Upload
qisti-rahmawati-husna
View
105
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
SALLY HERVIANTY (I 21111006)
DEA THENDRIANI (I 21111008)
MARIA VERONIKA (I 21111016)
DERRY WIDYANSYAH (I 21111030)
NOVADYANTY AURELIA (I 21111035)
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura
Pontianak
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya
kami mampu menyelesaikan makalah dengan judul Spektrofotometri Sinar
Tampak dan Ultraviolet. Makalah Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet
ini merupakan tugas mata kuliah Kimia Analisis II.
Makalah yang berjudul Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet ini
diharapkan dapat menunjang nilai kelompok kami di dalam mata kuliah Kimia
Analisis II. Selain itu, dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi
yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Bambang Wijianto,M.Sc.,Apt selaku dosen pemegang mata kuliah serta kepada
seluruh pihak yang terlibat di dalam penulisan makalah Spektrofotometri Sinar
Tampak dan Ultraviolet ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan di
dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Pontianak, 06 september 2012
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BABI
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan ...........................................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1 Spektrofotometri……………………………………....................................3
2.2 Spektrofotometer UV-Vis………..................................................................4
2.2.1 Prinsip Kerja Spektrofotometri UV-Vis................................................6
2.3 Absorbsi.........................................................................................................7
2.4 Komponen Spektrofotometer UV-Vis dan fungsinya....................................8
2.5 Keuntungan Spektrofotometer.....................................................................11
BAB III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................v
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Spektrofotometer............................................................
Gambar 2. Lampu Tungsten................................................................
Gambar 3. Lampu Deuterium...............................................................
Gambar 4. Prisma..................................................................................
Gambar 5. Grating (kisi difraksi).............................................................
Gambar 6. Celah optis...............................................................................
Gambar 7. Filter..........................................................................................
Gambar 8. Detektor.......................................................................................
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Spektrum warna.......................................................................
Tabel 2. Spektrum cahaya tampak (visibel)............................................
Tabel 3.Bahan kuvet sesuai panjang gelombang ..................................
Tabel 4. Jenis-jenis detektor berdasarkan panjang gelombang .............
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya pengabsorpsian
energi cahaya oleh suatu sistem kimia sebagai fungsi dari panjang gelombang
radiasi, demikian pula pengukuran pengabsorpsian yang menyendiri pada suatu
panjang gelombang tertentu. Spektrofotometri merupakan salah satu metode
dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel
baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi
dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofometri
disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV
dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang
lebih berperan adalah elektron yang ada pada atom maupun molekul yang
bersangkutan.
Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi
elektromagnetik kemungkinan dihamburkan, diabsorbsi atau diteruskan sehingga
dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun
spektroskopi emisi. Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya
sama yaitu didasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi
elektromagnetik. Namun pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau
pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan
cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian
spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk
gelombang elektromagnetik.
Ketika cahaya dengan berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis)
mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang
akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah
elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi.
Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi),
berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.
1
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan
elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron
ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya
inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu
molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron
terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio. Atas
dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu zat
yang ada dalam suatu sampel, dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari
dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.
Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan
dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan. Cahaya yang diserap diukur
sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang dihamburkan diukur sebagai
transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer,
berbunyi: “jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan
sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan
suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”.
Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm,
dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm.
Spektofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) sendiri merupakan salah satu dari
sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa
kimia. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer UV/Vis
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,
sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif. Pada pengukuran secara kuantitatif konsentrasi dari analit
di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang
gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.
Data-data yang dikeluarkan oleh UV atau VIS dapat berupa absorbansi
atau transmitansi yang langsung dibaca pada spektrofotometer. Namun untuk UV,
VIS, UV-VIS dan IR data yang dikeluarkan dapat berupa spektrum jika telah
dihubungkan dengan komputer. Pita melebar dari spektrum UV-VIS disebabkan
karena energi yang dimiliki selain menyebabkan transisi elektronik terjadi pula
rotasi dan vibrasi elektron dalam molekul.
2
1.2 Tujuan
a. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Analisis II
b. Mengetahui Pengertian spektrofotometri UV-Vis
c. Mengetahui Prinsip dasar dan Cara Kerja Spektrofotometer UV-Vis
d. Mengetahui Komponen Spektrofotometer UV-Vis dan fungsinya
e. Mengetahui Keuntungan Analisis menggunakan Spektrofotometer
UV-Vis
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan
spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer
dan fotometer. Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi. Jadi, spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif
jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi
dari panjang gelombang (Harjadi, 1986).
Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih lebih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat
pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar
dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari
berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang
gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang
gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang
gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang
yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya
seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak
yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau
blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan
blangko ataupun pembanding (Khopkar,1990).
