Upload
kusma-mayang-sari
View
279
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah kab lamongan
Citation preview
MAKALAH
PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
Ditujukan sebagai tugas UAS mata kuliah “Politik Dan Kebijakan Anggaran”
kepada Mar’atul Makhmudah
Disusun oleh:
Amalia Karuniatama (115120501111024)
Tio Antika I.F (115120501111025)
Nur Wakhid Hendra K (115120501111029)
Fikri Lazimatul Ashri (115120501111030)
Mahendra Masrendra G (115120507111001)
Departemen Pendidikan Nasional
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang ‘Pendapatan Daerah Kabupaten Lamongan’ ini
tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan hasil pembelajaran yang dilakukan penulis untuk
memenuhi tugas kuliah dari program studi Politik Dan Kebijakan Anggaran, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang.
Tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing ‘Mar’tul Makhmudah’
yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas makalah ini. Selanjutnya penulis mengharap
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Malang, 26 Juni 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anggaran merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan operasi keuntungan
dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu budget tergantung besar kecilnya
organisasi. Untuk melaksanakan tugas di atas, tentu saja diperlukan rencana yang matang.
Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat terasa pentingnya suatu perencanaan dan
pengawasan yang baik hanya dapat diperoleh manajemen dengan mempelajari, menganalisa dan
mempertimbangkan dengan seksama kemungkinan-kemungkinan, alternatif-alternatif dan
konsekwensi yang ada sehingga dapat didefinisikan sebagai berikut:
Menurut Y. Supriyanto, (1985:227), pengertian anggaran yaitu:
“Budgeting menunjukkan suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan
sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang
diperlukan. Pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari
rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil-hasil
pelaksanaan rencana.”
Sebagai negara kepulauan/maritim, peranan pelayaran di Indonesia sangat penting bagi
kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, pertahanan/keamanan, dan sebagainya. Bidang
kegiatan pelayaran sendiri sangat luas yakni meliputi angkutan penumpang dan barang,
penjagaan pantai, hidrogafi, dan lainnya. Untuk mendukung sarana angkutan laut atau kegiatan
pelayaran tersebut diperlukan prasarana yang berupa pelabuhan. Pada dasarnya, pelabuhan
merupakan tempat pemberhentian kapal setelah melakukan pelayaran yang meliputi bongkar
muat barang dan penumpang, pengisian bahan bakar dan air, dan sebagainya. Namun, secara
khusus, kegiatan tersebut disesuaikan dengan jenis pelabuhan itu sendiri. Seperti halnya
pelabuhan perikanan.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana letak geografis kabupaten Lamongan ?
2. Bagaimana potensi ekonomi serta visi misi kabupaten lamongan?
3. Bagaimana Pendapatan Daerah Kabupaten Lamongan Tahun Anggaran 2013?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana letak geografis dan potensi unggulan kabupaten Lamongan
2. Mengetahui potensi ekonomi serta visi misi kabupaten lamongan
3. Mengetahui Pendapatan Daerah Kabupaten Lamongan Tahun Anggaran 2013
\
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Letak Geografis
Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 651’54″ – 723’06″ Lintang Selatan
dan 11233’45″ – 11233’45″ Bujur Timur. Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang
lebih 1.812,8 km2 atau +3.78% dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur. Dengan panjang garis
pantai sepanjang 47 km, maka wilayah perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4
km2, apabila dihitung 12 mil dari permukaan laut.
Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar
daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik yaitu:
1. Bagian Tengah Selatan merupakan daratan rendah yang relatif agak subur yang
membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Lamongan, Deket,
Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu.
2. Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu-batu dengankesuburan
sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup, Sambeng,Ngimbang, Bluluk,
Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan Solokuro.
3. Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah rawan
banjir.Kawasan ini meliputi kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi,
Karangbinagun, Glagah.
Batas wilayah administratif Kabupaten Lamongan adalah: Sebelah Utara perbatasan
dengan laut jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gresik,Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto, sebelah barat berbatasan
dengan Kabupten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban. Kondisi topografi Kabupaten Lamongan
dapat ditinjau dari ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan. Kabupaten
Lamongan terdiri dari daratan rendah dan bonorowo dengan tingkat ketinggian 0-25 meter seluas
50,17%, sedangkan ketinggian 25-100 meter seluas 45,68%, selebihnya 4,15% berketinggian di
atas 100 meter di atas permukaan air laut.
2.2 Ekonomi
Sebagai langkah strategis dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan ekonomi
daerah, maka ada komponen utama yang perlu diketahui yaitu potensi unggulan daerah. Dengan
mengetahui dan memahami potensi unggulan daerah dapat diketahui sektor-sektor basis dan
unggulan yang dapat dipacu atau diakselerasi dan dioptimalkan guna memacu perkembangan
kondisi perekonomian atau pembangunan daerah pada wilayah tersebut. Hal ini tentunya akan
digunakan sebagai pendorong dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis potensi
sumber daya yang ada di Kabupaten Lamongan. Adapun sektor unggulan Kabupaten Lamongan
tersebut antara lain :
1. Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan perikanan,
2. Sektor industri pengolahan (khususnya sub sektor industri tanpa migas: industri tekstil,
barang kulit, barang kayu, kertas dan barang cetakan),
3. Sektor bangunan atau kontruksi,
4. Sektor perdagangan, hotel dan restoran (khususnya sub sektor perdagangan besar dan
eceran dan sub sektor hotel),
5. Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta
6. Sektor jasa (khususnya sub sektor sosial dan kemasyarakatan, hiburan, rekreasi, dan
perorangan dan rumah tangga).
Selain berdasarkan hasil analisis diatas, potensi unggulan suatu daerah juga dapat dilihat
dari kondisi sumberdaya yang dimiliki. Berdasarkan kondisi sumber daya alam yang ada, potensi
unggulan daerah Kabupaten Lamongan di sektor pertanian khususnya nampak pada sub sektor
tanaman pangan dan sub sektor perikanan. Sektor bangunan atau kontruksi merupakan salah satu
sektor unggulan daerah di Kabupaten Lamongan.Hal ini menunjukkan suatu indikasi cepatnya
laju gerak pembangunan sarana prasarana di Kabupaten Lamongan, baik itu berupa gedung,jalan
jembatan,sarana irigasi dan infrastruktur lainnya seperti pelabuhan penyeberangan (ASDP),
obyek wisata (WBL) dan kawasan industri (LIS) yang didukung peranan swasta atau investor.
Besarnya volume perdagangan di Kabupaten Lamongan khususnya komoditi pertanian,
pertambangan dan penggalian dan industri hasil produk lamongan merupakan suatu potensi
unggulan daerah yang perlu didukung dengan system pemasaran yang efisien dan dukungan
sarana prasarana (infrastruktur) yang baik. Sedangkan untuk sektor jasa, khususnya sub sektor
hiburan dan rekreasi menunjukkan suatu perkembangan yang nyata atau significant untuk
memberikan kontribusi yang semakin meningkat terhadap perokonomian daerah Kabupaten
Lamongan. Pembangunan Wisata Bahari Lamongan (WBL) nampak nyata memberikan
pengaruh langsung terhadap besarnya kontribusi sub sektor ini terhadap PDRB. Dengan
kunjungan wisatawan terbesar setiap tahunnya, merupakan suatu potensi daerah yang besar
untuk terus dikembangkan dan disinergikan dengan obyek wisata lainnya seperti wisata religi
atau ziarah Makam Sunan Drajat dan Goa Maharani. Keberadaan WBL juga secara tidak
langsung memberikan multiplayer effect terhadap kembang tumbuhnya kegiatan ekenomi
produktif lainnya di masyarakat.
Melalui pemikiran yang berwawasan luas (regional dan nasional) yang didukung dengan
pemahaman bahwa potensi ekonomi daerah bukanlah sekedar apa yang terkandung dan tersedia
di daerah tersebut, tetapi juga meliputi potensi ekonomi di luar teritori Wilayah Lamongan yang
dapat mendatangkan manfaat bagi Lamongan. Melalui riset peta potensi unggulan daerah baik
yang bersifat internal maupun lingkungan eksternal-luar daerah, propinsi bahkan nasional
disertai dengan strategi pemasaran daerah, Kab.Lamongan memanfaatkan peluang dan potensi
tersebut demi terwujudnya kemajuan perekonomian daerah dan masyarakat Lamongan. Wilayah
Kab.Lamongan yang mempunyai letak strategis di antara pusat-pusat pertumbuhan di Jawa
Timur merupakan potensi yang cukup besar untuk dioptimalkan dalam rangka pengembangan
wilayah. Model pembangunan ekonomi daerah dengan pendekatan kutub pertumbuhan (Growth
Pole Approach), yaitu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan (growth pole) khususnya di
wilayah pantura dengan pihak investor merupakan strategi yang telah dikembangkan selama
beberapa tahun ini. Diharapkan pusat-pusat pertumbuhan tersebut bisa menjadi engine of growth
dari perekonomian Kabupaten Lamongan secara keseluruhan tanpa mengesampingkan
pengembangan wilayah lainnya. Karena kabupaten Lamongan memiliki visi misi sebagai
berikut:
Visi: Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan
Nomor 02 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Lamongan Tahun 2006-2010 visi Kabupaten Lamongan adalah: “Terwujudnya kesejahteraan
masyarakat lamongan melalui perekonomian dan kalitas sumberdaya manusia yang lebih baik
dan maju dengan dilandasi dengan kebersamaan dan pemberdayaan masyarakat”
Serta mempunyai misi, kristalisasi dari keinginan menyatukan langkah dan gerak dalam
mencapai visi yang telah ditetapkan.Untuk mewujudkan visi tersebut pemerintah Kabupaten
Lamongan telah menyusun lima misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel melalui penyelenggaraan pemerintahan
yang aspiratif,partisipatif dan transparan
2. Meningkatkan perekonomian daerah melalui optimalisasi potensi basis dan pemberdayaan
masyarakat
3. Meningkatkan kualitas pelayanan bidang kesehatan,pendidikan dan sosial dasar lainnya
dengan memanfaatkan IPTEK
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan.
5. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat
2.3 Analisis Anggaran Pendapatan Daerah
Pendapatan anggaran daerah Kabupaten Lamongan pada tahun 2013 sebesar
Rp.1.653.569.457.550,00. Dalam anggran pendapatan daerah tersebut meliputi Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Seperti yang dijelaskan
pada diagram dibawah ini :
PENDAPATAN ASLI DAERAH9%
DANA PERIM-BANGAN
68%
LAIN-LAIN PENDAP-ATAN DAERAH YANG
SAH22%
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah sendiri yang berjumlah Rp.153.361.759.050,00. Dari pendapatan
tersebut dihasilkan dari hasil pajak daerah sebesar Rp.28.480.394.920, hasil Retribusi Daerah
sebesar Rp. 26.370.297.850,00, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan sebesar
Rp.19.315.559.780,00 dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah sebesar
Rp.79.195.506.500,00.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwasannya Pendapatan Asli Daerah yang terbesar masih
didapat dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Pendapatan Daerah yang sah tersebut
didapat dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi sebesar Rp.73.612.313.000,00, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar Rp.274.925.015.000,00, Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya sebesar Rp.21.314.625.000,00 dan Dana Bagi Hasil
Retribusi dari Provinsi dan Pemerintah Daerah sebesar Rp.47.691.400,00. Dapat disimpulkan
bahwa Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dihasilkan dari Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus. Hal ini dapat diartikan bahwa Kabupaten Lamongan masih bergantung pada dana
Provinsi.
Pendapatan Daerah Kabupaten Lamongan juga dihasilkan dari dana perimbangan sebesar
Rp.1.130.308.054.100,00. Dana perimbangan tersebut meliputi Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil
bukan pajak sebesar Rp.96.297.186.100,00, Dana Alokasi Umum sebesar
Rp.958.344.988.000,00 dan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.75.665.880.000,00. Dari
penjelasan diatas bahwasannya Dana Perimbangan yang terbesar dihasilkan dari Dana Alokasi
Umum.
Pendapatan Daerah Kabupaten Lamongan dapat diringkas menurut urusan pemerintahan
daerah dan organisasi. Urusan pemerintah daerah tersebut terbagi menjadi dua, yaitu urusan
wajib dan urusan pilihan. Di dalam pendapatan urusan wajib terdapat pendapatan terbesar yang
diperoleh dari Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi sebesar
Rp.1.566.730.158.700,00. Selanjutnya, pendapatan urusan wajib terbesar kedua diperoleh dari
kesehatan sebesar Rp.75.515.988.850,00. Sedangkan Urusan wajib yang terendah diperoleh dari
Kepemudaan dan Olahraga sebesar Rp.36.500.000,00.
Pendapatan daerah dalam urusan pilihan didapatkan jumlah terbesar dari kelautan dan
perikanan sebesar Rp.785.000.000,00. Namun, dalam bidang kehutanan, energi dan sumber daya
mineral, pariwisata, perdagangan, industri, dan ketransmigrasian di Kabupaten Lamongan ini
masih belum memberikan kontribusi dalam hasil pendapatannya kepada daerah. Analisis dari
data urusan pilihan diatas bahwasanya pendapatan yang dihasilkan telah sesuai dengan letak
geografis maupun keadaan potensi dari daerah Lamongan sendiri, merupakan daerah yang
termasuk kawasan pantai utara (pantura), yang dapat menjalankan industri-industri kecil dalam
bidang perikanan. Namun dari data diatas, sangat disayangkan karena dari bidang pariwisata
belum menyumbangkan pendapatannya kepada daerah, hal itu berarti bahwa pengelolaan dalam
bidang pariwisata kurang optimal, sangat bertolak belakang dengan yang kita ketahui saat ini
bahwa Kabupaten Lamongan termasuk Kota Pariwisata di Jawa Timur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bidang kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, perdagangan,
industri, dan ketransmigrasian di Kabupaten Lamongan masih belum memberikan
kontribusi dalam hasil pendapatannya kepada daerah. Analisis dari data urusan pilihan
pendapatan yang dihasilkan telah sesuai dengan letak geografis maupun keadaan potensi
dari daerah Lamongan sendiri, merupakan daerah yang termasuk kawasan pantai utara
(pantura), yang dapat menjalankan industri-industri kecil dalam bidang perikanan.
Namun dari data diatas, sangat disayangkan karena dari bidang pariwisata belum
menyumbangkan pendapatannya kepada daerah, hal itu berarti bahwa pengelolaan dalam
bidang pariwisata kurang optimal, sangat bertolak belakang dengan yang kita ketahui saat
ini bahwa Kabupaten Lamongan termasuk Kota Pariwisata di Jawa Timur.
Dapat disimpulkan bahwa Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dihasilkan dari
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus. Hal ini dapat diartikan bahwa Kabupaten
Lamongan masih bergantung pada dana Provinsi.
DAFTAR PUSTAKA
- Buku Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lamongan, Tahun
Anggaran 2013
- http://lamongankab.go.id/instansi/dinkes/visi-misi/
- http://lamongankab.go.id/instansi/bag-kesmas/tugas-pokok-dan-fungsi/
-