Upload
rina-nur-fitriany
View
1.924
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
KESADARAN PENGEMUDI KENDARAAN BERODA EMPAT DALAM
PENGGUNAAN SABUK PENGAMAN
Tugas Akhir Penulisan Ilmiah
oleh:
Rina Nur Fitriany, 0706273871
Rindia N. P., 0706273884
Rizka Maulida, 0706273890
Rosmaida, 0706273921
Rossa Nanda, 0706273934
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2007
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah yang berjudul ”Kesadaran Penggunaan Sabuk Pengaman” tepat
pada waktunya. Karya Ilmiah ini membahas pemakaian sabuk pengaman oleh
pengendara mobil di Jalan Margonda Raya.
Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan
Ilmiah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Nunung Nuryanti
Haris, S.S., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Penulisan Ilmiah. Selain itu, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian karya ilmiah ini. Walaupun penulis tidak dapat menyebutkan satu
per satu, namun hal tersebut tidak mengurangi rasa terima kasih penulis karena
tanpa bantuan mereka makalah ini tidak akan menjadi karya yang dapat dibaca
oleh pembaca saat ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan karya
ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk menjadi masukan yang berarti bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya. Besar harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan penulis pada khususnya.
Jakarta, 19 Desember 2007
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR DIAGRAM............................................................................................iii
ABSTRAK...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.............................................................................................................1
B. Perumusan
Masalah............................................................................................2
C. Tujuan
Penulisan................................................................................................2
D. Metode
Penelitian...............................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Sabuk
Pengaman..................................................................................4
B. Tipe-tipe Sabuk
Pengaman................................................................................5
C. Fungsi Sabuk
Pengaman....................................................................................6
D. Regulasi Mengenai Sabuk
Pengaman................................................................7
E. Faktor Psikologi yang Mempengaruhi Seseorang untuk Memprioritaskan
Keselamatan Dirinya..........................................................................................9
F. Faktor Psikologi yang Mempengaruhi Seseorang untuk Tidak
Memprioritaskan Keselamatan Dirinya.............................................................9
BAB III HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik
Responden……………………………………………………..11
B. Hasil
Temuan...................................................................................................13
C. Pembahasan....................................................................................................
..21
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................
...25
B. Saran...............................................................................................................
..25
LAMPIRAN
Topik Tujuan
Tesis.................................................................................................26
Kerangka Karangan................................................................................................27
Angket....................................................................................................................28
DAFTAR GRAFIK
1. Jenis Kelamin
Responden................................................................................11
2. Usia
Responden........................................................................................................11
3. Pekerjaan
Responden.......................................................................................12
4. Pendidikan Terakhir
Responden......................................................................12
5. Grafik pertanyaan nomor
satu..........................................................................13
6. Grafik pertanyaan nomor
dua...........................................................................14
7. Grafik pertanyaan nomor
tiga..........................................................................14
8. Grafik pertanyaan nomor
empat.......................................................................15
9. Grafik pertanyaan nomor
lima.........................................................................16
10. Grafik pertanyaan nomor
enam........................................................................16
11. Grafik pertanyaan nomor
tujuh........................................................................17
12. Grafik pertanyaan nomor
delapan....................................................................17
13. Grafik pertanyaan nomor
sembilan..................................................................18
14. Grafik pertanyaan nomor
sepuluh....................................................................19
15. Grafik pertanyaan nomor
sebelas.....................................................................19
ABSTRAKSI
Dalam makalah ini, kami membahas kesadaran pengemudi kendaraan beroda empat yang
berkaitan dengan penggunaan sabuk pengaman. Metode penelitian yang kami gunakan adalah
metode lapangan, yaitu dengan menggunakan angket. Selain itu, kami juga menggunakan metode
kepustakaan untuk dijadikan rujukan dalam penulisan makalah ini. Objek penelitian dalam
makalah ini adalah pengemudi kendaraan beroda empat di Jalan Margonda, Depok. Dari hasil
penelitian kami, kesadaraan penggunaan sabuk pengaman oleh pengemudi kendaraan beroda
empat cukup tinggi.
(Kata Kunci: Seat Belt, Sabuk Pengaman)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara, terutama kendaraan
beroda empat atau yang kita sebut mobil, masih merupakan hal mewah. Banyak
produsen mobil yang mempromosikan produk-produknya dengan menonjolkan
fitur-fitur pengaman dan pemberi rasa nyaman, seperti safety belt, air bag, dan
sebagainya. Dengan adanya fitur-fitur tersebut, mereka bisa menaikkan harga jual
di pasaran sehingga yang bisa membeli mobil tersebut hanya orang-orang dari
kelas menengah ke atas.
Hal seperti itu sangat bertentangan dengan prinsip K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja). Seharusnya, fitur-fitur pengaman tersebut menjadi fitur
standar di setiap mobil. Hal ini disebabkan karena keselamatan dan kenyamanan
adalah hak konsumen yang membeli mobil meskipun dari kelas menengah ke
bawah.
Namun, sangat disayangkan masih ada sebagian dari mereka yang mampu
membeli mobil yang dilengkapi fitur pengaman belum bisa memaksimalkan fitur
tersebut. Mereka seolah-olah tidak peduli dengan adanya fitur-fitur tersebut.
Mereka hanya mau menggunakan ketika terpaksa, contohnya saat ada polisi
bertugas.
Makalah ini akan membahas salah satu dari fitur pengaman tersebut, yaitu
sabuk pengaman. Penulis akan memaparkan pengertian, spesifikasi, fungsi, dan
akibat bila tidak menggunakan sabuk pengaman. Makalah ini juga akan
dilengkapi dengan data lapangan tentang kesadaran para pengendara mobil dalam
menggunakan sabuk pengaman.
B. Perumusan Masalah
Makalah ini berisi beberapa aspek yang berkaitan dengan penggunaan
sabuk pengaman. Oleh, karena itu, hal yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah mencakup pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apa pengertian sabuk pengaman?
2. Bagaimana bentuk sabuk pengaman yang memenuhi standar
keselamatan dan kenyamanan?
3. Apa saja fungsi sabuk pengaman?
4. Apa yang akan terjadi apabila tidak menggunakan sabuk
pengaman?
5. Bagaimana/sejauh mana para pengendara sadar menggunakan
sabuk pengaman?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah
Penulisan Ilmiah dan menjelaskan kegunaan sabuk pengamaan dan akibat bila
tidak menggunakan sabuk pengaman. Kegunaan tersebut akan sangat terasa bila
pengendara sudah pernah terselamatkan oleh sabuk pengaman ketika terjadi
kecelakaan. Begitu juga dengan pengendara yang mengalami cidera karena
mengalami kecelakaan saat tidak menggunakan sabuk pengaman.
Makalah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para pembaca
yang sekaligus para pengendara mobil agar menggunakan sabuk pengaman,
sehingga tidak lagi menyepelekan sabuk pengaman. Jangan tunggu sampai
mengalami cidera akibat kecelakaan baru mau menggunakan sabuk pengaman.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian lapangan dengan mengunakan angket. Penulis menyebar angket
kepada para pengendara di Jalan Margonda untuk mengetahui kesadaran para
pengendara dalam menggunakan sabuk pengaman. Dengan menyebar angket
langsung kepada para pengendara mobil, penulis berharap mendapatkan informasi
yang valid tentang keefektifan sabuk pengaman dalam mengurangi cidera pada
kecelakaan.
Untuk memperoleh hasil yang valid, penulis telah membuat angket yang
berisi beberapa pertanyaan. Angket itu memuat pertanyaan tentang karakteristik
responden (jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan pendidikan terakhir) dan
pertanyaan tentang pengetahuan serta kebiasaan responden dalam memakai sabuk
pengaman ketika mengendarai mobil.
Pertanyaan angket yang dibuat oleh penulis memiliki dua tipe. Sebagian
besar bertipe tertutup, yaitu penulis menyediakan pilihan jawaban yang dapat
dipilih salah satu oleh responden. Sebagian kecil bertipe semiterbuka, yaitu
penulis menyediakan pilihan jawaban yang dapat dipilih lebih dari satu oleh
responden dan responden pun dapat menuliskan jawabannya sendiri.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Definisi Sabuk Pengaman
Definisi sabuk pengaman menurut Keputusan Menteri Perhubungan No.
37 Tahun 2002 adalah perangkat peralatan yang merupakan bagian dan terpasang
pada kendaraan bermotor, yang berfungsi mencegah benturan terutama kepala dan
dada dengan bagian kendaraan sebagai akibat perubahan gerak secara tiba-tiba.
Selain itu, sabuk pengaman juga dapat berarti sebuah alat yang dirancang
untuk menahan seorang penumpang mobil atau kendaraan mobil atau kendaraan
lainnya agar tetap di tempat apabila terjadi tabrakan atau lebih lazim terjadi bila
kendaraan itu berhenti mendadak1.
Jadi, dapat disimpulkan sabuk pengaman adalah suatu alat yang dibuat
untuk melindungi seseorang dari bahaya tertentu sehingga dapat mengurangi
risiko terluka dan meningkatkan keselamatan seseorang. Implementasi sabuk
pengaman bisa di mana saja. Namun, makalah ini hanya akan membahas sabuk
pengaman pada kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan
teknik yang berada pada kendaraan itu. Pengemudi adalah orang yang
mengemudikan kendaraan bermotor atau orang yang secara langsung mengawasi
calon pengemudi yang sedang belajar mengemudikan kendaraan bermotor2.