Gambar 1. Spektrofotometer
4
2.2 Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik
yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-
380nm) dan sinar tampak (380-780nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang
cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis
lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif
(Rivai,1995).
Spektroskopi UV-Vis merupakan metode penting yang mapan, andal dan
akurat. Dengan menggunakan spektroskopi UV-VIS, substansi tak dikenal dapat
diidentifikasi dan konsentrasi substansi yang dikenal dapat ditentukan. Pelarut
untuk spektroskopi UV harus memiliki sifat pelarut yang baik dan memancarkan
sinar UV dalam rentang UV yang luas (Rivai,1995).
Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur
transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrofotometer
digunakan untuk mengukur energi cahaya secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak
yang sinambung dan monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan
absorbsi antara cuplikan dengan blanko ataupun pembanding (Rivai,1995).
Spektrofotometer UV-Vis merupakan spektrofotometer yang digunakan
untuk pengukuran didaerah ultra violet dan didaerah tampak. Semua metode
spektrofotometri berdasarkan pada serapan sinar oleh senyawa yang ditentukan,
sinar yang digunakan adalah sinar yang semonokromatis mungkin (Rivai,1995).
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari
sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa
5
kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam
menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal
preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa
(Rivai,1995).
Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah
ultraviolet (200–350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa.
Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu
promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke
orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi (Khopkhar, 1990).
Warna yang diserap oleh suatu senyawa merupakan warna komplementer
dari warna yang teramati. Beberapa warna yang diamati dan warna
komplementernya terdapat pada tabel berikut ini (khopkhar,1990) :
Tabel 1 Spektrum Warna
Panjang gelombang (nm) Warna terlihat Warna Komplementer
400-450 Lembanyung (violet) Kuning-Hijau
435-480 Biru Kuning
480-490 Hijau-Biru Jingga
490-500 Biru-Hijau Merah
500-560 Hijau Ungu (purple)
560-580 Kuning-hijau Lembayung (violet)
Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin
yang berputar pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan
melewati kuvet berisi blanko, sementara berkas kedua akan melewati kuvet berisi
sampel. Blanko dan sampel akan diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko,
berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase dari sumber
cahaya (Khopkhar, 1990).
Tabel 2 spektrum cahaya tampak (visibel)
Warna Interval λ Interval ν
Red 625 to 740 nm 480 to 405 THz
Orange 590 to 625 nm 510 to 480 THz
Yellow 565 to 590 nm 530 to 510 THz
Green 520 to 565 nm 580 to 530 THz
Cyan 500 to 520 nm 600 to 580 THz
Blue 430 to 500 nm 700 to 600 THz
Violet 380 to 430 nm 790 to 700 THz
Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin
yang berputar pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan
melewati kuvet berisi blanko, sementara berkas kedua akan melewati kuvet berisi
sampel. Blanko dan sampel akan diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko,
berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase dari sumber
cahaya (Khopkhar, 1990).
2.2.1 Prinsip kerja
Pada prinsipnya spektroskopi UV-Vis menggunakan cahaya sebagai
tenaga yang mempengaruhi substansi senyawa kimia sehingga menimbulkan
cahaya.Cahaya yang digunakan merupakan foton yang bergetar dan menjalar
secara lurus dan merupakan tenaga listrik dan magnet yang keduanya saling tagak
lurus. Tenaga foton bila mmepengaruhi senyawa kimia, maka akan menimbulkan
tanggapan (respon), sedangkan respon yang timbul untuk senyawa organik ini
hanya respon fisika atau Physical event. Tetapi bila sampai menguraikan senyawa
kimia maka dapat terjadi peruraian senyawa tersebut menjadi molekul yang lebih
kecil atau hanya menjadi radikal yang dinamakan peristiwa kimia atau Chemical
event (Sujadi, 2000)
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut: Sinar
dari sumber radiasi diteruskan menuju monokromator, cahaya dari monokromator
diarahkan terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi, Detektor
menerima cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang-ulang, Sinyal
listrik dari detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya, perhitungan
dilakukan dengan komputer yang sudah terprogram (Sujadi,2000).
Gambar 2. Rangkaian alat spektrofotometer 7
Gambar ini menjelaskan mekanisme kerja spektrofotometer yang mana cahaya putih dibiaskan oleh prisma menjadi sejumlah cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Cahaya tersebut akan melewati sampel dan kemudian melewati tabung/kuvet yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik yang digunakan untuk mengukur densitas sampel tersebut (Campbell et al., 2011).
