Upload
shintahilda
View
253
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
for u
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sakit Kepala merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Beberapa orang sering mengalami sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir tidak pernah merasakan sakit kepala. (info-sehat-kita.ac.id)
Sakit kepala menahun dan sakit kepala kambuhan bisa terasa sangat nyeri dan mengganggu, tetapi jarang mencerminkan keadaan kesehatan yang serius. Suatu perubahan dalam pola atau sumber sakit kepala (misalnya dari jarang menjadi sering, sebelumnya ringan sekarang menjadi berat) bisa merupakan pertanda yang serius dan memerlukan tindakan medis segera. (anonim,2009)
Sekarang ini banyak sekali obat-obat sakit kepala yang dijual bebas di toko-toko obat atau apotik. Di televisi juga banyak iklan yang menawarkan obat sebagai solusi sakit kepala. Namun hampir semua obat tersebut tidaklah mampu mengatasi sakit kepala dengan sebenar-benarnya. Memang untuk reaksinya sangat cepat dalam meredakan sakit kepala, namun di lain waktu ia akan kambuh kembali. Akibatnya kita menjadi ketergantungan dan bila dikonsumsi terus penerus dapat menyebabkan pembuluh darah kian tersumbat sebab obat - obat tersebut sebenarnya adalah toksin bagi tubuh kita karena terbuat dari bahan kimia.(anonim,2009)
Hampir setiap orang pernah merasakan nyerinya sakit kepala. Data menunjukkan, 90% populasi manusia pernah mengalami penyakit yang menimbulkan rasa nyut-nyut atau cekot-cekot ini sekali atau dua kali dalam setahun. Sakit kepala juga menjadi alasan terbanyak kedua orang mendatangi dokter.(Dede arif rahman, 2009)
Untuk itu kita sebagai calon tenaga kesehatan, kita perlu mengetahui dan memahami tanda dan gejala berbagai penyakit khususnya di sini sakit kepala.
Chepalgia adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. (Smeltzer & Bare, 2002)
Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. (Brunner & Suddart, 2002)
Chepalgia Kronik mengacu pada sakit kepala yang terjadi lebih dari 15 hari dalam sebulan - dalam beberapa kasus bahkan setiap hari - selama tiga bulan atau lebih. (Silberstein, 2005).
1
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan di bahas dalam Makalah ini adalah :
1. Bagaimana klasifikasi cephalgia?
2. Bagaimana etiologi dari cephalgia ?
3. Bagaimana penatalaksanaan untuk cephalgia?
4. Bagaimana pengkajian untuk masalah cephalgia ?
5. Bagaimana diagnosa keperawatan untuk penyakit cephalgia ?
6. Bagaimana intervensi yang di rencanakan untuk masalah cephalgia ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari Makalah ini adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana asuhan kerawatan yang tepat pada penyakit sakit kepala.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui klasifikasi dari sakit kepala
b. Untuk mengetahui etiologi dari masing-masing sakit kepala
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari masing-masing jenis sakit kepala
d. Untuk mengetahui patofisiologi dari masing-masing jenis sakit kepala
e. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari masing-masing jenis sakit kepala
f. Untuk mengetahui pengkajian dari penyakit sakit kepala
g. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang tepat untuk penyakit sakit kepala
h. Untuk mengetahui intervensi yang tepat untuk masalah penyakit sakit kepala
D. Manfaat
Kita yang nantinya sebagai tenaga kesehatan dapat mengetahui dan Paham akan asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien dengan masalah sakit kepala (Chepalgia), sehinggga di dunia rumah sakit nanti dapat menerapkan asuhan keperawatan ke pasien dengan masalah sakit kepala secara tepat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
1. Pengertian Nyeri kepala (headache atau chepalgia) merupakan keluhan yang sangat
umum pada pasien. Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama pada manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. Karena nyeri kepala sering menyertai pada penyakit-penyakit lainnya, terkadang pasien mengobati sendiri nyeri kepalanya, padahal banyak nyeri kepala yang disebabkan karena penyakit serius seperti infeksi dan tumor intracranial, meningitis, infeksi akut, cedera kepala, hipoksia serebral, atau penyakit kronis dan akut pada mata, hidung, dan tenggorokan. Nyeri kepala terjadi ketika area sensitif pada kepala distimulus kemudian diproyeksikan ke permukaan dan dirasakan di daerah distribusi syaraf yang bersangkutan. Area-area tersebut diantaranya kulit kepala, periosteum, syaraf kranial V, IX, X, daerah meningen(Tarwono,2007)
2. Fungsi Fisiologisa. Mekanisme neuro fisiologi nyeri
Struktur spesifik dalam sistem saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensori nyeri.
b. Transmisi nyeriReseptor nyeri (nosi septor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang
berespon hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak.c. Bentuk nyeri
1. Nyeri akut- datangnya tiba-tiba.- biasanya menurun sejalan dengan terjadinya penyembuhan.- nyeri yang sedang berlangsung dari beberapa detik hingga 6 bulan.- dapat sembuh secara spontan atau dengan pengobatan.