1 “Sabuk Pengaman”. Wikipedia. November 20072 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993
Penumpang adalah orang yang berada di dalam kendaraan bermotor yang tidak
melakukan kegiatan mengemudi.
B. Tipe-tipe Sabuk Pengaman
Sabuk pengaman digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu tipe dua titik, tipe
tiga titik, tipe empat titik3. Namun, pada tipe tiga titik dibedakan lagi menjadi dua
(tipe A dan tipe B) menurut fungsinya, yaitu
1. Two-point (dua titik)
Sabuk pengaman tipe dua titik berfungsi untuk melindungi badan bagian
bawah dari hentakan mendadak kearah atas.
2. Three-point (tiga titik) Tipe A
Sabuk pengaman tiga titik tipe A yang berfungsi untuk melindungi badan dari
arah depan dan arah samping ini tidak disertai dengan alat penyesuaian
panjang.
3. Three-point (tiga titik) Tipe B
Sabuk pengaman tiga titik tipe B ini berfungsi untuk melindungi badan dan
bagian atas badan dari arah depan dan arah samping serta dapat berputar
secara terus-menerus. Berbeda dengan tipe A, pada tipe B sudah disertai alat
penyesuai panjang yang dapat mengunci dengan sendirinya pada saat terjadi
tarikan mendadak.
4. Four-point (empat titik)
3 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 37 Tahun 2002
Sabuk pengaman yang berfungsi untuk melindungi badan dari bagian atas
badan, dari arah samping ini juga sudah dilengkapi dengan alat penyesuai
panjang sabuk yang dapat mengunci dengan sendirinyapada saat terjadi
tarikan mendadak.
C. Fungsi Sabuk Pengaman
Pada dasarnya sabuk pengaman berguna untuk mengurangi risiko
kematian atau tabrakan dengan mengarahkan efek kecelakaan pada bagian tubuh
yang paling kuat. Dari sudut pandang ini, dapat dikatakan bahwa fungsi sabuk
pengaman bukan untuk mencegah kecelakaan, tetapi merupakan mekanisme
perlindungan terhadap tubuh.
Oleh karena itu, berikut ini terdapat beberapa fungsi sabuk pengaman
antara lain:
1. Menahan pengemudi atau penumpang dari benturan seperti pada kepala, bahu,
dan dada dengan bagian-bagian dari dalam kendaraan sehingga dapat
mengurangi risiko kematian atau luka fatal atau serius.
2. Bagi penumpang yang duduk dibelakang dapat terhindar dari benturan pada
(kursi) penumpang bagian depan.
3. Memperlambat goncangan pada tubuh akibat kecelakaan.
4. Mencegah terhempasnya tubuh keluar mobil saat kecelakaan yang tiba-tiba.
5. Mengarahkan efek kecelakaan pada titik terkuat dalam tubuh dan
menyebarkannya pada seluruh tubuh.
D. Regulasi Mengenai Sabuk Pengaman
Berikut ini adalah beberapa peraturan tentang sabuk pengaman:
1. Peraturan mengenai sabuk pengaman di Indonesia
Terdapat beberapa Peraturan Pemerintah yang terkait sabuk pengaman,
mulai dari kewajiban melengkapi dan menggunakan sampai dengan persyaratan
teknis yang harus dipenuhi. Adapun peraturan tersebut, antara lain:
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
jalan; di mana pada tahun tersebut kewajiban memakai sabuk pengaman sudah
diberlakukan di Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1993 Tentang
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan; di dalamnya terdapat kegiatan
pemeriksaan fisik kendaraan bermotor termasuk sabuk pengaman, sistem
pengaman, posisi roda depan, dan lain-lain.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 Tentang
Prasarana dan Lalu lintas Jalan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993 Tentang
Kendaraan dan Pengemudi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1998 Tentang
Penangguhan Pemberlakuan Kewajiban Melengkapi dan Menggunakan Sabuk
Keselamatan.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 Tahun 2002 Tentang
Persyaratan Teknis Sabuk Keselamatan.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 85 Tahun 2002 Tentang
Pemberlakuan Kewajiban Melengkapi dan Menggunakan Sabuk Keselamatan.
Terhitung mulai 5 Mei 2004 lalu, kebijakan yang berdasarkan Undang-
undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Surat Keputusan Menteri
Nomor 85 Tahun 2002 Tentang Kewajiban Menggunakan Sabuk pengaman
diberlakukan dengan ketentuan pemberian sanksi berupa denda setinggi-tingginya
1 juta rupiah atau sanksi pidana berupa kurungan selama satu bulan untuk setiap
pelanggaran.
2. Peraturan mengenai sabuk pengaman di luar negeri
Pemerintah di beberapa negara memberlakukan peraturan masing-masing
mengenai sabuk pengaman. Pemerintah di negara-negara Eropa (kecuali Italia,
Portugal, dan Spanyol) mewajibkan pengemudi dan penumpang di sampingnya
(yang berada di depan) untuk menggunakan sabuk pengaman. Pemerintah di
Jerman, Norwegia, dan Swedia, selain memberlakukan peraturan di atas, juga
mewajibkan penumpang yang duduk di belakang untuk menggunakan sabuk
pengaman. Di Amerika Serikat, pemerintah mewajibkan penggunaan kursi
khusus4 untuk anak balita. Hal-hal di atas terbukti mengurangi risiko cidera
apabila terjadi kecelakaan.
E. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Seseorang untuk
Memprioritaskan Keselamatan Dirinya
4 Kursi yang dirancang khusus untuk anak balita dengan adanya sabuk pengaman lebih dari satu.
Orang-orang memiliki alasan masing-masing untuk tidak menggunakan
sabuk pengaman. Alasan-alasan tersebut didukung oleh 3 faktor, yaitu:
lingkungan, manusia, dan tingkah laku. Bidang lingkungan meliputi hal-hal
seperti perlengkapan, alat-alat, mesin, suhu, teknik, standar, dan tata operasi.
Bidang manusia meliputi pengetahuan, keahlian, kemampuan, kecerdasan, motif,
dan kepribadian. Sedangkan bidang tingkah laku meliputi komunikasi,
kepedulian, kesinambungan, dan keterlatihan.
Seseorang dapat bertindak dengan hati-hati dengan bantuan faktor-faktor
di atas terutama faktor lingkungan, yaitu dengan mengkondisikan lingkungan
tempat seseorang itu tinggal. Banyak cara untuk menjalankan hal ini. Seperti
keluarga yang senantiasa mengingatkan dan memberi tanda peringatan untuk
bertindak hati-hati. Contoh dalam kasus penggunaan sabuk pengaman ini adalah
seseorang yang tadinya tidak terbiasa menggunakan sabuk pengaman akan
menggunakan sabuk pengaman jika dilingkungannya banyak peringatan untuk
menggunakan sabuk pengaman. Peran keluarga juga sangat berpengaruh.
Keluarganya yang selalu mengingatkan untuk menggunakan sabuk pengaman saat
sedang mengemudi akan menjadi dorongan untuk menggunakan sabuk pengaman.
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seseorang untuk Tidak
Memprioritaskan Keselamatan Dirinya
Selain faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang memprioritaskan
keselamatan, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan seseorang tidak
memprioritaskan keselamatan. Faktor-faktor ini bisa merupakan faktor internal
maupun eksternal. Salah satu contoh dari faktor yang dapat menyebabkan
seseorang tidak memprioritaskan keselamatan adalah seseorang tersebut kadang
tidak mempedulikan peringatan-peringatan yang ada. Hal ini terjadi karena ia
merasa sudah kenal pada situasi tersebut. Perasaan inilah yang menyebabkan
seseorang menjadi lengah akan bahaya.
BAB III
HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Dari total 20 orang responden, 25%, yaitu 5 orang, berjenis kelamin
perempuan, sedangkan 75%, yaitu 15 orang, berjenis kelamin laki-laki.
Dari total 20 reponden, sebanyak 70%, yaitu 14 orang, berusia di atas 40
tahun, sebanyak 20%, yaitu 4 orang, berusia 17—25 tahun, dan sebanyak 10%,
yaitu 2 orang, berusia 26—40.
Dari total 20 responden, sebanyak 35%, yaitu 7 orang, bekerja sebagai
pegawai negeri, sebanyak 35%, yaitu 7 orang, bekerja sebagai pegawai swasta,
sebanyak 20%, yaitu 4 orang, masih menyandang status mahasiswa, dan sebanyak
10%, yaitu 2 orang, bekerja sebagai supir taksi dan supir pribadi.
Dari total 20 responden, sebanyak 50%, yaitu 10 orang, merupakan
lulusan perguruan tinggi, sebanyak 35%, yaitu 7 orang, merupakan lulusan SMA,
sebanyak 5%, yaitu 1 orang, merupakan lulusan SMP, sebanyak 5%, yaitu 1
orang, merupakan lulusan SD, dan sebanyak 5%, yaitu 1 orang, merupakan
lulusan akademi.
B. Hasil Temuan
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di angket:
1. Apakah mobil Anda dilengkapi dengan sabuk pengaman?
Pertanyaan ini bermaksud untuk mengetahui apakah mobil responden
memiliki sabuk pengaman atau tidak.
Dari 20 responden yang mengisi angket, semua mobil responden memiliki
sabuk pengaman.
