21
MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAI Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Disusun Oleh : Szatayu Nabila Agwi 115040201111161 Yogi Dwi Prasetyo 115040201111166 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

MAKALAH

PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAI

Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman

Disusun Oleh :

Szatayu Nabila Agwi 115040201111161

Yogi Dwi Prasetyo 115040201111166

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang telahkita ketahui bahwa tanaman yang ditanam dengan sistem

tumpangsari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan

dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan

atau agak bersamaan. Dengan sistem ini maka akan dapat menciptakan agroekosistem

pertanaman yang komplek, mencakup interaksi antara tanaman sejenis maupun beda

jenis. Dengan pengertian seperti itumakakamitertarik untuk meneliti bagaimana sistem

tumpangsari itu bila diterapkan apakah menguntungkan dari segi ekonomi, ekologi

maupun sosial. Kemudian kami mencari data mengenai tanaman cabai apabila di

tumpangsarikan hasilnya bagaimana, dan tanaman apa yang cocok untuk

ditumpangsarikan. Maka kami mencari petani di daerah Universitas Brawijaya, daerah

Batu dan sekitar kota Malang. Akhirnya kami menentukan untuk survei pada petani di

Batu yaitu bernama Bapak Toyib yang menanam tanaman cabai dengan sistem

tumpangsari yang disebut pengendalian secara kultural.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pengendalian secara kultural ?

2. Apakah pengertian dari sistem tumpangsari ?

3. Bagaimana hasil produksi tanaman bila menerapkan dengan sistem tumpangsari ?

4. Tanaman apakah yang cocok untuk sistem tumpangsari dari tanaman utama cabai

dengan tetap meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengendalian secara kultural.

2. Untuk mengetahui pengertian dari sistem tumpangsari

3. Untuk mengetahui hasil produksi tanaman bila menerapkan dengan sistem

tumpangsari

4. Untuk mengetahui tanaman apakah yang cocok untuk sistem tumpangsari dari

tanaman utama cabai dengan tetap meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi

tanaman.

Page 3: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

1.4 Manfaat

Pengendalian kultural dengan sistem tumpangsari pada tanaman cabai ini

diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Pertanian, juga bagi para

masyarakat umum dan khususnya petani untuk mengembangkan ilmunya dalam

meningkatkan produksi pertanian dengan sistem tumpangsari dengan memandang

keuntungan dari segi ekonomi, ekologi dan sosial.

Page 4: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Tanam Tumpang Sari

Sistem tanam tumpangsari adalah sistem tanam beberapa jenis tanaman dalam

satu lahan. Ada tiga jenis bertanam tumpangsari yakni tumpangsari campuran,

tumpangsari baris dan tumpang sari pita/jalur. Pada sistem tanam tumpangsari

campuran di atas lahan yang sama ditanam dua atu lebih tanaman secara bersama-

sama dengan tidak memperhatikan jarak tanam. Pada sistem tanam tumpangsari baris

di atas lahan yang sama ditanam dua atau lebih tanaman dengan mempertimbangkan

baris-baris dan jarak tanam tertentu. Sedangkan dalam system tanam tumpangsari

pita/jalur di atas lahan yang sama ditanam dua atau lebih tanaman dalam jalur-jalur

yang ditentukan. Sistem tumpangsari jenis terakhir ini sering disebut sebagai system

surjan.

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa

pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang

bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah

penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya

yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung dan kacang tanah. Dalam

kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-cropping. Penanaman yang dilakukan

segera setelah tanaman pertama dipanen (seperti jagung dan kedelai atau jagung dan

kacang panjang) dikenal sebagai tumpang gilir.

Tumpang sari dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur)

suatu tanaman perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman pokok

masih kecil atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang sela

(intercropping). Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman sela yang dipilih. Dalam

kehutanan hal ini disebut sebagai wana tani. Suatu konsep serupa juga diterapkan bagi

budidaya padi dan ikanair tawar yang dikenal sebagai mina tani.