2. Nyeri kronik - nyeri yang menetap sepanjang suatu periode waktu.- sulit diobati.- nyeri yang berlangsung selam 6 bulan atau lebih.
Munculnya nyeri berkaitan erat dengean reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu.
3
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia1. Chepalgia
Nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang.
2. HepatitisPeradangan pada hati karena toxin,seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi.
3. Gastritis Suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung.
4. Disentri Infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang disertai darah atau lendir.
5. Apendisitis Gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks.
6. MaagGejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit,mulas dan perih pada perut.
7. Herpes simpleksErupsi vesikula pada kulit dan membran mukosa yang disebabkan oleh virus herpes.
8. Luka gangrenJenis luka yang hanya di derita oleh mereka yang mengidap penyakit diabetes.
4. Penatalaksanaan1. Non Farmakologi
a. Relaksasi distraksi, mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu.b. Stimulasi kulit, beberapa teknik untuk stimulus kulit antara lain:
1. Kompres dingin2. Counteriritan, seperti plester hangat
2. Farmakologi a. obat b. injeksi
B. Konsep Askep
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian nyeri akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang afektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor yang mempengaruhi nyeri, seperti factor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni (a) riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien dan (b) observasi langsung pada respon perilaku dan fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjek. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :
4
· P (provokatif) yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri
· Q (quality) dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat.
· R (region) yaitu daerah perjalanan nyeri.
· S (severty) adalah keparahan atau intensits nyeri.
· T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
a. Riwayat Nyeri
Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya memberikan klien kesempatan untuk mengungkapkan cara pandang mereka terhadap nyeri dan situasi tersebut dengan kata-kata mereka sendiri. Langkah ini akan membantu perawat memahami makna nyeri bagi klien dan bagaimana ia berkoping terhadap aspek, antara lain :
1). Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien menunjukkan area nyerinya. Pengkajian ini biasanya dilakukan dengan bantuan gambar tubuh. Klien biasanya menandai bagian tubuhnya yang mengalami nyeri. Ini sangat bermanfaat, terutama untuk klien yang memiliki lebih dari satu sumber nyeri.
2). Intensitas Nyeri
Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah dan terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri pasien. Skala nyeri yang paling sering digunakan adalah rentang 0-5 atau 0-10. Angka “0” menandakan tidak nyeri sama sekali dan angka tertinggi menandakan nyeri “terhebat” yang dirasakan klien. Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien melalui skala nyeri wajah, yaitu Wong-Baker FACES Rating Scale yang ditujukan untuk klien yang tidak mampu menyatakan intensitas nyerinya melalui skala angka. Ini termasuk anak-anak yang tidak mampu berkomunikasi secara verbal dan lan sia yang mengalami gangguan komunikasi.
Keterangan
· 0 : Tidak nyeri
· 1-3 : Nyeri ringan (secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik).
· 4-6 : Nyeri sedang (secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskribsikan nyeri, dapat mengikuti perintah dengan baik).
· 7-9 : Nyeri berat (secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikan nyeri, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, napas panjang dan distraksi.
· 10 : Nyeri sangat berat (klien sudah tidak bisa berkomunikasi).
5
6
3). Kualitas Nyeri
Terkadang nyeri bisa terasa seperti “dipukul-pukul” atau “ditusuk-tusuk”. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan klien untuk menggambarkan nyerinya sebab informasi yang akurat dapat berpengaruh besar pada diagnosis dan etiologi nyeri serta pilihan tindakan yang diambil.
4). Pola
Pola nyeri meliputi: waktu awitan, durasi/lamanya nyeri dan kekambuhan atau interval nyeri. Karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang dan kapan nyeri terakhir kali muncul.
5). Faktor Presipitasi
Terkadang aktivitas tertentu dapat memicumunculnya nyeri. Sebagai contoh: aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri dada. Selain itu, faktor lingkungan (lingkungan yang sangat dingin atau sangat panas), stresor fisik dan emosional juga dapat memicu munculnya nyeri.
6). Gejala yang menyertai
Gejala ini meliputi: mual, muntah, pusing dan diare. Gejala tersebut bisa disebabkan oleh awitan nyeri atau oleh nyeri itu sendiri.
7). Pengaruh aktifitas sehari-hari
Dengan mengetahui sejauh mana nyeri mempengaruhi aktivitas harian klien akan akan membantu perawat memahami persepsi klien tentang nyeri. Beberapa aspek kehidupan yang perlu dikaji terkait nyeri adalah tidur, nafsu makan, konsentrasi, pekerjaan, hubungan interpesonal, hubungan pernikahan, aktivitas di rumah, aktivitas waktu seggang serta status emosional.
8). Sumber koping
Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda dalam menghadapi nyeri. Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh oleh pengalaman nyeri sebelumnya atau pengaruh agama/budaya.
9). Respon afektif
Respon afektif klien terhadap nyeri bervariasi, tergantung pada situasi, derajat dandurasi nyeri, interpretasi tentang nyeri dan banyak faktor lainnya. Perawat perlu mengkaji adanya perasaan ansietas, takut, lelah, depresi atau perasaan gagal pada diri klien.
7
b. Observasi respons perilaku dan fisiologis
Banyak respons nonverbal/perilaku yang bisa dijadikan indikator nyeri diantaranya :
1). Ekspresi wajah:
a) Menutup mata rapat-rapat
b) Membuka mata lebar-lebar
c) Menggigit bibir bawah
2). Vokalisasi:
a) Menangis
b) Berteriak
3). Imobilisasi (bagian tubuh yang mengalami nyeri akan digerakan tubuh tanpa tujuan yang jelas):
a) Menendang-nendang
b) Membolak-balikkan tubuh diatas kasur
Sedangkan respons fisiologis untuk nyeri bervariasi, bergantung pada sumber dan durasi nyeri. Pada awal awitan nyeri akut, respons fisiologis:
a). Peningkatan tekanan darah
b). Nadi dan pernapasan
c). Diaforesis
d) Dilatasi pupil akibat terstimulasinya sistem saraf simpatis.
akan tetapi, jika nyeri berlangsung lama dan saraf simpatis telah beradaptasi, respon fisiologis tersebut mungkin akan berkurang atau bahkan tidak ada. Karenanya, penting bagi perawat untuk mengkaji lebih dari satu respons tersebut merupakan indikator yang buruk untuk nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekan intrakranial
b. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Nyeri Akut
1). Tujuan: Setelah dilakukan selama 3x24 jam tindakan diharapkan nyeri berkurang.
2). - Kriteria hasil:
- Nyeri berkurang
- Ekspresi wajah tenang
8
- Tanda-tanda vital (TD: 120/80 mmHg, N: 60-100 x/menit, R: 16-20 x/menit).
- Klien dapat istirahat dan tidur normal sesuai dengan usianya.
3. Intervensi :
a) Kaji TTV dan keluhan pasienb) Berikan posisi yang nyamanc) Ciptakan lingkungan yang kondusifd) Ajarkan klien teknik relaksasie) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
b. Nyeri kronis
1). Tujuan: Setelah dilakukan selama 3x24 jam tindakan diharapkan nyeri teratasi sebagian.
2). Kriteria hasil:
- Skala nyeri dalam rentang 1-3.
- Raut muka tidak menahan nyeri.
- Klien sudah tidak memegangi area yang nyeri.