2. Seberapa sering Anda menggunakan sabuk pengaman?
Pertanyaan ini bermaksud untuk mengetahui frekuensi penggunaan sabuk
pengaman oleh responden.
Dari 20 responden, sebanyak 50%, yaitu 10 orang, selalu menggunakan
sabuk pengaman, sebanyak 35%, yaitu 7 orang, sering menggunakan sabuk
pengaman, dan sebanyak 15%, yaitu 3 orang, jarang menggunakan sabuk
pengaman.
3. Seberapa penting sabuk pengaman bagi Anda?
Pertanyaan ini bermaksud untuk mengetahui seberapa penting sabuk
pengaman bagi para responden.
Dari 20 responden, sebanyak 45%, yaitu 9 orang, berpendapat bahwa
sabuk pengaman sangat penting, sebanyak 45%, yaitu 9 orang, berpendapat bahwa
sabuk pengaman penting, dan sebanyak 10 %, yaitu 2 orang, berpendapat bahwa
pentingnya sabuk pengaman biasa saja.
4. Saat masuk kendaraan, apakah Anda langsung teringat dan spontan
menggunakan sabuk pengaman?
Pertanyaan ini bermaksud mengetahui kesadaran responden untuk
menggunakan sabuk pengaman saat memasuki kendaraan.
Dari 20 responden, sebanyak 55%, yaitu 11 orang, selalu teringat atau
spontan menggunakan sabuk pengaman, sebanyak 25%, yaitu 5 orang, sering
teringat untuk mengenakan sabuk pengaman, sebanyak 15%, yaitu 3 orang, jarang
teringat untuk mengenakan sabuk pengaman, dan sebanyak 5%, yaitu 1 orang,
tidak pernah teringat untuk mengenakan sabuk pengaman.
5. Apakah Anda pernah mengalami kecelakaan ketika berkendaraan?
Pertanyaan ini bermaksud mengetahui apakah responden pernah mengalami
kecelakaan atau tidak.
(Jika ya, lanjutkan ke pertanyaan nomor 6, jika tidak lanjutkan ke pertanyaan
nomor 7)
Dari 20 responden, sebanyak 75%, yaitu 15 orang, tidak pernah
mengalami kecelakaan ketika berkendaraan, sedangkan 25%, yaitu 5 orang,
pernah mengalami kecelakaan ketika berkendaraan.
6. Apakah Anda mengalami cidera serius dalam kecelakaan itu?
Pertanyaan ini bermaksud mengetahui apakah responden yang pernah
mengalami kecelakaan pernah mengalami cidera serius dalam kecelakaan yang
dialaminya tersebut.
Dari 5 orang responden yang pernah mengalami kecelakaan, semuanya
tidak pernah mengalami cidera serius dalam kecelakaan yang mereka alami.
7. Apakah Anda merasa menggunakan sabuk pengaman karena terpaksa?
Pertanyaan ini bermaksud mengetahui apakah responden mengenakan
sabuk pengaman secara terpaksa atau tidak.
Dari 20 responden,sebanyak 75%, yaitu 15 orang, mengenakan sabuk
pengaman tanpa merasa terpaksa, sedangkan sebanyak 25%, yaitu 5 orang, masih
merasa bahwa menggunakan sabuk pengaman karena terpaksa.
8. Faktor apa saja yang mempengaruhi hal tersebut? (Jawaban boleh lebih dari
satu)
Dari 5 orang responden yang merasa terpaksa mengenakan sabuk
pengaman, sebanyak 58%, yaitu 4 orang memakai sabuk pengaman karena ada
polisi yang bertugas, sebanyak 14%, yaitu 1 orang, memakai sabuk pengaman
karena orang tua dan teman, sebanyak 14%, yaitu 1 orang, memakai sabuk
pengaman karena sedang berada di jalan tol, dan sebanyak 14% memakai sabuk
pengaman karena merasa tidak nyaman.
9. Menurut Anda, apa fungsi sabuk pengaman?
Pertanyaan ini bermaksud untuk mengetahui fungsi sabuk pengaman
menurut masing-masing responden.
Dari 20 responden, 80%, yaitu 16 orang, berpendapat bahwa fungsi sabuk
pengaman adalah alat pengaman saat berkendara dalam situasi apapun, sebanyak
10%, yaitu 2 orang, fungsi sabuk pengaman adalah alat yang digunakan saat
mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, dan sebanyak 10%, yaitu 2 orang,
berpendapat fungsi sabuk pengaman adalah hanya sebagai aksesoris.
10. Pada saat seperti apa Anda menggunakan sabuk pengaman dalam berkendara?
Pertanyaan ini bermaksud untuk mengetahui di saat kapan saja responden
mengenakan sabuk pengaman.
