17
MAKALAH PENGANTAR USAHA TANI “PENDAHULUAN” (MODUL 1) Oleh: Ajeng Wulandari 1150402011110 59 Ahmad Rizky Yuda Pratama 1150402011110 83 Ajeng Widakusuma Dewanti 1150402011110 93 Afrizal Maulana Abdi 1150402011111 32

Makalah ; PUT Bab 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah ; PUT Bab 1

MAKALAH

PENGANTAR USAHA TANI

“PENDAHULUAN”

(MODUL 1)

Oleh:

Ajeng Wulandari 115040201111059

Ahmad Rizky Yuda Pratama 115040201111083

Ajeng Widakusuma Dewanti 115040201111093

Afrizal Maulana Abdi 115040201111132

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Makalah ; PUT Bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga

memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha,

pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk,

pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang

semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal

maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang

dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang

mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi.

Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali

disamakan.

1.2 Tujuan

a. Mengerti dan Memahami Pengertian Usaha Tani

b. Mengerti dan Memahami Sejarah dan Perkembangan Usaha Tani

c. Mengerti Perbedaan Usaha Tani Keluarga dan Perusahaan Pertanian

d. Mengerti dan Memahami Klasifikasi Usaha Tani

Page 3: Makalah ; PUT Bab 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Usaha Tani

Menurut Vink (1984) usaha tani merupakan ilmu yang mempelajari norma-norma

yang digunakan untuk mengatur usaha tani agar memperoleh pendapatan yang

setinggitingginya.

Menurut Prawirokusumo (1990) usaha tani merupakan ilmu terapan yang membahas

atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien

pada suatu usaha pertanian, peternakan, atau perikanan. Selain itu, juga dapat

diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana membuat dan melaksanakan

keputusan pada usaha pertanian, peternakan, atau perikanan untuk mencapai tujuan

yang telah disepakati oleh petani/peternak tersebut.

Menurut Soekartawi (1995) usaha tani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana

seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Menurut Efferson usaha tani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara

mengorganisasikan dan mengoperasikan unit usaha tani dipandang sudut efisien dan

pendapatan yang kontinyu.

Usaha tani merupakan perencanaan untuk menentukan dan mengkoordinasikan

penggunaan faktor-faktor produksi pada waktu yang akan datang secara efisien sehingga

dapat diperoleh pendapatan yang maksimal.

Ilmu usaha tani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana

menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar

diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga kerja, modal dan

manajemen.

2.2 Sejarah dan Perkembangan Usaha Tani

Perkembangan pertanian dan usaha tani di Indonesia pada zaman penjajahan

hingga sekarang telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pertanian di

Indonesia diawali dengan sistem ladang berpindah-pindah, dimana masyarakat menanam

Page 4: Makalah ; PUT Bab 1

apa saja, namun hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan. Ladang berpindah adalah

kegiatan pertanian yang dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat. Ladang dibuat

dengan cara membuka hutan atau semak belukar. Pohon atau semak yang telah

ditebang/dibabat setelah kering kemudian dibakar. Setelah hujan tiba, ladang kemudian

ditanami dan ditunggu sampai panen tiba. Setelah ditanami 3 – 4 kali, lahan kemudian

ditinggalkan karena sudah tidak subur lagi.Kejadian ini berlangsung terus menerus,

setelah jangka waktu 10 -  20 tahun, para petani ladang kembali lagi ke ladang yang

pertama kali mereka buka (Surya, 2012).

Selanjutnya, setelah beberapa tahun kemudian sistem bersawah pun mulai

ditemukan oleh penduduk Indonesia. Dalam periode ini, orang mulai bermukim di

tempat yang tetap. Selain itu, tanaman padi yang berasal dari daerah padang rumput

kemudian diusahakan di daerah-daerah hutan dengan cara berladang yang berpindah di

atas tanah kering. Dengan timbulnya persawahan, orang mulai tinggal tetap disuatu

lokasi yang dikenal dengan nama “kampong” walaupun usaha tani persawahan sudah

dimulai, namun usaha tani secara “berladang yang berpindah-pindah” belum

ditinggalkan.

Pada zaman Hindia-Belanda sekitar tahun 1620, sejak VOC menguasai di Batavia

kebijakan pertanian bukan untuk tujuan memajukan pertanian di Indonesia, melainkan

hanya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi VOC. Sedangkan, pada

tahun 1830, Van Den Bosch sebagai gubernur Jendral Hindia Belanda mendapatkan

tugas rahasia untuk meningkatkan ekspor dan muncullah yang disebut tanam paksa.

Sebenarnya Undang-undang Pokok Agraria mengenai pembagian tanah telah muncul

sejak 1870, namun kenyataanya tanam paksa baru berakhir tahun 1921. Dalam system

tanam paksa (Cultuurstelsel) ini, Van den Bosch mewajibkan setiap desa harus

menyisihkan sebagian sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor

khusunya kopi, tebu, nila dan tembakau.

Setelah Indonesia merdeka, maka kebijakan pemerintah terhadap pertanian tidak

banyak mengalami perubahan. Pemerintah tetap mencurahkan perhatian khusus pada

produksi padi dengan berbagai peraturan seperti wajib jual padi kepada pemerintah.

Namun masih banyak tanah yang dikuasai oleh penguasa dan pemilik modal besar,

sehingga petani penggarap atau petani bagi hasil tidak dengan mudah menentukan

tanaman yang akan ditanam dan budidaya terhadap tanamannya pun tak berkembang.

Page 5: Makalah ; PUT Bab 1

Pada permulaan tahun 1970-an pemerintah Indonesia meluncurkan suatu program

pembangunan pertanian yang dikenal secara luas dengan program Revolusi Hijau yang

di masyarakat petani dikenal dengan program BIMAS (Bimbingan Massal). Tujuan

utama dari program tersebut adalah meningkatkan produktivitas sektor pertanian.

Pada tahun 1979 pemerintah meluncurkan program INSUS (Intensifikasi Khusus),

yang meningkatkan efektifitas penerapan teknologi Pasca Usaha Tani melalui kelompok-

kelompok tani dengan luas areal per kelompok rata-rata 50 hektar,setiap kelompok diberi

bantuan kredit modal dalam menjalankan usaha pertaniannya (Lokollo, 2002). Kemudian

pada tahun 1980-an pemerintah meluncurkan program SUPRAINSUS (SI). Program ini

merupakan pengembangan dari Panca Usaha Tani untuk mewujudkan peningkatan

produktivitas tanaman padi.

Pada tahun 1998 usaha tani di Indonesia mengalami keterpurukan karena adanya

krisis multi-dimensi. Pada waktu itu telah terjadi perubahan yang mendadak bahkan

kacau balau dalam pertanian kita. Kredit pertanian dicabut, suku bunga kredit

membumbung tinggi sehingga tidak ada kredit yang tersedia ke pertanian. Keterpurukan

pertanian Indonesia akibat krisis moneter membuat pemerintah dalam hal ini departemen

pertanian sebagai stake holder pembangunan pertanian mengambil suatu keputusan

untuk melindungi sektor agribisnis yaitu “pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang

berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi.”

Untuk sistem pertanian dan usaha tani yang ada sekarang ini masih belum efektif dan

efisien dari mulai proses awal sampai pada saat panen dan pasca panen sehingga masih

perlu diintensifkan sehingga dapat memberikan hasil yang optimum. Untuk itu,

pemerintah berusaha untuk mendongkrak kontribusi sektor pertanian Indonesia terhadap

perekonomian dengan mensosialisasikan sistem agrobisnis, diferensiasi pertanian,

diversifikasi pertanian dengan membuka lahan peranian baru, sistem pertanian organik,

berbagai kebijakan harga dan subsidi pertanian, kebijakan tentang ekspor-impor

komoditas pertanian dan lain-lain. Sistem pertanian organik khususnya, telah

dicanangkan pemerintah sejak akhir tahun 1990-an dan mengusung Indonesia go organik

pada tahun 2010, sistem ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas produk pertanian mengingat rusaknya kesuburan tanah akibat penggunaan

pupuk kimia yang berlebihan dan dalam waktu lama serta pencemaran lingkungan oleh

penggunaan pestisida kimia. Semua upaya pemerintah tersebut bertujuan untuk

meningkatkan distribusi pendapatan petani sehingga dengan ini diharapkan dapat

meningkatkan kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian.

Page 6: Makalah ; PUT Bab 1

2.3 Perbedaan Usaha Tani Keluarga dan Perusahaan Pertanian

2.3.1 Usaha tani Keluarga

Usaha tani yang dikelola oleh petani dan keluarganya. Umumnya mereka

mengelola lahan milik sendiri atau lahan sewa yang tidak terlalu luas dan menanam

berbagai macam tanaman pangan, palawija dan/atau hortikultura. Hasil yang mereka

panen biasanya digunakan untuk konsumsi keluarga, jika hasil panen mereka lebih

banyak dari jumlah yang mereka konsumsi mereka akan menjualnya ke pasar

tradisional. Ciri usaha tani keluarga adalah tidak adanya spesifikasi dan spesialisasi.

Mereka biasa menanam berbagai macam komoditi. Dalam satu tahun musim tanam

petani dapat memutuskan untuk menanam tanaman bahan pangan atau tanaman

perdagangan. Keputusan petani untuk menanam bahan pangan terutama didasarkan

atas kebutuhan pangan keluarga,sedangkan bila mereka memutuskan untuk menanam

tanaman perdagangan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi pengambilan

keputusan tersebut antara lain adalah iklim, ada tidaknya modal, tujuan penggunaan

hasil penjualan tanaman tersebut dan ekspektasi harga. Jenis komoditi perdagangan

rakyat meliputi tembakau, tebu rakyat, kopi, lada, karet, kelapa, teh, cengkeh, vanili,

buah-buahan, bunga-bungaan dan sayuran.

2.3.2 Perusahaan Pertanian

Perusahaan pertanian adalah perusahaan pertanian yang memproduksi hasil

tertentu dengan sistem pertanian seragam di bawah sistem manajemen yang terpusat

(centralized) dengan menggunakan berbagai metode ilmiah dan teknik pengolahan

yang efisien, untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Usaha tani sebagai

perusahaan dimana petani dalam mengelola atau mempengaruhi pertumbuhan

tanaman dan hewan tersebut menggunakan prinsip perusahaan. Artinya dia

mempertimbangkan berbagai kombinasi input yang diberikan agar bisa menghasilkan

output sesuai dengan tujuan secara efisien dan efektif. Adapun bila usaha tani,

perkebunanan, peternakan, perikanan dan kehutanan telah dilakukan secara efisien

dalam skala besar dengan menerapkan konsep spesialisasi komoditi maka

karakteristik pertanian bergeser ke arah komersialisasi dan dikenal dengan istilah

perusahaan pertanian atau farm.

Jadi perbedaan antara perusahaan pertanian dan usaha tani setidaknya ada dua,

yaitu ditinjau dari segi wawasan usaha dan dari bidang yang tercakup : Jika

Page 7: Makalah ; PUT Bab 1

perusahaan pertanian wawasan usahanya adalah komersial, maka usaha tani keluarga

wawasannya ada yang subsisten, hobi, di samping ada yang komersial, serta campuran

antara dua wawasan tersebut. Dari segi bidang, perusahaan pertanian lebih luas

daripada usaha tani keluarga, karena mencakup subsistem pertanian di samping

subsistem yang lain.

2.4 Klasifikasi Usaha Tani

Usaha tani sebagai objek pengamatan dapat dilihat dari berbagai segi :

a. Pola Usaha tani

Terdapat dua macam pola usaha tani, yaitu:

Lahan basah atau sawah

Adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat

permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya

kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam

lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa, dan gambut.

Lahan kering

Adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di lahan kering. Lahan kering ditandai

dengan rendahnya curah hujan ( < 250 - 300 mm/tahun), indek kekeringan (rasio /

perbandingan antara curah hujan dan evapotranspirasi kurang dari 0.2), variasi

tanaman sangat terbatas (hanya semak belukar, rerumputan dan pepohonan kecil di

daerah tertentu), suhu yang sangat tinggi (+- 49 derajat celsius pada musim panas),

tekstur tanah adalah pasir dan memiliki salinasi yang tinggi pada tanah dan air

tanahnya yang diakibatkan oleh tingginya evaporasi dan infiltrasi. 

b. Tipe Usaha tani

Tipe usaha tani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada

macam dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan. Macam tipe usaha tani :

Usaha tani Padi

Usaha tani Palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)

c. Struktur Usaha tani

Pola usaha tani berdasarakan jumlah cabang usaha tani yang diusahakan usaha

tani dapat dibedakan sebagai berikut :

Page 8: Makalah ; PUT Bab 1

Usaha tani Khusus

Adalah usaha tani yang mempunyai satu cabang saja. Contohnya: usaha tani

tembakau, usaha tani padi.

Usaha tani Tidak Khusus

Petani mengusahakan bermacam-macam usaha tani. Seperti ternak atau ikan. Hal

ini dilakukan jika petani memiliki dan mengusahakan berbagai macam tanah

seperti: tanah sawah, tanah darat, padang rumput dan kolam.

Usaha tani Campuran

Merupakan bentuk usaha tani yang diusahakan secara bercampur antara tanaman

dengan tanaman, tanaman dengan ternak, tanaman dengan ikan dsb. Usaha tani ini

juga dikenal dengan tumpang sari, misalnya tumpang sari antara jagung dengan

kacang tanah, tumpang sari antara padi dan ikan.

d. Corak Usaha tani

Tujuan kegiatan usaha tani berbeda-beda karena pengaruh lingkungan alam

dan kemampuan pengusahanya. Ada petani yang kegiatannya bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan keluarganya yang disebut dengan usaha tani pencukup

kebutuhan keluarga (selfsufficient farm/subsistences farms), dan ada pula kegiatannya

yang bertujuan untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya yang disebut dengan

usaha tani komersial (commercial farm).

Corak usaha tani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usaha tani yang

ditentukan oleh berbagai ukuran/kriteria, antara lain:

Nilai umum, sikap dan motivasi

Tujuan produksi

Pengambilan keputusan

Tingkat teknologi

e. Bentuk Usaha tani

Berdasarkan cara penguasaan unsur-unsur produksi dan

pengelolaannya, usaha tani digolongkan dalam 3 macam yaitu:

Usaha tani perseorangan

Dalam usaha tani ini, unsur-unsur produksi ditentukan oleh seseorang dan

pengelolaannya dilakukan oleh seseorang. Tanah yang diusahakan dapat berupa

miliknya atau orang lain.

Page 9: Makalah ; PUT Bab 1

Usaha tani kolektif

Usaha tani yang unsur-unsur produksinya dimiliki organisasi kolektif. Unsur-unsur

produksi diperoleh organisasi dari membeli, menyewa, menyatukan milik

perorangan atau berasal dari pemerintah.

Usaha tani kooperatif

Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan dibagi

berdasarkan kontribusi dari pencurahan faktor yang lain. Merupakan bentuk

peralihan antar usaha tani perseorangan dan usaha tani kolektif. Pada usaha tani ini

tidak semua unsur-unsur produksi dan pengelolaannya dikuasai bersama.tanahnya

masih milik perorangan. Usaha bersama dituangkan dalam bentuk kerja sama di

beberapa segi seperti :

a) Kerjasama dalam penjualan hasil

b) Kerjasama dalam pembelian sarana produksi

c) Kerjasama dalam tenaga kerja

Page 10: Makalah ; PUT Bab 1

BAB III

KESIMPULAN

Usaha tani adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan

yang dilakukan dalam budidaya. Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan

ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat

usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk,

pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran.

Page 11: Makalah ; PUT Bab 1

DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz, V. 1992. Analisis Sistem Terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri.

Bandung: Tarsito.

Mirza. 2010. Klasifikasi Usaha Tani. http://berauzha.blogspot.com/2010/11/ klasifikasi-usaha

tani.html.diakses tanggal 17 September 2013.

Robins, S. T. 1990. Organization Theory: Structure, Design and Aplications. 3rd ed. Prentice-

hall. Inc. New Jersey: Englewood Cliffs.

Soeharjo dan Patong. 1991. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usahatani. Bogor: Departemen Ilmu

Sosial Ekonomi faperta IPB.