3). Intervensi
a. Catat karakteristik nyeri
b. Berikan posisi semi fowler
c. Ajarkan teknik relaksasi
d. Kolaborasi pemberian obat analgesic sesuai dengan indikasi
e. Mempermudah dalam tindakan pengobatan kepada klien
f. Membantu memberikan rasa nyaman kepada klien dan menambah pengetahuan pasien dalam mengurangi rasa nyeri
g. Membantu pasien dalam mengurangi rasa nyeri
4. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri, di antaranya hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri, adanya respon fisiologis yang baik dan pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian 1. Biodata
a. Identitas klien Nama : Ny. S
Umur : 57 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Status perkawinan : Kawin
Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Grimaya
Hari/tanggal MRS : jumat, 26 juni 2015
Hari/tanggal pengajian : 30 juni 2015
No.RM : 177109
Diagnosa medis : Cephalgia
b. Penanggung jawabNama : Tn. N
Umur : 75 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Hub. Dengan klien : Suami
Alamat : Jln. Mentok
2. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama : sakit kepala berputar-putar.b. Riwayat kesehatan sekarang:
P: Pusing terasa berputar-putar, Q: Nyeri bertambah pada saat klien mengubah posisi tubuh, seperti dari posisi berbaring ke posisi duduk ataupun duduk ke posisi berdiri,dan berkurang bila klien istirahatR: Nyeri terjadi di seluruh bagian kepalaS: Derajat nyeri klien 5T: Sering terjadi saat klien mengubah posisi tubuhnya
10
c. Riwayat penyakit dahulu : klien mengatakan sudah pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya.Pada bulan 14 desember 2014 dengan diagnosa cephalgia.Riwayat alergi: Tidak ada
d. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram :
= Laki-laki = Perempuan
= Klien/ pasien = laki-laki meninggal
= perempuan meninggal
Keterangan: Klien menikah dan mempunyai 3 orang anak. Dalam keluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama seperti klien.
3. Pola fungsi kesehatana. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
1. Keadaan sebelum sakitKlien mengatakan sering berolahraga
2. Keadaan saat sakitKlien mengatakan tidak pernah berolahraga lagi
b. Pola nutrisi dan metabolisme1. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan makan 3x sehari, menghabiskan makan 1 porsi serta
tidak muntah dan tidak kesulitan menelan pada saat makan
11
2. Keadaan saat sakitKlien mengatakan makan 3x sehari, klien hanya bisa menghabiskan 3
sendok karena klien mengalami mual dan muntah dan nafsu mkan klien
berkurang
Input : Infus+Makanan+Minum+Obat+Metabolisme= 3250
Output : BAB+BAK+Muntah= 2700
IWL¿ BBx 152 4 jam
=60 x152 4
=37,5
Balance cairan : input cairan –( output cairan+IWL)
=(3250 –(2700 + 37,5).
= +512,5 cc/24 jam
c. Pola eliminasi dan status kebutuhan cairan1. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan BAB sehari 1x, konsistensi lunak, berwarna kuning, dan frekuensi BAK 5x sehari
2. Keadaan saat sakitKlien mengatakan BAB 4 hari 1x, konsistensi keras, berbentuk bulat, dan
frekuensi BAK 4x sehari
d. Pola istirahat dan tidur 1. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan tidak bisa tidur jika belum minum obat dengan
frekuensi 5 jam dikarenakan kepalanya pusing,tidur siang 2 jam dan tidur
malam 4 jam
2. Keadaan saat sakitKlien mengatakan tidak bisa tidur jika belum minum obat dengan
frekuensi 4 jam dikarenakan kepalanya pusing,tidur siang 1 jam dan tidur
malam 3 jam
Masalah keperawatan: gangguan pola tidur
e. Pola kognitif dan persepsi1. Keadaan sebelum sakit
klien selalu rileks/santai dan tidak terlalu memikirkan penyakit yang dideritanya
2. Keadaan saat sakit klien mengatakan cemas dengan penyakitnya.
f. Pola persepsi dan konsep diri1. keadaan sebelum sakit
klien mengatakan bisa melakukan aktivitas dengan baik secara mandiri.
12
2. keadaan saat sakit klien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali beraktivitas lagi.
g. Pola koping dan adaptif stres1. keadaan sebelum sakit
klien mengatakan cara untuk menghilangkan stresnya dengan berkumpul, bercerita dengan tetangga-tetangganya.
