44
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi penilaian hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”. Teknik non tes biasanya dilakukan dengan pengisian observasi, wawancara, angket (kuesioner), skala sikap dan lain-lain. Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif. 1

Makalah Tes dan Nontes

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Tes dan Nontes

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap

manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia.

Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan

pendidikan.

Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam

dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu

siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pendidikan

telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi penilaian hasil belajar siswa, kegiatan

pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal dalam proses evaluasi

tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam

berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes

bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi

pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”.

Teknik non tes biasanya dilakukan dengan pengisian observasi, wawancara,

angket (kuesioner), skala sikap dan lain-lain. Pada evaluasi penilaian hasil belajar,

teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan

psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah

kognitif.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa konsep dasar evaluasi pendidikan menggunakan teknik penilaian tes

dan non tes?

2. Apa saja jenis tes dan non tes?

3. Apa saja manfaat tes dan non tes?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan penilaian menggunakan teknik tes

dan non tes?

5. Bagaimana analisis kasus disertai solusi mengenai penggunaan teknik tes

dan non tes dalam evaluasi pendidikan?

6. Bagaimana contoh penerapan penilaian menggunakan teknik tes dan non

tes?

1

Page 2: Makalah Tes dan Nontes

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dasar evaluasi pendidikan menggunakan

teknik penilaian tes dan non tes.

2. Untuk mengetahui jenis tes dan non tes.

3. Untuk mengetahui manfaat tes dan non tes.

4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penilaian menggunakan

teknik tes dan non tes.

5. Untuk mengetahui analisis kasus disertai solusi mengenai penggunaan

teknik tes dan non tes dalam evaluasi pendidikan.

6. Untuk mengetahui contoh penerapan penilaian menggunakan teknik tes

dan non tes.

2

Page 3: Makalah Tes dan Nontes

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Evaluasi Pendidikan Menggunakan Teknik Penilaian Tes dan

Non Tes.

Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keaadaan

sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan

tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan (Thoha, 2003 :1).

Tujuan evaluasi di antaranya adalah pertama, dilihat dari pendekatan proses.

Kegiatan pendidikan secara sederhana dapat digambarkan dalam segitiga

sebagaimana dikemukakan oleh David McKay sebagai berikut :

(Julian Stanley dan Kenneth D Hopkins, 1978 : 6)

Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui hubungan antara tujuan

pendidikan, proses belajar mengajar, dan prosedur evaluasi. Tujuan pendidikan

akan mengarahkan bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar yang

seharusnya dilaksanakan, sekaligus merupakan kerangka acuan untuk

melaksanakan kegiatan evaluasi hasil belajar. Pelaksanaan proses belajar

mengajar juga berkepentingan akan adanya perumusan tujuan yang baik, dan

prosedur evaluasi haruslah memperhatikan pelaksanaan proses belajar mengajar.

Evaluasi memiliki dua kepentingan yakni untuk mengetahui apakah tujuan

pendidikan sudah tercapai dengan baik dan juga untuk memperbaiki serta

mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar.

Kedua, kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu

ciri dari pendidik professional. Karena pendidik professional dituntut untuk

3

Educational Objectives

Evaluation Procedures

Learning Experiences

Page 4: Makalah Tes dan Nontes

mampu menyusun rencana belajar mengajar, mengorganisasikan, menata,

mengendalikan, membimbing dan membina proses belajar mengajar secara

relevan, evisien, dan efektif, menilai program dan hasil belajar, dan mendiagnosis

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan proses belajar bagi dapat

disempurnakannya proses belajar mengajar selanjutnya.

Ketiga, bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan

merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi kegiatan planning, programming,

organizing, actuating, controlling dan evaluating. Jika semua fungsi manajemen

tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa dalam

pelaksanaan program terjadi penyimpangan maka tujuan tidak akan tercapai.

Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang serupa

dengan evaluasi, yaitu measurement (pengukuran) yang berarti proses untuk

menentukan luas atau kuantitas sesuatu (GW Brown, 1957 : 1). Hasil suatu

pengukuran belum banyak memiliki arti sebelum ditafsirkan dengan jalan

membandingkan hasil pengukuran dengan standar atau patokan yang telah

ditentukan sebelumnya. Dalam penilaian pendidikan patokan itu dapat berupa

batas minimal kompetensi materi pelajaran yang harus dikuasai, atau rata-rata

nilai yang diperoleh oleh kelompok. Sebagai contoh, peserta didik yang

memperoleh skor tujuh (7), dapat berarti memiliki nilai rendah apabila

dibandingkan dengan rata-rata kelompok yang memiliki nilai delapan (8), tetapi

nilai tersebut dikatakan tinggi jika dibandingkan dengan standar nilai kelulusan

yang misalnya hanya memerlukan nilai lima (5).

Selain pengukuran, ada pula istilah assessment (penaksiran). Pengertian

assessment tidak sampai ke tahap evaluasi, melainkan sekedar mengukur dan

mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran.

Yang ketiga adalah tes dan non tes (penggunaan alat pengukuran) : tes

adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang

harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab

pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik

mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standar atau

testee yang lain (Suryabrata, 1983 : 22). Sedangkan yaitu non tes adalah teknik

evaluasi yang tidak menggunakan perangkat soal yang harus dikerjakan oleh

4

Page 5: Makalah Tes dan Nontes

peserta didik. Teknik-teknik non tes juga menempati kedudukan yang penting

dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebih-lebih evaluasi yang berhubungan

dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti persepsinya terhadap mata

pelajaran tertentu, persepsinya terhadap guru, minatnya, bakatnya, tingkah laku

atau sikapnya dan sebagainya, yang kesemuanya itu tidak mungkin dievaluasi

dengan menggunakan tes sebagai alat pengukurnya.