Dari 20 responden, sebanyak 75%, yaitu 15 orang, menggunakan sabuk
pengaman dalam berkendara saat di jalan tol dan jalan raya, sedangkan sebanyak
25%, yaitu 5 orang, di jalan tol saja.
11. Menurut Anda, seberapa penting Perda tentang penggunaan sabuk pengaman?
Pertanyaan ini bermaksud mengetahui apakah responden mengatahui
tentang Perda tentang sabuk pengaman atau seberapa penting Perda tentang sabuk
pengaman bagi responden.
Dari 20 responden, sebanyak 70%, yaitu 14 orang, berpendapat bahwa
Perda tentang penggunaan sabuk pengaman penting, sebanyak 10%, yaitu 2
orang, berpendapat Perda tentang penggunaan sabuk pengaman tidak penting, dan
sebanyak 20%, yaitu 1 orang, tidak tahu tentang Perda tentang penggunaan sabuk
pengaman.
C. Pembahasan
Dari data yang kami peroleh, seluruh responden menggunakan kendaraan
yang dilengkapi sabuk pengaman. Namun, hanya sebagian (50% atau 10
responden) yang selalu menggunakan sabuk pengaman. Hal tersebut disebabkan
oleh banyak faktor, diantaranya faktor pendidikan dan usia.
Faktor pendidikan yang kami maksud di atas adalah hubungan antara gaya
berfikir pengemudi kendaraan bermotor dan tingkat pendidikannya. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat
kesadarannya. Dari data angket yang kami peroleh, terbukti bahwa 50% dari
jumlah keseluruhan responden adalah lulusan Perguruan Tinggi. Responden
tersebut selalu memakai sabuk pengaman begitu mereka memasuki kendaraan
(spontan). Jika seseorang mendapatkan pendidikan yang tinggi, maka ia akan
dilatih untuk lebih sering berpikir dan menilai baik tidaknya sesuatu. Oleh karena
itu, mereka akan menyadari dengan sendirinya bahwa sabuk pengaman itu
bermanfaat bagi dirinya.
Selain pendidikan, faktor usia juga mempengaruhi tingkat kesadaran
responden. Semakin bertambahnya usia maka akan semakin banyak pengalaman
dan akhirnya akan membuat seseorang menjadi semakin berhati-hati dalam
melakukan sesuatu. Hal tersebut teridentifikasi dari hasil temuan kami, bahwa
70% responden berumur 40 tahun ke atas. Dalam kehidupan nyata, seseorang
yang telah mempunyai pengalaman hidup lebih banyak akan lebih bijaksana
dalam menentukan tindakannya.
Pada umumnya semua responden menyadari manfaat sabuk pengaman
tetapi kesadaran dalam penggunaannya masih kurang. Ada sebagian responden
yang menganggap pemakaian sabuk pengaman adalah hal yang biasa padahal
sabuk pengaman bisa menyelamatkan kita dari cidera yang terjadi akibat
kecelakaan. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh. Sebanyak 25 % atau 5
orang responden pernah mengalami kecelakaan namun tidak mengalami cidera
yang serius. Responden yang pernah mengalami kecelakaan umumnya lebih
berhati-hati dan lebih tanggap untuk menggunakan sabuk pengaman.
Seandainya para pengendara dan penumpang menggunakan sabuk
pengaman, mereka akan terlindungi karena daya benturan yang muncul diserap
oleh bodi mobil yang ringsek (crumpled zone) dan oleh kerangka mobil yang
diperkuat. Namun, jika tidak menggunakan sabuk pengaman, akibatnya akan
fatal.
Jika penumpang tetap waspada, dalam arti tidak mengantuk, gerak
refleksnya mungkin akan bisa menyelamatkannya atau paling tidak mengurangi
kemungkinan terjadinya cidera yang lebih berat. Yang parah adalah jika
penumpang belakang mengantuk atau malah tertidur. Seandainya hal itu yang
terjadi, penumpang akan terlempar seperti benda mati (mirip dummy atau boneka
yang digunakan dalam uji tabrakan). Badan penumpang mungkin bisa terlempar
ke atas sehingga kepala membentur atap mobil atau terlempar ke depan dan keluar
melalui kaca depan.
Pengendara yang sadar menggunakan sabuk pengaman juga mempunyai
alasan yang berbeda-beda. Alasan itu di antaranya, karena sedang di jalan tol, ada
polisi yang bertugas, suruhan dari orang tua dan teman, dan perasaan tidak
nyaman. Alasan-alasan tersebut mempengaruhi motivasi pengendara dalam
menggunakan sabuk pengaman.
Data yang kami peroleh menunjukkan bahwa pengendara lebih sering
menggunakan sabuk pengaman bila sedang mengemudi di jalan tol. Seperti yang
kita ketahui, kecelakaan di jalan tol dapat dikatakan cukup tinggi. Itu sebabnya
peraturan di jalan tol menetapkan, pada kecepatan 60 kilometer per jam, jarak
aman dengan kendaraan yang berada di depannya sekitar 60 meter atau lebih.