2. keadaan saat sakit klien mengatakan merasa sedikit stres jika memikirkan anaknya yang sakit. Koping yang dilakukan klien adalah dengan minum obat oral ( Clobazam )
h. Pola keyakinan dan kepercayaan1. Keadaan sebelum sakit
klien mengatakan sering menjalankan ibadahnya2. keadaan saat sakit
klien mengatakan jarang menjalankan ibadahnya.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum1. tekanan darah : 120/80 mmHg2. nadi :92x/menit3. pernafasan :20x/menit4. suhu : 36,7 ®C
b. Tingkat kesadaran1. Verbal : Dapat bicara spontan
nilai : 4 2. Mata : Dapat membuka mata secara spontan
nilai :53. Motorik : Dapat bergerak sesuai intruksi
nilai :6Jumlah nilai : 15
Kualitas kesadaran : Composmentis
c. Head to toe1. Kepala dan rambut
a. Inspeksi Rambut klien tampak berwarna kemerahan dan terdapat sedikit uban
b. Palpasi Di sekitar kepala klien tidak teraba benjolan
2. Mata a. Fungsi penglihatan
Klien mengatakan fungsi penglihatannya kadang-kadang kabur jika pusingnya kambuh
13
b. KonjungtivaKonjungtiva pada klien tampak merah mudah
c. Sklera Sklera pada klien tampak berwarna merah
d. Palpebral Palpebral pada klien tampak bengkak
e. Pemeriksaan lain : pengkajian tidak di lakukan3. Telinga
a. Inspeksi Telinga pada klien tampak simetris dan berliku-liku
b. Fungsi pendengaranFungsi pendengaran pada klien baik(klien dapat mendengarkan pada jarak 5 m)
c. Kebersihan Telinga klien tampak sedikit bersih
d. SerumenPada telinga klien terdapat sedikit serumen
4. Hidung a. Inspeksi
Hidung klien simetrisb. Fungsi penciuman
Fungsi penciuman klien baik (klien dapat mencium bau yang dia makan)
c. Pembengkakan Hidung klien tidak mengalami pembengkakan
d. Kebersihan Hidung klien tidak terdapat secret
e. Pendarahan Hidung pada klien tidak mengalami pendarahan
4. Mulut dan lidaha. Inspeksi
Lidah klien tampak berwarna merah mudab. Fungsi pengecapan
Fungsi pengecapan klien baik ( klien dapat merasakan rasa makanan)c. Membran mukosa
Membran mukosa pada klien tampak keringd. Pembengkakan
Tidak terdapat pembengkakan pada kliene. Kebersihan
Tidak terdapat kotoran pada mulut klienf. Kesulitan menelan
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan menelan
14
5. Tenggorokan dan lehera. Inspeksi
Tenggorokan dan leher klien tampak simetrisb. Palpasi
Tidak terdapat benjolan pada leher klien
6. pemeriksaan dada dan parua. inspeksi
Dada klien tampak simetris, pergerakan dada sama, napas regular (20x/menit)
b. palpasi tidak teraba ictus cordis pada klien
c. perkusisonor
d. auskultasi terdengar bunyi lup dup
7. pemeriksaan abdomena. inspeksi
Abdomen pada klien tampak simetrisb. palpasi
Tidak terdapat luka pada abdomen klienTerdapat nyeri tekan bagian abdomen atas
c. perkusi timpani
d. auskultasiTampak terdengar bising usus dengan frekuensi 10x/menit ( peristaltik usus)
8. genetalia dan rectal
a. inspeksi
Klien mengatakan genetalia dan rectal pada klien tampak bersih dan
tidak terpasang kateter
9. pemeriksaan eksterrmitas
Eksermitas Atas
Inspeksi :
Tidak ada gangguan pergerakan
Terpasang infus KaEn 3b di tangan kiri pada klien
15
Eksemitas Bawah
Inspeksi :
Pergerakan otot lemah
4 44 4
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
No Hari/Tanggal Jenis pemeriksaan
Hasil Nilai normal
interpretasi
1. Selasa, 30 juni 2015
HB 12,4 12-14 g/dl Normal
Leukosit 10.200 5.000-10.000
Tidak normal
Eritrosit 4.800.000 4,5 jta/wl Tidak normal
Trombosit 265.000 150.000-400.000 ml/jam
Normal
hematoksit 36,3 37-43 vol %
Normal
Ureum 21 15-39 mg/dl
Normal
creatinine 1,2 0,6-1,1 mg/dl
Tidak normal
GDS 135 ≥ 100 mg/dl
Normal
b. Pemeriksaan lain
Tidak ada pemeriksaan lain
16
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan obat
No. Tanggal waktu Jenis obat Dosis Indikasi
30 juni 2015
16.00 IVFD KA EN 3B 18 gtt
Penambah cairan tubuh
16.00 Inj. Ranitidine 3x1 Tukak lambung , jangka pendek tukak usus 12 jari aktif
16.00 Oral:- clobazam 2x1 Untuk keadaan yang b.d ansietas, ketegangan ganggan tidur.
16.00 - Na. Diclofenac
3x1 Pengobatan akut, dan kronis gejala gejala reumatoid, anti radang
7. Analisa data
Nama : Ny .S No.RM : 177109
Jenis kelamin : Perempuan Diagnosa medis : Cephalgia
No Data Etiologi Problem 1. Ds:
- Klien mengatakan pusing kepala berputar-putar
Do:- klien tampak meringis- klien tampak gelisah- TTV (TD:120/90, P:70,
T:36,7, RR:23)- Skala nyeri 5
Peningkatan tekanan intrakranial
Nyeri akut
2. Ds:- klien mengatakan tidak
nafsu makan dan mual.Do:
- klien tampak lemah- klien tampak tidak
menghabiskan makanan (3 sendok makan)
Intake nutrisi kurang
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ds:- klien mengatakan susah
tidur, hanya 4 jam dan sering terbangun.
Do:- klien tampak lemah dan
muka tampak lesu.
Nyeri kepala Perubahan pola tidur kurang dari kebutuhan tubuh
17
8. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu :
1. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intrakranial
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi inadekuat
3. Perubahan pola tidur kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri dikepala
9. Intervensi keperawatan
No
Diagnosa Rencana keperawatanTujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intrakranial
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam nyeri teratasi dengan KH :
- nyeri berkurang- skala nyeri 0-1 - klien tampak
rileks- TTV normal
- kaji TTV klien
- berikan posisi yang nyaman
- ciptakan lingkungan yang kondusif
- ajarkan klien teknik relaksasi
- kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat
- mengetahui KU klien
- memberikan rasa nyaman
- memberikan rasa nyaman
- agar klien rileks- mempercepat
penyembuhan dan mengurangi rasa nyeri
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi inadekuat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan KH :
- nafsu makan membaik
- mual berkurang- menghabiskan 1
porsi makan
- kaji keluhan klien
- monitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya
- atur posisi semi fowler saat memberikan makanan
- Mengetahui KU klien
- mengetahui jumlah nutrisi yang masuk
- memudahkan klien mencerna makanan
- meningkatkan asupan nutrisi sesuai kemampuan klien
18
- ajarkan pasien makan sedikit tapi sering
- anjurkan klien istirahat sebelum makan
3. Perubahan pola tidur kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri dikepala
Setelah dilakukan tindakan keperwatan 3x24 jam diharapkan gangguan pola tidur teratasi dengan KH:
- klien dapat tidur nyenyak
- klien tampak rileks
- klien tidur 7-8 jam
- kaji TTV klien
- bantu klien untuk mengubah posisi senyaman mungkin
- ajarkan klien teknik relaksasi
- hindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur
- kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat
- mengetahui KU klien
- posisi yang nyaman membuat klien lebih rileks
- melatih klien agar lebih rileks
- meningkatkan jumlah jam tidur klien
- membantu mengurangi nyeri dan pola tidur normal
19
10. Implementasi keperawatan
Nama : Ny.S No.RM : 177109
Jenis kelamin : perempuan diagnosa medis : cephalgia
No Diagnosa keperawatan
Waktu
Tindakan Respon
1. Tanggal 30 juni 2015
Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intrakranial
16.05
17.00
- mengobservasi TTV
- memberikan posisi yang nyaman
- menciptakan lingkungan yang kondusif
- mengajarkan klien teknik relaksasi ( dengan cara tarik nafas dalam)
- mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat (ciobazam, nadiciofenac)
- TD:120/90 ,Pols: 70, RR:23Temp:36,7
- Klien merasa nyaman
- Terciptanya lingkungan kondusif
- Klien dapat menerapkan kembali teknik relaksasi yang di ajarkan
- Nyeri berkurang
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi inadekuat
19.35 - mengkaji keluhan klien
- memonitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya
- mengatur posisi semi fowler saat
- Klien kooperatf
- Klien menghabiskan 3 sdm
- Klien mudah menelan
- mual muntah klien berkurang
20
memberikan makanan
- mengajarkan pasien makan sedikit tapi sering
- menganjurkan klien istirahat sebelum makan
- Klien tampak lebih segar
Perubahan pola tidur kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri dikepala
21.10
20.30
- Mengobservasi TTV klien
- membantu klien untuk mengubah posisi senyaman mungkin
- mengajarkan klien teknik relaksasi
- menghindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur
- melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat
- TD:120/90,Pols: 70, RR:23,Temp:36,7
- Klien merasa nyaman
- Klien mampu menerapkan teknik relaksasi
- klien tidak kelelahan
- membantu mengurangi nyeri
2. Tanggal 01 juni 2015
Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intrakranial
14.45 - Mengobservasi TTV
- Memberikan posisi yang nyaman
- Menciptakan lingkungan yang kondusif
- Mengajarkan klien teknik relaksasi ( dengan cara tarik nafas dalam)
- Mengkolaborasi dengan dokter
- TD:110/90, Pols: 63, RR:23Temp: 37
- Klien merasa nyaman
- Terciptanya lingkungan yang kondusif
- Nyeri berkuran
21
dalam pemberian terapi obat (ciobazam, nadiciofenac)
g- Nyeri
berkurang
- Klien kooperatif
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi in adekuat
16.40
18.55
- Mengkaji keluhan klien
- memonitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya
- mengatur posisi semi fowler saat memberikan makanan
- menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering
- menganjurkan klien istirahat sebelum makan
- Menghabiskan 4 sdm
- Klien mudah menelan
- Mual dan muntah berkurang
- Nafsu makan bertambah
Perubahan pola tidur kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri dikepala
20.30 - Mengobservasi TTV klien
- membantu klien untuk mengubah posisi senyaman mungkin
- mengajarkan klien teknik relaksasi
- menghindari latihan fisik yang berlebihan
- TD: 120/90, Pols: 70, RR:23,Temp:36,7
- Posisi semi fowler
- Klien merasa rileks
- Klien tidak kelelaha
22
sebelum tidur- melakukan
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat sesuai indikasi
n- Nyeri
berkurang
3. tanggal, 02 juli 2015
Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intrakranial
17.30 - Mengobservasi TTV
- Mengatur posisi yang nyaman
- Menciptakan lingkungan yang kondusif
- Mengajarkan klien teknik relaksasi ( dengan cara tarik nafas dalam)
- kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat (ciobazam, nadiciofenac)
- TD:130/80, Pols: 55 RR:20Temp: 36
- Klien merasa nyaman
- Terciptanya Lingkungan yang kondusif
- Nyeri berkurang
- Nyeri berkurang
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi in adekuat
18.45 - Mengkaji keluhan klien
- memonitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya
- mengatur posisi semi fowler saat memberikan
- Klien kooperatif
- Klien menghabiskan 5 sendok makan
- Klien mudah menelan
- Klien merasa kenyang
- Nafsu makan bertambah
23
makanan- menganjurkan
pasien makan sedikit tapi sering
- menganjurkan klien istirahat sebelum makan
Perubahan pola tidur kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri dikepala
20.30 - Mengobservasi TTV
- Membantu klien untuk mengubah posisi senyaman mungkin
- mengajarkan klien teknik relaksasi
- menghindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur
- melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat
- TD: 130/80, Pols: 55, RR:20,Temp: 36
- klien merasa nyaman
- klien tidak kelelahan
- nyeri berkurang
24
11. Evaluasi Keperawatan
Nama: :Ny. S No RM : 177109
Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis : Chepalgia
No Hari/tanggal/jam Diagnosa keperawatan Evaluasi1. Selasa, 30 Juni
2015Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intrakranial
S : Klien mengatakan klien masih merasa nyeriO :- klien masih gelisah
- T D :120/90 - P : 70- RR : 23- T : 36,7- Skala nyeri 5
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi inadekuat
S : klien mengatakan masih mual dan tidak nafsu makan O : -klien masih mual
- Klien masih tampak lemah
- Makanan habis 3 sendok dari porsi yang tidak disediakan
A :maslah belum teratasiP :intervensi dilanjutkan
Perubahan pola tidur kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri dikepala
S : Klien mengatakan susah tidur dan sering terbangun
25
dimalam hariO : - klien masih tampak lemah
- Klien tidur kurang lebih 4 Jam
A : masalah belum teratasiP : intervensi dilanjutkan
2. Rabu, 01 juli 2015
Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intrakranial
S : klien mengatakan masih merasa nyeriO : - nyeri berkurang skala 3
- Klien tampak sedikit rileks
A : masalah teratasi sebagianP: intervensi dilanjutkan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi inadekuat
S : Klien mengatakan masih tdak nafsu makan dan mual berkurangO : - mual berkurang
- Tampak sedikit rileks
- Porsi makan habis ½ dari porsi yang disediakan
A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan
Perubahan pola tidur kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri dikepala
S : Klien mengatakn minum obat terlebih dahulu baru bisa tidur
O : klien tidur 5 jam / hariA : masalah teratasi sebagian
26
P : intervensi dilanjutkan
3. Kamis, 02 juli 2015
Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intrakranial
S : klien mengatakan nyeri sudah berkurangO :- klien tampak rileks
- Nyeri sudah berkurang skala nyeri 1
A :masalah teratasi P : intervensi dihentikan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi inadekuat
S : Klien mengatakan nafsu makan agak membaikO : -mual berkurang
- Porsi makan habis 3/4 dari porsi yang disediakan
- Klien tampak rileks
A : masalah teratasiP : intervensi dihentikan
Perubahan pola tidur kurang dari kebutuhan tubuh b.d nyeri dikepala
S : Klien mengatakan minum obat terlebih dahulu baru bisa makanO: -klien tampak rileks
- Klien tidur 5-6 jam / hari
A :maslah teratasiP :intervensi dihentikan
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini kelompok akan membahas masalah yang terjadi pada Ny.S dengan
kebutuhan nutrisi dan diagnosa medis cephalgia. Diruang Anggrek RSUD Depati Hamzah
yang dilaksanakan pada tanggal 30 juni- 02 juli 2015.