2.2. Jenis Tes dan Non Tes.

Secara umum, tes dibedakan berdasarkan obyek pengukurannya dapat

dibagi menjadi dua, yaitu tes kepribadian (personality test) dan tes hasil belajar

(achievement test) (Thoha, 2003 : 44-46). Tes dapat dibedakan menjadi beberapa

jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa

penggolongan tes itu dilakukan. Pertama, penggolongan tes berdasarkan

fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/ kemajuan belajar peserta didik,

dibedakan menjadi tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif, dan

tes sumatif. Kedua, penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin

diungkap, tes setidak-tidaknya dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu tes

intelegensi, tes kemampuan, tes sikap, tes kepribadian, dan tes hasil belajar.

Ketiga, penggolongan tes berdasarkan jumlah orang yang mengikuti tes, tes dapat

dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tes individual dan tes kelompok.

Keempat, penggolongan tes berdasarkan waktu yang disediakan, tes dapat

dibedakan menjadi dua golongan, yaitu power test dan speed test. Kelima,

penggolongan berdasarkan bentuk respon, tes dapat dibedakan menjadi dua

golongan, yaitu verbal test dan nonverbal test. Keenam, penggolongan tes

berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban apabila,

tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tes tertulis (pencil and paper

test), dan tes lisan. Ketujuh, tes dibedakan berdasarkan tingkatnya terdiri dari tes

standard an nonstandard.

Tes seleksi sering dikenal dengan istilah “ujian ringan” atau “ujian masuk”.

Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hasil tes

digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari

sekian banyak calon yang mengikuti tes. Materi tes pada tes seleksi merupakan

5

Page 6: Makalah Tes dan Nontes

materi prasyarat untuk mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh

calon peserta didik. Isi materi terdiri atas butir-butir soal yang cukup sulit.

Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran

yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal

adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta

didik. Karena itu maka butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah.

Tes akhir sering dikenal dengan post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan

tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting

sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Isi materi tes

akhir adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting.

Tes diagnostik adalah tes yang dirancang khusus untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan konsep atau miskonsepsi yang berada di dalam diri peserta

didik sehingga dapat segera dideteksi sedini mungkin oleh guru untuk diberikan

bantuan atau terapi yang tepat agar tidak terjadi kesulitan belajar yang lebih besar

di kemudian hari (Suwarto, 2013 : v).

Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui,

sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan

pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran

dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan ditengah-

tengah pelajaran program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan

pelajaran atau sub pokok bahasan terakhir atau dapat diselesaikan tes ini biasanya

disebut dengan “Ulangan Harian”.

Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan

satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan

istilah “Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) atau Ujian

Akhir Semester (UAS) dimana hasilnya digunakan untuk mengisi rapor atau

mengisi ijazah (STTB). Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua

siswa memperoleh soal yang sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes

sumatif ini pada umumnya juga lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir

soal tes formatif.

6

Page 7: Makalah Tes dan Nontes

Tes intelegensi yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengungkapkan atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.

Tes kemampuan yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.

Tes sikap yaitu tes yang dipergunakan untuk mengungkap predis posisi atau

kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia

sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.

Tes kepribadian yaitu tes yang dilaksanakan dnegan tujuan mengungkapkan

ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya

bicara, cara berpakaian, nada suara, dan lain-lain.

Tes hasil belajar yaitu tes yang biasa digunakan untuk mengungkapkan

tingkat pencapaian atau prestasi belajar.

Tes individu yakni tes di mana tester hanya berhadapan dengan satu orang

testee saja, sedangkan tes kelompok yakni tes di mana tester berhadapan dengan

lebih dari satu orang testee.

Power test yakni tes di mana waktu yang disediakan bagi testee untuk

menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi, sedangkan speed test yakni tes di mana

waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi.

Tes verbal adalah tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang

dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun secara

tertulis, sedangkan antonimnya nonverbal test yakni tes yang menghendaki respon

(jawaban) dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan

berupa tindakan atau tingkah laku. Jadi respon yang dikehendaki muncul dari

testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.

Tes tulis, yang dibedakan menjadi dua, yaitu tes obyektif (terstruktur) dan

tes subyektif (uraian). Tes obyektif adalah tes yang terdiri dari butir-butir yang

dapat dijawab dengan memilih alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi

jawaban yang benar dengan beberapa perkataan/simbol (Suwarto, 2013 : 34).

Sedangkan tes subyektif adalah tes yang terdiri dari soal-soal yang memiliki

jawaban berupa uraian.

Tes obyektif sendiri dibedakan lagi menjadi beberapa, yaitu short-answer

objective items yang berfungsi mengukur kemampuan hafalan/ingatan, completion

7

Page 8: Makalah Tes dan Nontes

test (melengkapi soal yang rumpang/kosong), true-false test yaitu tes yang

itemnya mengandung statement yang mengandung dua kemungkinan yaitu benar

dan salah, multiple choice test, dan test bentuk matching.

Tes lisan yaitu tes yang dilaksanakan secara lisan.

Tes standar adalah tes yang disusun oleh tim ahli atau lembaga khusus

berdasarkan standar tertentu sehingga memiliki validitas tinggi dan

memungkinkan untuk diterapkan secara nasional. Misalnya Ujian Nasional.

Tes non standar adalah tes yang disusun oleh seorang pendidik dan belum

tersusun dengan baik, sehingga validitas dan reliabilitasnya belum dapat

dipertanggunggjawabkan.

Sedangkan evaluasi mengenai kemajuan perkembangan atau keberhasilan

peserta didik tanpa menguji (non tes) dibedakan menjadi beberapa, yaitu

observasi, angket (kuisioner), wawancara, sosiometri, otobiografi, dan inventory

(DCM).

Observasi atau pengamatan adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran

pengamatan. Alat yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam

bentuk check list atau skala penilaian. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan

data dan informasi mengenai suatu fenomena dan untuk mengukur perilaku kelas,

interaksi, dan kecakapan sosial.

Pada dasarnya, kuisioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi

oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuisioner dapat diketahui

tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya.

Angket dapat juga digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar maupun

penilaian terhadap pendidik.

Wawancara (interview) secara umum dapat diartikan sebagai cara

menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan

tanya jawab lisan secara sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara,

responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan hanya alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu

pada tujuan yang telah ditetapkan. Wawancara adalah pertemuan antarpribadi

8

Page 9: Makalah Tes dan Nontes

yang dilakukan secara informal antara seorang atau sejumlah murid dengan

seorang dewasa untuk memperoleh pendapat otoritatif atas keterangan-keterangan

informal mengenai beberapa hal.

Sosiometri adalah salah satu teknik untuk mengumpulkan data mengenai

hubungan sosial dan tingkah laku individu. Melalui teknik ini dapat diperoleh data

tentang situasi hubungan sosial antar individu dalam kelompok, struktur sosial,

dan arah hubungan sosialnya sehingga dari data sosiometri ini dapat diketahui

tingkat pergaulan antar individu, kelompok, dan popularitas sesesorang dalam

lingkungannya (Nurhidayah & Indreswari, 1991 : 46).

Otobiografi (riwayat hidup) adalah gambaran tentang keadaan seseorang

selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka

subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian,

kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai. Otobiografi ini biasanya berisi

tentang kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut,

kedudukan anak di dalam keluarga misalnya anak kandung atau anak tiri beserta

data-data yang berkaitan dengan anak peserta didik lainnya. Selain itu, di samping

dokumen yang memuat data-data mengenai peserta didik, dokumen juga memuat

informasi mengenai peserta didik, seperti informasi mengenai nama, tempat

tinggal, tempat dan tanggal lahir, tingkat jenjang pendidikan, rata-rata penghasilan

setiap bulan, berkerja dalam bidang apa dan sebagainya yang berhubungan dengan

informasi-informasi mengenai orang tua peserta didik.

Inventory (daftar cek masalah) merupakan salah satu alat yang dipakai

untuk mengetahui adanya masalah yang dihadapi individu dengan secara langsung

menggunakan daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau

memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang

(Nurhidayah & Indreswari, 1991 : 68).

2.3. Manfaat Tes dan Non Tes.

Searah dengan tujuannya, secara umum pembuatan tes dan non tes memiliki

manfaat, di antaranya untuk mengetahui keberhasilan guru dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran, kemampuan memecahkan masalah, proses berpikir

terutama melihat hubungan sebab akibat, serta kemampuan menggunakan bahasa

lisan. Selain itu tes juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta

9

Page 10: Makalah Tes dan Nontes

didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, mendiagnosis

kesulitan belajar peserta didik, mengetahui hasil pengajaran, mengetahui hasil

belajar, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong peserta didik belajar, dan

mendorong guru agar mengajar lebih baik (Mardapi, 2004 : 72). Sedangkan

berdasarkan macam-macamnya,tes dan non tes memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Tes seleksi bermanfaat untuk mengukur kemampuan dasar yang dimiliki

peserta didik, yang mana kemampuan tersebut dapat digunakan untuk

meramalkan kemampuan peserta didik sehingga untuk ke depannya dia

bisa dibimbing atau di arahkan ke jurusan yang sesuai dengan

kemampuannya.

2. Tes formatif bertujuan untuk pembinaan dan perbaikan proses belajar

mengajar. Sehingga setelah dilaksanakannya tes formatif, perlu

dilakukan tindak lanjut yaitu jika materi yang diteskan itu telah dikuasai

dengan baik, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan

yang baru, namun jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka

sebelum melanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu

diulangi atau dijelskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh

peserta didik, hal ini sering disebut remidial.

3. Tes sumatif bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara

menyeluruh, mengujikan materi secara menyeluruh juga selama satu

semester. Tingkat kesukaran soal pada tes sumatif bervariasi, sedang

materinya harus mewakili bahan yang telah diajarkan (Mardapi,

2004 :72).

4. Manfaat tes diagnostik adalah untuk mengetahui kesulitan belajar yang

dihadapi peserta didik, termasuk kesalah pemahaman konsep. Tes

diagnosis dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar

peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata

pelajaran tertentu (Suwarto, 2013 : 94).

5. Manfaat tes standar adalah untuk membandingkan tes belajar dengan

pembawaan individual atau kelompok, membandingkan tingkat prestasi

peserta didik dalam ketrampilan di berbagai bidang studi untuk individu

atau kelompok, membandingkan prestasi peserta didik berbagai sekolah

10

Page 11: Makalah Tes dan Nontes

atau kelas, serta mempelajari perkembangan peserta didik dalam suatu

periode atau waktu tertentu (Arikunto, 1984 : 113)

6. Manfaat tes non standar adalah untuk melaksanakan tes-tes yang bersifat

realistik seperti tes formatif dan tes diagnostik yang memang dirancang

sesuai dengan keaadaan peserta didik serta proses belajar mengajar pada

suatu tingkat dan lembaga tertentu yang memang tidak dapat

distandardisasikan.

7. Secara umum, tes obyektif dan subyektif memiliki fungsi yang sama

yaitu untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran tertentu hanya saja tekniknya berbeda.

8. Tujuan tes lisan adalah untuk menilai kemampuan memecahkan

masalah, proses berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat,

kemampuan menggunakan bahasa lisan, serta kemampuan

mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang dikemukakan.

9. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai

suatu fenomena dan untuk mengukur perilaku kelas, interaksi, dan

kecakapan sosial.

10. Kuisioner bertujuan untuk mengetahui tentang keadaan atau data diri,

pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dapat juga digunakan

sebagai alat penilaian hasil belajar maupun penilaian terhadap pendidik.

11. Tujuan wawancara adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan

dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak.

12. Sosiometri bertujuan untuk memperoleh data tentang situasi hubungan

sosial antar individu dalam kelompok, struktur sosial, dan arah

hubungan sosialnya sehingga dari data sosiometri ini dapat diketahui

tingkat pergaulan antar individu, kelompok, dan popularitas sesesorang

dalam lingkungannya

13. Tujuan mempelajari riwayat hidup adalah dapat menarik suatu

kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang

dinilai. untuk mengetahui adanya masalah yang dihadapi individu

dengan secara langsung menggunakan daftar kemungkinan masalah

11

Page 12: Makalah Tes dan Nontes

yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah

yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Menggunakan Teknik Tes dan Non

Tes.

1. Tes subyektif memiliki kelebihan di antaranya mudah disiapkan dan

disusun, tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau

untung-untungan, mendorong peserta didik untuk berani

mengemukakan pendapat serta menyusun dalam kalimat yang baik,

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan

maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri, serta dapat

diketahui sejauh mana peserta didik mendalami suatu masalah yang

diteskan (Arikunto, 2001 : 163). Selain itu kelebihan menggunakan tes

subyektif adalah melatih peserta didik untuk memilih fakta yang

relevan dengan persoalan, serta mengorganisasikannya sehingga dapat

diungkapkan menjadi satu hasil pemikiran terintegrasi secara utuh dan

tepat untuk mengukur kemampuan analitik, sintetik, dan evaluatif

(Thoha, 2003 :56). Keunggulan tes subyektif diungkapkan oleh Walstad

dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu guru, peserta didik, dan tes

itu sendiri. Kelebihan itu adalah (1) tes uraian mempunyai potensi yang

besar untuk menilai tingkat pemahaman peserta didik yang lebih tinggi;

(2) para peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih, menyiapkan,

dan menyajikan gagasan di dalam kata-kata mereka sendirisebagai

jawaban atas pertanyaan uraian; (3) guru mempunyai kesempatan untuk

melihat peserta didiknya membuat jawaban dan tidak hanya memilih

jawaban yang terbaik dari empat atau lima pilihan yang ditetapkan,

seperti pada tes pilihan ganda; (4) tes uraian juga lebih baik untuk tes

prestasi yang kompleks berhubungan dengan aplikasi konsep, analisis

permasalahan, atau evaluasi keputusan (Walstad, 2006 : 6).

Karena dalam tes subyektif ini peserta didik diberi kebebasan memilih

dan menentukan jawaban maka hal tersebut berakibat pada timbulnya

variasi jawaban yang berakibat pula pada variasi tingkat kebenaran dan

kesalahan yang pada akhirnya berakibat pada subyektifitas penilai.

12

Page 13: Makalah Tes dan Nontes

Sehingga tes subyektif memiliki beberapa kelemahan, yaitu kadar

validitas dan reabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana

dari pengetahuan peserta didik yang betul-betul telah dikuasai, kurang

representatif dalam hal mewakili seluruh bahan pelajaran yang akan

dites karena soalnya terbatas, cara memeriksanya banyak dipengaruhi

oleh unsur – unsur subyektif, pemeriksaannya lebih sulit sebab

membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai, serta

waktu waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada

orang lain. Selain itu kelemahan yang lain adalah bahan yang diujikan

relatif sedikit sehingga cukup sulit mengukur penguasaan peserta didik

terhadap keseluruhan kurikulum, soal jenis subyektif ini bila digunakan

secara terus-menerus dapat berakibat peserta didik belajar secara

untung-untungan, ia hanya mempelajari soal-soal yang sering

dikeluarkan, materi yang jarang keluar tidak pernah dibaca, variasi

jawaban terlalu banyak menyebabkan banyaknya tingkat kebenaran

sehingga tidak ada kata multak dalam menetapkan criteria benar atau

salah, pemberian skor jawaban tiadak reliable sebab ada faktor-faktor

lain yang berpengaruh seperti tulisan peserta didik, kelelahanan penilai,

situasi saat penilaian, dan sebagainya, membutuhkan banyak waktu

untuk memeriksanya, sulit mendapatkan soal yang memiliki validitas

dan reliabilitas tinggi, serta sulit mendapatkan soal yang memiliki

standar nasional maupun regional. Oleh karena itu, dalam

penggunaannya tes jenis ini memiliki beberapa kekhususan, yaitu

diterapkan jika jumlah peserta yang diuji relaif sedikit, waktu

penyusunan soal terbatas, biaya dan tenaga untuk menggandakan soal

tidak memadai, waktu untuk pemeriksaan hasil cukup panjang, tes

dilaksanakan untuk mengukur kemampuan berfikir analitik, sintetik,

dan efaluatif, serta pendidik ingin mengukur kemampuan dan kekayaan

bacaan peserta didik.

2. Tes obyektif memiliki kelebihan di antaranya lebih representatif

mewakili isi dan luas bahan, lebih obyektif, dapat dihindari campur

tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi peserta didik maupun

13

Page 14: Makalah Tes dan Nontes

guru, lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat

menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi,

pemeriksaannya dapat diserahkan orang lain, dalam pemeriksaan tidak

ada unsur subyektif yang mempengaruhi (Arikunto, 2001 :164). Tes

obyektif juga memiliki kelebihan yang lain, yaitu dapat dijawab dengan

cepat sehingga memungkinkan peserta didik untuk menjawab sejumlah

besar pertanyaan dalam satu periode tes, akibatnya materi tes yang

diberikan dapat mencakup hampir sebagian besar daripada bahan

pelajaran yang diberikan, dengan demikian maka prestasi yang dicapai

peserta didik betul-betul memberi gambaran yang representatif tentang

penguasaan materi oleh peserta didik karena tes obyektif terdiri dari

butir-butir yang dapat dijawab dengan memilih alternatif yang telah

tersedia atau mengisi dengan beberapa perkataan atau simbol. Selain itu

reliabilitas skor yang diberikan dapat dijamin sepenuhnya karena butir-

butir soal pada tes obyektif hanya memiliki satu jawaban yang dapat

diterima, sehingga oleh siapa dan kapan pun diberi skor, maka skornya

tetap sama.