Spektroskopi UV-Vis digunakan untuk cairan berwarna. Sehingga sampel
yang akan diidentifikasi harus diubah dalam senyawa kompleks. Analisis unsur
berasal dari jaringan tanaman, hewan, manusia harus diubah dalam bentuk larutan,
misalnya destruksi campuran asam (H2SO4+ HNO3 + HClO4) pada suhu tinggi.
Larutan sample diperoleh dilakukan preparasi tahap berikutnya dengan pereaksi
tertentu untuk memisahkan unsur satu dengan lainya, misal analisis Pb dengan
ekstraksi dithizon pada pH tertentu. Sampel Pb direaksikan dengan amonium
sitrat dan natriun fosfit, pH disesuaikan dengan penambahan amonium hidroksida
kemudian ditambah KCN dan NH2OH.HCl dan ekstraksi dengan dithizon
(Sujadi,2000).
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila
cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya
tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It)
(Khopkar, 1990).
2.3 Absorbsi
Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi
electron-electron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital
keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap kemudian
terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia. Absorbsi cahaya
tampak dan radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektronik sebuah molekul,
artinya energi yang disumbangkan oleh foton-foton memungkinkan electron-
electron itu mengatasi kekangan inti dan pindah ke luar ke orbital baru yag lebih
tinggi energinya. Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-
tampak karena mereka mengandung electron, baik sekutu maupun menyendiri,
yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi (Harjadi,1993).
2.4 Komponen Spektrofotometer UV-Vis dan fungsinya
1. Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi
yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada spektrofotometer
UV-Vis ada dua macam (Skogg,1965) :
a. Lampu Tungsten (Wolfram)
Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak.
Bentuk lampu ini mirip dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang
gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum radiasianya berupa garis
lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000jam pemakaian.
Gambar 2. Lampu Tungsten
b. Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum
energi radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang
terletak pada daerah UV. Memiliki waktu 500 jam pemakaian.
Gambar 3. Lampu deuterium
2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis
menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang
gelombang tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :
a. Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin
supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
Gambar 4. Prisma
b. Grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi.
Dispersi sinar akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil
dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam
seluruh jangkauan spektrum.
Gambar 5. Kisi Difraksi
c. Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat,
maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang
gelombang yang diharapkan.
Gambar 6. Celah optis
d. Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang
diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang
gelombang yang dipilih.
Gambar 7. Filter
3. Kompartemen sampel
Kompartemen ini digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet. kuvet
merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang akan dianalisis.
Pada spektrofotometer double beam, terdapat dua tempat kuvet. Satu kuvet
digunakan sebagai tempat untuk menaruh sampel, sementara kuvet lain digunakan
untuk menaruh blanko. Sementara pada spektrofotometer single beam, hanya
terdapat satu kuvet.
Kuvet yang baik harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a. Permukaannya harus sejajar secara optis
b. Tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat di transmisikan
c. Tidak ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia
d. Tidak rapuh
e. Bentuknya sederhana
Terdapat berbagai jenis dan bentuk kuvet pada spektrofotometer. Umumnya
pada pengukuran di daerah UV, digunakan kuvet yang terbuat dari bahan kuarsa
atau plexiglass. Kuvet kaca tidak dapat mengabsorbsi sinar uv, sehingga tidak
digunakan pada saat pengukuran di daerah UV. Oleh karena itu, bahan kuvet
dipilih berdasarkan daerah panjang gelombang yang digunakan. Gunanya agar
dapat melewatkan daerah panjang gelombang yang digunakan.
• UV : fused silika, kuarsa
• Visible : gelas biasa, silika atau plastik
• IR : KBr, NaCl, IRTRAN atau kristal dari senyawa ion
Tabel 3 Bahan Kuvet Sesuai Panjang Gelombang
Bahan Panjang gelombang
Silika 150-3000
Gelas 375-2000
Plastik 380-800
9
4. Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar
kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder
dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).
Gambar 8. Detektor
Terdapat beberapa jenis detector pada spektrofotometer :
Tabel 4. Jenis-jenis detektor berdasarkan panjang gelombang
Jenis detector λ range (nm) Sifat pengukuran
Phototube 150 – 1000 arus listrik UV
Photomultiplier 150 – 1000 arus listrik UV/Vis
Thermocouple 600– 20.000 arus listrik IR
Thermistor 600– 20.000 hambatan listrik IR
Syarat-syarat ideal sebuah detector adalah :
Mempunyai kepekaan tinggi
Respon konstan pada berbagai panjang gelombang
Waktu respon cepat dan sinyal minimum tanpa radiasi
Sinyal listrik ayng dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi
5. Visual display
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.