Page 5: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

2.2 Keuntungan dan Kekurangan Sistem Tanam Tumpang Sari

Keuntungan tumpang sari yaitu:

- adanya pengolahan tanah yang minimal

- jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah

- jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh tanaman yang satu lagi

- meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam

- dapat diperoleh berbagai jenis hasil

- menambah kesuburan tanah jika ditumpang sarikan dengan tanaman Leguminosae

- mencegah serangan hama penyakit selama semua komoditas dalam tumpang sari

tidak saling menjadi inang hama tanaman yang satu terhadap hama tanaman yang lain

- tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang

diusahakan gagal

Kekurangan tumpang sari yaitu:

- membutuhkan tenaga lebih dalam perawatan karena lebih dari satu tanaman

- sedikit mengalami kesulitan dalam proses pemanenan

2.3 Komoditas

2.3.1 Komoditas Cabai

Cabai cukup banyak ditanam oleh petani di Indonesia dari dataran rendah

hingga dataran tinggi (0 -1.200 m dpl). Tanaman cabai dapat ditanam di berbagai tipe

lahan yaitu lahan sawah dan tegalan (kering). Produktivitas yang dapat di capai

dengan menggunakan teknologi budidaya yang sempurna adalah 10,8 ton/ha. Cabai

digunakan untuk keperluan rumah tangga dan bahan baku industri obat-obatan.

Kandungan vitamin C pada buah cabai cukup tinggi. Hal ini merupakan suatu

indikator bahwa cabai dapat dikategorikan sebagai komoditas komersial dan potensial

untuk dikembangkan.

Untuk lahan seluas 1 ha diperlukan benih 180 gram atau 18 bungkus kemasan

yang masing-masing berisi 10 gram. Ada 2 cara untuk membibitkan cabai yaitu

disemai dibedengan atau disemai langsung di polybag (kantong plastik). Waktu

penanaman yang paling baik adalah pagi atau sore hari. Umur cabai yang sudah dapat

ditanam adalah umur 17.- 23 hari atau tanaman cabai mempunyai daun 2 - 4 helai.

Sehari sebelum tanam bedengan yang telah ditutup mulsa plastik harus dibuatkan

Page 6: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

lubang tanam. Jarak tanam cabai yaitu 50 - 60 x 60 - 70 cm. Bibit cabai yang siap

dipindahkan segera disiram secukupnya dan sebaiknya juga direndam dalam larutan

fungisida sistematik atau bakterisida dengan dosis 0,5 - 1,0 g/l air selama 15 - 30

menit untuk mencegah penularan hama dan penyakit.

Pupuk yang sukar larut atau pupuk yang bekerjanya lambat seperti pupuk yang

mengandung P, umumnya diberikan sebelum tanam dan pupuk yang bekerjanya cepat

dan mudah larut, seperti pupuk yang mengandung N, sebaiknya diberikan setelah

tanaman tumbuh aktif. Adapun dosis pupuk yang digunakan adalah Urea 150 kg/ha +

ZA 50kg/ha + SP36 150kg/ha + KCI 200 kg/ha. Pupuk dasar diberikan pada saat 2 - 3

hari sebelum tanam dengan semua dosis pupuk SP36. Pupuk susulan pertama

diberikan pada umur 10 hari setelah tanam dengan sepertiga dosis masing-masing

pupuk Urea, ZA dan KCI.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama

- Ulat Grayak

Pengendalian terpadu yang dilakukan adalah kultur teknis, hayati dan

kimiawi.Cara kultur teknis dengan menjaga kebersihan kebun dari gulma dan

sisa-sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama. Cara hayati

dengan menyemprotkan cairan berbahan aktif Bacilus thuringiensis seperi

Dipel, Florbac, Bactospine dan Thuricide. Cara kimiawi dengan

menyemprotkan insektisida Hostathion 40 EC (2 cc/L) atau Orthene 75 SP I

g/L.

- Kutu Daun

Pengendalian secara terpadu dilakukan dengan cara kultur teknis yaitu

menanam tanaman perangkap (trap crop) disekeliling kebun cabai misalnya

jagung. Cara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida yang efektif dan

selektif seperti Deltamethrin 25 EC (0,1 - 0,2 cc/L), Decis 2,5 EC (0,04% atau

Orthene 75 SP 0,1%.)

- Lalat Buah

Pengendalian hama ini dilakukan secara terpadu dengan cara pergiliran

tanaman yang bukan tanaman inang, mengumpulkan buah cabai yang terserang

lalu dimusnahkan; pemasangan perangkap beracun metil eugenol serta

disemprot dengan insektisida Buldok, Lannate ataupun Tamaron.

Page 7: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

Penyakit

- Layu Bakteri

Pengendalian terpadu dilakukan dengan perlakuan benih dengan cara

direndam dalam bakterisida Agrimycin 0,5 g/L selama 5 - 15 menit.

- Layu Fusarium

Pengendalian dilakukan dengan perlakuan benih direndam dalam

larutan fungisida Benlate atau Derosal 0,5 - 1,0 g/L selama 5 - 15 menit.

Pengapuran tanah sebelum tanam dengan dolomit pada tanah yang ber pH

rendah.

Pada umumnya tanaman cabai mulai dipanen pada umur 75 - 80 hari setelah

tanam, panen berikutnya dilakukan selang waktu 2 - 3 hari sekali. Adapun cara panen

buah cabai adalah dengan memetik buah bersama tangkainya secara hati-hati disaat

cuaca terang dan hasil panen dimasukkan ke dalam wadah yang selanjutnya

dikumpulkan di tempat penampungan.

2.3.2 Komoditas Jagung

Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun

tingkat produksi belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan

produksi tanaman jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan

/berkelanjutan ( Aspek K-3).

Syarat pertumbuhan tanaman jagung adalah Curah hujan ideal sekitar 85-

200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu

mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang

musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi,

pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal.

Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah

khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi

optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan

tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya

dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan

ketinggian optimum antara 50-600 m dpl.

Page 8: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama

- Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)

Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran

tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3)

Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA.

- Ulat Pemotong

Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan

bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot

PESTONA, VITURA atau VIREXI.

Penyakit

- Penyakit bulai (Downy mildew)

Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan;

(2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3)

cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan

GLIO.

- Penyakit bercak daun (Leaf bligh)

Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak

lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO.

- Penyakit karat (Rust)

Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan

terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.

- Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)

Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian

tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC

NASA .

- Penyakit busuk tongkol dan busuk biji

Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam,

mengatur jarak tanam, sperlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan

pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang

dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah

hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2

tutup)/tangki.

Page 9: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda,

baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung

rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan

ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.Cara Panennya yaitu

Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.

Page 10: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

Metodologi pelaksaan sangat dibutuhkan dalam proses pencarian data hingga data

dapat disimpulkan. Semua kegiatan yang dilakukan oleh para peneliti disajikan di sini, mulai

dengan pencancarian narasumber, proses wawancara narasumber, dan pengambilan

gambar(dokumentasi).

Dalam metodologi pelaksaan survei ini terdapat metodologi pengumpulan data dan

metode penentuan tempat, berikut uraiannya:

3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah metode yang digunakan dalam penyusunan laporan

penelitian untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik yang berasal dari penduduk

setempat. Metode ini menggunakan beberapa aspek penelitian yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara memperoleh informasi atau data melalui

narasumber secara langsung. Tujuan wawancara adalah untuk mendapat informasi

melalui narasumber dalam bidang pertanian. Sedangkan tujuan wawancara yang kami

lakukan adalah untuk mengetahui keadaan pertanian khususnya pada pengendalian

hama yang dilakukan oleh petani.

Survei yang kami lakukan mengunakan teknik wawancara langsung kepada

petan. Kami mengunjungi langsung ke rumah dan lahan petani serta mengajukan

pertanyaan seputar budidaya tanaman yang dilakukan oleh petani. Metode wawancara

dilakukan penulis sebanyak satu kali, yaitu pada hari Rabu, 16 Nopember 2011.

Narasumber yang dipilih untuk diwawancarai adalah Bapak Toyib di Dusun Karang

Ploso Desa Grimoyo.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bukti dari suatu penelitian, dapat berupa foto, dokumen,

dan vidio. Tujuan dokumentasi adalah mendapatkan bukti akurat dari apa yang telah

dilakukan dan bukti bahwa pewawancara benar-benar melakukan wawancara. Hasil

dokumentasi kami saat melakukan wawancara berupa foto dan pada akhir wawancara

kami berfoto bersama dengan tuan rumah. Dokumentasi ini kami butuhkan sebagai

bukti keaslian wawancara yang kami lakukan dengan narasumber.

3. Observasi

Page 11: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

Observasi adalah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis suatu pembahasan sesuai dengan tema yang dipilih. Pada

saat survei, pertama kami melakukan observasi untuk menentukan narasumber yaitu

petani. Untuk memperoleh data tersebut, kami melakukan pendataan dengan bertanya

dengan warga sekitar dusun Karang Ploso. Berdasarkan informasi yang telah

diperoleh, kami melakukan wawancara secara langsung pada petani yaitu Bapak

Toyib. Setelah Mendapat informasi yang telah diperlukan, kami pun melakukan foto

bersama.

3.2 Metodelogi Penentuan Tempat

Pengumpulan data untuk pembuatan laporan ini di laksanakan di Dusun Karang

Ploso Desa Grimoyo, kecamatan Bumiaji, kota Batu.

Dalam pelaksanaan survei lapang ini, penentuan tempat di tentukan sendiri oleh

kami. Kami menentukan tempat di Desa Grimoyo karena sudah mengetahui daerah

tersebut karena sudah mendapatkan pengalaman sebelumnya.

Page 12: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

BAB IV

HASIL WAWANCARA

Pengendalian yang dilakukan pada tanaman cabe oleh bapak Toyib adalah

pengendalian cultural yaitu dengan cara tumpang sari, yakni tanaman cabe sebagai tanaman

utama, kemudian ditumpangsari dengan tanaman jagung dan tanaman kacang merah. Cara

budidaya tanaman cabai yang dilakukan pertama kali oleh Bapak Toyib adalah pengolahan

lahan. Pengolahan lahan bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai bagi

pertunbuhan dan pembentukan hasil. Lahan yang telah memadat dan keras harus diolah

kembali, agar menjadi agregat-agregat tanah yang lebih halus sehingga berstruktur remah

(gembur).Pengolahan lahan milik Pak Toyib ini dilakukan dengan menggunakan traktor.

Beliau memilih menggunakan traktor karena dianggapnya lebih mudah dalam pembalikan

tanah, tidak membutuhkan waktu yang lama, dan dalam pengerjaannya hanya membutuhkan

satu orang saja. Setelah tanah di olah dibuat bedengan pada tanah yang bertujuan untuk

melindungi akar tanaman dari genangan air terutama pada saat musim hujan.Juga di buat

saluran irigasi untuk mengairi lahan.

Pak Toyib terlebih dahulu melakukan pemupukan secara merata sebelum melakukan

penanaman. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang pada. Penggunaan pupuk kandang

ini sebanyak 1,5 ton untuk lahan seluas . Pemberian pupuk dilakukan dengan

mencampurkan tanah dan pupuk dengan menggunakan cangkul.Setelah itu tanah di diamkan

selama 1 hari agar organisme pengganggu dalam tanah bisa mati terkena sinar matahari.

Selanjutnya dilakukan penyemaian pada benih cabai dan sawi. Benih cabai disemai

selama 17-23 hari yakni pertama benih disebar kemudian ditutup dengan karung goni dengan

tujuan mempercepat perkecambahan. Setelah muncul 2 sampai 4 helai daun kira-kira selama

17 sampai 23 hari maka bibit cabai tersebut ditransplantingkan ke lahan yang telah

disediakan. Sedangkan benih sawi penyemaiannya selama kurang lebih 20 hari. Setelah

dilakukan persemaian maka bibit cabai dan bibit sawi serta benih jagung ditanam pada lubang

tanam yang telah dibuat. Jadi dalam satu guludan terdapat lima lubang dengan jarak tanam 25

cm. Pengaturan penanaman dalam guludan tersebut yaitu pada bagian tengah ditanam jagung,

kemudian sisi kanan kiri jagung diapit tanaman cabai, setelah itu sisi kanan kiri tanaman cabai

diapit tanaman sawi.

Page 13: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

Pengaturan penanaman yang dilakukan pleh Bapak Toyib, secara jelas dapat dilihat

pada gambar di bawah ini:

Contoh dalam satu bedengan

Keterangan:

@ : tanaman sawi (setelah panen diganti dengan kacang merah)

O : tanaman cabai

# : tanaman jagung

Setelah penanaman, dilakukan pemupukan susulan pada setiap tanaman. Pupuk yang

digunakan adalah pupuk ZA dan pupuk NPK dengan pengurangan dosis 50% dari dosis yang

dianjurkan. Pemberian pupuk ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan cabai.

Kemudian dilakukan pemeliharaan seperti penyiraman, penyiangan, pemupukan susulan dan

pengontrolan secara rutin oleh Beliau. Pak Toyib melakukan penyiangan tanaman cabai dan

tanaman lain yang di tumpang sarikan untuk menghilangkan rumput-rumput atau gulma yang

berada di sekitar tanaman karena hal tersebut dapat merugikan dan dapat menurunkan

produksi cabai. Penyiangan yang dilakukan oleh Pak Toyib biasanya setelah 2 minggu

penanaman. Penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati yaitu dengan menggunakan tangan

mencabut rumput dan gulma yang adda tanpa harus merusak tanaman yang sudah tumbuh.

Untuk 20 hari setelah tanam, sawi kemudian dipanen dan digantikan dengan tanaman

kacang merah. Hasil panen tanaman sawi ini adalah 4 kuwintal.Kemudian 86-96 hari setelah

tanam, tanaman jagung dapat dipanen kemudian setelah selesai proses pemanenan jagung ini,

dapat ditanami kembali benih jagung manis yang baru. Sehingga sistem tumpangsari oleh

Bapak Toyib ini dilakukan secara berlanjut. Menurut Bapak Toyib, jarang ditemukan hama

pada tanaman yang di budidayakannya. Tetapi pernah ditemukan hama trips pada cabai dan

belalang hijau. Cara yang dilakukan Bapak Toyib apabila ditemukan trips pada cabai yaitu

dengan menyiram trips tersebut dengan air yang banyak. Hal tersebut dikarenakan trips tidak

suka pada kondisi hujan tetapi suka pada kondisi panas sehingga disiram dengan air sebanyak

@ O # O @

@ O # O @

@ O # O @

@ O # O @

@ O # O @

@ O # O @

Page 14: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

mungkin agar seperti kondisi hujan. Sedangkan pada belalang hijau hanya dibiarkan saja

karena jumlahnya tidak banyak. Jadi Bapak Toyib tidak menggunakan pestisida sama sekali

dalam proses usaha tani yang dilakukannya.

Sistem tumpangsari yang dilakukan oleh Bapak Toyib ini merupakan salah satu

pengendalian organisme pengganggu tanaman dengan cara cultural. Karena dengan sistem

tumpang sari menyebabkan biodeversitas dan diharapkan dapat menekan populasi dari hama

yang menyerang tanaman utama, dengan adanya biodeversitas maka populasi hama dan

musuh alami atau predator relatif seimbang. Sehingga terjadilah keseimbangan dalam

ekosistem lahan yang di budidayakan dengan sistem tumpang sari oleh Bapak Toyib. Untuk

mengatasi hama kutu daun pada tanaman cabai dapat dilakukan dengan cara menanam

tanaman perangkap (trap crop) disekeliling kebun cabai yaitu jagung.Tanaman yang

ditumpangsarikan ini adalah tanaman yang tidak sejenis sehingga tidak menimbulkan efek

yang saling mengganggu. Sawi atau kacang merah merupakan tanaman yang dianggap cocok

ditumpangsarikan dengan tanaman cabai karena tumbuhnya rendah dan batangnya tidak

tegak tetapi menyebar menutupi tanah. Sedangkan tanaman cabai batangnya tumbuh tinggi ke

atas dan tidak bersinggungan, juga tanaman jagung lebih tinggi batangnya daripada tanaman

cabai. Selain itu tanaman cabai ini termasuk tanaman tahan naungan. Meski ternaungi

tanaman ini masih bisa berproduksi. Dilihat dari segi umur tanaman, umur panen sawi atau

kacang merah lebih pendek dibandingkan dengan cabai. Selain itu pemanenan sawi atau

kacang merah berlangsung dalam satu minggu sedangkan cabai mempunyai interval waktu

panen yang agak lama karena masa berbuahnya tidak sekaligus.

Dari hasil pengamatan kami, dapat diketahui bahwa cabai yang di tumpang sarikan

dengan tanaman jagung, sawi, dan kacang merah menghasilkan cabai yang bagus bentuknya

besar, segar, dan banyak. Jadi dengan menggunakan sistem tumpang sari ini Bapak Toyib

memperoleh banyak keuntungan selain dari hasil produksi cabai juga dari hasil produksi

jagung, sawi, dan kacang merah yang di tumpang sarikan.

Page 15: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada dasarnya melakukan proses budidaya tanaman pertanian secara monokultur

secara tidaklangsung petani sebenarnya mengundang hama dari tanaman yang

dibudidayakan,karena petani sebenarnya menyediakan makanan yang melimpah bagi hama.

Dengan ditemukannya sistem tumpangsari dapat menjadi solusi untuk menangani serangan

hama. Karena pada sistem tumpangsari adalah suatu bentuk pertanaman campuran

(polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam

waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Dengan menggunakan sistem ini maka akan

dapat menciptakan agroekosistem pertanaman yang komplek, mencakup interaksi antara

tanaman sejenis maupun berbeda jenis. Dan hasil dari survey kami kepada petani Dusun

Grimoyo, Desa Karang Ploso Kota Batu yaitu Bapak Toyib yang menggunakan sistem

tumpangsari bahwa tanaman cabai yang ditumpangsarikan dengan tanaman sawi, jagung dan

kemudian diganti kacang merah maka hasilnya tetap bagus dan dapat meningkatkan produksi

tanaman.

4.2 Saran

Pengendalian cultural dengan sistem tumpangsari dari hasil survey kami ini

diharapkan dapat menjadikan wacana kepada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya dan disarankan agar lebih mempelajari pengendalian hama dengan sistem yang

aman dan menguntungkan dari segi ekonomi, ekologi dan sosial. Kepada para petani juga

diharapkan untuk tidak selalu menggunakan pestisida dalam mengendalikan hama penyakit

pada tanaman yang di budidayakan sebelum melebihi ambang batas ekonomi.

Page 16: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2011. Tumpang sari. http://riset-analyst.blogspot.com/2011/07/definisi-

tumpang-sari-adalah.html. diakses pada tanggal 22 Nopember 2011

Anonymous. 2011. Budidaya jagung. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-

jagung.html. diakses pada tanggal 22 Nopember 2011

Grubben, G.J.H. 1994. Amaranthus L. In : J. S. Siemonsma and Kasem Piluek (Eds.) : Plant

Resources of South-East Asia No. 8. Vegetables. Prosea. Bogor. 412 pp.

McMahon, Margaret, et. all. 2007. Hartmann’s Plant Science-Growth, Development, and

Utilization of Cultivated Plants. Pearson Prentice Hall : New Jersey.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Van Steenis. 2004. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta : Pradnya Paramita.

Page 17: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

LAMPIRAN

Dokumentasi Tanaman Tumpang Sari Antara Tanaman Cabai, Jagung Dan Kacang

Merah

1. Tanaman cabai berumur 4 bulan 2. Tumpang sari tanaman

cabai,Kacang tanah

3.Tanaman cabai 4. Kacang merah berumur 3 bulan

Page 18: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

5. Tanaman cabai kriting 6. Tanaman Cabai

7. Pupuk kandang yang digunakan oleh pak toyib dalam pemupukan lahannya

Page 19: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

8. cabai kriting 9. Tumpangsari tanaman cabai, jagung,

dan kacang merah

10. tanaman cabai, jagung, dan kacang merah 11. Tanaman kacang merah

Page 20: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar

12. Tanaman cabai 13. Tanaman jagung berumur 2

bulan

14. Tanaman jagung 15. Benih sawi Pak Coy

16. Sabit (Alat untuk menyiangi tanaman) 17. Pak Toyib (Petani yang kita

wawancarai)

Dokumentasi dengan petani yang diwawancarai

Page 21: MAKALAH PENGENDALIAN KULTURAL PADA TANAMAN CABAIblog.ub.ac.id/szaszatayu/files/2012/04/yogi-szatayu.pdf · 2012-04-17 · MAKALAH PENGENDALIAN ... budidaya padi dan ikanair tawar