Kekurangan yang dimiliki tes obyektif adalah persiapan untuk

menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes esai karena soalnya banyak

dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain,

soal-soalnya cenderung mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan

kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi,

banyak kesempatan untuk main untung-untungan, serta kerjasama antar

peserta didik dalam mengerjakan soal tes lebih terbuka (Arikunto,

2001 :165). Untuk mengurangi kemungkinan peserta didik memilih

jawaban secara untung-untungan dapat diminimalisasi dengan cara

memberitahu peserta didik tentang rumus-rumus scoring untuk tiap-tiap

jenis butir, di mana pilihan yang salah akan mengurangi skor yang

diperoleh (Suwarto, 2013 : 35)

3. Kelebihan tes lisan adalah dapat digunakan untuk menilai kepribadian

dan kemampuan penguasaan kemampuan peserta didik secara tersirat

maupun tersurat dengan akurat dan jelas karena dilakukan secara face

14

Page 15: Makalah Tes dan Nontes

to face. Kelemahan yang dimiliki adalah timbulnya ketegangan dapat

menyebabkan obyektifitas hasil dan terganggunya konsentrasi peserta

didik yang dapat mempengaruhi jawaban yang disampaikan peserta

didik, selain itu tes ini memerlukan waktu yang lebih lama.

4. Tes tindakan memiliki keuntungan di antaranya cocok untuk mengukur

aspek psikomotor dan pendidik dapat mengamati langsung respon

tindakan yang dilakukan oleh peserta didik. Sedangkan kelemahannya

adalah terjadinya kesalahahpahaman dalam menerima perintah

sehingga menimbulkan kesalahan pula pada respon tindakannya, selain

itu juga membutuhkan waktu yang lebih lama.

2.5. Penerapan Penggunaan Teknik Tes dan Non Tes dalam Evaluasi Pendidikan

1. Tes Subyektif

2. Tes Obyektif

a. Benar-Salah

15

1. Tubuh jamur ada yang tersusun oleh satu sel (uniseluler) atau sebagian

besar tubuh terdiri atas banyak sel (multiseluler). (b)

2. Monera disebut juga kelompok makhluk hidup eukariotik. (s) →

prokariotik

3. Daur hidup jamur mengalami pergiliran keturunan antara fase kawin

(gametofit) dan tak kawin (sporofit), disebut metagenesis. (b)

4. Charles darwin adalah pengembang metode sistem tata nama ganda.

(bapak taksonomi). (s) → carolus linnaeus

5. Tata cara pemberian nama makhluk hidup dikenal dengan istilah atau

sistematika. (s) → binomial nomenklatur.

1. Tuliskan persamaan reaksi dari reaksi zat berikut dan beri namanya!

a. 2-butanol + larutan Kalium dikromat dalam suasana asam

b. 2-etoksi propana + HI

2. Senyawa A dengan rumus molekul C5H12O mempunyai sifat sebagai berikut:

a. bereaksi dengan logam Na membentuk gas hidrogen

b. bereaksi dengan larutan Kalium Permanganat dalam suasana asam membentuk

senyawa B, bila reaksi berlangsung terus senyawa B menjadi senyawa C yang

dapat memerahkan kertas lakmus.

Tentukan nama dan rumus struktur senyawa B tersebut.

Page 16: Makalah Tes dan Nontes

b. Jawaban Singkat

c. Menjodohkan

1Psikologi

perkembangana

Psikologi yang menganalisis tentang tindakan dan

tingkah laku negatif dan kejahatan yang dibuat

oleh manusia.

2 Psikologi kriminal bSuatu ilmu yang mempelajari interaksi sosial dan

hubungan sosial antara individu dan kelompok

3Psikologi abnormal

cYang menguraikan sedikit tentang kegiatan

manusia dan pola belajar serta situasi pendidikan

4Psikologi

pendidikand

Menguraikan tentang kegiatan psikis manusia

mulai dari ia lahir sampai dewasa dan usia lanjut

serta membahas tingkah lakunya pada setiap

periode perkembangan.

5 Psikologi umum e

Psikologi yang khusus mempelajari dan

menguraikan ketidaknormalan psikis yang terjadi

pada individu.

16

Lengkapi pernyataan dan pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang

menurut anda benar!

1. Dorongan utama untuk mengikuti dan mencontoh orang lain yang

dianggapnya pantas disebut dengan………..

2. Interaksi sosial yang anggotanya lebih dari satu dan ada interaksi

face to face antar anggotanya disebut……..

3. Kecendrungan untuk meniru orang lain biasanya disebut…………..

4. Hubungan yang terjadi antar anggota kelompok karena adanya faktor

kesamaan perasaan yang alamiah dan bersifat kekal disebut

dengan…..

5. Sesuatu yang di anggap baik dan benar disebut……..

Page 17: Makalah Tes dan Nontes

d. Pilihan Ganda

17

1. Diketahui matriks A=( 2

1

-14 )

, B=( x+ y

3

2y )

, dan C=( 7

3

21 )

. Apabila B – A = Ct, dan Ct = transpose matriks C, maka nilai x.y = ….a. 10b. 15c. 20d. 25e. 30

2. Diketahui matriks A=( 3

2

05 )

, B=( x

y

-11 )

, dan C=( 0

-15

-15 )

, At adalah transpose dari A. Jika At . B = C maka nilai 2x + y = ….a. – 4b. – 1c. 1d. 5e. 7

3. Matriks X berordo ( 2 x 2 ) yang memenuhi ( 1

3

24 ) X =( 4

2

31 )

adalah ….

a.(-65

-54 )

b.( 5

4

-65 )

c.(-64

-55 )

d.( 4-3

-21 )

e.(12-10

-10-8 )

4. Diketahui matriks A=( 1

3

25 )

, B=(3

1

-24 ), dan P(2x2). Jika matriiks A x P = B, maka

matriks P adalah ….

a.(13-8

-1810 )

b.(21-7

-82 )

c.(-13

8

18-10 )

d.(-21

7

8-2 )

e.( 514

6

12 )Soal Ujian Nasional tahun 2005

5. Diketahui hasil kali matriks ( 4

1

32 ) ( a

c

bd )=(16

9

37 )

. Nilai a + b + c + d = ….a. 6b. 7

Page 18: Makalah Tes dan Nontes

e. Melengkapi

Yang dimaksud dengan hadits, adalah suatu berita tentang (1)…, (2)

…, dan (3) … yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kalimat yang sering digunakan untuk menyandarkan berita kepada

nabi secara langsung adalah (4) …, sedangkan penyandaran yang

tidak langsung adalah (5) … .

3. Non Tes

a. Observasi

Langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat pedoman

observasi langsung adalah sebagai berikut :

terlebih dulu lakukan observasi langsung terhadap suatu proses

tingkah laku.

setelah diketahui, penilai menentukan segi-segi mana dari

perilaku tersebut yang akan diamati sehubungan dengan

keperluannya.

tentukan bentuk observasi tersebut.

18

Mata pelajaran             : PKn

Kelas/Semester            : IV/Genap

Indikator                     : Mengindahkan kepentingan orang lain

No Perilaku yang diamati Hasil pengamatan1 2 3 4 5

1 Mengganggu teman di kelas2 Kataatan peserta didik terhadap peraturan

sekolah3 Menunaikan tugas kelompok

Keterangan

1 = tidak pernah

2 = jarang

3 = kadang-kadang

4 = sering

5 = selalu

Page 19: Makalah Tes dan Nontes

b. Kuisioner

c. Wawancara

19

Nama : ………………………..Kelas : ………………………..Petunjuk Pengisian angket!Pilihlah salah satu jawaban yang sesusai dengan Anda dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.1. Air minum di keluargamu berasal dari ....

a. sumurb. kemasanc. hujand. sungai

2. Air mandi di keluargamu berasal dari ....a. sumurb. kemasanc. hujand. sungai

3. Buku dan alat tulismu disiapkan oleh ....orang tuapembantukakaksaya sendiri

4. Tempat tidurmu dirapikan oleh .... a. orang tuab. pembantuc. kakakd. saya sendiri

5. Setiap hari rumahmu dibersihkan oleh ....orang tuapembantusaudaraseluruh anggota keluarga

Memperoleh informasi mengenai cara belajar siswa dirumah

Bentuk :Bebas

Responden :Siswa yang memperoleh prestasi yang tinggi

Nama siswa :……………….

Kelas :……………….

Jenis kelamin :……………….

Pertanyaan Jawaban siswa Komentar dan kesimpulan hasil

wawancara1. Kapan dan berapa lama anda

belajar dirumah?

2. Bagaimana anda

mempersiapkan diri untuk

balajar secara efektif?

3. Seandainya anda mengalami

kesulitan dalam

mempelajarinya, usaha apa

yang anda lakukan untuk

mengatasi kesulitan tersebut?

Page 20: Makalah Tes dan Nontes

d. Sosiometri

Siswa diminta untuk menuliskan 3 nama teman yang disenanginya di

kelas. Dengan urutan dari atas adalah yang paling disenangi.

e. Otobiografi

20

DAFTAR ISIAN SOSIOMETRI

Nama : …………………………………. (L/P)

Kelas : ………………………………….

Tanggal : ………………………………….

Kriterium : untuk kegiatan belajar kelompok.

Pilihan I : ………………………………….

Alasan : ………………………………….

Pilihan II : ………………………………….

Alasan : ………………………………….

Pilihan III : ………………………………….

Alasan : ………………………………….

Page 21: Makalah Tes dan Nontes

f. Inventory

2.6. Contoh Penerapan Penilaian Menggunakan Teknik Tes dan Non Tes

1. Tes Subyektif

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal subyektif

adalah soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang diteskan,

dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif, soal tidak

mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan,

pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban

serta pedoman penilaiannya, diusahakan agar pertanyaannya bervariasi

antara “jelaskan” “mengapa” “seberapa jauh” agar dapat diketahui lebih

jauh penguasaan peserta didik terhadap bahan, rumusan soal dibuat

21

Page 22: Makalah Tes dan Nontes

sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh tercoba, ditegaskan model

jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Untuk itu pertanyaan

tidak boleh terlalu umum, tetapi harus spesifik.

Menurut Suwarto (2013 : 60), pertimbangan secara umum untuk

membuat tes subyektif adalah : (1) memberikan waktu dan berpikir yang

cukup untuk memprsiapkan tes uraian, (2) pertanyaan harus ditulis sehingga

akan menunjukkan jenis penilaian yang akan diukur, (3) menetapkan suatu

kerangka kerja dalam domain kerja peserta didik, (4) menunjukkan faktor-

faktor yang dapat memajukan penilaian suatu jawaban, (5) jangan

memberikan pertanyaan oposional, (6) pergunakan sejumlah pertanyaan

yang banyak yang mewajibkan jawaban singkat, (7) jangan memulai

pertanyaan uraian dengan kata-kata seperti : daftar/urutkan, siapa, apa,

apakah, (8) sesuaikan panjang jawaban dan kompleksitas pertanyaan serta

jawaban terhadap tingkat kematangan peserta didik, (9) gunakan jenis

pertanyaan yang menarik (pertanyaan menunjukkan kenyataan yang ada),

(10) menyiapkan sebuah kunci scoring, (11) melarang digunakannya tes

uraian dalam pelajaran yang tidak dapat dijadikan pedoman obyektif yang

memuaskan, (12) merumuskan pertanyaan yang akan memberikan jalan

keluar, serta (13) menunjukkan estimasi batas waktu rata-rata untuk setiap

pertanyaan.

Penilaian tes subyektif tidak tergantung pada jawaban yang diberikan

peserta didik saja, namun juga pada berbagai hal yang berkaitan dengan

pihak-pihak yang berlaku sebagai pemeriksa yang memeriksa dan menilai

jawaban tersebut, dan juga pada metode penilaian yang diterapkan. Oleh

karena itu, penilaian pada tes subyektif ini pun juga dipengaruhi oleh

subyektifitas penilai, karena adanya variasi jawaban dari peserta didik. Oleh

karena itu, dalam memberikan penilaian terhadap hasil tes subyektif,

pendidik harus menerapkan metode penilaian yang tepat dengan membuat

pedoman penilaian (rubrik), penilaian difokuskan pada aspek-aspek

penilaian yang penting dan signifikan, tidak membiarkan hal-hal personal

memengaruhi pemberian nilainya, serta menerapkan standar yang seragam

pada semua jawaban. Ada dua metode yang dapat dikembangkan untuk

22

Page 23: Makalah Tes dan Nontes

menilai ujian subyektif, yaitu metode analisis dan metode global (Suwarto,

2013 : 61). Dalam metode analisis, model penilaian jawaban disusun secara

detail dengan pemberian poin-poin pada setiap jawaban. Poin pada masing-

masing soal dapat ditentukan berdasarkan waktu yang diperlukan untuk

menjawab soal, tingkat kerumitan, serta penekanan pada isi yang dibahas

pada suatu soal secara garis besar. Sedangkan dalam metode global yang

disebut juga sebagai metode holistik atau metode rating, pendidik atau

penilai memberi nilai dengan cara memberi pendapat mengenai jawaban

secara global (keseluruhan) terlepas dari beragamnya skala nilai yang

digunakan. Contohnya, seorang guru bisa memberi nilai “bagus”, “rata-

rata”, maupun “kurang”.

a. Contoh penerapan penilaian menggunakan metode analisis

1. Sebutkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merawat alat ukur

mekanis presisi!

2. Jelaskan fungsi dan penggunaan alat dan bahan untuk merawat alat

ukur mekanis presisi!

3. Sebutkan kerugian – kerugian yang ditimbulkan jika alat ukur

mekanis presisi tidak dirawat dan dikalibrasi setelah digunakan!

No

.

Kriteria Skor Skor Maks

1. Siswa menyebutkan 7 alat dan bahan yang diperlukan

untuk merawat alat ukur mekanis presisi

Siswa menyebutkan < 7 dan/atau > 4 alat dan bahan

yang diperlukan untuk merawat alat ukur mekanis

presisi

Siswa menyebutkan < 4 dan/atau > 2 alat dan bahan

yang diperlukan untuk merawat alat ukur mekanis

presisi

10

5-7

2-4

10

2. Siswa menyebutkan 5 fungsi dan penggunaan alat

dan bahan untuk merawat alat ukur mekanis presisi

Siswa menyebutkan 3-4 fungsi dan penggunaan alat

dan bahan untuk merawat alat ukur mekanis presisi

10

6-8 10

23

Page 24: Makalah Tes dan Nontes

Siswa menyebutkan 1-2 fungsi dan penggunaan alat

dan bahan untuk merawat alat ukur mekanis presisi

2-4

3. Siswa menyebutkan 7 kerugian – kerugian yang

ditimbulkan jika alat ukur mekanis presisi tidak

dirawat dan dikalibrasi setelah digunakan

Siswa menyebutkan < 7 dan/atau > 4 kerugian –

kerugian yang ditimbulkan jika alat ukur mekanis

presisi tidak dirawat dan dikalibrasi setelah

digunakan

Siswa menyebutkan < 4 dan/atau > 2 kerugian –

kerugian yang ditimbulkan jika alat ukur mekanis

presisi tidak dirawat dan dikalibrasi setelah

digunakan

10

5-7

2-4

10

JUMLAH 30

Nilai Akhir= Perolehan SkorSkor Maksimal (10)

X 100

b. Contoh penerapan penilaian menggunakan metode global

Nomor Soal

No. Absen

Nama Siswa

Tes Tulis

KRITERIA

Bagus Rata-rata Kurang1 1        

  2        

  3        

2 1        

  2        

  3        

3 1        

  2        

  3        

2. Tes Obyektif

Untuk penilaian pada tes obyektif tidak terlalu rumit jika dibandingkan

dengan penilaian pada tes subyektif. Selain reliabilitas penskorannya

lebih terjamin, waktu serta pelaksanaan penilaiannya pun lebih efektif

dan efisien. Teknik penilaian yang dapat digunakan untuk tes obyektif

di antaranya adalah dengan penerapan sistem denda dan sistem tanpa

24

Page 25: Makalah Tes dan Nontes

denda. Penerapan sistem denda memiliki kelebihan mengurangi

kemungkinan siswa untuk berspekulasi kemungkinan siswa

berspekulasi dalam menjawab soal, namun kelemahan dalam sistem

denda ini adalah adanya kemungkinan siswa memperoleh skor negatif.

Sebaliknya, sistem tanpa denda memiliki kelebihan tidak adanya skor

negatif, dan kekurangannya adanya kemungkinan siswa menjawab soal

secara untung-untungan.

Sistem denda :

Sk = skor yang diperoleh siswa, B = jumlah jawaban benar, S = jumlah

jawaban salah.

Contoh : jumlah butir suatu tes ada 100. Rizqiana dapat menjawab

dengan benar sejumlah 80 butir soal, jawaban yang salah sejumlah 15

butir soal, dan 5 butir soal tidak dijawab. Maka skor untuk Rizqiana

adalah 80-15 = 65.

Sistem tanpa denda :

Contoh : jumlah butir suatu tes ada 100. Yogi dapat menjawab dengan

benar sejumlah 80 butir soal, jawaban yang salah sejumlah 15 butir

soal, dan 5 butir soal tidak dijawab. Maka skor untuk Yogi adalah 80.

3. Non tes

Untuk penilaian non tes dapat dilakukan dengan berbagai cara, di

antaranya :

a. Penilaian menggunakan skala

No. PernyataanSkala

1 2 3 4 5

1Rumah sebaiknya dirawat

kebersihannya setiap hari          

2Kebersihan rumah menjadi tanggung

jawab semua anggota keluarga          

3Ruang kelas perlu dijaga

kebersihannya setiap hari          

4Kebersihan ruang kelas menjadi

tanggung jawab setiap anggota kelas          

25

Sk=B-S

Sk=B

Page 26: Makalah Tes dan Nontes

5

Setiap siswa sebaiknya melaksanakan

tugas piket dengan penuh rasa

tanggung jawab          

6

Anak yang lalai melaksanakan tugas

piket harus menggantinya pada waktu

lain          

7

Ketua kelas tidak perlu melaksanakan

tugas piket karena sudah bertugas

mengatur kegiatan kelas          

KETERANGAN

1 : sangat tidak setuju

2 : tidak setuju

3 : kurang setuju

4 : setuju

5 : sangat setuju

b. Angket (Kuisioner)

Nama : ………………………..

Kelas : ………………………..

Petunjuk Pengisian angket!

Pilihlah salah satu jawaban yang sesusai dengan Anda dengan memberi

tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.

1.      Air minum di keluargamu berasal dari  ....

a.       sumur

b.      kemasan

c.       hujan

d.      sungai

2.      Air mandi di keluargamu berasal dari  ....

a.       sumur

b.      kemasan

c.       hujan

d.      sungai

 3. Buku dan alat tulismu disiapkan oleh ....

26

Page 27: Makalah Tes dan Nontes

a. orang tua

b. pembantu

c. kakak

d. saya sendiri

4.  Tempat tidurmu dirapikan oleh ....

a.       orang tua

b.      pembantu

c.       kakak

d.      saya sendiri

5. Setiap hari rumahmu dibersihkan oleh ....

a. orang tua

b. pembantu

c. saudara

d. seluruh anggota keluarga

27

Page 28: Makalah Tes dan Nontes

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam dunia pendidikan, pendidik memerlukan penilaian menggunakan

teknik tes dan non tes untuk memperoleh angka-angka hasil penilaian. Hasil

penilaian itulah yang akan diberi perlakuan berupa pengukuran dengan

menggunakan perbandingan berupa rerata kelas maupun standar ketuntasan

minimal (SKM). Dari hasil pengukuran itulah pendidik dapat melakukan evaluasi

terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jika hasilnya kurang baik

maka perlu adanya perbaikan pada komponen yang dirasa kurang, bila hasilnya

sudah baik maka dapat dipertahankan atau mungkin dimaksimalkan.

Dalam pelaksanaannya baik teknik penilaian menggunakan tes maupun

tanpa tes tentu memiliki fungsinya masing-masing. Karena perbedaan fungsi

itulah masing-masing teknik penilaian memiliki kelebihan dan kekurangannya

masing-masing, sehingga pendidik harus memenuhi 7 standar ketrampilan dalam

memilih metode penilaian yang cocok, yaitu terampil memilih metode penilaian

paling tepat yang dibutuhkan dan pemahaman tentang keputusan yang harus

diambil dengan mempertimbangkan hasil penilaian, guru harus terampil dalam

mengembangkan metode penilaian yang tepat untuk keputusan instruksional, guru

harus terampil dalam mengelola, mencetak, dan menafsirkan hasil penilaian,

terampil melaksanakan uji scoring, guru harus terampil dalam menggunakan hasil

penilaian untuk membuat keputusan mengenai individu siswa, perencanaan

pengajaran, pengembangan kurikulum, dan perbaikan sekolah, guru harus

terampil dalam mengembangkan prosedur penilaian untuk murid yang valid yang

menggunakan penilaian murid, guru harus dapat berkomunikasi dengan baik

kepada siswa, orang tua, masyarakat awam, dan pendidik lainnya untuk

menginfirmasikan hasil belajar siswa, guru harus terampil dalam mengenali

metode penilaian yang tidak etis, ilegal, dan sebaliknya yang tidak pantas dan

penggunaan informasi penilaian.

28

Page 29: Makalah Tes dan Nontes

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Brown, GW dan Edwin Wondt. 1957. Essentials of Educational Evaluation. New York : Holt Rinehart and Winston.

Mardapi, D. 2004. Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta : Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Nurhidayah & Indreswari, H. 1991. Teknik Pemahaman Individu Non Test (Buku Penunjang Perkuliahan). Malang : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.

Stanley, J.C dan Hopkins, K.D. 1978. Educational and Psychological Measurement and Evaluation. New Delhi : Prentice Hall of India Private Limited.

Suryabrata, S. 1983. Proses Belajar-Mengajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Andi Offset.

Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Thoha, M.C. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Walstad, W.B. 2006. Testing for Depth of Understanding in Economics Ussing Essay Questions. Journal of Economic Education. Washington : Winter

29