Absorbsi untuk transisi electron seharusnya tampak pada panjang
gelombang diskrit sebagai suatu spectrum garis atau peak tajam namun
ternyata berbeda. Spektrum UV maupun tampak terdiri dari pita absorbsi,
lebar pada daerah panjang gelombang yang lebar. Ini disebabkan
terbaginya keadaan dasar dan keadaan eksitasi sebuah molekul dalam
subtingkat-subtingkat rotasi dan vibrasi. Transisi elektronik dapat terjadi
dari subtingkat apa saja dari keadaan dasar ke subtingkat apa saja dari
keadaan eksitasi. Karena berbagi transisi ini berbeda energi sedikit sekali,
maka panjang gelombang absorpsinya juga berbeda sedikit dan
menimbulkan pita lebar yang tampak dalam spectrum itu (Harjadi,1993).
10
Absorptivitas (a) merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada
konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai larutan
sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan
panjang gelombang radiasi. Satuan a ditentukan oleh satuan-satuan b dan
c. Jika satuan c dalam molar (M) maka absorptivitas disebut dengan
absorptivitas molar dan disimbolkan dengan ε dengan satuan M -1cm-1 atau
liter.mol-1cm-1. Jika c dinyatakan dalam persen berat/volume (g/100mL)
maka absorptivitas dapat ditulis dengan E1%1cmA1%
1cm (Harjadi,1993).
2.6 Keuntungan Spektrofotometer UV-Vis
Keuntungan dari spektrofotometer adalah yang pertama penggunaannya
luas, dapat digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan biokimia yang
diabsorpsi di daerah ultra lembayung atau daerah tampak. Kedua sensitivitasnya
tinggi, batas deteksi untuk mengabsorpsi pada jarak 10-4 sampai 10-5 M. Jarak ini
dapat diperpanjang menjadi 10-6 sampai 10-7 M dengan prosedur modifikasi
yang pasti. Ketiga selektivitasnya sedang sampai tinggi, jika panjang gelombang
dapat ditemukan dimana analit mengabsorpsi sendiri, persiapan pemisahan
menjadi tidak perlu. Keempat, ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada
konsentrasi yang ditemui dengan tipe spektrofotometer UV-Vis ada pada jarak
dari 1% sampai 5%. Kesalahan tersebut dapat diperkecil hingga beberapa puluh
persen dengan perlakuan yang khusus. Dan yang terakhir mudah,
spektrofotometer mengukur dengan mudah dan kinerjanya cepat dengan
instrumen modern, daerah pembacaannya otomatis (Skoog, DA, 1965)
2.7. Hambatan/Galat dalam Metode Spektrofotometri UV-Vis
Galat dalam pengukuran spektrofotometri dapat timbul dari sejumlah
sebab. Banyak yang dapat dilawan dengan keseksamaan dan akal sehat. Sel
sampel harus bersih. Beberapa zat (misalnya protein) kadang-kadang menempel
dengan sangat kuat pada sel dan sukar dicuci bersih. Bekas jari dapat menyerap
radiasi ultraviolet. (Underwood, 2002)
Penempatan sel dalam berkas haruslah dapat diulang (reproduksibel).
Gelembung gas tidak boleh ada dalam jalan optis. Kalibrasi panjang gelombang
instrumen hendaknya kadang-kadang diperiksa dari hanyutan (drift) atau
ketidakstabilan dalam rangkaian harus dikoreksi. Ketidakstabilan sampel dapat
menimbulkan galat jika pengukuran tidak ditentukan waktunya dengan seksama.
Intinya untuk menghindari galat, sampel harus bersih dari zat-zat lain serta dari
sidik jari, sampel harus encer, tidak boleh terdapat gelembung udara dalam sel
sampel,dan sel harus reproduksible serta kalibrasi panjang gelombang harus
diperiksa. (Underwood, 2002)
11
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
a. Sperktrofotometri UV-Vis adalah alat yang digunakan ntuk mengukur
transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplika sebagai fungsi dri
panjang gelombang.
b. Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara
energy yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi
yang berupa molekul.
c. Spektrofotometri memiliki beberapa bagian yaitu Sumber cahaya,
Monokromator, Kompartemen sampel,detektor dan visual display.
d. Cara kerja spektrofotometri yaitu sinar diteruskan menuju monokromator
dan diarahkan terpisah melalui sampel kemudian sinar diterima oleh
detektor untuk diproses dan dilihat hasilnya.
e. Spektrofotometri memiliki keuntungan diantaranya memiliki sensitivitas
tinggi, selektivitasnya sedang sampai tinggi,memiliki tingkat ketelitian
yang baik dan mudah digunakan.
12
jDAFTAR PUSTAKA
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia
Harjadi W, 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Ilmu Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI-Press.
Skogg. 1965. Analytical Chemistry. Edisi keenam. Florida: Sounders CollegePublishing
Sudjadi. 2000. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga