Upload
ariechan1
View
279
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
banyak ilmu yang dapat kita kembangan termasuk ilmu filsafat .
Citation preview
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 1/14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak pernah terlepas dari sejarah peradaban
manusia. Ia selalu terkait satu sama lainnya. Tidak terkecuali sejarah filsafat ilmu.
Filsafat itu sendiri telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu di mana akal
manusia masih dihadapkan pada ruang dinamika pemikiran yang sederhana danpermasalahan yang tidak begitu komplek seperti saat ini. Latar belakang
perkembangan ilmu dimulai sejak zaman purba.
Zaman purba pra sejarah (20.000-10.000 SM) sudah mulai terjadi proses belajar.
Hal ini ditandai dengan pemanfaatan batu sebagai alat perkakas yang digunakan
pada waktu itu. Melalui proses belajar berangsur-angsur terjadi pemanfaatan dari
batu empuk menjadi keras, batu yang dipungut begitu saja menjadi batu yang
sengaja untuk dibentuk, menemukan kekuatan alam api dan air, membuat gambar-
gambar binatang di gua-gua, dan menguburkan sesamanya yang meninggal.
Kemudian pada zaman sejarah (15.000-600 SM) proses belajar ditandai dari
pengembangan kemampuan membaca, menulis dan berhitung meskipun masih
sangat sederhana.
Sejarah ilmu pengetahuan mencatat bahwa perkembangan awal yangsignifikan dalam ilmu pengetahuan dimulai sejak zaman Yunani Kuno (kurang
lebih 600 SM – 200 M). Di mana periode ini ditandai oleh pergeseran gugusan
pemikiran ( paradigma shift ) dari hal-hal yang berbau mistis ke yang logis. Dari
kepercayaan mistis yang irrasional terhadap fenomena alam menuju ke arah
penjelasan logis yang berdasar pada rasio. Zaman ini dinamakan zaman mulainya
penalaran yang selalu menyelidiki, ditandai dengan munculnya ahli filsafat seperti
Aristoteles, Socrates, Thales, Archimedes, dan Aristharcus, bahwa menyelidiki
dan menjelaskan secara rasional yang digerakkan oleh motivasi estetis dengan
tujuan memberikan kepuasan batin kepada orang yang bersangkutan saja.
Abad pertengahan (500 M- 1500 M) berkembangnya ilmu pengetahuan pada
Timur Tengah dengan menterjemah karya-karya orang Yunani ke Bahasa Arab.
Tokoh-tokohnya seperti Al-Khawarizm → Aljabar, Omar Khayan → penyair,
Ibnu Rusyd → kedokteran, dan Al Idrisi → Astronomi. Kemudian pada tahun
1300 M dipelajari oleh bangsa-bangsa Eropa. Pada abad ini perkembangan
kebudayaan juga terjadi di Asia Selatan dan Timur, seperti Ajaran Lao Tse
(menjaga keharmonisan dengan alam) dan Confucius (konsep kode etik luhur
mangatur akal sehat). Di Indonesia perkembangan dapat dilihat dari munculnya
kerajaan-kerajaan, pengairan persawahan, kesenian, meramal dan nelayan.
Zaman modern ditandai munculnya ahli-ahli filsafat dan ilmuwan. Ahli filsafattersebut, seperti Copernicus, Galileo, Keppler, Francis Bacon, dan Rene
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 2/14
2
Descartes, sedangkan ilmuwan diantaranya Newton (tori gravitasi, perhitungan
kalkulus dan Optika) dan Wilhelm Konrad Rontgen (Sinar X). Zaman ini
dipengaruhi oleh terjadinya perang salib, jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki
dan hubungan kerajaan Arab di Jazirah Spanyol dan Prancis.
B. Rumusan Masalah
Berpikir berarti menyusun silogisme dengan tujuan mendapat kesimpulan yang
tepat dengan menghilangkan setiap kontradiksi. Secara epistemologis kegiatan
berpikir ilmiah melingkupi suatu rantai berpikir logis yang merupakan pengkajian
baik deduktif maupun induktif. Berpikir logis maksudnya dapat menggunakan
kemampuan akal budinya secara dialektif, intuitif, taksonomi atau simbolik. Ilmu
tidaklah netral atau bebas nilai atau objektif. Ilmu hakikatnya selalu terkait dengan
berbagai kepentingan, nilai dan lainnya, baik pada tataran ontologi, epistemologi
maupun aksiologinya.
a. Ilmuwan terangsang imajinasi untuk menemukan dan mengembangkan
penemuan asal.
b. melihat segala sesuatu dengan perhatian dan minat, kemudian berarti pula
berpikir tentang segala sesuatu yang menyadarinya.
c. namun dapat diambil satu benang merah bahwa filsafat yaitu adanya
aktivitas manusia yang tidak dapat diamati. Sehingga muncullah filsafat
ilmu yang dilatarbelangi adanya penemuan ilmiah.
C. Tujuan dan Fungsi
Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta,
maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni
adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi,
maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and
wisdom).
Bagi manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya,
senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab
terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun
kebenaran.
Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruanglingkupnya maupun dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu orang-
orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara
intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal
saja kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang,
yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni,
pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 3/14
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Agama.
a. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan.
Ilmu Sejarah telah dapat membuktikan tentang pengungkapan ilmiah manusia
yang sangat menonjol di dunia adalah di zaman Yunani Kuno (abad IV dan V
S.M). Bangsa Yunani ditakdirkan Allah sebagai manusia yang mempunyai akal
jernih. Bagi mereka ilmu itu adalah suatu keterangan rasional tentang sebab-
musabab dari segala sesuatu didunia ini. Dunia adalah kosmos yang teraturdengan aturan kausalitas yang bersifat rasional. Demikianlah tiga dasar yang
menguasai ilmu orang Yunani pada waktu itu, yaitu: Kosmos, Kausalitas dan
Rasional.
Pada hakikatnya kelahiran cara berfikir ilmiah itu merupakan suatu revolusi besar
dalam dunia ilmu pengetahuan, karena sebelum itu manusia lebih banyak berpikir
menurut gagasan-gagasan magi dan mitologi yang bersifat gaib dan tidak rasional.
Dengan berilmu dan berfilsafat manusia ingin mencari hakikat kebenaran daripada
segala sesuatu Dalam berkelana mencari pengetahuan dan kebenaran itu menusia
pada akhirnya tiba pada kebenaran yang absolut atau yang mutlak yaitu „Causa
Prima‟ daripada segala yang ada yaitu Allah Maha Pencipta, Maha Besar, dan
mengetahui.
Oleh karena itu kita setuju apabila disebutkan bahwa manusia itu adalah mahluk
pencari kebenaran. Di dalam mencari kebenaran itu manusia selalu bertanya.
Dalam kenyataannya makin banyak manusia makin banyaklah pertanyaan yang
timbul. Manusia ingin mengetahui perihal sangkanparannya, asal mula dan
tujuannya, perihal kebebasannya dan kemungkinan-kemungkinannya. Dengan
sikap yang demikian itu manusia sudah menghasilkan pengetahuan yang luas
sekali yang secara sistematis dan metodis telah dikelompokan kedalam berbagai
disiplin keilmuwan. Namun demikian karena kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi, maka sejumlah besar pertanyaan tetap relevan dan aktual seperti yang
muncul pada ribuan tahun yang lalu, yang tidak terjawab oleh Ilmu pengetahuan
seperti antara lain: tentang asal mula dan tujuan manusia, tentang hidup dan mati,
tentang hakikat manusia sebagainya.
Ketidakmampuan Ilmu pengetahuan dalam menjawab sejumlah pertanyaan itu,
maka Filasafat tempat menampung dan mengelolahnya. Filsafat adalah ilmu yang
tanpa batas, tidak hanya menyelidiki salah satu bagian dari kenyataan saja, tetapi
segala apa yang menarik perhatian manusia.
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 4/14
4
b. Definisi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat
J. Arthur Thompson dalam bukunya” An Introducation to Science” menuliskan
bahwa ilmu adalah diskripsi total dan konsisten dari fakta-fakta empiri yang
dirumuskan secara bertanggung jawab dalam istilah- istilah yang sederhanamungkin.
Untuk menjelaskan perbedaan antara Ilmu Pengetahuan dan Filsafat, baiklah
dikemukakan rumusan Filsafat dari filsuf ulung Indonesia Prof. DR. N.
Driyarkara S.Y., yang mengatakan “Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal,
artinya yang dengan mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat-
pendapat yang diterima saja, mencoba memperlihatkan pandangan yang
merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis. Jika filsafat misalnya
bicara tentang masyarakat, hukum, sisiologi, kesusilaan dan sebagainya, di satu
pandangan tidak diarahkan ke sebab-sebab yang terdekat, melainkan
„ke‟mengapa‟ yang terakhir sepanjang kemungkinan yang ada pada budi manusiaberdasarkan kekuatannya itu.
“Filsafat adalah ilmu Pengetahuan dan Teknologi, filsafat tidak memperlihatkan
banyak kemajuan dalam bidang penyelidikan. Ilmu pengetahuan dan Teknologi
bahkan melambung tinggi mencapai era nuklir dan sudah diambang kemajuan
dalam mempengaruhui penciptaan dan reproduksi manusia itu sendiri dengan
revolusi genitika yang bermuara pada bayi tabung I di Inggris serta diambang
kelahiran kurang lebih 100 bayi tabung yang sudah hamil tua.
Di satu pihak fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat
berutang kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, berupa penciptaan sarana yang
memudahkan pemenuhan kebutuhan manusia untuk hidup sesuai dengan
kodratnya. Inilah dampak positifnya disatu pihak sedangkan dipihak lainnya
bdampak negatifnya sangat menyedihkan.
Bahwa ilmu yang bertujuan menguasai alam, sering melupakan faktor eksitensi
manusia, sebagai bagian daripada alam, yang merupakan tujuan pengembangan
ilmu itu sendiri kepada siapa manfaat dan kegunaannya dipersembahkan.
Kemajuan ilmu teknologi bukan lagi meningkatkan martabat manusia itu, tetapi
bahkn harus dibayar dengan kebahagiaannya. Berbagai polusi dan dekadensi
dialami peradaban manusia disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
itu. Dalam usahanya pendidikan keilmuwan bukanlah semata-mata ditujukanuntuk menghasilkan ilmuwan yang pandai dan trampil, tetapi juga bermoral
tinggi.
c. Abstraksi
Untuk menerangkan selanjutnya hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan,
baiklah dikemukakan pendapat Aristoteles tentang abstraksi. Menurut beliau
pemekiran manusia melampaui 3 jenis abstraksi (kata Latin „abstrahere‟ yang
berarti menjauhkan diri, mengambil dari).
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 5/14
5
Dari setiap jenis abstraksi itu menghasilkan satu jenis pengetahuan yaitu :
1) pengetahuan fisis
2) pengetahuan matematis,
3) pengetahuan teologis.1) Pengetahuan Fisis
Dalam kenyataannya manusia mulai berpikir bila ia mengamati, mengobservasi
sesuatu. Faktor keheranan, kesangsian dan kesadaran akan keterbatasan manusia
barulah timbul setelah pengamatan atau observasi lebih dahulu. Peranan ratio atau
akal budi manusia melepaskan (mengabstrahir) dari pengamatan inderawi suatu
segi-segi tertentu yaitu materi yang dapat dirasakan ratio atau akal budi manusia
bersama dengan materi yang 'abstrak' itu menghasilkan pengetahuan yang disebut
"fisika' (dari kataYunani 'Physos' = alam).
1. pengetahuan Matematis atau Matesis
Selanjutnya manusia masih mempunyai kemampuan untuk dapat mengabstrahir
atau melepaskan lebih banyak lagi Bahwa kita dapat melepaskan materi yang
kelihatan dari semua perubahan yang terjadi.
Hal ini dapat terjadi bila ratio atau akal budi manusia dapat melepaskan dari
materi hanya segi yang dapat dimengerti saja. Dengan kemampuan abstraksi ini
manusia dapatlah menghitung dan mengukur, karena perbuatan menghitung. dan
mengukur itu mungkin lebih dari semua gejala dan semua perubahan dengan
menutup indera mata Adapun jenis pengetahuan yang dihasilkan oleh abstraksi ini
disebut 'matesis' (matematika) (kata Yunani'mathesist = pengetahuan ilmu).
2. Pengetahuan Teologis atau Filsafat Pertama
Pada tahap terakhir manusia juga dapat mengabstrahir dari semua materi, baik
materi yang dapat diamati, maupun yang dapat diketahui. Apabila manusia
berpikir tentang keseluruhan realitas tentang sangkanparannya (asal mula dan
tujuannya), tentang jiwa manusia, tentang cita dan citranya, tentang realitas yang
paling luhur, tentang Tuhan, maka berarti tidak hanya terbatas pada bidang fisika
saja tetapi juga bidang matematika yang sudah ditinggalkannya. Di sini terbukti
bahwa semua jenis pengamatan tidak berguna. lagi Adapun jenis berpikir inidisebut 'teologi' atau filsafat pertama,
Sesuai dengan tradisi setelah Aristoteles pengetahuan jenis ketiga ini, disebut
'rnetafisika, bidang yang datang setelah (meta') fisika. Menurut Aristoteles baik
bidang metafisika, bidang matematika maupun bidang fisika, masih merupakankesatuan yang keseluruhannya disebut ‟filsafat' atau metafisika.
3. Pikiran atau ratio manusia, melalui penalaran analitik dan non-analitik.
Dalam pikiran manusia ini lahirlah pengetahuan yang pertama beberapa ribu
tahun yang lalu yaitu filsafat. Dalam usaha menjawab tantangan hidup manusia
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 6/14
6
maka fase berikutnya lahirlah Ilmu-ilmu Alam (Natural Philosophy) dan Ilmu-
ilmu Sosial (Moral philosophy).
Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya secara
empiris. Batas penjelajahan ilmu sempit sekali, hanya sepotong atau sekeping sajadari sekian permasalahan kehidupan manusia, bahkan dalam batas pengalaman
manusia itu, ilmu hanya berwenang menentukan benar atau salahnya suatu
pernyataan. Demikian pula tentang baik buruk, semua itu (termasuk ilmu)
berpaling kepada sumber-sumber moral (filsafat Etika), tentang indah dan jelek
(termasuk ilmu) semuanya berpaling kepada pengkajian filsafat Estetika.
Ilmu tanpa (bimbingan moral) agama adalah buta ”, demi kian kata tokoh
Einstein. Kebutuaan moral dari ilmu itu mungkin membawa kemanusiaan
kejurang malapetaka.
Relativitas atau kenisbian ilmu pengetahuan bermuara kepada filsafat dan
relativitas atau kenisbian ilmu pengatahuan serta filsafat bermuara kepada agama.Filsafat ialah ‟ ilmu istimewa‟ yang mencoba menjawab masalah-masalah yang
tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah-masalah itu
berada di luar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Filsafat adalah hasil
daya upaya manusia dengan akal budinya untuk dapat memahami dan mendalami
secara radikal integral daripada segala sesuatu yang ada mengenai :
a. Hakikat Tuhan
b. Hakikat alam semesta, dan
c. Hakikat manusia termasuk sikap manusia terhadap hal tersebut sebagai
konsekuensi logis daripada pahamnya tersebut.
Adapun titik perbedaanya adalah sebagai berikut :
a) Ilmu dan filsafat adalah hasil dari sumber yang sama yaitu : ra‟yu (akal,
budi, ratio, reason, nous, rede, ver nunft) manusia. Sedangkan agama
bersumber dari Wahyu Allah.
b. Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyeledikan,
pengalaman (empiri) dan percobaan (eksperimen) sebagai batu ujian.
Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara mengelanakan atau
mengembarakan akal budi secara redikal (mengakar), dan integral
(menyeluruh) serta universal (mengalam),tidak merasa terikat oleh ikatanapapun, kecuali ikatan tangannya sendiri yang disebut ‟logika‟ Manusia
dalam mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam agama
dengan jalan mempertanyakan pelbagi masalah asasi dari suatu kepada
kitab Suci, kondifikasi Firman Allah untuk manusia di permukaan planet
bumi ini.
Kebenaran ilmu pengetahuan ialah kebenaran positif, kebenaran filsafat
ialah kebenaran spekulatif (dugaan yang tak dapat dibuktikan secara
empiri, riset, eksperimen). Kebenaran ilmu pengetahuan dan filsafat
keduanya nisbi (relatif).
Dengan demikian terungkaplah bahwa manusia adalah mahluk pencari
kebenaran. Di dalam mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 7/14
7
itu terdapat tiga buah jalan yang ditempuh manusia yang sekaligus
merupakan institut kebenaran yaitu : Ilmu, filsafat dan Agama.
B. Jalinan Fungsional Ilmu, Filsafat Dan Agama
I. Relasi Filsafat Dan Ilmu
Filsafat dan ilmu dalam penggunaanya dalam beberapa hal saling tumpang tindih.
Bahasa yang dipakai dalam filsafat berusa untuk berbicara mengenai ilmu dan
bukanya didalamnya ilmu. Walaupun begitu apa yang harus dikatakan oleh
seseorang ilmuan mungkin penting pula bagi seorang filsuf. Satu hal yang tidak
dapat dilakukan oleh seorang filsof ialah mencoba memberitahukan kepada
seorang ilmuan mengenai apa yang harus ditemukanya.
Filsafat dan ilmu bertemu pada obyek material, dan yang melainkan obyek
formanya. Batasnya jadi terang akan tetapi dalam prakteknya sering juga adakekacauan, ini tidak mengherankan sebab yang diselidiki memang sama,
sedangkan yang menyelidiki itu sama juga ialah manusia.
Beda antara ilmu dan filsafat ternyata juga dari cara berfikir manusia. Seperti
kami katakan lebih dulu ilmu berkisar pada fakta. Fakta itu khusul, namun ilmu
harus berlaku umum dalam hukum-hukumnya. Hukum-hukum itu berlaku untuk
umum: rumusan-rumusan hukum dalam ilmu alam, ekonomi serta ilmu hukum
dan sebagainya diajukan dalam keumumanya. Ilmu memang dalam konklusinya
yang dituangkan dalam putusanya selalu mengenai yang umum, tentang binatang
pada umumnya, tentang manusia pada umumnya, tentang bilangan dan lain-lain,tidaklah mengenai yang khusus. Adapun realitas yang dihadapi ilmu itu selalu
khusus, satu persatu (induvidual).
Dalam kekhususanya itu realitas bermacam-macam. Dalam bermacamnya hal-hal
yang individual itu disebut konkrit, artinya hal itu terlibat dalam dan dengan sifat-
sifat seluruhnya yang dimilikinya. Yang konkret itu lalu tertentu, yang satu laindari pada yang lain. Tetapi bagaimanapun lainya mungkinlah yang berlainan itu
dapat dimasukkan dalam satu macam.
Aspek yang umum itulah yang tidak konkret, lalu disebut abstrak yang diajukan
oleh ilmu. Keumuman dalam ilmu itu juga tidak mutlak, tergantung dalam ilmuitu sendiri yang sama dalam bidang hal-hal yang hendak diajukan, lalu ada
keumuman dalam ruang, dalam hidup, dalam aturan dan sebagainya.
Namun bagi ilmu apapun juga, jika kebenaran pendapat atau hukumnya hendak
dibuktikan haruslah melalui fakta pengalaman, seperti kami bentangkan diatas
sehingga harus dikatakan bahwa ilmu membatasi diri pada pengalaman. Adapun
sifat ilmiah yang menuntut keumuman itu ternyata dimiliki ilmu demi
kemampuan manusia untuk hanya menghiraukan yang umum saja dalam
bermacam-macam, jadi aspek obyek sajalah yang diperhatikan.
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 8/14
8
Itu sebabnya pula walaupun ilmu hendak mencapai yang umum, memang ada
sifat-sifat yang tidak diabstrakkan, jadi tidak masuk ilmu tertentu. Oleh karena
obyek yang komplit itu sifatnya hampir-hampir tidak terbatas, kemungkinan
jumlah ilmu boleh dikatakan tidak terbatas juga.
Kalau ilmu mengadakan abstraksi sampai kepada adanya obyek itu maka boleh
dan haruslah ilmu disebut mencari keterangan yang sedalam-dalamnya untuk yang
ada dan yang mungkin ada. Ilmu yang sampai pengabstrakan demikian itulah
yang kami sebut filsafat. Filsafat itu lalu umum seumumnya, juga tidak
membatasi diri dalam pengalaman atau apapun juga.
Walau demikian antara ilmu dan filsafat ada hubunganya. Filsafat memang dalam
penyelidikanya mulai dari apa yang dialami manusia, karena tidak ada
pengetahuan kalau tidak bersentuhan lebih dulu dengan indera. Sedangkan ilmu
yang hendak menelaah hasil penginderaan itu, tidak mungkin mengambil
keputusan dengan menjalankan pikiran tanpa mempergunakan dalil dan hukumpikiran yang tidak mungkin dialaminya.
Sebaliknya filsafatpun memerlukan data dari ilmu. Jika misalnya ahli filsafat
manusia hendak menyelidiki manusia itu serta hendak menentukan apakah
manusia itu, ia memang harus mengetahui gejala tindakan manusia. Dalam hal ini
ilmu yang bernama psikologi akan menolong filsafat itu sebaik-baiknya dengan
hasil penyelidikanya. Kesimpulan filsafat tentang kemanusiaan akan sangat
pincang dan mungkin jauh dari kebenaran jika tidak menghiraukan hasil
psikologi.
II. Persamaan dan perbedaan filsafat dan ilmu
Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut:
i. Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek
selengkap-lengkapnya sampai keakar-akarnyaii. Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang
ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan
sebab-sebabnya.
iii. Keduanya hendak memberikan sintesis yaitu suatu pandangan yang
bergandenganiv. Keduanya mempunyai metode dan sistim
v. Keduanya handak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhya
timbul dari hasrat manusia (obyektifitas), akan pengetahuan yang lebih
mendasar.
Adapun perbedaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut:
i. Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu
segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan obyek material ilmu
(pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya
terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 9/14
9
kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin
tertentu.
ii. Obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat non-fragmentaris,
karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas,
mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik,dan intensif. Disamping itu, obyek formal ilmu bersifat tehnik yang berarti
bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.
iii. Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang menonjolkan
daya spekulasi, kritis dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan
riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak
pada kugunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari
nilainya.
iv. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif,
yaitu menguraikan secara logis yang dimula dari tidak tahu menjadi tahu.
v. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir yang mutlak dan mendalamsampai mendasar (primary cause), sedangkan ilmu menunjukkan sebab-
sebab yang tidak begitu mendalam yang lebih dekat yang sekunder
(secondary cause).
III. Relasi Filsafat Dan Agama
Baik agama maupun filsafat pada dasarnya mempunyai kesamaan, keduanya
memiliki tujuan yang sama, yakni mencapai kebenaran yang sejati. Agama yang
dimaksud disini adalah agama samawi yaitu agama yang diwahyukan tuhan
kepada nabi dan rasul-Nya. Dibalik persamaan itu terdapat pula perbedaan antara
keduanya. Dalam agama ada beberapa hal yang amat penting, misalnya Tuhan,
kebajikan, baik dan buruk, surga dan neraka, dan lain-lain. Hal-hal tersebuat
diselidiki pula oleh filsafat. Oleh karena hal-hal tersebut ada atau paling tidak
mungkin ada.
Oleh karena filsafat itu menyelidiki sesuatu yang ada dan mungkin ada, dapat saja
agama yang terang ada itu difilsafatkan, artinya ditinjau secara filsafat. Pun etika
yang menyelidiki tingkah laku manusia dari sudut baik buruknya tentu sama pula
dengan hal-hal keagamaan.
Agama sebagai suatu hal yang ada dapat diilmukan syarat ilmiah dan carakerjanya sekali dipakai dalam ilmu agama itu maka ada bermacam-macam ilmu
yang obyeknya suatu aspek dari agama adalah ilmu perbandingan agama, ada
psikologi agama, ada fenomenologi agama, ada sosiologi agama. Apa yang
menjadi obyeknya masing-masing yang kami utarakan sekarang ini, cukuplah
sudah diajukan memang ada ilmu-ilmu yang menyelidiki agama (aspeknya) secara
ilmiah.
Alasan filsafat untuk menerima kebenaran melainkan penyelidikan sendiri, hasil
pikiran belaka. Filsafat tidak mengingkari atau mengurangi wahyu, tetapi ia tidak
mendasarkan penyelidikanya pada wahyu. Ada juga beberapa hal yang masuk
kewilayah agama yang diselidiki pula oleh filsafat. Kalau demikian, mungkinkah
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 10/14
10
ada pertentangan antar agama dan filsafat? Pada dasarnya tidak, karena kalau
kedua-duanya mempunyai kebenaran, maka kebenaran itu satu dan sudah barang
tentu sama. Tidak mungkin ada sesuatu yang pada prinsipnya benar, juga tidak
benar. Tegasnya bahwa lapangan filsafat dan agama dalam beberapa hal mungkin
sama, akan tetapi dasarnya amat berlainan. Filsafat berdasarkan pada pikiranbelaka, agama berdasarkan wahyu ilahi. Agama sering disebut juga kepercaan,
alasanya karena yand diwahyukan oleh Tuhan haruslah dipercayai.
Dalam filsafat, untuk mendapatkan kebenaran hakiki manusia harus mencarinya
sendiri dengan mempergunakan alat yang dimilikinya berupa segala potensi lahir
dan batin. Sedangkan dalam agama, untuk mendapatkan kebenaran hakiki itu
manusia tidak hanya mencarinya sendiri, melainkan ia harus menerima hal-hal
yang diwahyukan Tuhan, dengan kata singkat percaya atau iman.
Walaupun antara kebenaran yang disajikan oleh agama mungkin serupa dengan
kebenaran yang dicapai oleh filsafat, tetapi tetap agama tidak bisa disamakandengan filsafat. Perbedaan ini disebabkan cara pandang yang berbeda. Disatu
pihak agama beralatkan kepercayaan, dilain pihak filsafat berdasarkan penelitian
yang menggunakan potensi manusiawi, dan meyakininya sebagai satu-satunya alat
ukur kebenaran, yaitu akal manusia.
C. Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Filsafat Ilmu
1. Rasionalisme Plato dan Descartes
Rasionalisme adalah aliran yang meyakini hanya rasio/akal yang menjadi dasarkepastian. Rasionalisme tidak menyangkal fungsi indra sebagai alat untuk
memperoleh indra pengetahuan, namun indra hanya diperlukan untuk merangsang
dan memberikan pada rasio bahan-bahan agar rasio dapat bekerja. Rasio mengatur
bahan yang berasal dari indra sehingga terbentuklah pengetahuan yang benar.
Akan tetapi, keberadaan indra tidak mutlak bagi rasio karena rasio dapat
enghasilkan pengetahuan yang tidak berasal dari indra, seperti terlihat dalam
matematika. Terdapat banyak tokoh yang menjadi eksponen aliran rasionalisme,
diantaranya Plato (427-347 SM) dan Descartes (1596-1650).
2. Empirisme : dari Aristoteles sampai David Hume
Empirisme sebagai suatu aliran dalam filsafat ilrnu merupakan lawan dari
rasionalme. Empirisme menjadikan pengalaman indra (emperia) sebagai sumber
kebenaran. Menurut Aristoteles, ilmu didapat dari hasil kegiatan manusia yang
mengamati kenyataan yang banyak dan berubah. Kemudian secara bertahap
sampai pada kebenaran yang bersifat “universal”. Dalam arti inilah Aristoteles
dapat disebut sebagai salah seorang eksponen empirisme, malah pada tahap
awalnya.
Di kemudian hari muncul pemikir bernama Francois Bacon (1561-1626) yang
memperkenalkan cara kerja induksi untuk memperoleh ilmu. John Locke (1632-
1704) dengan bukunya Essay Concerning Human Understanding (1689) yang
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 11/14
11
ditulis berdasarkan premis bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman,
dianggap sebagai tokoh utama empiris pada era modern. Tokoh lain dari kalangan
empiris adalah filsuf Inggris David Hume (1711-1776). Ia seorang penganut
empiris yang sangat radikal, bukan saja karena ia menekankan pengalaman
indrawi sebagai dasar dari semua pengetahuan, melainkan juga ia juga menolak adanya kausalitas, hukum sebab akibat yang diterangkan akal.
3. Positivisme Comte dan Neopositivisme serta Perlawanan Popper
Positivisme merupakan suatu aliran filasafat yang dibangun oleh Auguste Comte
(17981857). Intinya positivisme ingin membersihkan ilmu dari spekulasi-
spekulasi yang tidak dapat dibuktikan secara positif. Comte ingin
mengembangkan ilmu dengan melakukan percobaan (eksperimen) terhadap bahan
faktual yang terdapat dalam kenyataan empirik, bukan dengan jalan menyusun
spekulasi-spekulasi rasional yang tidak dapat dibuktikan secara positif lewat
eksperirnen. Bagi Comte, positivisme merupakan tahap akhir atau puncak dalamperkembangan pemikiran manusia. Comte membagi perkembangan pernikiran
manusia dalam tiga.tahap, yaitu: a) Tahap mistik-teologik; b) Tahap metafisik; 3)
Tahap positif.
D. Ilmu dan Nilai
Kaum positivisme yang tidak membedakan ilmu alam, sosial dan ilmu
kemanusiaan merupakan pembela gigih gagasan ilmu bebas nilai. Arti bebas nilai
bagi mereka antara lain tampak pada penggunaan metodologi yang sama bagi
semua ilmu tanpa mempersoalkan perbedaan objek tiap ilmu yang memiliki ciri
khas.
Dalam sejarah pemikiran Descartes (1596-1650) yang mencoba dengan keraguan
metodisnya mencari titik tolak kebenaran yang tidak dikaitkan baik pada dogma
maupun nilai tertentu. Ia menemukan bahwa dasar yang pasti dari kebenaran
adalah “Akuyang berpikir”. Dari titik tolak itulah kebenaran lain harus
diturunkan. Auguste Comte (1798-1857) bahkan berpendapat lebih tajam,
penjelasan berbagai gejala yang didasarkan pada titik tolak ajaran agama (teologi)
disamakan dengan tahap berpikir manusia sewaktu masih anak-anak. Penjelasan
berbagai gejala dalam rangka mencari kebenaran haruslah dengan cara positif
lewat percobaan (eksperimen) dalam pengalaman indrawi. Inilah yang disebutilmu.
Perjalanan pemikiran ilmu dan filsafatnya bahkan mencatat munculnya kaum
neopositivisme yang beranggapan pernbicaraan tentang niiai, metafisika, dan
Tuhan tidak bermakna karena tidak bisa diuji secara empiris (diverifikasi).
Peinbicaraan lebih lanjut mengenai masalah ini dapat dibaca pada tulisan “Aliran-
Aliran dan Tokoh-Tokoh Filsafat Ilmu”. Perkembangan lebih lanjut khususnya
dalam ilmu sosial dan kemanusiaan menunjukkan bahwa persoalan metodologi
pun tidak bebas dari perdebatan mengenai nilai. Mazhab Frankfurt yang dimotori
Horkheimer bahkan menuduh ilmu sosial yang bebas nilai lebih merupakan
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 12/14
12
ideologi ketimbang ilmu karena dengan mempertahankan gagasan bebas niiai,
ilmu-ilmu sosial itu sebenarnya bersikap membenarkan keadaan sosial yang
terjadi di tengah masyarakat yang ingin dipertahankannya dalam terminologi
bebas nilai. Ilrnu-ilmu sosial seperti itu tidak lagi memiliki daya kritis untuk
mempertanyakan niiai-nilai yang ingin dipertahankan.
Pertanyaan di sekitar tujuan-tujuan dan cara pengembangan ilmu yang tidak dapat
dijawab sendiri oleh ilmu kiranya akan memaksa ilmu untuk mencari referensi
kepada patokanpatokan lain, seperti moral dan agama. Tentu saja, keadaan ini
tidak akan memaksa kita kembali ke abad pertengahan ketika Galileo diadili,
melainkan untuk memberi makna barn baik kepada ilmu maupun nilai. Inilah
tantangan bare yang harus dihadapi dewasa ini.
E. Kajian Filsafat
Filsafat tidak berkutat dengan menghasilkan sebanyak mungkin jawaban ataspertanyaan yang dikemukakan, melainkan lebih dulu memusatkan perhatiannya
pada pemeriksaan atas pertanyaan-pertanyaan, merumuskannya secara tepat dan
benar, baru kemudian mencoba menjawabnya. Jawaban yang muncul terbuka
untuk dikritik, dipertanyakan kembali. Mengapa pemeriksaan terhadap
pertanyaan? Karena pertanyaan yang salah akan menimbulkan kekacauan berpikir
dan kerancuan jawaban.
Pertanyaan-pertanyaan jenis apakah yang ditelaah dan dicoba untuk dijawab oleh
filsafat? Tentulah pertanyaan-pertanyaan yang bersifat fundamental bagi manusia.
Filsafat tidak berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan remeh. Imanuel Kant filsuf
besar Jerman menyebutkan empat pertanyaan pokok, yaitu: 1) Apa yang dapat
saya ketahui? 2) Apa yang harus saya lakukan? 3) Apa yang dapat saya harapkan?
4) Apakah manusia itu?
Bidang kajian itu adalah: 1) Kenyataan manusia yang hidup (filsafat manusia); 2)
Yang hidup di dunianya (filsafat alam, kosmologi); 3) Mengembara menuju
akhirat/Allah (filsafat ketuhanan); 4) Susunan dasar terdalam dari segala yang ada
(rnetafisika atau ontology); 5) Disadari atau diketahui (filsafat pengetahuan); 6)
Keterarahan atau penujuan (etika).
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 13/14
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran.
Antara filsafat dan ilmu ada persamaan dan perbedaannya antara lain:
Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut:
1. Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek
selengkap-lengkapnya sampai keakar-akarnya
2. Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yangada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan
sebab-sebabnya.
3. Keduanya hendak memberikan sintesis yaitu suatu pandangan yang
bergandengan
4. Keduanya mempunyai metode dan sistim
5. Keduanya handak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhya
timbul dari hasrat manusia (obyektifitas), akan pengetahuan yang lebih
mendasar.
Adapun perbedaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut:
1. Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu
segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan obyek material ilmu
(pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris.
2. Obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat non-fragmentaris,
karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas,
mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik,
dan intensif.
3. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif,
yaitu menguraikan secara logis yang dimula dari tidak tahu menjadi tahu.4. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir yang mutlak dan mendalam
sampai mendasar (primary cause), sedangkan ilmu menunjukkan sebab-
sebab yang tidak begitu mendalam yang lebih dekat yang sekunder
(secondary cause).
Sedangkan agama maupun filsafat pada dasarnya mempunyai kesamaan,
keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni mencapai kebenaran yang sejati.
Agama yang dimaksud disini adalah agama samawi yaitu agama yang
diwahyukan tuhan kepada nabi dan rasul-Nya. Dibalik persamaan itu terdapat pula
perbedaan antara keduanya.
5/10/2018 MAKALAH STUDI FILSAFAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-studi-filsafat 14/14
14
DAFTAR PUSTAKA
1. http://gumuntur.wordpress.com/filsafat-ilmu/
2. http://yudhim.blogspot.com/2008/01/hubungan-ilmu-pengetahuan-filsafat-
dan.html
3. Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004.
4. LR. Poedjawijatna, Tahu dan Pengetahuan. Jakarta: PT Rineka
Cipta,1991.
5. Praja, Juhaya. S, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Fajar
Interpratama Offset,2003.
6. Soemargono, Soejono, pengantar filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya,1996.
7. http://fadlibae.wordpress.com/2010/10/04/ilmu-dan-nilai-aliran-dan-tokoh-tokoh-filsafat-ilmu-apakah-filsafat/
8. http://makalahkuliahjurusanpai.blogspot.com/2011/04/studi-filsafat-
islameditcetak-ringkasan.html