Pembahasan ini meliputi definisi, rasional, data penunjang, Intervensi, implementasi,
dan Evaluasi dari setiap masalah keperawatan yang muncul.
Pengkajian kasus memiliki kesamaan dengan pengkajian di teori terdapat identitas,
riwayat kesehatan, pola fungsi kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada Diagnosa terdapat tiga Diagnosa yaitu
1. Nyeri akut b/d Peningkatan tekanan intrakranial
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Intake nutrisi inadekuat
3. Perubahan pola tidur kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri kepala
Dari kasus yang diteliti hanya satu diagnosa saja yang dapat diambil yaitu
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi kurang.
Intervensi dari teori memiliki beberapa kesamaan dengan intervensi pada kasus : Kaji TTV dan keluhan pasien,berikan posisi yang nyaman,ciptakan lingkungan yang kondusif,ajarkan klien teknik relaksasidan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.
Implementasi dilakukan dari tanggal 30 juni-02juli 2015 yaitu :mengkaji TTV dan keluhan pasien,memberikan posisi yang nyaman,menciptakan lingkungan yang kondusif,mengajarkan klien teknik relaksasi dan mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.
Evaluasi pada teori masalah teratasi dan intervensi dihentikan sedangkan pada kasus
masalah belum teratasi karena klien masih mengalami nyeri pada kepala belum mencapai
kriteria hasil dan intervensi dihentikan
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tinjauan kasus tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada
tanggal 30 juni 2015 sampai 02 juli 2015 pada Ny. S dengan cephalgia di ruangan Anggrek
RSUD Depati Hamzah dapat disimpulkan:
1) pengkajian yang dilakukan pada Ny. s telah dilakukan sesuai konsep yang ada. Dalam
melakukan pengkajian tidak ada beda dengan teori, pengkajian dilakukan dengan
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik. Pada wawancara dengan klien dan keluarga
klien tidak ditemukan hambatan karena keluarga klien kooperatif dalam menjawab
pertanyaan.
2) kelompok mengambil 1 diagnosa dari diagnosa tersebut adalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang kurang.Perencanaan yang
dibuat Ny.S untuk mengatasi masalah kebutuhan nutrisi. Prioritas yang dibuat
berdasarkan keadaan dan kebutuhan Ny.S akan tetapi tidak semua intervensi yang ada
pada teori dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang dialami Ny.S. karena
intervensi disesuaikan dengan kondisi Ny.S
3) implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan sesuai kondisi
klien dan faktor pendukung selama asuhan keperawatan.
4) evaluasi terlampir dari diagnosa masalah teratasi sebagian.
B. Saran
Pada kesempatan ini kelompok ingin mengemukakan beberapa saran khususnya untuk
di ruangan Anggrek RSUD Depati Hamzah dalam rangka meningkatkan asuhan
keperawatan.
1. Untuk perawat ruangan agar dapat terus mempertahankan dan meningkatkan
tekhnik aseptik dan anti aseptik dalam melakukan setiap tindakan
keperawatan.
2. Untuk mahasiswa dan perawat ruangan diharapkan meningkatkan kerjasama
dalam tim keperawatan diruangan untuk melakukan asuhan keperawatan dan
29
memproteksikan diri, seperti memakai masker dan sarung tangan saat
melakukan tindakan.
3. Sebagai tenaga kesehatan sebaiknya mengingatkan keluarga klien atau
pengunjung yang datang agar memakai masker untuk proteksi diri.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul , A.Aziz. 2005.Buku Saku Kebutuhan Dasar Manusia. Buku 1.Jakarta: EGC
Biddey, lym S. 2008. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Batas. Jakarta: EGC
Pearce, C. Evelyn.2013. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Smeltzer & Bare, 2002. Chepalgia. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartona. 2011. Buku Keperawatan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba dan medika
30