Pada kecepatan 80 kilometer per jam, 80 meter atau lebih, dan kecepatan 100
kilometer per jam, 100 meter atau lebih. Dalam keadaan hujan atau permukaan
jalan basah, jarak aman itu dikalikan dua.
Hal ini perlu dilakukan mengingat pada saat mobil melaju dengan
kecepatan 80 kilometer per jam, risiko yang menanti juga semakin besar. Jika
pengendara 1 detik saja terlambat menginjak rem, mobil sudah meluncur sekitar
26 meter. Jika hal itu sampai terjadi di jalan, akibatnya bisa fatal. Penumpang
yang duduk di belakang akan terlempar ke depan. Bahkan yang lebih parah
penumpang akan akan terlempar ke luar mobil dan menderita cidera yang parah.
Dari 20 responden yang mengisi angket, terdapat lima orang yang pernah
mengalami kecelakaan. Namun, kelima orang tersebut tidak ada yang mengalami
cidera serius. Hal ini disebabkan perilaku mereka yang sering menggunakan
sabuk pengaman.
Namun ternyata, banyak dari mereka yang merasa terpaksa ketika
menggunakan sabuk pengaman. Mereka tidak melakukan itu dengan kesadaran
sendiri. Dari responden yang merasa terpaksa, mereka menuliskan beberapa
alasan. Ada yang terpaksa karena pengaruh orang tua dan teman. Ada juga
sebagian dari mereka yang merasa terpaksa menggunakan sabuk pengaman karena
sedang berada di jalan tol dan merasa tidak nyaman. Namun dari semua alasan
itu, yang paling banyak adalah karena adanya polisi yang bertugas. Mereka takut
ditilang sehingga dengan terpaksa mereka menggunakan sabuk pengaman.
Sebetulnya, mereka yang akan merasakan manfaat dari penggunaan sabuk
pengaman tersebut, bukan polisi. Ketika terjadi kecelakaan, yang akan menerima
resiko cidera bahkan meninggal adalah pengguna jalan raya itu. Polisi hanya
sebagai pengawas kedisiplinan pengguna jalan raya. Namun, mereka tidak
menyadari hal tersebut dan terus merasa terpaksa menggunakan sabuk pengaman.
Sebenarnya, hampir semua responden mengetahui fungsi sabuk pengaman.
Dari semua responden, 80%, yaitu 16 orang, berpendapat bahwa sabuk pengaman
itu berfungsi sebagai alat pengaman saat berkendara dalam situasi apa pun.
Sebanyak 10% dari responden, yaitu 2 orang, berpendapat bahwa sabuk
pengaman berfungsi sebagai alat yang digunakan pada saat berkendara dengan
kecepatan tinggi. Sedangkan, yang menganggap bahwa sabuk pengaman itu
hanya berfungsi sebagai aksesoris sebanyak 10% responden, yaitu 2 orang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dilihat secara keseluruhan, makalah ini sudah bisa menjawab semua
pertanyaan yang ada di perumusan masalah. Mulai dari pengertian sabuk
pengaman,bentuk sabuk pengaman, fungsi sabuk pengaman, dan akibat bila tidak
menggunakan sabuk pengaman. Makalah ini pun membahas kesadaran para
pengendara kendaraan beroda empat dalam menggunakan sabuk pengaman.
Sabuk pengaman adalah suatu alat yang dibuat untuk melindungi
seseorang dari bahaya tertentu sehingga dapat mengurangi risiko terluka dan
meningkatkan keselamatan seseorang. Menggunakan sabuk pengaman saat
mengemudi merupakan hal yang penting dan banyak manfaatnya.
Kesadaran para pengemudi di Jalan Margonda, Depok, dalam
menggunakan sabuk pengaman sudah cukup baik. Namun, hal itu belum datang
dari kesadaran pribadi. Banyak dari mereka yang masih merasa terpaksa. Hal ini
desebabkan sedikitnya pengetahuan yang mereka miliki tentang fungsi dan
manfaat dari sabuk pengaman.
B. Saran
Melihat banyaknya manfaat yang diperoleh dari penggunaan sabuk
pengaman, sebaiknya pemerintah mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang
sabuk pengaman agar masyarakat lebih mengerti fungsi sabuk pengaman dan
lebih mengetahui bahaya-bahaya jika tidak menggunakan sabuk pengaman saat
mengemudi. Masyarakat juga akan lebih ingat untuk menggunakan sabuk
pengaman saat menaiki kendaraan mereka karena mereka tahu bahaya-bahaya
yang dapat membahayakan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Geller, E. Scott. 2001. Working Safe (Second Edition). Amerika Serikat: Lewis
Publishers
World Health Organization. “New Approaches to Improve Road Safety” Report of a WHO Study Group Technical Report Series 781. 1989. Geneva
”Seat Belt” dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Seat_belt. Artikel. 2007.
Yulianti, Eka. Persepsi Terhadap Sabuk Keselamatan Pada Pengemudi Angkutan Umum Jenis KWK dan APB di Terminal Bus Rawamangun, Tahun 2007. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007.
LAMPIRAN
Tugas Penulisan Ilmiah
Kelompok 7:
1. Rina Nur Fitriany 0706273871
2. Rindia N. P. 0706273884
3. Rizka Maulida 0706273890
4. Rosmaida 0706273821
5. Rossa Nanda 0706273834
Topik:
Kesadaran penggunaan sabuk pengaman bagi pengemudi kendaraan beroda empat
di Jalan Margonda, Depok
Tujuan :
Menjelaskan kegunaan dan akibat bila tidak menggunakan sabuk pengaman bagi
pengemudi
Tesis:
Kesadaran pengunaan sabuk pengaman bagi pengemudi kendaraan beroda empat
di Jalan Margonda, Depok, merupakan dampak dari pengetahuan para pengemudi
kendaraan beroda empat tentang penggunaan sabuk pengaman.
Kerangka Karangan
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penelitian
II. Kerangka Teori
A. Pengertian Sabuk Pengaman
B. Spesifikasi Sabuk Pengaman
C. Fungsi Sabuk Pengaman
D. Akibat Tidak Menggunakan Sabuk Pengaman
III. Hasil Temuan
A. Karakteristik Responden
B. Hasil Temuan
C. Pembahasan
IV. Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Angket
Topik : kesadaran penggunaan sabuk pengaman bagi pengendara mobil di Jalan
Margonda, Depok.
Yth.
Para responden
Dengan hormat,
Kami, Rina, Rindia, Rizka, Rosmaida, dan Rossa, peserta mata kuliah
Penulisan Ilmiah, sedang mengumpulkan data penelitian tentang kesadaran
penggunaan sabuk pengaman bagi pengemudi di Jalan Margonda, Depok. Adapun
hasil penelitian akan digunakan sebagai data responden dalam penyusunan
makalah akhir mata kuliah Penulisan Ilmiah semester ganjil 2007/2008.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami meminta Anda untuk membantu
kami dalam pengumpulan data tersebut dengan mengisi angket yang telah kami
buat dengan sejujur-jujurnya. Atas perhatian dan partisipasi Saudara/i, kami
ucapkan terima kasih.
Homat kami,
Penulis
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tanda centang ( )
1. Data responden
a. Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
b. Usia
17—25 tahun
26—40 tahun
Lebih dari 40 tahun
c. Pekerjaan
Pelajar
Mahasiswa
Pegawai negeri
Pegawai swasta
Lain-lain (...........................)
d. Pendidikan terakhir
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
Lain-lain (...........................)
2. Apakah mobil Anda dilengkapi dengan sabuk pengaman?
Ya
Tidak
3. Seberapa sering Anda menggunakan sabuk pengaman?
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
4. Seberapa penting sabuk pengaman bagi Anda?
Biasa saja
Penting
Sangat penting
5. Saat masuk kendaraan, apa Anda langsung teringat dan spontan
menggunakan sabuk pengaman?
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
6. Apakah Anda pernah mengalami kecelakaan ketika berkendaraan?
Ya
Tidak
(Jika ya, lanjutkan ke pertanyaan nomor 7. jika tidak lanjutkan ke nomor 8.)
7. Apakah Anda mengalami cidera serius dalam kecelakaan itu?
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
8. Apakah Anda merasa menggunakan sabuk pengaman karena terpaksa?
Ya
Tidak
(Jika ya, lanjutkan ke pertanyaan nomor 9. jika tidak lanjutkan ke nomor10.)
9. Faktor apa saja yang mempengaruhi hal tersebut? (jawaban boleh lebih
dari satu)
Orang tua atau teman
Banyaknya penumpang
Saat di jalan tol
Adanya polisi
Lain-lain (...............................)
10. Menurut Anda, apa fungsi sabuk pengaman?
Hanya sebagai aksesoris
Alat yang digunakan saat mengendarai mobil dengan kecepatan
tinggi
Alat pengaman saat berkendaraan dalam situasi apa pun
11. Pada saat seperti apa Anda menggunakan sabuk pengaman dalam
berkendaraan?
Di jalan tol saja
Di setiap jalan raya saja
Di jalan tol dan setiap jalan raya
12. Menurut Anda, seberapa penting Perda tentang penggunaan sabuk
pengaman?
Tidak tahu
Tidak penting
Penting