ini adalah dalam satu hari terjadi dua kali air
pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan
pasang surut terjadi secara berurutan dan teratur. Periode pasang
surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Pasang surut tipe ini apabila dalam satu hari terjadi satu kali air
pasang dan satu kali air surut dengan periode pasang surut 24 jam 50
menit.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide
prevailing diurnal)
Pasang surut tipe ini apabila dalam satu hari terjadi dua kali air
pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide
prevailing diurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali
air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua
kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat
berbeda.
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 7
Mengingat elevasi muka air laut selalu berubah setiap saat, maka
diperlukan suatu elevasi yang ditentukan berdasarkan data pasang surut
yang dapat digunakan sebagai pedoman di dalam perencanaan suatu
bangunan pantai.
(Gambar 1. elevasi air laut)
b. Gelombang
Gelombang adalah pergerakan naik turunnya air laut disepanjang
permukaan air. Gelombang terjadi kerena adanya angin yang bertiup
diatas permukaan perairan yang menimbulkan gaya tekan ke bawah,
gaya ini akan mendorong permukaan air menjadi lebih rendah
dibandingkan dengan tempat di sekitarnya yang mengakibatkan
ketidakseimbangan sehingga terjadi dorongan massa air yang lebih
tinggi untuk mengisi tempat yang lebih rendah. Dalam peramalan
gelombang ini ada beberapa parameter yang digunakan, yaitu :
1. Kecepatan angin (U) di permukaan laut
2. Arah angin
3. Panjang daerah pembangkitan angin (fetch)
4. Lama hembus angin atau durasi angin
Dari parameter di atas dapat diramalkan tinggi gelombang (H) dan
periode gelombang (T) yang terjadi.
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 8
c. Angin
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi
disebut angin. Gerakan udara ini disebabkan oleh perubahan temperatur
atmosfer. Pada waktu udara dipanasi, rapat massanya berkurang yang
berakibat naiknya udara tersebut yang kemudian diganti oleh udara
yang lebih dingin disekitarnya.
(http://eprints.undip.ac.id/33841/6/1638_chapter_II.pdf)
2.2 Pendefenisian Pemetaan Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil
2.2.1 Batasan Luasan
Wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut,
ke arah darat meliputi bagian daratan yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat
laut seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam, sedangkan ke arah laut
mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang ada di
darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar serta daerah yang dipengaruhi
oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan. (Mukhtasor. 2007. Pencemaran
Pesisir dan Laut. PT. Pradnya Paramita, Jakarta: 332 hal.) Hal di atas
menunjukkan bahwa tidak ada garis batas yang nyata, sehingga batas wilayah
pesisir hanyalah garis khayal yang letaknya ditentukan oleh situasi dan
kondisi setempat. Misalnya di delta Sungai Mahakam (Kalimantan Timur)
dan Sungai Musi (Sumatera Selatan), garis batas pesisir dapat berada jauh
dari garis pantai. Sebaliknya di tempat yang berpantai curam dan langsung
berbatasan dengan laut dalam, wilayah pesisirnya akan sempit. Menurut UU
No. 27 Tahun 2007 Tentang batasan wilayah pesisir, kearah daratan
mencakup wilayah administrasi daratan dan kearah perairan laut sejauh 12
(dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau kearah
perairan kepulauan. Untuk Luasan Pulau kecil menurut Undang-Undang RI
No.27 Tahun 2007 pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2000 km2
beserta kesatuan ekosistemnya.
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 9
2.2.2 Ekosistem Laut variabel utama
Di dalam ekosistem pulau kecil, ekosistem laut sangat kuat
mempengaruhi habitat daratan. Vegetasi di pulau kecil biasanya mempunyai
susunan yang sederhana dengan jumlah spesies sedikit. Banyak biota yang
bergantung pada pulau kecil. Ekosistem lautan dan pesisir dipandang dari
dimensi ekologis memiliki 4 (empat) fungsi/peran pokok bagi kehidupan
umat manusia yaitu:
(1) sebagai penyedia sumberdaya alam
(2) penerima limbah,
(3) penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan manusia (life support services),
(4) penyedia jasa-jasa kenyamanan (amenity services) (Bengen, 2001).
(Gambar 2. Contoh ekosistem di laut (mangrove) )
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hubungan Demografi dan Kependudukan dengan Pemetaan Wilayah
Pesisir
Demografi sendiri berbicara mengenai dinamika kependudukan manusia.
Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana
jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta
penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan
atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan,
kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu .
Hal ini sangat erat kaitannya dengan pemetaan di wilayah pesisir, karena dapat
membantu untuk mengidentifikasi :
Untuk mengetahui pertambahan penduduk di kawasan pesisir
Untuk mengetahui kualitas penduduk
Untuk mengetahui penyebaran penduduk
Maka berdasarkan identifikasi diatas, dapat diketahui data spasial untuk pemetaan
wilayah pesisir :
1. Mata Pencaharian. Masyarakat / penduduk di daerah pesisir rata- rata
bekerja sebagai nelayan.
2. Jumlah Kelahiran - Kematian - Migrasi penduduk di kawasan terebut.
3. Kesehatan Lingkungan. Air, Udara, Sampah.
4. Informasi persebaran pemukiman di kawasan pesisir.
5. Sosial-Ekonomi- Budaya di kawasan pesisir.
6. Sarana/Prasarana di kawasan pesisir.
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 11
(Gambar 3. Contoh Peta daerah pesisir Kab.Kayong Utara Prov. Kalimantan Barat)
Pada Peta daerah pesisir Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat,
informasi yang di berikan berupa rancangan RT/RW dari data kependuduk di
kawasan tersebut. Hal ini berkaitan dengan cara pandang / argumen Demografi
dan Kependudukan.
3.2 Hubungan Habitat Flora dan Fauna dengan Pemetaan Wilayah Pesisir
Habitat flora dan fauna di wilayah pesisir sangat beragam. Maka dengan
adanya pemetaan di wilayah pesisir tersebut maka dapat di-identifikasi data
spasial :
1. Daerah habitat Flora (Pohon Kelapa, Tanaman Bakau, Pohon
Ketapang dan berbagai terumbu karang dll)
2. Daerah habitat Fauna ( Kepiting, Kerang, Burung Laut (Burung
Camar dan Bangau, ubur-ubur, Bintang laut,Bulu babi, dll)
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 12
(Gambar 4. Peta Pesisir Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu)
Pada Peta daerah pesisir Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, informasi yang di
berikan berupa informasi letak potensi karang (coral) dan biota Porites sp di
kawasan tersebut. Hal ini berkaitan dengan cara pandang / argumen Habitat Flora
dan Fauna.
3.3 Hubungan Fisik Lingkungan dengan Pemetaan Wilayah Pesisir
Fisik Lingkungan data spasial yang dapat di peroleh untuk pemetaan adalah :
1. Struktur air
2. Komposisi kimia air laut
3. Gas-gas terlarut
4. Berat jenis (densitas)
5. Suhu dan salinitas air laut
6. Cahaya
7. Gelombang
8. Arus Laut
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 13
(Gambar 5. Peta daerah tambak delta porong Prov. Jawa Timur)
Pada Peta daerah tambak delta di Porong, Provinsi Jawa Timur, informasi yang
diberikan adalah daerah pencemaran lumpur dan dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan di daerah tersebut akibat adanya komposisi kimia di air dan gas-gas
terlarut. Hal ini berkaitan dengan cara pandang / argumen mengenai Fisik
Lingkungan.
3.4 Hubungan Hidro Oseanografi dengan Pemetaan Wilayah Pesisir
Tinjauan hidro-oseanografi adalah menyangkut tinjauan pengaruh
hidrodinamika perairan laut. Parameter utama yang biasanya diperhitungkan
adalah pasang surut, gelombang dan angin.
(Gambar 6. Peta perubahan garis pantai di pesisir Bekasi, Jawa Barat)
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 14
Pada Peta perubahan garis pantai di Bekasi, Jawa Barat informasi yang diberikan
adalah adanya pergeseran garis pantai di kawasan pesisir bekasi, kejadian ini
dapat dipastikan diakibatkan oleh abrasi yang dipengaruhi oleh 2 faktor utama
yaitu parameter Hidro - Oseanografi (pasang-surut, gelombang, dan angin) dan
morfologi pantai.
3.5 Hubungan Batasan Luasan dan Ekosistem Laut dalam Pemetaan Pulau
Kecil
Pulau-pulau kecil memiliki potensi sangat besar dalam
menunjang pembangunan nasional sehingga penentuan kebijakan pemanfaatan
merupakan hal yang sangat penting, karena dengan keberadaan pulau-pulau kecil
inilah maka keberadaan (eksistensi) sumberdaya kelautan menjadi strategis.
Dengan demikian, penting untuk dipahami seberapa besar dukungan keberadaan
pulau -pulau kecil terhadap keberlangsungan sumberdaya kelautan secara umum.
Pengembangan kawasan pulau-pulau kecil merupakan suatu proses yang
akan membawa suatu perubahan pada ekosistemnya. Semakin tinggi intensitas
pengelolaan tingkat sumber daya, makin tinggi pula perubahan lingkungan yang
akan terjadi di kawasan pulau-pulau kecil. Namun dalam kenyataannya perubahan
ini membawa dampak yang kurang baik, yaitu seperti pencemaran, perusakan
ekosistem dan penangkapan ikan secara berlebihan hal ini menyebabkan adanya
penurunan kualitas lingkungan tersebut. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal
tersebut harus ada
Kebijakan dan Strategi Nasional pengelolaan pulau-pulau kecil yang
dapat berfungsi sebagai referensi nasional ( national reference ) atau pedoman bagi
kegiatan lintas sektor baik pusat maupun daerah dalam mengembangkan dan
memanfaatkan pulau-pulau kecil, sehingga kebijakan dan strategi hukum
penetapan batas wilayah negara dan pengelolaan pulau-
pulau kecil perbatasan, sangat penting sehingga menyebabkan upaya pengelolaanp
ulau - pulau kecil .Maka dengan adanya batas yang jelas mengenai pulau kecil
tersebut, maka ekosistem lautnya pun akan terjaga.
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan dari makalah ini, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan, antara lain :
1. Dalam Pemetaan Wilayah Pesisir perlu diperhatikan aspek-aspek / cara
pandang (argumen) dari segi demografi dan kependudukannya, Habitat
Flora dan Faunanya, Bagaimana Fisik Lingkungannya, dan Hidro-
Oseanografinya
2. Dalam Pemetaan Pulau- Pulau kecil perlu diperhatikan juga mengenai
Batasaan Luasannya, Batas administratif antar pulau disekitarnya dan juga
zona untuk ekosistem lautnya yang menjadi variabel utama.
3. Perlu adanya kebijakan dan Strategi Nasional dalam hal pemetaan Wilayah
Pesisir dan Pulau- Pulau kecil di Indonesia.
4. Dalam pemanfaatan dan kegiatan explorasinya juga harus disertai dengan
upaya pelestarian dan menjaga untuk kawasan pesisir dan ekosistem di
wilayah pulau-pulau kecil di Indonesia.
4.2 Saran
1. Agar tugas seperti ini terus diberikan untuk mahasiswa Teknik Geodesi
ITN- Malang, untuk menimbulkan kecintaan terhadap negara Republik
Indonesia dengan mengetahui potensi pesisir dan pulau kecil.
2. Sebagai calon Geodet, mahasiswa Teknik Geodesi diharapkan dapat
mengatasi masalah pemetaan pulau kecil di Indonesia, dengan melakukan
survei sesuai terapan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan.
UTS- Pemetaan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil 16